Anda di halaman 1dari 18

BIOSTATISTIK

(UJI VALIDITASI DAN RELIABILITASI)

DISUSUN OLEH :
Kelompok 7 :
Putri Wulan Sari
Rasidah
Reza Fahlefi
Sri Reno
Suci Desrianti

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah Swt, hanya karena izin-


Nya makalah ini dapat diselesai tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
penulis ucapkan kepada jujungan Nabi Muhammad saw beserta keluarganya,
para sahabatnya dan seluruh insan yang dikehendakinya. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Biostatistik. Materi di dalam makalah ini
menguraikan tentang uji validitasi dan reliabilitasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Biostatistik. Berkat
bimbingan beliau penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa maupun aspek lainnya. Jadi, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan membuka
wawasan pembaca, sehingga dapat memahamidan pembaca dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari makalah ini.

Pekanbaru,05 oktober 2019

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Pegertian Validitasi dan Reliabilitasi ............................................. 4
B. Aspek pengujian Validitasi dan Reliabilitasi ................................. 5
C. Menghitung Validitasi dan Reliabilitasi data riset ......................... 6
BAB III PENUTUP .................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Validitas dan reliabilitas suatu instrumen salah satunya dapat dinilai
melalui uji statistik. Nilai ini dijadikan sebagai dasar keyakinan peneliti
untuk menggunakan instrumen. Dengan nilai ini peneliti yakin bahwa
instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu
menunjukkan konsistensi dalam pengukuran.
Dalam sebuah evaluasi alat yang digunakan digolongkan menjadi
dua macam yaitu tes dan non tes. Muchtar Bukhari dalam bukunya
Teknik-teknik Evaluas mengatakan bahwa tes adalah suatu percobaan
yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil-hasil pelajaran
tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid. Tes itu sendiri
mempunyai dua bentuk yaitu bentuk obyektif (multiple choice) dan bentuk
subyektif (uraian). Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi persyaratan tes yaitu diantaranya adalah tes itu harus
mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Disamping
mencari validitas soal kita perlu juga mencari validitas item. Selain
validitas, sebuah tes dikatakan baik, juga jika mempunyai reliabilitas yang
tinggi. Reliabilitas berhubungan dengan masalah taraf kepercayaan. Suatu
tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau seandainya hasilnya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti
Dalam persyaratan tes, yaitu validitas dan reliabilitas sangat
penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu
karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel
tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.
Tahap-tahap pengukuran dalam penelitian kuantitatif melalui tiga tahap,
yaitu konseptualisasi, identifikasi variabel, dan operasionalisasi konsep.

1
Konseptualisasi merupakan usaha untuk mengembangkan dan
memperjelas arti suatu konsep. Tahap ini dimulai dengan menjelaskan
gambaran mendasar dari suatu konsep melalui kata- kata dan contoh, dan
diakhiri dengan suatu definisi verbal yang akurat tentang suatu konsep.
Tahap identifikasi variabel, merupakan identifikasi wujud dari suatu
konsep atau bergerak dari bahasa konsep ke bahasa variabel. Seperti telah
diketahui bahwa variabel adalah konsep yang memiliki variasi dalam nilai
dan kategorinya. Sedangkan indikator adalah contoh konkrit dari suatu
variabel dengan tingkat abstraksi yang lebih rendah dari variabel. Tahap
operasionalisasi, merupakan tahap ketiga dari pengukuran dalam
penelitian. Pada tahap ini peneliti menjelaskan secara rinci bagaimana unit
analisis yang ada dimasukkan ke dalam nilai atau kategori yang telah
ditetapkan. Untuk melakukan hal itu diperlukan adanya definisi
operasional. Definisi operasional merupakan gambaran rinci tentang
prosedur yang perlu dilakukan dalam memasukkan (menetapkan) unit
analisis ke dalam kategori suatu variabel. Alat ukur yang telah ditetapkan
sebelum digunakan terlebih dahulu harus diuji. Pengujian instrumen
penelitian dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui tentang uji validitas dan reabilitas
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian validitas dan
reabilitas
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang aspek pengujian validitas
dan reabiltas
c. Mahasiswa mampu menghitung validitas dan reabilitas data riset

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian validitasi dan reliabilitasi


Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat
digunakandalam suatu pengukuran. Validitasi merupakan ketetapan
pengukuran suatu instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila
intrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnyamengukur
variabel berat badan dengan alat ukur timbangan, akan dikatakan valid jika
mampu menunjukan dengan tepat berat badana seseorang. Realibilitas adalah
adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Reabilitas pengukuran
dilakukan berkali-kali hasilnya tetap sama (konsisten) Realibilitas
menunjukkan apakah pengukuran meghasilkan data yang konsisten jika
instrumen digunakan kembali secara berulang. Misalnya mengukur jarak dari
suatu tempatke tempat yang lain dengan menggunakan meteran logam dan
langkah. Mana yang lebih konsisten? Meteran logam reliabel dibandingkan
langkah kaki.
Validitas dan reliabilitas suatu instrumen salah satunya dapat dinilai
melalui uji statistik. Nilai ini dijadikan sebagai dasar keyakinan peneliti untuk
menggunakan instrumen. Dengan nilai ini peneliti yakin bahwa instrumen
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu menunjukkan
konsistensi dalam pengukuran. Jika nilai validitas dan relia- bilitas tidak
memadai maka pertimbangkan untuk merevisi instrumen dengan mengurangi
beberapa pertanyaan yang tidak valid atau memperbaiki bahasa yang
digunakan. Selain memperhatikan nilai uji statistik, peneliti juga perlu
memperhatikan beberapa hal seperti: berapa lama waktu yang diperlukan
responden untuk menjawab pertanyaan, apakah responden mengerti bahasa
yang digunakan dalam instrumen dan apakah ada pertanyaan yang tidak
terjawab. Hal ini kemudian dijadikan masukan untuk memperbaiki instrumen.
Perbaikan dan penyempurnaan kemudian dilakukan pada instrumen yang telah
diuji.

3
B. Aspek pengujian validitasi dan reliabilitas
1. Pengujian Validitas
a) Pengujian Validitas Kontruksi (Contruct Validity) Untuk menguji
validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli
diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.
Mungkin para ahli akan memberi pendapat: instrumen dapat digunakan
tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah
tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka
yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti. Setelah
pengujian konstruksi dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba
instrumen.
b) Pengujian Validitas Isi (Content Validity) Pengujian Validitas Isi
(Content Validity) Untuk instrumen yang berbentuk test, maka
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Seorang
dosen yang member ujian di luar pelajaran yang telah ditetapkan,
berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi. Untuk
instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Secara
teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat
variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir
(item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator
c) Pengujian Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya
instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai, maka kriteria

4
kinerja pada instrumen itu dibandingkan dengan catatan-catatan di
lapangan (empinis) tentang kinerja pegawai yang baik. Bila telah
terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di
lapangan maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai
validitas eksternal yang tinggi. Instrumen penelitian yang mempunyai
validitas eksternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian
mempunyai validitas ekstemal yang tinggi pula. Penelitian mempunyai
validitas eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau
diterapkan pada sampel n si lain dalam populasi yang diterliti. Untuk
meningkatkan validitas eksternal selain meningkatkan validitas
eksternal instrumen, maka dapat dilakukan dengan memperbesar
jumlah sampel
2. Pengujian realibilitas
a) Test-retest Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-
retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali
pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya
sama, dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien
korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut stability
b) instrumen ekuivalen Instrumen pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. Sebagai contoh (untuk satu butir
Berapa tahun pengalaman kerja anda di lembaga ini?. Pertanyaan
tersebut dapat ekuivalen dengan pertanyaan berikut. Tahun saja);
berapa anda mulai bekerja di lembaga ini? Pengujian reliabilitas
instrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tatapi instrumennya
dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda.
Reliabiltas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara
data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan
equivalen

5
c) Gabungan Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara
mencobakan dua instrumen yang equivalen itu beberapa kali, ke
responden yang sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan
kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali
penguian dalam waktu yang berbeda, akan dapat dianalisis enam
koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya
positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen
tersebut reliabel
d) Internal Consistency Pengujian reliabilitas dengan internal
consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja,
kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah
dua.

C. Menghitung Validitas dan Reliabilitas data Riset


1. Validitas
Untuk mengetahui validitas suatu instrument (kuesioner) yaitu
dengan cara melakukan korelasi antara skormasing-masing variable
dengan skor total. Suatu variable (pertanyaan) dikatakan valid bila skor
variable berkorelasi secara signifikan dengan skor total. Teknik korelasi
yang digunakan adalah korelasi pearson product moment (r), dengan
keputusan uji :
a. Bila r hitung > r table : Tolak Ho (variable valid)
b. Bila r hitung < r table : Ho gagal ditolak (variable tidak valid)

Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item


dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item.
Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total
menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam
mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2

6
sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Rumus korelasi product moment :

Keterangan :

2. Reliabilitas
Pertanyaan dikatakan reliable apabila jawaban responden terhadap
pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Misalnya jika
jawaban responden tidak setuju jika banyak anak tanpa ber KB dapat
mempertinggi kepercayaan diri, maka jika waktu responden tersebut
ditanya kembali dengan hal yang sama maka ia menjawab konsisten pada
jawaban semula yaitu tidak setuju.
Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas
diantaranya adalah rumus Spearman Brown

Ket :

R 11 : adalah nilai reliabilitas

R b : adalah nilai koefisien korelasi

7
Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik),

di atas 0,8 (baik


contoh :
1. Perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian dengan skor butir
kontimum
a) Menghitung Validitas
Perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian dengan skor butir
kontinum.
Contoh :
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap atau
soal bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan diberi
simbol Xi dan skor total instrumen atau tes diberi simbol X, maka rumus
yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi antara skor butir
instrumen atau soal dengan skor total instrumen atau skor total tes adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
rit= koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
Xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi
Xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut :
Nomor responden Jumlah
1 1 2 3 4 5 6 7
2 5 4 3 5 3 5 3 28
3 5 4 3 4 3 4 3 26
4 4 4 2 4 3 4 3 24
5 4 3 3 3 4 3 4 24
6 5 5 3 4 5 5 4 31
7 3 3 2 3 2 3 1 17
8 3 3 2 3 2 2 2 17
9 3 2 2 3 2 2 2 16

8
10 2 2 1 2 1 2 1 11
11 2 1 1 1 1 1 1 8
Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian :
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631.
Karena nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk
semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi
signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes
dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
b) Menghitung reliabilitas
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas
dengan menggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu:
Keterangan:
koefisien reliabilitas tes
K= cacah butir
=varian skor butir
= varian skor total
Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara
pertama-tama dihitung varian butir sebagai berikut:
Nomor butir Varian butir
1 1,24
2 1,29
3 0,56
4 1,16
5 1,44
6 1,69
7 1,24
Jumlah 8,62
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas
adalah 0,97
2. Perhitungan korelasi butur untuk soal bentuk objektif

9
a. Uji validitas
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif
dengan skor butir soal 0 atau 1)maka kita menggunakan koefesien
korelasi biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung
koefisien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes
adalah :
Keterangan :
Rbis(i) = koefisien korelasi beserial antara skor butir soal nomor I
dengan skor total
Xl = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal
nomor I
Xt = rata-rata skor total semua responden
St = standar deviasi skor total semua responden
Pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor Jumlah
responden 1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 0 0 0 4
2 1 1 0 1 1 1 0 5
3 0 1 1 1 0 0 0 3
4 1 1 0 0 0 0 0 2
5 0 1 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 1 0 6
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 0 0 1 0 0 3

10
10 1 1 1 1 1 0 0 5
Jumlah 7 9 5 6 5 3 1 36
Xt = 3,60
St = 2,107
Nomor butir r-butir r-tabel Status
1 0,70 0,63 Valid
2 0,57 0,63 Tdk valid
3 0,66 0,63 Valid
4 0,81 0,63 Valid
5 0,76 0,63 Valid
6 0,75 0,63 Valid
7 0,54 0,63 Tdk valid

Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan 2 butir
tidak valid oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung
koefisiensi antara skor butir baru (5butir), sebagai berikut :
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut :

Nomor Jumlah
responden 1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 3
2 1 0 1 1 1 4
3 0 1 1 0 0 2
4 1 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 5
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 2

11
10 1 1 1 1 0 4
Jumlah 7 5 6 5 3 26
Xt = 2,6
St = 1,8
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r =
0,631. Karena niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan
skor total untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir
mempunyai korelasi biserial yang signifikan dengan skor total tes.
Dengan demikian maka semua butir tes (5 butir) dianggap valid atau
dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas akan dihitung koefesien reliabilitas dengan
menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut:
Keterangan:
Tii=koefesien reliabilitas tes
K = cacah butir
Piqi = varian skor butir
Pi = roporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
=varian skor total
Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:
Pertama-tama dihitung varian butir (piqi) sebagai berikut:
Nomor butir pi qi piqi
1 0,7 0,3 0,21
3 0,5 0,5 0,25
4 0,6 0,4 0,24
5 0,5 0,5 0,25
6 0,3 0,7 0,21
Jumlah 1,16
St = 3,24

12
Jadi koefisiensi reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas
adalah 0,80

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Uji Reliabilitas, berhubungan dengan masalah ketetan hasil tes. Atau
seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti. Reliabilitas atau biasa juga disebut sebagai
kehandalan suatu tes mengacu pada derajat suatu tes yang mampu
mengukur berbagai atribut secara konsisten
2. Uji Validitas biasa juga disebut sebagai keaslian suatu tes adalah
mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau
dimensi yang dimaksudkan untuk diukur.
B. Saran
Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami tentang uji
validitasi dan reliabilitasi kesehatan agar bisa mengaplikasikannya dengan
baik pada saat membuat proposal ataupun skripsi nanti

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, eko. 2002. Biostatika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat.


Jakarta : EGC
Hasan m.iqbal. 2002. Pokok-pokok materi statistic 1. Jakarta : Pt. Bumi Aksara
Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan
praktiknya.Jakarta: Bumi Aksara.
Dharma.Kelana Kusuma, 2015.Metodologi Penelitian Keperawatan.Jakarta:Trans
Info Media.

15

Anda mungkin juga menyukai