Anda di halaman 1dari 11

ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

“Validitas Empiris”

Oleh Kelompok 2 :

Ni Putu Putri Utami :2015081004

Sindi Jannati Isnawati :2015081010

Nurhayati Anggraini Saputri :2015081014

Putu Wika Aryantini :2015081017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL SENI KULINER

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRY

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Validitas Empiris” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada Mata Kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Validitas Empiris bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd.


selaku Dosen pada Mata Kuliah Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni. Saya dan teman-teman juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 21 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... .iii
BAB I ( PENDAHULUAN ) ................................................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 2
1.3. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 2
BAB II ( PEMBAHASAN ) .................................................................................................3
2.1 Pengertian Validitas….....................................................................................................3
2.2 Pengertian Validitas Empiris.......................................................................................... 4
2.3 Contoh-Contoh Validitas Empiris ................................................................................. 6
BAB III ( PENUTUP ) ........................................................................................................ 7
3.1. KESIMPULAN ............................................................................................................ 7
3.2. SARAN .........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..8

iii
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 . LATAR BELAKANG

Dalam melakukan evaluasi diperlukan sebuah alat evaluasi. Alat evaluasi tersebut harus
sahih. Sahih memiliki artian bahwa alat evaluasi tersebut harus mampu mengukur dengan tepat
apa yang harus diukur. Kesahihan tersebut dikatakan sebagai validitasnya. Maka oleh karena itu,
ada sesuatu yang harus memilih alat evaluasi yang memenuhi kriteria validitas itu sendiri.
Mengevaluasi dapat diumpamaan sebagai kegiatan memotret gambar atau sesuatu. Gambar atau
foto dapat dikatakan baik apabila sesuai dengan tampilan yang ditampilkan. Hasil dari
pemotretan tersebut diketahui dengan evaluasi data. Data evaluasi yang baik sesuai dengan
kenyataan disebut data valid. Agar dapat memperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk
mengembangkannya tentunya harus valid. Tetapi alat evaluasi yang telah memenuhi validitasnya
tidak berlaku universal, karena hal ini didasarkan pada situasi tujuan penilaian. Alat penilaian
yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu saja tidak otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Perlu diketahui bahwa uji validitas meliputi beberapa jenis yaitu validitas isi, validitas bangun
pengertian, validitas ramalan, dan validitas ada sekarang.

Data yang kurang memiliki validitas , maka akan menghasilkan kesimpulan yang bias
dan kurang dengan apa yang seharusnya dihasilkan, bahkan jika sebuah data kurang memiliki
validitas dapat menyebabkan sebuah keajaiban dengan kelaziman. Untuk membuat alat ukur itu
sendiri diperlukan suatu kajian teori, pendapat para ahli, serta pengalaman-pengalaman yang
kadangkala diperlukan bila definisi variabel operasionalnya tidak ditemukan dalam teori. Alat
ukur atau instrument yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki validitas, agar data yang
diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas. Validitas dikatakan
sebagai aspek kecermatan didalam suatu pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tentu tidak
hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang
cemat data itu sendiri. Yang dimaksud dengan cermat disini yaitu berarti bahwa pengukuran itu
dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang terkecil-kecilnya antara subjek yang satu
dengan yang lain.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah yang
akan dikaji dalam makalah ini:

1. Apa yang dimaksud dengan Validitas?


2. Apa yang dimaksud dengan Validitas Empiris?
3. Apa saja contoh-contoh dari Validitas Empiris?

1.3 TUJUAN

Penulisan makalah yang berjudul “Validitas Empiris” ini kiranya bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai materi yang dibahas dalam makalah
ini.

2
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN VALIDITAS

Validitas itu sendiri berasal dari kata "validity" yang memiliki makna yaitu sejauh mana
suatu ketepatan dan juga kecermatan alat ukur didalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas
dapat dikatakan sebagai ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan maupun kesahihan suatu
instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang terlibat dalam instrumen
dalam mengumpulkan data. Validitas juga dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran untuk
mencermat suatu tes dan melakukan fungsi ukurnya. Ilustrasi dari validitas itu sendiri dapat
dilihat ketika ingin mengukur kemampuan siswa dalam matematika. Kemudian peserta tersebut
diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan yang berbelit-belit sehingga sukar untuk
ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab, hal ini dikarenakan peserta didik
tidak memahami pertanyaannya. Contoh lain adalah ketika peneliti ingin mengukur kemampuan
berbicara, tapi dittanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak. Pengukur
tersebut tidak tepat atau tidak valid. Hal ini disebabkan karena validitas tidak berlaku universal
karena bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu
tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.

Validitas dalam tes pada dasarnya merujuk pada derajat fungsi pengukuran dari suatu tes itu
sendiri, atau dapat berasal dari derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas dalam suatu tes
mempemasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Hal ini
dapat dikatakan sebagai seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat atau
keadaan yang sesungguhnya dari objek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes yang
bersangkutan. Suatu tes yang valid memiliki tujuan tertentu atau pengambilan keputusan
tertentu, oleh karena itu hal ini tidak memungkinkan untuk tujuan atau pengambilan keputusan
lain. Jadi validitas dalam suatu tes, harus selalu sibuk dengan berbagai tujuan atau pengambilan
keputusan tertentu. Misalnya adalah tes masuk sekolah atau perguruan tingga yang dimana harus
selalu dekat dengan seberapa jauh tes masuk tersebut dapat mencerminkan prestasi atau hasil
belajar para calon peserta didik atau mahasiswa baru setelah belajar nanti.

