Anda di halaman 1dari 16

VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES

Revisi Makalah
Dosen Pengampu : Ai Ilis, M.Pd

OLEH:
Muhamad Wahyudin
NIM: 17.1.T1 5043

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYAMSUL ULUM
GUNUNGPUYUH SUKA BUMI
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanir rohim, segala puji dan segala syukur senantiasa kita


munajatkan kehadiraat arsy Allah SWT. Atas limpahan rahmat-Nya penulis dengan
kesehatan jiwa dan kesehatan fisik dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah atas izin Allah penulis dapat menyelesaikan tugas individu
revisi makalah mata kuliah “Evaluasi Pembelajaran”. Dengan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing selama proses
pembuatan makalah ini.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi
semuanya dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangannya, maka dari itu penulis berharap adanya saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan kedepannya.
Akhir kata dari penulis adalah mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, karena penulis masih
dalam proses belajar.

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3. Tujuan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengukuran dan Instrumen .............................................. 3
2.2. Pengertian Dan Jenis-Jenis Validitas Instrumen Tes ....... 3
2.3. Pengertian Dan Jenis-Jenis Reliabilitas Instrumen Tes ... 6

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ..................................................................... 11
3.2. Saran................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai seorang guru atau nantinya akan menjadi seorang pengawas
yang akan melatih guru, ketika kita mengkonstruksi atau memilih tes atau
instrumen evaluasi, maka pertanyaan yang sering muncul dari pemikiran
seorang guru adalah pada kondisi apakah interpretasi skor yang dihasilkan dari
penggunaan instrumen tepat, bermanfaat, dan dapat digunakan pada keadaan
sekolah yang ada. Dewasa ini ada banyak macam tes dan bervariasi pula
kegunaannya tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.
Tes dan instrumen evaluasi dalam kategori paper and pencil dapat
digunakan untuk tes pencapaian hasil belajar yang di dalamnya tercakup fokus-
fokus penting tujuan pilihan (selection), penempatan, diagnosis, dan sertifikasi
profesi. Tes kecakapan, (appatitude test) digunakan untuk mengestimasi
keberhasilan belajar siswa dalam prospek belajar, atau dalam prospek bekerja.
Tes penghargaan (appraisal test) digunakan untuk mengestimasi keberhasilan
belajar siswa, tes perkembangan sosial, dan juga unruk mengetahui problem
siswa dan pengaruh evaluasi penerapan program terhadap keadaan anak.
Tanpa melihat jenis instrumen dan kemampuan guru dalam memilih
jenis tes dalam melakukan evaluasi terhadap siswa, semua instrumen yang
disebut di atas agar memiliki kemampuan mengevaluasi perlu memenuhi
karakteristik. Dalam masalah sosial dan pendidikan, persoalan penentuan alat
ukur yang dibuat dengan asal jadi, tanpa memperhitungkan validitas dan
reliabilitasnya, akan menyebabkan interpretasi yang bermacam-macam dan bisa
memberikan alternatif jawaban yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi,
kapan dan dimana suatu alat ukur itu akan digunakan. Jika salah dalam
penerapan, jawaban yang diperoleh bukan akan memberikan informasi yang
baik dan benar, akan tetapi justru akan memberikan informasi yang keliru dan
akan berdampak terhadap kesimpulan yang dibuat.
Dalam penelitian, persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh
kuesioner yang dibuat sebagai alat ukur yakni harus memiliki minimal dua

1
keunggulan, yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas adalah merupakan alat
ukur yang bila digunakan akan mampu memberikan informasi yang
sesungguhnya tentang apa yang kita inginkan untuk diukur.
Alat ukur demikian berarti valid. Sedangkan bila instrumen yang dibuat
sebagai alat ukur itu memiliki konsistensi dari beberapa kali pelaksanaan
pengukuran akan tetap memperoleh hasil yang relative sama dinamakan
reliabel. Dengan demikian, validitas dan reliabilitas merupakan dua syarat
minimal yang harus dimiliki oleh alat ukur yang digunakan dalam penelitian.
Untuk lebih jelasnya validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran data akan
dibahas pada bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari validitas instrumen tes?
b. Apa saja jenis-jenis validitas instrumen tes?
c. Apa pengertian dari reliabilitas instrumen tes?
d. Apa saja jenis-jenis reliabilitas instrumen tes?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis validitas instrumen tes.
b. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis reliabilitas instrumen tes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran Dan Instrumen


