Anda di halaman 1dari 53

KHAIRIL ANWAR, S.

Or
198304282008011005
TES DAN PENGUKURAN

BAB I
KONSEP DASAR TES, PENGUKURAN DAN PENILAIAN

A. Pentingnya Tes, Pengukuran dan Penilaian

Tes, pengukuran dan penilaian merupakan bagian penting dalam pendidikan terutama
kaitannya dengan proses belajar mengajar untuk mengukur keberhasilan belajar. Tes,
pengukuran dan penilaian merupakan sarana untuk menentukan pencapaian tujuan dan proses
pengembangan ilmu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tes, pengukuran dan penilaian
mempunyai hubungan yang timbal balik antara tujuan dan proses belajar mengajar yang satu
sama lainnya merupakan ikatan rantai yang tidak mungkin dipisahkan.
Dengan melakukan tes dan pengukuran dalam bidang keolahragaan akan diperoleh data
yang obyektif. Data yang obyektif ini akan memudahkan pendidik dalam memberikan penilaian.
Untuk mendapatkan data-data yang obyektif diperlukan pelaksana tes (pengetes) yang telah
memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang tes, pengukuran dan penilaian, berpengalaman,
mengetahui cara pelaksanaan tes dan pengukuran olahraga, terlatih, teliti/cermat. Dalam bidang
keolahragaan, tes, pengukuran dan penilaian yang dilaksanakan dengan baik dan benar sangat
erat hubungannya dengan kemajuan dan pencapaian tujuan olahraga itu sendiri misalnya, apabila
push-up dilaksanakan tidak benar, tidak akan mungkin berhasil menguatkan dan meningkatkan
daya tahan otot lengan dan bahu.
Tes dan pengukuran dalam bidang keolahragaan barulah benar kalau hasilnya membawa
perbaikan program sesuai kebutuhan anak didik. Tes dan pengukuran yang dilakukan untuk
kepentingan si pelaku saja adalah tidak layak. Sekolah, tempat latihan olahraga (organisasi
olahraga), bukanlah tempatnya melakukan tes hanya sekedar untuk mengetes saja. Semua tes
yang dilakukan harus diukur dan dinilai hasil-hasilnya, sehingga dapat dipergunakan untuk
berbagai perbaikan umpama, perbaikan metode mengajar atau metode melatih.
Tes, pengukuran dan penilaian dalam pengajaran olahraga di sekolah, tempat latihan
olahraga (organisasi olahraga), pelaksanaannya harus diawasi, dibimbing dan dilakukan oleh
para petugas yang memang terlatih dan berpengalaman dalam hal tersebut. Berhasil tidaknya
fungsi olahraga dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, sangat tergantung pada para
pelaksana tes, pengukuran dan penilaian olahraga yang berkualitas.

B. Pengertian Tes, Pengukuran dan Penilaian


Sering kali penggunaan kata tes, pengukuran dan penilaian dianggap sama, pada hal masing-
masing kata mempunyai arti yang berbeda.. Tes adalah percobaan atau untuk menguji

1
(Purwadarminta, 1982). Jadi tes adalah suatu tugas, kegiatan, pekerjaan yang harus diselesaikan
oleh seseorang sebagai suatu cara untuk mengamati atau menguji orang tersebut, dimana
jawaban yang diperoleh merupakan nilai dari yang dites. Tes adalah suatu alat atau prosedur
yang dipergunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan
aturan-aturan tertentu Menurut Arikunto 1995. Pengukuran berarti melakukan kegiatan
mengukur untuk mengetahui keadaan sesuatu sebagaimana adanya., (1980), Measurement is the
process of collecting information (Kirkendall, dkk. 1980. Dengan demikian pengukuran dapat
dikatakan sebagai proses pengumpulan data tentang sesuatu yang hasilnya obyektif berupa angka
atau ukuran kuantitatif. Penilaian lebih luas pengertiannya dari pada pengukuran, bahwa
penilaian berdasarkan laporan data yang diperoleh dari proses pengukuran (Jhonson & Nelson,
1986). Jadi penilaian adalah suatu proses pemberian penghargaan atau keputusan berdasarkan
data/informasi yang diperoleh melalui proses pengukuran. Penilaian adalah suatu usaha untuk
membandingkan hasil pengukuran terhadap suatu bahan pembanding atau patokan tertentu.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, di tempat latihan olahraga (organisasi olahraga),
patokan yang dapat dipergunakan antara lain, angka rata-rata teman sekelasnya atau teman
sekelompoknya, angka tertinggi teman sekelasnya atau teman sekelompoknya, angka batas lulus
yang telah dijadikan acuan patokan (patokan baku), angka prestasinya sendiri yang sudah pernah
dicapai, angka prestasi daerah, angka prestasi nasional dan sebagainya.

2
BAB II
KRITERIA PEILIHAN TES

Kriteria Pemilihan Tes


Untuk memilih salah satu tes, kita harus mempunyai kriteria atau pedoman yang akan
dijadikan bahan pegangan dalam menentukan tes yang akan dipergunakan. Kriteria untuk
memilih suatu tes memberikan petunjuk terhadap pemilihan suatu tes yang akan dipergunakan
untuk pengukuran suatu obyek. Pengetes harus mempertimbangkan secara seksama dan
memahami secara jelas, apakah tes yang akan dipergunakan itu memenuhi syarat sebagai tes
(alat ukur) yang baik. Apabila suatu tes yang dipergunakan untuk mengukur suatu obyek, tidak
memenuhi syarat sebagai tes yang baik, maka hasil dari pengukuran tersebut tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari obyek tersebut. Ada beberapa bahan
pertimbangan atau kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam memilih suatu tes, agar tidak
menimbulkan kekeliruan dalam menentukan tes yang akan dipakai.

Kriteria dalam memilih suatu tes terdiri dari beberapa faktor :

1. Validitas (Kesahihan)
Alat ukur yang baik apakah itu tes, angket atau skala sikap harus mempunyai validitas yang
tinggi. Suatu tes (alat ukur) dikatakan valid (sahih) apabila tes yang kita pergunakan cocok untuk
mengukur apa yang sebenarnya dikehendaki untuk diukur. Validitas tes adalah ketepatan
pengukuran terhadap unsur-unsur penting yang harus diukur. Untuk mengukur panjang dipakai
meter, untuk mengukur lari dipakai stop watch. Validitas suatu alat pengukuran antara lain
ditentukan dengan membandingkan dengan alat pengukuran yang standar. Contoh:
Suatu penggaris buatan sendiri valid apabila penggaris yang dibuat accurate (seksama) sesuai
dengan ukuran standar.
Untuk mengukur tes olahraga misalnya, Tes Keterampilan Bulutangkis, harus dicari
hubungan (korelasi) antara nilai yang didapat oleh tiap-tiap peserta tes dari tes tersebut dengan
permainan bulutangkis yang sebenarnya atau mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y
dengan memakai perhitungan statistik dengan rumus tertentu misalnya, rumus Korelasi Produck
Moment oleh Pearson. Contoh : Diadakan Tes Keterampilan Bulutangkis terhadap sekelompok
peserta tes. Unsur-unsur penting dari permainan bulutangkis diberikan, nilai yang diperoleh
dicatat. Selanjutnya diselenggarakan pertandingan bulutangkis setengah kompetisi. Apabila
peserta tes yang mendapat nilai baik pada tes keterampilan dan pada pertandingan juga mendapat
banyak kemenangan maka tes yang dipilih itu mempunyai validitas yang tinggi.
Untuk mencari validitas Tes Keterampilan Bola Basket (beregu) : Sekelompok peserta tes
dites keterampilannya dalam unsur-unsur penting permainan bola basket, hasilnya dicatat. 3 atau
5 orang pelatih berpengalaman, menilai masing-masing peserta tes secara subyektif ketika
sedang bermain, hasilnya dicatat. Kedua pasang nilai dibandingkan. Kalau peserta tes yang
mendapat nilai tinggi pada tes keterampilan mendapat nilai baik pula dari para pelatih dan

3
peserta tes yang mendapat nilai rendah dan rendah pula nilainya dari para pelatih, maka dapat
dikatakan bahwa Tes Keterampilan Bola Basket tersebut valid.

Penafsiran derajat validitas :


0.80 - 1.00 = Exellent
0.70 - 0.79 = High
0.50 - 0.69 = Average or Fair
0.00 - 0.49 = Anacceptable

Untuk mengetahui validitas suatu tes dapat dilihat dari bermacam-macam validitas seperti
yang dikemukakan oleh Arikunto (1995), terdiri dari : Validitas logis dan Validitas empiris.

a. Validitas logis mencakup : Validitas isi (Content validity) dan Validitas konstruk
(Constuct validity)

1) Validitas isi (Content validity)


Validitas isi menggambarkan suatu kesahihan suatu alat ukur atau tes, karena tes itu mampu
mengukur sifat-sifat yang mesti terkandung dalam isi atau materi pelajaran yang diberikan. Suatu
tes dikatakan memiliki validitas isi, apabila tes itu mengukur tujuan khusus tertentu yang relevan
dengan materi atau isi pelajaran yang telah diberikan dan memang harus dikuasai oleh peserta
tes. Jadi tes itu benar-benar mencakup materi atau bahan pelajaran yang telah diajarkan.

2) Validitas konstruk (Constuct validity)


Suatu tes dikatakan telah memiliki validitas konstruk, apabila butir-butir tes yang
membangun tes itu mengukur aspek-aspek yang terdapat dalam konstruk atau sifat-sifat
psikologis tertentu. Butir-butir tes itu disusun berdasarkan unsur-unsur pokok yang terdapat
dalam konsep itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu tes dikatakan valid (sahih)
apabila item tesnya (jenis tes) sudah sesuai dan relevan dengan konstruksi teoritas sebagai dasar
dari item-item tes itu dibangun.

b. Validitas empiris mencakup : Validitas setara (Concurent validity) dan Validitas


prediksi (Predictive validity)

1) Validitas setara (Concurent validity)


Validitas ini lebih dikenal sebagai validitas empiris. Suatu tes dikatakan memiliki validitas
empiris bila hasil tes setara dengan tes lainnya yang teruji valid. Prosedur pengujiannya, yaitu
hasil tes tersebut dikatakan valid, karena setara dengan tes lainnya yang telah valid, yaitu
terungkap dari besaran korelasi.

2) Validitas prediksi (Predictive validity)


Suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan, apabila tes itu dapat
dipergunakan untuk memeprediksi kemampuan seseorang pada masa yang akan datang,

4
misalnya, apabila seorang anak mencapai nilai tinggi pada ujian masuk perguruan tinggi
(UMPTN), maka dapat diprediksikan anak tersebut akan berhasil pula dalam belajarnya setelah
mengikuti perkuliahan yang akan datang. Tes UMPTN adalah tes yang sudah valid.

2. Reliabilitas
Suatu tes (alat ukur) dikatakan reliabel jika menghasilkan suatu gambaran (hasil
pengukuran) yang benar-benar dapat dipercaya. Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa alat ukur itu
tidak rusak dan memenuhi syarat, sehingga dapat diandalkan untuk membuahkan hasil
pengukuran yang sebenarnya. Jika suatu alat ukur reliabel, pengukuran yang dilakukan berulang-
ulang dengan memakai alat ukur yang sama terhadap obyek dan subyek yang sama, hasilnya
akan tetap atau relatif sama. Reliabilitas tes (keterandalan tes) merupakan kualitas tes
berdasarkan perhitungan statistik.
Reliabilitas dari tingkatan kemampuan yang sama, hanya dimungkinkan apabila :
a. Peserta tes cukup tertarik untuk berusaha semaksimalnya.
b. Hanya kecakapannya sendiri yang diukur.
c. Alat dan kondisi tes itu seragam.
d. Jumlah percobaannya cukup untuk meniadakan faktor kebetulan.
e. Cara penilaiannya obyektif.
Ada beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk mencari reliabilitas suatu tes diantaranya
Metode tes ulang (test retest). Metode ini dilakukan dengan cara memberikan tes yang sama dua
kali terhadap kelompok yang sama tetapi waktu yang berlainan. Contoh : Untuk mengetahui
reliabilitas Tes Keterampilan Bulutangkis dapat ditempuh sebagai berikut : Pertama kali
diadakan tes kepada sekelompok peserta tes. Yang diteskan adalah unsur-unsur penting dari
bulutangkis, nilai yang diperoleh dicatat. Pada lain waktu misalnya, seminggu kemudian, tes
yang sama diulang (retest) kepada peserta tes yang sama, kondisi yang sama dan pengetes yang
sama, nilai yang diperoleh dicatat. Selanjutnya kedua set nilai dicari korelasinya dengan
perhitungan statisik (misalnya dengan Rumus Korelasi Product Moment oleh Pearson). Apabila
peserta tes yang dites tersebut memperoleh nilai yang sama atau hampir sama pada kedua tes
tersebut, dapat dikatakan bahwa Tes Keterampilan Bulutangkis yang diadakan mempunyai
reliabilitas yang tinggi. Hanya perlu diketahui bahwa diantara tes pertama dan tes kedua tidak
boleh ada kegiatan (latihan) yang sama dengan tes pertama yang dapat merubah status peserta tes
atau segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tes.

Penafsiran derajat reliabilitas :


0,95 – 0,99 = Sangat tinggi
0,90 – 0,94 = Tinggi
0,80 – 0,89 = Sedang
0,70 – 0,79 = Agak rendah
– 0,70 = Rendah/Jelek

5
0.90 - 1.00 = Exellent
0.80 - 0.89 = High
0.60 - 0.79 = Average or Fair
0.00 - 0.59 = Anacceptable

Untuk mengetahui reliabilitas suatu tes (alat ukur) dapat diperoleh melalui beberapa cara
diantaranya :

a. Metode Tes Ulang (Test Retest)


Metode tes ulang dilaksanakan dengan cara memberikan tes yang sama (ulangan) dua kali
terhadap kelompok yang sama tetapi waktu yang berlainan. Pada waktu pelaksanaan tes perlu
diperhatikan bahwa proses pengukuran tes pertama hendaknya tidak mempengaruhi hasil
pengukuran tes kedua dan kondisi pelaksanaan pengukuran tes yang kedua harus benar-benar
dalam keadaan tetap sama dengan pengukuran tes pertama. Selanjutnya hasil pengukuran tes
pertama dan kedua dihitung korelasinya dan berapa besar koefisien korelasi kedua tes tersebut
menunjukkan derajat reliabilitas tes tersebut.
b. Metode Bentuk Sejajar
Untuk mempergunakan metode ini terlebih dahulu menyiapkan dua bentuk tes yang setara,
berarti bahwa kedua bentuk tes tersebut dibuat untuk mengukur kemampuan yang sama,
berdasarkan tabel spesifikasi (kisi-kisi) yang sama sehingga mengandung faktor kesukaran yang
relatif sama pula. Kedua bentuk tes yang setara ini diberikan (diteskan) kepada kelompok yang
sama. Penyajian tes dapat dirangkaikan secara langsung misalnya, sesudah menyajikan tes
pertama langsung ke tes yang kedua atau boleh juga dipisahkan pelaksanaannya dengan jarak
waktu yang tertentu. Kemudian hasil tes pertama dan hasil tes kedua dihitung korelasinya, dan
berapa besar koefisien korelasi kedua tes tersebut, menunjukkan derajat reliabilitas tes tersebut.
c. Metode Satu Kali Tes
Dikatakan Metode satu kali tes karena cara penyajiannya harus diberikan satu kali dengan
mempergunakan metode belah dua. Dalam penggunaan metode ini, tes yang sedang diselidiki
dianggap terdiri dari dua bahagian yang sama, memiliki tingkat kesukaran yang sama, serta
masing-masing merupakan tes tersendiri. Untuk membelah suatu tes menjadi dua bahagian dapat
ditempuh dengan jalan mengelompokkan butir-butir tes yang bernomor ganjil menjadi satu
bahagian dan butir-butir tes yang bernomor genap menjadi satu bahagian. Metode ini disebut
juga Metode ganjil-genap. Selanjutnya hasil tes butir-butir tes yang bernomor ganjil dan hasil tes
butir-butir tes bernomor genap dihitung korelasinya, dan berapa besar koefisien korelasi kedua
tes tersebut, menunjukkan derajat reliabilitas tes tersebut.

3. Obyektivitas
Obyektivitas suatu tes dimaksudkan agar didalam memberi tes, tidak boleh dipengaruhi oleh
faktor subyektivitas dari penguji misalnya, faktor kekeluargaan, rasa simpati dan sebagainya,
tetepi harus berdasarkan bukti-bukti yang nyata. Obyektivitas suatu tes dimaksudkan kalau ada

6
dua atau lebih pengetes memperoleh nilai yang sama atau hampir sama terhadap seseorang atau
sekelompok peserta tes. Obyektivitas dalam tes olahraga problimnya tidak begitu banyak karena
hasilnya dicatat dalam waktu dan jarak. Perhatian pengetes harus ditunjukkan pada ketepatan
pengambilan waktu, ketepatan pengukuran jarak, penjumlahan yang betul dan sebagainya.
Pengertian obyektivitas hampir sama dengan reliabilitas, keduanya tentang hasil pengukuran
yang tetap atau seragam.

Penafsiran derajat obyektivitas :


0,95 – 1,00 = Exellent
0,85 – 0,94 = High
0,70 – 0,84 = Average
0,00 – 0,69 = Anacceptable

4. Berguna
Melaksanakan tes harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Walaupun suatu tes
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi dan sudah standar tetapi tidak menjamin
tercapainya tujuan yang akan dicapai, maka tes tersebut tidak juga berguna. Suatu tes yang daya
gunanya kurang, nilai tes tersebut berkurang pula.

5. Menarik
Faktor menariknya suatu tes penting dalam tes dan pengukuran, baik dipandang dari segi
pengetes maupun bagi yang dites. Tes yang dilakukan setengah kerja paksa atau santai, sudah
tentu tidak akan menghasilkan nilai yang wajar. Hasil tes atau data yang tidak sesuai dengan
kemampuan yang sebenarnya, hasil analisanyapun akan salah pula, kesimpulan yang diambil
tidak sesuai dengan apa yang dimiliki sebenarnya dari peserta tes sehingga tujuan tes tidak
tercapai. Sedangkan tes yang dilakukan dengan bersemangat dan bersungguh-sungguh akan
menghasilkan nilai yang sebenarnya sesuai dengan kemampuan dari masing-masing peserta tes,
sehingga tujuan dari tes dapat tercapai. Daya tarik dari suatu tes tergantung pada beberapa faktor
seperti, tes yang sepadan dengan umur, kecakapan pengetes, waktu yang dipergunakan, alat dan
perlengkapan yang menarik dan sebagainya.

6. Ekonomis dan praktis


Ekonomis dimaksudkan hemat waktu, hemat biaya, hemat penggunaan alat-alat. Waktu
yang sedikit dengan hasil maksimal lebih diinginkan dari pada waktu yang lama. Makin banyak
alat yang dipergunakan makin banyak waktu dan biaya yang diperlukan. Kenyataan
membuktikan semakin banyak unsur-unsur pokok dari suatu tes yang diukur akan semakin tinggi
validitasnya. Tetapi bagaimanapun juga pembuangan waktu dan biaya yang disebabkan oleh
ketidak lancarnya pelaksanaan tes harus dihindari.
Tes dengan Ergocycle dan tes dengan Treadmill adalah tes untuk mengukur daya tahan
jantung dan paru. Tes ini tidak diragukan, hasil pengukurannya baik, asalkan lain-lain hal

7
berjalan lancer, tetapi tes ini membutuhkan biaya banyak dan penggunaan alatnya rumit. Maka
perlu dipertimbangkan untuk memilih tes yang lebih murah dan praktis pelaksanaannya dan
hasilnya relatif sama dengan tes dengan Ergocycle dan tes dengan Treadmill misalnya, Tes Lari
2,4 km, tes ini juga untuk mengukur daya tahan jantung dan paru.

7. Norma
Norma adalah standar untuk membandingkan nilai yang dicapai peserta tes dalam suatu tes.
Tes yang disertai normanya lebih baik dari yang tidak. Misalnya, seorang peserta tes yang
mencapai nilai tertentu dalam suatu tes, tentu ingin mengetahui apakah hasil yang dicapai itu
termasuk nilai baik, sedang atau kurang. Dan dia juga ingin membandingkan dengan nilai yang
dicapai teman-temannya dalam tes yang sama. Dengan mengetahui nilai hasil tes, peserta tes
menjadi lebih bergairah belajar bila mengetahui hasil usahanya baik dan juga akan mempergiat
belajarnya bila mengetahui hasil usahanya kurang baik agar lain kali tidak terjadi lagi hal yang
sama.

8. Menyerupai situasi bermain yang sesungguhnya


Tes harus dilaksanakan seperti dalam permainan yang sesungguhnya. Misalnya, pada Tes
Keterampilan Bola Basket, peraturan-peraturan dalam permainan itu harus tetap berlaku. Pada
waktu mendekati ring (basket) harus dengan mendribble bola, tidak boleh running tidak boleh
memasukkan bola dari arah bawah menerobos ke atas basket dan sebagainya. Juga sedapat
mungkin pakaian dan etiket-etiket dalam permainan itu tetap dipatuhi.

9. Mendorong bentuk gerakan yang baik


Pengukuran bentuk gerakan dihampir semua cabang olahraga menimbulkan suatu masalah
yang harus mendapatkan perhatian. Misalnya, seorang pemain tenis mungkin dapat membuat
nilai yang tinggi dalam tes keterampilan dengan cara taping bola yang seharusnya bola itu
dipukul ke daerah tertentu dari lapangan tenis. Bola yang ditap itu jalannya lambat, melengkung
dan diakhiri dengan pantulan yang tinggi. Seorang pemain lain memukul bola itu ke daerah yang
sama, tetapi jalan bola itu cepat, mendatar dan menghasilkan pantulan rendah. Untuk
mengembalikan bola yang dipukul seperti ini lebih sulit dari pada pengembalian bola dari
pemain pertama. Dengan melihat bentuk gerakan yang baik dapat dibedakan kemampuan kedua
pemain itu dan sudah jelas pemain kedua telah melakukan permainan tenis yang jauh lebih baik.
Bentuk gerak yang baik dan waktu yang singkat asalkan lain-lain hal berjalan lancar memberi
gambaran hasil yang baik.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk mendorong pemain melakukan bentuk gerakan yang
baik seperti :
- Penilaian subyektif mengenai bentuk gerakan yang baik ketika tes sedang dilakukan.
- Penggunaan batas waktu, dalam hal ini perlu sekali adanya ketelitian dari stop watch dan
ketepatan waktu reaksi dari pencatat waktu.

8
10. Dilakukan oleh seorang saja
Peserta tes tidak boleh dites dengan seorang teman yang tidak bisa bermain, karena akan
mempengaruhi kebenaran hasil tes. Tes harus dilakukan oleh seorang saja yang sedang dites.
Untuk itu maka telah dihasilkan tes dengan menggunakan sebuah dinding tembok sebagai
pengganti teman bermain. Tes memantulkan bola ke tembok merupakan kompromi antara
kriteria menyerupai permainan sebenarnya dan dilakukan oleh seorang saja. Tes yang demikian
membantu menghasilkan permainan sebenarnya, karena peserta tes dapat melempar dan
menerima bola dan permainan dapat pula kontinu. Paksaan untuk bertindak cepat tidak berbeda
dengan permainan yang sebenarnya, karena menggunakan kecepatan waktu dengan stop watch
lagi pula peserta tes itu sendiri bertanggung jawab terhadap hasilnya.

11. Mempunyai cukup banyak percobaan


Jumlah percobaan harus cukup untuk menghindari adanya faktor kebetulan. Kebanyakan
bentuk tes yang mengharuskan usaha maksimal dapat diukur satu sampai tiga kali percobaan
misalnya tes melempar sejauh mungkin, tes kekuatan, tes kecepatan dan sebagainya. Untuk
kecepatan lari seperti, lari 100 meter, lari 1000 meter, tidak begitu perlu diukur dua atau tiga kali,
sebab kecepatan lari seseorang relatif tidak berbeda banyak dari hari kehari. Lain halnya dengan
kemampuan melakukan lemparan bebas hasilnya menunjukkan perbedaan yang besar dari hari
kehari. Selain itu bila percobaan yang dinilai atas dasar berhasil dan gagal misalnya,
memasukkan bola ke dalam basket, jumlah percobaan perlu lebih banyak dari pada bila tiap
percobaan yang dinilai atas dasar menggunakan sasaran konsentris (sasaran tertentu).

9
BAB III

INSTRUMEN TES & PENGUKURAN

A. KEKUATAN

a. TKK Back Dinamometer

Cara Menggunakan :

1. Subyek diinstruksikan agar berdiri di atas platform, dan kedua kaki direngganggkan
sekitar 15 cm.
2. Peganglah handle dengan kedua lengan, kedua kaki dalam posisi lurus, dan aturlah
ketinggian rantai agar punggung subyek membungkuk lurus, membentuk sudut 30 °.
3. Tariklah handle dengan kuat, dengan cara menaikkan bagian atas tubuh dengan lurus,
lutut tidak boleh dibengkokkan
Catatan : test dilakukan 2 kali, diambil nilai yang terbaik.

10
TKK Leg Dinamometer

1. Sampel berdiri pada tumpuan back and leg dynamometer dengan kedua lutut ditekuk
membentuk sudut 130 – 1400 dan tubuh tegak lurus.
2. Panjang rantai dinamometer diatur sedemikian rupa sehingga posisi tongkat pegangan
melintang di depan kedua paha. Belt atau ikat pinggang dililitkan pada pinggang dan
tongkat pegangan.
3. Tongkat pegangan digenggam dengan posisi tangan pronasi (menghadap ke belakang).
Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dengan meluruskan sendi lutut perlahan-lahan
tanpa bantuan otot tangan dan otot punggung.
4. Baca penunjukan jarum skala pada saat nilai maksimum tercapai.
5. Tes ini dilakukan 3 kali dengan selang waktu istirahat 1 menit. Skor tidak dicatat apabila
pada waktu menarik alat dibantu dengan otot tangan dan otot punggung.

11
b. Hand grip dinamometer

Cara Pengukuran dengan menggunakan Grip A :

1. Posisikan Jarum penunjuk di angka nol dengan memutar pulley di bagian tengah.
2. Kemudian genggam dan tarik grip sekuat mungkin dengan satu tangan.
3. Jarum indikator akan menunjukan kekuatan remasan otot tangan dalam kilograms
(Kg).

12
13
c. Push and pull dinamometer

Cara pengukuran :

1. Posisikan Jarum penunjuk di angka nol dengan memutar knob pada jarum indicator.
2. Kemudian genggam kedua grip dengan posisi alat di depan dada.
3. Tarik atau dorong kedua handgrip sehingga jarum indikator akan menunjukan
kekuatan tarikan atau dorongan dalam kilograms (Kg).

14
B. KELENTUKAN

a. Extension

Cara Menggunakan :
1. Teknik pengukuran ini membutuhkan 2 orang untuk mengukur, dimana satu orang harus
membantu memegangi subyek, sedangkan seorang lagi harus melihat ke alat pengukuran.

2. Subyek tidur telungkup (wajah menghadap ke lantai), kedua lengan di lipat di pinggang,
kedua kaki dijulurkan kebelakang dan direnggangkan sedikit, kedua ibu jari kaki diberi
jarak sekitar 45 cm.
3. Seorang asisten akan memegangi paha subyek dan menahan lutut subyek dengan
lututnya. Instruksikan kepada asisten agar jangan memegang bagian pinggul subyek
karena akan mengganggu gerak subyek.

15
4. Subyek di instruksikan agar mengangkat dagu nya setinggi mungkin dengan
membengkok kan tubuh nya ke arah belakang secara perlahan-lahan.
5. Pengukur akan mengukur jarak dagu ke lantai pada posisi tertinggi yang dapat dicapai
oleh subyek.

b. Flexion

Cara menggunakan :
1. Alat ini biasanya digabungkan dengan TKK 5005 (Multibox).
2. Subyek di instruksikan untuk berdiri di atas platform, kedua tumit kanan dan kiri rapat,
dan ujung ibu jari direnggangkan sekitar 5 cm.
3. Dengan kedua tangan ke depan secara bersamaan dan jari-jari tangan dikembangkan,
bungkukkan tubuh ke depan secara perlahan lahan sambil mendorong cursor/plat sampai
ke posisi maksimum.
4. Kedua lutut subyek tidak boleh dibengkokkan.

16
c. Sit and reach

Lafayette Model 01285 A


Cara Menggunakan :
1. Rakit lah alat dan pasang setiap sekrupnya dengan baik.
2. Instruksikan kepada subyek agar duduk di lantai, kedua kaki dirapatkan, dan diluruskan
menempel ke alat Sit and Reach, pastikan bagian kepala, punggung dan pinggang subyek
menempel ke dinding.
3. Perintahkan kepada subyek agar meluruskan kedua lengan ke depan, dengan posisi telapak
tangan kanan kiri menutup punggung telapak tangan kanan, dan posisi jari tengah saling
menindih.

17
4. Aturlah agar garis pengukur berada pada posisi “ 0 “, letakkan skala penggaris persis di
bagian ujung jari tengah, dan kuncilah dengan sekrup agar tidak bergerak-gerak lagi.
5. Perintahkan kepada subyek agar mendorong garis pengukur ke depan sejauh mungkin,
sampai posisi badan membungkuk dengan maksimum.
6. Catatlah hasil pengukuran.

18
C. DAYA LEDAK
a. Accu Power

Accu Power
Cara menggunakan:
1. Siapkan alat force plate.
2. Masukkan plug USB ke komputer.
3. Masukkan kabel power supply ke stop kontak (220 Volt).
4. Masukkan plug RJ 45 ke force plate.
5. Aktifkan software ACCU POWER
6. Biarkan alat selama kurang lebih 20 menit agar semua sensor hangat dan berada pada
temperatur kerja.
7. Masukkan nama pasien, id, dan jenis test yang akan dilakukan. TEST TIME dapat di atur
mengikuti default, atau dapat juga diset sesuai kebutuhan.
8. Lakukan zeroing (ZERO FORCE PLATE).
9. Lakukan pengukuran berat sample (WEIGHT SUBJECT).
10. Tergantung dari jenis test yang dilakukan, dapat dilakukan juga pengukuran berat beban
(WEIGHT LOADED).
11. Klik START TEST, sample diinstruksikan untuk melakukan aktivitas sesuai jenis test yang
dilakukan (misal vertical jump, standing broad jump, atau mengangkat beban/barbell).
12. Setelah test selesai, lakukan analisa hasil test dan jangan lupa lakukan penyimpanan data
(SAVE DATA).

19
13. Untuk melihat data pembanding atau data dari sample yang sebelumnya, klik FILE,
PATIENT, dan pilih data subyek berdasarkan nama subyek yang sudah di simpan
sebelumnya.

b. Smart Speed

Cara menggunakan Smart Speed:

1. Sebelum menggunakan SMART SPEED, pastikan Reactive Data Unit (lampu dan
reflector), Sportsweb Base Unit dan PDA Pocket PC telah di isi penuh/discharge.
2. Pasang tripod, reactive data unit, dan reflektor dengan jarak antara 1-6 meter sesuai
jumlah yang dibutuhkan, jalur yang diinginkan, dan sesuai dengan protokol yang akan
dilakukan. Jika lampu dan reflektor belum lurus, akan terdengar bunyi alarm. Alarm ini
akan berhenti jika lampu dan reflector sudah berada pada posisi yang lurus.
3. Siapkan PDA Pocket PC, pasang ke zigbee sleeve.
4. Hidupkan pocket PC, aktifkan software SMART SPEED

Set Up Protokol:

1. Sentuh/tap icon NEW SESSION menggunakan stylus


2. Pilih protocol yang diiginkan dengan menyentuhnya dengan stylus. Pada alat sudah
disediakan protocol dasar, jumlah track dasar, dan set up generic untuk latihan yang
diinginkan.
3. Kemudian pilih jumlah track yang diinginkan dengan melakukan tap pada tanda panah ke
bawah di sebelah tulisan TRACK. Sebaiknya gunakan hanya satu track untuk system yang
lebih cepat dan effektif.
4. Tap icon ” I “ untuk keterangan singkat dan instruksi mengenai latihan yang dipilih tadi.
5. Jika protocol sudah siap untuk di laksanakan, selanjutnya klik tanda panah di kanan
bawah untuk masuk ke menu SYNC FIELD UNIT.
6. Tap icon bergambar lampu/bulb . Semua lampu yang sudah dipasang dan berfungsi
dengan baik akan menyala berkedip. Jika ada lampu yang tidak berkedip berarti setup
lampu tersebut belum benar.
7. Jika semua lampu sudah menyala, tap tombol SYNCHRONISE. Jika proses sinkronisasi
gagal, tap tombol RESET, dan ulangi lagi proses sinkronisasi.

20
8. Klik icon BATTERY jika kita ingin memeriksa kondisi battery pada lampu.
9. Kemudian Tap icon TEST TRACK. Kemudian kita harus melangkah melewati pasangan
lampu dan reflector mulai dari titik A ke titik B sesuai dengan diagram yang ditunjukkan
di layar PDA, dan setiap melalui pasangan lampu relektor, akan terdengar bunyi beep
yang menandakan bahwa sinyal antara lampu dan reflector terputus. Klik DONE jika
sudah selesai. Jika proses ini gagal, ulangi proses dari proses sinkronisasi sampai selesai.
10. Jika proses ini sudah selesai klik tanda panah → di bagian kanan bawah layar. Software
akan masuk ke Select Player.
11. Pilih Team yang akan melakukan latihan dengan melakukan tap pada kolom dibawah
TEAM, kemudian pilih pemain yang akan berlatih dengan memastikan bahwa nama
pemain tersebut sudah di check/contreng (√).
12. Kemudian klik gambar panah →di bagian kanan bawah layar . Setelah itu tap icon
READY. Pada alat akan muncul “updating system”. Pada saat ini alat alat melakukan
sinkronisasi ulang secara otomatis untuk mendapatkan hasil yang paling akurat.
13. Kemudian tap GO untuk memulai protocol.

Catatan : Sebelum menjalankan protocol, kita harus memilih dulu salah satu dari tiga mode sbb:

AUTO : protocol akan berjalan sesuai dengan urutan/line up pemain yang dipilih pada awal tadi.

MANUAL : pemain akan dipilih secara manual

FREE STYLE : alat akan berjalan terus menerus, tanpa ada data yang akan direkam ke database

Alat akan bekerja seperti sebuah lampu merah/traffic light. Jika lampu sudah menyala hijau,
pemain berlari sesuai track/protocol yang sedang dilaksanakan.

Jika protocol sudah selesai, lampu akan berkedip semua sebanyak 3 kali, dan data yang
didapatkan oleh PDA akan muncul dalam bentuk spreadsheet/excel format. Kita dapat melihat
data semua pemain yang ikut dalam latihan. Jika sudah selesai, klik OK yang terletak di pojok
kanan atas layar.

Untuk keluar dari protocol, klik OK yang terdapat di pojok kanan atas layar

CARA MENAMBAH TEAM:

Dari menu utama tap NEW, klik TEAM, kemudian tap gambar KEYBOARD di bagian kanan
bawah layar, ketik nama team. Kemudian klik ADD, setelah itu klik OK di bagian kanan atas

21
layar.

CARA MENAMBAH PEMAIN:

Dari menu utama tap NEW, kemudian PLAYER, kemudian pilih team yang akan ditambah
pemainnya, kemudian tap kolom FIRST NAME, klik icon mini keyboard di kanan bawah layar,
ketik nama pemain. Lanjutkan juga dengan FAMILY NAME, setelah selesai klik ADD. Jika
sudah selesai klik icon OK di kanan atas layar.

PERAWATAN ALAT:

1. Jangan membiarkan battery kosong. Jangan lupa untuk selalu mengisi battery setiap kali
selesai memakai SMARTSPEED. Sebaiknya tidak melakukan pengisian battery selama
lebih dari 12 jam.
2. Simpan alat di tempat yang sejuk tapi jangan di tempat lembab.
3. Jangan membersihkan permukaan alat dengan menggunakan detergen atau bahan kimia
yang keras.
4. Jangan memberi tanda dengan cat atau dengan spidol pada permukaan lampu/reflector.

22
D. KECEPATAN REAKSI
1. WHOLE BODY REACTION MEASURING EQUIPMENT/TKK 1264‐II

Prinsip dasar dalam melakukan pengukuran kecepatan reaksi pada alat ini adalah:

1. Subjek diinstruksikan untuk menggunakan salah satu dari : reaction board/matras reaksi; atau
reaction switch/tombol reaksi.
2. Subjek diinstruksikan untuk berdiri di atas matras reaksi, dan segera melompat kearah
manapun yang dia sukai, begitu melihat atau mendengar stimulus (cahaya atau suara)
3. Atau subjek diinstruksikan untuk menekan salah satu dari tiga tombol reaksi, sesuai dengan
stimulus berupa cahaya yang dilihat; atau suara yang didengar. ( Tombol 1 utk Blue/3000Hz;
Tombol 2 utk Yellow/1000Hz; dan Tombol 3 utk Red/500 Hz )

23
Cara memasang alat :

1. Setiap unit dipasang ke main unit/regulator sesuai dengan kabel koneksinya masing
masing.
2. Stimulus unit, sambungkan kabel nya ke stimulus outlet pada main unit.
3. Pilih salah satu reaksi yang akan digunakan, apakah reaction board/matras reaksi, atau
reaction switch/tombol reaksi. Sambungkan kabelnya ke reaction outlet pada main unit.
4. Sambungkan main unit ke stop kontak (220 Volt).
5. Tekan tombol ON untuk menyalakan alat.

