Anda di halaman 1dari 18

VALIDITAS DAN REABILITAS TES

Dosen pengampuh : Richway M.Pd.I

Di Susun Oleh :
Aldi Pratama

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


(STIT/YPI LAHAT)
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan Laporan tentang “Validitas dan
Reliabilitas Tes Hasil Belajar” dengan tepat waktu dan terselesaikan dengan baik.
Salah satu hikmah dari laporan ini ialah Mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana cara uji validitas dan reliabilitas suatu tes. Dimana dalam mengajar guru
juga mempunyai panduan untuk mengajarkan kepada siswa pelajaran mana yang
sesuai dengan aturan hukum di Indonesia, serta tanpa mengabaikan kurikulum yang
sedang berlaku saat ini.
Makalah ini disusun agar dapat memenuhi syarat mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran.Makalah ini memuat mengenai penelaahan kurikulum dan perangkat
yang terdapat pada pembelajaran. Diharapkan Pembaca dapat memahami isi dari
laporan ini kemudian dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dan wadah untuk
belajar.
Penulis menyadari bahwa masih banyak dijumpai kekurangan pada makalah
tentang “Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar” ini.Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kekurangan dan kesalahan tersebut. Semoga buku ini dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya

Lahat, 28 Maret 2023

Aldi Pratama

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..........................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
..........................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................................................................................
1
A. Latar belakang..................................................................................................
1
B. Rumusan masalah.............................................................................................
1
C. Tujuan...............................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
..........................................................................................................................................
2
A. Karakteristik Tes Hasil belajar ........................................................................
2
B. Validitas Tes Hasil Belajar...............................................................................
2
C. Faktor-faktor Mempengaruhi Validitas............................................................
5
D. Reliabilitas Tes hasil Belajar............................................................................
5
BAB III PENUTUP
..........................................................................................................................................
13
A. Kesimpulan.......................................................................................................
13
B. Saran.................................................................................................................
13
iii
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................................................................
14

iv
..........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan
evaluasi sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga
hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang
diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten
dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran satu ke
pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan
kesimpulan yang bisa kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja
bertentangan dengan kelaziman. Dengan demikian inti penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria,
maka penulisan makalah ini berfokuskan pada pembahasan tentang “ Validitas dan
Relibilitas tes” agar dapat lebih memahami apa itu Validitas dan Reliabilitas serta
lebih memahami bagaimana suatu alat penilaian dikatakan berkualitas baik 1
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana karakteristik tes hasil belajar dengan baik ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Validitas tes hasil belajar ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Reliabilitas tes hasil belajar ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi Reliabilitas tes hasil belajar ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat menguraikan tujuan dari masalah
tersebut yaitu:
1. Untuk mengetahui karakteristik tes hasil belajar yang baik
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Validitas tes hasil belajar
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi validitas tes hasil belajar
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Reliabilitas tes hasil belajar
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Reliabilitas tes hasil belajar

1
Amanda, Yanuar, and Devianto, “Uji Validitas Dan Reliabilitas Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat
Kota Padang.”

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tes Hasil belajar


Tes sebagai salah satu teknik pengukuran dapat didefinisikan A test will be
defined as a systematic procedure for measuring a sample of an individual’s
behaviour (Brown,1970:2). Definisi tersebut mengandung dua hal pokok yang perlu
di perhatikan dalam memahami makna tes, yaitu Pertama adalah kata systematic
procedure yang artinya bahwa suatu tes harus disusun, dilaksanakan
(diadministrasikan) dan diolah berdasarkan aturan-aturan tertentu yang telah
ditetapka. Kedua adalah measuring of an individual’s is behaviour yang artinya bahwa
tes itu hanya mengukur suatu sampel dari suatu tingkah laku individu yang dites. Tes
tidak dapat mengukur seluruh (populasi) tingkah laku, melainkan terbatas pada isi
(butir soal) tes yang bersangkutan.
Validitas berkaitan dengan apakah suatu tes mengurkur dan untuk siapa tes itu
layak digunakan. Sedangkan Reliabilitas mengacu pada konsisiten yang dapat
diestimasikan dari data (skor) dengan menggunakan teknik statistic yang diperoleh
dari koefisien kolerasi. Koefesien kolerasi menunjukan angka desimal atara 0,00
sampai 1,00. Angka yang mendekati 0,00 menunjukan Validitas atau Reliabiltas
rendah. Sedangkan angka yang mendekati 1,00 menunjukan Validitas dan Reliabilitas
tinggi. Spesifikasi kondisi di dalam ujian juga menjdai karakteristik penting bagi tes
standart.2
B. Validitas Tes Hasil Belajar
1. Pengertian Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan
suatu instrument. Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi
instrumen. Instrument dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur (Menurut Sugiyono (2008:363). Konsep validitas
tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas
konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria.3
a. Validitas isi (content validity)

2
Muthmainnah, “KARAKTERISTIK BELAJAR ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.”
3
L.E. Darmayanti, N.K. Suarni, and I.B.P. Arnyana, “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR IPS DAN
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD.”

vi
menunjukkan sejauhmana pertanyaan, artinva tes itu valid apabila butir-butir
tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang
seharusnya dikuasai secara proporsional. Validitas isi mendasarkan pada analisis
logika, tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara statistika.
b. Validitas konstruk (construct validity)
adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu
mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau
definisi konseptual yang telah ditetapkan. Untuk menentukan validitas konstruk
dilakukan proses penelaahan teoretik dari suatu konsep dari variabel yang hendak
diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai
kepada penjabaran dan penulisan butir-butir instrumen.
c. Validitas empiris
Validitas empiris atau validitas kriteria adalah validitas berdasarkan kriteria,
baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Validitas empiris diperoleh melalui
hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden yang akan
dievaluasi atau diteliti. Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu sendiri yang
menjadi kriteria, sedang kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain di
luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Validitas yang ditentukan
berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal sedangkan validitas yang
ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitas eksternal.4
2. Teknik- Teknik Validitas Tes
Dalam menentukan tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasional atau belum,
dapat dilakukan penelurusan yaitu :
a. Validitas Muka (Face Validity)
adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan
pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak
sesuai dengan apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan maka validitas muka telah
terpenuhi
b. Validitas Isi ( Content Validity)
Validitas isi merupakan validitas yang dilihat dari dari segi tes itu sendiri sebagai
alat ukur hasil belajar. Sejauh mana hasil belajar peserta didik, isinya sudah dapat
mewakili secara menyeluruh terhadap materi yang seharusnya diujikan. Oleh karena

4
Mudanta, Astawan, and Jayanta, “Instrumen Penilaian Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V Sekolah Dasar.”

vii
itu, materi yang diajarkan pada umumnya terdapat dalam Garis-GarisBesar Program
Pengajaran, yang merupakan penjabaan dari kurikulum yang telah ditentukan. Dalam
prakteknya, validitas isi dari suatu hasil belajar dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar dengan tujuan
intruksional khusus yang sudah ditentukan oleh masing-masing mata pelajaran. Jika
analisi secara rasional tersebut menunjukkan hasil yang sesuai dengan tujuan
intruksional khusus didalam tes hasil belajar, maka tes hasil belajar yang sedang diuji
validitas isinya dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang telah memiliki validitas isi.
c. Validitas Empiris (Empirical Validity )
Validitas empiris adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung
dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran. Sebuah instrument dapat
dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. contoh,
seorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila pengalaman dibuktikan bahwa
orang tersebut memang jujur. Validitas empiris tidak dapat diperoleh henya dengan
menyusun instrument berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi
harus dibuktikan melalui pengalaman.
d. Validitas Kontruksi ( construct validity)
Pengertian secara etimologis kata montruksi bermakna susunan, kerangka, atau
rekaan. Dapat dipahami bahwa, validitas kontruksi merupakan validitas yang ditilik
dari segi susunan, kerangka, atau rekaan. Secara terminologis, suatu tes belajar
dinyatakan sebagai tes yang memiliki validitas kontruksi, jika tes hasil belajar tersebut
ditinjau dari segi susunan, kerangka, atau keraannya, telah dapat secara tepat
mencerminkan suatu kontrusi dala teori psikologis. Maksudnya bahwa seorang
peserta didik dapat dirici dalam beberapa ranah tertentu. Misalnya, Benjamin Bloom
yag membagi dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.
e. Validitas Faktor ( Factorial Validity)
Validitas Faktor adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-faktor yang
yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, dimana
validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor. Fungsi dari
validitas faktor ini adalah untuk mengetahui kevalidan dari pokok-pokok bahasan atau
materi. Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok-pokok bahasan yang
mungkin sekelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.

viii
C. Faktor-faktor Mempengaruhi Validitas
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu evaluasi sehingga menjadi
bias, menyimpang dari keadaan yang sebenarnya untuk suatu penggunaaan yang
dimaksudkan. Beberapa diantaranya adalah berasal dari dalam alat evaluasi itu
sendiri. 5Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar matematika, faktor-
faktor ini akan dapat mengurangi fungsi pokok uji sesuai dengan yang diharapkan
segingga bisa merendahkan validitas alat evaluasi tersebut. Faktor – faktor yang di
maksud adalah antara lain :
1. Petunjuk yang tidak jelas
2. Perbendaharaan kata dan struktur kalimat yang sukar
3. Penyusunan soal yang kurang baik
4. Kekaburan
5. Derajat kesukaran soal yang tidak cocok
6. Materi tes tidak representatif
7. Pengaturan soal yang kurang tepat
8. Pola jawaban yang dapat diidentifikasi

D. Reliabilitas Tes hasil Belajar


Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa
inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat di percaya. “reliabilitas”
merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti
seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya.
Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan
(konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk

5
L.E. Darmayanti, N.K. Suarni, and I.B.P. Arnyana, “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR IPS DAN
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD.”

ix
menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi
yang berbeda-beda.
1) Tipe-tipe Reliabelitas
a. Relibalelitas Dengan Tes-Retes
Adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke
waktu. Tes-Retes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan
satu tes evaluasi yang dilaksanakan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan
pengukuran. Tes-Retes untuk mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes
mengukur apa yang ingin diukur (Sukardi, 2008). Dalam menggunakan teknik atau
metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tapi dicobakan dua kali. Metode ini
dapat disebut juga dengan single-test-double-trial-method. 6
 Langkah-Langkah Reliabilitas Tes-Retes

1. Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
2. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu,
lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
3. Korelasikan kedua hasil tes tersebut.
4. Jika hasil koefisien menunjukkan tinggi, berarti reliabilias tes adalah
bagus.
5. Jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah
(Sukardi, 2008).
6. Reliabilitas Bentuk Alternatif (Alternate-forms method (parallel forms).
7. Adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran
dan susunan, tetapi butir-butirnya berbeda. Arikunto (1997:)
8. Langkah-Langkah Reliabilitas Dengan Bentuk Belah Dua
9. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
10. Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum
dengan membagi item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor
genap pada kelompok tersebut.
11. Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan
item ganjil.

6
Ardila and Hartanto, “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA MTS ISKANDAR MUDA BATAM.”

x
12. Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang
relevan dengan teknik pengukuran (Sukardi, 2008).
Reliabilitas ini diukur menggunakan Kuder-Richardson, biasanya Formula-20
(KR-20) atau Formula-21 (KR-21). Kedua rumus ini hanya dapat dipakai untuk tes
yang aitem-aitemnya diskor dikotomi, yaitu benar atau salah, 0 atau 1.
Rumus KR-20

R11 = reliabilitas instrumen


P = proposi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proposi subjek yang menjawab item dengansalah (q=1- p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyak item
s = standar deviasi dari tes
Rumus KR-21

Keterangan
R11 = reliabilitas instrumen
M = mean atau rerata skor total

b. Reliabilitas Belah Separuh (Split-Half Reliability)


Menurut Sukardi (2008: 47) Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang
mengukur konsistensi internal. Konsistensi internal adalah salah satu tipe reliabilitas
yang didasarkan pada keajegan dalam setiap item tes evaluasi. Relibilitas belah dua
ini pelaksanaanya hanya satu kali.
Langkah-Langkah Reliabilitas Dengan Bentuk Belah Dua
1. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
2. Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum dengan
membagi item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor genap pada
kelompok tersebut.
3. Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item
ganjil.

xi
4. Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan
dengan teknik pengukuran (Sukardi, 2008).
Koefisien reliabilitas belahan tes dinotasikan dengan dan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (2) yaitu korelasi angka kasar Pearson. Selanjutnya koefisien
reliabilitas keseluruhan tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown, yaitu:

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:


0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang
0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah
-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)

c. Reliabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien Alpha


Metode ini didasarkan pada konsistensi respons terhadap semua butir soal dalam
tes. Konsistensi antar soal ini dipengaruhi oleh dua sumber varians kesalahan :
1. pencuplikan isi (sebagaimana dalam bentuk alternatif dan reliabilitas belah
separuh) ; dan
2. heterogenitas dari domain yang disampelkan. Semakin homogen domainnya,
semakin tinggilah konsistensi antar soal.
Dari berbagai rumus yang diturunkan dalam artikel aslinya, rumus yang paling luas
diterapkan, umumnya dikenal sebagai “rumus 20 Kuder-Richardson”, adalah sebagai
berikut :
Rumus KR-20

xii
R11 = reliabilitas instrumen
P = proposi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proposi subjek yang menjawab item dengansalah (q=1- p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyak item
δ = standar deviasi dari tes
Rumus Kuder-Richardson dapat diterapkan pada tes-tes yang soal-soalnya diskor
benar atau salah, atau tergantung pada suatu sistem all or none (semua atau tidak sama
sekali) lainnya.

d. Reliabilitas Pemberi Skor


Reliabilitas pemberi skor dapat ditentukan dengan memiliki sampel lembaran tes yang
diskor secara terpisah oleh dua penguji. Dengan demikian dua skor yang didapatkan
oleh masing-masing peserta tes ini kemudian dikorelasikan dengan cara biasa, dan
koefisien korelasi yang dihasilkannya adalah ukuran reliabilitas pemberi skor. Jenis
reliabilitas ini umumnya dihitung ketika instrumen-instrumen yang diskor secara
subjektif digunakan dalam riset.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Instrumen


Menurut Sukardi (2008:51-52) koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu
penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu
jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di antaranya sebagai berikut:
1. Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item
materi pembelajaran diukur.
2. Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh
bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi
sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliable.
3. Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa,
cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4. Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa
dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.

F. Menguji validitas dan reliabilitas suatu tes


xiii
1. Menguji validitas tes
Menurut Peason,ada dua teknik untuk menguji validitas tes yaitu teknik korelasi
produk dengan simpangan dan teknik korelasi produk dengan angka kasar.
Korelasi product moment dengan simpangan. Digunakan untuk angka-angka kecil,
tetapi kadang pecahannya rumit. Jika skor rata-ratanya (mean) pecahan,
simpangannya cenderung banyak pecahan.

TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN VALIDITAS ITEM


No. Nama Butirsoal/ Item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1. Alfin 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
2. Reka 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
3. Marcel 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4. Aris 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5
5. Vika 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
6. Dion 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4
7. Zahra 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
8. Babul 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
9. Amel 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5
10. Asmi 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7

Keterangan :
Skorbenar : 1 Skorsalah : 0

Nilai Skor total


Nama Ulangan 1 X2 Y2 XY
Siswa (X) (Y)
Alfin 1 8 1 64 8
Reka 0 5 0 25 0
Marcel 0 4 0 16 0
Aris 1 5 1 25 5
Vika 1 6 1 36 6

xiv
Dion 1 4 1 16 4
Zahra 1 7 1 49 7
Babul 0 8 0 64 0
Amel 1 5 1 25 5
Asmi 1 7 1 49 7
Jumlah 7 59 7 369 42
Keterangan:
X: Skor item nomor 1 Y: skor total

Korelasiproduct moment dengan simpangan data diatas:

r xy=
∑ xy
¿¿
Keterangan :
r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y. ( x=X −x dan y=Y − y )

∑ xy = Jumlah perkalian antara x dan y.

Korelasi produk dengan angka kasar


N ∑ XY −( ∑ X)( ∑ Y )
Rumus :r xy =
√ {N ∑ X −(∑ X )}{N ∑ Y −( ∑ Y ) }
2 2 2 2

Keterangan:
r xy : koefisienkorelasiantaravariabel X danvariabel Y
Korelasi product dengan angka kasar data diatas:
N ∑ XY −( ∑ X)( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X −(∑ X )}{N ∑ Y −( ∑ Y ) }
2 2 2 2

10 ( 42 )−(7)(59)
r xy = ¿
√ {10 ( 7 )−7 }{10(369)−59 ¿ } 2

420−413
r xy =
√ { 70−7 } {3690−3481 }
7
r xy =
√ { 63 } {209 }
7
r xy =
√13167

xv
7
r xy =
114.74

r xy =0.0061

2. Menguji reliabilitas tes

Reliabilitas Tes Uraian


Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:


0,80 < r11 < 1,00 reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 < 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 < 0,60 reliabilitas sedang
0,20 < r11 < 0,40 reliabilitas rendah.
-1,00< r11 < 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable).

xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana pengertian validitas adalah derajat kemampuan sesuatu tes
mengukur apa yang hedak diukur. Prinsif validitas adalah pengukuran atau
pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data.
Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih
menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti
seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya.
B. Saran
Seorang peneliti sebaiknya menggunakan alat pengukuran data yang valid dan reliabel
dalm mengadakan penelitian.

xvii
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Livia, Ferra Yanuar, and Dodi Devianto. “Uji Validitas Dan Reliabilitas
Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Kota Padang.” Jurnal Matematika UNAND 8,
no. 1 (July 5, 2019): 179. https://doi.org/10.25077/jmu.8.1.179-188.2019.

Ardila, Ayu, and Suryo Hartanto. “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


RENDAHNYA HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTS ISKANDAR
MUDA BATAM.” PYTHAGORAS: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika 6,
no. 2 (November 2, 2017). https://doi.org/10.33373/pythagoras.v6i2.966.

L.E. Darmayanti, N.K. Suarni, and I.B.P. Arnyana. “PENGEMBANGAN TES


HASIL BELAJAR IPS DAN KUESIONER MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS
IV SD.” Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Indonesia 11, no. 1 (April 29,
2021): 21–31. https://doi.org/10.23887/jpepi.v11i1.274.

Mudanta, Kadek Arya, I Gede Astawan, and I Nyoman Laba Jayanta. “Instrumen
Penilaian Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar.”
Mimbar Ilmu 25, no. 2 (July 13, 2020): 101. https://doi.org/10.23887/mi.v25i2.26611.

Muthmainnah, Herawati. “KARAKTERISTIK BELAJAR ANAK USIA DINI


DALAM PERSPEKTIF ISLAM.” Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak 5, no. 1
(February 13, 2020). https://doi.org/10.22373/bunayya.v5i1.6379.

xviii

Anda mungkin juga menyukai