Pengukuran ialah penetapan bilangan kategori respon atau variabel (Lin,
1975: 166, dalam Izaak Latunussa, 1988: 97). Bilangan-bilangan itu dinyatakan
oleh kategori respon atau kategori jawaban dalam wujud kualitatif atau
kuantitatif. Variabel kualitatif menunjukkan ada tidaknya suatu sifat dan
variabel kuantitatif menyatakan besarnya suatu variabel. Menetapkan variabel
kuantitatif atau kualitatif merupakan hal yang penting dalam penelitian. Setiap
variabel hanya mempunyai satu pengukuran, sedangkan konsep dapat terdiri
dari banyak variabel dan karena itu mempunyai banyak pengukuran.
Mengukur suatu benda atau gejala didasarkan atas suatu aturan yang
menyatakan bagaimana benda atau gejala itu diberi angka. Segala
benda/obyek/gejala yang ada dapat diukur dengan teliti dan benar. Dua kriteria
pengukuran itu disebut validitas dan reliabilitas pengukuran. Apabila
pengukuran menyatakan dengan tepat dan teliti fenomena yang hendak akan
diukur, ia dinamakan validitas. Reliabilitas pengukuran terjadi bila pengukuran
itu menghasilkan respon yang sama setiap kali digunakan dalam situasi yang
berlainan (Izaak Latunussa, 1988).
Instrumen ialah alat yang dipakai untuk mendeteksi data, mengukur
frekuensi dan besarnya fenomena (Lin, 1975:10, dalam Izaak Latunussa,
1988:97). Instrumen terdiri dari item-item dan kategori jawaban yang tersusun
untuk mengungkapkan keterangan tentang variabel. Item dapat berupa
pertanyaan/pernyataan. Ada instrument yang mudah disusun, ada yang sulit
disusun langsung. Mudah sulitnya pembuatan instrumen bergantung pada
keadaan variabel dan cara menganalisis data. Proses menyusun item-item dan
kategori respon disebut instrumentasi. Fungsi instrumen ialah mengukur
fenomena.
2.2 Pengertian Dan Jenis-Jenis Validitas Instrumen Tes

3
2.1.1 Pengertian Validitas
Menurut Azwar (2015) Validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan
fungsi pengkurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran
mengai variabel yang diukrseperti yang dikehendaki oleh tujuan pengukuran
tersebut.
Penetapan validnya suatu alat pengukur bergantung pada
pertimbangan untuk apa dan untuk siapa alat itu digunakan. Secara luas dapat
dikatakan bahwa validitas mengajar seorang guru bergantung pada tujuan
tertentu dan subyek (mata pelajaran) tertentu. Misalnya guru A hanya valid
mengajar bidang studi tertentu untuk kelompok siswa tertentu, misalnya
mengajar di sekolah menengah. Guru tersebut tidak valid jika mengajar
bidang studi lain dan mengajar bukan di sekolah menengah. Beberapa
karakteristik dari validitas:
 Validitas sebenarnya menunjukkan kepada hasil dari penggunaan
instrumen tersebut bukan pada instrumennya. Suatu instrumen dikatakan
valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar
mengukur aspek atau segi yang akan diukur.
 Validitas menunjukkan suatu derajat atau tingkatan validitasnya, tinggi,
sedang atau rendah, bukan valid dan tidak valid.
 Validitas instrumen juga memiliki spesifikasi tidak berlaku umum.
2.2.2 Jenis-jenis Validitas Instrumen
Menurut American Psycological Association (APA) jenis validitas yaitu
content validity, construct validity, dan criterion-related validity.
a. Content Validity
Menurut Mansyur dkk (2015) Validitas isi adalah sejauhmana sebuah
tes dapat menjangkau seluruh kawaasan yang ingin di ukur oleh tes
tersebut. Terdapat dua macam tipe content validiy yaitu, face validity
dan logical validity.
 Face Validity

4
Adalah penyimpulan berdasarkan aspek-aspek pemeriksaan tes item
mengukur semua aspek yang relevan yang didasarkan pada akal
sehat (common sense), sehingga ada anggapan bahwa face validity
adalah tipe validitas yang paling rendah tingkat signifikansinya.
 Logical Validity.
Disebut juga sebagai sampling validity yang dalam mengaplikasikan
metode ini menuntut batasan-batasan yang seksama terhadap
seluruh kawasan perilaku yang di ukur oleh alat ukur tersebut.
Misalnya banyak diaplikasikan untuk mengukur kepribadian.
b. Construct Validity
Validitas konstruk menunjukan sejauhmana suatu tes mengukur kontruk
teori yang menjadi acuan atau dasar penyusunan tes tersebut. Tujuan
utamanya adalah berusaha membuktikan apakah sebuah hasil
pengukuran yang diperoleh di dapatkan melalui item-item tes yang
berkorelasi tinggi dengan konstruk teoritik atau skor yang diperoleh
mendukung konsep teoritik yang diinginkan oleh tujuan pengukuran
semula.
Menurut Cronbach dalam Azwar (2015), bahwa untuk menguji validitas
kontruk melibatkan paling tidak tiga langkah yaitu :
1) Mengartikulasikan serangkaian konsep teoritik dan interalasinya
2) Mengembangkan cara untuk mengkur hipotetik yang ditetapkan
3) Menguji secara empirik hubungan hipotetik diantara konstruk
tersebut dan manisfetasinya yang tampak.
Ada dua macam pendekatan dalam pengujian validitas konstruk yaitu :
1) Pendekatan Multitraiid-multimethod
Maksudnya validitas yang baik diperlihatkan oleh adanya korelasi
yang tinggi diantara hasil pengukuran dengan trait yang sama oleh
beberapa metode yang berbeda (convergent validity), atau
sebaliknya tidak adanya korelasi di antara hasil pengukuran terhadap
beberapa trait yang berbeda sekalipun di ukur menggunakan metode
yang serupa (discriminant validity)

5
2) Validitas faktorial
Merupakan kumpulan prosedur matematik yang kompleks guna
menganalisis adanya saling hubungan di atara variabel-variabel dan
menjelskan saling hubungan tersebut dalam bentuk kelompok
variabel yang terbatas yang disebut faktor.
c. Criterion-Related Validity
Umumnya dikenal dua tipe validitas berdasarkan kriteria yaitu validitas
prediktif dan validitas konkuren.
1) Validitas Prediktif
Apabila tes dirancang untuk memperbaiki performa di masa yang
akan datang maka tes harus memiliki fungsi prediktif dan fungsi
tersebut harus di validasi oleh skor kriteria yang relevan yang tidak
lain adalah skor performa yang hendak diprediski itu sendiri,
sehingga prosedur validasi ini tidak dapat dialakukan sebelum
meperoleh hasil skor performanya.
2) Validitas Konkuren
Dilakukan dengan cara menguji sejauhmana kesesuaian antara hasil
ukur instrumen tersebut dengan hasil ukur instrumen lain yang
relevan dan kualitas psikometriknya sudah teruji. Dalam hal ini
instrumen lain yang relevan dan kualitas psikometriknya sudah
teruji di perlakukan sebagai kriteria validasi.
2.3 Pengertian Dan Jenis-Jenis Reliabilitas Instrumen Tes
2.3.1 Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data
atau temuan. Dalam pandangan positifistik (kuantitatif), suatu data
dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama
menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda
menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi
dua menunjukkan data yang tidak berbeda.
Kalau peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna merah, maka
peneliti yang lain juga demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek

6
kemarin menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besok akan
tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajat
konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam
penelitian pada obyek yang sama dengan metode yang sama maka akan
menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas berhubungan dengan validitas. Suatu instrumen yang valid
senantiasa reliabel tetapi instrumen yang reliabel belum tentu valid. Sama
halnya dengan validitas, reliabilitas terdiri dari beberapa jenis, yaitu
reliabilitas test-retest, reliabilitas bentuk ekuivalen, reliabilitas belah tengah,
dan reliabilitas ekuivalen rasional.
2.3.2 Jenis-jenis Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data
a) Reliabilitas Tes-Retes
Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan
konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-retes
menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes
yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan
pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan
bahwa skor seseorang mencapai suatu tes pada waktu tertentu adalah
sama hasilnya, ketika orang tersebut dites lagi dengan tes tersebut.
Dengan melakukan tes-retes tersebut kita mengetahui sejauh
mana konsistensi suatu tes mengukur dengan apa yang ingin di ukur.
Reliabilitas tes-retes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk
menentukan prediktor, misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak
akan bermanfaat, jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah-
rubah secara signifikan saat diberikan kepada responden. Penentu
pemakaian reliabilitas tes-retes, juga tepat ketika bentuk alterntif
lainnya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang yang mengambil tes
kedua kalinya tidak ingat atas jawaban tes yang pertama.
Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat
jawabannya, jika item-item yang ada banyak mengandung faktor sejarah,

7
dibanding bentuk jawaban item ilmu pengetahuan aljabar misalnya.
Reliabilitas tes-retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
a. Selenggarakan tes pada grup yang tepat sesuai dengan rencana.
b. Setelah selang waktu tertentu , misalnya satu minggu atau dua
minggu,
lakukan kembali penyelenggarakan tes yang sama dengan grup yang
sama tersebut.
c. Korelasikan hasil tes tersebut.
Tes-retes juga mempunyai beberapa permasalahan. Di antaranya
permasalahan tersebut, yaitu faktor waktu tenggang yang diambil ketika
dilakukan tes pertama dengan tes kedua. Jika interval waktu terlalu
pendek maka mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengingat
jawaban dalam tes, sehingga tes yang kedua dapat dipastikan lebih baik,
karena faktor resistansi atau sia-sia hafalan yang terjadi pada subjek
pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang, kemampuan para pelaku
yang mengikuti tes mungkin bertambah, karena dua kemungkinan, yaitu
faktor maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar
para subyek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan konsistensi tes cenderung artifsial
dan rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama
dengan tes berikutnya diberikan kepada subjek pelaku pilot study, (Gay,
1983, dalam Sukardi, 2007) memberikan referensi bahwa satu hari
terlalu pendek, sebaliknya satu bulan terlalu panjang. Oleh karena itu,
selisih waktu pemberian tes melalui tes-retes diantara satu atau dua
minggu.
b) Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi
Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen maka tes yang hendak
diukur reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilannya, kecuali
subtansi item yang ada dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya
mempunyai karakteristik sama. Karakteristik yang dimaksud termasuk,
misalnya: mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama,

8
struktur sama, mempunyai tingkatan kesulitan dan mempunyai
petunjuk, cara skoring, dan interpretasi yang sama.
Dari semua kondisi yang direncanakan secara ekuivalen di atas
idealnya jika grup yang sama mengambil dua tes tersebut maka rerata
skor maupun variabilitas skor yang dicapai dari kedua tes yang diambil
mestinya sama. Jika dikehendaki, sebenarnya kita dapat memilih,
mengambil sampel, dan item yang berbeda dari ranah tingkah laku yang
sama. Yang perlu diperhatikan mestinya adalah dalam hal apakah skor
tergantung item pilihan atau pada penampilan atas item-item yang dapat
digeneralisasi pada lainnya. Jika item terpilih baik dan setiap setnya
menggambarkan ranah yang setaraf maka penggambaran tersebut
mestinya benar.
Reliabilitas ekuivalen, pada umumnya juga menggambarkan
bentuk konsistensi alternatif, yang dapat mmenunjukkan variasi skor
yang terjadi dari bentuk tes satu dengan bentuk lainnya. Tetapi juga
perlu diingat bahwa pengambilan tes reliabilitas ekuivalen ini akan
dapat mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal terhadap
jawaban tes yang dibuat dalam sesi pertama, sehingga mereka dapat
menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk alternatif tes
tersedia , yang perlu diketahui dari kedua tes adalah berapa reliabilitas
ekuivalensi. Hal ini perlu diyakinkan kembali agar terjadi bahwa skor
seseorang tidak akan dipengarui oleh cara mengadministrasi tes
tersebut.
Implikasi dari analisis di atas ialah bahwa sebuah tes diberikan
lebih dari satu kali pada grup yang sama. Pertama tes diberikan pada
grup sebagai proses dan setelah selang waktu tertentu diberikannya
untuk yang kedua kalinya sebagai post- tes. Hal lain yang perlu
diketahui yaitu bahwa ada kemungkinan pengaruh kegiatan intervening,
ketika mengukur suatu hal yang esensinya sama dengan menggunakan
tes sama. Langkah-langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara
ekuivalen yaitu:

