MANAJEMEN OLAHRAGA
“Manajemen Pemasaran Olahraga”
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Ahmad Zul Fadli Rambe (22199001)
2. Ami Febby Triani (22199004)
3. Arif Selfa Selvani (22199007)
4. Azetra (22199008)
Puji syukur kepada Allah Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyusun makalah “Manajemen Pemasaran Olahraga” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Salawat beserta salam kita kirimkan buat arwah
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, karena beliau telah membawa kita ke alam
yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
pertumbuhan yang pesat pada sekolah-sekolah olahraga, klub-klub, fitness centre, dan
kebutuhan alat dan fasilitas olahraga. Namun dibalik itu ada pula jasa perbaikan alat/
fasilitas olahraga yang semakin meramaikan persaingan bebas diantara instansi dan
tugas pemasaran secara formal harus dilakukan oleh manajer pemasaran, tenaga
penjual, manajer iklan dan promosi, periset pemasaran, manajer pelayanan pelanggan,
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai antara satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu cara berpikir pemasaran dari kebutuhan, keinginan, dan baru
1
makanan, air, udara, pakaian, dan rumah untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan
barang/ jasa. Produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya, tetapi juga pada jasa
yang diberikan. Contoh : 1) membeli mobil bukan hanya dilihat, tetapi jasa
Pemasaran yang baik (langgeng) sifatnya bukan hanya pemasaran dan transaksi
saja, tetapi pemasaran berdasarkan hubungan. Pemasaran hubungan yang baik akan
dengan pelanggan dan distributor. Semua ini dapat dicapai dengan menyajikan serta
menyerahkan mutu dan pelayanan yang baik, dan dengan harga yang wajar dengan
mitra pelanggan secara berkesinambungan. Indonesia yang memiliki potensi luar biasa
pemasaran olahraga di Indonesia akhir – akhir ini mulai banyak terdengar, khususnya
di Indonesia sangat sulit sekali. Memang banyak buku manajemen pemasaran olahraga
yang berbahasa asing, tapi belum bisa ditemukan di Indonesia.. Untuk itu untuk kali
ini saya akan membahas mengenai manajemen pemasaran olahraga sesuai dengan ilmu
yang saya peroleh selama ini. Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai sejarah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Fokus dari pemasaran adalah pada kebutuhan pelanggan dan bukan kebutuhan
si pelaku pemasaran. Harsuki (2012: 67) pengertian pemasaran olahraga terdiri atas
semua aktivitas yang terencana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
pada partisipasi pertama, kedua, ketiga dan penonton pertama, kedua dan ketiga
partisipan kedua adalah wasit dan juri, sedangkan partisipan ketiga adalah penyiar
radio dan televisi. Penonton kelompok pertama adalah mereka yang menonton
langsung event olahraga, penonton kelompok kedua adalah mereka yang mendengar,
melihat atau membaca pertandingan olahraga melalui media radio, televisi atau media
pengalaman produk olahraga secara tidak langsung, misalnya cerita lisan dari penonton
arah, yaitu (a) pemasaran produk dan servis olahraga (b) pemasaran yang meng-
gunakan olahraga sebagai suatu wahana promosi untuk pelanggan dan servis serta
kegiatan-kegiatan untuk produksi, pemberian harga, promosi, dan distribusi dari suatu
4
5
produk olahraga untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan para pelanggan serta
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran.
Menurut Slack, Trevor dan Parent, Milena M (2006:167) pemasaran adalah analisis,
dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedang akan manajemen
(actuating) dan pengawasan. Jadi dapat diartikan bahwa manajemen pemasaran adalah
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan
organisasi.
mendefinsikan dengan jelas identitas unik dalam sebuah produk olahraga dan
memperkuatnya dengan integritas yang otentik untuk membangun citra produk yang
kuat. Dari definisi pemasaran olahraga tersebut pemasaran olahraga harus didefinisikan
kembali sebagai segitiga dari merek, positioning dan diferensiasi dengan dilengkapi
dengan brand identity, brand integrity dan brand image. Di dunia yang konsumennya
Mereka mungkin memiliki identitas yang jelas dalam benak konsumen, namun tidak
6
selalu identitas yang baik. Positioning adalah pernyataan yang tegas dan menyadarkan
konsumen agar berhati–hati terhadap merk yang tidak otentik. Sementara diferensiasi
adalah bukti kuat bahwa merek menyampaikan apa yang dijanjikan kepada konsumen.
bagian manajemen olahraga yang paling dinamis dan yang paling mengesankan, karena
Hubungan Masyarakat. Ada empat hal yang menjadi perhatian dalam pemasaran
olahraga, diantaranya:
1) Olahraga adalah sesuatu yang tidak nyata dan sangat subjektif, oleh karena kesan,
pengalaman, dan penafsiran terhadap event olahraga beragam dari orang per
orang.
2) Olahraga adalah sesuatu yang tidak konsisten dan tidak dapat diramalkan, karena
keadaan cuaca.
3) Olahraga adalah barang yang cepat usang, oleh karena event olahraga yang
kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara
Sejarah pemasaran olahraga sangat sedikit sekali dilakukan pada masa lalu,
berbeda dengan saat ini dimana kegiatan pemasaran olahraga hampir diterapkan pada
produk baik berupa barang maupun jasa seperti pertandingan olahraga baik nasional,
regional maupun internasional. Sama halnya dengan industri olahraga yang menurut
sejarah dikatakan bahwa olahraga memasuki masa industri ketika Olimpiade Los
Angeles tahun 1984, maka kegiatan pemasaran dalam olahraga juga dirintis pada saat
Panitia Penyelenggara Olimpiade Los Angels 1984, yang saat itu diketuai oleh Peter
Ueberroth. Dalam sejarah Olimpiade musim panas pembiayaan selalu didukung oleh
Pemerintah masing-masing negara yang menjadi tuan rumah pada saat itu. Pertama
kalinya pada tahun 1984 dari pihak panitia tidak meminta dukungan pemerintah namun
Olimpiade 1984 dikelola sendiri secara bisnis yang pada akhirnya memperoleh
rangka kompetisi LIGA yang dimulai pada tahun 1980, yang terakhir pada tahun 2002
8
dinamakan LIGA Bank Mandiri. Sedangkan, untuk bola basket pertama kali kegiatan
marketing olahraga pada tahun 1982 ketika kompetisi bola basket utama yang disingkat
Basket merupakan yang terbaik di negeri ini mulai dari KOBATAMA, IBL dan
sekarang NBL. Langkah bola basket pada tahun 1982, diikuti oleh PB PBVSI dengan
kompetisi LIGAPRO Bola Voli yang diberikan pada marketing agency PT M-LING,
dan sampai saat ini PB PBVSI dengan Livoli dan Proliganya tetap menggunakan
oleh cabang-cabang olahraga lainnya meskipun belum sebesar sepakbola, basket dan
bola voli.
olahraga sepeda Tour De Singkarak yang menerapkan konsep wisata dan olahraga, atau
basket dengan NBL dan WNBL yang semakin menakjubkan, bola voli dengan Proliga
dan Livolinya, ataupun kegiatan olahraga event internasional seperti Indonesia Super
Series Premier yang telah menyihir masyarakat dunia dan mendapat pengakuan dari
sebagai contoh merk LEAGUE dari yang telah membuat inovasi dengan menciptakan
alat olahraga, sepatu olahraga, dan pakaian olahraga. Sehingga, kegiatan pemasaran
olahraga sudah merupakan sebuah keharusan bagi mereka yang bergerak di bidang
industri olahraga. Hal ini, merupakan peranan yang sangat penting untuk menarik
9
konsumen agar mau membeli atau bisa dikatakan sebagai strategi dalam pengumpulan
sentral dalam pemasaran sebagai urutan yang sentral dari pemasaran yang efektif.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pemasaran olahraga sangat terkait
dengan unsur-unsur yang terkenal dengan sebutan marketing mix, yaitu product
(produk), price (harga), place (tempat, atau sebutan lain dari distribusi) dan promotion
(promosi). Pemasaran yang diaplikasikan pada olahraga ditunjukan untuk bagian yang
penting dalam suatau urutan di mana tampak dalam suatu proses perencanaan
1) Pasar
tempat penjualan produk maupun servis, lebih khusus lagi suatu evaluasi dari
konsep produk atau program atau posisi produk yang unik itu.
3) Pelanggan Olahraga
Konsumen juga merupakan salah sastu unsur penting yang perlu diperhatikan
untuk mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar sasaran. Pemberian bobot
yang harus diberikan pada organisasi, pelanggan dan masyarakat yang berkepentingan
seringkali saling bertentangan. Sehingga perlu ada landasan dari aktifitas pemasaran
a. Konsep Produksi
Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya
produksi dan efesiensi distribusi. Konsep ini adalah falsafah paling tua
digunakan dalam penjualan. Konsep ini masih berlaku dan bermanfaat pada
dua situasi, yaitu situasi pertama, bila permintaan akan produk lebih besar dari
penawarannya; situasi kedua, terjadi kalau biaya produk terlalu tinggi dan
perusahaan yang bekerja dengan falsafah ini menghadapi resiko tinggi dengan
b. Konsep Produk
sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk
c. Konsep Penjualan
promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang
tidak dicari, yaitu barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh
konsumen, contoh: ensiklopedia, asuransi, dll. Industri ini harus mahir dalam
12
Tujuannya adalah menjual yang perusahaan buat, bukan produk apa yang
sebuah divisi yang sedang tumbuh dari bidang marketing yang berfokus pada
produk olahraga untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan kon- sumen dan
Salah satu unsur penting industri olahraga yang dapat berkembang menjadi
orientasi industri adalah event olahraga mengandung dua aspek sebagai faktor penting
media, dan partner, sebagai penjual meet olahraga yang bermutu (IAAF, 2003, dalam
sehingga dapat memberikan citra yang positif ditinjau dari segi atraktivitas, sportivitas,
dan prestasi.
aspek publik, yaitu masyarakat umum yang mengikuti erat dan kegiatan olahraga
secara langsung atau melalui media. Media merupakan alat bantu olahraga untuk
menghubungkan dengan publik melalui sistem hubungan kerja sama (hak siar, berita,
dll). Media dapat berupa : media elektronik, cetak, dan fotografi, serta teknologi
Olahraga dalam sistem ekonomi memunyai makna ganda, yaitu sebagai sebuah
komoditas, dapat pula sebagai media pemasaran, atau bahkan sebagai pasar itu sendiri
(Anwar dan Saryono, 2005: 105). Pada saat ini, olahraga sudah menjadi sebuah
komoditas yakni layaknya sebagai barang yang laku untuk diperjualbelikan. Pangsa
pasarnya pun relatif tinggi, baik itu berupa sebuah komoditas entertainment (dalam
bisnis pertunjukkan) maupun sebagai komoditas yang dijual untuk dilakukan sebagai
sebuah aktivitas rekreatif, terapi, prestasi, atau untuk menjaga kebugaran (fitness).
Pertandingan sepak bola merupakan salah satu contoh olahraga sebagai sebuah
ko- moditas entertainment yang mempunyai daya tarik luar biasa bagi media massa,
baik cetak maupun elektronik untuk meliputnyaTVRI dan beberapa TV swasta, seperti
RCTI dan SCTV bersaing ketat untuk mendapatkan hak siar event olahraga perhelatan
akbar sepak bola Piala Dunia. Dalam Piala Dunia 2006, di Jerman, SCTV menjadi satu-
satunya peme- gang hak siar seluruh pertandingan. Sebaliknya alam Piala Dunia 2010,
di Afrika Selatan, RCTI dan Global TV berhasil memenangkan tender untuk memegang
hak siar seluruh pertandingan.
Josep Maguire yang dilansir oleh Mutohir (2003: 99) memaparkan sebuah
fenomena yang kian kompleks tentang kaitan kegiatan olahraga dengan media termasuk
organisasi promosi/marketing yang menunjukkan pertumbuhan ke arah saling
bergantung dalam se- buah konfigurasi mendunia yang mereka sebut dengan media/
15
sport production complex. Olah- raga sebagai komoditas untuk dilakukan itu dapat
berbentuk jasa penjualan kegiatan dan fasilitas olahraga yang dioperasikan secara
bisnis, seperti fitness centre, sekolah sepak bola, dan body building, Sementara itu, yang
dimaksud dengan olahraga sebagai media adalah pemanfaatan olahraga sebagai media
pemasaran produk. Para produsen menyadari bahwa olahraga bak magnet yang mampu
menyedot perhatian banyak orang dari segala lapisan, baik sebagai partisipan maupun
sebagai penonton. Oleh karena itu, banyak perusahaan besar.
2) Olahraga adalah sesuatu yang tidak konsisten dan tidak dapat diramalkan,
karena kemungkinan cedera atlet, keadaan emosi pemain, momentum regu dan
keadaan cuaca. Pelaku pemasaran olahraga memiliki kontrol yang rendah
terhadap faktorfaktor tersebut, namun kesulitan untuk dapat diramalkan pada
pertandingan olahraga justru menjadi daya tarik penonton.
3) Olahraga adalah barang yang cepat usang, oleh karena event olahraga yang
sedang dipertandingkan adalah apa yang penonton lihat. Sedikit orang yang
tertarik untuk menonton pertandingan yang kemarin telah dimainkan, sebagai
akibatnya pelaku pemasaran harus memfokuskan pada penjualan tiket yang
lebih awal.
A. Kesimpulan
Sejarah pemasaran olahraga sangat sedikit sekali dilakukan pada masa lalu,
diterapkan pada produk baik berupa barang maupun jasa seperti pertandingan
masa industri ketika Olimpiade Los Angeles tahun 1984, maka kegiatan
Olimpiade Los Angels 1984, yang saat itu diketuai oleh Peter Ueberroth.
21
22
penting dalam suatau urutan di mana tampak dalam suatu proses perencanaan
pemasaran yaitu Pasar, Konsep Produk atau posisi, dan Pelanggan olahraga.
Salah satu unsur penting industri olahraga yang dapat berkembang menjadi
orientasi industri adalah event olahraga mengandung dua aspek sebagai faktor
partner, sebagai penjual meet olahraga yang bermutu (IAAF, 2003, dalam
populernya olahraga sebagai salah satu bidang usaha di era modern (Kahle dan
Rilev, 2004).
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu penulis berharap untuk diberikan masukan guna memperbaiki makalah khususnya
Certo, Samuel C. dan S. Trevis Certo. (2012). Modern Management Concepts and
Skills. New Jersey: Prentice Hall.
Krotee, March L. & Bucher, Charles A. (2007). Management of physical education and
sport. United States: Mc Graw Hill.
Mutohir, Toho Cholik. (2003). Olahraga, kebijakan dan politik: Sebuah Analisis.
Jakarta:Proyek pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga, Ditjen
olahraga, Depdiknas.
23
24