Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH VALIDASI INSTRUMEN

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Sumarno, M.Pd

Mata Kuliah:

Evaluasi Hasil Belajar

Oleh:

Yosafat Saputra Sitepu (5211121002)

FAKULTAS TEKNIK

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2022
`

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi hasil belajar. Saya juga
berterimakasih kepada dosen pengampu Prof. Dr. Sumarno, M.Pd Selaku dosen pengampu
mata kuliah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuan sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa
makalah yang Saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran
yang membangun akan Saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 19 oktober 2022

Yosafat Saputra Sitepu


`

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................1

Bab II Pembahasan.................................................................................................................2

2.1 Pengertian Validasi Instrumen.................................................................................2

BAB III PENUTUP..................................................................................................................3

3.1 Kesimpulan...................................................................................................3

3.2 Saran................................................................................................................. 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
`

Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai ketercapaian tujuan
pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui apa yang telah anak didik ketahui
dalam kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil
belajar dan proses belajar siswa, seorang guru menggunakan berbagai macam alat atau
instrumen evaluasi seperti tes tertulis, tes lisan, ceklis-observasi, angket-wawancara, dan
dokumentasi.

Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana adanya


(objektivitas hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilainya, di samping itu
juga yang tidak kalah pentingnya tergantung pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian
dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua
hal, yaitu validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin
kualitasnya. 

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah:

1. Pengertian Validasi instrumen

2.   Apa dan bagaimana validitas tes ?

Tujuan Masalah

1. Supaya Mengerti Validasi instrumen

2. Supaya mengerti Bagaimana validitas tes


`

BAB II.

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN VALIDASI INSTRUMEN

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Suatu skala atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah
akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk
diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-
benar manyasar keapada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan
keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Jika tes itu bahasa, maka tes tersebut
harus diberikan gambaran tentang kemampuan dan kacakapan anak dalam hal bahasa, dan
bukan manunjukkan gambaran kecakapan anak dalam hal ekonomi, ilmu bumi dan
sebagainya. Guna menjelaskan pengertian valid ini, dapat kita ambil contohnya jika kita ingin
mengetahui berat dari suatu benda, maka kita pergunakan alat pengukuran timbangan. Jika
ingin mengetahui panjang sesuatu, maka kita pergunakan alat pengukur meteran. Dan jika
kita ingin mengetahui suhu sesuatu, kita pergunakan alat pengukur thermometer.
`

Sifat valid diperlihatkan oleh tingginya validitas hasil ukur suatu tes. Suatu alat ukur
yang tidak valid akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau
individu yang dikenai tes itu. Apabila informasi yang keliru itu dengan sadar atau tidak
dengan sadar digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan,
maka keputusan itu tentu bukan merupakan suatu keputusan yang tepat.

Jenis-Jenis Validitas Tes Secara Garis Besar

1.      Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat
ukur tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau
bahan alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif  terhadap bahan
pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang telah
diajarkan berdasarkan kurikulum.

Cara menyelidiki validitas isi alat ukur Matematika dapat dilakukan dengan
menggunakan pendapat suatu ‘panel’ yang terdiri dari ahli-ahli dalam bidang matematika dan
ahli-ahli dalam pengukuran. Bila cara tersebut sulit untuk dilakukan, maka dapat dikerjakan
dengan cara membandingkan materi alat ukur tersebut dengan bahan-bahan dalam
penyusunan alat ukur, dengan analisis rasional. Apabila materi alat ukur cocok dengan materi
penyusunan alat ukur, berarti alat ukur tersebut memiliki validitas isi.

2.      Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan
instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berfikir tersebut
sudah sesuai dengan aspek berfikir yang menjadi tujuan instruksional.

Sebagai contoh jika rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). “Siswa dapat
membandingkan antara efek biologis dan efek psikologis”, maka butir soal pada tes
merupakan perintah agar siswa membedakan anatar dua efek tersebut.

“Konstruksi” dalam pengertian ini bukanlah “susunan” seperti yang sering dijumpai
dalam teknik, tetapi merupakan rekaan psikologis yaitu suatu rekaan yang dibuat oleh para
ahli ilmu jiwa yang dengan suatu cara tertentu “memerinci” isi jiwa atas beberapa aspek
seperti ingatan (pengetahuan), pemahaman, aplikasi dan seterusnya. Dalam hal ini, mereka
`

menganggap seolah-olah jiwa dapat dibagi-bagi. Tetapi sebenarnya tidak demikian.


Pembagian ini hanya merupakan tindakan sementara untuk mempermudah mempelajari.
Seperti halnya validitas isi, validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan
memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK. Pengerjaannya dilakukan
berdasarkan logika bukan pengalaman.

Validitas isi dan validitas konstruksi dapat dimasukkan kedalam logical validity,
karena dalam penyusunan soal tesnya mengacu kepada kriteria-kriteria yang secara teori dan
logis harus diperhatikan untuk mendapatkan tingkat validitas tinggi.

3.      Validitas Kesamaan (Concurent Validity)

Alat tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas kesamaan
apabila alat tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat mampu
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes
berikutnya. Menurut Suharsimi, dalam hal ini alat tes dipasangkan dengan hasil pengalaman.
Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut
sekarang sudah ada.

4.      Validitas Prediksi/ Ramalan

Setiap kali kita menyebutkan istilah “ramalan” maka didalamnya akan terkandung
pengertian mengenai “sesuatu yang bakal terjadi masa yang akan datang “ atau sesuatu yang
pada saat sekarang belum terjadi dan baru akan terjadi pada waktu-waktu yang akan datang.
Apabila istilah ramalan dikaitkan dengan validitas alat tes maka yang dimaksud dengan
validitas ramalan dari suatu alat tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah
sebuah alat tes dapat secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang
bakal terjadi pada masa yang akan datang.

5.      Kesahihan Tampang (Face Validity)

Kesahihan tampang ini disebut juga dengan kesahihan semu, karena hasil yang
ditunjukkan hanyalah menyangkut “tampang” atau tampilan dari perangkat soal tes dikemas
dengan baik, seperti desain luar, format penulisan butir soal, jenis dan ukuran kertas yang
digunakan, dan sebagainya. Sedangkan criteria secara substansi isi soal dengan kesesuaian
perangkat soal tidak dibicarakan.
`

Sesahihan tampang ini hanyalah untuk memberi kesan yang baik kepada peserta tes
bahwa pelaksanaan ujian dilakukan dengan serius, sehingga peserta tes juga akan berusaha
dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal.

Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur

Sekali lagi diulangi bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya
sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan
kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

Keterangan: n : jumlah subyek atau siswa

∑X : jumlah skor X

∑Y : jumlah skor Y

∑XY : jumlah skor X dan Y

∑X2 : jumlah skor X dikuadratkan

∑Y2 : jumlah skor Y dikuadratkaN

Koefisien korelasi selalu terdapat - antara 1,00 sampai + 1,00. Namun kerena dalam
menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien
lebih dari 1,00. Koefisien negative menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien
positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya
koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

·         Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

·         Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

·         Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

·         Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

·         Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Penafsiran harga koefisen korelasi ada dua cara yaitu:


`

1.      Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup dan
sebagainya.

2.      Dengan berkonsultasi ke table harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui
signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam table,
maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti sebaliknya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Tes

1.      Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa; seperti keadaan status ekonomi, perbedaan


struktur social (status social tinggi/rendah) perbedaan jenis kelamin tersebut akan
mempengaruhi validitas tes. Sebagai contoh tes inteligensi Binet simon, yang dipersiapkan
untuk anak-anak Eropa, akan tidak valid jika dikenakan terhadap anak Indonesia yang
mempunyai latar belakang kebudayaan/pengetahuan/kehidupan yang berbeda-beda.
Demikian juga apabila tes tersebut sama-sama dikenakan sama anak desa, barangkali akan
memberikan hasil rata-rata yang berbeda, apabila group/kelompok yang diatas tersebut terdiri
anak-anak yang mempunyai status social ekonomi rendah. Perbedaan tersebut disebabkan
antara lain disamping perbedaan-perbedaan latar belakang social ekonomi akan berpengaruh
terhadap pembentukan pola tingkah laku anak, juga akan berpengaruh terhadap persepsi anak
dan pola responnya dalam menanggapi suatu masalah.

2.      Keadaan tipe tes; tiap-tiap tes akan berpengaruh terhadap validitas jawaban anak. Tes
subjektif (Essay test) akan mempunyai validitas yang berbeda dibandingkan dengan tes
objektif. Tes subjektif akan mempunyai validitas yang lebih rendah, karena dengan tes
subjektif kurang dapat mengungkapkan materi tes secara tuntas dibandingkan dengan tes
objektif. Demikian juga diantara macam-macam tipe tes objektif, tes yang terdiri dari 2
alternatif (benar-salah, setuju-tidak setuju) akan mempunyai validitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan tes objektif tipe pilihan ganda. Hal itu disebabkan karena tes benar
salah mempunyai tendensi untuk menerka-nerka yang lebih besar dibandingkan tes pilihan
ganda.

3.      Usaha menambah butir soal dengan maksud ingin mempertinggi reliabilitas


tes; memang salah satu cara untuk mempertinggi reliabilitas tes adalah dengan menambah
butir-butir soal tes secara otomatis akan dapat mempertinggi reliabilitas, salahnya justru akan
dapat merendahkan validitas tes. Oleh karena itu jika ingin meningkatkan reliabilitas tes
dengan tidak akan merendahkan validitas tes, hendaknya penambahan butir-butir soal tes
`

tersebut dengan menambahkan faktor-faktor baru dari materi tesnya, karena hal itu berarti
memperbanyak/memeprbesar sampel bahan tes.

4.      Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes; adanya petunjuk/pengarahan bagaimana


cara mengerjakan tes dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan interpretasi tentang
bagaimana cara mengerjakan tes tersebut. Jika petunjuknya kurang jelas, akan terjadi siswa
yang memperoleh skor rendah tersebut barangkali disebabkan karena mengalami kesulitan
dalam menginterpretasi petunjuknya, bukan karena tidak menguasai materinya.

Contoh 1: Mengetahui Validitas Tes Perbutir soal

Tabel Analisis Soal Untuk Perhitungan Validitas Tes

Butir Soal Skor


No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Ain aydira 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8

2 Bunga Rizki 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7

3 Bunga Rizka 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 5

4 Heri Irmada Sri Windari Ginting 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7

5 M. Abdul Goffur 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

6 Puja 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 6

7 Pujianti 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8

8 Roslinda wati 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7

9 Sri Malemna Barus 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7

10 Susi Susanti 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6
`

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk
diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-
benar manyasar keapada apa yang dituju. Jenis-jenis validitas tes secara garis besar:

·         Validitas isi (Content Validity)

·         Validitas Konstruksi (Construct Validity)

·         Validitas Kesamaan (Concurent Validity)

·         Validitas Prediksi/ Ramalan

·         Kesahihan Tampang (Face Validity)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Tes

·         Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa

·         Keadaan tipe tes

·         Usaha menambah butir soal dengan maksud ingin mempertinggi reliabilitas tes

·         Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes

B. Saran

Demikian makalah ini saya susun, saya menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saya senantiasa mengharapkan kontribusi konstruktif dari para
pembaca dalam bentuk saran maupun kritik yang konstruktif demi perbaikan dan
`

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca
`

Anda mungkin juga menyukai