Kewirausahaan
PEMASARAN
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kewirausahaan yang
berjudul Pemasaran dan menjadi salah satu tugas dari mata kuliah Kewirausahaan ini
dengan baik dan lancar.
Penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Moch. Noerhadi Sudjoni, M.B.A, selaku dosen pengampu mata kuliah
Kewirausahaan.
2. Teman teman yang membantu dan mendorong serta memberikan informasi yang sangat
diperlukan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PEMASARAN
A. Pengertian Pemasaran
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan
managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun
pembeli potensial.
B. Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan,
produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar,
pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan
permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar
tertentu.
Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan
akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya.
C. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran.
Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi,
dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran
untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan
(Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis,
perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar
sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan tujuan organisasi.
BAB II
MACAM-MACAM KONSEP PEMASARAN
I. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan
kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan
yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan
kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep
penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi
dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan
distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak
mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas
dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah
membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas
tinggi dalam penampilan dengan ciri ciri terbaik.
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja,
organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan
yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan
kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan
tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
BAB III
SISTEM PEMASARAN
A. Pengertian Sistem Pemasaran
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan
saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat
diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas
pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan
pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya..
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan
itu mencakup :
1. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.
2. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.
3. Target pasar.
4. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).
5. Kendala lingkungan (environmental constraints).
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling
berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah
sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja
secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.
B. Macam Macam Sistem Pemasaran
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
Mengendalikan perilaku saluran
Mencegah perselisihan antara anggota saluran
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN
A. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya
pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan
lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga
faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
1. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan,
tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
2. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan,
apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari
pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan
kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
C. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-
kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku
yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda.
Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian
dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli
di pasar.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah
sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian
barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang
telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari
pemasaran dapat tercapai.
Daftar pustaka:
1. Swastha, Basu, DH., 1979, Saluran Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.
2. Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol, (terjemahan Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli AK), Edisi Revisi, PT. Ikrar
Mandiriabadi, Jakarta.
3. Stanton, William J., 1996, Prinsip Pemasaran, (terjemahan Yohanes Lamarto), Edisi
Ketujuh, Erlangga : Jakarta.
Sumber : http://fikrisambong.blogspot.com/2015/12/makalah-
pemasaran.html#ixzz4sY0xG4yP
KEWIRAUSAHAAN
Pemasaran usaha
Oleh:
Kelompok 5
Junita Ratna Sari (13179016)
Linda Mery Yana (13179017)
Nurbaya (13179024)
Siti Hajrah Asri (13179026)
Ranti Astuti (13179027)
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Nitro Makassar
2014
Kata Pengantar
Ahamdulillah puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa karna
atas rahmat dan karunianya tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan tepat waktu, dengan materi yang di bahas adalah
Pemasaran Usaha .
Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok kami dengan mata kuliah Kewirausahaan.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata,tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,masih banyak kekurangan dan keterbatasan sehingga tidak
dapat memuaskan semua pembaca. Namun,di harapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun dan menjadi salah satu sumber ilmu
yang berguna bagi pengguna ataupun pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
..
ii
BAB I PENDAHULUAN
.. 1
BAB II PEMBAHASAN
.. 2
A. Pengertian pemasaran
... 2
B. Pemasaran barang jasa dan gagasan .
2
C. Strategi pemasaran
3
1. Strategi penetrasi pasar ..
3
2. Strategi pengembangan pasar . 3
3. Strategi pengembangan produk . 4
4. Segmentasi pasar .. 4
D. Taktik pemasaran
. . 6
1. Differentiation (Diferensiansi) . 6
2. marketing mix (bauran pemasaran) .. 6
3. selling (penjualan)
.. 11
BAB III PENUTUP
. 12
1. Kesimpulan
12
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aspek terpenting dari kewirausahaan adalah pemasaran.
Bahkan dapat di katakana, kalau anda sudah memiliki pasar atau berhasil
dalam pemasaran, mulailah membuka usaha sendiri. Bahkan, seorang yang
inovatif dalam menciptakan produk baru sekalipun belum berani menjadi
wirausaha, semata-mata karena tidak mampu memasarkannya. Pemasaran
merupakan aspek usaha yang jauh lebih penting dari sekedar modal. Modal
dapat dipinjam,tapi pasar harus di geluti dan belum tentu bias didapat
kendati produk anda sangat bagus.
Oleh karena itu, mengguluti pekerja sebagai tenaga penjual atau
pemasaran sebelum benar-benar melalui usaha Anda, sangat di sarankan.
Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan
intuisi dalam mendapatkan kepercayaan pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Lane (2007) menyatakan pemasaran adalah
suatu proses social yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok yang
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan ingingkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Menurut Drucker (1954) pemasaran bukan sekedar perluasan dari
penjualan. Pemasaran sama sekali bukan aktivitas khusus, tetapi merupakan
keseluruhan bisnis yang di lihat dari sudut pandang sasaran akhir yang di
bidik,yaitu pelanggan. Dalam setiap bisnis hanya pemasaran dan novasi
yang menciptakan nilai sedangkan yang lain hanya menciptakan biaya.
C. Strategi Pemasaran
Ada beberapa strategi pemasaran yang dapat di gunakan untuk
mencapai keunggulan bersaing yaitu:
1. Strategi penetrasi pasar
Strategi penetrasi pasar adalah usaha meningkatkan penjualan dari
produk yang sama (lama) dan dalam pasar yang sekarang atau lokasi yang
sekarang melalui pengkatan usaha penjualan dan periklanan.
2. Strategi pengembangan pasar
Strategi pengembangan pasar adalah usaha meningkatkan penjualan
dengan memperkenalkan produk atau jasa yang sama (lama) kepada pasar
atau segmen yang baru.
3. Strategi pengembangan produk
Strategi pengembangan produk adalah usaha untuk meningkatkan
penjualan dengan menambahkan produk dan jasa baru pada pasar yang
sekarang. Produk baru itu mungkin berupa perubahan dari produk yang ada
atau memang baru sama sekali.
4. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah sebuah strategi untuk memilih pasar yang
missal,misalnya dari 220 juta warga Negara Indonesia dengan membagi-bagi
mereka ke dalam kelompok-kelompok yang lebih homogen. Jadi,
segmentasi adalah cara membagi pasar atau mengelompokkan pasar ke
dalam beberapa segmen dan pemetaan suatu pasar menjadi beberapa
kategori dengan menyatukan perilaku-perilaku yang serupa ke dalam sebuah
segmen.
Tingkat segmentasi pasar terdiri dari 4 yaitu;
1. Pemasaran segmen
Segmen pasar terdiri dari sekelompok pelanggan yang memiliki
sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa.
2. Pemasaran ceruk
Kelompok-kelompok pelanggan yang lebih sempit yang mencari
bauran manfaat yang berbeda .
3. Pemasaran lokal
Pemasaran sasaran memunculkan program pemasaran yang di sesuaikan
khusus untuk kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan lokal di bidang
perdagangan, lingkungan sekitar bahkan toko perorangan.
4. Pemasaran individu
Tingkat segmentasi terakhir mengarah ke segmen satu atau pemasaran
satu-satu bentuk pemasarannya di sesuaikan dengan keinginan pelanggan.
D. Taktik pemasaran
Taktik pemasarn adalah serangkaian program-program pelaksanaan
strategi pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran yang terdiri dari
differentiation,marketing mix, selling.
Differentiation (Diferensiasi)
Differentiation (Diferensiasi) adalah sebuah upaya untuk
menciptakan perbedaan yang positif di mata pelanggan dan berbeda dari
yang di tawarkan pesaing.
Sales
Growth Maturity
Introduction Decline
Time
b. Price (Harga)
Price (Harga) merupakan alat untuk mengomunikasikan nilai produk
kepada pasar. Selain itu, harga merupakan alat yang sangat fleksibel, di
mana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu, tetapi dalam
seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan
satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Seorang wirausaha mempunyai alternatif penetapan harga sebagai
berikut.
1. Cost-Based-pricing (penetapan harga berdasarkan biaya) terdiri dari:
Cost-plus-pricing (penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan meteode penetapan harga yang paling sederhana,
pengusaha hanya menambah mark-up tertentu terhadap biaya produksinya.
Break Even Analysis and Target Profit Pricing (analisis peluang pokok dan
penetapan harga laba sasaran)
Ini adalah metode dengan menghitung titik impas (break even) atau
membuat target laba tertentu di atasnya.
2. Value-based-pricing (penetapan harga berdasarkan persepsi calon konsumen
terhadap nilai barang)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari
biaya penjualan) untuk menetapkan suatu harga. Jadi, pertama-tama di lihat
dulu berapa konsumen bersedia membeli/membayar untuk produk Anda
tawarkan, sedangkan biaya produksi baru di lihat belakangan untuk
mengetahui apakah biayanya masih dapat menguntungkan.
3. Competition-based pricing (penetapan harga berdasarkan persaingan)
Going-rate pricing (penetapan harga berdasarkan persaingan)
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga yang di tawarkan rata-rata
pesaing dan kurang memerhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan
dapat mengenakan harga yang sama,lebih tinggi, atau lebih rendah dari
pesaing utamanya.
c. Place (tempat)
Dalam ilmu pemasaran, distribusi di sebut tempat (place) yang berarti
bagaimana Anda melakukan kombinasi saluran-saluran distribusi untuk
menyampaikan produk kepada para pengguna akhir.
Dalam menyalurkan produk itu, ada peran perantaran,yaitu orang-
orang atau perusahaan yang membantu mendistribusikan barang-barang,baik
melalui pemindahan secara fisik atau dengan cara memberikan informasi
yang merangsang terjadinya perpindahan barang-barang ke tangan
pelanggan. Para perantara secara umum dapat di bedakan sebagai pedagang
grosir atau pengecer. Pedagang grosir menjual produk ke bisnis lainnya,
yang kemudian menjual kembali ke pelanggan akhir. Pengecer menjual
produk langsung ke tangan konsumen. Saluran distribusi adalah jalur yang
di lewati suatu produk dari tangan produsen kepada pengguna akhir. Seluruh
saluran distribusi bermula dari suatu manufaktur dan berakhir pada seorang
konsumen atau suatu pengguna industri. Saluran distribusi yang paling
banyak di gunakan untuk distribusi barang dan jasa adalah sebagai berikut.