3
Validitas ini menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau
instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsionalitas perilaku sampel yang
dikenai tes tersebut. Artinva tes dapat dikatakan valid apabila butir-butir tes itu menceminkan
keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional.
Ketepatan pada validitas suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut
mencapai tujuan pengukuran yang tepat. Suatu tes yang variabel untuk mengukur variabel A dan
kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai A, dikatakan sebagai alat yang memiliki
validitas yang tinggi. Oleh karena itu ketelitian dalam melakukan validitas yang sangat
dibutuhkan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan. Validitas dapat dibedakan
menjadi dua yaitu validitas logis dan validitas empiris.

Fungsi dan kegunaan Validitas sendiri adalah untuk mengetahui sejauh mana ketetapan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya agar data yang
diperolah relevan atau sesuai dengan tujuan diadakanya pengukuran tersebut.

2.2. VALIDITAS EMPIRIS

Istilah "Validitas Empiris" memuat kata "empiris" yang artinya "pengalaman". Sebuah
instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman.
Analisis secara kuantitatif pada analisis karakteristik pengujian internal melalui data yang
diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif meliputi parameter tentang
tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas. Khusus soal-soal pilihan ganda, dua parameter
tambahan yaitu dilihat dari peluang untuk menebak atau menjawab soal benar dan bekerja
tidaknya pilihan jawaban, yaitu penyebaran semua jawaban alternatif dari subyek-subyek yang
dites. Salah satu tujuan analisis adalah untuk meningkatkan kualitas, yaitu apakah suatu hal dapat
diterima karena didukung oleh data statistik yang memadai, diperbaiki karena terbukti terdapat
beberapa kelemahan atau bahkan tidak digunakan sama sekali karena terbukti tidak bekerja sama
sekali.

Sebagai contoh sehari-hari, sesorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila dalam
pengalaman yang dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur. Contoh lain, seseorang dapat
dikatakan kreatif jika dari pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut sudah banyak
menghasilkan ide-ide baru yang diakui berbeda dari hal-hal yang sudah ada. Dari penjelasan dan
contoh-contoh tersebut diketahui bahwa validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan
menyusun instrumen berdasarkan seperti halnya validitas logistik, tetapi harus dibuktikan
melalui pengalaman.

4
Ada dua macam validitas empiris, yakni ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Pengujian tersebut dilakukan dengan
membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan dengan kriteria atau sebuah ukuran.
Kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondisi instrumen yang dimaksud ada dua cara,
yaitu yang sudah tersedia dan yang belum ada tetapi akan terjadi pada waktu yang akan datang.
Bagi instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah ada tersedia, yang sudah
ada disebut memiliki validitas "ada sekarang", yang ada dalam istilah bahasa inggris disebut
memiliki concurrent validity. Selanjutnya instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriterium
yang diramalkan akan terjadi, disebut memiliki validitas ramalan atau validitas prediksi, yang
dalam istilah bahasa inggris disebut memiliki prediktif validitas.

a. Validitas "ada sekarang" Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman.
Jika ada istilah "sesuai" tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil tes
dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah
berakhir sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang,
konkuren).
Dalam membandingkan hasil sebuah tes yang diperlukan suatu kriterium atau alat
banding. Maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan. Untuk jelasnya di bawah
ini dikemukakan sebuah contoh. Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes
sumatif yang disusun sudah valid atau belum. Untuk ini diperlukan sebuah kriteria masa
lalu yang sekarang dimiliki datanya. Misalnya nilai ulangan harian atau nilai ulangan
sumatif yang lalu.
b. Validitas prediksi (predictive validity) Memprediksi artinya meramal, dengan meramal
selalu mengenai hal yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan memiliki kemampuan untuk
meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Misalnya tes masuk Pergunuan Tinggi adalah sebuah tes yang diperkirakan mampu
meramalkan keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah di masa yang akan datang.
Calon yang tersaring berdasarkan hasil tes diharapkan mencerminkan tinggi rendahnya
kemampuan mengikuti kuliah. Jika nilai tesnya tinggi tentu menjamin keberhasilannya
kelak. Sebaliknya seorang calon dikatakan tidak lulus tes karena nilai tes yang rendah
seperti yang diperkirakan tidak akan mampu mengikuti perkuliahan yang akan datang.
Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah
peserta mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi. Jika ternyata siapa yang memiliki nilai
tes lebih tinggi gagal dalam ujian semester 1 dibandingkan dengan yang sebelumnya nilai
tesnya lebih rendah maka tes masuk yang dimaksud tidak memiliki validitas prediksi.

5
2.3. CONTOH-CONTOH VALIDITAS EMPIRIS

- Sebagai contoh sehari-hari, sesorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila dalam
pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur.
- Seseorang dapat dikatakan kreatif apabila dari pengalaman dibuktikan bahwa orang
tersebut sudah banyak menghasilkan ide-ide baru yang diakui berbeda dari hal-hal yang
sudah ada.
- Seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum.
Untuk ini diperlukan sebuah kriteria masa lalu yang sekarang dimiliki datanya. Misalnya
nilai ulangan harian atau nilai ulangan sumatif yang lalu.

6
BAB III.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Validitas dapat dikatakan sebagai ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan maupun
kesahihan suatu instrument. Istilah kata empiris memuat kata yang artinya pengalaman. Sebuah
instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah di uji dari pengalaman.
Validitas empiris mempunyai dua cara yang dapat dilakukan untuk menguji bahwa sebuah
instrumen memang valid yaitu validitas “ ada sekarang” dan validitas prediksi. Adapun contoh
dari validitas empiris yaitu sesorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila dalam
pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur.

3.2 Saran

Pemaparan yang ada dalam makalah ini selalu saya tunggu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sekalian.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-validitas/

https://www.sumberpengertian.id/pengertian-validitas

http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/06/validitas-logis-dan-
empiris-evaluasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai