Anda di halaman 1dari 16

VALIDITAS DAN RELIABILITASDALAM PENELITIAN KUANTITATIF

MAKALAH

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif

Dosen Pembimbing : Dr. Hartono, M.Pd.

Disusun Oleh:

Widayanti Wahyu L T20194136


Indah Fatul M. T20194138
Edifa Meriani H. T20194057
Ulfa Maulia T20194064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER


NOVEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai
pembawa kabar gembira bagi umat yang bertaqwa.

Makalah yang berjudul Validitas Dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kuantitatif ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matode Penelitiian Kuantitatif.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. Selaku rektor UIN KHAS Jember,
2. Ibu Dr. Hj, Mukni’ah, M.Pd.I. Selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN KHAS Jember,
3. Bapak Rif’an Humaidi, M.Pd.I. Selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN KHAS Jember,
4. Bapak Dr. Hartono, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran dan motivasi dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan
banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan khususnya dalam pengembangan pembelajaran.

Jember, 25 Maret 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian Validitas............................................................................................................................5
B. Pengertian Reliabilitas........................................................................................................................6
C. Jenis-Jenis Validitas Dan Reliabilitas.................................................................................................7
D. Cara Meningkatkan Reliabilitas Dan Validitas.................................................................................11
E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian......................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................15
B. Saran.................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah penelitian tentunya ada alat ukur dimana ala ukur ini memiliki
keunggulan yakni validitas dan reliabilitas. Validitas ialah alat ukur yang bila
digunakan akan mampu memberika informasi yang sesungguhnya tentang apa yang
kita inginkan untuk diukur, Alat ukur seperti itu berarti valid.
Sedangkan bila instrumen yang dibuat sebagai alat ukur itu memiliki
konsistensi dari beberapa pelaksanaan pengukuran akan tetapi memperoleh sebuah
hasil relative sama disevut dengan reliabel. Jadi validitas dan reliabilitas ini
merupakan syarat minimal yang harus dimilik oleh alat ukur dalam penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian validitas?
2. Apa pengertian reliabilitas?
3. Bagaimana jenis-jenis validitas dan reliabilitas?
4. Bagaimana cara meningkatkan validitas dan reliabilitas?
5. Bagaimana pengujian validitas dan reliabilitas?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu validitas
2. Untuk mengetahui apa itu reliabilitas
3. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan validitas dan reliabilitas
4. Untuk mengetahui bagaimana pengujian validitas dan reliabilitas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas

Validitas berasal dari kata validity artinya sejauh mana ketepatan serta
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar variabel yang
hendak teliti oleh peneliti.1 Seperti halnya jika hasil penelitian A maka akan dilaporkan
A, dalam penelitian terdapat dua macam Validitas yakni sebagai berikut:2

a) Validitas Internal
Validitas internal yakni berkenaan dengan derajat akurasi peneliti dengan hasil
yang dicapai.
b) Validitas External
Validitas external adalah berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil
penelitian bisa diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Alat pengukuran yang umum dipakai ialah kuesioner dan tes. Dalam konteks
ini, alat ukur kuesioner tersebut perlu disusun sedemikian rupa agar dapat dijadikan
instrumen yang tepat untuk mendapatkan, menemukan, mendeskripsikan,
mengeksplorasi atau membandingkan berbagai informasi, topik dan variabel
penelitian.
Validitas ini menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam
suatu tes serta isntrumen ini mewakili secara keseluruhan dan proposional perilaku
sampel yang yakni tes tersebut. Artinya dimana tes itu valid apabila butir-butir tes itu
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya
dikuasi dengan cara proposional.
Untuk mengetahui apakah tes tesebut valid atu tidak yakni harus dilakukan
melalui penelaah kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah
mewakili atau mencerminkan keseluruhan materi yang seharusnya dikuasai.

1
https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/
2
Prof.Dr.Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Hal: 5.

5
B. Pengertian Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipeprcaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, disitulah
diperoleh sebuah hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam
diri subyek memang belum berubah. Nur berpendapat bahwa realibilitas ini ukuran
yang menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor, relatif konsisten
apabila dilakukan pengulangan pengasministrasian dengan tes yang sama atau tes yang
ekivalen.3
Menurut Azwar reliabilitas ini adalah salah satu ciri atau karakter utama
instrumen pengukuran yang baik. Sedangkan menurut Arifin bahwa suatu tes
dikatakan reliabel apabila dapat memberikan sebuah hasil yang sama bila tes pada
kelompok yang sama pada waktu serta kesempatan yang berbeda tentunya.
Konsep reliabilitas ini adalah alat ukur yang dimana berkaitan erat dengan
masalah yakni kesalahan pegukuran. jadi kesalahan pengukuran ini menunjukkan
untuk sejauh mana hasil pengukuran ini trjadi apa bila dilakukan pengukuran ulang
terhadap kelompok yang sama. Menurut Sudjana reliabilitas ini alat penilaian untuk
ketetapan dan alat dalam menilai apa yang dinilai seperti halnya kapanpun alat
penilaian itu digunakan maka akan memberikan hasil yang relatif sama.4
Reliabilitas ini tentunya selalu menunjukkan keandalan instrumen penelitian
dalam berbagai bentuk, yakni hasil pengujian yang sama dalam waktu berbeda, hasil
pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda dalam waktu bersamaan
dengan tes yang berbeda dan hasil pengujian yang sama dengan menggunakan
berbagai pernyataan-pernyataan membangun.5

C. Jenis-Jenis Validitas Dan Reliabilitas


3
Nur, Muhammad. Teori Tes. Surabaya: IKIP Surabaya, 1987.
4
Sudjana, Nana, Penilaian Hail Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
5
Prof.Dr.Sugiono. Metodologi Kuantitatif, kualitatif dan R & D.

6
Ada beberapa jenis-jenis dari reliabilitas antara lain sebagai berikut:6

1) Koefisien Stabilitas

Cronbach menggunakan istilah Coefficient of stability (koefisien stabilitas)


test dimana terjadi kesalahan pengukuran dalam nilai test ketika diadakan testing pada
waktu tertentu ke jangka waktu berikutnya. Pengukuran semacam itu menunjukan
sampel dimana nilai-nilai suatu test itu mantap atau dipengaruhi perubahan-perubahan
kondisi dalam ingkungan test. Teknik yang dipergunakan dalam menentukan corak
reliabilitas semacam ini adalah metode test-retest yaitu pengulangan test yang
sama.koefisien reliabilitas diperoleh melalui korelasi nilai yang diperoleh orang-orang
yang sama melalui dua kali administrasi test tertentu.

2) Koefisien Ekuivalen

Yang dimaksud dengan aspek reliabilitas yang ini adalah pengukuran


yangdidasarkan atas perangkat item test yang ekuivalen ( artinya berbeda bentuk tetapi
sama isinya), yang masing-masing perangkatnya berdiri sendiri meskipun jumlah
tingkat kesukaran dan luas itemnya sama. Persoalannya adalah sampai dimana nilai
test tergantung pada faktor yang berhubungan langsung dengan seleksi item. Bila
seorang konstruktor mengkonstruksikan test yang ekuivalen (dengan jumlah item
sama, luas item maupun tingkat kesukarannya sama) sampai dimanakah angka yang
diperoleh seseorang dalam dua test tersebut? Metode yang dipakai dalam menyelidiki
reliabilitas test ini adalah dengan menggunakan dua bentuk test yang paralel
( ekuivalen). Syarat-syarat yang harus dipenuhi dua test paralel : Kriteria yang dipakai
pada kedua test sama Masing-masing test dikonstruksi sendiri Jumlah item, isi, dan
corak sama.

3) Homogenitas Item

Aspek reliabilitas yang terakhir ini menunjukan ketetapan dalam


penyelenggaraan suatu test tertentu menghadapi semua item. Suatu contoh konkrit :
bila suatu test terdiri dari bagian –bagian perbendaharaan kata, struktur kalimat, dan
tatabahasa, sedangkan test bahasa yang lain hanya berisi item-item perbendaharaan
6
Adamson, K. A. & Prion, S.. (2013). Reliability: Measuring internal consistency using cronbach’s a, Clinical
Simulation in Nursing. 9, Hal: 179-180.

7
kata-kata, maka jelas bahwa item-item test terakhir ini lebih homogen dari pada test
pertama sehingga prestasi individu pada test ke 1 merupakan prestasi terhadap test
yang itemnya heterogen. Ramalan test yang kriterianya homogen menghasilkan
interprestasi yang lebih paasti daripada yang sifatnya heterogen. Sebenarnya masalah
ini lebih banyak dicakup oleh konsep validitas daripada reliabilitas. Namun begitu
ketetapan (konsistensi) respon subyek terhadap semua item test dicari melalui teknik
perhitungan yang terkenal dengan nama: Kuder- Richardson. Teknik ini yang
menunjuk pada konsistensi item-item didasarkan atas administrasi satu test.

Adapun jenis-jenis dari validitas dibawah ini:7

1. Validitas Isi

Validitas isi adalah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi
yang ingin diukur. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting
yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang
berkaitan dengan apakah item-item itu menggambarkan pengukuran berkaitan dengan
bagaimanakah baiknya suatu sampel tes merepresentasikan total cakupan isi. Contoh,
sebuah tes direncanakan untuk mengukur pengetahuan tentang pendidikan teknologi
kejuruan, dikatakan valid, karena dalam kenyataannya semua item benar-benar
berkaitan dengan faktual PTK. Tetapi mungkin tes tersebut mempunyai validitas
sampling jelek, karena pengambilan sampling materi tidak merepresentasikan untuk
materi yang dimaksud.

Kadang-kadang tes validitas isi juga disebut face validity atau validitas wajah.
Walaupun hal tersebut masih meragukan, karena validitas wajah hanya
menggambarkan derajat di mana sebuah tes tampak mengukur, tetapi tidak
menggambarkan cara psikometri yang mengukur apa yang ingin diusahakan dapat
diukur. Proses ini sering digunakan sebagai awal menyaring dalam tes pilihan.
Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk tes pencapaian atau
achievement test. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para
ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk
menunjukkan secara pasti. Tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes
divalidasi dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan ahlii tersebut dilakukan
dengan cara seperti berikut. Para ahli, pertama diminta untuk mengamati secara cermat
7
http://khairuddinmpmt.blogspot.com/2011/10/validitas-dan-reabilitas-penelitian.html

8
semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk
mengoreksi semua item-item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka juga
diminta untuk memberikan pertimbangan tentang tes tersebut menggambarkan
cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut biasanya juga
menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup

2. Validitas Konstruk

Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur


sebuah konstruk sementara atau hypotetical construct. Konstruk, secara definitif,
merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobservasi, tetapi kita dapat merasakan
pengaruhnya melalui satu atau dua indra kita. Contoh suatu konstruk dalam lingkup
pendidikan teknologi kejuruan misalnya, implikasi orang terampil atau memiliki skill,
dapat dilihat dengan melalui tingkah laku dia ketika seseorang tersebut melakukan
pekerjaannya. Konstruk tidak lain adalah merupakan “temuan” atau suatu pendekatan
untuk menerangkan tingkah laku.

Konstruk arus listrik dalam suatu pendekatan, misalnya, dapat dirasakan


efeknya, ketika kita dengan sengaja atau tidak sengaja memegang dua kabel tersebut
secara bersama-sama. Kita tidak dapat memotong benda dan melihat arus listriknya.
Arus listrik dalam benda tersbut dapat dirasakan pengaruhnya secara lebih nyata
dengan melalui alat ukur, misalnya ohmmeter atau amperemeter. Dalam pendidikan
anak contoh konstruk seperti Intelligence Quotient (IQ), melalui penelitian
menghasilkan bahwa seseorang yang memiliki IQ lebih tinggi, ada kecenderungan
bahwa orang tersebut dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan lebih baik.
Dalam dunia pendidikan, contoh lain yang menyangkut konstrruk, misalnya ketakutan,
kreativitas, semangat, dan sebagainya

3. Validitas Konkruen

Validitas konkruen adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan
dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan validasi konkruen biasanya
diadministrasi dalam waktu yang sama atau dengan kriteria valid yang sudah ada.
Sering kali juga terjadi bahwa tes dibuat atau dikembangkan untuk pekerjaan sama
seperti beberapa tes lainnya, tetapi dengan cara yang lebih mudah dan lebih cepat.
Validitas konkruen ditentukan dengan membangun analisis hubungan atau pembedaan.

9
Metode hubungan pada umumnya dilakukan dengan cara melibatkan antara skor-skor
pada tes dengan skor tes yang telah baku atau kriteria tes yang sudah ada, misalnya tes
GPA. Cara-cara membuat tes dengan validitas konkruen dapat dilakukan dengan
beberapa langkah seperti berikut.

a. Administrasi tes yang baru dilakukan terhadap grup atau anggota kelompok.

b. Catat tes baku yang ada termasuk berapa koefisien validitasnya jika ada.

c. Hubungkan atau korelasikan dua tes skor tersebut.

Hasil yang dicapai atau koefisien validitas yang muncul menunjukkan derajat
hubungan validitas tes yang baru. Jika koefisien tinggi, berarti tes yang baru tersebut
mempunyai validitas konkruen yang baik. Sebaliknya tes yang baru dikatakan
mempunyai validitas konkruen yang jelek, jika koefisien yang dihasilkan rendah.

4. Validitas Prediksi

Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat


memprediksi tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau
pekerjaan yang direncanakan. Tes kemampuan aljabar, sebagai contohnya, dapat
dikatakan mempunyai nilai validitas prediksi, jika tes tersebut dapat menduga pada
seseorang yang memiliki kemampuan aljabar dengan anak yang tidak memiliki
kemampuan. Tes kemampuan akademik yang sering diberikan pada mahasiswa yang
hendak melanjutkan ke jenjang pascasarjana juga dikenal juga mempunyai nilai
prediksi yang baik terhadap calon mahasiswa dalam menyelesaikan studi di
pascasarjana tersebut.

Instrumen validitas prediksi mungkin bervariasi bentuknya


tergantungbeberapa faktor, misalnya kurikulum yang digunakan, buku pegangan yang
dipakai, intensitas mengejar, dan letak geografis atau daerah sekolah. Yang perlu
diperhatikan ketika kita akan melakukan tes prediksi di antaranya adalah perlunya
memperhatikan proses dan cara membandingkan instrumen yang divalidasi dengan tes
yang telah dibakukan. Untuk tes validasi prediksi, prinsip instrumen umum yang
menyatakan bahwa tidak ada tes yang memiliki tes prediksi sempurna masih tetap
berlaku. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa skor tes yang dihasilkan juga memiliki
sifat ketidaksempurnaan tersebut

10
D. Cara Meningkatkan Reliabilitas Dan Validitas
a. Cara meningkatkan reliabilitas

Ada beberapa cara untuk meningkatkan reliabilitas yakni sebagai beriku:

1. Mengonsep satu variabel dengan jelas.

2. Setiap pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah
variabel harus spesifik agar dapat mengurangi intervensi informasi dari variabel lain.

3. Menggunakan level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat suatu
level pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi
yang dimiliki semakin mendetail. Prinsip dasarnya adalah cobalah melakukan
pengukuran pada level paling tepat yang mungkin diperoleh.

4. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu indikator yang
spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas terhadap
konten definisi konseptual.

5. Gunakan Tes Pilot, yakni dengan membuat satu atau lebih draft atau dalam sebuah
pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest). Dalam penggunaan Pilot
Studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah dilakukan oleh
peneliti terdahulu dari literatur-literatur yang berkaitan. Selanjutnya , pengukuran
terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari pengukuran yang dilakukan peneliti
saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan dengan berbagai cara sejauh definisi
dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti kemudian tetap sama.8

b. Cara Meningkatkan Validitas

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan validitas paras
suatu instrumen:

1. Pemanfaatan Soal

8
http://khairuddinmpmt.blogspot.com/2011/10/validitas-dan-reabilitas-penelitian.html

11
Naskah awal dari instrumen diperiksa oleh suatu kelompok evaluator,
misalnya pembimbing tesis, ahli pembuat tes, dan para tenaga profesional yang
berpengalaman dalam bidangnya.

2. Konsistensi Antarpenilai

Naskah awal yang telah diperiksa oleh para ahli tersebut diberi tanda, mana
yang layak dan tidak layak. Kemudian, dipilah dan diseleksi mana yang paling cocok
untuk dijadikan alat ukur atau instrumen. Tentu saja, layak atau tidak layaknya
instrumen tersebut dilihat dari hasil penilaian para ahli secara konsisten dan objektif.
Selanjutnya, validitas dalam kaitannya dengan pengujian (testing) dan penilaian
(assessment), Linn dan Gronlund (1985: 49) menegaskan ada sejumlah pertimbangan
yang perlu diperhatikan: pertama, validitas mengacu kepada ketepatan interpretasi
hasil dari suatu prosedur penilaian terhadap sekelompok individu; bukan kepada
prosedur itu sendiri. Kedua, validitas memiliki perihal derajat tertentu dengan kategori-
kategori: validitas tinggi (high validity), validitas sedang (moderate validity), dan
validitas rendah (low validity).

3. Validitas senantiasa mengacu kepada kegunaan atau interpretasi yang spesifik; tidak
ada penilaian yang valid untuk semua kegunaan. Keempat, validitas adalah kesatuan
konsep yang didasarkan atas berbagai macam bukti yang muncul. Kelima, validitas
merupakan sistem evaluasi  secara terpadu dan menyeluruh (overall evaluative
judgement). Di samping itu, Linn dan Gronlund menyarankan agar dalam membuat
interpretasi dan menggunakan hasil penilaian memperhatikan pertimbangan-
pertimbangan mendasar, seperti isi (content), hubungan-hubungan kriteria tes (test-
criterion relationships), construct  yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi hasil atau
prestasi (performance). dan konsekuensi atau akibat yang bakal terjadi (consequence).

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dalam Penelitian


Menurut Sugiyono (2014), pada pengujian validitas instrumen terbagi atas 3
yaitu diantaranya;9
9
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi ( Mixed Methods). Alfabeta:Bandung

12
1. Pengujian validitas konstruksi (construct validity)

Yaitu untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Instrumen yang telah dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan
diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan
ahli.

2. Pengujian validitas isi

Yaitu pengujian validitas isi untuk instrumen yang berbentuk tes dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan.

3. Pengujian validitas eksternal

Yaitu validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk


mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris
dilapangan.

Menurut Sugiyono (2014), pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan


dengan dua cara yaitu secara eksternal dan secara internal. Pada pengujian secara
eksternal dilakukan dengan tiga cara yaitu test-retest (stability), equivalent, dan
gabungan keduanya. Adapun pengujian secara internal, dapat dilakukan dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Adapun pengujian secara eksternal diantaranya;

1.Test-restest

Uji reliabilitas dengan test-restest dilakukan dengan cara mencobakan


instrumen beberapa kali pada responden. Jadi, instrumen dan respondennya sama tetapi
waktunya yang berbeda. Realibilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan
pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instrumen tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian cara ini sering juga disebut
stability.

2. Equevalent (ekuivalen)

13
Instrumen yang ekuivalen adalah instrumen berupa pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan
sekali, tetapi instrumennya dua, pada respon yang sama, waktu sama dan instrumennya
yang berbeda.

3. Gabungan

Pengujian reliabiltas gabungan dilakukan dengan cara mencobakan dua


instrumen yang equivalen beberapa kali ke responden yang sama.

4. Internal consistency

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan


instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Validitas berasal dari kata validity artinya sejauh mana ketepatan serta
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Reliabilitas berasal dari
kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipeprcaya. Ada
beberapa jenis-jenis dari reliabilitas antara lain sebagai berikut: 1) Koefisien Stabilitas,
2) Koefisien Ekuivalen, dan 3) Homogenitas Item. Adapun jenis-jenis dari validitas
dibawah ini:1. Validitas Isi, 2. Validitas Konstruk, 3. Validitas Konkruen, dan4.
Validitas Prediksi. Cara untuk meningkatkan reliabilitas adalah sebagai berikut: 1.
Mengonsep satu variabel dengan jelas, 2. Setiap pengukuran harus merujuk pada satu
dan hanya satu konsep/variabel, 3. Menggunakan level pengukuran yang tepat, 4.
Gunakan lebih dari satu indicator, 5. Gunakan Tes Pilot. Pengujian validitas yakni
sebagai berikut: 1. Pemanfaatan soal, 2. Konsisten antarpenilai, 3. Kegunaan atau
interprestasi, sedangkan pengujian reliabilitas secara eksternal diantaranya; 1.Test-
restest, 2. Equevalent (ekuivalen), 3. Gabungan, 4. Internal consistency

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai
bahan evaluasi untuk kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Hal: 5.


Nur, Muhammad. Teori Tes. Surabaya: IKIP Surabaya, 1987.
Sudjana, Nana, Penilaian Hail Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Prof.Dr.Sugiono. Metodologi Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Adamson, K. A. & Prion, S.. (2013). Reliability: Measuring internal consistency using
cronbach’s a, Clinical Simulation in Nursing. 9, Hal: 179-180.
Matondang, Z, Validitas dan Reliabilitas Suatu Penelitian. Tabularasa,2009. Hal:87-97.
https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/
http://khairuddinmpmt.blogspot.com/2011/10/validitas-dan-reabilitas-penelitian.html

16

Anda mungkin juga menyukai