Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

MANAMEJEMEN PEMASARAN

DI

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD RIZKI

NPM : 2215010158

DOSEN :

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

FAKULTAS EKONOMI

ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarakatu.

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan

makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata Kuliah

“MANAJEMEN PEMASARAN”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah

manajemen pemasaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat

menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya. Kami juga

menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun semangat kami

nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaukum Warahmatullohi Wabarakatu.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu
perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya,
karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.

Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya
perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen,
maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring
konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia. Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi
yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan
strategi pemasaran yang dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam
memasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu
memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.

DEFINISI PEMASARAN

Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

PERANAN PEMASARAN

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan
konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan
menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap
memegang prisip kepuasan pelanggan.
ARTI FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang


terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta mengawasi atau
mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara
efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis
yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh
seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
BAB II

PEMBAHASAN

Landasan Teori

Pengertian Pemasaran.

Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan,
keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar.
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk
yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual
dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di
fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia. Pengertian pemasaran oleh
beberapa ahli diartikan menjadi :

1. William J Stanton, menyatakan bahwa Pemasaran adalah keseluruhan intern yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli
baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
2. Philip dan Duncan. Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk
menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen.

3. American Marketing Association Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang
diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :

1. Untuk memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan.


2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumaen.

3. Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu barang.


Kegiatan Utama pemasaran

Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat
perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran
distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa
memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar yang
di harapkan.

Pembahasan.

Bauran Pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan
Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P
(Product, Price, Promotion dan Place).

1. Product (Produk).

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang
berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi
kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.

 Pengertian produk menurut Beberapa ahli


 Menurut William J. Stanton
 Dalam arti sempit, produk adalah sekelompok atribut fisik nyata yang terakit dalam
sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan
 Dalam arti luas, produk adalah sekelompok atribut nyata dan tidak nyata, didalamnya
termasuk kemasan,warna,harga,mutu dan merk di tambah dengan pelayanan dan
reputasi penjual
 Menurut Philip Kotler
 Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai/ dikonsumsikan sehingga dapata memuaskan keinginan/ kebutuhan. Produk
bisa berupa benda fisik,jasa orang, tempat ,organisasi dan ide.
 Jenis produk adalah unit produk yang bisa dibedakan menurut
ukuran,harga,penampilan / beberapa atribut lain
 Menurut Indriyo Gitosudarmo
 Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia
ataupun organisasi
 Menurut Irawan
 Produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen

 B. Pengembangan produk
 Pengertian
 Pengembangan produk adalah kegiatan-kegiatan pembuat barang dan perantara yang
bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang di buat/ditawarkan untuk
dijual atas permintaan pembeli.
 Pengembangan produk dan perencanaan produk harus menjamin bahwa:
 Kulitas barangnya baik
 Desain barangnya baik
 Barang baru dapat ditambahkan jika diperlukan
 Barang sekarang dapat di kurangi jika diperlukan
 Kegunaan-kegunaan baru selalu diusahakan
 Bungkusnya sesuai
 Barangnya diberi cap yang pantas

 Penanganan yang cermat terhadap pengembangan produk dan perencanaan produk


disebabkan oleh adanya 3 faktor yang selalu berubah, yaitu:
 Jumlah pembeli potensial
 Selalu berubah karena adanya kelahiran,kematian,urbanisasi,imigrasi dan emigrasi
 Kebutuhan dan preferensi para pembeli
 Dapat berubah karena perubahan susunan umur penduduk, perubahan daya beli,
adanya penemuan baru,adanya perbaikan baru/ cara-cara baru,pengaruh
fashion,perubahan sikap masyarakat, perubahan kesenangan dan kebiasaan
masyarakat
 Daya beli para pembeli
 Disebabkan oleh pendapatan,keadaan gelombang konjungtur, peraturan
pajak,pengangguran,inflasi

 Penentu-penentu kualitas
 Kualitas produk dapat ditentukan oleh:
 Material
 Teknik/cara pembuatan
 Tingkat keahlian orang/ perusahaan yang mengerjakan
 Engineering design dan specifications
 Daya tarik
 Kualitas tersebut perlu di dengar pandangan pada pendapat dari beberapa golongan
berikut:
 Organisasi-organisasi swasta
 Perkumpulan dagang
 Lembaga pemerintah
 Golongan konsumen
 Gaya dan mode
 Gaya adalah karakteristik/sifat-sifat yang luar biasa / metode
pengungkapan,penyajian/konsepsi di dalam beberapa bidang seni. Ada gaya
pakaiangaya pidato,gaya penampilan,gaya percakapan dsb.
 Mode adalah gaya yang sedang berlaku pada suatu masa /waktu.
 Desain adalah interpretasi orang terhadap gaya, cara-cara mengobinasikan garis,
bentuk dan warna. Dalam 1 gaya terdapat beberapa desain
 Peranan warna
 Warna yang bermacam-macam berperan dalam hal kecorakan, mendorong orang
untuk memiliki lebih dari satu macam
 Positioning produk
 MenurutRenaldKasali , positioning
adalahstrategikomunikasiuntukmemasukijendelaotakkonsumen agar
namaandamengandungartitertentu yang
dalambeberapasegimencerminkankeunggulanterhadapnama lain
dalambentukhubunganasosiatif.
 Dengan mengetahui posisi produk ,dapat di tentukan alternatif strategi
pemasaran ,strategi promosi, strategi inovasi produk,strategi penentuan segmen pasar.
 Strategi promosi,bagi seorang pemasar sangat penting di lakukan. Dalam manajemen
pemasaran, promosi merupakan ujung tombak penjualan. Semakin luas jangkauan
Promosinya semakin besar dan banyak orang yang tahu mengenai produknya. Media
promosi dapat melalui tv,radio,media massa,majalah,spanduk,brosur,dll.
 Strategi inovasi produk diperlukan untuk menghindari konsumen dari rasa jenuh
terhadap produk yalng di tawarkan. Kejenuhan konsumen terjadi ketika produk yang
ditawarkan sudah menjadi kebiasaan umum digunakan manfaatnya.
o Cara-cara positioning produkmenurutRenaldKasalidapatdilakukan:
 Positioning berdasarkanperbedaanproduk
 Positioning berdasarkanmanfaatproduk
 Positioning berdasarkanpemakaianproduk
 Positioning berdasarkankategoriproduk
 Positioning kepadapesaing
 Positioning melaluiimajinasi
 Positioning berdasarkanmasalah
 Pengertian produk baru
 Produk yang benar-benarinovatifdanunik
 Produkpengganti yang benar-benarberbedadariproduk yang berbeda,
missal:kopiinstan
 Produk imitative yaituproduk yang barubagiperusahaantertentu, tapibukanbaru di
pasar.
 Produk yang menggunakan bahan baku baru sama sekali
 Modifikasiprodukmenciptakan 3 dimensi:
 Perbaikanmutu
 Perbaikanciri-cirikhas
 Perbaikangaya

 Langkah pengembangan produk baru


 Menurut William J.Stanton, langkahpengembanganprodukbaruantara lain:
 Mewujudkangagasanprodukbaru
 Menyaringdanmenilaigagasan-gagasan
 Analisisbisnis
 Pengembanganproduk
 Ujipemasaran
 Komersialisasi

Pemilihan barang/produk

Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan
dibeli (bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan
dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang pemasaran. Pemilihan
barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai dengan perilaku pembeli ataupun daya
beli konsumen akan menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai
akan dapat mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang penting
disini adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan
karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi
di mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami
penurunan penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh karena
itu sebelum perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk dalam siklus kehidupan produk
maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi apa yang akan dilakukan atau kebijaksanaan apa
yang akan dilakukan agar sebelum produk tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah
menyiapkan produk baru,sebagai pengganti atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu
perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar
kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap perkenalan

2. Tahap pertumbuhan

3. Tahap kedewasaan

4. Tahap kejenuhan

5. Tahap penurunan

1. Tahap Perkenalan

Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau
masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut
pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar dan agresif
menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis ataupun bagaimana
kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain. Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi
yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan
pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik
produk perusahaan dan mulai menyukainya.

2. Tahap Pertumbuhan

Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena
produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini
adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan meningkatkan
distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi
digantikan dengan persaingan harga dengan perusahaan pesaing.

Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen
pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat
menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.

3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan

Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal
dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan
atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak
yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar kita,
ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang sekiranya
mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan
produk yang kita jual.

4. Tahap kemunduran/penurunan

Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan


sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut.
Adapun kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2, yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang yang benar-
benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan
lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya kemampuan dalam membuat motivasi baru,
kreasi, atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya baik dari segi
kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini tidak dapat dilakukan
perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru yang memerlukan penelitian dari
awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan dan lain-lain.

b. Pembungkus barang

Bungkus barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata
mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang relative
berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk tersebut akhirnya akan
mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena itu bungkus juga memegang
peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari
berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:

Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.Ø Bungkus yang mudah diingat.Ø

Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga tidak dapat besaing dengan produk sejenis yang
lain.Ø Bungkus di design agar dapat menjaga mutu barang, memudahkanØ pengangkutan,
penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai kegiatan setelah dipakai habis (ada kegiatan
ganda).

c. Merk Barang

Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu
untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang
satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah menggemari atau fanatic terhadap
rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi dalam memilih lagi dalam membeli barang
cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap
sudah cukup memutuskan untuk membeli.

Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli
karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam
memakainya. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh konsumen ini ternyata terlihat juga oleh
produsen sehingga sering sekali produsen menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi
pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda setiap
memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.

2. Price (Harga)

Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur
diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.
Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.

Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged for a product or
service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of
having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk
mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton
mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to acquire some
combination of another goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti
bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi
dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran
pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi
dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen
yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan
kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu)
sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan
dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu atau dana yang
dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan.
Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam pemasaran.
Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan,
bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan, “…apabila
pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya harus disesuaikan dengan
kemampuan pengguna.”Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak
dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang
penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam
penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para penjual kerap kali mengetahui
permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi
mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga
lebih rendah akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga
naiknya laba bersih. Prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa.
Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang
mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya,
menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode
penetapan harga, dan menentukan harga akhir.

2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga.
Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan
sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming)
pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.

3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap

perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas
permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli

Persentase perubahan dalam harga

4. Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya adalah
biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang bisa
dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan keuntungan
bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya mencakup mark-upnya.

5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan
peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.

6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima,
going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.

7. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga
geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.

Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang akan
mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian, harga merupakan
pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh suatu produk (barang atau
jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan
penggunaan produk tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu
menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan suatu jasa.
Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan keuntungan yang
memuaskan.

Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup harga yang
bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai
peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari
konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter yang mungkin
diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa mencakup:

1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang
menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai
keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam
mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu sebenarnya dapat digunakan
untuk keperluan lain.

2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan unruk
memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan secara
swalayan.

3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan,
bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat
duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.

4. Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa
tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau
ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3. Promotion (Promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan
Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen.

3.1.1 Promosi

1. Pengertian Promosi.

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi
atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini
kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi
jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen
berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang
dijualnya. Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan
secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga
pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi
kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan
yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.

b. Personal selling.

c. Promosi penjualan.

d. Publisitas dan humas.

a. Periklanan (Advertensi)

Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan
melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa,
perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan sebagainya.
Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang baru atau yang
tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling. Periklanan sering dilakukan baik melalui
surat kabar, radio dan TV, pos langsung atau bahkan melalui biro periklanan.

b. Personal selling

Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut:

Pelayanan sesudah penjualan

*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.

c. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan alat
peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya.

d. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui
media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi

berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa
merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya

Contoh Kasus
Strategi pemasaran Coca-cola
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak.
Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran
potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang
diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan: Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Manajemen Pemasaran Coca Cola :Coca-Cola memiliki beberapa program untuk
mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
a. Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk.
b. Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap
produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh
pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal,
mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan
Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah
yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street
Vending.
d. Layanan Produk Pendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coca-Cola ebih menyukai membeli produk
dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
e. HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola
memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini
Nah Demikian CONTOH MAKALAH STRATEGI PEMASARAN LENGKAP 2016
yang bersumber dari internet semoga bisa menambah wawasan anda dalam mencari artikel
makalah

4. Saluran Distribusi ( Place )

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang
memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.

4.1. Pengertian Saluran Distribusi.

Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company
undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen
sasaran. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat
penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat
yang tepat.

4.2 Pemilihan saluran distribusi

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada
pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa
kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam
bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada
saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan
untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan
lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai
produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya
hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya
saja. Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b. Sifat produk.

c. Sifat perantara.

d. Sifat pesaing

e. Sifat perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat mempengaruhi keputusan produsen dalam
memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi
pembelian dalam jumlah yang kecil-kecil maka akan membuat produsen cenderung memilih saluran
distribusi yang panjang.
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya.
Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas
barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan
bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya
menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan.
Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada
konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk
memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan
juga perlu mengetahui unsure apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran
distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran
seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran
yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan
oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran
distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :

1. Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan dan
melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam jumlah volume penjualan
yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam jumlah yang
banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen akhir yang membeli untuk memenuhi
kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik
konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi
tersebut adalah sebagai berikut
3. Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai perbedaan baik dengan pedagang
besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya.
Kalau pedagang besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang dijual maka kalau pada
agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam partai besar tetapi tetap hak
miliknya ada pada produsennya
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.

b. Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat penyebaran
pasar yang diinginkan oleh produsen. Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka
produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:

1. Distribusi Insentif. Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai sebanyak
mungkin penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen dapat terpenuhi
dengan segera. Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau produsen menjual barang-barang
konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa perantara
saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan
barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam
pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar baik
dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara saja
dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan
mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini
dipakai produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu
pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam
perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang),
Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga
menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan
maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan
distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat.
Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat
membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra
keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran
di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan program
pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran
diharapkan perusahaan dapat merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan
ditawarkan kepada konsumen.

Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal
tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan dapat diterima dan
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik
sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang
ditunjukkan oleh konsumen.

Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh
faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain,
secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah
budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran
tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran
4P (product, place, pricing, dan promotion).

Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business concept).
Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan
strategi perusahaan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

- Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable Marketing
Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.

- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid 1,
Jakarta: Prenhallindo.

- Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat Kuliah:Gunadarma


- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media
Komputindo, Jakarta
- Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.
Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.

Anda mungkin juga menyukai