Saluran 1: Distribusi langsung dari Produk-produk konsumen
Produsen Pemakai
Saluran 2: distribusi eceran dari produk-produk konsumsi
Produsen Pengecer Konsumen
Saluran 3 : Distribusi Grosir dari Produk-Produk Konsumsi
Produsen Grosir Pengecer Konsumsi
Saluran 4 : Distribusi melalui Agen Penjualan atau Broker
Produsen Agen/Broker Grosir Pengecer
Konsumen
d. Promotion (promosi)
Promosi adalah suatu teknik komunikasi yang dirancang untuk
menstimulasi konsumen membeli. Perusahaan menggunakan metode
promosi untuk menyampaikan empat hal kepada calon pelanggan, yaitu
membuat mereka sadar (awareness) terhadap suatu produk, membuat mereka
mengenal lebih jauh, membujuk mereka untuk menyukai produk, dan
akhirnya membujuk mereka membeli produk. Tujuan akhir dari segala
kegiatan promosi adalah untuk meningkatkan penjualan. Selain itu, para
pemasar dapat menggunaka promosi untuk menyampaikan informasi
meningkat presepsi nilai, dan mengontrol volume penjualan.
Ada hal yang harus diperhatikan disini, yaitu bauran promosi yang terdiri
dari periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, publisitas, dan
hubungan masyarakat. Bauran ini menyampaikan kegunaan, karakteristik,
dan manfaat produk.
Selling (penjualan)
Selling (penjualan) merupakan cara-cara atau kiat-kiat yang di
lakukan oleh penjual dalam rangka meraih konsumen.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemasaran adalah suatu proses social yang di dalamnya terdapat
individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
ingingkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasarn terdapat
yang namanya pemasaran barang,jasa,dan gagasan.
Dalam strategi pasar terdiri dari strategi penetrasi pasar, Strategi
pengembangan pasar, Strategi pengmbangan produk, Segmentasi pasar.
Tingkat segmentasi pasar terdiri Pemasaran segmen,Pemasaran ceruk ,
Pemasaran local,Pemasaran individu. Dasar segmentasi pasar terdiri
Segmentasi Geografi ,Segmentasi Demokrafis,Segmentasi
Psikografis,Segmentasi Prilaku
Taktik pemasarn adalah serangkaian program-program pelaksanaan
strategi pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran yang terdiri dari
differentiation,marketing mix,personel selling.
Differentiation (Diferensiasi) adalah sebuah upaya untuk menciptakan
perbedaan yang positif di mata pelanggan dan berbeda dari yang di tawarkan
pesaing.
Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing
agar di cari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang
memuaskan. Ada 4 komponen yang tercangkup dalam kegiatan marketing
mix ini terkenal dengan sebutuan 4p,yaitu product,price,place,promotion.
Selling (penjualan) merupakan cara-cara atau kiat-kiat yang di lakukan oleh
penjual dalam rangka meraih konsumen.
Kali ini gue mau ngebagi'in Makalah Kewirausahaab Tentang "Pemasaran Dan
Strategi Pemasaran Dalam Perusahaan" Semoga bermanfaat buat kalian :)
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
PEMASARAN DAN STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN
OLEH : NURHIDAYAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pemasaran.
2. Untuk Mengetahui Trik/Strategi Pemasaran.
3. Untuk Mengetahui Rencana Strategi Pemasaran.
4. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran Perusahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak
dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market)
dalam jangka panjang dan tujuan perusahan jangka panjang (objectives), dalam situasi
persaingan tertentu.
Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran
(marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat variable pemasaran,
untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang pemasaran,
setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan
penyampaian produk ke tangan konsumen atau si pemakai pada waktu yang tepat. Yang
dimaksud dengan saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk
berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola saluran
distribusi dapat dibedakan menjadi:
1) Saluran langsung: Produsen konsumen
2) Saluran tidak langsung:
- Produsen Pengecer Konsumen
- Produsen Pedagang besar / menengah Pengecer Konsumen
- Produsen Pedagang besar Pedagang menengah Pengecer Konsumen
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung
berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar,
yaitu:
a. Perusahaan
Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh
bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok lain di perusahaan
dalam merumuskan rencana pemasarannya, seperti manajemen puncak, keuangan
perusahaan, penelitian dan pengembangan, pembelian, produksi, dan akuntansi serta
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus
bekerja sama dengan para staff di bidang lainnya.
b. Pemasok (Supplier)
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan
jasa tertentu.
c. Para Perantara Pemasaran
Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan
dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para konsumen akhir. Para
perantara pemasaran ini meliputi :
Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan untuk
menemukan konsumen.
Perusahaan Distribusi Fisik, perusahaan seperti ini membantu perusahaan dalam
penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang dituju.
Para Agen Jasa Pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian pemasaran, agen
periklanan, perusahaan media, dan perusahaan konsultan pemasaran,kesemuanya
membantu perusahaan dalam rangka mengarahkan dan mempromosikan produknya ke
pasar yang tepat.
Perantara Keuangan, seperti bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dan
perusahaan lain yang membantu dalam segi keuangan.
d. Para Pelanggan
Yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas barang atau jasa yang
ditawarkan perusahaan apakah individu-individu, Iembaga-lembaga, organisasi-
organisasi, dan sebagainya.
e. Para Pesaing
Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem pemasaran yang efisien guna
melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan lain.
f. Masyarakat Umum
Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan masyarakat yang
tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan.
a. Lingkungan Demografis/Kependudukan
Lingkungan demografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan permasalahan
mengenai penduduk, seperti distribusi penduduk secara geografis, tingkat kepadatannya,
kecenderungan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, distribusi usia, kelahiran,
perkawinan, ras, suku bangsa dan struktur keagamaan.
b. Lingkungan Ekonomi.
Lingkungan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakan-
kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan ekonomi, penurunan dalam pertumbuhan
pendapatan nyata, tekanan inflasi yang berkelanjutan, perubahan pada pola belanja
konsumen, dan sebagainya yang berkenaan dengan perkonomian.
c. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh
perusahaan, peningkatan biaya energi, peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan
angka campur tangan pemerintah dalam pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber
daya alam.
d. Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi rnenunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi,
kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, biaya penelitian dan pengembangan, yang
tinggi, perhatian yang lebih besar tertuju kepada penyempurnaan bagian kecil produk
daripada penemuan yang besar, dan semakin banyaknya peraturan yang berkenaan
dengan perubahan teknologi.
e. Lingkungan sosial/budaya
Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai aturan
kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, pandangan
masyarakat dan lain sebagainya yang merumuskan hubungan antar sesama dengan
masyarakat lainnya serta lingkungan sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pemasaran yang dibuat
hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan perusahaan baik keadaan
intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern
perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi
penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil
menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
3.2 SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang
semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi
perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi
diadakan di Ottawa, Kanada. Konferensi ini dihadiri oleh para ahli kesehatan seluruh
dunia, dan menghasilkan sebuah dokumen penting yang disebut Ottawa Charter (Piagam
Ottawa). Piagam ini menjadi rujukan bagi program promosi kesehatan di tiap negara,
termasuk Indonesia.
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
(Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to
improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah
kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga
mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemasaran
Negara industri yang telah maju,dan berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi
penentu setiap usaha.Penerapan konsep tersebut saat ini sudah meluas saampai ke luar
kedua hal tersebut sangat berbeda.Penjualan bertolak dari produk yang telah di
Definisi ini berdasarkan konsep inti pemasaran, yaitu : kebutuhan, keinginan, dan
permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi, dan hubungan;pasar
a. Kebutuhan,Keinginan,dan Permintaan
makan dan ingin pakaian.Keinginan manusia terus dibentuk dan diperbaharui oleh
manusia digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka.
menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli.Unit pemasaran berusaha keras untuk
mempelajari dan memahami kebutuhan,keinginan,dan permintaan konsumen dan
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan
c. Nilai,Biaya,dan Kepuasan
untuk pergi bekerja ke DepKes.Ada produk yang dapat memenuhi keinginan ini :
menentukan peringkat produk,dari yang paling memenuhi sampai yang paling tidak
sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal.
d. Pertukaran,Transaksi,dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi manusia tidak
satu dari empat cara orang mendapatkan suatu produk,yaitu cara pertama dengan
lainnya.
pertukaran adalah saling menguntungkan atau minimal tidak merugikan. Jadi, pertukaran
sering disebut sebagai proses menciptakan nilai karena masing-masing pihak biasanya
dapat dicapai kita sebut terjadi transaksi,suatu transaksi merupakan pertukaran nilai
Pemasar yang baik mencoba membangun hubungan jangka panjang, saling percaya
pemasarnya.Hal ini dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu dan pelayanan
yang baik dengan harga yang wajar kepada mitranya secara berkesinambungan.Dia harus
membangun suatu ikatan ekonomi,teknis,dan social yang kuat dengan mitranya sebagai
jaringan pemasaran.
e. Pasar
potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut
tergantung dari jumlah orang yang memiliki kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki
orang lain dan mau menawarkan sumber daya itu untuk ditukarkan supaya dapat
Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan
diidentifikasi oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat
saling memuaskan.Agar kegiatan tukar menukar yang demikian itu dapat terjadi,terlebih
orientasi yang kuat terhadap konsumen.Dalam kehidupan sehari hari hal ini dikenal
2. Pemasaran Sosial
Penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial,misalnya
berpendidikan rendah.
B. BAURAN PEMASARAN
Orientasi dari pemasaran adalah konsumen. Disini konsumen menjadi titik tolak
suatu proses yang mempunyai empat unsure : produk, harga, tempat, dan promosi atau
lebih terkenal dengan 1C4p (Consumer, Product, Price, Promotion, dan Place).
Produk
(product)
Konsumen
(consumer)
Tempat
(place)
Harga
(price)
Promosi
(promotion)
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,keempat unsur tersebut
harus dikembangkan dan dikelola secara terpadu sebagai suatu kesatuan,yang disebut
1. Konsumen
social terdiri dari berbagai sub-kelompok dan tiap sub kelompok mempunyai
sasaran.
sub kelompok yang lebih homogen yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau
keluarga,dan lainnya.
c) Khalayak sasaran tersier : Sasaran penunjang yang turut menentukan keberhasilan
Sub kelompok tersebut masih dapat dipilah pilah lagi berdasarkan berbagai factor
2. Produk
Produk tidak selalu berbentuk benda nyata yang dapat dilihat dan diraba seperti
Produk Sosial
Ide
Kepercayaan
Sikap
Nilai
Praktik
Tindakan
Perilaku
Kepercayaan
Produk harus dibuat atau dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan keinginan
konsumen.Untuk itu diperlukan riset pasar.Dalam hal ini yang dimaksud dengan pasar
adalah khalayak konsumen.Pasar dalam pengertian ini dapat dibedakan berdasar atas
dimodifikasi sesuai dengan tuntutan keadaan.Untuk itu riset pasar perlu dilaksanakan
3. Harga
Dasar pemasaran adalah tukar menukar,dalam arti konsumen perlu mengeluarkan
biaya untuk memperoleh produk yang diinginkan.Tentu saja harga yang dibayarnya harus
dirasakan seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari produk tersebut.Yang dimaksud
dengan harga bukan hanya yang meliputi uang yang harus dibayarkan,tetapi juga hal-hal
lain seperti waktu yang dikorbankan,gerakan fisik yang diperlukan,gaya hidup yang
memperoleh kapsul Vitamin A yang gratis,ibu harus meluangkan waktu dan berjalan ke
posyandu.Mungkin hari itu dia tidak mendapatkan uang karena tidak dapat berjualan di
pasar,atau harus meninggalkan pekerjaan atau anggota keluarga lainnya dirumah karena
pergi ke posyandu.
dari ketiga unsur pemasaran lainnya,karena sebagai suatu kesatuan tiap unsure saling
mempengaruhi,dan turut menentukan besarnya harga yang harus dibayar oleh konsumen.
4. Tempat
institusi yang terlibat dalam kegiatan diseminasi gagasan yang dipasarkan,yaitu dari
perumus gagasan sampai pada penerima yang dituju.Misalnya,siapa saja yang terlibat
ditiap tingkat administrasi agar distribusi kapsul Vitamin A dapat berjalan dengan baik ?
Dalam hal ini faktor efektifitas dan efisiensi harus dipertimbangkan.Dengan
konsumen.Arus penyaluran produk juga harus lancar dan persediaan harus selalu
tenaga perantara yang sifatnya sukarela yang kita kenal dengan kader.Untuk tenaga
seperti ini,maka kualitas pelatihan perlu mendapat perhatian,di samping daya tarik
Model saluran distribusi untuk produk sosial yang nyata secara fisik dan tidak
Adopter
Change Agent
Tanpa
Saluran
Adopter
Pengecer
Change Agent
Satu
Saluran
Adopter
Pengecer
Distributor
Change Agent
Dua
Saluran
Adopter
Pengecer
Grosir
Distributor
Change Agent
Tiga
Saluran
Biro Iklan
Media
Social Marketer
Late Adopters
Inovator Adopters
Media Lainnya
Biro Iklan Lainnya
Other Social Marketer
5. Promosi
belumlah cukup.Ini harus disertai komunikasi yang berkesinambungan dan terarah untuk
pasar yang dituju,demikian juga paduan media yang digunakan.Promosi dapat dilakukan
interpersonal.
tempat,karena ketiga unsur ini juga merupakan alat promosi.Paduan semua unsur tersebut
harus dapat membangun citra produk yang tentu saja harus sejalan dengan citra diri
konsumen.
Pesan-pesan harus dapat merangsang telinga dan mata,dapat dipercaya dan dapat
diterima dengan rasa dan akal.Oleh sebab itu,harus jelas perilaku apa yang diharapkan
pesan tidak dapat disampaikan secara serentak,harus ada urutan prioritas,misalnya tahap
pertama bersifat memberi informasi,tahap kedua bersifat motivasi,dan tahap ketiga
Paduan media yang akan digunakan ditentukan atas hasil riset pasar,media mana
yang paling disukai dan sering digunakan khalayak sasaran.Paduan media ditentukan
berdasarkan daya jangkau dan frekuensi media tersebut,manfaat tiap media yang dipilih
serta biaya media,sehingga diperoleh paduan media yang efektif dan efisien.
SOSIAL
meyakinkan para ibu agar berbuat seperti yang dianjurkan,tokoh yang akan dipakai untuk
1. Riset Formatif
dulu bagaimana sekarang dan bagaimana sikapnya terhadap perilaku yang kita
anjurkan.Kita tidak dapat hanya menduga atau memperkirakan kedua hal tersebut.Kita
sampel secara acak dalam jumlah,yang memadai serta melakukan wawancara dengan
mereka,secara kelompok atau perorangan,dan biasanya kedua cara ini dipakai.Kita juga
ingin menemukan tokoh yang paling dihormati oleh kelompok sasaran,sehingga kita
dapat memanfaatkan tokoh tersebut untuk menyampaikan pesan pesan kita.Kita akan
Kita juga akan mewawancarai petugas dan berbagai instansi.Kita akan bertanya
kepada ibu tentang kehidupan sehari hari,bagaimana interaksi mereka dalam masyarakat
media massa yang mereka manfaatkan,berapa kali,kapan,dan hiburan apa serta peristiwa
keagamaan atau budaya apa mereka hadiri.Berdasarkan kesemua itu kita kembangkan
2. Penyusunan Strategi
a. Berbagai kelompok sasaran yang diperoleh dari penelitian formatif dapat dibagi dalam 3
kelompok besar :
Sasaran primer,yaitu sasaran pokok yang benar benar kita harapkan berubah
kebiasaannya.
Sasaran Sekunder,yaitu sasaran antara yang akan terlibat dalam penyanpaian produk atau
pelayanan atau yang terlibat dalam penyampaian pesan pesan secara langsung
Sasaran Tersier,yaitu sasaran penunjang yang terlibat secara tidak langsung,namun
untuk menguji coba strategi tersebut pada mereka.Bila prilaku yang disarankan perlu
dilaksanakan tiap hari,seperti pemberian makan anak,kita minta para ibu melaksanakan
imunisasi atau menimbangkan anak di posyandu,kita akan minta para ibu itu
Kita akan menggunakan kata kata dan tokoh yang tertuang dalam strategi untuk
ibu,separti yang tergambar pada hasil riset formatif berupa sikap negatif dan hambatan
kata tersebut belum cukup menyakinkan ibu-ibu untuk berbuat.Dalam hal ini,petugas
lapangan akan bekerja sama dengan para ibu untuk menemukan cara melakukannya
lapangan secara cermat menulis cara-cara yang ditemukan untuk meyakinkan ibu-ibu
itu.Biasanya,setelah satu minggu petugas lapangan akan kembali mengunjungi ibu yang
masalahnya,rasa keberatan apa yang masih ada dan bagaimana masalah dan rasa
Berdasarkan masukan itu,strategi yang kita buat serta menggambarkan apa yang
disempurnakan.
Kini kita menulis strategi kreatif dan media.Kita menuliskan ini walaupun kita
sendiri.Arahan tertulis ini penting walau pelaksanaannya dilakukan instansi lain atau biro
Kecuali itu juga berisikan analisis semua saluran komunikasi yang mungkin
dipakai untuk mencapai sasaran primer sehingga diteliti lebih lanjut serta frekuensi dan
lain seperti promosi di pasar lokal atau peristiwa budaya dan saluran lain yang muncul
dalam penelitian pada ibu-ibu serta mungkin dapat dipakai.Juga catatan bagaimana
atau poster dan pita kaset,spanduk (yang berguna untuk upaya promosi jangka pendek)
atau poster-poster (sebagai pengingat pesan-pesan yang disampaikan media massa atau
kader),dan lain sebagainya.Sebagai tambahan,booklet barangkali cocok dipakai untuk
tersier.Pedoman pelatihan dan modul juga diperlukan untuk melatih kader.Pada arahan
Bagian kedua dari arahan itu berupa uraian tentang kelompok sasaran,dan
kegiatan yang ditujukan pada tiap kelompok sasaran,pesan-pesan yang harus diterima
dan bagaimana rasa keberatan itu diatasi dan tokoh yang dapat diterima kelompok
sasaran.
Sangat disarankan untuk menggunakan ahli kreatif dan ahli media,apakah itu
kreatif dan media harus benar-benar mendapat arahan,baik itu ahli dari luar atau tenaga
Para perencana kreatif dan perencana media kini dapat menyajikan rancangan
lengkap termasuk tatap muka dan bentuk semua bahan cetak,naskah untuk spot radio dan
bagaimana cerita untuk tv dan film.Alasan tertulis untuk semua pesan dan ilustrasi juga
tersebut harus menunjukkan jangkauan yang memadai terhadap semua kelompok sasaran
dengan frekuensi yang memadai dan biaya yang paling sesuai.Beberapa kemungkinan
penelitian,misalnya mereka tahu semua stasiun radio dan program yang ada dan pada
waktu kapan ibu-ibu desa paling banyak mendengarkan dan berapa banyak.
berdasarkan data yang diberikan pada waktu riset formatif,sehingga memberi gambaran
berapa banyak ibu yang dapat berhubungan (kontak) dengan kader.Arahan itu akan
menjadi dasar untuk menyusun rencana pelatihan bagi kader dan menentukan bahan
komunikasi yang dilakukan kader dibuat perkiraannya.Perkiraan yang sama juga dibuat
untuk jalur komunikasi formal dan informal lain,sehingga biaya yang diperlukan bias
dibandingkan,dan bisa diketahui paduan media mana yang efektif dan efisien.
Biro iklan juga menyarankan untuk memperkuat peran serta masyarakat dengan
diperlukan dan akhirnya minta kelompok kreatif membuat bahan untuk diuji coba.
7. Menguji Bahan dan Pesan
Semua bahan dipersiapkan untuk diuji coba.Spot radio sudah dibuat,bahan cetak
memungkinkan,bahan film diperlihatkan dalam bentuk story board, benda besar seperti
papan iklan atau spanduk dibuat dalam bentuk kecil.Semua bahan sekarang diuji coba
hal-hal yang negatif.Tiap bahan media diuji coba pada wakil kelompok sasaran yang
dituju,bahan untuk memotivasi petugas dan kelompok masyarakat diuji coba pada
kader diuji coba pada kader.Hasil uji coba dipakai untuk menyempurnakan semua bahan.
8.Memperbaiki Bahan
Kelompok kreatif sekarang diberi penjelasan tentang hasil uji coba.Semua bahan
informal dibutuhkan untuk memastikan bahan perbaikan yang telah dibuat dapat diterima
kelompok sasaran.
Kegiatan uji coba bahan juga merupakan kesempatan yang sangat berguna untuk
memantapkan koordinasi.Proses uji coba termasuk uji coba kegiatan dan bahan pada
sektor-sektor yang terkait,unit-unit program di tingkat nasional dan provinsi dan semua
lembaga donor.Hal ini untuk memastikan bahwa kegiatan didaerah panduan tidak
9.Penyempurna Program
Program pada akhirnya bisa disempurnakan. Bila mungkin kesimpulan akhir
perlu dibuat secara tertulis dan bisa dilengkapi dengan slides untuk penyajian dan
koordinasi.
Pengumpulan data dasar dilaksanakan di daerah uji coba dan daerah kontrol.
Sebelum kegiatan dilaksanakan, kader dilatih dan semua sektor serta kelompok
masyarakat yang terlibat juga dilatih atau diberi orientasi tentang peran mereka.
Kini tiba saatnya untuk melaksanakan kegiatan. Sebaiknya kegiatan promosi dan
bentuk penyuluhan atau pencanangan oleh kepala daerah yang dihadiri para pelaksana
Bahan bahan luar ruangan seperti spanduk, poster atau papan iklan dipasang.
Kelompok masyarakat dan kader memulai kegiatan komunikasi mereka dan media massa
mulai penyiaran (sebaiknya paling tidak 10 20 spot per hari di setiap stasiun radio pada
bulan pertama).
memastikan bahwa pelaksanaannya seperti yang diharapkan. Apakah spanduk dan poster
dipasanag di tempat yang tepat? Apakah kader sudah dilatih? Apakah mereka sudah
punya peraga yang harus dipakai? Apakah kelompok masyarakat tahu peran mereka?
Apakah mereka aktif? Apakah bahan disiarkan? Untuk itu, semua dapat dilakukan
menerima pesan ? Apakah pesannya benar dan dimengerti ? Apakah ada masalah atau
Titik utama uji coba pemasaran adalah memantau dan memperbaiki kegiatan
komunikasi yang diperlukan dan ditemukan dalam proses pengalaman, apa saluran
komunikasi dan pesan yang paling efektif untuk mencapai tujuan program.
1. Manajemen
dilaksanakan,kendati secara teknis dia tidak harus ahli tentang produk atau pelayanan
yang dipromosikan.Dia harus benar-benar mengerti sikap kelompok sasaran terhadap
mengkoordinasikan.Dia harus bisa menulis arahan yang jelas dan mendalam untuk
2. Konsumen
3. Kelompok Sasaran
ditujukan kepada ibu anak-anak di usia tersebut.Pesan demikian akan menarik ibu untuk
penelitian juga menunjukkan bahwa pesan yang berbeda diperlukan bagi para ibu yang
mempunyai anak dengan usia yang berbeda.Pesan-pesan gizi bagi para ibu anak
umur yang berbeda.Pesan dapat ditujukan kepada ibu dari tiap tingkat usia balita itu.
4. Identitas
Produk atau pelayanan yang dipromosikan harus memilih identitas yang jelas dan
5. Manfaat
manfaat atau keuntungan yang jelas dan nyata.Poster yang berbunyi Datanglah ke
6. Biaya
tidak mampu memperoleh alat kontrasepsi.Atau promosi penggunaan oralit hanya akan
bisa berhasil bila oralitnya ada dan bisa terjangkau.Terjangkau dalam arti ibu bisa merasa
yang diperoleh anaknya dari minum oralit tersebut.Walaupun pelayanan bisa diperoleh
dalam bentuk waktu yang harus ada pada ibu-ibu.Biaya yang nyata maupun tersembunyi
Sudah tentu tidak satu promosi pun akan berhasil bila produk atau pelayanan yang
karena itu harus memastikan bahwa produknya memang bisa diperoleh sebelum promosi
pemasaran.
8. Saluran Komunikasi
masyarakat,dan lain-lain. Berapa persen kelompok sasaran yang dapat dicapai tiap
media disusun untuk mencapai kelompok sasaran sebanyak mungkin dan sesering
mungkin dengan biaya yang tersedia.Paduan media yang digunakan tergantung pada
saluran komunikasi baik secara tidak langsung melalui media,maupun secara langsung
mengetahui apakah semua unsur komunikasi sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana
dilapangan dan mengukur hasil yang sudah dicapai.Apakah pesan sampai pada kelompok
sasaran? Apakah mereka mengerti apa yang dianjurkan dalam pesan? Kegiatan
dipastikan amat diperlukan berdasarkan perubahan sikap dan perilaku yang terjadi
10. Evaluasi
Komponen evaluasi diperlukan bagi semua kegiatan agar dampak dan hasil yang
dilaksanakan di daerah panduan dan di daerah lain sebagai pembanding pada sebelum
hasilnya dibandingkan.Evaluasi dilakukan pada akhir program bila jangka waktu program
pemantauan.
kegiatan dilaksanakan,beberapa orang yang mengerti tentang apa yang dianjurkan dan
sedikit.Jumlah respondennya terlalu kecil untuk dapat gambaran nyata berapa banyak ibu
yang mempercayai sesuatu atau lainnya.Kendati begitu,bila responden dipilih secara acak
rasakan,dan apa yang mereka lakukan mengenai suatu hal.Analisis penelitian kualitatif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemasaran social dapat diartikan sebagai perancangan,penerapan,dan
Orientasi dari pemasaran adalah konsumen. Disini konsumen menjadi titik tolak
suatu proses yang mempunyai empat unsure : produk, harga, tempat, dan promosi atau
lebih terkenal dengan 1C4p (Consumer, Product, Price, Promotion, dan Place).
formatif, penyusunan strategi, menguji coba strategi, menulis arahan kreatif dan media,
menentukan konsultan kreatif dan konsultan media, menyusun peran dan bahan serta
rencana media, menguji bahan dan pesan, memperbaiki bahan, penyempurnaan program,
memproduksi bahan, pengumpulan data dasar dan evaluasi, Orientasi dan Pelatihan,
3.2 Saran
Pembiayaan bisa menjadi faktor kunci kekuatan sebuah organisasi pelayanan kesehatan,
jika mampu melakukan audit keuangan secara intensif, mempertahankan keuntungan
pada arus kas maka RS akan mampu secara mandiri membiayai operasional RS. Tempat
pelayanan kesehatan tidak hanya RS, tapi RB, Puskesmas, BPS, Dokter praktik,
poliklinik dll. Organisasi pelayanan kesehatan tersebut harus mampu mengelola sumber
dana dan penggunaannya secara efektif dan efisien sehingga hasil yang diharapkan akan
mendapatkan keuntungan yang di dapat dengan mempertimbangkan beberapa hal :
Kualitas pelayanan, Keterjangkauan biaya oleh konsumen, Rata rata hari perawatan,
Rata rata penggunaan tempat tidur, Pergantian penggunaan tempat tidur, Kejadian
Infeksi Nosokomial, Kesejahteraan Pegawai, Peningkatan kualitas dan Kuantitas Sarana
Medis
Masyarakat pesimis dengan harapan biaya kesehatan yang murah tersebut, selama ini
masyarakat terlanjur terkondisikan bahwa untuk mendapatkan kualitas pelayanan mereka
harus mengeluarkan biaya yang begitu mahal, ada banyak cara memasarkan pelayanan
kesehatan : melakukan propaganda, bagaimana mengubah persepsi konsumen tentang
kualitas pelayanan, jika pasien maupun konsumen memiliki kepuasan dalam
menggunakan organisasi pelayanan kesehatan maka konsumen berpeluang menjadi
asisten pemasaran yang akan membantu memasarkan pelayanan kesehatan anda melalui
methode getok tular, dengan kekuatan pemasaran langsung dengan tenaga pemasaran
yang sudah merasakan kualitas pelayanan kesehatan yang anda miliki maka ada peluang
keuntungan yang akan anda dapatkan akan sangat tinggi.
Beberapa artikel di Surat kabar menyatakan bahwa RS luar negeri mulai menganggarkan
periklanan sebagai bagian dari biaya promosi, dengan asumsi bahwa iklan akan
menambah pemasukan terhadap tempat pelayanan. Jika kita ingin tempat pelayanan
kesehatan atau pendidikan yang kita miliki diterima dan dimanfaatkan dengan BOR
tinggi maka promosi dan pemasaran menjadi ujung tombak program ini.Dua tahun
terakhir ini dunia perumahsakitan kita diramaikan oleh hadirnya iklan-iklan pelayanan
kesehatan yang diusung oleh rumah sakit-rumah sakit dari negeri asing. Mulai dari
testimoni pasien, ekspose kecanggihan teknologi kedokteran, hingga konsep health
tourism yang mereka tawarkan sebagai sebuah keunggulan kompetitif guna merangkul
pasar. Iklan-iklan tersebut muncul begitu derasnya baik melalui media cetak, elektronik
maupun media internet. Excessive promotion yang dilakukan oleh rumah sakit-rumah
sakit asing tersebut tentu membawa dampak yang cukup besar bagi industri
perumahsakitan di Indonesia, mulai dari adanya pergerakan konsumen pelayanan
kesehatan ke luar negeri yang artinya mengurangi market share penyedia pelayanan
kesehatan lokal, hingga perubahan perilaku promosi penyedia pelayanan kesehatan lokal
yang seolah melazimkan apa yang telah dilakukan oleh rumah sakit-rumah sakit asing
tersebut dengan ikut-ikutan beriklan atau bahkan melakukan praktek dirty marketing,
setidaknya gejala itu yang ditangkap oleh Jamalul Insan melalui ulasannya di harian
Kompas, 14 Januari 2006 lalu. Fenomena ini harus dikaji lebih dalam dan disikapi secara
bijak, baik oleh penyedia pelayanan kesehatan lokal, pemerintah, persi, organisasi profesi
maupun pihak media (pers).
PERAN PEMERINTAH & PERS
Bila dikaji lebih dalam, fenomena ini tentu ada kaitannya dengan perdagangan bebas di
sektor jasa kesehatan yang rencananya akan dimulai per 1 Januari 2007 di 6 negara
ASEAN (Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand), sesuai
kesepakatan SOM ASEAN. Tidak tanggung-tanggung, untuk mengantisipasi hal ini,
negara tetangga (Singapura) memasukkan sistem pelayanan kesehatan di bawah
departemen perdagangan. Bila dilihat secara makro sebenarnya strategi pemasaran untuk
memperebutkan pasar dalam industri pelayanan kesehatan, bukan lagi urusan rumah sakit
lokal versus rumah sakit asing, namun lebih merupakan strategi politik ditataran negara.
Bila kita telah memiliki pemahaman yang sama akan hal ini, maka diharapkan
pemerintah, persi, organisasi profesi dan pers yang memiliki andil besar dalam industri
pelayanan kesehatan di negeri ini, harus mampu memposisikan diri secara benar.
Pemerintah harus mulai menata kembali sistem pelayanan kesehatan (Software, hardware
dan brainware) di negeri ini. Pemerintah diharapkan mampu mendorong terciptanya
kolaborasi & sinergi antar penyedia pelayanan kesehatan yang ada, guna meningkatkan
efisiensi, mendorong terciptanya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, menata
sistem pembiayaan kesehatan yang menjamin akses tiap penduduk atas pelayanan
kesehatan, serta mengupayakan alih teknologi dan peningkatan kualitas SDM pelaku
pelayanan kesehatan secara berkelanjutan. Jangan sampai pelaku pelayanan kesehatan di
negeri ini termarginalisasi dan hanya menjadi penonton di negerinya sendiri. Melalui
kebijakan-kebijakan yang dibuatnya (perpajakan, ketenagaan, perijinan, dll), pemerintah
harus menunjukkan keberpihakannya pada eksistensi penyedia pelayanan kesehatan
lokal. Demikian juga halnya dengan pers, para insan pers harus turut menjaga tetap
tegaknya etika promosi pelayanan kesehatan di negeri ini dengan bersikap selektif atas
permintaan publikasi iklan-iklan pelayanan kesehatan asing yang masuk.
RUMAH SAKIT SEBAGAI NOBLE BUSINESS Para penyedia pelayanan kesehatan
harus memahami bahwa bisnis rumah sakit berbeda dengan manufacture, hotel, restoran
atau jenis bisnis yang lainnya. Ada sisi sosial dan kemanusiaan yang tinggi dalam
pelayanan kesehatan disamping sisi ekonominya sebagai lembaga usaha. Di satu sisi
rumah sakit dituntut untuk profit agar dapat menghidupi para karyawan dan
mengembangkan organisasinya, namun di sisi lain sangatlah tidak etis dan tidak bermoral
apabila rumah sakit mengambil keuntungan finansial yang setinggi-tingginya di atas
penderitaan pasien. Rumah sakit haruslah menjadi sebuah Noble Business (usaha
mulia), yang secara etik dan moral memiliki keberpihakan pada pasien (always on the
patient side).
SOLUSI IDEAL
Di tengah ancaman perdagangan bebas yang ada di depan mata, dimana kondisi sistem
pelayanan kesehatan di negeri ini masih carut marut, jelas pemasaran pelayanan
kesehatan di Indonesia menjadi sebuah Dilema Besar. Sejumlah langkah tentu harus
diambil sebagai solusi. Pemerintah harus mulai menjalankan perannya sebagai regulator
dalam pengaturan sistem pelayanan kesehatan di negeri ini. Pelayanan kesehatan harus
ditempatkan sebagai usaha mulia (Noble Business) bukan sebagai komoditas yang
diperjualbelikan, karena kesehatan adalah hak asasi setiap penduduk yang harus
dilindungi. Bila pelayanan kesehatan menjadi komoditas yang diperjualbelikan, maka
akses rakyat miskin atas pelayanan kesehatan yang bermutu akan tertutup rapat, karena
tentu hukum pasarlah yang akan berbicara. Disamping itu, perlu adanya pengaturan yang
tegas tentang penerbitan ijin usaha pelayanan kesehatan di tiap daerah yang disesuaikan
dengan jenis pelayanan yang akan diberikan serta kebutuhan penduduknya. Dengan
begitu iklim kompetisi tidak sehat yang pada akhirnya dapat memicu pelanggaran etika
promosi pelayanan kesehatan dapat diminimalisasi. Hal penting lain, ada 3 hal mutlak
yang harus diperhatikan dalam industri perumahsakitan yakni pengendalian kualitas,
pengendalian biaya serta etika bisnis. Disinilah Persi dan organisasi profesi (khususnya
profesi dokter) harus mampu menjadi pengawas sekaligus eksekutor atas pelanggaran
yang terjadi dalam praktek perumahsakitan dan praktek kedokteran. Tentu hal ini harus
didukung dengan undang-undang, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang tegas.
Pasal 49 UU praktek kedokteran No.29 tahun 2004 telah memberi sinyal positif bagi
proses pengawasan ini. Bagi penyedia pelayanan kesehatan sendiri diharapkan dapat
menerapkan sistem promosi yang mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan komunitas dan peningkatan
pengetahuan kesehatan masyarakat.
Pada akhirnya memang dituntut adanya kearifan semua pihak yang terlibat dalam industri
perumahsakitan di negeri ini agar mampu memposisikan dirinya secara benar. Dengan
begitu diharapkan kita tidak lagi terjebak dalam dilema pemasaran pelayanan kesehatan
yang tidak lain lebih merupakan permasalahan ketidakmampuan bangsa ini menciptakan
keunggulan kompetitif dibanding dengan bangsa lain.
Analisis pemasaran meliputi beberapa tahap. Tahap-tahap ini tidak selalu harus mencakup
semua tahap tersebut, tetapi tergantung berbagai variabel dan faktor yang secara dominan
mempengaruhi proses pemasaran. Ada beberapa analisis yang dapat di kategorikan dalam
pemasaran sosial yaitu :
Lingkungan
Lingkungan Makro :
Lingkungan Mikro :
Perilaku Konsumen
Budaya masyarakat yang membuang sampah ke sungai
Kebiasaan penduduk untuk membuang kotoran ke selokan dan sungai
Penduduk tidak suka membuat jamban sehat
Kebiasaan anak-anak jajan di penjual yang tidak higienis
Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Segmentasi
yyyy : Anak-anak/Balita
kkkk : Remaja
Hukum Pareto : memfokuskan pada 20 % dari pasar yang benar-benar kita kuasai, maka
kita sudah memenuhi 80 % kebutuhan pasar
Gerakan cuci tangan pakai sabun dan penyuluhan penggunaan oralit untuk diare.
Strategi
Mengajak Anak usia sekolah untuk membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun
dengan benar sebelum makan. Serta mensosialisasikan penggunaan oralit yang benar
kepada para ibu.
Taktik
Dalam pemasaran terdapat empat prinsip dasar yang terdiri 4 P
product (produk)
price (harga)
place (tempat)
promotion (promosi)
Dalam pemasaran sosial ada dua hal lain yang membuat berbeda, yaitu adanya
partnership (kemitraan) dan policy (kebijakan). Pada prinsipnya, praktik pemasaran sosial
tak ada artinya apabila kemitraan tidak dijadikan tujuan organisasi. Demikian pula tak
ada artinya upaya mengubah perilaku melalui pemasaran sosial apabila tidak diikuti atau
dilanjutkan dengan upaya mendorong tersusunnya sebuah kebijakan.
a. Produk
Kampanye cuci tangan pakai sabun dan sosialisasi penggunaan oralit yang benar
b. Price
Yang membeli produk adalah pihak sponsor (misalnya: perusahaan sabun, perusahaan
farmasi) dan Dinas Kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Place
d. Promotion
Melalui media cetak berupa leaflet, brosur dan poster serta media audio berupa radio.
e. Partnership
f. Policy
Kebijakan merupakan hal yang memperkuat produk. Berupa kebijakan antara lain :
1 Sekolah untuk mewajibkan anak didiknya untuk membeli jajanan yang hiegienis dan
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Organisasi
Pelaksaanaan
Langkah yang ditempuh agar produk dapat berhasil dengan cara memperkuat jaringan
sponsor yang akan dijadikan pathner, menyelesaikan birokrasi program guna
memuluskan produk serta mengadakan pendekatan kepada pathner dan sasaran target
baik secara informal maupun formal.
Pengendalian
Teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan
masyarakat tentang berbagai macam pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan
kesehatan gigi yang komprehensif, terpadu, dan beragam perlu mendapat perhatian.
Kemampuan dokter gigi sebagai provider juga perlu ditingkatkan (Soedjoko
Soekohardjo, 2000). Jasa pelayanan kesehatan yang dahulu berorientasi pada nirlaba atau
nonprofit, saat ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi karena semakin menipisnya
subsidi bahan dan obat-obatan dari pemerintah. Dengan demikian, mau tidak mau suatu
organisasi (baik puskesmas, rumah sakit, poli gigi, atau dokter gigi swasta) kalau ingin
tetap eksis harus memiliki "profit" atau keuntungan yang cukup.
Pemasaran pelayanan kesehatan gigi tampaknya merupakan hal yang penting dalam suatu
organisasi (puskesmas). Meskipun selama ini jarang ditemukan suatu pelayanan
kesehatan yang merencanakan strategi pemasaran, agar pelayanan kesehatan gigi dapat
dikenal dengan luas tampaknya diperlukan strategi pemasaran pelayanan kesehatan gigi
yang tepat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat atau customer pelayanan kesehatan gigi
dapat mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana pelayanan kesehatan gigi tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang strategi pemasaran, khususnya di bidang
segmentasi, penentuan target pasar, serta positioning, dan diferensiasi dari suatu institusi
pelayanan kesehatan, disertai dengan analisis dan saran tentang jasa pemasaran di
institusi tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi
kesehatan, khususnya puskesmas, agar tetap eksis dengan cara melakukan strategi
pemasaran yang tepa. Dengan demikian, puskesmas dapat memiliki profit yang cukup.
Segmentasi Pasar
Pengertian segmen pasar (Fandy Tjiptono, 2001)
Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk
atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing
segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek.
Evaluasi terhadap segmen pasar adalah adanya pertumbuhan segmen, daya tarik struktur
segmen secara keseluruhan dan SDM, serta tujuan dan sumber daya perusahaan apakah
perusahaan berinvestasi dalam segmen tersebut atau tidak
Spesialisasi pasar
Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu
kelompok pelanggan tertentu.
Spesialisasi produk
Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada
berbagai segmen pasar.
Pengertian Positioning
Positioning berhubungan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi
keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan
dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan
jasa pesaing dalam persepsi konsumen.
Fokus utama positioning adalah persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan
bukan hanya sekedar produk fisik. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh
kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai
superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen.
Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan
dari: persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing,
persepsi perusahaan terhadap pelanggan, persepsi pesaing terhadap dirinya sendiri,
persepsi pesaing terhadap perusahaan, persepsi pesaing terhadap pelanggan, persepsi
pelanggan terhadap dirinya sendiri, persepsi pelanggan terhadap perusahaan, dan persepsi
pelanggan terhadap pesaing.
Pengertian Deferensiasi
Deferensiasi yang kompetitif adalah tindakan merancang satu perbedaan yang berarti
untuk membedakan penawaran perusahaan dari lawan/pesaing. Deferensiasi bisa
berdasarkan "produk" yang ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, penambahan
pelayanan, peningkatan kualitas, kemudahan pelanggan, dll. Deferensiasi "personil"
dengan cara mempekerjakan atau melatih orang-orang yang lebih baik dari pesaing
mereka. Sedangkan deferensiasi "saluran" yaitu perusahaan mencapai deferensiasi
dengan cara membentuk saluran distribusi, terutama jangkauan, keahlian, dan kinerja
saluran tersebut. Diferensiasi "citra" adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan
atau produk.
Identifikasi Pasar
Puskesmas masih merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan. Meskipun secara
umum pelayanan kesehatan dikatagorikan sebagai usaha tidak berorientasi laba (non
profit), setiap fasilitas harus memperhitungkan biaya dan pendapatan, agar kelangsungan
pelayanan kesehatan dapat dipertahankan. Penelitian dilakukan di tiga puskesmas, yaitu:
Ketiga puskesmas memiliki strata (kriteria) yang sama, yaitu terletak di kabupaten,
merupakan puskesmas rawat inap dengan jumlah pengunjung yang tidak terlalu berbeda
jauh, memiliki standar pelayanan yang hampir sama satu dengan yang lainnya, dan
memiliki standar SDM (Sumber Daya Manusia) yang hampir sama satu dengan yang
lainnya, yaitu pelayanan kesehatan gigi dilayani oleh satu dokter gigi dan satu perawat
gigi.
Ditinjau dari standar stratifikasi puskesmas, jumlah kunjungan ke poli gigi oleh
pelanggan di Puskesmas Jatirejo sebesar 59,2%. Sedangkan jumlah kunjungan poli gigi
pada Puskesmas Mojoagung sebesar 97,8%. Demikian pula pada Puskesmas Maron yang
mencapai 112,7% dari standar stratifikasi yang telah ditetapkan (standar stratifikasi
puskesmas untuk kesehatan gigi dan mulut adalah 4% dari dari jumlah penduduk wilayah
kerja puskesmas).
Dapat disimpulkan bahwa dari target jumlah kunjungan yang harus dicapai maka jumlah
kunjungan poli gigi di Puskesmas Jatirejo masih sangat kurang bila dibandingkan kedua
puskesmas lainnya (Mojoagung dan Maron). Bila dibandingkan dari jumlah pencapaian
antara ketiga puskesmas, dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan pelanggan Puskesmas
Jatirejo sebanyak 849 atau 59,2% dari target yang ditentukan sebanyak 1434 pelanggan.
Sedangkan jumlah kunjungan di Puskesmas Mojoagung mencapai 1503 pelanggan atau
97,8 % dari target kunjungan sebanyak 1537. Di Puskesmas Maron jumlah kunjungan
sebanyak 1839 atau 112 7% dari target sebanyak 1638 pelanggan.
Faktor pelanggan
1. Kepuasan pelanggan (merupakan positioning berdasar pemakaian produk).
Faktor kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi jumlah kunjungan. Apabila pelanggan tidak puas (misal menunggu terlalu
lama, provider kurang ramah, keterampilannya juga kurang), akan membuat pelanggan
tidak puas. Faktor kepuasan pelanggan juga dapat menciptakan persepsi masyarakat
tentang citra puskesmas.
2. Kemampuan dan kemauan bayar pelanggan (positioning berdasar harga, kualitas dan
manfaat). Harus dilakukan survei tentang kemampuan dan kemauan bayar masyarakat di
sekitar puskesmas.
Dengan metode NGT (Nominal Group Technique), dapat ditemukan alternatif pemecahan
masalah tentang rendahnya kunjungan pasien di poli gigi di Puskesmas Jatirejo,
Mojokerto. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan pelanggan ke
poli gigi di Puskesmas Jatirejo, yaitu faktor internal, eksternal/ masyarakat,
pesaing/lingkungan, dan faktor pelanggan.
Faktor internal:
(1) SDM, merupakan masalah di bidang diferensiasi personil; (2) Kebijakan tarif,
merupakan masalah positioning berdasar harga; (3) Pemasaran merupakan masalah di
bidang diferensiasi citra puskesmas oleh pelanggan; (4) Jenis pelayanan gigi
komprehensif merupakan masalah di bidang diferensiasi produk dan personil.
Faktor pelanggan
(1) Kepuasan pelanggan, merupakan masalah di bidang positioning berdasar pemakai
produk; (2) Kemampuan dan kemauan bayar pelanggan, merupakan masalah di bidang
positioning berdasar harga, kualitas, dan manfaat. Dengan adanya identifikasi masalah
tersebut maka ada empat faktor penting yang merupakan faktor yang perlu dianalisis
permasalahannya, agar kunjungan pelanggan ke poli gigi di puskesmas dapat
ditingkatkan.
Pemasaran di Puskesmas:
Untuk melakukan pemasaran di puskesmas, setidaknya ada beberapa hal yang harus kita
ketahui, baik hal-hal yang menyangkut internal organisasi maupun eksternal organisasi.
Internal organisasi:
(1) Bagaimana kemampuan SDM, (2) bagaimana persepsi pasien terhadap pelayanan
kesehatan gigi di puskesmas.
Eksternal organisasi:
(1) Bagaimana upaya pemasaran pelayanan kesehatan gigi di puskesmas; (2) Apa
kebutuhan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi; (3) Analisis kebutuhan pasien; (4)
Bagaimana kondisi kompetiter; (5) Bagaimana geografisnya; serta (6) Bagaimana
kemauan dan kemampuan bayar pelanggan.
Penelitian ini merupakan suatu studi eksploratif yang dilaksanakan di tiga Puskesmas di
Jawa Timur pada Desember 1999 sampai Mei 2000. Dalam studi ini dipilih tiga
puskesmas yang terletak di Jawa Timur. Kriteria Puskesmas yang dipilih adalah
Puskesmas dengan rawat inap. Puskesmas tersebut adalah Puskesmas Jatirejo di
Kabupaten Mojokerto, Puskesmas Mojoagung di Kabupaten Jombang, dan Puskesmas
Maron di Kabupaten Probolinggo. Populasi dan sampel penelitian adalah pasien dari
ketiga puskesmas yang meliputi pasien rawat inap maupun rawat jalan. Penelitian ini
menggunakan data sekunder untuk mengetahui jumlah kunjungan ke program pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Data sekunder tersebut diambil pada 1999. Penelusuran data
sekunder menggunakan kuesioner tertentu yang dipersiapkan terlebih dahulu. Kuesioner
tersebut harus diisi oleh petugas puskesmas di puskesmas yang bersangkutan. Data
sekunder tersebut meliputi: jumlah penduduk di wilayah puskesmas, data tentang
kesakitan gigi, gigi, dan data kepegawaian di poli gigi. (Laporan Bulanan, Laporan
Kunjungan Puskesmas dalam dan luar gedung, Puskesmas Jatirejo, Mojoagung dan
Maron, 1999).
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Daerah Penelitian
Biaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas serta Biaya Dokter Gigi Umum
Biaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas merupakan biaya yang harus
dibayar oleh seseorang apabila berobat ke poli gigi. Biaya tersebut bervariasi yang
mengacu pada peraturan daerah setempat. Sedangkan biaya dokter gigi umum (swasta)
merupakan biaya yang harus dibayar oleh seseorang apabila berobat ke dokter gigi umum
(swasta). Biaya tersebut mengacu pada Pedoman Biaya Perawatan Pengobatan Dokter
Gigi Swasta (Tarip PDGI, Surabaya, 1997) yang berlaku pada 1977 sampai sekarang.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa besarnya biaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
ketiga puskesmas bervariasi. Hal ini memang tergantung pada peraturan daerah (Perda)
setempat. Khusus di Maron, Perda yang berlaku sama dan tidak tergantung pada macam
pelayanan yang dilakukan. Sedangkan di kedua daerah lainnya besarnya biaya perawatan
gigi dan mulut tergantung dari jenis kasusnya. Dari tabel 2 juga dapat diketahui besarnya
biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat apabila mereka berobat ke dokter gigi
umum (swasta). Ketiga daerah tersebut juga mengacu pada tarip PDGI Surabaya, 1997.
