Anda di halaman 1dari 43

EVALUASI OLAHRAGA

“Tes Kemampuan dan Keterampilan Berolahraga”


(Sepak Bola, Bola Voli, Bola Basket dan Sepak Takraw)

Oleh:
Khairul Anwar (22199025)
Syafiril Risman (22199047)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Arsil, M.Pd
Dr. Roma Irawan, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA S2


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tes Kemampuan dan Keterampilan Olahraga (Sepak Bola, Bola Voli, Bola
Basket, dan Sepak Takraw)” dalam mata kuliah Evaluasi Olahraga tepat pada
waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Arsil, M.Pd dan Bapak Dr. Roma Irawan, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pengampu atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang
telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan


makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Padang, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
A. Hakekat Tes dan Pengukuran.................................................................. 3
B. Kegunaan Tes dan Pengukuran ............................................................... 4
C. Kriteria Pemilihan Tes ............................................................................ 5
D. Kemampuan dan Keterampilan Sepak Bola ............................................ 6
E. Tes Kemampuan dan Keterampilan Bola Voli ...................................... 14
F. Tes Kemampuan dan Keterampilan Bola Basket .................................. 25
G. Tes Kemampuan dan Keterampilan Sepak Takraw ............................... 31
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18
A. Kesimpulan .......................................................................................... 38
B. Saran .................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tes dan pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk


mengumpulkan data dalam melakukan penilaian, penilaian membutuhkan yang
namanya data untuk menghasilkan penilaian yang obyektif. Tes dan
pengukuran membutuhkan alat alat dalam pengukuran, bayangkan bila tidak
alat pengukuran (Widiastuti ,2017). Kemungkinan kemajuan kemajuan dalam
segala bidang akan terlambat dan tidak mempunyai sasaran yang tepat.

Dengan adanya tes dan pengukuran, segala program dibidang apa saja
dapat di kontrol dan di evaluasi. Tes dan pengukuran juga merupakan bagian
yang intergral dalam hasil belajar siswa. Tes dan pengukuran yang dilakukan
dalam bidang keolahragaan dan pendidikan harus dapat mendasarkan diri
Banyak alasan menggunakan tes dan pengukuran dalam proses penilaian

Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu
tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1)
Valid yaitu mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan
dalam pengukuran), misalnya alat ukur untuk tinggi badan menggunakan
stadiometer. Poin ini dapat diketahui dari tingkat validitasnya. Validitas
adalah derajat ketepatan dalam pengukuran yang diwujudkan dalam bentuk
angka, kisaran angkanya ± 1. Validitas sama dengan mengkorelasikan atau
menghubungkan dua variabel (gejala yang terjadi di lapangan) atau lebih,
contohnya panjang lengan dengan hasil lemparan. 2) Reliabel yaitu
kesenjangan didalam pengukuran, diukur berulang-ulang mendapatkan hasil
yang sama (ketetapan). Kisaran angkanya lebih besar, mendekati 1 yaitu 0,9
karena yang dikorelasikan sama. Maksudnya menghubungkan variabel yang
sama, misal panjang lengan, jadi yang dikorelasikan adalah panjang lengan
antara probandus 1,2,3 dan seterusnya. 3) Objektif yaitu memberikan
penilaian apa adanya tidak dipengaruhi variabel manapun (jumlahnya lebih

1
dari tiga). 4) Ada Pedoman Pelaksanaan artinya suatu tes tersebut harus
mempunyai tujuan, alat-alat yang digunakan, pelaksanaan atau langkah-
langkah yang akan dilalui dalam mengikuti suatu tes, serta mempunyai norma
bagi umur dan tingkat tertentu dalam penilaian. 5) Ekonomis artinya alat-alat
yang digunakan murah dan mudah didapat.

Pengukuran adalah proses menggunakan alat tersebut untuk


mendapatkan data. Pengukuran dimaksudkan menentukan sifat, kemampuan,
dan watak seseorang atau kelompok. Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri
tidak berarti, dan baru berarti setelah dinilai dan diinterpretasikan data yang
ada. Evaluasi adalah pemberian pertimbangan, makna, penilaian setelah data
itu diambil. Pengukuran menentukan status, sedangkan proses evaluasi
menentukan arti tentang status itu.

B. Perumusan Masalah
1. Apa hakekat tes dan pengukuran?
2. Apa kegunaan tes dan pengukuran?
3. Apa kriteria pemilihan tes?
4. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan sepak bola?
5. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan bola voli?
6. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan bola basket?
7. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan sepak
takraw?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tes dan pengukuran.
2. Untuk mengetahui kegunaan tes dan pengukuran.
3. Untuk mengetahui kriteria pemilihan tes.
4. Untuk mengetahui tes kemampuan dan keterampilan sepak bola.
5. Untuk mengetahui tes kemampuan dan keterampilan bola voli.
6. Untuk mengetahui dengan tes kemampuan dan keterampilan bola basket.
7. Untuk mengetahui dengan tes kemampuan dan keterampilan sepak takraw.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Tes dan Pengukuran

Tes dan Pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu


bahasan lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti yang
berbedabeda penerapannya dalam pendidikan jasmani olahraga, menurut
verducci pengukuran memliki arti yang berguna untuk menentukan informasi
tentang suatu objek secara tepat.

Pengertian tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai
dasar penilaian dalam proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku. Suatu
tes adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi
tentang seseorang atau obyek. Melalui tes, pendidik dapat memperoleh
informasi yang tepat mengenai keadaan anak didiknya, apabila ia berada pada
kemampuan rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan pengukuran
merupakan proses pengumpulan data / informasi tentang individu maupun
obyek tertentu.

Tes adalah alat yang digunakan untuk beberapa peforma dan untuk
mengumpulkan data. Sebuah tes harus valid, yang berarti mengukur apa yang
seharusnya diukur dan haruslah terpecaya, yang berarti dapat diulang berkali-
kali. Sedangkan pengukuran adalah skor kuantitatif yang berasal dari tes
(Widiastuti 2015:2).

Dapat disimpilkan bahwa tes dan pengukuran adalah suatu alat untuk
mengumpulkan data atau keterangan tentang apa yang ingin dicapai.
Pengukuran dalam proses evaluasi menunjukan hal yang bersifat tepat,
objektif, kuantitatif dan hasilya dapat diolah secara statistik, karena datanya
merupakan bilangan. Hasil penukuran itu sendiri belum berarti dan baru berarti
setelah diolah dan diinterpretasikan berdasarkan data yang ada.

3
B. Kegunaan Tes dan Pengukuran

Widiastuti (2015:5-8) mengemukakan bahwa “Kegunaan tes dan


pengukuran yaitu: 1). Menentukan status, 2). Klasifikasi, 3). Diagnosi dan
bimbingan, 4). Motivasi, 5). Perbaikan Mengajar, 6). Menilai Guru, Metode
dan Bahan.

1) Menentukan Status

Di dalam pendidikan yang harus diperhatikan adalah


perkembangan anak, maka seharusnya para pembina olahraga mengetahui
sampai di mana perkembangan itu terjadi; bagaimana kemajuannya dari
waktu ke waktu. Untuk itu harus diadakan pengukuran agar diketahui
status pada suatu saat ataupun dari saat ke saat.

2) Klasifikasi

Di sekolah, klasifikasi keolahragaan biasanya dilakukan


berdasarkan tingkat kelas, bukan berdasarkan keterampilan atau
kemampuan anak. Kalau dipandang dari sudut kematangan jasmaniahnya
ataupun ketangkasannya mereka itu akan berbeda. Oleh sebab itu,
pengelompokan hendaknya mendasarkan kemampuan umum dan
ketangkasannya, dan diatur sesuai dengan kemajuan dalam pelajarannya.

3) Diagnosis dan Bimbingan

Bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh jalan di


dalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang dialami, bimbingan
mengharuskan adanya evaluasi tentang kepastian dan kemampuan anak.
Sehingga proses pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak.

4) Motivasi

Hasil dalam keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi anak. Ini


merupakan pengukuran objektif yang dapat dipakai mentukan tingkat

4
kecakapan anak pada waktu itu dan tidak berdasarkan pandangan subjektif
dari para guru.

5) Perbaikan Mengajar

Testing dan evaluasi adalah suatu bagian dari pengajaran


mempunyai tempat yang tepat dalam program keolahragaan. Tidak
seharusnya dalam melakukan tes sebagai pengganti pembelajaran saja. Tes
harus ditempatkan pada bagian yang sudah dirancang pada tujuan
pembelajaran sebelumnya, sehingga nilai-nilai dari tes tersebut dapat
dipakai sesuai dengan tujuan dari bahan pembelajaran yang disajikan.

6) Menilai Guru, Metode dan Bahan

Dalam setiap pendidikan kerapkali adanya keharusan untuk


menilai efesien para guru, metode dan bahan yang diberikan. Kriteria
pertama dalam menilai berhasilnya pengajaran ialah efektif atau pengaruh
terhadap pertumbuhan anak-anak. Pengukuran dapat merupakan suatu
bantuan yang bernilai seperti halnya survei, asalkan cara pengukurannya
baik

C. Kriteria Pemilihan Tes

Widiastuti (2015:8-11) mengemukakan bahwa kriteria pemilihan tes

adalah: 1). Validitas, 2). Reliabilitas, 3). Objektivitas, 4). Norma.

1. Validitas

Suatu tes atau intstrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurannya,

yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang

menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran

dikatakan sebagai tes memiliki validitas rendah.

5
2. Reliabilitas

Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa

kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil yan relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri

subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap

adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil

beberapa kali pengukurana.

3. Objektivitas

Obejektivitas adalah derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih

pengambilan tes. Objektivitas hampir sama dengan reliabilitas, keduanya

tentang hasil pengukuran yang tepat atau hampir sama. Reliabilitas

menunjukan suatu pengambilan tes yang mengadakan ulang tes terhadap

suatu objek kemudian hasilnya dibandingkan sedangkan dalam

objektivitas terdapat dua atau lebih pengambil tes dalam mengetes suatu

objek yang kemudian hasilnya dibandingkan.

4. Norma

Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran masih

dimungkinkan untuk diinterpretasikan. Sebelum data diinterpretasikan,

akan memerlukan pengubahan skor atau nilai, sehingga data atau

informasi tersebut dapat diartikan dengan benar dan tepat.

D. Tes Kemampuan dan Keterampilan Sepak Bola

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga paling terkenal di


dunia termasuk di Indonesia, dimana masyarakat sepak bola sendiri sudah
menjadi olahraga popular dan memasyarakat di Indonesia. Sepak bola telah

6
tumbuh berkembang bagaikan pohon kehidupan yang melintas lebatnya hutan
sejarah di dunia. Permainan sepak bola sendiri menurut Yulifri dan Arsil
(2018:107) ialah “permainan yang sangat popular dilakukan oleh dua tim, yang
masing-masing beranggotakan sebelas orang, dua tim yang masing-masing
terdiri dari 11 orang tersebut bertarung untuk memasukan bola bundar ke
gawang lawan (mencetak gol)”.

Centhini dan Russel dalam Syafruddin (2017:272) menjelaskan bahwa


“sepak bola dimainkan oleh dua regu terdiri dari 11 anggota termasuk penjaga
gawang. Lamanya permainan dua babak (2x45 menit) dengan 15 menit
istirahat. Bola dimainkan dengan seluruh anggota badan kecuali tangan”.
Sepak bola mempunyai daya tariknya sendiri, dimana daya tarik sepak bola
terdapat pada kealamian permainannya sendiri dan keindahan teknik-teknik
pemainnya.

Sedangkan menurut Luxbacher (2012:2), menyatakan “permainan


sepak bola ialah permainan yang dimainkan oleh dua tim yang berbeda dengan
masing-masing anggota tim 11 orang, masing-masing tim mempertahankan
sebuah gawang dan mencoba menjebolkan gawang lawan”. Dalam penjelasan
yang sama Aprianova dan Hariadi (2016:64), mengemukakan bahwa “sepak
bola adalah olahraga permainan yang dilakukan oleh dua tim yang masing-
masing tim berjumlah 11 orang pemain yang lain menjadi cadangan dan saling
berhadapan dengan tujuan mencetak gol ke gawang gawan.”

Selanjutnya menurut Emral (2016:27) menjelaskan bahwa “sepak bola


adalah permainan 11 dengan lawan 11 yang dipimpin seorang wasit, dibantu
asisten 1 dan asisten 2, serta satu orang wasit cadangan. permainan ini
berlangsung pada satu lapangan sepak bola yang berukuran panjang 100 m
sampai 110 m dan lebar 64 m sampai 75 m dalam permainan akan terjadi
kontak langsur antar pemain akan terjadi kontak langsung antar pemain satu
kesebelasan dengan kesebelasan lainnya”.

7
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
sepak bola adalah olahraga atau permainan tim yang dimainkan oleh dua tim
yang berbeda, masing-masing tim dengan 11 pemain dimainkan di lapangan
sepak bola persegi panjang yang memiliki panjang 100-110 meter dan lebar
45-90 meter dengan waktu permainan 45 menit kali 2 dan istirahat 15 menit
antar 2 babak. Sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh 2
asisten wasit dan 1 orang wasit cadangan. Tujuan permainan sepak bola adalah
untuk meraih kemenangan dengan cara memasukkan bola sebanyak mungkin
ke gawang lawan, serta dibutuhkan keterampilan teknik yang kompleks yang
ada dalam sepak bola untuk memasukkan bola ke gawang lawan.

Tes adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang dapat
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dari kemampuan pemain.
Dalam olahraga tes merupakan hal yang sering dilakukan oleh pelatih ataupun
pengajar. Bagi mereka tes merupakan evaluasi atau pembanding dari apa yang
diberikannya kepada atlet. Dalam pembelajaran sepakbola, salah satu cara yang
bisa kita lakukan adalah melakukan tes keterampilan dan kondisi fisik kepada
mahasiswa.