Cara melakukan test:

1. Subjek diinstruksikan untuk berdiri menghadap ke stimulus unit di atas reaction board/matras
reaksi (atau duduk di atas meja, menghadapi reaction switch/tombol reaksi), dan segera
melompat dari matras (atau menekan salah satu tombol yang sesuai) apabila melihat atau
mendengar stimulus.
2. Pastikan angka display pada main unit menunjuk ke angka 0 (jika tidak menunjuk ke angka
0, tekanlah tombol RESET)
3. Jika ingin digunakan visual stimulus/rangsangan cahaya, pilihlah warna yang akan
ditampilkan dengan memutar tombol select untuk warna cahaya ke masing masing warna
(R=RED, Y=Yellow, B=Blue)
4. Jika ingin menggunakan auditory stimulus/rangsangan suara, pilihlah nada suara yang akan
ditampilkan dengan memutar tombol select untuk suara ke masing masing nada yang
diinginkan ( 500Hz, 1000Hz, 3000Hz)
5. Tekan tombol reaksi Visual (atau Auditory). Subjek akan bereaksi terhadap stimulus yang
diberikan, dan kecepatan reaksinya akan ditampilkan pada display.
6. Catat hasil reaksinya, kemudian tekan tombol reset untuk mengembalikan display ke angka 0
7. Lakukan test berikutnya dengan warna cahaya dan atau nada suara yang lain, dan catat hasil
reaksinya.

24
Gambar pemasangan alat TKK 1264 II

2. Tes Kecepatan Reaksi Tangan (Hand Reaction Test)

Tujuan : Untuk mengukur kecepatan reaksi tangan dalam merespon stimulus visual.

1. Sampel duduk di kursi menghadap meja. Salah satu sisi tangan berada di atas meja
dengan jari-jari menonjol di depan tepi meja dan berada pada posisi sejajar dengan lantai.
2. Pangkal jari kelingking merupakan batas tangan yang berada di atas meja sedangkan
semua jari-jari berada diluar meja.

25
3. Jarak antara ibu jari dan telunjuk 1 inci (2,54 cm). Pengetes memegang ujung atas mistar
reaksi tergantung dengan ujung berada di atas tangan peserta tes di antara jari telunjuk
dan ibu jari, tanpa menyentuh mistar reaksi. Garis dasar skala mistar harus berada tepat di
atas permukaan ibu jari dan telunjuk.
4. Peserta tes berkonsentrasi memfokuskan pandangannya pada tanda khusus yang terdapat
pada mistar dan tidak boleh melihat tangan pengetes. Setelah aba-aba ”Siap” pengetes
melepaskan mistar reaksi dengan rentang waktu 1 – 10 detik dan peserta tes dengan cepat
menjepit mistar reaksi dengan jari-jarinya.
5. Selanjutnya pengetes melihat hasil jepitan peserta tes pada skala mistar reaksi dan skor
dicatat dalam satuan ukuran centimeter.
6. Skor tidak dicatat apabila tangan peserta tes diangkat saat menjepit mistar reaksi, peserta
tes melihat tangan pengetes. Kesempatan diberikan 20 kali.

3. Tes Kecepatan Reaksi Kaki (Foot Reaction Test)

Tujuan : Untuk mengukur reaksi kaki dalam merespons stimulus visual.

1. Sampel duduk di atas meja, salah satu lututnya dibengkokkan dengan posisi bola kaki
dalam keadaan tergantung dan berjarak 1 inci (2,54 cm) dari dinding. Tumit dalam
keadaan diam dan berjarak 2 inci dari tepi meja.
2. Pengetes memegang ujung atas mistar reaksi tergantung dengan ujung berada diantara
dinding dan kaki. Garis dasar skala mistar reaksi harus berada tepat di atas permukaan
ibu jari peserta tes.

26
3. Peserta tes berkonsentrasi mengfokuskan pandangannya pada tanda khusus yang terdapat
pada mistar reaksi dan tidak boleh melihat tangan pengetes. Setelah aba-aba ”Siap”
pengetes melepaskan mistar reaksi dengan rentang waktu 1 – 10 detik dan peserta tes
dengan cepat menjepit mistar reaksi dengan bola kakinya dengan cara merapatkan ke
dinding.
4. Selanjutnya pengetes melihat hasil jepitan peserta tes pada skala mistar reaksi dan skor
dicatat dalam satuan ukuran centimeter. Skor tidak dicatat apabila, tumit peserta tes
diangkat, melihat tangan pengetes. Kesempatan diberikan 20 kali.

4. Tes Kecepatan Bergerak (Speed Of Movement Test)

Tujuan : Untuk mengukur kecepatan gerak dan reaksi kedua tangan dalam merespon stimulus
visual.

1. Sampel duduk di kursi menghadap meja dengan kedua sisi tangan diletakkan di atas meja
saling berhadapan satu sama lain dengan jarak 12 inci (30,48 cm).
2. Pengetes memegang mistar reaksi tergantung dengan ujung berada di atas kedua tangan
peserta tes. Garis dasar skala mistar reaksi harus berada tepat di atas permukaan ibu jari
antara kedua tangan. Peserta tes berkonsentrasi mengfokuskan pandangannya pada tanda
khusus yang terdapat pada mistar reaksi dan tidak boleh melihat tangan pengetes.
3. Setelah aba-aba ”Siap” pengetes melepaskan mistar reaksi dengan rentang waktu 1 – 10
detik dan peserta tes dengan cepat menangkap mistar reaksi dengan kedua tangannya.
Selanjutnya pengetes melihat hasil jepitan peserta tes pada skala mistar reaksi dan skor
dicatat dalam satuan ukuran centimeter.
4. Skor tidak dicatat apabila tangan peserta tes diangkat saat menjepit mistar reaksi, peserta
tes melihat tangan pengetes. Kesempatan diberikan 20 kali.

27
Penggunaan Speed Of Movement Test

Cara Menggunakan Alat TKK 1112 DIGITAL TYPE DISCRIMINATIVE REACTION


TESTER
Alat ini terdiri dari Main Unit/regulator, Partition Screen yang dipasangi lampu merah, hijau,
biru dan buzzer, 2 buah tombol untuk tangan, dan pedal untuk kaki.

28
Gambar 1:
Lakukan pemasangan alat seperti gambar di atas. Pasang konektor, tombol sesuai dengan
konektor masing masing alat .

29
Gambar 2:
Setelah semua alat terpasang, nyalakan main unit dengan menekan tombol power di belakang
alat ke ON

30
Gambar 3
Persiapan Pemeriksaan :
1. Usahakan agar ruang pemeriksaan digelapkan, dan suasana nya tenang.
2. Jika yang diperiksa lebih dari satu subyek, maka selain subyek yang diperiksa, tidak boleh
ada subyek lain yang ada di dalam ruangan karena dikhawatirkan subyek tersebut akan
menghafal semua urutan test.
3. Persiapkan alat dan subyek seperti pada gambar 2 di atas. Ukurlah jarak antara subyek dan
screen sekitar 1,5 meter. Subyek harus duduk di atas kursi yang tidak mengganggu gerakan
subyek. Pastikan posisi tombol – lampu sbb :
a. Lampu sebelah kiri (biru) - tombol tangan kanan
b. Lampu tengah (kuning) - tombol tangan kiri
c. Lampu sebelah kanan (merah) - Pedal kaki kanan
4. Regulator/main unit dibelakang layar, pada posisi tester, sehingga subyek tidak dapat
melihat apa yang dilakukan tester.

31
Test dilakukan dengan tahapan sbb:
1. Warm up/pemanasan.
2. Preparation
3. Final Test.
Catatan pada saat final test :
1. Subyek akan diinstruksikan untuk menekan tombol dengan tangan kanan dan tangan kiri
serta menekan pedal dengan kaki kanan secara terus menerus, dan baru melepaskan tombol
atau pedal sesuai dengan warna lampu/stimulus yang menyala. (Biru = tangan kanan;
Kuning = tangan kiri; Merah = kaki kanan).
2. Tetapi jika nyala lampu disertai suara buzzer, subyek tidak boleh bereaksi melepaskan
tombol atau pedal, melainkan tetap menekan terus tombol/pedal tersebut.
3. Subyek akan diminta untuk mengingat berapa kali masing-masing lampu merah, kuning dan
biru menyala. Hasil ingatan inilah yang sangat diperlukan untuk menghasilkan
“Discriminative Reaction Test“.

Warm up:
1. Pada bagian ini subyek akan melakukan pemanasan. Dia akan diberitahu bagaimana test ini
dilakukan dan bagaimana reaksi yang harus dilakukannya
2. Perintahkan kepada subyek untuk melepas sepatu kanan dan meletakkan kaki kanannya di
pedal. Kemudian perintahkan juga kepada subyek untuk meletakkan dua jari tangan kanan
dan kirinya di tombol. Kemudian perintahkan subyek untuk menekan tombol-tombol
tersebut dan jangan melepaskannya
3. Pastikan subyek menekan semua tombol dan pedal. Periksa dengan melihat indicator pada
main unit/regulator, jika subyek menekan tombol/pedal dengan benar, maka lampu indicator
akan menyala.
4. Tekan tombol Blue pada regulator (no 6 pada gambar 3). Beritahu subyek untuk
melepaskan tombol pada tangan kanan. Setelah itu perintahkan subyek untuk menekan lagi
semua tombol.
5. Tekan tombol Yellow pada regulator (no 5 pada gambar 3). Beritahu subyek untuk
melepaskan tombol pada tangan kiri. Setelah itu perintahkan subyek untuk menekan lagi
semua tombol.

32
6. Tekan tombol Red pada regulator (no 4 pada gambar 3). Beritahu subyek untuk melepaskan
pedal di kaki kanan. Setelah itu perintahkan subyek untuk menekan lagi semua tombol.
7. Lakukan beberapa kali sampai subyek mengerti.
8. Tekan tombol BUZZER ke ON. Lakukan lagi prosedur no 1 – 3, tetapi subyek diingatkan
bahwa jika nyala lampu disertai suara buzzer, subyek tidak boleh melepaskan tombol
ataupun pedalnya.
9. Lakukan beberapa kali sampai subyek mengerti.
10. Matikan tombol Buzzer. Subyek siap untuk prosedur berikutnya.

Preparation/Preliminary test:
Test akan dilakukan secara semi otomatis sebanyak 8 test. Ingatkan kepada subyek untuk
berkonsentrasi dan melepaskan tombol sesuai dengan nyala lampu. Jika subyek melepaskan 2
tombol sekaligus, maka akan dihitung sebagai error. Perintahkan subyek untuk bersiap.
1. Tekan tombol PREPARATION (no 16 pada gambar 3).
2. Tekan tombol START. Hasil reaksi subyek akan muncul pada display. Catat reaksi subyek
dalam formulir. Tekan tombol RESET untuk mengembalikan display ke “0” .
3. Ulangi prosedur no 2 sampai selesai (8 test). Catat hasilnya dalam formulir, termasuk
berapa kesalahan yang dilakukan oleh subyek.

Final Test:
Test akan dilakukan secara semi otomatis sebanyak 16 test. Ingatkan kepada subyek untuk
berkonsentrasi seperti pada test preparation di atas. Juga ingatkan kepada subyek untuk tidak
melepas tombol jika lampu menyala bersamaan dengan bunyi buzzer. Juga subyek diminta untuk
mengingat berapa kali masing-masing lampu menyala.
1. Tekan tombol TEST (no 17 pada gambar 3).
2. Tekan tombol START. Hasil reaksi subyek akan muncul pada display. Catat reaksi subyek
dalam formulir. Tekan tombol RESET untuk mengembalikan display ke “0”.
3. Ulangi prosedur no 2 sampai selesai (16 test). Catat hasilnya dalam formulir, termasuk
berapa kesalahan yang dilakukan oleh subyek.

33
Evaluasi :
CV = ( S.D/M ) x 100 S.D = √ N. ΣXi² - ( Σ Xi )²
N
CV = Coefficien of Variation Σ = Sum Total
M = Mean Reaction Time Xi = Each Measured Value
S.D = Standard Deviation N = Number of reaction, Except 4 reaction w Buzzer.

Cara Menggunakan Alat DIGITAL SPEED ANTICIPATION REACTION TESTER TKK 1108
Persiapan alat:
1. Siapkan ruangan dengan penerangan yang tidak terlalu terang. Jika memungkinkan,
redupkan lampu ruangan agar subjek dapat melihat lampu pada layar dengan jelas.
2. Siapkan meja dan 2 kursi yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan alat.
3. Siapkan screen/layar di salah satu sisi dari meja, dan pasang chin rest/penyangga dagu
dengan jarak sekitar 1,2 meter dari layar di sisi yang berlawanan dengan layar.
4. Siapkan tombol reaksi di dekat penyangga dagu, dan pada posisi yang mudah dijangkau
subjek.
Memasang alat:
1. Masukkan kabel power ke stop kontak (220 Volt).
2. Pasang kabel dari screen ke reaction socket pada main unit/control unit, dan pasang kabel
dari reaction key/tombol reaksi ke main unit. Posisi main unit harus ada dibelakang screen
agar subjek tidak melihat setting yang dilakukan oleh tester/pemeriksa.
3. Pada bagian belakan screen, set tombol frekuensi ke 50 Hz.
4. Tekan tombol pada main unit ke ON untuk menyalakan alat.
Prosedur Test:
1. Test ini di lakukan secara individual, jadi harus dilakukan dalam ruangan tertutup, dan
dilakukan satu persatu. Subjek yang belum di test harus menunggu di luar ruangan.
2. Instruksikan subjek agar duduk di kursi yang telah disediakan, atur penyangga dagu agar
subyek merasa nyaman dan posisi matanya berada segaris dengan arah gerakan lampu pada
layar.
3. Jelaskan cara melakukan test. Beritahu bahwa subyek akan melihat lampu menyala yang
akan bergerak dari kiri layar kearah kanan layar (tester menekan tombol START agar lampu
34
mulai bergerak) Beritahukan kepada subyek bahwa lampu akan melalui bagian belakang
layar yang berwarna hitam (sehingga lampu tidak terlihat) dengan kecepatan tetap, dan
beritahukan kepada subyek agar dia harus memperkirakan kapan lampu tersebut muncul di
lubang paling kiri layar. Pada saat lampu diperkirakan muncul di layar, subyek harus
menekan tombol. Tester menekan tombol RESET agar display kembali ke angka 0
4. Berikan beberapa latihan agar subyek memahami apa yang harus dia lakukan.
5. Setelah subyek paham, test dimulai. Tester mengatur posisi tombol speed pada posisi S
(Slow) kemudian setelah subyek siap, tekan tombol start, subyek melakukan reaksi dan catat
hasilnya. Lakukan lima kali/atau bisa juga 10 kali test, ambil rata-rata nya.
6. Lakukan juga untuk posisi tombol speed pada F (Fast) ulangi sebanyak lima kali, ambil rata-
rata nya.

Cara menentukan Kriteria :

Lakukan 5 – 10 kali pengukuran


M = Σ at / N
M = Mean time at = Anticipation time N = no of runs
Untuk subyek yang rata-rata waktu responsnya 1501 ~ 3000 msec, tentukan R (range) sebagai
index penyebaran (dispersion), ketidakteraturan (instability) dan ketidak stabilan (instability)
R = Max at – Min at

35
Bandingkan hasilnya dengan table berikut :

Jika R ≤ R yang ada di table = Standard


Jika R > R yang ada di table = Large fluctuation/caution

Nilai antisipasi yang benar :


S = Slow = 2080 msec
Reaksi yang normal : 1501 ~ 3000 msec ( Acceptable )
Semi- Cepat : 1001 ~ 1500 msec
(Semi Acceptable)
Semi- Lambat : 3001 ~ 3500 msec
Reaksi Cepat : 1000 msec atau kurang
(Special Caution)
Reaksi Lambat : 3501 msec atau lebih
F = Fast = 1040 msec
Reaksi yang normal : 501 ~ 1500 msec (Acceptable)
Reaksi Cepat : 500 msec atau kurang
(Special Caution)
Reaksi Lambat : 1501 msec atau lebih

36
37
38
E. KELINCAHAN

Cara Menggunakan Alat TKK 1272 BEAM TYPE REPETITIVE SIDE STEPPING TESTER

Alat ini terdiri dari Main Unit (Regulator) dan 3 pasang Beam Projector serta Reflector.
Susunlah pasangan beam projector dan reflector di lantai; antara beam projector dan beam
reflector diletakkan pada garis lurus dan diberi jarak sekitar 2 meter, dan masing masing
pasangan diberi jarak antara 1,2 M (untuk dewasa) atau 1 M (untuk anak-anak). Pasang ujung
konektor kabel dari beam projector ke port konektor di bagian belakang regulator sesuai dengan
angka masing masing pasangan (1, 2, dan 3). Setelah terpasang semua, nyalakan alat dengan
menekan tombol power di belakang regulator ke ON. Jika lampu indicator beam monitor 1,2,
dan 3 di regulator menyala semua, berarti pemasangan beam projector – reflector sudah
benar/lurus. Jika ada lampu yang mati, artinya pemasangan beam projector – reflector belum
lurus. Pastikan juga switch buzzer (no 11 pada gambar di atas) sudah menyala/posisi on.

39
Beam 1 Beam 2 Beam 3

Reflektor 1 Reflektor 2 Reflektor 3

Cara Melakukan Test:


1. Perintahkan kepada subyek untuk berdiri di posisi tengah/center line, kedua kaki tidak
memotong garis lurus antara beam dan reflector. Lakukan pemanasan dan ajarkan teknik
gerakan side stepping yang benar. Subyek harus diingatkan agar tidak
melompat/mengangkat kaki dari lantai, sebab jika melompat, maka langkah yang dilakukan
tidak akan dihitung oleh alat.
2. Setelah subyek paham, perintahkan agar dia bersiap. Tekan tombol START, dan perintahkan
agar subyek memulai gerakan side step.
3. Buzzer akan berbunyi sekali, perintahkan subyek untuk terus melakukan gerakan side step
secepat mungkin.
4. Buzzer berbunyi untuk kedua kali, perintahkan subyek untuk berhenti. Catat hasil yang
muncul pada display. Hasil yang muncul adalah kecepatan langkah dalam 20 detik.
5. Tekan tombol RESET untuk mengembalikan display ke posisi “ 0 “
6. Ulangi prosedur dari point 1 untuk subyek berikutnya.

40
F. KESEIMBANGAN

Cara Mengoperasikan alat TKK 5407 c BALANCE -1 (-3)

TKK BALANCE -3
Siapkan alat. Pasang controller di atas tripod dan setel agar ketinggiannya cukup dan display
mudah untuk dibaca. Letakkan reaction stand berhadapan dengan controller. Sambungkan ujung
konektor reaction stand ke konektor di bagian belakang controller. Sambungkan power cord ke
listrik 220 V. Nyalakan alat dengan menekan tombol power di belakang alat ke posisi ON. Alat
akan melakukan selftest. Setelah selftest selesai, display akan menunjukkan posisi “ 0 “.
Test dapat dilakukan baik dalam keadaan mata terbuka, maupun mata tertutup.
Prosedur di bawah ini dapat digunakan untuk Balance -1 maupun Balance -3
1. Beri penjelasan kepada subyek mengenai test yang akan dilakukan sampai subyek benar –
benar paham, dan test akan dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran.

2. Perintahkan kepada subyek untuk menaruh sebelah kaki (kanan atau kiri ) di lantai dan
sebelah kaki di atas reaction stand.

3. Perintahkan kepada subyek untuk mengangkat sebelah kaki yang tadi di lantai, meletakkan
tangan di pinggang, dan menutup mata (atau tetap membuka mata tergantung test yang akan
dilakukan) begitu mendengar suara buzzer (lihat posisi gambar di atas)

4. Tekan tombol START.

5. Perintahkan agar subyek bersiap, begitu buzzer berbunyi “ BEEP “ perintahkan subyek untuk
melakukan point 3 dan menahan posisi tersebut selama mungkin.

41
6. Jika subyek meletakkan sebelah kaki yang tadi diangkat, maka alat akan berhenti
menghitung.

7. Lakukan test untuk yang kedua kali.

8. Perintahkan subyek untuk bersiap lagi, begitu buzzer berbunyi “BEEP”, sekali lagi
perintahkan kepada subyek untuk melakukan point 3 sekali lagi sampai selesai.

9. Catatlah hasil yang muncul di display. Hasil yang muncul adalah hasil terbaik yang
dilakukan oleh subyek.

10. Tekan RESET untuk mengembalikan display ke posisi “ 0 “ dan alat siap untuk melakukan
test pada subyek berikutnya.

G. DAYA TAHAN

BIKE RACE

Tujuan :

- Mengukur jarak tempuh selama latihan


- Mengukur waktu selama latihan
- Mengukur calori yang dibakar selama latihan
- Mendeteksi denyut nadi maksimal selama latihan
- Mengukur maksimum Power

Pelaksanaan :

QUICK START

Tekan tombol Quick Start, mengayuh pedal. Jika menggunakan sepeda, kayuhlah
dengan kecepatan yang stabil antara 60 – 70 RPM Pada mode quickstart, alat bekerja
pada modus waktu, tingkat kesulitan/effort level yang di set secara otomatis pada posisi

42
3, dengan umur atlit dan berat badan sesuai dengan setting preset. kita bisa mengatur
beban dengan menekan tombol effort level. Jika latihan telah selesai, lakukan cooling
down dengan menurunkan speed/iklinasi pada treadmill, (atau effort level pada bike).
pilih PAUSE atau STOP untuk menghentikan latihan. Data rata rata selama latihan akan
muncul pada display.

1. Race
a. Tekan tombol Race, pilih Bikes : 1, atau Computer : 2,
b. Masukkan data berat badan lalu tekan enter
c. Kemudian untuk memulai latihan tekan tombol start dan kayulah pedal,
d. alat akan meminta masukkan jarak (km) yang ingin ditempuh selama latihan
tekan enter,
e. kemudian masukkan tingkatan level yang diinginkan dengan menekan tombol
angka pada number pad, tekan enter untuk confirm.
f. latihan segera dimulai dengan mengayuh pedal.
g. jika tadi kita memilih Bikes maka kita akan bersepeda melawan computer, begitu
sebaliknya jika kita memilih Computer, maka kita melawan Bike 1.
h. Hasil data race akan muncul pada display.
2. Test (Fitness, Manual, Power)
a. Fitness : 1
1) Jika kita memilih Fitness, masukkan data Weight (berat badan), Age (umur),
Gender (jenis kelamin) M : 1, dan F : 2, dengan menekan tombol angka pada
number pad, lalu tekan enter untuk confirm.
2) Alat akan memberikan instruksi untuk pemanasan (warming up) selam 60
detik.
3) Alat akan menampilkan denyut nadi (Heart rate) yang harus dicapai pada
stage 1 dan seterusnya.
4) Kita akan bersepeda sesuai dengan kemampuan,
5) Pada akhir test hasil tingkat kebugaran seseorang akan diperlihatkan pada
tampilan display.
b. Manual : 2

43
1) Masukkan data Weight (berat badan), Age (umur), Gender (jenis kelamin) M :
1, dan F : 2, dengan menekan tombol angka pada number pad, lalu tekan enter
untuk confirm.
3. Pilih salah satu Function Isilah data yang diinginkan dengan menggunakan tombol
angka, tekan tombol ENTER untuk confirm. Mulailah dengan memprogram masing
masing step, dimana untuk setiap step, kita harus memilih goal yang diinginkan,
kemudian tekan enter untuk confirm dan melangkah ke step selanjutnya. Masukkan
data beban/load dan kecepatan kayuh/speed RPM yang diinginkan. Tekan ENTER
untuk confirm Lanjutkan pemrograman sampai sesuai jumlah step yang diinginkan.
Jika step yang diinginkan telah tercapai, tekan tombol ENTER untuk mengakhiri
pemrograman dan memulai latihan. Tekan tombol QUICKSTART Alat akan mulai
bekerja sesuai dengan step yang telah diprogram. Jika ingin menambah atau
mengurangi beban gunakan tombol EFFORT LEVEL +/- Jika ingin menambah step
secara manual, gunakan tombol GOAL +/- Jika latihan telah tercapai, alat akan
memulai fase cooling down Jika latihan telah selesai pilih PAUSE atau STOP untuk
menghentikan latihan

CPR (CONSTANT PULSE RATE)

Latihan ini dilakukan secara otomatis oleh alat, berdasarkan nilai heart rate yang
diinginkan. Untuk dapat menggunakan fungsi ini kita harus menggunakan chest
band/POLAR Tekan tombol CPR Pilih salah satu jenis latihan/goal yang diinginkan
(TIME, CALORIES, DISTANCE) Isi data yang diminta dengan menggunakan
tombol angka, kemudian tekan tombol ENTER untuk confirm Masukkan nilai heart
rate yang diinginkan menggunakan tombol angka, kemudian tekan tombol ENTER
untuk confirm. Tekan tombol QUICKSTART Alat akan mengeluarkan bunyi beep,
mulailah untuk mengayuh pedal tekan tombol EFFORT – / + untuk menaikkan
beban/load Jika latihan telah tercapai, alat akan memulai fase cooling down Jika
latihan telah selesai pilih PAUSE atau STOP untuk menghentikan latihan.

44
Penilaian :

Pada akhir test, akan ditampilkan data mengenai denyut nadi maksimum, jumlah
calori yang terbakar selama latihan, Time (waktu) selama latihan, distance (jarak
tempuh), workload, speed dan maksimum power.

H. VO2 MAX

REST ECG

1. Klik tombol PATIENT

a. Pasien Baru : Klik tombol NEW → isi data pasien → OK→ OK

b. Pasien Lama Ketik nama pasien, Klik FIND → OK

2. Klik tombol START Isi data tinggi badan dan berat badan

a. Ergometer : None Protocol : None Workspace : ECG Only

b. Klik REST ECG → OK Tunggu beberapa menit sampai gambar ECG stabil

3. Klik tombol ANALYSIS Tunggu sampai muncul hasil interpretasi terhadap gambaran ECG
pasien

4. Klik tombol STOP→YES

5. Setelah muncul gambar ECG pasien, letak kan tanda panah ke gambar ECG, klik kanan mouse
pilih PRINT CURRENT WINDOW

STRESS ECG

1. Klik tombol PATIENT

a. Pasien Baru : Klik tombol NEW → isi data pasien → OK

b. Pasien Lama Ketik nama pasien, Klik FIND → OK

2. Klik tombol START Isi data tinggi badan dan berat badan Klik ECG Pilih Ergometer =
COSMED TREADMILL (atau COSMED BIKE)

45
a. Pilih Protocol yang akan digunakan (misalnya BRUCE, MODIFIED BRUCE)

b. Pilih workspace (misalnya ECG)

c. Klik tombol OK Tunggu sampai gambaran ECG stabil, dan tombol Start berubah ke warna
Hijau

d. Klik tombol START , Atlet mulai mengayuh atau berjalan, alat mulai bekerja sampai
selesai, sesuai protocol yang dipilih

e. Jika ada gambaran ECG abnormal, klik REC

f. Jika pasien sudah tidak sanggup, klik tombol RECOVERY

g. Jika pemeriksaan selesai, klik tombol STOP

Catatan : Alat akan secara otomatis mencetak gambar ECG setiap pergantian stage, atau jika
kita meng klik tombol REC

Cosmed Quark C12

QUARK PFT ERGO

VO2 Max

1. Kaliberasi Gas

a. Lepaskan selang sampling dari flowmeter


b. Periksa isi tabung mixed gas, pastikan tekanan pada regulator yang menuju ke Quark PFT
Ergo berada pada 5 – 6 bar (70 – 90 PSI)
c. Sambungkan selang sampling ke port CAL di bagian panel depan Quark PFT Ergo
d. Pilih perintah kaliberasi melalui TEST/CALIBRATION/GAS /AIR Tunggulah sampai
prosedur selesai.
e. TEST/CALIBRATION/GAS/ERGO. Tunggulah sampai prosedur selesai.

2. Pengukuran VO2Max

a. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan ECG (GAS+ECG) atau dengan


POLAR Heart Rate Meter (GAS)
b. Jika menggunakan ECG (GAS+ECG), maka siapkan kabel ECG dan pasangkan ke pasien,

46
dan pasang Masker VO2 Max menutupi mulut dan hidung.
c. Jika menggunakan POLAR Heart Rate (GAS), maka pasang Chest Band di dada pasien,
dan pasang Masker VO2 Max menutupi mulut dan hidung.

Catatan : Untuk setting RS 232 : PFT Ergo = Com 4 Ergometer = Com5

VO2 Max / VO2 Max + POLAR/ECG

Pasien dipasangi LEAD ECG atau POLAR HR Monitor, dan menggunakan Masker VO2max

1. Klik tombol PATIENT

a. Pasien Baru : Klik tombol NEW → isi data pasien → OK→OK

b. Pasien Lama Ketik nama pasien, Klik FIND → OK

2. Klik tombol START Isi data tinggi badan dan berat badan Klik GAS ( atau GAS + ECG )
Pilih Ergometer = COSMED TREADMILL (atau Cosmed Bike) Pilih Protocol yang akan
digunakan (misalnya BRUCE, atau BALKE) Pilih workspace (misalnya VO2 Max)

Klik tombol OK Tunggu sampai Pernafasan/HR/ECG stabil

Klik tombol START , alat mulai bekerja sampai selesai, sesuai protocol yang dipilih

Jika ada gambaran ECG abnormal, klik REC/EVENT

Jika pasien sudah tidak sanggup, atau Heart Rate mencapai Heart Rate Maksimum, atau VO2
max sudah tercapai, klik tombol RECOVERY

Jika pemeriksaan selesai, klik tombol STOP

Catatan : OPTION→REALTIME→SETTING :

POLAR : HR Reading from : DEVICE ECG : HR Reading from : QUARK T12/C12

Cosmed Quark PFT ERGO/CPET

47
BAB IV

FISIOTERAPI dan REHABILITASI

Cara menggunakan alat EMS 955 interferential Therapy

48
1. Hubungkan kabel power supply ke stop kontak listrik 220 V
2. Pasang kabel pasien ke output socket. Untuk therapy 2 channel, 2 kabel warna kuning adalah
channel A, dan 2 kabel warna biru adalah channel B. Untuk therapy 1 channel, gunakan 1 buah
kabel kuning dan 1 buah kabel biru yang paling luar (lihat halaman 27 buku manual)
3. Tekan tombol On
4. Gunakan tombol panah ke atas ˄ atau tombol panah ke bawah ˅ untuk memilih menu. Tekan
tombol MENU untuk menjalankan program atau untuk keluar dari menu itu.

Interferential Therapy :
4 Pole Interferential Setup: Pasang elektroda ke bagian tubuh pasien yang akan di therapy
Gunakan tombol panah atas atau bawah untuk memilih. Gunakan tombol putar untuk mengatur.
1. TREATMENT TIME : digunakan untuk mengatur lamanya waktu therapy, misalnya 15 menit.
Aturlah dengan menggunakan tombol putar.
2. MF : MEDIUM FREQUENCY CARRIER, gunakan tombol putar ke kanan untuk menaikkan
frequensi, dan ke kiri untuk menurunkan frekuensi.
3. BASE : Frekuensi bawah/dasar, atur dengan tombol putar
4. PEAK : Frekuensi puncak, atur dengan tombol putar
5. PATTERN : Akan menentukan berapa lama base frekuency diberikan, dan berapa lama peak
frequency diberikan ke pasien. Contoh 1/1 berarti therapy 1 detik pada base frequency, kemudian
diikuti dengan 1 detik pada peak frequency. 6/6 berarti 5 detik pada base frequency, kemudiak
bergerak naik selama 1 detik ke peak frequency, kemudian 5 detik pada peak frequency, dan
akhirnya selama 1 detik bergerak turun ke base frequency. Pattern 6 ˄ 6 berarti bergerak dari
base frequency ke peak frequency selama 6 detik, kemudiak bergerak dari peak frequency ke
base frequency selama 6 detik. Gunakan tombol putar untuk merubah pattern.
6. VECTOR : Jika OFF, output dari channel A dan B akan mengalirkan output yang sama (arus
atau tegangan) secara terus menerus. Jika ON, maka output pada kedua channel akan berubah
secara perlahan. Selama 5 detik pertama output channel A akan berubah naik dari 80% ke 100%,
sementara output channel B akan berubah turun dari 100% ke 80%, kemudian 5 detik berikutnya
channel A berubah turun dari 100% ke 80% dan channel Berubah naik dari 80% ke 100%, begitu
seterusnya bergantian sampai selesai.

49
7. CC/CV : Output dapat dipilih apakah Constatnt Current/arus konstan atau Constant
Voltage/tegangan konstan. Biasanya yang digunakan adalah constant current. Tetapi juga unit ini
dipakai dan dikombinasikan dengan menggunakan internal electrodes (vaginal atau anal),
gunakan constant voltage.

50
2 Pole Interferential Therapy :
Prinsipnya sama dengan 4 pole. Perbedaannya adalah dua buah medium frequency digabungkan
didalam stimulator dan diberikan dalam treatment melalui sepasang elektroda saja.
Pada single pole therapy, tidak ada pilihan untuk mengaktifkan vector. Untuk pengoperasian
menu lain, semua nya sama.
CHNLS : CHANNELS : sebagai tambahan pada pengoperasian 2 pole Interferential Therapy
yang normal, alat EMS Interferential 955 dapat memberikan dua channel terpisah pada waktu
bersamaan. Jumlah channel dapat dipilih pada saat menu chnls diaktifkan. Putarlah tombol putar
ke kanan untuk mengaktifkan 2 channel, dank ke kiri untuk 1 channnel. Pada pengoperasian 2
channel, semua setting untuk kedua channel adalah sama, termasuk output levelnya.
Mediwave:
Persiapannya sama dengan Interferential Therapy. Yang membedakan adalah jenis arus dan
frequesi listrik yang diberikan ke pasien.
TREATMENT TIME : Untuk merubahnya pertama-tama sorot gambar jam, kemudian gunakan
tombol putar ke kanan untuk menambah jumlah waktu treatment, dan putar ke kiri untuk
mengurangi waktu treatment.
FREQ : FREQUENCY, Untuk mengatur frekuensi dari 1 – 60 Hz
MOD : MODULATION, normalnya digunakan Continuous Mode, tanpa modulasi. Sebagai
tambahan, mode BURST dan SURGED juga disediakan.
CHNLS : CHANNELS : Alat EMS Interferential 955 dapat memberikan dua channel terpisah
pada waktu bersamaan. Jumlah channel dapat dipilih pada saat menu chnls diaktifkan. Putarlah
tombol putar ke kanan untuk mengaktifkan 2 channel, dank ke kiri untuk 1 channnel. Pada
pengoperasian 2 channel, semua setting untuk kedua channel adalah sama, termasuk output
levelnya.
CC/CV : Output dapat dipilih apakah Constatnt Current/arus konstan atau Constant
Voltage/tegangan konstan.
Untuk semua mode, setelah semua elektroda terpasang, putarlah secara perlahan tombol
putar searah jarum jam untuk menaikkan level output. Jika treatment time masih nol,
maka alat akan memberikan bunyi alarm untuk mengingatkan.
Naikkan output level secara perlahan sampai efek yang diinginkan tercapai.

51
User Program:
Alat EMS 955 dapat menyimpan 10 user setup. Masuk ke menu user program, kemudian pilihlah
posisi yang kosong untuk menyimpan menu kemudian pilih SAVE.
Untuk menjalankan program, masuk ke menu user setup, kemudian pilih program yang akan
dijalankan, kemudian pilih LOAD.
Untuk menghapus program, pilih program yang akan dihapus, kemudian pilih ERASE.
SETUP
Untuk melakukan pengaturan pada alat, dari menu utama gunakan menu SETUP.
CONTRAST : untuk mengatur LCD agar lebih terang atau lebih gelap. Gunakan tombol putar,
VOLUME : Untuk mengatur volume apakah HIGH atau LOW
KEYCLICK : Untuk mengatur bunyi setiap kali tombol ditekan ataukah tidak ada bunyi sama
sekali.
LANGUAGE : Gunakan tombol putar untuk merubah bahasa yang diinginkan
Untuk keluar dari menu setup, tekan tombol menu.

BFMC Centaur

52
CTT centau adalah tiga dimensi, aktif (misalnya, bergerak sendiri), perangkat sistem pengujian
dan pelatihan dengan dukungan komputer (CTT – computer supported test and training) untuk
otot yang menstabilkan tulang belakang.

Dilwngkapi dengan perangkat lunak BioMC centaur CTT memungkinkan :

1. Indentifikasi ketidakseimbangan neuromuskuler pada tulang belakang lumbar dan


pelatihan yang ditargetkan untuk mengurangi ketidakseimbangan neuromuskuler ada
beserta penurunannya. Untuk pertama kalinya pelatihan spesial yang ditargetkan untuk
otot berbaring yang lebih dalam (autochthonous) menjadi mungkin dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan aktifitas terkontrol dari otot punggung autochthonous, yang diprakarsai
oleh gaya grafitasi bumi – instrumental proprioceptive neuromusculer fasilitation (PNF).
2. Pelatihan fungsional (perawatan) untuk mengurangi dan mencegah ketidakseimbangan
neuromuscular dan penurunannya dengan menciptakan kecenderungan sinergis dari
analisa keseimbangan dan sistem sensorimotor dari fungsi mototrik lumbar, thoracic and
cervical spine.
3. Jaringan perangkat dan penyimpanan data untuk ekskusi efisien tes dan pelatiahan.

Pelaksanaan :

1. Pasien naik berada pada alat setelah pengisian data dengan posisi ideal berdiri tegap
2. Posisikan pengaman dalam keadaan kencang yang terdapat pada selangkang dan
pinggang agar tidak terjatuh saat program dijalankan
3. Setelah seluruh posisi aman dan program siap untuk dijalankan lakukan kalibrasi pada
komputer.
4. Alat centau dapat dijalankan selain dengan program ototmatis sesuai dengan pilihan yang
terdapat pada komputer ataupun juga secara manual dengan menggunakan tombol yang
berada pada sebelah kiri komputer.
5. Klik start untuk menjalankan mesin secara ototmatis.
6. Mesin akan berhenti secara ototmatis setelah selesai program yang dijalankan.
7. Hasil latihan /tes dapat kita lihat dan dianalisa pada komputer.

53

Anda mungkin juga menyukai