Anda di halaman 1dari 20

VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM PENELITIAN

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu:

Dr. Acep Hermawan, M.Ag.

Disusun Oleh:
Shintya Nuraina 1202030122
Siti Fatimah Azzahra 1202030125
Siti Nurul Fatihatul H 1202030130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah karena telah memberikan nikmat yang banyak, terutama
nikmat iman dan Islam. Alhamdulillah atas izinNya makalah yang berjudul “Validitas
Dan Reliabilitas dalam Penelitian” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Selawat dan
salam semoga terlimpah kepada utusanNya, Nabi Muhammad SAW.

Penulisan makalah berjudul “Validitas Dan Reliabilitas dalam Penelitian”


bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Penyusunan
makalah ini diharapkan dapat bermanfaat.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, terdapat banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa maupun pengetahuan dan pemahaman materi. Oleh karena
itu, kritik dan saran akan sangat bermanfaat, agar makalah ini dapat diperbaiki menjadi
lebih baik.

Bandung, 22 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
‫الملخص‬.................................................................................................................................iii
‫الكلمات المفتاحية‬.......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Kajian Teori..............................................................................................................1
C. Fakta dan Urgensi.....................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Validitas dan Realibilitas....................................................................3
B. Jenis-Jenis Validitas..............................................................................................5
C. Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas..............................................................8
D. Jenis-Jenis Reliabilitas..........................................................................................8
E. Cara Menentukan Reliabilitas.............................................................................10
BAB III.............................................................................................................................14
PENUTUPAN...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16

ii
‫الملخص‬

‫يُعتبر االختبار الموثوقية واالختب‪PP‬ار الص‪PP‬الحية مراح‪PP‬ل مهم‪PP‬ة في إع‪PP‬داد أدوات البحث‪ .‬فل‪PP‬ذلك يجب على من‬
‫يري‪PP‬د البحث أن يع‪PP‬رف ويفهم الم‪PP‬واد المتعلق‪PP‬ة بهم‪PP‬ا‪ .‬واله‪PP‬دف من ه‪PP‬ذه المقال‪PP‬ة ه‪PP‬و تحدي‪PP‬د مع‪PP‬نى الص‪PP‬الحية‬
‫والموثوقية و معرفة أنواعهما‪ ،‬والعوام‪PP‬ل ال‪PP‬تي ت‪PP‬ؤثر عليهم‪PP‬ا‪ ،‬وط‪PP‬رق تحدي‪PP‬د الموثوقي‪PP‬ة وح‪PP‬دها‪.‬فمن الناحي‪PP‬ة‬
‫المنهجية يمكنن‪PP‬ا أن نقس‪PP‬م ص‪PP‬الحية االختب‪PP‬ار إلى أربع‪PP‬ة أن‪PP‬واع‪ ،‬وهي‪ :‬ص‪PP‬الحية المحت‪PP‬وى والبن‪PP‬اء والتط‪PP‬ابق‬
‫والتنبؤ‪.‬ويس‪PP‬مى حس‪PP‬اب الموثوقي‪PP‬ة بالتق‪PP‬دير‪ .‬ويمكن إج‪PP‬راء تق‪PP‬دير موثوقي‪PP‬ة االختب‪PP‬ار بطريق‪PP‬تين هم‪PP‬ا‪ :‬الكثاف‪PP‬ة‬
‫الخارجية والكثافة الداخلية‪.‬فقيمة صالحية وموثوقية األداة تت‪PP‬أثر بالموض‪PP‬وع ال‪PP‬ذي ق‪PP‬د تم تق‪PP‬ديره‪ ،‬وبمس‪PP‬تخ ِدم‬
‫األداة ‪ ،‬وذاتية األداة نفسها‪ .‬لذلك يجب اختبار الصالحية والموثوقية قبل استخدام األداة دائما‪.‬‬