Kunjungan Masyarakat
Standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah 4% dari jumlah penduduk wilayah
kerja puskesmas (standar stratifikasi puskesmas untuk kesehatan gigi dan mulut). Dari
tabel 1 dapat dilihat bahwa di Puskesmas Maron kasus pencabutan merupakan kasus yang
paling banyak dilakukan (85,10%), sedangkan di kedua puskesmas lainnya (Jatirejo dan
Mojoagung) perawatan gigi yang paling banyak dilakukan adalah perawatan karies gigi
(36,16% dan 37,46%). Di ketiga puskesmas perawatan yang sama sekali tidak dilakukan
adalah pencabutan gigi tertanam, pemasangan mahkota, serta pemasangan gigi tiruan.
Sedangkan kunjungan yang paling sedikit ditemukan di Puskesmas Jatirejo, Mojokerto.
Pembahasan
Ditinjau dari segi diferensiasi produk dan diferensiasi personil, jenis penanganan
pelayanan kesehatan gigi di ketiga puskesmas, tampak bahwa pelayanan yang diberikan
hampir sama. Tetapi, bila dilihat dari jumlah kunjungan pelanggan ke poli gigi,
Puskesmas Jatirejo, Jombang, memiliki kunjungan yang paling sedikit bila dibandingkan
dengan kedua puskesmas lainnya. Hal ini terjadi karena masih banyak jenis pelayanan
yang belum dilakukan di puskesmas tersebut, meskipun di kedua puskesmas juga
menunjukkan hal yang sama. Tetapi, tingkat kebutuhan masyarakat di Kabupaten
Mojokerto tampaknya lebih menginginkan perawatan yang lebih beragam bila
dibandingkan dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, penyelesaiannya adalah dengan
meningkatkan jenis pelayanan yang diberikan, serta dengan pelatihan bagi SDM untuk
meningkatkan kemampuan personil.
Oleh karena itu, peningkatan jenis pelayanan serta SDM yang diperlukan di puskesmas
ini adalah dokter gigi bedah mulut. Sedangkan di kedua puskesmas lainnya (Jatirejo dan
Mojoagung), yang merupakan puskesmas yang letaknya lebih ke arah perkotaan,
perawatan gigi yang paling banyak dilakukan adalah perawatan karies gigi. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan
mulut sudah baik (36,16% dan 7,46%). Dengan demikian, kedua puskesmas ini harus
bersaing dengan dokter gigi swasta yang ada di daerah sekitarnya, di mana pelayanan
kesehatan gigi dan mulut lebih beragam, meskipun dengan biaya yang lebih besar
dibanding dengan biaya berobat ke puskesmas. Oleh karena itu, di kedua puskesmas
tersebut diperlukan adanya peningkatan jenis pelayanan, baik dalam hal bahan maupun
beragam pilihan penanganan kesehatan gigi dan mulut, serta peningkatan SDM (dokter
gigi spesialis konservasi) untuk mengimbangi keinginan masyarakat.
Bila ditinjau dari segi diferensiasi citra puskesmas oleh pelanggan di k tiga puskesmas,
penanganan kasus gigi yang sama sekali tidak dilakukan adalah pencabutan gigi
tertanam, pemasangan mahkota, serta pemasangan gigi tiruan. Hal ini disebabkan
kurangnya pemasaran tentang adanya pelayanan di puskesmas tersebut, serta biaya yang
belum dapat dijangkau oleh masyarakat (kasus pembuatan mahkota dan gigi tiruan).
Karena itu, diperlukan promosi tentang pelayanan kesehatan yang beragam
(komprehensif) yang bisa dilakukan di poli gigi. Dengan demikian, citra puskesmas yang
selama ini kurang begitu baik di masyarakat dapat diperbaiki. Hal ini dapat meningkatkan
jumlah kunjungan pelanggan ke poli gigi di Puskesmas Jatirejo.
Ditinjau dari segi positioning berdasarkan harga maka perbedaan biaya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di dokter gigi umum serta puskesmas sangat banyak. Meskipun
demikian, banyak masyarakat yang berobat ke dokter gigi swasta. Padahal, biaya untuk
mendapatkan pelayanan gigi jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan biaya di
puskesmas. Bahkan, lebih dari 10 kali lipat bila dibandingkan dengan biaya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Biaya Puskesmas Jatirejo berkisar antara Rp
1000,00 sampai Rp 3000,00. Sedangkan biaya dokter gigi umum berkisar antara Rp
30.000,00 sampai Rp 60.000,00 untuk perawatan yang sama yang diberikan oleh
puskesmas. Oleh karena itu, perlu dilakukan survei mengenai harga yang bisa dijangkau
oleh pelanggan, tetapi dengan pelayanan yang setara dengan dokter gigi swasta.
Bila ditinjau dari segi diferensiasi produk dan personil, macam pelayanan yang diberikan
antara puskesmas dan dokter gigi umum, lebih banyak jenis pelayanan yang diberikan
oleh dokter gigi umum, meskipun seharusnya puskesmas juga memiliki pelayanan
tersebut. Hanya, banyak masyarakat yang belum tahu tentang macam pelayanan
kesehatan gigi yang dapat dilakukan di puskesmas, misalnya pencabutan gigi tertanam,
pemasangan mahkota gigi, dan pemasangan gigi tiruan. Pelayanan tersebut rupanya sama
sekali belum dilakukan di puskesmas. Oleh karena itu, penting bagi puskesmas untuk
memasarkan jenis pelayanan yang ada di puskesmas. Biaya yang relatif murah
dibandingkan dengan pesaing lainnya, termasuk dokter gigi swasta, seharusnya bisa
menjadi kekuatan puskesmas untuk meningkatkan kunjungan pelanggan ke poli gigi.
Sedangkan bila ditijau dari segi segmentasi pasar konsumen berdasar geografis dan
bidang segmentasi pasar bisnis, tampaknya Puskesmas Jatirejo diharapkan dapat
memiliki puskesmas pembantu yang mendekati lokasi pemukiman penduduk. Penentuan
segmentasi kelas menengah ke bawah harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar
kunjungan dapat meningkat.
Bila ditinjau dari segi positioning berdasar pemakai produk maka kepuasan pelanggan
menjadi faktor utama untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke poli gigi. Karena itu,
perlu adanya pelayanan yang beragam (komprehensif). Ditinjau dari segi positioning
berdasarkan harga, kualitas, dan manfaat, pentingnya melakukan survei tentang harga,
kualitas, dan manfaat yang didapat oleh pelanggan apabila mereka ke poli gigi
Puskesmas Jatirejo dibandingkan dengan ke tempat pelayanan kesehatan lain di
sekitarnya. Pelanggan harus melihat "benefit" (manfaat) yang ada pada puskesmas
tersebut, sehingga kunjungan ke poli gigi juga akan meningkat
Pelayanan Prima Dalam Peningkatan Manajemen Kesehatan di
Puskesmas
Oleh
Adrian Kasela
0120740005
Puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada Saya sehingga bisa menyusun makalah ini
Dengan Judul Pelayanan Prima Dalam Peningkatan Manajemen Kesehatan di
Puskesmas
Sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna.oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya dengan
penyempurnaan makalah ini sangat Saya harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil
apapun akan Kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.
Pada kesempatan ini Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para
pemakainya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR. ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.. 1
1.2 Rumusan Masalah. 2
1.3 Tujuan... 2
1.4 Manfaat. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Konsep manajemen Pemasaran.. 5
3.2 Manajemen Pemasaran Puskesmas.. 5
3.3 Alasan diperlukannya Pemasaran Puskesmas. 7
3.4 Implementasi Manajemen Pemasaran Puskesmas. 8
3.5 Membangun Citra (Image) Terhadap Puskesmas. 10
3.6 Pelayanan Prima Puskesmas. 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan.. 14
4.2 Saran. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, yang telah direvisi
melalui UU No. 32 tahun 2004, dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang telah disempurnakan dengan UU No.
33 tahun 2004, menandai pergeseran pola manajemen pemerintahan dari sentralistik
eksploitatif ke desentralistik-partisipatif, menuntut kepada pemerintah daerah untuk
meninjau ulang segala bentuk peraturan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat
termasuk kesehatan. Pemda sekarang ini dituntut harus mampu melayani masyarakat.
Mereka dituntut untuk mentransformasi diri dari bureuaucraticmonopolistic government
menjadi entrepreneurial government (Buchari Alma, 2005) yaitu pemerintah
memanfaatkan peluang yang muncul dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatnya Pemerintah Daerah melalui puskesmasnya dituntut untuk menjadi
customer-driven government yang sangat memperhatikan needs dan
wantsmasyarakatnya, yang menekankan segi layanan yang memuaskan, jika mungkin
melalui layanan prima. Puskesmas harus fokus pada marketing concept ketimbang pada
selling concept. Otonomi daerah mengundang adanya kompetisi antar daerah untuk
memajukan daerahnya masingmasing, menggali sumber penghasilan yang layak mencari
sumber-sumber yang layak jual. Konsep pemasaran daerah harus menjadi pemikiran
semua pihak pegawai pemerintah, sebelum mereka didahului oleh kompetitornya dari
daerah lain. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan milik pemerintah, sudah
saatnya memikirkan strategi untuk melakukan pemasaran produk jasanya yangberupa
jasa pelayanan kesehatan. Sementara pihak menganggap bahwa puskesmas milik
pemerintah tidak perlu melakukan upaya pemasaran, karena sebagian menganggap bahwa
masyarakatlah yang membutuhkan puskesmas, bukan puskesmas membutuhkan
masyarakat. Walaupun trias fungsi puskesmas yang meliputi pusat pengembangan,
pemberdayaan masyarakat dan pelayanan bidang kesehatan, bukan berarti puskesmas
sebagai birokrat, tetapi lebih fokus pada memenuhi kebutuhan Implementasi Manajemen
Pemasaran (Ristrini) masyarakat terhadap kesehatan yang memuaskan. Pemenuhan
kebutuhan kesehatan yang memuaskan bagi konsumennya (masyarakat) identik dengan
konsep pemasaran yang berkembang dewasa ini. Untuk itu, sudah saatnya upaya
pengembangan puskesmas pada era otonomi daerah sekarang ini, harus lebih mengacu
pada konsep-konsep pemasaran jasa sehingga citra (image) puskesmas sebagai unit
pelayanan kesehatan yang kurang bermutu dan sebagai unit pelayanan kesehatan bagi
orang miskin, secara perlahan-lahan akan hilang di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa Konsep Manajemen Pemasaran?
2) Bagaimana Manajemen Pemasaran Puskesmas?
3) Apa Alasan diperlukannya Pemasaran Puskesmas?
4) Bagaimana Implementasi Manajemen Pemasaran Puskesmas?
5) Bagaimana Membangun Citra (Image) Terhadap Puskesmas?
6) Bagaimana Pelayanan Prima Puskesmas?
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan Konsep Manajemen Pemasaran.
2) Menjelaskan Manajemen Pemasaran Puskesmas.
3) Menjelaskan Alasan diperlukannya Pemasaran Puskesmas.
4) Menjelaskan Implementasi Manajemen Pemasaran Puskesmas.
5) Menjelaskan bagaimana Membangun citra Terhadap Puskesmas.
6) Menjelaskan Pelayanan Prima Puskesmas.
1.4 Manfaat
1) Untuk Mengetahui Konsep Manajemen Pemasaran.
2) Untuk Mengetahui Manajemen Pemasaran Puskesmas.
3) Untuk Mengetahui Alasan diperlukannya Pemasaran Puskesmas.
4) Untuk Mengetahui Implementasi Manajemen Pemasaran Puskesmas.
5) Untuk Mengetahui bagaimana Membangun citra Terhadap Puskesmas.
6) Untuk Mengetahui Pelayanan Prima Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
PEMASARAN SOSIAL
MAKALAH
PEMASARAN SOSIAL
Untuk memenuhi tugas semester 1 matakuliah ISBD yang di bina oleh
Mohamad Joharudin, S, Pd.,M,Pd
Tk : 1B
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH CIREBON
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah dengan judul
pemasaran sosial
Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Mohamad Joharudin, S, Pd.,M,Pd
dosen mata kuliah yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya tugas ini.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas
mata kuliah.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan Umum Pembelajaran
Memahami Pemasaran Sosial dalam Promosi Kesehatan
Tujuan Khusus Pembelajaran
a) Memahami definisi dari pemasan dan pemasaran sosial
b) Memahami manfaat pemasaran sosial
c) Memahami komponen dalam pemasaran sosial
d) Memahami langkah- langkah Pemasaran sosial
e) Memahami aplikasi pemasaran sosial
BAB II
PEMBAHASAN
a. Product/Produk
Merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk tidak selalu berbentuk benda
yang bisa dilihat dan diraba. Produk dalampemasaran KIA adalahjasa pelayanan
kesehatan yang dapatr diberikan kepada ibu hamil atau ibu menyusui dan bayi. Jasa
tersebut berupa pemeriksaan kehamilan, penyuluhan kepada ibu tentang asuhan
kehamilan,pertolongan persalinan, perawatan bayi dan sebagainya.
b. Price/Harga
Dasar pemasaran adalah tukar menukar, artinya konsumen mengeluarkan sejumlah biaya
untuk memperoleh produk tertentu.
Dalam penetapan harga / imbalan jasa harus diperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Apakah tingkat imbalan biaya harga dapat dijangkau pasien
2. Berapa harga yang ditetapkan oleh bidan lainnya
3. Apakah konsumen atau pasien merasakan keuntungan diperoleh dari harga yang harus
dibayar
4. Kemampuan pasien untuk membeli jasa yang anda tawarkan
c. Place/Tempat
Tempat yang dimaksud adalah dimana pelayanan kebidanan diperoleh misalnya di
polindes atau dipanggil ke rumah. Yang terpenting disini adalah pelayanan KIA atau
kebidanan dapat diperoleh tempat yang tepat menurut ketentuan kesehatan dan waktu
yang tepat yang perlu diperhatikan pula kendala geografis dan transportasi atau
komunikasi.
d. Promotion/Promosi
Promosia adalah kegiatan memberikan kesadaran kepada sasaran tentang kebutuhan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, sehingga ibu hamil mau datang atau memanggil anda
untuk memberikan pelayanan kesehatan.
e. Consumen/Konsumen
Kelompok sasaran meliputi :
1. Sasaran primer atau utama adalah orang yang kita harapkan berubah kebiasaannya yaitu
ibu hamil, ibu menyusui
2. Sasaran sekunder adalah orang yang akan terlibat dalampenyampaian pesan-pesan
secsara langsung misalnya suami, orangtua
Konsumen dapat dipilih berdasarkan faktor yang mempengaruhi yaitu status sosial,status
ekonomi, tempat tinggal, jenis kelamin, umur dan lain lain
2.Unsur diluar kendali
Dipengaruhi oleh kekuatan atau unsur sebagai berikut :
a. Persaingan
b. Lingkungan budaya
c. Persatuan perundangan
d. Institusi
e. Komunikasi dan hubungan masyarakat
a. Persaingan
Persaingan dapat terjadi dimana-mana. Persaingan pada umumnya akan bereaksi terhadap
pemasaran yang dilakukan pihak lain, yang terpenting untuk keberhasilan promosi anda,
anda harus mewujudkan pelayanan dengan baik, misalnya dengan memberikan pelayanan
tanpa membentak pesian atau ramah.
b. Lingkungan Budaya
Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku, dengsn berbagai ragam sosial budayanya,
gaya hidup dan prilaku yang berbeda. Untuk itu anda harus menyesuaikan diri dengan
sosial budaya setempat, diharapkan juga bila anda berasal etnik/suku yang berbeda, anda
harus dapat menggunakan bahasa daerah setempat.
c. Peraturan perundangan
Peraturan banyak memberikan perlindungan terhadap pangsa pasar, asal digunakan sesuai
ketentuan.
d. Institusi
Institusi dalamhalini adalah badan-badan organisasi profesi atau mencerminkan
kesadaran dan dukungan terhadap hak-hak konsumen yakni IBI,IDI,lembaga
konsumen,PKK, Posyandu dan lain-lain.
e. Komunikasi dan hubungan masyarakat
Sebagian besar keberhasilan pemasaran tergantung kepada kecakapan dalam komunikasi.
Jika komunikasi tidak efektif, penjual jasa/barang tidak dapat meyakinkan
konsumen/calon pembeli untuk membeli, sehingga tidak terjadi pertukaran/penjualan.
3. Penetapan tujuan
Dep Kes RI telah mencanangkan bahwa tujuan dampak dari program, kesehatanibu dan
anak adalah pada akhir pelita VI tahun 1999, AKI menurun dari AZI per 100.000 KH
menjadi 225/100.000 KH
Disini rumusan tujuan dibedakan dari tujuan aspek perilaku dengan pengetahuan
a. Khalayak sasaran primer
Ibu hamil
Suami ibu hamil
b. Khalayak sasaran sekunder
Kader
4. memilih pesan
Pesan seharusnya menimbulkan adanya :
a) Attention (perhatian)
b) Interest (minat)
c) Demand (keinginan)
d) Action (tindakan)
Pesan yang enak didengar harus mencakup:
1. Isi pesan
a. Pesan memberikan manfaat, mencerminkan kualitas pelayanan kebidanan
b. Pesan mencoba untuk menimbulkan emosi yang mendorong ibu hamil untuk
memeriksakan diri ke bidan
c. Pesan hendaknya mengarahkan pandangan sasaran tentang apa yang benar dan tepat.
2. Format pesan
Pesan disusun sedemikian rupa sehingga sasaran tertarik.
5. memilih media
Ada berbagai jenis saluran/media komunikasi yang dipergunakan:
a) Saluran komunikasi pribadi: melibatkan dua orang atau lebih secara langsung
b) Saluran ahli yaitu tokoh masyarakat yang dapat dipercaya oleh ibu hamil menyatakan
bahwa pemeriksaan ibu hamil adalah penting.
c) Saluran sosial yaitu tetangga teman dan sebagainya
d) Saluran media masa melalui radio saluran pemerintah daerah atau menggunakan poster.
6. Uji coba
Setelah strategi disusun, cobalah anda mengunjungi kelompok sasaran primer untuk
menguji coba strategi. Anda minta agar ibu melakukan hal yang anda sarankan dahulu.
Waktu satu minggu. Kata-kata yang digunakan dalam ujian harus memberikan informasi
yang diperlukan ibu-ibu untuk meyakinkan sehingga mau melakukannya. Dalam hal ini
anda bekerja dengan para ibu untuk menemukan cara yang tepat sampai ibu-ibu merasa
puas dan setuju untuk melaksanakannya.
7. Melaksanakan komunikasi
Dalam melaksanakan kegiatan ini anda jangan lupa menggunakan kaidah-kaidah dalam
komunikasi yang efektif. Hal ini penting agar kesan dan citra terhadap anda baik.
8. pemantauan dan evaluasi
Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting untuk perbaikan dalam kegiatan
selanjutnya.
3.1 KESIMPULAN
Pemasaran di definisikan sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuaru yang bernilai satu sama lain.
Pemasaran Sosial adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan
diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan
pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk
mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai. Pemasaran
sosial diperkenalkan pada tahun 1971.
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin,2010,sosial budaya dasar untuk mahasiswa kebidanan,jakarta:Trans Info
Media.