9
1) Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.
2) Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
3) Administrasi hasilnya secara baik.
4) Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk
yang kedua kalinya pada grup terebut.
5) Korelasikan kedua hasil tes skor.
Jika hasil koefisien ekuivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas
ekuivalen baik. Sebaiknya apabila ternyata bahwa koefisienya rendah
maka reliabilitas ekuivalen tes rendah. Reliabilitas ekuivalen merupakan
salah satu bentuk yang dapat diterima dan umum dipakai dalam
penelitian terutama penelitian pendidikan.yang perlu juga di ketahui
para peneliti adalah bahwa tes ekuivalen mempunyai kelemahan yaitu
bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekuivalen adalah
sulit. Akibatnya akan selalu muncul terjadinya kesalahan pengukuran
c) Reliabilitas Belah Tengah
Reliabilitas belah tengah tergolong dalam jenis reliabilitas yang
berdasarkan konsistensi internal dari instrumen pengukuran. Reliabilitas
ini diperlukan jika tes sangat panjang. Prosedur menentukan reliabilitas
belah tengah meliputi langkah-langkah:
1) Berikan seluruh tes pada satu kelompok.
2) Bagi tes kedalam dua bagian yang sama, dalam bentuk subtes,
setengah bagian pertama berisi item-item yang ganjil, sedangkan
item-item yang genap pada setengah bagian kedua.
3) Hitung skors setiap obyek pada kedua sub bagian dimana setiap
subjek mendapat mendapat 2 skor, 1 skor untuk item ganjil, dan 1
skor untuk item genap.
4) Korelasikan 2 skor himpunan itu.
Hasil korelasi ialah koefisien konsistensi internal, yang bila tingi berarti
instrument itu mempunyai reliabilitas yang tinggi.
d) Reliabiltas Ekuivalen Rasional

10
Reliabilitas ini tergolong juga dalam reliabilitas berdasarkan
konsistensi internal. Reliabilitas ini diperoleh dengan cara menghitung
konsistensi internal dengan menentukan bagaimana semua item-item
saling berhubungan dan berhubunga denga tes secara keseluruhan.
Reliabilitas ekuivalen rasional menggunakan rumus Kuder-Richardson:

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh
instrumen yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua
keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim
diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru dan belum
pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena biasanya instrumen
baru secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas. Validitas dan
reliabilitas lazim diujikan jika instrumen baru itu masih belum memiliki
validitas dan reliabilitas yang belum terukur. Dengan demikian, jika alat ukur
yang digunakan mampu memberikan informasi yang sesungguhnya tentang apa
yang kita inginkan untuk diukur dinamakan valid. Atau dengan kata lain,
instrumen yang dipakai dalam penelitian memiliki validitas yang baik.
B. SARAN
1. Seorang peneliti sebaiknya sebelum melaksanakan penelitian harus
menyusun instrumen penelitian yang baik;
2. Seorang peneliti sebaiknya sebelum melaksanakan penelitian harus
menguji validitas dan reliabilitas dalam mengadakan penelitian;

12
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2015.Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka


Pelajar
Izaak Latunussa. 1988. Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Jakarta: Dirjen
Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Manyur, dkk. 2015. Asesmen Pembelajaran di Sekolah; Panduan bagai guru dan
calon guru. Yogyakarta:Penerbit Pustaka Pelajar
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Roesdakarya.

13

Anda mungkin juga menyukai