KHUMAERAH SYACHRIR
1662042001
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur tidak henti-hentinya penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat
anugerah-Nya sehingga penulis dapan menyusun makalah yang berjudul “validitas dan
reabilitas” ini. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan oleh karena itu saya berharap kepada
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
penulis
DAFTAR ISI
Sampul
A. Kesimpulan ................................................................................................................18
B. Saran ..........................................................................................................................18
Daftar Pustaka........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan
itu begitu pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor, tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas instrument.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan
pembelajaran. Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil
belajar, yaitu terhadap guru, siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis untuk
guru terutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk
merevisi dan mengembangkan pembelajaran dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan
penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program dan
kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program
belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil
penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara
pelaksanaannya.
1. Rumusan Masalah
2. Tujuan
Tujuan makalah ini dengan tema Validitas Instrumen dan Reliabilitas agar kita
dapa mengetahui :
PEMBAHASAN
A. VALIDITAS INSTRUMEN
1. Pengertian
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya...” (Widiastuti, 2015:
8). Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran
menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes.
Validitas tes menunjukan derajat kesesuaian antara tes dan atribut yang akan di ukur...”
evaluasi adalah valid. Suatu instrument dikatakan valid, seperti yang diterangkan oleh
Gay (1983) dan Johnson & Johnson (2002), apabila instrument yang digunakan dapat
Arikunto, 1997) bahwa “A test is valid if it measures what is purpose to measure”. Atau
jika diartikan krang lebih, sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “Valid” disebut dengan istilah “Sahih”.
Menurut Sukardi (2008: 31) validitas instrument suatu evaluasi, tidak lain
adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.
seperti berikut:
3)Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan
oleh para peneliti adalah bahwa Ia hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja.
2 Macam-macam Validitas
Menurut Sukardi (2008) secara metodologis validitas suatu tes dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu validitas isi, validitas konstruk, validitas konkruen dan
1. Validitas isi
Yang dimaksud validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes evaluasi
validitas isi memerlukan dua spek penting, yaitu valid isi dan valid
(1997: 64) sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan. Oleh karena materi yang diberikan tertera dalam kurikulum maka
2. Validitas Konstruk
tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya melalui salah satu atau dua indera
instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek
berfikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berfikir yang menjadi tujuan
instruksional.
3. Validitas Konkruen
dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan validitas
criteria valid yang sudah ada. Sering kali juga terjadi bahwa tes dibuat atau
tetapi dengan cara yang lebih mudah dan lebih cepat. Validitas konkruen
2008).
4. Validitas Prediksi
skor tes dan beberapa ukuran keberhasilan dalam situasi tertentu yang
artinya meramal, dan meramal selalun mengenai hal yang akan datang jika
sekarang belum terjadi. Sebuah tes memiliki validitas prediksi atau validitas
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid.
Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu
faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang berasal dari siswa yang
bersangkutan.
2) Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
terlalu sulit
5) Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa.
3. Pemberian petunjuk dari dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada
semua siswa.
5. Siswa tidak dapat memngikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.
6.Adanya joki (orang lain bukan siswa) yang masuk dalam menjawab item tes
yang diberikan.
tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban siswa dari pada interpretasi item-
kriterium, dalam arti memilki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan
1997)
B. Reliabelitas Instrumen
1. Pengertian
tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur
tes, yaitu validitas dan reliabelitas ini penting. Dalam hal ini validitas lebih
Sebuah tes mungkin reliable tapi tidak valid. Sebaliknya tes yang valid biasanya
reliable.
2 . Tipe-tipe Reliabelitas
variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi yang
dilaksanakan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan
kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai
suatu tes pada waktu tertentu adalah sama hasilnya, ketika siswa itu dites lagi
dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes-retes tersebut. Seorang guru akan
mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur
(Sukardi, 2008). Sedangkan Arikunto (1997: 88) Metode tes ulang (tes-retes)
menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tapi
dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya satu dan dicobakan dua kali, maka
1. Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.
2. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu,
lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang hendak
diukur reliabelitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya, kecuali
substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaliknya mempunyai
karate yang sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur variabel yang
sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan
dan mempunyai petunjuk, cara penskoran, dan interpretasi yang sama (Sukardi
2008).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 87) tes paralel
atau equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat
kesukaran dan susunan, tetapi butir-butirnya berbeda. Dalam istilah bahasa Inggris
4. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kalinya pada
kelompok tersebut
Menurut Sukardi (2008: 47) Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang
mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud konsistensi internal adalah salah satu
tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam setiap item tes evaluasi.
Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan
2. tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum dengan membagi
item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor genap pada kelompok
tersebut.
3. Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item
ganjil.
4. Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan
terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga
1) Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item
sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin
3) Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa,
4) Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen
penilitian data perlu memenuhi tiga persyaratan penting yaitu valid, riabel, dan
internal dari tes, faktor eksternal tes dan faktor yang bersala dari siswa yang
Reliabilitas atau biasa juga disebut sebagai kehandalan suatu tes mengacu pada
derajat suatu tes yang mampu mengukur berbagai atribut secara konsisten.
B. Saran
Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dari
pembaca guna kesempatan makalah ini dan makalah yang di buat selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta. ISBN:978-602-1351-40-6
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur penelitian-suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Pelajar