Keterampilan dalam sepakbola terangkum dalam teknik dasar yang


dikuasai oleh pemain. Dalam proses pembelajaran keterampilan teknik dasar
diberikan oleh pendidik atau pelatih melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari
termudah ke tahapan yang sulit. Hal ini dilakukan agar mahasiswa bisa
menguasai sepenuhnya teknik dasar yang telah diajarkan. Begitu juga dengan
elemen-elemen kondisi fisik dalam sepakbola yang diajarkan kepada
mahasiswa. Dalam proses pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman
dan capaian mahasiswa tentu kita butuh evaluasi.

Tes merupakan salah satu aspek yang bisa digunakan oleh pelatih atau
pendidik untuk mengevaluasi perkembangan mahasiswa. Sejauh mana mereka
mampu menguasai keterampilan teknik dan kondisi fisik yang telah diajarkan
dalam proses pengajaran. Jika kita sudah tahu tingkat kemajuan mahasiswa

8
maka kita bisa merencanakan materi ajar selanjutnya. Sebagai contoh jika ada
peningkatan maka kita bisa meningkatkan kesulitan dari materi yang diajarkan,
sebaliknya jika tidak ada peningkatan mungkin kita bisa memberikan variasi
lain tetapi dengan tingkat kesulitan yang sama. Selain itu dengan adanya hasil
tes kita juga bisa mengukur kemampuan diri, apakah kita berhasil atau gagal
dalam proses pengajaran.

Berikut beberapa bentuk tes keterampilan dan kondisi fisik dalam


permainan sepakbola:

a. Tes Passing Control

Untuk mendapatkan data tentang kemampuan teknik dasar passing dan


mengontrol bola maka dilakukan dengan melakukan tes sepak dan tahan
(passing dan stopping), (Nurhasan, 2001).

a) Tujuan : mengukur keterampilan passing dan mengontrol bola


b) Perlengkapan
1. Bola 2 buah
2. Stopwatch
3. Bangku 4 buah (papan ukuran 3 m x 60 cm sebanyak 2 buah)
4. Kapur

c) Pelaksanaan
1. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4m dari
sasaran/papan dengan posisi kaki kanan atau kiri siap menembak sesuai
dengan kebiasaan pemain.
2. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran, pantulannya
ditahan kembali dengan kaki dibelakang garis tembak. Selanjutnya dengan
kaki yang berbeda bola di sepak kearah yang berlawanan.
3. Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola
cadangan yang telah disediakan.

9
4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila: Bola ditahan/disepak di depan
garis sepak dan disepak hanya dengan satu kaki saja.
5. Cara mengskor: jumlah menyepak dan menahan bola secara sah selama 30
detik. Hitungan satu diperoleh dari satu kali kegiatan menendang dan
menanhan bola, berlawanan dengan sepakan pertama.

Tes Passing Control


Sumber: (Nurhasan, 2001)

Tabel 2. Norma Tes Passing Control

No Jumlah Kategori
1 > 18 Sangat baik
2 16 – 18 Baik
3 13 – 15 Sedang
4 10 – 12 Kurang
5 < 10 Kurang Sekali

b. Tes Dribbling

Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan menggiring bola


(dribbling) menghindari rintangan (dodging), (Jens Bangsbo, 2013).

a) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan menggiring bola (dribbling)


menghindari rintangan (dodging)

10
b) Perlengkapan
1. Lapangan yang rata minimal berukuran 10x10 meter
2. Bola sepak 1 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Cones atau patok 9 buah
5. Alat tulis dan formulir
6. Meteran
7. Kapur

c) Pelaksanaan
1. Testee berdiri di belakang bola menghadap arah lintasan yang akan
ditempuh dalam keadaan siap menggiring bola melewati rintangan yang
telah dipasang.
2. Penguji menghitung mundur tiga, dua, satu, “mulai”. Kemudian pemain
memulai drbbling seperti yang ditunjukan pada gambar.
3. Apabila testee melangkahi atau mengenai patok (cones) maka tes di ulang
atau tidak valid
4. Setelah tiba di rintangan terakhir maka testee menggiring bola secepat
mungkin kearah finish.
5. Testee diberi kesempatan melakukan 2 kali dan waktu yang diambil adalah
waktu yang paling baik.

11
Lintasan Tes Menggiring Bola Sumber: (Jens Bangsbo, 2013)

Norma Tes Dribbling

No Kategori Waktu (Detik)


1 Sempurna < 10,0
2 Baik Sekali 10,0 – 11,0
3 Baik 11,0 – 12,0
4 Sedang 12,0 – 13,0
5 Kurang 13,0 – 14,0
6 Sangat Kurang >14,0

c. Shooting

Untuk mengambil data tes kemampuan menendang bola ini dinamakan


tes “sepak sasaran” yang bersumber dari Depdikbud dan Pusat Kesegaran
Jasmani, (1984).

a) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan shooting pemain


sepakbola
b) Perlengkapan

12
1. Gawang
2. Bola 6 buah
3. Meteran
4. Tali untuk membuat batasan di gawang
5. Cones

c) Pelaksanaan
1. Bola disusun pada garis serangan dengan komposisi 2 bola berada di
kanan, 2 bola di kiri dan 2 bola berada di tengah.
2. Peserta tes berdiri pada jarak 1 meter pada bola yang akan ditendang ke
arah gawang.
3. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki kanan ke arah sasaran
gawang.
4. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki kiri ke arah sasaran
gawang.
5. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki terkuat ke arah sasaran
gawang.
6. Pencatatan hasil diambil dari jumlah 6 kali tendangan dikalikan dengan
jumlah sasaran.

Gambar 10 Tes Shooting At The Ball


(Arsil, 2010:145)

13
No Klasifikasi T-Score
1 Baik sekali > 67
2 Baik 55-66
3 Sedang 44-54
4 Kurang 32-43
5 Kurang sekali <31

Gambar 10 Tes Shooting At The Ball


(Arsil, 2010:145)

E. Tes Kemampuan dan Keterampilan Bola Voli

Permainan bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim,
yang masing-masing tim berjumlah 6 orang. Setiap pemain memiliki
keterampilan khusus yakni sebagai pemukul, pengumpan, dan libero. Tujuan
utama dalam permainan ini adalah memukul bola ke arah bidang lapangan
lawan sedemikian rupa sehingga lawan tidak dapat mengembalikan bola
(Pranopik, M. R., 2017). Ada beberapa tes keterampilan bermain bola voli
yang akan dikemukakan dalam makalah ini meliputi:

1. Tes keterampilan bolavoli dari Brady


2. Tes keterampilan bolavoli dari Clifton
3. Tes keterampilan bolavoli dari Liba dan Stauff
4. Tes keterampilan bolavoli dari Russel-Lange

Nama organisasi tersebut sekarang menjadi American Association


for Health, Physical Education, Recreation and Dance (AAHPERD).
(Arnheim and Sinclair, 1985:21). Sedangkan tujuan, sasaran, jenis-jenis tes,
serta petunjuk pelaksanaan secara terperinci akan dibahas pada bagian berikut
ini.

14
a. Tes Bola Voli dari Brady
1. Tujuan

Tes ini secara umum bertujuan untuk mengukur tingkat penguasa- an


keterampilan bermain bolavoli. Hasil tes ini dapat dipergunakan untuk:

a) Klasifikasi
b) Perbaikan cara mengajar
c) Mengukur kemajuan anak, dan,
d) Dasar pemberian nilai.

2. Sasaran

Tes keterampilan bermain bolavoli dari Brady ini berlaku bagi


mahasiswa putra dan yang sederajat (perguruan tinggi). Tes ini apabila
dipergunakan di Indonesia sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu,
Apakah tes yang valid dan reliabel untuk mahasiswa putra di Amerika; juga
valid dan reliabel untuk mahasiswa putra di Indonesia.

3. Validitas dan Reliabilitas


a. Validita statistik dari tes ini adalah: 0,86, angka ini diperoleh dari hasil
korelasi antara skor yang dicapai mahasiswa pada saat melakukan tes
dengan penilaian yang dilakukan oleh 4 orang juri (judge).
b. Reliabilita untuk tes ini adalah 0,925, yang diperoleh dari hasil tes ulangan
(retest) yang dilakukan oleh mahasiswa putra dengan jumlah 522
mahasiswa dan 15 anggota team suatu perguruan tinggi. (Scott M. Glady,
1959:229).

4. Tes dan Pelaksanaannya\


1) Alat dan Pasilitas yang diperlukan
2) Tembok (dinding) yang tegak dan kokoh.
3) Stopwatch
4) Bolavoli

15
5) Tali rafia dan cat untuk membuat garis
6) Meteran
7) Seperangkat alat tulis

5. Bentuk Lapangan

Sebagai sasaran bola (lapangan) digunakan tembok atau dinding yang


berdiri tegak dan kokoh, dengan diberi garis horisontal sepanjang 5 feet (1,52
m) dan tingginya dari lantai adalah 11,5 feet (3,496 m). Secara visual bentuk
dan ukuran instrumen tes disajikan pada Gambar

Daerah sasaran

5 feet
1,52 m
11,5 feet
3,496

6. Pelaksanaan Tes
1) Testi berdiri bebas di depan dan menghadap ke tembok sasaran.
2) Pada aba-aba "ya" testi melempar bola ke dinding sasaran.
3) Pantulan bola yang dilempar, usahakan divoli secara terus- menerus ke
dinding sasaran selama satu menit dengan gerakan yang syah. (sesuai
aturan),
4) Bila bola tidak dikuasai (dikontrol), maka bola boleh dipegang

16
7. Penilaian
1) Lemparan bola yang pertama ke arah sasaran belum mendapat skor.
2) Skor mulai dihitung setelah bola dilempar ke daerah sasaran, memantul
dan dipassing lagi ke arah sasaran.
3) Setiap passing bola yang masuk ke daerah sasaran atau mengenai garis
batas 5 feet (1,52 m.) memperoleh skor satu (1). Sedangkan bola yang
tidak masuk daerah sasaran diperoleh skor 0 (nol).
4) Apabila terjadi passing bola yang gagal (tidak terkontrol), maka bola boleh
dipegang dan segera dilempar ke daerah sasaran. Lemparan ini tidak boleh
dihitung sebagai hasil tes.
5) Hasil skor testi adalah keseluruhan hasil passing yang dilakukan selama
satu menit, dan bola yang di passing masuk ke daerah sasaran sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan.

b. Tes bola Voli dari Clifton

Tes ini secara umum bertujuan untuk mengukur tingkat


penguasaan keterampilan bermain bolavoli. Hasil tes ini dapat
dipergunakan untuk: (a) Klasifikasi, (b) Perbaikan cara mengajar, (c)
Mengukur kemajuan anak, dan (d) Sebagai dasar pemberian nilai.

a. alat dan fasilitas


1) Tembok atau dinding yang tegak dan kokoh.
2) Stop watch
3) Bolavoli
4) Tali rafia dan cat untuk membuat pembatas
5) Meteran
6) Seperangkat alat tulis

b. Bentuk Lapangan

Ruangan dengan tembok atau dinding yang tegak dan kokoh


diperlukan sebagai tempat sasaran melakukan passing (memantulkan)

17
bola. Jarak tembok dengan tempat berdirinya testi adalah 7 feet (2,128 m.).
Sedangkan jarak antara lantai ruangan dengan garis horisontal setinggi 7,5
feet (2,28 m) lebar garis pembatas adalah 1 inchi (2,54 cm.). Ruangan
yang digunakan untuk tes luasnya adalah 10 feet (3,04 m.) - 15 feet (4,56
m.) Secara visual bentuk dan ukuran instrumen tes disajikan pada Gambar

daerah sasaran

7,5’ (2,28 m)

7, (2,128 m)

Bentuk dan Ukuran Instrumen Tes Keterampilan Bermain Bolavoli


dari Clifton

c. Penilaian
1) Lemparan bola pertama ke arah sasaran, dan lemparan bola apabila terjadi
bola yang dipegang karena tak terkontrol, belum dapat dihitung skornya.
2) Skor mulai dihitung setelah bola dilempar ke tembok atau dinding sasaran,
bola memantul dan dipassing lagi ke arah sasaran yang telah ditentukan.
3) Setiap passing bola yang masuk ke daerah sasaran di atas 7,5 feet (2,28
m.) atau mengenai garis batas 7,5 feet (2,28 m) memperoleh skor satu (1).
Sedangkan bola yang tidak masuk sasaran memperoleh skor nol (0).
4) Apabila terjadi passing yang gagal (tidak terkontrol), maka bola boleh
dipegang dan segera dilempar kembali ke daerah sasaran. Dan lemparan
bola ini belum dapat dihitung sebagai skor.

18
5) Hasil skor testi adalah keseluruhan hasil passing bola yang masuk daerah
sasaran, dan dilakukan selama 2 kali 20 detik.

c. Tes Bolavoli dari Liba dan Stauff

Tes ini secara umum bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam


penampilan passing atas, yang merupakan keterampilan fundamental
dalam bolavoli dan merupakan dasar untuk permainan beregu. Hasil tes ini
dapat dipergunakan: (a) Klasifikasi, (b) Perbaikan cara mengajar, (c)
Mengukur kemajuan anak, (d) Dasar pemberian nilai (penilaian).

1. Alat dan Fasilitas yang diperlukan


1) Lapangan (ruangan) untuk melakukan tes.
2) Bolavoli
3) Tali rafia untuk pembatas
4) Potongan kain yang diletakkan di lantai sebagai petak-petak sasaran.
5) Meteran
6) Seperangkat alat tulis

2. Bentuk Lapangan

Untuk tes ini digunakan dua macam lapangan dengan ukuran yang
berbeda. Pertama lapangan yang digunakan untuk mahasiswa putri di
perguruan tinggi dan kedua adalah lapangan untuk tes bagi siswa putri
tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA). Untuk lapangan tes yang
pertama (Gambar 1.3). Tali dipancangkan dengan ketinggian 11 feet
(3,344 m.) dan 13 feet (3,952 m.) dan ditempatkan pada jarak 10,5 feet
(3,192 m,) dari garis batas yang ditempatkan di lantai untuk tempat testi.
Setiap petak kain sasaran berukuran 2 feet (0,608 m.) dengan jumlah 15
petak, dengan demikian jarak sasaran memanjang adalah 30 feet, (9,12
m.). Sedangkan jarak antara garis batas tempat berdirinya testi dengan
daerah pusat sasaran adalah 23,5 feet (7,144 m).

19
13’

11’

10,5’
1 2 3 4 5 6 7 8 7 6 5 4 3 2 1

Garis Batas

Bentuk dan Ukuran Instrumen Tes Keterampilan Bermain Bolavoli


dari Liba dan Stauf

3. Pelaksanaan
1) Testi berdiri di belakang garis batas yang telah ditentukan menghadap ke
petak-petak sasaran, siap melakukan pass- ing atas, dengan bola berada di
tangan testi.
2) Testi diberi kesempatan untuk mencoba melakukan passing atas sebanyak
2 kali.
3) Setelah mencoba 2 kali, dan testi telah siap, maka testi diberi kesempatan
untuk melakukan tes passing atas se-banyak 10 kali ulangan.
4) Passing atas dilakukan dengan cara, testi memegang bola dan melakukan
passing sendiri untuk diarahkan pada keting- gian yang diinginkan dan
juga ketepatan jatuhnya bola ke petak-petak sasaran yang telah
dipersiapkan.
4. Penilaian
1) Untuk sasaran ketinggian:
2) Skor nol (0) akan diperoleh jika bola gagal mencapai tali yang dipancang.
3) Skor satu (1) akan diperoleh jika bola yang dipassing melewati daerah di
bawah tali 11 feet.
4) Skor dua akan diperoleh jika bola yang dipassing dapat melewati di atas
tali 11 feet.

20
5) Skor tiga diperoleh jika bola yang dipassing dapat mele- wati tali di atas
13 feet.
6) Untuk sasaran jarak. Testi akan meraperoleh skor sesuai dengan jatuhnya
bola pada saat dilakukan passing atas ke arah petak sasaran tertentu. Jika
terjadi bola jatuh pada garis-garis pembatas petak sasaran, maka skor yang
di- hitung adalah petak yang mempunyai skor yang lebih tinggi.
7) Total skor percobaan adalah skor ketinggian dikalikan de- ngan skor
ketepatan sasaran jarak, (untuk masing-masing percobaan). Sedangkan
total skor tes adalah jumlah dari skor-skor yang diperoleh dalam 10 kali
percobaan

d. Tes Bolavoli dari Russel-Lange (Tes Voli Repeated)

Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan ke-


terampilan bermain bolavoli bagi siswa Sekolah Menengah Tingkat
Pertama (SMTP) putri. Hasil tes ini dapat dipergunakan untuk: (a)
klasifikasi, (b) perbaikan cara mengajar, (c) mengukur kemajuan anak, dan
(d) dasar penentuan untuk memberikan nilai.

1. Alat dan fasilitas yang diperlukan


1) Tembok atau dinding yang berdiri tegak dan kokoh sebagai papan pantul.
2) Bolavoli
3) Stopwatch
4) Tali rafia atau cat untuk pembatas
5) Meteran
6) Seperangkat alat tulis

21
2. Bentuk Lapangan

Tembok atau dinding yang berdiri tegak dan kokoh sebagai sasaran
mem-voli bola diberi garis net sepanjang 10 feet (3,04 m.) secara
horisontal. Garis tersebut dipasang setinggi 7,5 feet (2,28 m.) dari lantai,
jarak antara tembok atau papan pantul dengan garis pembatas paling depan
berdirinya testi adalah 3 feet (0,912 m.) Untuk melengkapi penjelasan di
atas dapat dilihat pada Gambar

daerah sasaran

10 feet

7,5 feet

3 feet

garis batas

Bentuk dan Ukuran Instrumen Tes Voli Repeated (pengulangan)


dari Russell-Lange

3. Pelaksanaan
1) Testi berdiri di depan tembok dan berada di belakang garis 3 feet
menghadap ke tembok sasaran.
2) Pada aba-aba "ya" testi melempar bola ke tembok atau dinding sasaran.
3) Dari pantulan bola yang dilemparkan, selanjutnya testi mem-voli secara
berulang-ulang ke arah tembok sasar- an, selama 30 detik.
4) Apabila terjadi bola tidak terkuasai (terkontrol) oleh testi, maka bola boleh
dipegang selanjutnya bola dilempar kerabali ke tembok sasaran dan divoli
secara berulang- ulang.

22
5) Tes dilakukan sebanyak 3 kali 30 detik.

4. Penilain
1) Lemparan bola pertama ke arah sasaran, dan lemparan bola apabila terjadi
bola pegang karena tidak torkontrol belum dapat dihitung skornya.
2) Skor mulai dihitung setelah bola dilempar ke tembok sasaran, bola
memantul dan di-voli testi ke arah sasaran
3) yang telah ditentukan.
4) Setiap testi mem-voli bola dan masuk daerah sasaran, atau mengenai garis
batas bawah sasaran memperoleh. skor satu, sedangkan apabila bola yang
di-voli tidak mengenai sasaran seperti yang dikemukakan di atas, maka
testi memperoleh skor nol (0).
5) Apabila testi gagal mem-voli bola, gagal mengontrol bola dan bola
memantul jauh dari daerah tes, maka testi boleh memegang bola, dan
secepatnya ke tempat testi, serta segera melempar bola ke daerah sasaran.
Lem-paran bola ini tidak dihitung sebagi skor.
6) Hasil skor testi adalah keseluruhan skor mem-voli bola ke arah sasaran
yang dilakukan sebanyak 3 kali per-cobaan, 3 kali 30 detik.

e. Tes Bolavoli dari Russel-Lange (Tes Servis)

1. Alat dan fasilitas yang diperlukan


1) Lapangan bolavoli, yang dibagi dengan petak-petak sasaran
2) Bolavoli
3) Stopwatch
4) Tali rafia atau cat untuk pembatas
5) Meteran
6) Alat tulis

23
2. Bentuk Lapangan

Ukuran lapangan sama dengan lapangan bolavoli dari PBVSI,


ukuran petak-petak dibuat berdasarkan pertimbangan tertentu, bobot
penskoran didasarkan pada tingkat kesulitan mengarahkan bola pada
sasaran tertentu. Adapun ukuran petak-petak yang ada di lapangan dapat
dikemuka- kan sebagai berikut :

1) Petak yang sejajar dengan garis belakang dan garis pusat:


2) Petak pertama dengan skor lima berjarak 5 feet dari garis belakang
lapangan, (1,52 m.)
3) Petak kedua dengan skor 3 dan 4 berjarak 1,52 meter dari garis belakang,
dan lebarnya 3,78m.
4) Petak ketiga dengan skor satu dan dua seluas 3,70 ditarik dari garis tengah
ke arah garis belakang.
5) Petak yang sejajar dengan garis samping :
6) Jarak antara garis samping dengan garis pertama, baik untuk sisi kanan
maupun kiri lapangan adalah 5 feet (1,52 m.). Sedangkan petak tengah
adalah sisa dari 9 m. - 2 kali 1,52 m.
12,5

5’ 2 4

N
25’ E
1 3 5
T
30’

5’ 2 4

12,5 5’

Bentuk dan Ukuran Instrumen Tes Service Bolavoli dari Russell-Lange

24
3. Pelaksanaan Tes
1) Testi berdiri pada petak service menghadap ke lapangan sasaran.
2) Testi melakxikan service dengan cara yang disukai seba- nyak 10 kali
ulangan.
3) Bola diarahkan ke bidang sasaran (petak-petak) yang sudah diberi angka
masing-masing, sesuai dengan ting- kat kesulitan masing-masing.

4. Penilain
1) Testi akan memperoleh skor nol apabila pada saat melakukan service, bola
tidak sampai ke bidang sasaran, bola mengenai (nyangkut) di net, dan juga
bola keluar dari lapangan.
2) Bola yang jatuh tepat di garis, dianggap jatuh di bidang yang skornya lebih
tinggi.
3) Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak 2 kali 10 ulangan. Skor yang
diperoleh testi adalah, hasil yang didapat pada saat testi melakukan
service, dan bola jatuh ke bidang sasaran tertentu. Angka-angka yang ada
pada masing- masing petak mewakili skor yang didapat testi.
4) Nilai testi adalah jumlah hasil yang didapat testi, selama melakukan tes
service sebanyak 2 kali 10 ulangan.

C. Tes Kemampuan dan Keterampilan Bola Basket

Permainan bola basket merupakan permainan yang menggunakan bola


besar, dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang
pemain yang bertujuan memasukan bola ke keranjang lawan dan menjaga
keranjang sendiri agar tidak kemasukan bola (Novriliani, E. (2021). Untuk
dapat bermain bolabasket dengan baik harus menguasai teknik dasar secara
terampil dan untuk mendapatkan keterampilan diperlukan latihan yang
teratur, kontinyu, dan berkesinambungan (Fahrizqi dalam Novriliani, E.,
2021). Terampil diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas, dan sebagai
indikator suatu tingkat kemahiran (Pratomo & Gumantan, 2020). Tes
keterampilan dasar dalam permainan bola basket, Ada beberapa tes

25
keterampilan bermain bola basket yang akan dikemukakan dalam makalah ini
meliputi: (shoting,dribbling dan pasing).

1. Tes shoot

Tes shoot menurut Johnson dan AAHPER Tujuan: Mengukur


ketepatan, ketelitian, kebenaran memasukkan bola ke dalam keranjang
(ring).

a. Alat dan bahan


1) Bolabasket
2) Stopwatch
3) Alat pencatat
4) Ring basket
5) Jaring.

b. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri disekitar bawah basket/keranjang dengan membawa
bola.
2) Setelah aba-aba “ya”, anak coba menembakkan bola ke basket.
3) Dalam menembak anak coba diperbolehkan menggunakan tangan kanan
maupun tangan kiri, dipantulkan atau langsung.
4) Apabila bola luncas, anak coba harus mengambil dan melanjutkan kembali
dengan sisa waktu yang tersedia.
5) Dilakukan selama 30 detik.

c. Penilaian
1) Banyaknya bola yang dapat masuk dari atas, selama waktu yang tersedia.

26
2. Tes shot menurut Lethen dan STO

Tujuannya adalah untuk mengukur ketepatan, ketelitian, kebenaran


memasukkan bola ke dalam keranjang (ring).

a. Alat dan bahan


1) Bolabasket
2) Stopwatch
3) Alat pencatat
4) Keranjang/ring jaring.

b. Pelaksanaan:
1) Anak coba berdiri disekitar bawah ring dengan membawa bola.
2) Setelah aba-aba “ya” anak coba menembakkan bola ke ring.
3) Dalam menembak anak coba diperbolehkan
4) Menggunakan tangan kanan maupun tangan kiri, dipantulkan atau
langsung.
5) Apabila bola luncas, anak coba harus mengambil dan melanjutkan kembali
dengan sisa waktu yang tersedia.
6) Dilakukan selama 60 detik.

c. Penilaian: Banyaknya bola yang dapat masuk dari atas, selama waktu yang
tersedia.

3. Tes passing menurut STO

Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan dan kecepatan


melakukan lempar tangkap dalam waktu tertentu

1. Alat dan bahan


1) Bola basket
2) Tembok
3) Meteran
4) Kapur

27
5) Penghapus
6) Stopwatch
7) Alat pencatat.
2. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri dibelakang garis yang telah ditentukan dengan jarak 120
cm dari tembok yang telah bergambar sasaran berukuran panjang x lebar =
80cm x 40 cm, sedangkan tinggi dari tanah 60 cm.
2) Setelah aba-aba “ya”, anak coba memantulkan bola dengan dua tangan ke
arah sasaran kemudian menangkap kembali dengan tidak memantul ke
lantai.
3) Dilakukan terus menerus secepat mungkin selama 15 detik.
4) Apabila terjadi bola luncas, maka anak coba mengambil kembali bola
yang luncas untuk melanjutkan sampai waktu yang ditentukan.

3. Penilaian: Banyaknya bola yang dapat dipantulkan dan ditangkap kembali


yg masuk ke dalam sasaran selama waktu yang tersedia.

4. Tes passing menurut Lehten

Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan dan kecepatan


melakukan lempar tangkap dalam waktu tertentu

1. Alat dan bahan


1) Bola basket
2) Tembok
3) Meteran,
4) Kapur
5) Penghapus
6) Stopwatch,
7) alat pencatat.

28
2. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri dibelakang garis yang telah ditentukan dengan jarak 6
feet dari tembok sasaran yang berukuran panjang 4 feet dan lebar 2 feet,
sedangkan tinggi dari tanah 3 ½ feet.
2) Setelah aba-aba “ya”, anak coba memantulkan bola dengan dua tangan ke
arah sasaran kemudian menangkap kembali dengan tidak memantul ke
lantai. Dilakukan terus menerus secepat mungkin selama 10 detik.
3) Apabila terjadi bola luncas, maka anak coba mengambil kembali bola
yang luncas untuk melanjutkan sampai waktu yang ditentukan.
4) Penilaian: Banyaknya bola yang dapat dipantulkan dan ditangkap kembali
yag masuk ke dalam sasaran selama waktu yang tersedia.

5. Tes Drible Tes drible menurut STO

Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan kecepatan


menggiring bola dan kecepatan mengubah arah melalui rintangan

a. Alat dan Bahan


1) Bola basket
2) Stopwatch
3) Alat pencatat
4) Kursi
5) Kapur
6) Meteran

b. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri dibelakang garis start, setelah aba-aba “ya”, anak coba
menggiring bola berbelok-belok mengikuti Waktu dicatat dari garis start
sampai finish 1/100 detik.
2) Apabila terjadi bola luncas, anak coba mengambil dan memulai lagi dari
kursi di mana terjadi bola luncas dan melanjutkan sampai kegaris finish.

