Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

“Proses Analisis Ujicoba Instrumen Angket/Kuisioner”

Disusun oleh :
Kelompok 4
Randy Firman Illahi 22199036
Amelia Gusfiani 22199056

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Arsil, M.Pd


Dr. Roma Irawan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA S2


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Rasa bersyukur dan pujian ditujukan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa

karena atas nikmat ilmu, petunjuk, kemudahan, dan pertolongan yang sudah

diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah “Proses Analisis

Ujicoba Instrumen Angket/Kuisioner” ini dengan baik dan tepat pada

waktunya. Kemudian, shalawat dan salam dikirimkan kepada Nabi Muhammad

Shallahu Alaihi Wa sallam yang telah mampu merubah peradaban jahiliyah ke

peradaban berilmu pengetahuan seperti sekarang ini sesuai dengan cara yag

diridhoi oleh Allah Azza Wa Jalla. Selanjutnya, ucapan terimakasih diberikan

kepada berbagai pihak atas bantuan kepada penulis baik itu memberikan isi materi

maupun pemikirannya.

Penulis mengakui bahwa makalah ini mempunyai beberapa kekurangan baik

dalam aspek teknik penulisan maupun isi materi. Oleh karena itu, penulis

membutuhkan kritik dan saran agar bisa lebih baik dalam membuat karya tulis

ilmiah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Masalah.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Persiapan...............................................................................................4
B. Pelaksanaan.........................................................................................10
C. Analisis................................................................................................12
D. Pembakuan..........................................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................16
B. Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara

sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan

masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan

metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian, yakni suatu

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan

sistematis.

Dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan

bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi

penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.

Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang

digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu

penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-

hipotesa tertentu.

Kualitas instrument penelitian tergantung pada validitas dan reliabilitas

instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data berhubungan dengan

penyusunan (desain) studi penelitian, jenis sumber data serta cara

pengumpulan data. Cara pengumpulan data dapat dilakukan melalui tiga

cara yaitu: wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner kepada

1
responden penelitian (Pujihastuti, 2010). Suatu intrumen yang baik tentu

harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk memperoleh

instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan

realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah- kaidah penyusunan

instrumen.

Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat

evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang

objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah

penting dalam prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang

satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga

kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang

dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang

dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam

menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,

tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara,

pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat

menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang

dihadapi atau yang diteliti.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid,

maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam

penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung

terhadap kebenaran suatu konsep tertentu.

2
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan

diuraikan berbagai hal terkait dengan proses analisis ujicoba instrumen

angket atau kuisioner.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persiapan proses analisis ujicoba instrumen angket atau

kuisioner?

2. Bagaimana pelaksanaan proses analisis ujicoba instrumen angket atau

kuisioner?

3. Bagaimana analisis ujicoba instrumen angket atau kuisioner?

4. Bagaimana pembakuan proses analisis ujicoba instrumen angket atau

kuisioner?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui persiapan proses analisis ujicoba instrumen angket atau

kuisioner.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses analisis ujicoba instrumen angket

atau kuisioner.

3. Untuk mengetahui analisis ujicoba instrumen angket atau kuisioner.

4. Untuk mengetahui pembakuan proses analisis ujicoba instrumen angket

atau kuisioner.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persiapan Proses Analisis Ujicoba Instrumen Angket/Kuisioner

Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah

penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bagi seorang peneliti

dalam melakukan pengumpulan data penelitiannya. Penggunaan kualitas

instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data yang tepat dapat

mempengaruhi kualitas hasil penelitian itu sendiri.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data terbagi menjadi dua macam

data yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,

sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen, ataupun

orang lain. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan

data, maka tekik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi,

interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan ke

empatnya.

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian

pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban

4
(Depdikbud). Dalam dunia penelitian angket juga biasa disebut dengan

kuesioner, Mardalis (2008) mendefinisikan angket atau kuesioner adalah

teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan

orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang

diperlukan oleh peneliti (Pujihastuti, 2010).

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus

dijawab atau dikerjakan oleh orang atau anak yang ingin diselidiki atau

responden (Bimo walgito dalam Pujihastuti, 2010). Tidak jauh berbeda

dengan definisi angket yang diungkapkan oleh Djumhur bahwa angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan

komunikasi dengan sumber data (Djumhur dalam Puji hastuti, 2010)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian

pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek yang diteliti atau sumber

data untuk mendapatkan jawaban secara tertulis dari penelitian yang telah

dilakukan.

Instrumen berupa angket memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

instrumen berupa angket, diantaranya: (1) tidak memerlukan hadirnya

peneliti; (2) dapat dibagikan serentak kepada banyak responden; (3) dapat

dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan sesuai

dengan waktu senggangnya responden; (4) dapat dibuat anonim, sehingga

responden bebas, dan jujur; (5) dapat dibuat terstandar, semua responden

5
dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Adapun kekurangan

instrumen berupa angket, diantaranya: (1) responden sering tidak teliti

dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewat tidak terjawab; (2)

sering suka dicari validitasnya; (3) jika angket dikirim via pos terkadang

tidak kembali; (4) jika angket dititipkan pada orang lain terkadang waktu

pengembalian tidak bersamaan atau terlalu lama (Fenti Hikmawati, 2020).

Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi,

karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang suatu yang diteliti,

dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang

telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam hal ini terdapat dua

macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen

penelitian, yaitu tes dan non-tes. Instrumen pada dasarnya harus

mempertimbangkan perasaan responden, item perlu pendek dan ringkas,

jumlah item perlu disedikitkan, dan mengumpulkan data yang konkret. Agar

tidak menimbulkan rasa bosan dan agar mendorong responden menjawab

dengan ikhlas dan jujur, instrumen mesti mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut (M. Mustari & M.T Rahman , 2012):

1. Sesuai dengan keberadaan responden. Instrumen kajian yang disediakan

perlu sesuai dengan latar belakang dan kesediaan responden kajian.

Pertanyaan yang dibangun mesti dinyatakan dengan teliti dan tidak berat

sebelah (bias).

2. Format instrumen yang sistematis. Pertanyaan perlu disusun secara

sistematis dan teratur. Ruang yang memadai untuk jawaban bagi setiap

6
pertanyaan perlu disediakan.

3. Instruksi yang jelas. Instruksi tentang bagaimana menjawab pertanyaan

mesti jelas dan tidak menimbulkan perasaan ragu-ragu kepada responden.

4. Surat dan dokumen disertakan bersama instrumen kajian. Surat dan

dokumen kepada subjek kajian haruslah ringkas dan menggunakan format

yang profesional.

5. Tes rintisan perlu dijalankan sebelum instrumen digunakan. Langkah ini

memastikan reliabilitas instrumen kajian.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun sebuah instrumen

penelitian menurut (Mulyadi, 2011) diantaranya:

1. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian

sejelasjelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan

data yang diinginkan peneliti.

2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel atau

subvariabel dan indikator-indikatornya.

3. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi

lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak

pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah

kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti, misalnya kalau diukur

prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek

dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, dan evaluasi.

4. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan

jumlah yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat

7
dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat

peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya,

prakiraan jawaban yang betul atau diinginkan harus dibuat peneliti.

5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi

intrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya

dengan item yang baru atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya.

Adapun langkah dalam membentuk instrumen menurut (M. Mustari &

M.T Rahman, 2012) diantaranya adalah; 1) mendaftar variabel-variabel

yang ingin dikaji; 2) mengestimasi cara menganalisis data; 3) menyimak

daftar variabel; 4) menggunakan bahasa dan perkataan yang sesuai; 5)

melakukan ujian pra-penelitian; 6) merekonstruksi instrument. Apabila

instrumen penelitian telah selesai dan telah ditransfer pada metode

pengumpulan data tertentu, maka tidak begitu saja langsung digunakan pada

penelitian sesungguhnya. Biasanya, terlebih dahulu instrumen tersebut

diujicobakan pada responden sebenarnya. Apabila dalam ujicoba ditemukan

kejanggalan-kejanggalan, maka diadakan revisi terhadap instrumen tersebut.

Instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya

bidang pendidikan yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu, peneliti

harus dapat membuat dan mengembangkan instrumen yang akan digunakan

untuk penelitiannya. Penyusunan instrumen penelitian dilakukan dengan:

1. Menetapkan variabel-variabel pengukuran

2. Memberikan definisi operasional dari variabel-variabel pengukuran.

3. Menentukan indikator pengukuran

8
4. Menjabarkan indikator-indikator menjadi butir-butir pertanyaan atau

pernyataan.

5. Penyusunan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen

(Fenti Hikmawati, 2020).

Tantangan dalam pengumpulan data primer terkait dengan motivasi

responden untuk menyelesaikan setiap pertanyaan yang ada dalam

kuesioner. Pernyataan atau pertanyaan yang terlalu rumit akan menimbulkan

kebingungan responden. Oleh karenanya ada beberapa hal yang penting

diperhatikan dalam menyusun kuesioner penelitian. Menurut Pujihastuti

(2010) cara penyusunan kuesioner dapat mengikuti beberapa cara berikut:

1. Kesesuaian antara isi dan tujuan yang ingin dicapai kuesioner. Indikator

variabel sebaiknya dimanfaatkan secara tepat, jangan sampai terjadi

kesalahan dalam pengukuran variabel.

2. Jumlah indikator atau dimensi cukup untuk mengukur variabel. Misalnya,

memberikan contoh bahwa variabel motivasi berprestasi dapat

diobservasi dan diukur berdasarkan lima dimensi.

3. Skala pada kuesioner. Penggunaan skala pengukuran yang tepat, dalam

hal datanya nominal, ordinal, interval dan ratio lebih disarankan

menggunakan pertanyaan tertutup.

4. Jumlah pertanyaan memadai. Jumlah pertanyaan yang terlalu banyak

menimbulkan keengganan responden, namun apabila terlalu sedikit

dikhawatirkan kurang mencerminkan opini responden.

5. Jenis dan bentuk kuesioner: tertutup dan terbuka, disesuaikan dengan

9
karakteristik sampelnya

6. Bahasa yang dipakai disesuaikan dengan kemampuan berbahasa

responden. Kondisi responden terkait dengan: tingkat pendidikan,

budaya, kerangka referensi.

B. Pelaksanaan Proses Analisis Ujicoba Instrumen Angket/Kuisioner

Ujicoba instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan benar sahih (valid) dan handal (reliabel). Yang dimaksud dengan

valid atau sahih adalah melihat apakah alat ukur tersebut mampu mengukur

apa yang hendak diukur. Sedangkan yang dimaksud dengan reliabel adalah

untuk melihat apakah suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran

yang konsisten dalam waktu dan tempat yang berbeda.

Untuk melakukan uji coba maka perlu diperhatikan beberapa prosedur

pelaksanaan yaitu:

1. Penentuan responden uji coba; responden uji coba diambil dari luar sampel

penelitian dalam populasi yang sama.

2. Penentuan tempat pelaksanaan uji coba instrumen

3. Analisis instrumen uji coba dilakukan untuk mengetahui dan memilih

butir-butir instrumen yang sahih dan handal. Butir-butir instrumen yang

memenuhi syarat tersebut yang akan digunakan untuk mengumpulkan data

di lapangan.

Disamping hal-hal tersebut diatas, dalam rangka meningkatkan mutu

informasi yang diperoleh maka peneliti harus memperhatikan kemauan dan

kemampuan responden untuk bekerjasama serta tingkat pemahaman

10
responden terhadap tema penelitian. Untuk meningkatkan motivasi

responden peneliti perlu memperhatikan pula hal-hal berikut, Jogiyanto

(2005), Sekaran (2000), Cooper (1995) dalam Pujihastuti (2010):

1. Pada bagian pengenalan (pendahuluan) sebaiknya diungkapkan tujuan

penelitian secara jelas.

2. Pemberitahuan awal merupakan pemberitahuan lebih dulu kepada

responden. Misalnya lewat telepon atau pada saat akan membagikan

kuesioner, ungkapkan bahwa peneliti akan menunggu kuesioner.

3. Tindak lanjut diperlukan untuk mengingatkan kembali kepada responden

atas kuesioner yang telah diterima responden dan bila memungkinkan

akan menelepon kembali untuk mengingatkan pengisisan kuesioner serta

pengambilan kembali oleh peneliti.

4. Survei yang disponsori oleh lembaga tertentu kadang-kadang lebih

mendapat respon yang lebih baik dibandingkan survei tanpa sponsor

5. Kuesioner tanpa identitas responden kadang-kadang lebih disukai

sehingga responden lebih jujur dalam mengungkapkan opininya.

6. Pemberian insentif atau souvenir kadang-kadang juga memberikan

motivasi pada responden untuk mengisi kuesioner

7. Penentuan batas waktu tentang ketentuan tanggal yang diberikan peneliti,

akan mempercepat respon sehingga kuesioner lebih cepat sampai ke

peneliti.

8. Secara keseluruhan diatur supaya tampak tidak terlalu banyak, kalau

memungkinkan diberi warna supaya menarik.

11
Fasilitas olahraga sangatlah mahal harganya baik faslitas terbuka

(outdors) maupun fasilitas tertutup (indoors). Pembangunan fasilitas tersebut

sangat mahal harganya begitu juga pembiayaan pemeliharannya.

C. Analisis Ujicoba Instrumen Angket/Kuisioner

Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat

kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar

dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak

dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh yang

menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain,

bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan

dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Prosedur analisis data penelitian kualitatif dengan soft ware NVivo dapat

dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut (Dyah dan Agustinus,

2018) :

1. Manajenen Data Non-Numerik di Nvivo. Pada tahap ini, peneliti

memasukan semua sumber data kualitatif ke dalam NVivo, baik data primer

yang diperoleh peneliti di lapangan berupa angket/kuesioner, wawancara dan

data sekunder dari Sosial Media, laporan-laporan, dan agenda pertemuan

dalam proses pengambilan keputusan. Sebaiknya, proses transkrip dilakukan

di NVivo dalam rangka efektivitas dan efi siensi proses penelitian.

2. Data Skimming and Scanning Teknik data skimming dan data

scanning paling efektif dilakukan di NVivo dengan berbagai teknik queries

NVivo. Misalnya, jika kita ingin menemukan kata-kata kunci dalam sumber

12
data, kita dapat melakukannya dengan tex search query, namun jika ingin

mengetahui jumlah kata yang paling sering muncul dalam data, kita dapat

menggunakan word frequency query. Analisis klaster dalam NVivo juga

dapat dilakukan dengan fi tur cluster analysis NVivo untuk menghitung

hubungan isi teks dengan menggunakan korelasi Pearson.

3. Koding Selanjutnya teknik koding dapat dilakukan dengan mudah

dalam NVivo, baik koding terbuka maupun koding aksial dan koding analitis.

Proses koding akan membentuk kategori dan sub-kategori untuk selanjutnya

dianalisis agar terbentuk tema-tema baru yang bersumber dari data. Koding

dapt dilakukan secara deduktif berdasarkan teori dan studi-studi terdahulu,

namun bisa juga dilakukan secara induktif berdasarkan data. Dalam

melakukan koding deduktif, perhatikan jangan sampai peneliti kualitatif

memaksakan teori ada di dalam data.

4. Visualisasi Data Dengan menggunakan NVivo, peneliti kualitatif

dapatmempresentasi hasil analisis data dalam bentuk grafi k dan diagram-

diagram NVivo. Hasil analisis data yang dipresentasikan dalam bentuk grafi k

dan diagram selanjutnya dianalisis, baik analisis tematik maupun analisis

komparatif (cross-case analysis).

5. Analisis Isi Kualitatif (Content qualitative analysis) Analisis isi dalam

konteks penelitian kualitatif umumnya disebut juga analisis tematik (thematic

analysis), artinya peneliti menginterpretasi kategori-kategori yang terbentuk

dalam nodes NVivo sehingga terintegrasi dalam tema-tema baru. Tema-tema

13
ini dibentuk berdasarkan interpretasi terhadap kategori-kategori atau sub-

kategori nodes NVivo.

6. Cross-Case Analysis Dalam menghasilan analisis data yang lebih

mendalam, perlu dibuat perbandingan tema-tema berdasarkan latar belakang

partisipan kualitatif yang terlibat dalam penelitian. Ungkapan-ungkapan

partisipan tentu berbeda-beda sesuai dengan latar belakang mereka, termasuk

usia, jabatan, jenis kelamin, dan bahkan pengalaman kerja dalam suatu

perusahaan atau organisasi.

7. Interpretasi Hasil Analisis Data Dalam tahapan ini, ketajaman

interpretasi hasil analisis data sangat tergantung pada daya kritis peneliti dan

pemahamannya terhadap ungkapan-ungkapan informan. Ancaman terbesar

dalam tahap ini ialah peneliti keliru dalam menginterpretasi hasil analisis.

Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan ungkapan-

ungkapan partisipan (in-vivo koding).

8. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam tahapan ini, peneliti perlu

membandingkan hasil analisis data dengan teori dan studi-studi terdahulu.

Dalam konteks ini jelaskan apakah data penelitian mendukung atau

mengkonfirmasi studi-studi terdahulu atau justru bertentangan dengan studi-

studi terdahulu. Jika bertentangan, jelaskan secara mendetail bagaimana

konteks penelitian yang ada memberikan hasil penelitian yang berbeda

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu.

Untuk memudahkan perhitungan dalam menganalisis data dengan

mempergunakan berbagai rumus, dapat menggunakan alat bantu komputer

14
dengan fasilitas program seperti program SPSS. Program SPSS merupakan

sebuah program aplikasi dikomputer yang memiliki kemampuan analisis

statistic cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis.

D. Pembakuan Hasil Analisis Ujicoba Instrumen Angket/Kuisioner

Setelah data hasil ujicoba terkumpul, data tersebut harus dianalisis.

Analisis instrumen uji coba dilakukan untuk mengetahui dan memilih butir-

butir instrumen yang sahih dan handal. Butir-butir instrumen yang memenuhi

syarat tersebut yang akan digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan.

Analisis instrumen uji coba juga dilakukan agar dapat membedakan butir-

butir yang memenuhi syarat untuk dipilih menjadi instrumen yang

sesungguhnya. Sehingga didapat instrumen penelitian berupa angket atau

kuisioner yang telah dibakukan dan akan digunakan sebagai alat

pengumpulan data dalam penelitian.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persiapan dalam proses analisis ujicoba instrumen tentu harus

menyusun instrumen terlebih dahulu. Menyusun instrumen pada dasarnya

adalah menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data

tentang suatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan

menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

Adapun langkah dalam membentuk instrumen diantaranya adalah; 1)

mendaftar variabel-variabel yang ingin dikaji; 2) mengestimasi cara

menganalisis data; 3) menyimak daftar variabel; 4) menggunakan bahasa dan

perkataan yang sesuai; 5) melakukan ujian pra-penelitian; 6) merekonstruksi

instrumen.

Untuk melakukan uji coba maka perlu diperhatikan beberapa prosedur

pelaksanaan yaitu; (1) Penentuan responden uji coba; responden uji coba

diambil dari luar sampel penelitian dalam populasi yang sama; (2) Analisis

instrumen uji coba dilakukan untuk mengetahui dan memilih butir-butir

instrumen yang sahih dan handal. Butir-butir instrumen yang memenuhi

syarat tersebut yang akan digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan.

Prosedur analisis data penelitian kualitatif dengan soft ware NVivo dapat

dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut; (1) Manajenen Data Non-

Numerik di Nvivo; (2) Data Skimming and Scanning; (3) Koding; (4)

Visualisasi Data Dengan menggunakan NVivo, peneliti kualitatif

16
dapatmempresentasi hasil analisis data dalam bentuk grafi k dan diagram-

diagram NVivo; (5) Analisis Isi Kualitatif; (6) Cross-Case Analysis Dalam

menghasilan analisis data yang lebih mendalam, perlu dibuat perbandingan

tema-tema berdasarkan latar belakang partisipan kualitatif yang terlibat dalam

penelitian; (7) Interpretasi Hasil Analisis Data; (8) Pembahasan Hasil

Analisis Data.

Analisis instrumen uji coba yang telah dilakukan agar dapat membedakan

butir-butir yang memenuhi syarat untuk dipilih menjadi instrumen yang

sesungguhnya. Sehingga didapat instrumen penelitian berupa angket atau

kuisioner yang telah dibakukan dan akan digunakan sebagai alat

pengumpulan data dalam penelitian.

B. Saran

Setelah pembaca memahami tentang Proses Analisis Ujicoba Instrumen

Angket/Kuisioner, diharapkan mempraktikkan pengetahuan tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari

kata sempurna, untuk itu penulis berharap untuk diberikan masukan guna

memperbaiki makalah khususnya dalam segi isi ke depannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dyah Budiastuti dan Agustinus Bandur. 2018. Validitas dan Reliabilitas

Penelitian dengan Analisis NVIVO, SPSS, dan AMOS. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Fenti Hikmawati. 2020. Metodologi Penelitian. Depok : Rajawali Pers.

Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman.

BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, M. 2011. Penelitian kuantitatif dan kualitatif serta pemikiran dasar

menggabungkannya. Jurnal studi komunikasi dan media, 15(1), 128-137.

Mustari, M., & Rahman, M. T. 2012. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Pujihastuti, Isti. 2010. Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian. Jurnal Agribisnis

dan Pengembangan Wilayah. Vol. 02 No.1.

18

Anda mungkin juga menyukai