Oleh:
Khairul Anwar (22199025)
Syafiril Risman (22199047)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Arsil, M.Pd
Dr. Roma Irawan, S.Pd., M.Pd
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tes Kemampuan dan Keterampilan Olahraga (Sepak Bola, Bola Voli, Bola
Basket, dan Sepak Takraw)” dalam mata kuliah Evaluasi Olahraga tepat pada
waktunya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya tes dan pengukuran, segala program dibidang apa saja
dapat di kontrol dan di evaluasi. Tes dan pengukuran juga merupakan bagian
yang intergral dalam hasil belajar siswa. Tes dan pengukuran yang dilakukan
dalam bidang keolahragaan dan pendidikan harus dapat mendasarkan diri
Banyak alasan menggunakan tes dan pengukuran dalam proses penilaian
Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu
tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1)
Valid yaitu mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan
dalam pengukuran), misalnya alat ukur untuk tinggi badan menggunakan
stadiometer. Poin ini dapat diketahui dari tingkat validitasnya. Validitas
adalah derajat ketepatan dalam pengukuran yang diwujudkan dalam bentuk
angka, kisaran angkanya ± 1. Validitas sama dengan mengkorelasikan atau
menghubungkan dua variabel (gejala yang terjadi di lapangan) atau lebih,
contohnya panjang lengan dengan hasil lemparan. 2) Reliabel yaitu
kesenjangan didalam pengukuran, diukur berulang-ulang mendapatkan hasil
yang sama (ketetapan). Kisaran angkanya lebih besar, mendekati 1 yaitu 0,9
karena yang dikorelasikan sama. Maksudnya menghubungkan variabel yang
sama, misal panjang lengan, jadi yang dikorelasikan adalah panjang lengan
antara probandus 1,2,3 dan seterusnya. 3) Objektif yaitu memberikan
penilaian apa adanya tidak dipengaruhi variabel manapun (jumlahnya lebih
1
dari tiga). 4) Ada Pedoman Pelaksanaan artinya suatu tes tersebut harus
mempunyai tujuan, alat-alat yang digunakan, pelaksanaan atau langkah-
langkah yang akan dilalui dalam mengikuti suatu tes, serta mempunyai norma
bagi umur dan tingkat tertentu dalam penilaian. 5) Ekonomis artinya alat-alat
yang digunakan murah dan mudah didapat.
B. Perumusan Masalah
1. Apa hakekat tes dan pengukuran?
2. Apa kegunaan tes dan pengukuran?
3. Apa kriteria pemilihan tes?
4. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan sepak bola?
5. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan bola voli?
6. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan bola basket?
7. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan dan keterampilan sepak
takraw?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tes dan pengukuran.
2. Untuk mengetahui kegunaan tes dan pengukuran.
3. Untuk mengetahui kriteria pemilihan tes.
4. Untuk mengetahui tes kemampuan dan keterampilan sepak bola.
5. Untuk mengetahui tes kemampuan dan keterampilan bola voli.
6. Untuk mengetahui dengan tes kemampuan dan keterampilan bola basket.
7. Untuk mengetahui dengan tes kemampuan dan keterampilan sepak takraw.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai
dasar penilaian dalam proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku. Suatu
tes adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi
tentang seseorang atau obyek. Melalui tes, pendidik dapat memperoleh
informasi yang tepat mengenai keadaan anak didiknya, apabila ia berada pada
kemampuan rendah, sedang atau tinggi. Sedangkan pengukuran
merupakan proses pengumpulan data / informasi tentang individu maupun
obyek tertentu.
Tes adalah alat yang digunakan untuk beberapa peforma dan untuk
mengumpulkan data. Sebuah tes harus valid, yang berarti mengukur apa yang
seharusnya diukur dan haruslah terpecaya, yang berarti dapat diulang berkali-
kali. Sedangkan pengukuran adalah skor kuantitatif yang berasal dari tes
(Widiastuti 2015:2).
Dapat disimpilkan bahwa tes dan pengukuran adalah suatu alat untuk
mengumpulkan data atau keterangan tentang apa yang ingin dicapai.
Pengukuran dalam proses evaluasi menunjukan hal yang bersifat tepat,
objektif, kuantitatif dan hasilya dapat diolah secara statistik, karena datanya
merupakan bilangan. Hasil penukuran itu sendiri belum berarti dan baru berarti
setelah diolah dan diinterpretasikan berdasarkan data yang ada.
3
B. Kegunaan Tes dan Pengukuran
1) Menentukan Status
2) Klasifikasi
4) Motivasi
4
kecakapan anak pada waktu itu dan tidak berdasarkan pandangan subjektif
dari para guru.
5) Perbaikan Mengajar
1. Validitas
5
2. Reliabilitas
diperoleh hasil yan relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap
3. Objektivitas
objektivitas terdapat dua atau lebih pengambil tes dalam mengetes suatu
4. Norma
6
tumbuh berkembang bagaikan pohon kehidupan yang melintas lebatnya hutan
sejarah di dunia. Permainan sepak bola sendiri menurut Yulifri dan Arsil
(2018:107) ialah “permainan yang sangat popular dilakukan oleh dua tim, yang
masing-masing beranggotakan sebelas orang, dua tim yang masing-masing
terdiri dari 11 orang tersebut bertarung untuk memasukan bola bundar ke
gawang lawan (mencetak gol)”.
7
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
sepak bola adalah olahraga atau permainan tim yang dimainkan oleh dua tim
yang berbeda, masing-masing tim dengan 11 pemain dimainkan di lapangan
sepak bola persegi panjang yang memiliki panjang 100-110 meter dan lebar
45-90 meter dengan waktu permainan 45 menit kali 2 dan istirahat 15 menit
antar 2 babak. Sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh 2
asisten wasit dan 1 orang wasit cadangan. Tujuan permainan sepak bola adalah
untuk meraih kemenangan dengan cara memasukkan bola sebanyak mungkin
ke gawang lawan, serta dibutuhkan keterampilan teknik yang kompleks yang
ada dalam sepak bola untuk memasukkan bola ke gawang lawan.
Tes adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang dapat
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dari kemampuan pemain.
Dalam olahraga tes merupakan hal yang sering dilakukan oleh pelatih ataupun
pengajar. Bagi mereka tes merupakan evaluasi atau pembanding dari apa yang
diberikannya kepada atlet. Dalam pembelajaran sepakbola, salah satu cara yang
bisa kita lakukan adalah melakukan tes keterampilan dan kondisi fisik kepada
mahasiswa.
Tes merupakan salah satu aspek yang bisa digunakan oleh pelatih atau
pendidik untuk mengevaluasi perkembangan mahasiswa. Sejauh mana mereka
mampu menguasai keterampilan teknik dan kondisi fisik yang telah diajarkan
dalam proses pengajaran. Jika kita sudah tahu tingkat kemajuan mahasiswa
8
maka kita bisa merencanakan materi ajar selanjutnya. Sebagai contoh jika ada
peningkatan maka kita bisa meningkatkan kesulitan dari materi yang diajarkan,
sebaliknya jika tidak ada peningkatan mungkin kita bisa memberikan variasi
lain tetapi dengan tingkat kesulitan yang sama. Selain itu dengan adanya hasil
tes kita juga bisa mengukur kemampuan diri, apakah kita berhasil atau gagal
dalam proses pengajaran.
c) Pelaksanaan
1. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4m dari
sasaran/papan dengan posisi kaki kanan atau kiri siap menembak sesuai
dengan kebiasaan pemain.
2. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran, pantulannya
ditahan kembali dengan kaki dibelakang garis tembak. Selanjutnya dengan
kaki yang berbeda bola di sepak kearah yang berlawanan.
3. Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola
cadangan yang telah disediakan.
9
4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila: Bola ditahan/disepak di depan
garis sepak dan disepak hanya dengan satu kaki saja.
5. Cara mengskor: jumlah menyepak dan menahan bola secara sah selama 30
detik. Hitungan satu diperoleh dari satu kali kegiatan menendang dan
menanhan bola, berlawanan dengan sepakan pertama.
No Jumlah Kategori
1 > 18 Sangat baik
2 16 – 18 Baik
3 13 – 15 Sedang
4 10 – 12 Kurang
5 < 10 Kurang Sekali
b. Tes Dribbling
10
b) Perlengkapan
1. Lapangan yang rata minimal berukuran 10x10 meter
2. Bola sepak 1 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Cones atau patok 9 buah
5. Alat tulis dan formulir
6. Meteran
7. Kapur
c) Pelaksanaan
1. Testee berdiri di belakang bola menghadap arah lintasan yang akan
ditempuh dalam keadaan siap menggiring bola melewati rintangan yang
telah dipasang.
2. Penguji menghitung mundur tiga, dua, satu, “mulai”. Kemudian pemain
memulai drbbling seperti yang ditunjukan pada gambar.
3. Apabila testee melangkahi atau mengenai patok (cones) maka tes di ulang
atau tidak valid
4. Setelah tiba di rintangan terakhir maka testee menggiring bola secepat
mungkin kearah finish.
5. Testee diberi kesempatan melakukan 2 kali dan waktu yang diambil adalah
waktu yang paling baik.
11
Lintasan Tes Menggiring Bola Sumber: (Jens Bangsbo, 2013)
c. Shooting
12
1. Gawang
2. Bola 6 buah
3. Meteran
4. Tali untuk membuat batasan di gawang
5. Cones
c) Pelaksanaan
1. Bola disusun pada garis serangan dengan komposisi 2 bola berada di
kanan, 2 bola di kiri dan 2 bola berada di tengah.
2. Peserta tes berdiri pada jarak 1 meter pada bola yang akan ditendang ke
arah gawang.
3. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki kanan ke arah sasaran
gawang.
4. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki kiri ke arah sasaran
gawang.
5. Peserta tes menendang bola 2 kali dengan kaki terkuat ke arah sasaran
gawang.
6. Pencatatan hasil diambil dari jumlah 6 kali tendangan dikalikan dengan
jumlah sasaran.
13
No Klasifikasi T-Score
1 Baik sekali > 67
2 Baik 55-66
3 Sedang 44-54
4 Kurang 32-43
5 Kurang sekali <31
Permainan bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim,
yang masing-masing tim berjumlah 6 orang. Setiap pemain memiliki
keterampilan khusus yakni sebagai pemukul, pengumpan, dan libero. Tujuan
utama dalam permainan ini adalah memukul bola ke arah bidang lapangan
lawan sedemikian rupa sehingga lawan tidak dapat mengembalikan bola
(Pranopik, M. R., 2017). Ada beberapa tes keterampilan bermain bola voli
yang akan dikemukakan dalam makalah ini meliputi:
14
a. Tes Bola Voli dari Brady
1. Tujuan
a) Klasifikasi
b) Perbaikan cara mengajar
c) Mengukur kemajuan anak, dan,
d) Dasar pemberian nilai.
2. Sasaran
15
5) Tali rafia dan cat untuk membuat garis
6) Meteran
7) Seperangkat alat tulis
5. Bentuk Lapangan
Daerah sasaran
5 feet
1,52 m
11,5 feet
3,496
6. Pelaksanaan Tes
1) Testi berdiri bebas di depan dan menghadap ke tembok sasaran.
2) Pada aba-aba "ya" testi melempar bola ke dinding sasaran.
3) Pantulan bola yang dilempar, usahakan divoli secara terus- menerus ke
dinding sasaran selama satu menit dengan gerakan yang syah. (sesuai
aturan),
4) Bila bola tidak dikuasai (dikontrol), maka bola boleh dipegang
16
7. Penilaian
1) Lemparan bola yang pertama ke arah sasaran belum mendapat skor.
2) Skor mulai dihitung setelah bola dilempar ke daerah sasaran, memantul
dan dipassing lagi ke arah sasaran.
3) Setiap passing bola yang masuk ke daerah sasaran atau mengenai garis
batas 5 feet (1,52 m.) memperoleh skor satu (1). Sedangkan bola yang
tidak masuk daerah sasaran diperoleh skor 0 (nol).
4) Apabila terjadi passing bola yang gagal (tidak terkontrol), maka bola boleh
dipegang dan segera dilempar ke daerah sasaran. Lemparan ini tidak boleh
dihitung sebagai hasil tes.
5) Hasil skor testi adalah keseluruhan hasil passing yang dilakukan selama
satu menit, dan bola yang di passing masuk ke daerah sasaran sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan.
b. Bentuk Lapangan
17
bola. Jarak tembok dengan tempat berdirinya testi adalah 7 feet (2,128 m.).