29
c. Penilaian: Waktu yang dicatat pada saat mulai dari garis start-finish

6. Tes drible menurut AAPHER

Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan kecepatan


menggiring bola dan kecepatan mengubah arah melalui rintangan

a. Alat dan Bahan


1) Bola basket
2) Stopwatch
3) Alat pencatat
4) Kursi
5) Kapur
6) Meteran
b. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri di belakang garis start, setelah aba-aba “ya”, anak coba
menggiring bola berbelok-belok mengikuti petunjuk anak panah yang
telah dibuat menuju garis finish.
2) Waktu dicatat dari garis start sampai finish 1/100 detik.
3) Apabila terjadi bola luncas, anak coba mengambil dan memulai lagi dari
kursi di mana terjadi bola luncas dan melanjutkan sampai kegaris finish.

c. Penilaian:
1) Waktu yang dicatat pada saat mulai dari garis start-finish penilaian dan
klasifikasi keterampilan
2) Jumlah pantulan bola kedinding tembok yang sah.
3) Lamanya waktu yang diperlukan untuk menggiring bola sejak saat aba-aba
“YA” samapai teste melampaui garis finish.
4) Jumlah bola yang masuk ke dalam ring basket selama satu menit.

Data yang didapat diubah menjadi nilai-T (T-score). Nilai-T disebut


juga dengan nilai ketrampilan. Selanjutnya nilai ketrampilan disesuaikan
dengan norma tes ketrampilan bermain bola basket pada tabel dibawah ini.

30
Klasifikasi Tingkat Keterampilan Bermain Bola Basket

Jumlah nilai T Golongan /Kategori


222 dan lebih Baik sekali
193-221 Baik
165-192 Cukup
136-164 Sedang
107-135 Kurang
79-106 Kurang sekali

D. Tes Kemampuan dan Keterampilan Sepak Takraw

Seperti halnya pada cabang permainan sepak takraw merupakan salah


satu cabang olahraga prestasi. Permainan sepak takraw memiliki beberapa
teknik dasar yang harus dikuasai diantaranya adalah teknik sepak sila atau
teknik penguasaan bola. Latihan sepak sila yaitu latihan dengan bentuk
gerakan menyepak bola secara berulang-ulang pada kaki bagian dalam lebih
dari sekali hingga tidak dapat dilanjutkan ulanganya (Ilham, 2018). Sepak
takraw adalah sebuah olahraga raket yang berasal dari Asia Tenggara. Dalam
permainan ini, dua tim yang terdiri dari tiga pemain masing-masing berusaha
untuk mencetak skor dengan menendang bola kecil melintasi jaring ke
lapangan lawan. Permainan ini memiliki sejumlah persamaan dengan sepak
bola, voli, dan bulu tangkis, tetapi ciri khasnya adalah penggunaan bola
bambu yang ditenun sebagai alat untuk dipukul (Putra, F. W., Suwo, R., &
Nasarudin, N., 2020). Ada beberapa tes keterampilan bermain sepak takraw
yang akan dikemukakan dalam makalah ini meliputi Sepdanius, E., Rifki, M.
S., & Komaini, A. (2019) :

1. Tes Sepak Mula


a. Tujuan: Servis untuk memulai permainan Perlengkapan:
1) Bola takraw,
2) Lapangan yang telah ditandai dengan nlai,

31
3) Alat tulis menulis, dan
4) Net.

b. Tester
1) Penghitung frekuensi sepak mula
2) Pencatat hasil

c. Petunjuk Pelaksanaan Tes


1) Sepak mula dilakukan dalam lingkaran servis dengan berdiri pada salah
satu kaki di dalam garis lingkaran.
2) Aba-aba “mulai” dengan melemparkan bola sendiri, testi melakukan sepak
mula di arahkan ke lapangan yang telah ditandai dengan angka, angka 1
nilai terendah dan angka 5 nilai tertinggi.
3) Setiap testi melakukan sepak mula dalam 3 kali percobaan, setiap
percobaan dengan frekuensi 10 kali. Waktu istirahat testi adalah saat
menunggu giliran melakukan sepak mula pada percobaan berikutnya.
4) Skor terakhir yang dicatat adalah jumlah angka yang diperoleh dalam 10
kali tiap kesempatan

2. Tes Sepak Sila

a. Tujuan: memainkan bola dengan menggukan kaki bagian dalam untuk


menerima, menguasai, mengumpan, serta untuk menyelamatkan bola dari
serangan lawan

32
b. Perlengkapan
1) Bola takraw
2) Stopwatch
3) Alat tulis menulis

c. Petugas
1) Penghitung frekuensi sepak sila dan
2) Pencatat hasil petunjuk

d. Pelaksanaan Tes
1) Sepak sila dilakukan pada tempat yang telah ditentukan
2) Aba-aba “mulai”, testi melakukan sepak sila, petugas mulai menghidupkan
stopwatch serta menghitung frekuensi sepak sila testi.
3) Sepak sila dihitung setelah sepakan bola pertama (sepakan pertama tidak
dihitung).
4) Jika bola jatuh dan waktu masih ada, testi boleh melakukan sepak sila lagi
dan hitungan dilanjutkan lagi setelah sepakan pertama.
5) Aba-aba”berhenti”, stopwatch dimatikan testi menghentikan sepak sila.
6) Setiap testi melakukan sepak sila dalam tiga kali percobaan, tiap
percobaan dengan waktu 1 menit. Waktu istirahat testi adalah saat
menunggu percobaan berikutnya
7) Skor yang dicatat adalah jumlah frekuensi sepak sila selam 1 menit pada
tiap percobaan.

3. Tes Sepak Kuda

a. Tujuan: memainkan bola dengan menggukan punggung kaki untuk bola


yang datangnya rendah dan kencang, menyelamatkan bola dari serangan
lawan, mengawal, dan menguasai bola.
b. Perlengkapan
1) bola takraw
2) stopwatch,

33
3) Alat tulis menulis

c. Petugas
1) penghitung frekuensi sepak kuda dan
2) pencatat hasil

d. Petunjuk Pelaksanaan Tes


1) Sepak kuda dilakukan pada tempat yang telah ditentukan.
2) Aba- aba “mulai”, testi melakukan sepak kuda, petugas mulai
menghidupkan stopwatch serta menghitung frekuensi sepak kuda testi.
3) Sepak kuda dihitung setelah sepakan bola pertama (sepakan pertama tidak
dihitung).
4) Jika bola jatuh dan waktu masih ada, testi boleh melakukan sepak kuda
lagi dan hitungan dilanjutkan lagi setelah sepakan pertama.
5) Aba-aba”berhenti”, stopwatch dimatikantesti menghentikan sepak kuda.
6) Setiap testi melakukan sepak kuda dalam tiga kali percobaan, tiap
percobaan dengan waktu 1 menit. Waktu istirahat testi adalah saat
menunggu percobaan berikutnya.
7) Skor yang dicatat adalah jumlah frekuensi sepak kuda selama 1 menit pada
tiap percobaan

4. Tes Heading

a. Tujuan: memainkan bola dengan kepala,menyelamatkan, member umpan


kepada teman serta untuk menyerang.
b. Perlengkapan
1) bola takraw
2) stopwatch
3) alat tulis menulis

34
c. Petugas
1) penghitung frekuensi heading
2) pencatat hasil

d. Petunjuk Pelaksanaan Tes


1) Heading dilakukan pada tempat yang telah ditentukan
2) Aba-aba “mulai”, testi melakukan heading, petugas mulai menghidupkan
stopwatch serta menghitung frekuensi heading testi.
3) Heading dihitung setelah pantulan bola pertama (pantulan pertama tidak
dihitung).
4) Jika bola jatuh dan waktu masih ada, testi boleh melakukan heading lagi
dan hitungan dilanjutkan lagi setelah pantulan pertama.
5) Aba-aba”berhenti”, stopwatch dimatikantesti menghentikan heading.
6) Setiap testi melakukan heading dalam tiga kali percobaan, tiap percobaan
dengan waktu 1 menit. Waktu istirahat testi adalah saat menunggu
percobaan berikutnya.
7) Skor yang dicatat adalah jumlah frekuensi heading selama 1 menit pada
tiap percobaan.

