Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TENTANG

“PENGUMPULAN DATA ”

DOSEN PEMBINA : Sudarmin, M,Pd.

Disusun Oleh ;

1. SUKMAWATI

2. RISKI RAHMAT HIDAYAT

3. MUHAMMAD KHAIRURRAHMAN

4. SAFWATUL ALYAH

UNSWA

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................4
A.Pengertian Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................4
B. Teknik-teknik Pengumpulan Data...........................................................................................................5
1. Observasi (pengamatan).......................................................................................................................5
2. Questioner (Kuesioner/Angket)...........................................................................................................7
3. Interview (Wawancara)........................................................................................................................8
4. Document (Dokumen).......................................................................................................................10
C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif........................................................11
1. Instrumen Penelitian Kualitatif..........................................................................................................11
2. Instrumen Penelitian Kuantitatif........................................................................................................13
BAB III..........................................................................................................................................................14
PENUTUP......................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................15

2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayahnya, kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Metode
Pengumpulan Data

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalampembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian tim penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik, oleh karena itu tim
penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usul guna
menyempurnakan makalah ini.

KOTA BIMA

RABU, 20 MARET, 2024

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada
penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian
harus dilakukan dengan teknik tertentu yang dikenal dengan istilah teknik penelitian,yakni suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari
ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam
benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung
dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus
mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita
peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan
penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk
dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu alat,
sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-
gejala yang ada dalam suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu
hipotesa-hipotesa tertentu.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk
memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya
juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun instrumen merupakan suatu
proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data
tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam
prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini
dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan
yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknik pengumpulan data?

2. Apa saja teknik pengumpulan data?

3. Bagaimana pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif?

4
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian teknik pengumpulan data.

2. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data.

3. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif
dan kuantitatif.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian teknik pengumpulan data adalah proses,cara,
perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Teknik pengumpulan data ialah teknikatau cara-
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data. Teknik (cara atau metode) menunjuk
suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalamrangka mencapai
tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris,dan untuk maksud
inilah dibutuhkan pengumpulan data. Dalam teknik pengumpulan datadiperlukan instrumen.
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (sepertialat yang dipakai oleh pekerja
teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, saranapenelitian (berupa seperangkat tes dan
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilihdan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar berpendapat bahwa instrumen
merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang
variasikarakteristik variabel secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata menyatakan
bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya
secarakuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu
secarateknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.
Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan.
Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Dari uraian beberapa pakar
di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa teknik pengumpulan data dan instrumennya
adalah teknik dan alat bantu yang digunakan dalam sebuah3

5
research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif
ataukualitatif kemudian disusun secara sistematis.

B. Teknik-teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan
disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data
yang valid dan reliable.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan
terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan
pengumpulan data dalam satu penelitian akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu
penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan teknik dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan
data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring
berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam
prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang
menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya
mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk
penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).

Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau
kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi , focus group
discussion (FGD), wawancara mendalam ( indent interview ), dan studi kasus ( case study ).
Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket ( questionnaire ),
wawancara, dan dokumentasi.

Beberapa teknik pengumpulan data secara umum:

1. Observasi (pengamatan)

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Mursall (1995) menyatakan bahwa “ through observation, the researcher learn
about behavior and the meaning attached to those behavior ” melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi ( participant


observastion ), Observasi secara terang-terangan dan tersamar ( overt observastion and covert
observastion ), observasi yang tak berstruktur ( unstructured observation), [5] masing- masing tipe dan
jenis observasi tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek material sumber data penelitian.

6
a. Observasi Partisipatif ( participant observastion ).

Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang tujuannya adalah
untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan keakraban yang
dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah mereka. Dalam penelitian ini
peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang
di telitinya. Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “ in participant observation, the researcher
observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities ”. Dalam observasi
partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan,
dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi di lapangan
penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran partisipan dilapangan
yaitu:

1) Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota penuh dari yang
diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun dari yang diamati, termasuk yang
barang kali yang dirahasiakan.

2) Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan sebagai pengamat ( ply
on the wall ). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja,
sehingga tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.

3) Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut melakukan
apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati meskipun belum sepenuhnya.

4) Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati terpisah,
informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati.[8]

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar

Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah untuk
menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara alamiah (natural
setting).Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan
data di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah.

Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan terus terang
kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa peneliti sedang melakukan
observasi dalam penelitian”. Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui
semuanya oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau tersamar
dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data
yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,maka peneliti tidak akan
diijinkan untuk melakukan observasi.

c. Observasi Tak Berstruktur

Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian belum
jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau Masalah

7
penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan
secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah aku, tapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan.

Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan dan objek
yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriptif, Observasi terfokus, Dan Observasi
terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah ruang (tempat), pelaku (aktor) dan kegiatan
(aktivitas).

Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok, yaitu; Ruang
(tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi; Kegiatan, yaitu
apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu;
Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu,
yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan yang
dirasakan dan dinyatakan.

2. Questioner (Kuesioner/Angket)

Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik pengumpulan data
dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Berdasarkan cara
menyusun petanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi dua:

a. Kuesioner terbuka ( Opene and Items )

Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan jawaban
pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai dengan
pendapat/pandangan dan pengetahuannya.

Kelebihan kuesioner terbuka adalah :

1) Menyusun pertanyaan sangat mudah

2) Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan isi hati dan
pemikirannya.

Kelemahan kusioner terbuka adalah :

1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan mengelompokkan jawaban karena sangat bervariasinya
jawaban yang diberikan oleh responden

2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti harus membaca satu
persatu

8
3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit dibaca, kalimat tidak jelas
dari jawaban yang diberikan oleh responden

4) Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang

untuk menjawab.

b. Koesioner tertutup ( Closed and Items )

Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban
pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan.

Kelebihan kuesioner tertutup adalah :

1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk

2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan jawaban menjadi singkat karena
dapat memanfaatkan bantuan enumerator

3) Untuk responden, mudah memilih jawaban

4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu singkat.

Kelemahan kuestioner tertutup adalah :

1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan perlu berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain (berarti
ganda)

2) Untuk responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi.

3. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh pewawancara
dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Esterberg (2002)
mendefinisikan interview sebagai berikut: “ a meeting of two persons to exchange information and
idea through question and responses, resulting in-communication and joint construction of meaning
about a particular topic ”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.

Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan adalah produksi


bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan, perasaan, dan kerjasama
merupakan bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran
pewawancara dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong, menyela,
digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian integral akun responden.

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu; Wawancara terstruktur


( structured interview ); Wawancara semiterstruktur ( semistructure Interview ); Wawancara tak
berstruktur ( unstructured Interview ).

9
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam
penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2) Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka alur wawancara.

4) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

5) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

6) Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Jenis pertanyaan yang
dapat ditanyakan dalam wawancara adalah:

1) Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau yang lazim
dikerjakannya.

2) Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraan tentang sesuatu.

3) Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang, gembira,curiga,jengkel dan
sebagainya tentang sesuatu.

4) Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.

5) Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya, diuraikansecara
deskriptif.

6) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga


dansebagainya.

Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan


terhadapsesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupi dimensi waktu,
sepertitentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan
padaintinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau
harus sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan wawancara adalah :

1) Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan dengansumber data,
sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook yang dapatdigunakan untuk mencatat hasil
pembicaraan.

2) Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape
recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan boleh atau tidak.

3) Kamera, berguna untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan
informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini dapat meningkatkan keabsahan dan penelitian
akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

10
4. Document (Dokumen)

Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau
karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan ( life histories ), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gam/.V;HFZ|bar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete , dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan
lain sebagainya.

Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang
ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen.
Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan
pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran.[23] Nasution menjelaskan bahwa:” ada
sumber yang non manusia (non human resources ), antara lain adalah dokumen, foto dan bahan
statistik.

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala dokumen tersebut
memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan dokumen dapat dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut:

a. Evistemic values , yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi pemenuhan kebutuhan
akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat
bagi semua dokumen.

b. Functional values , yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena memberi
konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi teori, data
pendukung empiris, atau metodologi.

c. Conditional values , yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa kondisi atau
syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat memperkuat dokumen tersebut.

d. Social values , yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam hubungan dengan
kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau
tokoh lainnya.

Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya jika didukung oleh
sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.
Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah ada.

Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang tinggi,
misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto dibuat untuk
kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri.

11
C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
1. Instrumen Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin
menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau
kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.
Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri, maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman teknik
penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya.

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306). Peneliti sebagai
instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus
diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang
dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya,menyelaminya
berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya,
melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest
hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan,
perubahan, perbaikan atau perlakuan.
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki
kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan.
Kelebihannya antara lain:
a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang
ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami"makna-makna apa saja yang
tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen).Ini adalah salah satu tujuan yang hendak
dicapai melalui penelitian kualitatif.

12
b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh,
dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen
(misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.
c. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara
terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah sebagai berikut ini:
a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti.Keterlibatan
subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak
sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian.
Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-
simbol dan makna-makna yang tersembunyi.

c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-

perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap
selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau ditolak.
Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak
terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi
ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam penelitian
kuantitatif.

Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya, instrumen yang dapat
digunakan antara lain:

a. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat mengungkap informasi lintas
waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan
data yang dihasilkan dariwawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu
membentuk informasi yang utuh dan menyuluruh dalam mengungkap penelian kualitatif.

b. Instrumen Observasi atau Pengamatan

Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari teknik wawancara
yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis digunakan untuk melihat dan mengamati
secara langsung objek penelitian, sehingga peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang
diperlukan untuk mengungkap penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif
peneliti harus memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran yang dilakukan peneliti.

c. Instrumen Dokumen

13
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari data wawancara dan
observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian kualitatif dapat berupa tulisan, gambar,
atau karya monumental dari obyek yang diteliti.

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif

Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka dalam
penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti.
Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non
tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus
dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian. Selain
tes, terdapat instrumen berupa non tes, seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi
peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti
yang menggunakan teknik interview atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang
menggunakan teknik observasi, dan lainnya.

Skala bertingkat ( ratings ) adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala. Walaupun skala
bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang
program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama
panampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada responden.
Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan
diamati.

Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang berupa:

a. Instrumen Tes dan Inventori

Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif karena instrumen tes untuk
mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti bakat matematika, bakat musik,
kemampuan bahasa dan sebagainya. Sedangkan inventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis)
tertentu dari individu. Dari kedua instrumen ini data yang terkumpul berupa angka-angka yang
nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.

b. Instrumen Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring data yang sifatnya
informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat pendidikan, umur, penilaian terhadap
kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk angket atau kuesioner berupa angka-angka, kemudian
akan diolah dengan bantuan software statistik untuk mengetahui hasil datanya.Angket atau kuesioner
dalam pengambilan data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba terlebih dahulu.

c. Instrumen Lembar Observasi

14
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif haruslah disusun
terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan data yang berupa angka-angka.

d. Instrumen Dokumen Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai
pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka dan bisa diseleksi
dengan menggunakan statistik.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah penelitian
untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif kemudian
disusun secara sistematis. Teknik-teknik pengumpulan data antara lain; a) Interview, b) Dokumen, c)
Observasi, d) Kuesioner/angket.

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Dan
menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau
kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.
Instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai
instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh
responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat
instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang
menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang
menggunakan teknik intervieu atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan
teknik observasi, dan lainnya.

B. Saran
Materi teknik pengumpulan data ini sangat berguna bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian.
Namun, pada pengaplikasiannya dalam penelitian, peneliti harus memperhatikan cara- cara dan teknik
apa yang akan digunakan dalam penelitiannya, karena pemilihan teknik yang tepat dalam penelitian
akan menentukan hasil dari penelitian tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi , Manajemen Pendidikan , Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan , Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Heriyanto, Albertus dan Sandjaja, Panduan Penelitian , Jakarta: Prestasi Pustaka.

http://tithagalz/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/

Kaelan, M., Teknik Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner , Yokyakarta: Paradigma, 2010.
Nasution, Teknik Penelitian Naturalistik Kualitatif , Bandung: Tarsito, 1992.

Neuman, W. Lawrence , Social Research Metthods , Canadian Internanational Depelopment

Agency, 2004.

Patton, Michael Quninn, Qualitative Evaluation Methodes , Sage Publications, Baverly Hills, 1980.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Tekniklogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Teknik Penelitian Pendidikan , Bandung: Alfa Beta, 2012.

Sukandarrumidi, Teknik Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula , Cet. 3, Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 2006.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian , Jakarta : Raja Grafindo, 2008

16

Anda mungkin juga menyukai