Sedangkan jarak antara lantai ruangan dengan garis horisontal setinggi 7,5
feet (2,28 m) lebar garis pembatas adalah 1 inchi (2,54 cm.). Ruangan
yang digunakan untuk tes luasnya adalah 10 feet (3,04 m.) - 15 feet (4,56
m.) Secara visual bentuk dan ukuran instrumen tes disajikan pada Gambar
daerah sasaran
7,5’ (2,28 m)
7, (2,128 m)
c. Penilaian
1) Lemparan bola pertama ke arah sasaran, dan lemparan bola apabila terjadi
bola yang dipegang karena tak terkontrol, belum dapat dihitung skornya.
2) Skor mulai dihitung setelah bola dilempar ke tembok atau dinding sasaran,
bola memantul dan dipassing lagi ke arah sasaran yang telah ditentukan.
3) Setiap passing bola yang masuk ke daerah sasaran di atas 7,5 feet (2,28
m.) atau mengenai garis batas 7,5 feet (2,28 m) memperoleh skor satu (1).
Sedangkan bola yang tidak masuk sasaran memperoleh skor nol (0).
4) Apabila terjadi passing yang gagal (tidak terkontrol), maka bola boleh
dipegang dan segera dilempar kembali ke daerah sasaran. Dan lemparan
bola ini belum dapat dihitung sebagai skor.
18
5) Hasil skor testi adalah keseluruhan hasil passing bola yang masuk daerah
sasaran, dan dilakukan selama 2 kali 20 detik.
2. Bentuk Lapangan
Untuk tes ini digunakan dua macam lapangan dengan ukuran yang
berbeda. Pertama lapangan yang digunakan untuk mahasiswa putri di
perguruan tinggi dan kedua adalah lapangan untuk tes bagi siswa putri
tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA). Untuk lapangan tes yang
pertama (Gambar 1.3). Tali dipancangkan dengan ketinggian 11 feet
(3,344 m.) dan 13 feet (3,952 m.) dan ditempatkan pada jarak 10,5 feet
(3,192 m,) dari garis batas yang ditempatkan di lantai untuk tempat testi.
Setiap petak kain sasaran berukuran 2 feet (0,608 m.) dengan jumlah 15
petak, dengan demikian jarak sasaran memanjang adalah 30 feet, (9,12
m.). Sedangkan jarak antara garis batas tempat berdirinya testi dengan
daerah pusat sasaran adalah 23,5 feet (7,144 m).
19
13’
11’
10,5’
1 2 3 4 5 6 7 8 7 6 5 4 3 2 1
Garis Batas
3. Pelaksanaan
1) Testi berdiri di belakang garis batas yang telah ditentukan menghadap ke
petak-petak sasaran, siap melakukan pass- ing atas, dengan bola berada di
tangan testi.
2) Testi diberi kesempatan untuk mencoba melakukan passing atas sebanyak
2 kali.
3) Setelah mencoba 2 kali, dan testi telah siap, maka testi diberi kesempatan
untuk melakukan tes passing atas se-banyak 10 kali ulangan.
4) Passing atas dilakukan dengan cara, testi memegang bola dan melakukan
passing sendiri untuk diarahkan pada keting- gian yang diinginkan dan
juga ketepatan jatuhnya bola ke petak-petak sasaran yang telah
dipersiapkan.
4. Penilaian
1) Untuk sasaran ketinggian:
2) Skor nol (0) akan diperoleh jika bola gagal mencapai tali yang dipancang.
3) Skor satu (1) akan diperoleh jika bola yang dipassing melewati daerah di
bawah tali 11 feet.
4) Skor dua akan diperoleh jika bola yang dipassing dapat melewati di atas
tali 11 feet.
20
5) Skor tiga diperoleh jika bola yang dipassing dapat mele- wati tali di atas
13 feet.
6) Untuk sasaran jarak. Testi akan meraperoleh skor sesuai dengan jatuhnya
bola pada saat dilakukan passing atas ke arah petak sasaran tertentu. Jika
terjadi bola jatuh pada garis-garis pembatas petak sasaran, maka skor yang
di- hitung adalah petak yang mempunyai skor yang lebih tinggi.
