Anda di halaman 1dari 17

JENIS INSTRUMEN PENELITIAN

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampu: Dr. Iwan Budiarso,


S.S., M.Pd.

Disusun oleh:
Ina 20227179009
Dasmayanti 20227179031
Lia Kurniawati 20227179048
Putri Melati 20227179092
Mukti Alinur 20227179116

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
PRAKATA
Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala
rahmat yang diberikan-Nya, sehingga makalah kelompok 7 yang berjudul Jenis
Instrumen Penelitian dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun sebagai kewajiban memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi
Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah, Dr. Iwan Budiarso, S.S., M.Pd. atas bimbingan dan saran yang diberikan.
Penyusun menyadari bahwa makalah yang disusun masih terdapat
kekurangan dan perlu penyempurnaan. Oleh karena itu, masukan konstruktif dari
pembaca baik berupa saran maupun kritik, penyusun terima untuk perbaikan
makalah ini.
Sebagai penutup, semoga isi dari makalah ini dapat memberikan manfaat
dan inspirasi bagi para pembaca, terutama teman-teman dari Fakultas Pascasarjana
Universitas Indraprasta PGRI Jakata.

Jakarta, 7 November 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ .1
A. Latar Belakang ..................................................................................... .1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ .1
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. .1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
A. Pengertian Instrumen Penelitian .......................................................... 2
B. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian .......................................................... 3
1. Instrumen Tes ................................................................................ 3
2. Instrumen Non-tes ......................................................................... 4
a. Angket dan Kuesioner ................................................................ 4
b. Interview ..................................................................................... 5
c. Observasi .................................................................................... 6
d. Dokumentasi ............................................................................... 7
C. Skala Pengukuran ................................................................................. 8
D. Pengadaan Instrumen ........................................................................... 11
1) BAB III PENUTUP .................................................................................. 12
A. Simpulan ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu proses meneliti suatu fenomena atau peristiwa
secara sistematis yang ditujukan untuk menemukan dan atau mengembangkan
suatu pengetahuan yang benar. Sebagai suatu kegiatan sistematis, penelitian
harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode
penelitian, yakni suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah tersebut harus didasari ciri-
ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral
dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian. Instrumen penelitian
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, dan
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Selain itu, instrumen
digunakan pula sebagai proses penyusunan alat evaluasi yang bertujuan untuk
memperoleh data tentang objek yang diteliti.
Berdasarkan hal tersebut, agar lebih memahami jenis-jenis instrumen
penelitian pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai jenis-jenis instrumen
penelitian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka ada beberapa
permasalahan yang dapat dirumuskan di antaranya sebagai berikut:
1. Apa pengertian instrumen penelitian?
2. Apa saja jenis-jenis instrumen penelitian?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian instrumen penelitian.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen penelitian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen Penelitian
Pengertian instrument penelian menurut Arikunto (2013:203) instrumen
penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono
(2014:14) intrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
akan diteliti. Selain itu, Riduwan (2013:25) berpendapat bahwa instrument
penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam pengumpulan data, mutu
instrument akan menentukan mutu data yang dikumpulkan, sehingga tepatlah
dikatakan bahwa hubungan instrumen dengan data adalah sebagai jantungnya
penelitian yang saling terkait.
Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan
instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
(masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen
sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian
rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai datanya. Data yang salah
atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga
kesimpulan penelitian yang ditarik/dibuat oleh peneliti bisa keliru.
Sebelum mengkaji hakikat instrumen penelitian, peneliti sebaiknya
memperhitungkan terlebih dahulu jenis data manakah yang diperlukan dalam
penelitian. Apakah data kuantitatif atau data kualitatif? Apakah data nominal,
ordinal, interval, ataukah data rasio? Apakah data primer atau data sekunder?
Data kuantitatif data yang berkenan dengan jumlah. Data kualitatif berkenan
dengan nilai kualitas baik, sedang, kurang, dan lain-lain. Data kualitatif jika
perlu dapat disimbolkan dalam bentuk kuantitatif, asal ada kriteria yang jelas
dan tegas penggunaanya.
Beberapa langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian
tersebut adalah:

2
1. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi sub-
penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan
menghasilkan data yang diinginkan peneliti.
2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel.
3. Peneliti menyusun kisi-kisi atau layout instrumen. Kisi-kisi ini berisi
lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak
pertanyaan, dan waktu yang dibutuhkan. Abilitas yang dimaksud yaitu
kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti. Misalnya apabila
diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari
kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis,
sintesis, dan evaluasi.
4. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan
jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan dapat
dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang
dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan.
Artinya, prakiraan jawaban yang betul atau diinginkan harus dibuat
peneliti.
5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi
instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu,
menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan
redaksi/bahasanya. Bagaimana uji coba validitas dan reliabilitas akan
dibahas lebih lanjut.

B. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian


1. Instrumen Tes
Menurut Eko Widoyoko (2014:50) tes yaitu sejumlah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban atau sejumlah pernyataan yang harus diberi tanggapan
atau respons dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau
mengungkapkan aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (testee).
Menurut Purwanto (2011:63) tes merupakan instrumen alat ukur untuk
pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam
instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya.

3
Penampilan maksimum yang ditunjukkan memberikan kesimpulan mengenai
kemampuan atau penguasaan yang dimiliki.
Menurut Arikunto (2022:127) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Berdasarkan beberapa pengertian tes di atas dapat disimpulkan bahwa tes
adalah alat pengukur untuk pengumpulan data yang berupa sejumlah
pertanyaan atau perintah yang memerlukan tanggapan dari orang yang dikenai
tes (testee) untuk mengukur tingkat kemampuan, prestasi dan penguasaan yang
dimiliki oleh orang yang dikenai tes (testee).

Adapun macam-macam instrumen tes dijelaskan sebagai berikut:


a. Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan
kepribadian seseorang. Tes tersebut dapat mengukur Selfi-concept,
kreativitas, disiplin, kemampuan khusus dan lain-lain.
b. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan
berbagai tugas kepada orang yang diukur intelegensinya.
d. Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang.
e. Tes minat yaitu untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu.

2. Instrumen Nontes
a. Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui. Ditinjau dari bentuknya kuesioner dapat
dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu:
1) Kuesioner pilihan ganda

4
2) Kuesioner isian
3) Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check (√)
4) Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju
sampai ke sangat tidak setuju.
Adapun keuntungan dalam menerapkan instrumen kuesioner yaitu:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3) Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden.
Sedangkan kelemahan dalam menerapkan instrumen kuesioner yaitu:
1) Seringkali sukar dicari validitasnya.
2) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
3) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada
yang terlalu lama sehingga terlambat.

b. Interview
Interview disebut juga wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan
seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid,
orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Ditinjau dari
pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas:
1) Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi
juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
2) Interview terpimpin di mana pewawancara membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci.
3) Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas
dan interview terpimpin.

5
Keunggulan teknik interview adalah:
1) Peneliti memiliki peluang atau kesempatan memperoleh respon atau
jawaban yang relatif tinggi dari responden.
2) Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden
mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidak jelasan
pertanyaan.
3) Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan
mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan
dalam proses interview.
4) Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan
dengan cara kuesioner ataupun observasi.

c. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula
dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan
pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di
dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,
rekaman gambar, rekaman suara.
Observasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu observasi non-
sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan
instrumen pengamatan dan observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat
dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Sedangkan
observasi dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran
sebagai sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi
sederetan sub-variabel. Misalnya guru menerangkan, guru menulis di
papan tulis, guru bertanya kepada kelompok, guru bertanya kepada seorang
anak, guru menjawab, murid berteriak, dan sebagainya. Setelah
pengamatan dalam satu periode tertentu misalnya lima menit, semua
kejadian yang telah muncul dicek. Kejadian yang muncul lebih dari satu

6
kali dalam satu periode pengamatan, hanya dicek satu kali. Dengan
demikian akan diperoeh gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam
situasi pengajaran.
2) Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi pada
sejumlah variabel misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktifan atau
partisipasi murid dalam proes belajar-mengajar. Dalam hal ini pengamat
hanya memperhatikan kejadian-kejadian yang masuk ke dalam kategori
keaktifan atau partisipasi murid misalnya murid bertanya, murid berdebat
dengan guru, murid membahas pertanyaan, dan sebagainya.
Dalam penelitian pendidikan, pengambilan data dengan
menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam
menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui
secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi interaksi
secara langsung.
2) Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam
menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak
diketahui responden yang bersangkutan.
3) Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi ini peneliti dapat
melakukan pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir
secara langsung di tengah-tengah responden.

d. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan
(life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film, dan lain-lain. Senada dengan penjelasan tersebut,
Sukardi dalam Ferdiansyah (2015:57) menjelaskan bahwa dokumen
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi dari

7
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau
tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-
harinya.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Terkait dokumen Bogdan
dalam Sugiyono (2017:430) menyatakan “In most tradition of qualitative
research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first
person narrative produced by an individual which describes his or her own
actions, experience and believe”.
Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki
kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan
keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga
autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering cenderung subjektif.
Goetz dan Le Compte dalam Atmadja (2005:121) menjelaskan yang
termasuk dokumen yang mendasar yaitu:
1) Koleksi dan analisis buku teks.
2) Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya.
3) Arsip penerimaan murid baru.
4) Catatan rapat.
5) Catatan tentang siswa.
6) Rencana pelajaran dan catatan guru.
7) Hasil karya siswa.
8) Kumpulan dokumen pemerintah.
9) Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs),
dan kenang-kenangan dari siswa Angkatan lama.

C. Skala Pengukuran
Faktor lain yang mempengaruhi ketepatan hasil analisis data, di samping
tujuan ingin dicapai dari analisis data, ada faktor lain yang mempengaruhi
keputusan yang akan diambil kaitannya dengan cara mengukur data tersebut.
Dalam penelitian pendidikan atau sosial, ada empat macam cara mengukur
suatu data yang sering dijumpai. Keempat macam alat ukur tersebut jika

8
disebutkan dari cara yang simpel atau sederhana sampai yang kompleks
(lengkap) adalah: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.
Dari keempat cara mengukur ini dipilih salah satu untuk kemudian diterapkan
dalam bentuk kuesioner yang hendak dicapai dalam mencari data dari subjek
penelitian.
1. Skala Nominal
Alat ukur data yang paling sederhana dalam pengukuran data adalah
skala nominal. Skala ini hanya memiliki fungsi yang terbatas yaitu
mengidentifikasi dan membedakan. Contoh aplikasi skala nominal ini, antara
lain: hobi olahraga para mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Indraprasta PGRI, maka alternatif jawaban mahasiswa adalah:
sepak bola, lari, renang, bola voli, tenis meja, bulu tangkis, atau jenis olahraga
lainnya.
2. Skala Ordinal
Skala ini memiliki fungsi yang lebih baik, jika dibandingkan dengan
skala pengukuran nominal. Karena skala ordinal memiliki dua fungsi, yaitu
selain fungsi membedakan juga memiliki fungsi mengurutkan. Contoh dalam
suatu desa, dilakukan penelitian tentang tingkat pendidikan penduduk, maka
alternatif jawaban responden di antaranya adalah: SD, SMP, SMA, S1, S2, atau
S3. Data-data ini selain dapat dibedakan juga dapat diurutkan, misalnya SD
urutan ke-1, SMP urutan ke-2, SMA urutan ke-3, S1 urutan ke-4, S2 urutan ke-
5, dan S3 urutan ke-6.
Skala ordinal sering digunakan dalam kegiatan penelitian maupun
anlisis kebutuhan. Contoh yang termasuk skala ordinal misalnya dalam
kuesioner tertutup, responden diminta memilih empat pilihan, tidak setuju
(TS), kurang setuju (KS), setuju (S) samgat setuju (SS) atau dengan pilihan
tidak puas (TP), kurang puas (KP), puas (P), sangat puas (SP).
3. Skala Interval
Skala ini memiliki fungsi pengukuran yang lebih lengkap dibanding
skala nominal dan ordinal. Selain memiliki fungsi pembeda dan fungsi
mengurutkan, skala interval juga memiliki fungsi penjumlahan dan
pengurangan. Sebagai contohnya ukuran derajat dalam thermometer celcius

9
16°+32° Celcius = 48° Celcius. Contoh alat ukur data dengan skala interval
adalah alat suhu manusia, yaitu alat thermometer, baik Fahrenheit, Celcius,
Kelvin, maupun Reamur. Alat ukur IQ manusia juga menggunakan alat ukur
interval. Skala ini masih tetap memiliki kelemahan yang disebabkan karena
tidak memiliki titik awal 0. Sehingga data-data dalam skala ini tidak dapat
dibandingkan.
4. Skala Rasio
Jika tiga skala yang diuraikan pada bagian sebelumnya, tidak bisa
dibandingkan, data dengan skala rasio dapat difungsikan sebagai data yang
dapat diurutkan, dapat dijumlah, dikurangi dan dibandingkan. Dapat dikatakan
skala rasio adalah skala yang paling lengkap. Di samping itu, skala rasio juga
memiliki titik awal, yaitu titik sebagai awal pengukuran, sehingga dengan alat
ukur ini sifat-sifat perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan dapat
dilakukan terhadap data dengan skala ini. Hampir semua alat di bidang ilmu
pengetahuan alam dan teknologi menggunakan alat ukur rasio. Contoh skala
pengukuran rasio adalah data yang diukur dari alat ukur berat dengan satuan
berat seperti kilo gram, ons, gram, dan semacamnya untuk massa, kilometer,
meter dan semacamnya untuk jarak, meter/detik atau km/jam untuk kecepatan,
jam, menit atau detik untuk satuan waktu dan sebagainya.
5. Skala Pengukuran Sikap
Beberapa penelitian pendidikan sering menjadikan sikap siswa
terhadap suatu mata pelajaran tertentu sebagai variabel penelitian. Untuk
mengukur sikap siswa tersebut diperlukan suatu instrumen yang dapat
mengukur sikap siswa. Beberapa model pengukuran sikap adalah sebagai
berikut:
a. Skala Likert, yaitu skala sikap yang menggunakan 5 pilihan jawaban
responden. Kelima itu adalah: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Netral (N),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
b. Skala Diferensial Semantik, yaitu skala sikap yang menggunakan pilihan-
pilihan di antara batas-batas ekstrim, seperti antara aktif dan pasif, antara
mudah dan sukar, dan sebagainya.

10
c. Skala Thurstone, yaitu skala sikap yang menggunakan pembobotan butir-
butir pernyataan yang harus dipilih responden. Misalnya responden
diminta memilih 5 pernyataan dari 8 pernyataan yang disediakan. Masing-
masing pernyataan sudah diberi skor atau bobot, maka setelah responden
menjawab angket maka skornya sudah dapat ditentukan dengan
menjumlah skor dari 5 pilihan atau jawaban yang sudah dipilih.
d. Skala Guttman, yaitu skala sikap yang lebih tepat digunakan untuk
mengukur sikap tertentu dan tidak mengukur kombinasi dari beberapa
sikap. Pada skala ini disajikan beberapa pernyataan yang diurutkan secara
hierarkis, untuk melihat sikap tertentu dari responden. Jika responden
memberi jawaban "tidak” pada butir ke-3 misalnya, maka ia pasti akan
menyatakan lebih dari "tidak” untuk butir-butir berikutnya. Contoh tiga
butir pernyataan yang berurutan adalah sebagai berikut:
1) Belajar di rumah selama 120 menit
2) Belajar di rumah selama 90 menit
3) Belajar di rumah selama 60 menit.
Jika siswa memberikan jawaban "tidak” pada nomor 3, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk butir ke-2 dan ke-1 lebih dari "tidak”

D. Pengadaan Instrumen
Apabila sudah tersedia instrumen yang terstandar, maka peneliti boleh
meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Beberapa instrumen
yang sudah distandardisasikan antara lain: tes intelegensi, tes minat, tes
kemampuan dasar (tes bakat), tes kepribadian dan beberapa tes prestasi belajar.
Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:
1. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel,
kategorisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan
dan pembuatan tabel spesifikasi.
2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan
pedoman wawancara.
3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan,
surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain.

11
4. Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-
saran, dan sebagainya.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan
mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-coba.
Ada dua macam tujuan uji coba dengan persyaratan jumlah subjek yang
berbeda:
a. Uji coba untuk tujuan manajerial
Uji coba ini lebih menitikberatkan pada segi teknis. Tujuan uji coba
adalah:
1) Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden
tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.
2) Untuk mengetahui teknik paling efektif
3) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam
mengisi angket.
4) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam angket sudah
memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.

b. Uji coba untuk tujuan substansial


Uji coba ini lebih bertujuan untuk keandalan instrumen.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan materi dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat
pengukur untuk pengumpulan data yang berupa sejumlah pertanyaan atau
perintah yang memerlukan tanggapan dari orang yang dikenai tes (testee) untuk
mengukur tingkat kemampuan, prestasi dan penguasaan yang dimiliki oleh
orang yang dikenai tes (testee).
Secara umum instrumen penelitian dapat dipilah menjadi dua kelompok,
yaitu instrumen tes dan instrument non tes. Instrumen tes dapat berupa
seperangkat tes sesuai dengan kemampuan yang ingin diukur. Sedangkan
instrumen non tes dapat berupa kuesioner atau angket, observasi, interview atau
wawancara, dan dokumentasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Turyadi, Itto. 2019. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Eko Widoyoko. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ferdiansyah. 2015. Dasar Penelitian Kualitatif. Bogor: Herya Media.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grasindo Persada.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai