Anda di halaman 1dari 18

MARKETING MIX ( BAURAN PEMASARAN )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah alat bisnis yang digunakan dalam pemasaran
produknya. Bauran pemasaran penting digunakan ketika menentukan sebuah produk atau
nilai jual yang unik suatu produk (kualitas unik yang membedakan produk dari para
pesaingnya). Bauran pemasaran merupakan bagian dari keunggulan kompetitif perusahaan
yang digunakan dalam pemasaran produknya. Bauran pemasaran digunakan ketika
menggambarkan posisi strategis suatu produk di pasar. Marketing mix identik dengan konsep
empat P: Price, Product, Promotion, dan Place. Dalam bauran pemasaran maka ditentukan
juga strategi pemasaran atau usaha pemasaran dan harus dimasukkan dalam rencana
pemasaran (rencana bisnis). Perusahaan menggunakan strategi ini ketika mencari lebih
banyak pelanggan. contoh dari penggunaan konsep 4P ini misalnya untuk mencapai harga
ideal sebuah produk tertentu maka suatu produk dijual di tempat yang tepat dengan tepat
sasarannya dan metode apa yang dipakainya (pemasaran, periklanan, promosi). source ;
marketing teacher Bauran pemasaran merupakan langkah strategi pemasaran yang sangat
penting, karena akan menjadi penting untuk mempertimbangkan kepentingan relatif, yang
harus diberikan kepada masing-masing variabel dari bauran pemasaran itu sendiri.
Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen.

Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai
pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk
bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang
dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian teori pemasaran dan semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran.
2. bagaimana cara melakukan kegiatan pemasaran dan apa saja yang harus dilakukan dalam
kegiatan pemasaran

3. apa yang dimaksud dengan marketing mix atau bauran pemasaran.

1.3 Tujuan Pembahasan Makalah.

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan teori pemasaran dan semua kegiatan
yang berhubungan dengan pemasaran.
2. Untuk memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara melakukan kegiatan
pemasaran dan apa saja yang harus dilakukan dalam kegiatan pemasaran.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran atau marketing mix.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemasaran.

Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial di mana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti,
yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar.Tujuan
Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk
yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat
terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli
sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut
tersedia.

Pengertian pemasaran menurut para ahli:

1. William J Stanton, menyatakan bahwa:

Pemasaran adalah keseluruhan intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha


yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli
yang ada maupun pembeli yang potensial.

2. Philip dan Duncan.

Pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan
barang-barang berwujud kepada konsumen.

3. American Marketing Association.

Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :

1. Untuk memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan.


2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumen.
3. Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu barang.
2.2 Kegiatan Utama pemasaran
Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat
perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi
dan saluran distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran
perusahaan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen
yang dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.

Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam
pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004)
merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
1. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan
melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa
saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua
yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual
perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen
akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari
keempat variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a. Pemilihan produk
b. Pembungkus barang
c. Merk barang

a. Pemilihan barang/produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang
akan dibeli (bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi,
promosi, yang akan dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari
bidang pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau
sesuai dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan
perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat
mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Yang penting disini adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang
mungkin dihadapi perusahaan karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang.
Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat kalau produk
tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang
berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sebelum
perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk dalam siklus kehidupan
produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi apa yang akan dilakukan
atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum produk tersebut sudah tidak
laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai pengganti atau strategi
baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing
tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan
untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan
2. Tahap pertumbuhan
3. Tahap kedewasaan
4. Tahap kejenuhan
5. Tahap penurunan

Tahap perkenalan ini menunjukan bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau
masyarakat belum tahu atau belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan
barang tersebut pada masyarakat melalui penyampaian informasi dengan kegiatan
promosi yang gencar dan agresif menekankan merk penjualan, kelebihannya
dibandingkan dengan produk sejenis ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan
lain-lain.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi
sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan
pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal
dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat
karena produk sudah menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang
dilakukan dalam tahap ini adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti
dengan memperluas dan meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen
pasar) yang belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga
dengan perusahaan pesaing.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut
segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan
perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
3. Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan
peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan
sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit
peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai
sudah banyak yang dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai
mengikis segmen pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik
produk sejenis lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan
kata lain konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.

4. Tahap kemunduran/penurunan
Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan
sehingga perusahaan harus cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak
bangkrut. Adapun kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya
terdiri dari 2, yaitu :

1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan oleh barang
yang benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama. Kebijaksanaan ini
dapat berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai tenaga yang punya
kemampuan dalam membuat motivasi baru, kreasi, atau menciptakan barang yang akan
menggantikannya.

2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut lamanya


baik dari segi kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain. Kalau alternatif ini
tidak dapat dilakukan perusahaan harus dapat membuat barang yang benar-benar baru
yang memerlukan penelitian dari awal baik dari segi mutu, merk dagang, pembungkus,
cara mendistribusikan dan lain-lain.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan
produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang
dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi
tersebut (Moenroe, 1990). Jika hal ini dikaitkan dengan produk layanan, maka seseorang
akan datang ke tempat kita jika waktu atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan
produk layanan kita sesuai dengan produk layanan yang ditawarkan.
Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak diperdebatkan dalam
pemasaran. Harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan
dengan pemasukan, bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous
(1983) menyarankan, “…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu
keharusan, maka besarnya harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna.”
Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak
dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan
dampak yang penting dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan
dampak yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa
para penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka
menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang
sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah akan
menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan mungkin juga
naiknya laba bersih.
Prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara
singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya,
yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan,
prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan
pesaing, pemilihan metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan
harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival,
memakasimumkan penerimaan sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan,
memakasimumkan penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau
kualitas.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap
perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung
elastisitas permintaan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli
Persentase perubahan dalam harga
4. Berbagai jenis biaya harus sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di
dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel,
biaya tidak langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu
produk atau jasa harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu
menutup semua biaya mencakup mark-upnya.
5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa
yang ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses
penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang
bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
7. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan
menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta
harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang
apa yang akan mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan
demikian, harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan
diberikan oleh suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan
dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid),
1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu menutup semua biaya
yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan suatu jasa. Selanjutnya
menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan keuntungan yang
memuaskan.
Yazid (1999) yang mengatakan bahwa, “Harga atau biaya sebuah jasa akan mencakup
harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-moneter. Harga yang bersifat
moneter mempuyai peranan penting bagi bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau
porsi penerimaan dari konsumen”. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu
beberapa biaya non-moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika
menggunakan suatu jasa mencakup:
1. Waktu. Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang
yang menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi
mempunyai keterbatasan waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu
yang digunakan dalam mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang
terbuang itu sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Upaya-upaya yang bersifat fisik. Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang
diperlukan unruk memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila
penyajian jasa dilakukan secara swalayan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya
kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu
dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok,
bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
4. Biaya-biaya psikologis. Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan
suatu jasa tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya
ketimpangan atau ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)

3. Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan
Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang
ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.

1. Pengertian Promosi.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan
organisasi atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena
sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana
keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen.
Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk
merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.
Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif
pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan
sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: karena
mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya,
pengangkutannya dan sebagainya.
Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4
kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a. Periklanan.
b. Personal selling.
c. Promosi penjualan.
d. Publisitas dan humas.

a. Periklanan (Advertensi)
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan
perusahaan melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan
melalui media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang
membuat poster dan sebagainya.
Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang
baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling. Periklanan
sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio dan TV, pos langsung atau bahkan
melalui biro periklanan.
b. Personal selling
Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering
bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah
pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut:

Pelayanan sesudah penjualan


*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.
c. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan
alat peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan
sebagainya.
d. Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu
melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi
berupa berita.
Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi
bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya.
4. Saluran Distribusi ( Place )
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi
dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu
produk.

4.1. Pengertian Saluran Distribusi.


Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the
company undertakes to make the product accessible and available to target
customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya
mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan
yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena
tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

4.2 Pemilihan saluran distribusi


Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa
kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini
harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan
tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran
distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu
sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk
digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat
mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.
Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan barang
hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan)
sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya
saja.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis
b. Sifat produk.
c. Sifat perantara.
d. Sifat pesaing
e. Sifat perusahaan, dan sebagainya
Sifat pembeli sangat mempengaruhi keputusan produsen dalam memilih saluran
distribusi yang dipakai.
Sebagai contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah
yang kecil-kecil maka akan membuat produsen cenderung memilih saluran distribusi
yang panjang.

4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi.


Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor
di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang sebenarnya juga
mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara.
Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran
seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi
pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau
fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya
memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
1. Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang
dagangan dan melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam
jumlah volume penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya
melayani pembelian dalam jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani
kosumen akhir yang membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-
bisnis).
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen
akhir baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri.
Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
3. Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai perbedaan baik
dengan pedagang besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada masalah hak
kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan pengecer memiliki hak
milik pada barang yang dijual maka kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen
mereka bisa menjual dalam partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada produsennya.
Kalau digambarkan sebagai berikut:

1. Distribusi Insentif.
Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai sebanyak mungkin
penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen dapat
terpenuhi dengan segera. Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau produsen menjual
barang-barang konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Distribusi selektif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa perantara saja, untuk
memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan
barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis peralatan ekstra.
Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih berapa
penyalur yang benar-benar baik dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara saja dalam
wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan
mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi pemasarannya.
Distribusi ini dipakai produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat.
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix
juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P
yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process
(Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple
Cow.[1]
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran
pemasaran di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat
penting guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan
melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat
merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada
konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas
yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang
dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan
konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan
suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan
ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural
dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi
yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan,
pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya
berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P
(product, place, pricing, dan promotion).
Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business concept).
Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan
dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
NAMA : Muhammad Zamrin
NIM : 2233211231
KELAS : G Manajemen
MATA KULIAH : Manajemen Pemasaran

KONSEP-KONSEP PEMASARAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan yang menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidan
jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain
perusahaan juga ingin memberikan kepuasan atas produk yang dihasilkannya, karena
kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilka
produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah berkembang, dan sampai pa
saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk b
bertahan di dalam pangsa pasar. Oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapa
memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan tersebut mampu
memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaa

1.2 Rumusan masalah


a. Pengertian pemasaran?
b. Pengertian konsep pemasaran
c. kelebihan dan kekurangan konsep pemasaran
d. Alasan perusahaan menggunakan konsep pemasaran
- Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable
Marketing Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.
- Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander
Sindoro Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo.
- Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat
Kuliah: Gunadarma
- Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT
Alex Media Komputindo, Jakarta
- Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Jilid I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
- Dan Berbagai sumber lainnya.

Anda mungkin juga menyukai