‫الكلمات المفتاحية‬
‫االختبار الموثوقية‪ ,‬االختبار الصالحية‬

‫‪iii‬‬
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penelitian pendidikan khususnya penelitian kuantitatif dikenal dengan
nama variabel, misalnya variabel laten, variabel manifes dan sebagainya. Variabel inilah
yang pada umumnya ingin diketahui Karakteristik yang dimilikinya, misalnya rata-rata,
median. modus, standar deviasi dan lain-lain.Untuk mengukur suatu variabel diperlukan
alat ukur yang biasa disebut instrumen. Secara umum yang dimaksud dengan instrumen
adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan
sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu
variabel. Selanjutnya dinyatakan bahwa pada dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi
dua macam, yakni tes dan non-tes. Yang termasuk kelompok tes, misalnya tes prestasi
belajar, tes inteligensi, tes bakat; sedangkan yang termasuk non-tes misalnya pedoman
wawancara, angket atau kuesioner, lembar observasi, daftar cocok (check list), skala
sikap, skala penilaian, dan sebagainya. Dalam hal pengukuran, Weitzenhoffer
Pengukuran sebagai suatu operasi yang dilakukan terhadap alam fişik oleh pengamat.
Misalnya, ingin mengukur hasil belajar, intelegensi, sikap, motivasi berprestasi, dan
sebagainya. Sekarang muncul suatu pertanyaan, yaitu apakah suatu alat ukur benar-benar
mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur serta sejauh mana alat ukur tersebut
dapat diandalkan dan berguna, sebenarnya menunjuk pada dua hal yang pokok, yaitu
validitas dan reliabilitas.

B. Kajian Teori
Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian
terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang
diukur. Sedangkan Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat
dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang

1
sebenarnya dilapangan. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari peubah atau konstruk.

C. Fakta dan Urgensi


Validitas dan reliabilitas merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam suatu
penelitian. Validitas diperlukan sebagai pengevaluasian suatu tes. Selain itu, validitas
juga digunakan untuk kesesuaian butir-butir dalam mendefinisikan suatu variabel.
Sedangkan reliabilitas diperlukan sebagai penunjuk atau parameter dalam mempercayai
nilai dari suatu tes karena memiliki konsistensi. (Jacobs, 1991)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas dan Realibilitas


1. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi
ukurannya. Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak
diteliti oleh penelitian.
Selain itu validitas berhubungan dengan suatu proses mengukur
apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan
derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur.
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu
tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya
pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan
pengukuran. Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya
dengan tepat, juga memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini
adalah dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut
yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi
2, yaitu validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item

3
yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu
dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan
cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu
faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan
terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita
menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan
cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian
dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor
(penjumlahan dari beberapa faktor).

2. Pengertian Realibilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability
(rliabilitas). Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen
yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang
digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Reliabilitas adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas,
konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data
yang reliabel. Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam pengukur gejala yang sama..
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa

4
pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan
memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar
penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran
yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas
adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah
dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama.
Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan hasil yang
konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila
pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.

B. Jenis-Jenis Validitas
Secara metodologis, validitas suatu tes dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu validitas isi, konstruk, konkruen, dan prediksi.

1. Validitas Isi
Validitas isi adalah derajat di mana sebuah tes mengukur
cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan validitas
isi memerlukan dua aspek penting yaitu valid isi dan valid teknik
sampling. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang herkaitan
dengan apakah item-item itu menggambarkan pengukuran
berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes
merepresentasikan total cakupan isi (Sukardi, 2003).
Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui
pertimbangan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk
menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti.
Tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi
dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan ahli tersebut
dilakukan dengan cara seperti berikut. Para ahli, pertama diminta
untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak
divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi serma
ilem-item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka

5
juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang tes tersebut
menggambarkan cakupan isi yang hendak diukut Pertimbangan
ahli tersch biasanya juga menyangkut, apakah semua aspek yang
hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes
Atma dengan kata lain perbandingan dibuat antara apa yang harus
dimasukkan dengan apa yang ingin diukur yang telah direfleksikan
menjadi tujuan tes.

2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan
suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical
construct. Konstruk, secara definitif, merupakan suatu sifat yang
tidak dapat diobservasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya
melalui satu atau dua indra kita (Sukardi, 2003). Proses melakukan
validasi konstruk dapat dilakukan dengan cara melibatkan hipotesis
testing yang dideduksi dari teon yang menyangkut dengan konstruk
yang relevan.
Dalam pendidikan anak contoh konstruk seperti
Intelligence Quotient (10), melalui penelitian menghasilkan bahwa
seseorang yang memiliki IQ lebih tinggi, ada kecenderungan
hahwa orang tersebut dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah
dengan lebih baik. Dalam dunia pendidikan, contoh lain yang
menyangkut konstruk, misalnya ketakutan, kreativitas, semangat,
dan sebagainya.
3. Validitas Konkruen
Validitas konkruen adalah derajat dimana skor dalam suatu
tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan
validasi konkrun biasanya diadminstrasi dalam waktu yang sama
atau dengan kriteria valid yang sudah ada. Sering kali juga terjadi
bahwa tes dibuat atau dikembangkan untuk pekerjaan sama seperti
beberapa tes lainnya, tetapi dengan cara yang lebih mudah dan
lebih cepat. Validitas konkruen ditentukan dengan membangun