7) Total skor percobaan adalah skor ketinggian dikalikan de- ngan skor
ketepatan sasaran jarak, (untuk masing-masing percobaan). Sedangkan
total skor tes adalah jumlah dari skor-skor yang diperoleh dalam 10 kali
percobaan
21
2. Bentuk Lapangan
Tembok atau dinding yang berdiri tegak dan kokoh sebagai sasaran
mem-voli bola diberi garis net sepanjang 10 feet (3,04 m.) secara
horisontal. Garis tersebut dipasang setinggi 7,5 feet (2,28 m.) dari lantai,
jarak antara tembok atau papan pantul dengan garis pembatas paling depan
berdirinya testi adalah 3 feet (0,912 m.) Untuk melengkapi penjelasan di
atas dapat dilihat pada Gambar
daerah sasaran
10 feet
7,5 feet
3 feet
garis batas
3. Pelaksanaan
1) Testi berdiri di depan tembok dan berada di belakang garis 3 feet
menghadap ke tembok sasaran.
2) Pada aba-aba "ya" testi melempar bola ke tembok atau dinding sasaran.
3) Dari pantulan bola yang dilemparkan, selanjutnya testi mem-voli secara
berulang-ulang ke arah tembok sasar- an, selama 30 detik.
4) Apabila terjadi bola tidak terkuasai (terkontrol) oleh testi, maka bola boleh
dipegang selanjutnya bola dilempar kerabali ke tembok sasaran dan divoli
secara berulang- ulang.
22
5) Tes dilakukan sebanyak 3 kali 30 detik.
4. Penilain
1) Lemparan bola pertama ke arah sasaran, dan lemparan bola apabila terjadi
bola pegang karena tidak torkontrol belum dapat dihitung skornya.
2) Skor mulai dihitung setelah bola dilempar ke tembok sasaran, bola
memantul dan di-voli testi ke arah sasaran
3) yang telah ditentukan.
4) Setiap testi mem-voli bola dan masuk daerah sasaran, atau mengenai garis
batas bawah sasaran memperoleh. skor satu, sedangkan apabila bola yang
di-voli tidak mengenai sasaran seperti yang dikemukakan di atas, maka
testi memperoleh skor nol (0).
5) Apabila testi gagal mem-voli bola, gagal mengontrol bola dan bola
memantul jauh dari daerah tes, maka testi boleh memegang bola, dan
secepatnya ke tempat testi, serta segera melempar bola ke daerah sasaran.
Lem-paran bola ini tidak dihitung sebagi skor.
6) Hasil skor testi adalah keseluruhan skor mem-voli bola ke arah sasaran
yang dilakukan sebanyak 3 kali per-cobaan, 3 kali 30 detik.
23
2. Bentuk Lapangan
5’ 2 4
N
25’ E
1 3 5
T
30’
5’ 2 4
12,5 5’
24
3. Pelaksanaan Tes
1) Testi berdiri pada petak service menghadap ke lapangan sasaran.
2) Testi melakxikan service dengan cara yang disukai seba- nyak 10 kali
ulangan.
3) Bola diarahkan ke bidang sasaran (petak-petak) yang sudah diberi angka
masing-masing, sesuai dengan ting- kat kesulitan masing-masing.
4. Penilain
1) Testi akan memperoleh skor nol apabila pada saat melakukan service, bola
tidak sampai ke bidang sasaran, bola mengenai (nyangkut) di net, dan juga
bola keluar dari lapangan.
2) Bola yang jatuh tepat di garis, dianggap jatuh di bidang yang skornya lebih
tinggi.
3) Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak 2 kali 10 ulangan. Skor yang
diperoleh testi adalah, hasil yang didapat pada saat testi melakukan
service, dan bola jatuh ke bidang sasaran tertentu. Angka-angka yang ada
pada masing- masing petak mewakili skor yang didapat testi.
4) Nilai testi adalah jumlah hasil yang didapat testi, selama melakukan tes
service sebanyak 2 kali 10 ulangan.
25
keterampilan bermain bola basket yang akan dikemukakan dalam makalah ini
meliputi: (shoting,dribbling dan pasing).
1. Tes shoot
b. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri disekitar bawah basket/keranjang dengan membawa
bola.
2) Setelah aba-aba “ya”, anak coba menembakkan bola ke basket.
3) Dalam menembak anak coba diperbolehkan menggunakan tangan kanan
maupun tangan kiri, dipantulkan atau langsung.