5. Tes Passing

Tujuan: Tes ini untuk mengukur keterampilan melakukan passing


bola dalam permainan sepaktakraw.

a. Alat dan perlengkapan:


1) Alat-alat tulis
2) Bola takraw 10 buah
3) Lapangan permainan dengan petak-petak sasaran yang sudah diberi skor
dengan bobot berdasarkan tingkat kesulitan.

35
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Petugas:Seorang pelempar bola, penghitung skor, dan pencatat skor.
2) Pelaksanaan Tes:Testi berdiri di lapangan “di tempat Tekong” bola di
lepar dari lapangan lawan. Setelah ada aba-aba “Ya” dari tester, maka testi
lari ke ujung lapangan kanan belakang, dan kembali lagi ke kotak
“tekong” untuk siap menerima bola dan memasing bola ke arah petak-
petak sasaran yang telah di beri skor, untuk melakukan passing berikutnya,
maka testi harus bergerak dulu ke pojok kiri dan siap lagi ke tempat
“tekong” untuk melakukan passing. Gerakan tersebut dilakukan secara
bergantian dan berulang ulang selama 10 kali passing. Testi boleh
melakukan passing dengan meng-gunakan tungkai kaki maupun kepala.
3) Penilaian: Skor yang dicatat adalah sesuai dengan skor yang tertera pada
sasaran tempat jatuhnya bola. Apabila bola jatuh pada garis petak sasaran,
maka skor yang dihitung adalah skor dengan sasaran yang memiliki skor
lebih besar.

Tes Keterampilan Passing

36
6. Tes Smash

a. Tujuan: menyerang lawan dan mematikan bola di daerah lawan


b. Perlengkapan:
1) Bola takraw
2) Lapangan yang telah ditandai dengan nlai
3) Alat tulis menulis,
4) Net.

c. Petugas
1) Penghitung frekuensi smash
2) Pencatat hasil
3) Judge petunjuk
d. Pelaksanaan Tes
1) Smash dilakukan di depan net
2) Bola dilemparkan sendiri oleh testi setelah aba-aba “mulai”
3) Smash di arahkan ke lapangan yang telah ditandai dengan angka (nilai)
4) Saat melakukan smash kedua kaki harus lepas dari lantai
5) Setiap testi melakukan smash 10 kali dalam 3 kali percobaan. Waktu
istirahat testi adalah saat menunggu giliran melakukan smash pada
percobaan berikutnya.
6) Skor yang dicatat adalah jumlah nilai yang diperoleh dalam 10 kali
melakukan smash pada tiap percobaan.

37
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan dalam cabang olahraga terangkum dalam teknik dasar


yang dikuasai oleh pemain ataupun seorang atlet. Dalam proses pembelajaran
keterampilan teknik dasar diberikan oleh pendidik atau pelatih melalui
tahapan-tahapan yang dimulai dari termudah ke tahapan yang sulit. Hal ini
dilakukan agar mahasiswa maupun atlet bisa menguasai sepenuhnya teknik
dasar yang telah diajarkan. Begitu juga dengan elemen-elemen kondisi fisik
dalam Tes adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang dapat
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dari kemampuan pemain.
Dalam olahraga tes merupakan hal yang sering dilakukan oleh pelatih ataupun
pengajar. Bagi mereka tes merupakan evaluasi atau pembanding dari apa yang
diberikannya kepada atlet. Dalam pembelajaran sepak bola, bola voli, bola
basket, dan sepak takraw salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah
melakukan tes keterampilan dan kondisi fisik mahasiswa maupun seorang
atlet.

B. Saran

Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis berharap untuk diberikan masukan guna memperbaiki
makalah khususnya dalam segi isi kedepannya.

38
DAFTAR PUSTAKA

Aprianova, F., & Hariadi, I. (2017). Metode Drill Untuk Meningkatkan Teknik
Dasar Menggiring Bola (Dribbling) Dalam Permainan Sepakbola Pada
Siswa Sekolah Sepakbola Putra Zodiac Kabupaten Bojonegoro Usia 13-15
Tahun. Indonesia Performance Journal, 1(1).

Asril. 2010. Evaluasi Pendidikan Jasmani. Malang: Wineka Media.

Emral. 2016. Sepakbola Dasar. Padang: Sukabina Press.

Ilham, I. (2018). Pengaruh Latihan Sepak Sila Dan Sepak Kuda Terhadap
Kemampuan Servis Sepak Takraw. Cendekia: Jurnal Pendidikan Dan
Pengajaran, 1(2), 365–375. Retrieved from
https://www.ojs2.ikippgrikaltim.ac.id/index.php/Cendekia/article/view/29
/25

Luxbacher J. A. 2012. Sepak Bola: Langkah-Langkah Menuju Sukses (Cetakan 6).


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Novriliani, E. (2021). Tingkat Keterampilan Bola Basket Pada Siswa


Ekstrakulikuler Bola Basket. Jurnal Edukasimu, 1(3).

Pranopik, M. R. (2017). Pengembangan Variasi Latihan Smash Bola Voli. Jurnal


Prestasi, 1(1).

Pratomo, C., & Gumantan, A. (2020). HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI


DAN POWER Pratomo, C., & Gumantan, A. (2020).
HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT
TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN PENALTY.
Journal Of Physical Education, 1(1), 10–17.OTOT TUNGKAI
DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN PENALTY. Journal Of
Physical Education, 1(1), 10–17.

39
Putra, F. W., Suwo, R., & Nasarudin, N. (2020). Hubungan Persepsi Kinestetik
Dengan Keterampilan Sepak Sila Pada Permainan Sepak Takraw.
Kinestetik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 4(1), 41-46.

Sepdanius, E., Rifki, M. S., & Komaini, A. (2019). Tes dan Pengukuran Olahraga.

Syarifudin, M. F., Hariyoko, H., & Wahyudi, U. (2017). Pengaruh Metode Drill
Dan Metode Bermain Terhadap Hasil Belajar Passing Sepakbola Pada
Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Usia 16-17 Tahun. Gelanggang
Pendidikan Jasmani Indonesia, 1(2), 271-281.

Widiastuti. (2017). Tes Dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Winarno, M. E. (2006). Tes Keterampilan Olahraga. Malang: laboratorium


jurusan ilmu keolahragaan fakultas ilmu pendidikan Universitas negeri
malang.

Yulifri dan Arsil. 2018. Permainan Sepakbola. Padang: FIK UNP.

40

Anda mungkin juga menyukai