Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Arif Albar 20101156110012

2. Doni Febriansia 20101156110005

3. Farlin Ferdian 20101156110027

4. Rindi 20101156110018

DOSEN PENGAMPUH :

Rini Sefriani, S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH :

Metode Penelitian

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG

TP2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah


memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Penulis diberikan kesehatan dan kemampuan sehingga bisa
menyelesaikan tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian yang
diberi judul “Teknik Pengumpulan Data”. Selama pembuatan makalah pun penulis
juga mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu
kami haturkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak


kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan
agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang
disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang
berkepentingan.

Padang, 2 November 2022.

Penulis

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 2
A. Latar Belakang ................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 4
B. Teknik-teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 5
1. Observasi (pengamatan) .................................................................................. 6
2. Questioner (Kuesioner/Angket) ....................................................................... 9
3. Interview (Wawancara) ................................................................................. 10
4. Document (Dokumen) .................................................................................... 12
C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif .................... 14
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................ 20
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................... 21

1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan
masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan
teknik tertentu yang dikenal dengan istilah teknik penelitian,yakni suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis.
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk
suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat
dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi
valid, maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data
dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi
pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan
penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat
integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu alat,
sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam
penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna
membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan
reliabilitas yang baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain

2
harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat
sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun instrumen merupakan
suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita
akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun
instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak
dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan
karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok
permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa
yang dibuat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan maka, dapat dirumuskan sebuah
rumusan masalah yakni:

1. Apa pengertian teknik pengumpulan data?


2. Apa saja teknik pengumpulan data?
3. Bagaimana pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian
kualitatif dan kuantitatif ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian teknik pengumpulan data.

2. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data.

3. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian untuk


penelitian kualitatif dan kuantitatif.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian teknik pengumpulan data
adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Teknik
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk menghimpun data. Teknik (cara atau metode) menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan
lainya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu
masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan
data. Dalam teknik pengumpulan data diperlukan instrumen. Instrumen adalah alat
yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja
teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa
seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan
pengolahan.

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu


yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar
berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara
objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-
keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara
teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi

4
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan.
Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.

Dari uraian beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa
teknik pengumpulan data dan instrumennya adalah teknik dan alat bantu yang
digunakan dalam sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang
diolah secara kuantitatif atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.

B. Teknik-teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang
paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang
sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan
tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian
akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan


teknik dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya.
Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,
pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga
sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan
dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat
dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data
lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian
kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).

5
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah
kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan
data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent
interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif
dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan
dokumentasi.

Beberapa teknik pengumpulan data secara umum:

1. Observasi (pengamatan)
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995)
menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and
the meaning attached to those behavior” melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi


berpartisifasi (participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan
tersamar (overt observastion and covert observastion), observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation),[5] masing-masing tipe dan jenis observasi tersebut
digunakan sesuai dengan karakteristik objek material sumber data penelitian.

a. Observasi Partisipatif (participant observastion).


Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang
tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan dengan
mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang
dilingkungan alamiah mereka. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah
tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang di telitinya.
Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “in participant observation, the
researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their

6
activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan
orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas
mereka.

Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang


terjadi di lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam
kategori peran partisipan dilapangan yaitu:

1) Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi
anggota penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi
tentang apapun dari yang diamati, termasuk yang barang kali yang
dirahasiakan.
2) Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan
sebagai pengamat (ply on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam
hubungan ini sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja, sehingga tidak
melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.
3) Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai
pengamat ikut melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai
yang teramati meskipun belum sepenuhnya.
4) Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang
diamati terpisah, informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek
tidak merasa diamati.[8]
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya
adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara
alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana
menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan pada nara sumber, agar benar-
benar data diperolehnya bersifat alamiah.

7
Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data
“menyatakan terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya,
bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian”. Pada tipe ini semua
proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti.
“Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal
ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak
akan diijinkan untuk melakukan observasi.

c. Observasi Tak Berstruktur


Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus
penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi
berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian
kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan
pedoman observasi.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara


sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.

Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki


tahapan dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriftif,
Observasi terfokus, dan Observasi terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah
ruang (tempat), pelaku (aktor) dan kegiatan (aktivitas).

Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item
pokok, yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang
terlibat dalam situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu;
Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-

8
tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu
menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai dan emosi;
Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan.

2. Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah
teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi. Berdasarkan cara menyusun petanyaan dalam
teknik questioner ini dibagi menjadi dua:

a. Kuesioner terbuka (Opene and Items)


Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak
disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk
menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya.

Kelebihan kuesioner terbuka adalah :

1) Menyusun pertanyaan sangat mudah


2) Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan
mencurahkan isi hati dan pemikirannya.
Kelemahan kusioner terbuka adalah :

1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan mengelompokkan jawaban


karena sangat bervariasinya jawaban yang diberikan oleh responden
2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti
harus membaca satu persatu
3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit
dibaca, kalimat tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden
4) Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak
waktu luang untuk menjawab.
b. Koesioner tertutup (Closed and Items)

9
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah
disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari
jawaban yang telah disediakan.

Kelebihan kuesioner tertutup adalah :

1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk


2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan
jawaban menjadi singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator
3) Untuk responden, mudah memilih jawaban
4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu singkat.
Kelemahan kuestioner tertutup adalah :

1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan perlu berhati-hati agar tidak


ditafsirkan lain (berarti ganda)
2) Untuk responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan
oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a
meeting of two persons to exchange information and idea through question and
responses, resulting in-communication and joint construction of meaning about a
particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
topik tertentu.

Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan


adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang
wawasan, perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi
yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran pewawancara dan dari keterlibatan

10
bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong, menyela, digresses, memulai
topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian integral akun responden.

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu;


Wawancara terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur
(semistructure Interview); Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).

Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif,
yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.


2) Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
3) Mengawali atau membuka alur wawancara.
4) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
5) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
6) Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Jenis pertanyan yang dapat ditanyakan dalam wawancara adalah:

1) Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya


atau yang lazim dikerjakannya.
2) Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang
sesuatu.
3) Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang,
gembira,curiga, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu.
4) Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.
5) Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau
diciumnya, diuraikan secara deskriptif.
6) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal,
keluarga dan sebagainya.

11
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan
terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupi
dimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau,
sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan
harus berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan wawancara adalah :

1) Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau


percakapan dengan sumber data, sekarang sudah banyak komputer-
komputer kecil, notebook yang dapat digunakan untuk mencatat hasil
pembicaraan.
2) Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi
tahu kepada informan boleh atau tidak.
3) Kamera, berguna untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan
pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini
dapat meningkatkan keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin, karena
peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.
4. Document (Dokumen)
Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat berbentuk
tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen yang
berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan
lain sebagainya.

Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman


kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal,

12
surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran
internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi
program dan data statistik pengajaran.[23] Nasution menjelaskan bahwa:” ada sumber
yang non manusia (non human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan
bahan statistik.

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder


manakala dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai
kegunaan dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:

a. Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna


bagi pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang
tidak/belum diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua
dokumen.
b. Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat
berguna karena memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan.
Dokumen akan berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau
metodologi.
c. Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul
beberapa kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang
dapat memperkuat dokumen tersebut.
d. Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam
hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan
guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau tokoh lainnya.
Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya jika
didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di
masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila
didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

13
Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki
kredibel yang tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan
aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang
di tulis untuk dirinya sendiri.

C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


1. Instrumen Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape
recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini
sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Oleh karena dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti
harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman teknik penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya.

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus


penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiono,2009:306). Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian
karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen
berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali
manusia.

14
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk
menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau perlakuan.
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping
memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya
antara lain:

a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang


terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan
lambat laut "memahami" makna-makna apa saja yang tersembunyi di
balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang
hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah
mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya
kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel
tertentu saja.
c. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya,
melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual
"membangun" pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal.

15
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah sebagai
berikut ini:

a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti.


Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika
tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara
data lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen
utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis,
menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus
memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk menangkap
simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi.
c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat
perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam
penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah
diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau ditolak.
Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat
plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan
kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan
jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti
dalam penelitian kuantitatif.
Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan
datanya, instrumen yang dapat digunakan antara lain:

a. Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat
mengungkap informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau,
masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan dariwawancara
bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu membentuk
informasi yang utuh dan menyuluruh dalam mengungkap penelian kualitatif.

16
b. Instrumen Observasi atau Pengamatan
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap
dari teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis
digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga
peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap
penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus
memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran yang dilakukan
peneliti.

c. Instrumen Dokumen
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari
data wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian
kualitatif dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang
diteliti.

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif


Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya
sendiri, maka dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi
perangkat yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat
instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua


yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi
serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu
aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa
non tes, seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang
menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk
peneliti yang menggunakan teknik interview atau wawancara, pedoman observasi
untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.

17
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala.
Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup
memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat
dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan di dalam
orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan
kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati.

Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang


berupa:

a. Instrumen Tes dan Inventori


Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian
kuantitatif karena instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam
bidang tertentu, seperti bakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan
sebagainya. Sedangkan inventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu
dari individu. Dari kedua instrumen ini data yang terkumpul berupa angka-angka
yang nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.

b. Instrumen Angket atau Kuesioner


Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk
menjaring data yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat
pendidikan, umur, penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk
angket atau kuesioner berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan bantuan
software statistik untuk mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner dalam
pengambilan data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba terlebih
dahulu.

18
c. Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif
haruslah disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan
data yang berupa angka-angka.

d. Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai
pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka dan
bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.

19
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi
yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.
Teknik-teknik pengumpulan data antara lain; a) Interview, b) Dokumen, c) Observasi,
d) Kuesioner/angket.

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu


sendiri. Dan menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape
recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini
sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Instrument penelitian dalam penelitian
kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah
suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk
mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat
instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk digunakan
bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman
wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau wawancara,
pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.

B. Saran
Materi teknik pengumpulan data ini sangat berguna bagi mahasiswa dalam
melakukan penelitian. Namun, pada pengaplikasiannya dalam penelitian, peneliti
harus memperhatikan cara-cara dan teknik apa yang akan digunakan dalam
penelitiannya, karena pemilihan teknik yang tepat dalam penelitian akan menentukan
hasil dari penelitian tersebut.

20
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi ,Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,


Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Heriyanto, Albertus dan Sandjaja, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka.

http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/

Kaelan, M.S., Teknik Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, Yokyakarta:


Paradigma, 2010.

Nasution, Teknik Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992.

Neuman, W. Lawrence, Social Research Metthods, Canadian Internanational


Depelopment Agency, 2004.

Patton, Michael Quninn, Qualitative Evaluation Methodes, Sage Publications,


Baverly Hills, 1980.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Tekniklogi Penelitian Kualitatif, Bandung:


Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Teknik Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2012.

Sukandarrumidi, Teknik Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Cet. 3,


Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2008

21

Anda mungkin juga menyukai