Anda di halaman 1dari 18

VALIDITAS DATA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matemarika


Dosen Pengampu :
Naili Luma’ati Noor, M.Pd.

Disusun oleh :
Devita Sari (1910610024)
Muhammad Fikri Maula A’la (1910610030)
Khamidum Majid (1910610038)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
BAB I : …….……………………………………………… 2

PENDAHULUAN : …….……………………………………………… 2

A. Latar Belakang ……………………………………………… 2

B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 2

C. Manfaat ……………………………………………………… 2

BAB II : ………………………………………….…………. 3

PEMBAHASAN : ……………………………………….……………. 3

A. Pengertian Validitas ……………………………………… 3

B. Macam-macam Validitas ……………………………………… 4

C. Cara mengetahui validitasi alat ukur ……………………… 7

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas ……………… 14

BAB III : …………………………………………………….. 16

PENUTUP : …………………………………………………….. 16

A. Kesimpulan ……………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 17

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk
mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis
dari evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu
begitu pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor, tingkat kesukaran,
daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas instrument. 1
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan
mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil
penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara
pelaksanaannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulisan makalah ini akan difokuskan pada
pembahasan tentang “Validitas” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya
validitas dan serta lebih memahami bagaimana mengetahui suatu alat penilaian
dikatakan mempunyai kualitas yang baik.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan validitas?
2. Apa saja macam – macam validitas?
3. Apakah faktor yang mempengaruhi validitas?
4. Bagaimana mengetahui validitas alat ukur?
5. Apa yang dimaskud validitas item dan validitas faktor?
C. Manfaat.
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan validitas
2. Mengetahui macam – macam validitas
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi validitas
4. Mengetahui cara menghitung validitas alat ukur

1
Allen. 1979. Introduction to Measurement Theory. California State Collega B. California

2
5. Mengetahui validitas tes, validitas item dan validitas faktor

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Validitas.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suharshimi Arikunto menjelaskan validitas adalah keadaan
yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa
yang akan diukur.2 sedangkan menurut Menurut Gronlund dan Linn Validitas adalah
ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi, jadi jika data
yang dihasilkan dari sebuah instrument valid, maka dapat dikatakan bahwa istrumen
tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran tetang data secara benar sesuai
dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya jadi jika data yang dihasilkan oleh
instrument benar atau valid, sesuai kenyataan, maka instrument yang digunakan
tersebut juga valid.3
Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau
pengamatan.
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan pada validitas suatu alat ukur
tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang
dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur variabel A
dan kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai
alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes yang dimaksudkan mengukur
variabel A akan tetapi menghasilkan data mengenai variabel A’ atau bahkan B,
dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah untuk mengukur variabel A
dan tinggi validitasnya untuk mengukur variabel A’ atau B.

B. Macam – macam Validitas


2
Suharsimi Arikunto (1995 : 73)
3
Menurut Gronlund dan Linn (1990)

3
1. Validitas Logis.
Istilah validitas logis mengandung kata logis yang berasal dari kata logika yang
artinya penalaran. Validitas logis adalah menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen
yang memenuhi persyaratan valid yang berdasarkan pada hasil penalaran, kondisi valid
tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah di rancang
secara baik, mengikuti teori dan kententuan yang sudah ada. Validitas logis disebut
juga sebagai validitas sampling (sampling validity). Validitas tipe ini menunjuk pada
sejauh mana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur.
Bagian dari alat ukur yang bersangkutan. Validitas logis memang sangat penting
peranannya dalam penyusunan tes prestasi dan penyusunan skala, yaitu dengan
memanfaatkan blue-print atau tabel spesifikasi. Validitas Logis dibagi menjadi 2 yaitu
validitas isi (contect validty) dan Validitas konstrak (construct validity).
a. Validitas isi (contect validity)
Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah
instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi.
Contoh sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan. oleh karena itu materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka
validitas isi sering disebut juga validitas kurikuler. Misalnya untuk siswa kelas I
SMU akan diberikan tes Matematika, maka item-itemnya harus diambil dari
materi pelajaran kelas I, apabila kita sisipkan item – item yang diambil dari
materi pelajaran kelas III maka tes tersebut sudah tidak valid lagi.
b. Konstruksi
Masih tetap mengacu pada kompetensi dasar tetapi berbeda dengan
validitas isi yang mengukur tes dari substansi soal, validitas konstruksi menitik
beratkan pada tes yang setiap butirnya membangun setiap aspek berpikir yang
disebutkan dalam kompetensi dasar. Validitas ini biasanya dipakai untuk
mengukur kesahihan aspek psikologis seperti minat, bakat, kelelahan,
intelegensia dan lain-lain. Dengan demikian validitas konstruksi ini tidak berarti
membangun phisik seperti jembatan, rumah dan lain sebagainya, tetapi bangun
pengertian di sini artinya sejauh mana tes dapat diartikan menurut bangun
pengertian itu. Jadi validitas konstruk tidak membangun secara phisik kelihatan

4
mata, tetapi bangun pengertian konsep. Misalnya dalam kompetensi dasar
tertulis: mahasiswa akan dapat menjelaskan proses “evaluasi diri” minimal 80%
benar. Tes menyiratkan tentang bangun pengertian evaluasi diri.
Selanjutnya untuk menguji validitas konstruksi digunakan:
1) Pengujian validitas konvergen
2) Pengujian validitas diskriminan
3) Pengujian stabilitas dan keajegan.
Pelaksanaan uji validitas konvergen melalui uji empirik, yaitu dengan cara
mengkorelasikan sekor total dengan sekor faktor, diasumsikan bahwa antara sekor total
dengan sekor faktor terdapat korelasi yang signifikan.
Kemudian untuk pengujian validitas diskriminan dengan cara mengkorlasikan tiap-tiap
faktor, artinya sekor faktor yang satu dikorelasikan dengan sekor faktor yang lain,
diasumsikan bahwa masing-masing faktor tidak berkorelasi secara signifikan. Ini berarti
bahwa tiap faktor secara khusus mengukur aspek tertentu. Sedangkan pengujian
stabilitas dan keajegan melalui cara tes ulang dan pengujian konsistensi dengan uji
belah dua. Untuk stabilitasnya dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes
antar kelompok.

c. Validitas Empiris.
istilah validitas empiris memuat kata empiris yang berarti pengalaman.
sebuah instrument dapat dikatan memiliki validitas yang empiris apabila sudah diuji
dari pengalaman. Sebagai contoh sehari – hari seseorang dapat diakui jujur oleh
masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut memang
jujur. Contoh lain, seseorang dapat dikatakan kreatif apabila dari pengalaman
dibuktikan bahwa orang tersebut sudah banyak menghasilkan ide – ide baru yang
diakui berbeda dari hal – hal yang sudah ada, dari penjelasan dan contoh – contoh
tersebut diketahui bahwa validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan
menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi harus
dibuktikan melalui pengalaman.
Validitas empiris dibagi menjadi 2 jenis yaitu : validitas ada sekarang
(concurrent validity) dan validitas prediksi (predictive validity).
1. Validitas ada sekarang (concurrent validity)

5
Menurut Sukardi validitas konkuren derajat Dimana skor dlam suatu tes
dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat, sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto sebuah tes memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman, jika adalah istilah sesuai ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal
ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai
hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada
(ada sekarang, concurrent). Cara – cara membuat tes dengan validitas konkuren
dapat dilakukan dengan beberapa langkah seperti berikut:
a.     Administrasi tes yang barunyang dilakukan terhadap grup atau
anggota kelompok
b.    Cacat tes baku yang ada termasuk beberapa koefisien validitas nya
jika ada.
c.    Hubungkan atau korelasikan dua tes skor tersebut.

2. Validitas prediksi (predictive validty)


 Memprediksi artinya meramal dengan meramal selalu  mengenai hal
yang akan datang jadi sekarang belum terajadi. Menurut Sukardi validitas
prediksi adalah derajat yang menunjukan suatu tes dapat memprediksi tentang
bagaimana baik seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan
yang direncanakan. Sedangkan menurut Suahrsimi Arikunto  sebuah tes
dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang. Misalnya tes masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes yang
diperkirakan mampu meramalkan keberhasilan perserta tes dalam mengikuti
kuliah dimasa yang akan datang. Calon yang tersaing berdasarkan hasil tes
diharpkan mencerminkan tinggi rendah nya kemampuan mengikuti kuliah.
Kriteria telah di identifikasikan dan ditentukan prosedur selanjutnya adalah
menentukan validitas prediksi suatu tes dengan cara seperti berikut:
1. Buat item tes sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
2. Tentukan kelompok yang dijadikan subjek dalam pilot study.
3. Identifikasi kriteria prediksi yang hendak dicapai

6
4. Tunggu sampai tingkah laku yang di prediksi atau variabel kriterion muncul
dan terpenuhi dalam kelompok yang telah di tentukan
5. Capai ukuran – ukuran criterion tersebut
6. Korelasikan dua set skor yang dihasilkan.

Hasil angka beberapa koefisien validitas adalah menunjukan validitas prediksi


terhadap tes yang baru dibuat. Jika koefisien tinggi bearti tes mempunyai
prediksi bagus. Sebaliknya, jika koefisien rendah, berarti tes yang baru sibuat
mempunyai tes prediksi rendah.
C. Cara mengetahui validasi alat ukur
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,
dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik Yang
digunakan untuk review mengetahui kesejajaran Adalah teknik kolerasi prodak saat
Yang dikemukakan Oleh Pearson.
Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
1. Korelasi product moment dengan simpangan, dan
2. Korelasi product moment dengan angka kasar
1.) Rumus Korelasi Product moment dengan simpangan.
Σ xy
r xy =
2 2
√( Σ )( Σ )
x y

Keterangan :
r xy =koefisienkorelasi antara variabel X dan
variabel Y dua variabel yang dikorelasika n
( x= X – X́ dan y=Y −Ȳ )
Σ xy = jumlah perkalian x dan y
X 2 =kuadrat dari x
Y 2=kuadrat dari y

Contoh perhitungan:
Misalkan akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika. Sebagai kriterium

7
diambil nilai rata-rata harian tes matematika adalah X dan nilai tes yang akan dicari
validitasnya adalah Y. (perhatikan tabel berikut).

TABEL PERSIAPAN UNRUK MENCARI VALIDASI TES PRESTASI


MATEMATIKA

ΣX
x̄= =6,5
N
ΣY
Ȳ= =6,38 dibuktikan 6,4
N
x=X − X̄
Y =Y −Ȳ
Dimasukkan ke rumus
Σ xy
r xy =
2 2
√( Σ )( Σ )
x y

2,65
r xy =
√ 3,5× 3,59
2,65
r xy = =0,748
√ 3,545
Indeks korelasi antara X dan Y inilah indeks validasi soal yang dicari
2.) Rumus Produk Moment dengan Akar Kasar
N ( ΣXY )−( ΣX ) ( ΣY )
r xy =
2 2
√ { N ( Σ X )−( ΣX ) } {( Σ Y ) −( ΣY ) }
2 2

8
Dimana :
r xy =¿ koefisien korelasi antara variabel X dan Y dua variabel yang dikorelasikan
Dengan menggunakan data hasil tes prestasi di atas kini dihitung dengan rumus korelasi
product moment dengan angkas kasar.

Dimasukkan ke dalam rumus


N ( ΣXY )−( ΣX ) ( ΣY )
r xy =
2 2
√ { N ( Σ X )−( ΣX ) } {( ΣY ) −( ΣY ) }
2 2

10 × 417,3−( 65 ×63,8 )
r xy =
√ (10 × 426−4225 ) ( 10 × 410,52−4070,44 )
26
r xy = =0745
√ 34,8797
Bila dilihat pada kedua hitungan diatas terdapat perbedaan 0,003 lebih besar pada
simpangan ini wajar karena adanya pembulatan.
Koefisien Korelasi Dalam Uji Validitas.
Koefisien Korelasi adalah sebagai berikut:

 Antara 0,800 sampai dengan 1,00 =  sangat tinggi


 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi
 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup
 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

9
 Antara 0,00 sampai dengan 0,200 = sangat rendah

Korelasi positif menunjukkan adanya hubungan sejajar antara 2 hal:


Misal:
IPA :2357432
Matematika : 4 5 6 8 5 4 3
Kondisi nilai Matematika sejajar dengan IPA karena naik dan turunnya
nilai Matematika mengikuti naik dan turunnya nilai IPA.

Korelasi Negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua hal:


Bahasa Indonesia dengan Matematika
Bahasa Indonesia  : 5 6 8 4 3 2
Matematika              : 8 7 5 1 2 3
Koefisien korelasi terdapat antara -1,00 sampai +1,00. karena dalam perhitungan sering
dilakukan pembulatan angka yang didapatkan 1,00
Penafsiran Harga Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Ada 2 cara yaitu :
 Dengan melihat harga r dan diinterprestasikan misalnya korelasi Tinggi, Cukup
dan sebagainya.
 Dengan mengkonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment sehingga
dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil
dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu
juga arti sebaliknya.

Tabel analisis item Untuk Perhitungan Uji Validitas Item atau validitas butir.

10
Untuk menghitung validitas item nomor 6, dibuat terlebih dahulu tabel persiapannya
sebagai berikut:

X =skor item 6
Y =skor total
Σ X=6
ΣY =46
Σ X 2=6
ΣY 2=288
Σ XY =37

11
( Σ X )2=36
X́ t =0,75
X́ p =0,25
Dimasukkan ke  Korelasi Product Moment  dengan rumus angka kasar:
N ( ΣXY )−( ΣX ) ( ΣY )
r xy =
2
√ { N ( Σ X )−( ΣX ) } {( ΣY
2 2
) −( ΣY )2 }
8 ×37−6 × 46
r xy =
√(8 ×6 ¿−62 )(8 ×288−46 2)¿
20
r xy =
√ 2256
r xy =0,421
Contoh Hitung Uji Validitas Pearson Produk Momen
Koefisien validitas item nomor 6 adalah 0,421. Validitas items tersebut kurang
meyakinkan, validitas tidak tinggi.
Koefisien Korelasi Biserial
Apabila item memili skor 1 dan 0 saja, bisa menggunakan Koefisien Korelasi Biserial.
Responden No.3 memiliki skor total hanya 4, sedangkan No.2 dan No. 4 memiliki nilai
yang sama yaitu 5.
Rumus:
Mp−Mt p
y pbi =
St √ q

Keterangan :
γpbi=koefisien korelasi biserial
Mp=rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari vali ditasnya
Mt=rerata skor total
St=standar deviasi dari skor total
p= proporsi siswa yang menjawabbenar
banyak siswa yang memenjawab benar
p=
jumlah selurh siswa
q= proporsi siswa yang menjawab salah
¿ 1− p

12
Σ Xt
Mt=
N
130
Mt= =65
20

Σ X 2t 2
Σ Xt
S Dt =
N√ −
N( )
2
930 130
S Dt =
√ 20 ( )

20
S Dt =2,11

 Perhitungan Mp dari tiap butir soal 1 sd 10:

13
Menghitung korelasi rpbi

D. Faktor – faktor yang mempengaruhi validitas.

Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid. Beberapa
faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu : Faktor
yang berasal dari dalam tes, Faktor yang berasal dari administrasi dan skor, dan Faktor
yang bersal dari jawaban siswa.

14
1. Faktor yang berasal dari dalam tes.
Beberapa sumber pada umumnya bersal dari faktor internal tes evaluasi
diantaranya sebagai berikut :
a.       Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
mengurangi validitas tes.
b.      Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrument evaluasi, terlalu sulit.
c.       Item – item tes dikontruksi dengan tidak sesuai.
d.      Tingat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa.
e.       Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan
terlalu kurang atau terlalu longgar.
f.       Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sample materi
pembelajaran.
g.      Jawaban masing – masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.

2.  Faktor yang berasal dari administrasi dan skor.


Faktor ini dapat mengurangi validitasi interpretasi tes evaluasi, khususnya tes
evaluasi yang dibuat oleh guru. Berikut beberapa contoh faktor yang sumbernya yang
berasal dari proses administrasi dan skor :
a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan jawaban
dalam situasi yang tergesa – gesa.
b. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan siswa yang
belajar dengan yang melakukan kecurangan.
c. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan semua siswa.
d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, mislanya pada tes essay, juga dapat
mengurangi validitas tes evaluasi.
e. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.
f. Adanya orang lain yang bukan siswa yang termasuk dan menjawab item tes
yang diberikan.
3. Faktor yang bersal dari jawaban siswa.
Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item – item tes evaluasi tidak
valid, karna dipengaruhi oleh jawab siswa dari interpretasi item – item pada tes

15
evaluasi. Sebagai contoh, sebuah tes para siswa menjadi tegang karena guru mata
pelajaran tersebut “killer” galak dan sebagainya. Sehingga siswa yang mengikuti tes
tersebut banyak yang gagal. Contoh lain, ketika siswa melakukan tes penampilan
keterampilan, ruangan terlalu ramai atau gaduh sehingga siswa tidak dapat
berkonsentrasi dengan baik. Ini semua dapat mengurangi nilai validitas instrumen
evaluasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suharshimi Arikunto menjelaskan validitas adalah keadaan
yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang
akan diukur.  Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau
pengamatan.
 Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang
digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-
skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap
butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan
diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah
yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Komaruddin, dkk. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Laboratorium sinar publik press,


2017
Allen. 1979. Introduction to Measurement Theory. California State Collega B.
California
Suharsimi Arikunto (1995 : 73)
Menurut Gronlund dan Linn (1990)

17

Anda mungkin juga menyukai