4) Apabila bola luncas, anak coba harus mengambil dan melanjutkan kembali
dengan sisa waktu yang tersedia.
5) Dilakukan selama 30 detik.
c. Penilaian
1) Banyaknya bola yang dapat masuk dari atas, selama waktu yang tersedia.
26
2. Tes shot menurut Lethen dan STO
b. Pelaksanaan:
1) Anak coba berdiri disekitar bawah ring dengan membawa bola.
2) Setelah aba-aba “ya” anak coba menembakkan bola ke ring.
3) Dalam menembak anak coba diperbolehkan
4) Menggunakan tangan kanan maupun tangan kiri, dipantulkan atau
langsung.
5) Apabila bola luncas, anak coba harus mengambil dan melanjutkan kembali
dengan sisa waktu yang tersedia.
6) Dilakukan selama 60 detik.
c. Penilaian: Banyaknya bola yang dapat masuk dari atas, selama waktu yang
tersedia.
27
5) Penghapus
6) Stopwatch
7) Alat pencatat.
2. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri dibelakang garis yang telah ditentukan dengan jarak 120
cm dari tembok yang telah bergambar sasaran berukuran panjang x lebar =
80cm x 40 cm, sedangkan tinggi dari tanah 60 cm.
2) Setelah aba-aba “ya”, anak coba memantulkan bola dengan dua tangan ke
arah sasaran kemudian menangkap kembali dengan tidak memantul ke
lantai.
3) Dilakukan terus menerus secepat mungkin selama 15 detik.
4) Apabila terjadi bola luncas, maka anak coba mengambil kembali bola
yang luncas untuk melanjutkan sampai waktu yang ditentukan.
28
2. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri dibelakang garis yang telah ditentukan dengan jarak 6
feet dari tembok sasaran yang berukuran panjang 4 feet dan lebar 2 feet,
sedangkan tinggi dari tanah 3 ½ feet.
2) Setelah aba-aba “ya”, anak coba memantulkan bola dengan dua tangan ke
arah sasaran kemudian menangkap kembali dengan tidak memantul ke
lantai. Dilakukan terus menerus secepat mungkin selama 10 detik.
3) Apabila terjadi bola luncas, maka anak coba mengambil kembali bola
yang luncas untuk melanjutkan sampai waktu yang ditentukan.
4) Penilaian: Banyaknya bola yang dapat dipantulkan dan ditangkap kembali
yag masuk ke dalam sasaran selama waktu yang tersedia.
b. Pelaksanaan
1) Anak coba berdiri dibelakang garis start, setelah aba-aba “ya”, anak coba
menggiring bola berbelok-belok mengikuti Waktu dicatat dari garis start
sampai finish 1/100 detik.
2) Apabila terjadi bola luncas, anak coba mengambil dan memulai lagi dari
kursi di mana terjadi bola luncas dan melanjutkan sampai kegaris finish.
29
c. Penilaian: Waktu yang dicatat pada saat mulai dari garis start-finish
c. Penilaian:
1) Waktu yang dicatat pada saat mulai dari garis start-finish penilaian dan
klasifikasi keterampilan
2) Jumlah pantulan bola kedinding tembok yang sah.
3) Lamanya waktu yang diperlukan untuk menggiring bola sejak saat aba-aba
“YA” samapai teste melampaui garis finish.
4) Jumlah bola yang masuk ke dalam ring basket selama satu menit.
30
Klasifikasi Tingkat Keterampilan Bermain Bola Basket
31
3) Alat tulis menulis, dan
4) Net.
b. Tester
1) Penghitung frekuensi sepak mula
2) Pencatat hasil
32
b. Perlengkapan
1) Bola takraw
2) Stopwatch
3) Alat tulis menulis
c. Petugas
1) Penghitung frekuensi sepak sila dan
2) Pencatat hasil petunjuk
d. Pelaksanaan Tes
1) Sepak sila dilakukan pada tempat yang telah ditentukan
2) Aba-aba “mulai”, testi melakukan sepak sila, petugas mulai menghidupkan
stopwatch serta menghitung frekuensi sepak sila testi.
3) Sepak sila dihitung setelah sepakan bola pertama (sepakan pertama tidak
dihitung).
4) Jika bola jatuh dan waktu masih ada, testi boleh melakukan sepak sila lagi
dan hitungan dilanjutkan lagi setelah sepakan pertama.
5) Aba-aba”berhenti”, stopwatch dimatikan testi menghentikan sepak sila.
6) Setiap testi melakukan sepak sila dalam tiga kali percobaan, tiap
percobaan dengan waktu 1 menit. Waktu istirahat testi adalah saat
menunggu percobaan berikutnya
7) Skor yang dicatat adalah jumlah frekuensi sepak sila selam 1 menit pada
tiap percobaan.
33
3) Alat tulis menulis
c. Petugas
1) penghitung frekuensi sepak kuda dan
2) pencatat hasil
4. Tes Heading
34
c. Petugas
1) penghitung frekuensi heading
2) pencatat hasil
5. Tes Passing
35
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Petugas:Seorang pelempar bola, penghitung skor, dan pencatat skor.
2) Pelaksanaan Tes:Testi berdiri di lapangan “di tempat Tekong” bola di
lepar dari lapangan lawan. Setelah ada aba-aba “Ya” dari tester, maka testi
lari ke ujung lapangan kanan belakang, dan kembali lagi ke kotak
“tekong” untuk siap menerima bola dan memasing bola ke arah petak-
petak sasaran yang telah di beri skor, untuk melakukan passing berikutnya,
maka testi harus bergerak dulu ke pojok kiri dan siap lagi ke tempat
“tekong” untuk melakukan passing. Gerakan tersebut dilakukan secara
bergantian dan berulang ulang selama 10 kali passing. Testi boleh
melakukan passing dengan meng-gunakan tungkai kaki maupun kepala.
3) Penilaian: Skor yang dicatat adalah sesuai dengan skor yang tertera pada
sasaran tempat jatuhnya bola. Apabila bola jatuh pada garis petak sasaran,
maka skor yang dihitung adalah skor dengan sasaran yang memiliki skor
lebih besar.
36
6. Tes Smash
c. Petugas
1) Penghitung frekuensi smash
2) Pencatat hasil
3) Judge petunjuk
d. Pelaksanaan Tes
1) Smash dilakukan di depan net
2) Bola dilemparkan sendiri oleh testi setelah aba-aba “mulai”
3) Smash di arahkan ke lapangan yang telah ditandai dengan angka (nilai)
4) Saat melakukan smash kedua kaki harus lepas dari lantai
5) Setiap testi melakukan smash 10 kali dalam 3 kali percobaan. Waktu
istirahat testi adalah saat menunggu giliran melakukan smash pada
percobaan berikutnya.
6) Skor yang dicatat adalah jumlah nilai yang diperoleh dalam 10 kali
melakukan smash pada tiap percobaan.
37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis berharap untuk diberikan masukan guna memperbaiki
makalah khususnya dalam segi isi kedepannya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Aprianova, F., & Hariadi, I. (2017). Metode Drill Untuk Meningkatkan Teknik
Dasar Menggiring Bola (Dribbling) Dalam Permainan Sepakbola Pada
Siswa Sekolah Sepakbola Putra Zodiac Kabupaten Bojonegoro Usia 13-15
Tahun. Indonesia Performance Journal, 1(1).
Ilham, I. (2018). Pengaruh Latihan Sepak Sila Dan Sepak Kuda Terhadap
Kemampuan Servis Sepak Takraw. Cendekia: Jurnal Pendidikan Dan
Pengajaran, 1(2), 365–375. Retrieved from
https://www.ojs2.ikippgrikaltim.ac.id/index.php/Cendekia/article/view/29
/25
39
Putra, F. W., Suwo, R., & Nasarudin, N. (2020). Hubungan Persepsi Kinestetik
Dengan Keterampilan Sepak Sila Pada Permainan Sepak Takraw.
Kinestetik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 4(1), 41-46.
Sepdanius, E., Rifki, M. S., & Komaini, A. (2019). Tes dan Pengukuran Olahraga.
Syarifudin, M. F., Hariyoko, H., & Wahyudi, U. (2017). Pengaruh Metode Drill
Dan Metode Bermain Terhadap Hasil Belajar Passing Sepakbola Pada
Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Usia 16-17 Tahun. Gelanggang
Pendidikan Jasmani Indonesia, 1(2), 271-281.
40