6
analisis hubungan atau pembedaan (Sukardi, 2003). Metode
hubungan pada umumnya dilakukan dengan cara melibatkan antara
skor-skor pada tes dengan skor tes yang telah baku atau kriteria tes
yang sudah ada, misalnya tes GPA. Cara-cara membuat tes dengan
validitas konkruen dapat dilakukan dengan beberapa langkah
seperti berikut.
a. Administrasi tes yang baru dilakukan terhadap grup atau
anggota kelompok.
b. Catat tes baku yang ada termasuk berapa koefisien
validitasnya jika ada.
c. Hubungkan atau korelasikan dua tes skor tersebut.
Hasil yang dicapai atau koefisien validitas yang muncul
menunjukkan derajat hubungan validitas tes yang baru. Jika
koefisien tinggi, berarti ten yang buru tersebut mempunyai
validitas konkruen yang bak. Sebaliknya tes yang baru dikatakan
mempunyai validitas konkruen yang jelek, jika koefisien yang
dihasilkan rendah.
Metode pembeda (discrimination) merupakan validitas
konkruen yang melibatkan penentuan suatu tes. Jika skor tes dapat
digunakan untuk membedakan antara orang yang memiliki sifat-
sifat tertentu yang diinginkan dengan seseorang yang tidak
memiliki sifat-sifat tersebut. Tes mental adalah merupakan contoh
nyata terapan suatu tes pembeda yang sering ditemui dalam kasus-
kasus psikologi. Jika hasil skor suatu tes dapat digunakan dengan
benar untuk mengklarifikasi person yang satu dengan person
lainnya maka validitas konkruen tes tersebut memiliki daya
pembeda yangi baik.
4. Validitas Prediksi
Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu
tes dapat memprediksi tentang bagaimana seseorang akan
melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan.
Validitas prediksi suatu tes pada umumnya ditentukan dengan

7
membangun hubungan antara skor tes dan beberapa ukuran
keberhasilan dalam situasi tertentu yang digunakan untuk
memprediksi keberhasilan, yang selanjutnya disebut sebagai
predictor. Sedangkan tingkah laku yang diprediksi disebut
criterion (Sukardi, 2003).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas


Koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan
tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh,
akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi diantaranya sebagai
berikut::
1) Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak
jumlah item materi pembelajaran diukur.
2) Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung
dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang
di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien
reliabel.
3) Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit
untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4) Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana
siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.

D. Jenis-Jenis Reliabilitas
1. Koefisien Stabilitas
Koefisisen stablitas (coefficient of stability) adalah jenis
reliabilitas yang diperoleh dengan cara uji coba ulang (test–retest) yaitu
dengan memberikan ujian dengan suatu soal kepada sekelompok
individu kemudian mengujikan kembali soal tersebut pada kelompok
yang sama pada waktu yang berbeda. Besarnya reliabilitas soal dihitung
dengan mencari product moment antara skor hasil uji pertama dengan

8
skor hasil uji kedua. Soal dikatakan reliabel bila koefisien stabilitas r11
atau rtt sama atau lebih besar dari 0,70.

2. Koefisien Ekuivalen
Koefisien ekuivalen (coefficient of equivalence) adalah jenis
reliabilitas yang diperoleh dengan cara menguji cobakan dua soal yang
paralel pada kelompok sama dan waktu yang sama (equivalence forms
method, parallel form method, atau alternate forms method). Jadi dalam
hal ini ada dua soal yang paralel, artinya masing-masing soal disusun
tersendiri, jumlah butir soal sama, isi dan bentuk sama, tingkat
kesukaran sama, waktu serta petunjuk untuk mengerjakan soal juga
sama. Skor hasil uji coba kedua soal dikorelasikan dengan rumus
product moment untuk menghitung koefisien ekuivalen. Kedua jenis
soal yang paralel bersifat reliabel jika angka koefisian ekuivalen yaitu
r11 atau rtt besar atau sama dengan 0,70.

3. Koefisien Konsistensi Internal


Koefisien konsistensi internal (coefficient of internal
consistency) adalah reliabilitas yang diperoleh dengan cara
mengujicobakan suatu soal dan menghitung korelasi hasil uji coba dari
kelompok yang sama. Ada tiga cara untuk memperoleh reliabilitas jenis
ini yaitu; cara belah dua (split half method), cara Kuder Richardson 20
atau Kuder Richardson 21, dan cara Cronbach khusus untuk soal uraian.
a) Cara belah dua
Pada cara ini, soal diuji cobakan kepada peserta didik dan
hasilnya dibelah menjadi dua, yaitu belahan gasal dan belahan
genap. Dalam hal ini jumlah butir soal harus genap. Kedua skor
hasil belahan dikorelasikan dengan rumus product moment,
hasilnya adalah relasi belahan r ½ ½ . Setelah ditemukan korelasi
belahan, dihitung angka reliabilitas soal dengan rumus Spearman-
Brown. Rumus Spearman-Brown adalah sebagai berikut :

9
Keterangan :
r ½ ½ = kolerasi antara skor-skor setiap belahan tes
r = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Selain dengan rumus Spearman-Brown, dapat pula dipakai rumus


Flanagan. Diperlukan data simpangan baku skor belahan gasal
(SBgasal), simpangan baku skor belahan genap SBgenap dan
simpangan baku skor total SBtotal. Rumus Flanagan adalah sebagai
berikut:

Rumus ini lebih sederhana daripada rumus Spearman-Brown. Selain


dengan rumus Spearman-Brown dan Flanagan, dapat pula dengan
menggunakan rumus Rulon. Pada rumus Rulon, pertama ditentukan
deviasi dari belahan skor gasal dan belahan skor genap. Langkah
berikutnya mencari kuadrat simpangan baku dari deviasi skor tersebut
dan kuadrat simpangan baku dari skor total. Rumus Rulon adalah
sebagai berikut:

keterangan :
SB2deviasi = kuadrat simpangan baku skor deviasi
SB2total = kuadrat simpangan baku total

E. Cara Menentukan Reliabilitas

10
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara
eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan
dengan test-retest (stability) dan equivalent. Secara internal reliabilitas
instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang
ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

1. Pengukuran Konsistensi Eksternal


a. Test-retest
Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-
retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa
kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama,
respondennya sama, dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan
yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian
cara ini sering juga disebut stability.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Sebagai contoh (untuk
satu butir saja); Berapa tahun pengalaman kerja anda di lembaga
ini? Pertanyaan tersebut dapat ekuivalen dengan pertanyaan
berikut. Tahun berapa anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup
dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang
sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas instrumen
dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen
yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalent. Bila
korelasi positif dan signifikan, rnaka instrumen dapat
dinyatakan reliabel.

2. Pengukuran Konsistensi Internal

11
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua (split
half method) dari Spearman Brown, KR. 20, KR 21 dan Anova Hoyt.
Berikut diberikan rumus-rurnusnya.
a. Metode Belah Dua (Split Half Method) dari Spearman
Brown:
Ada dua cara membelah butir soal ini yaitu:
1) Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang
selanjutnya disebut belahan ganjil-genap
2) Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu
separuh jumlah pada nomor-nomor awal dan separuh pada
nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-
akhir.

Rumus Spearman Brown:

Keterangan:
rj = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

b. Kuder-Richardson-Reliability
1) KR-20
Apabila peneliti memiliki instrument dengan jumlah butir
pertanyaan ganjil, maka peneliti tersebut tidak mungkin
menggunakan teknik belah dua untuk pengujian
reabilitasnya. Untuk itu maka peneliti dapat menggunakan
rumus KR-20.

12
Rumus:

Keterangan:
k = jumlah item dalam instrumen
Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item
1
qi = 1 - Pi
st² = varians total
2) KR-21
Rumus:

Keterangan
K = jumlah item dalam instrumen
M = mean skor total
s²i = Varians total

c. Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)


Rumus:

Keterangan:
MKs = mean kuadrat antara subyek
MKe = mean kuadrat kesalahan
ri = reliabilitas instrumen

13
BAB III

PENUTUPAN
Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang
valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki
kecermatan tinggi. Sedangkan reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Validitas suatu tes dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu


validitas isi, konstruk, konkruen, dan prediksi. Validitas isi adalah derajat di
mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Validitas
konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah
konstruk sementara. Validitas konkruen adalah derajat dimana skor dalam
suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Validitas prediksi
adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentang
bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan
yang direncanakan.

Jenis-Jenis Reliabilitas ada empat, yaitu 1).Koefisisen stablitas adalah


jenis reliabilitas yang diperoleh dengan cara uji coba ulang. 2).Koefisien
ekuivalen adalah jenis reliabilitas yang diperoleh dengan cara menguji
cobakan dua soal yang paralel pada kelompok sama dan waktu yang sama.
3).Koefisien konsistensi internal adalah reliabilitas yang diperoleh dengan
cara mengujicobakan suatu soal dan menghitung korelasi hasil uji coba dari
kelompok yang sama.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal


maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-
retest (stability) dan equivalent. Secara internal reliabilitas instrumen dapat

14
diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen
dengan teknik tertentu.

15
DAFTAR PUSTAKA
Budiastuti, D., & Bandur, A. (2018). Validitas Dan Reliabilitas Penelitian.
Jakarta: Mitra Wacana Media.

Jacobs. (1991).

Siyoto, S., M.kes, & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi
Media Publishing.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai