Oleh:
DENO PUYADA
14138084
Dosen Pembimbing :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk
suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya
dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas
dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai
proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau
menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang
dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
E. Rumusan Masalah
F. Tujuan
1. Memberikan penjelasan apa itu teknik pengumpulan data ?
2. Memberikan penjelasan bagaimana teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif ?
3. Memberikan penjelasan apa saja teknik atau cara pengumpulan data
kualitatif ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
dan pelaku itulah yang dijadikan sumber data untuk diamati/diobservasi dan
diminta informasinya melalui wawancara/ diskusi/ dokumnetasi.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama
penelitian, dimana peneliti sekaligus sebagai perencana yang menetapkan
fokus, memilih informan, sebagai pelaksana pengumpul data, menafsirkan
data, menarik kesimpulan sementara di lapang dan menganalisis data di
lapangan yang alami tanpa dibuat-buat. Sudarwin in Djaelani (2013 : 84)
menyatakan bahwa peneliti sebagai instumen dalam penelitian kualitatif
mengandung arti bahwa peneliti melakukan kerja lapangan secara langsung
dan bersama beraktivitas dengan orang-orang yang diteliti untuk
mengumpulkan data.
Konsekuensi peneliti sebagai instrumen penelitian adalah peneliti
harus memahami masalah yang akan diteliti, memahami teknik pengumpulan
data penelitian kualitatif yang akan digunakan. Peneliti harus dapat
menangkap makna yang tersurat dan tersirat dari apa yang dilihat, didengar
dan dirasakan, untuk itu dibutuhkan kepandaian dalam memahami masalah.
Peneliti harus dapat menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang akan diteliti,
untuk itu dibutuhkan sikap yang toleran, sabar dan menjadi pendengar yang
baik.
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat dinamis, dimana
peneliti memasuki lapangan yang trbuka apa adanya, otomatis peneliti
menghadapi situasi yang sulit diprediksi dengan tepat apa yang sudah,
sedang dan akan terjadi. Untuk itu makan peneliti haruslah mengandalkan
teknik-teknik pengumpulan data seperti yang dikatakan oleh Yusuf (2007 :
251) yang menyatakan bahwa teknik pengumpulan data yang utama dalam
penelitian kualitatif adalah analisis dokumen, kuesioner, wawancara, dan
observasi.
A. Analisis Dokumen
Dalam penelitian pustaka atau dalam penelitian naturalistik, maupun
grounded research, sumber informasi banyak pula ditemukan dalam foto,
dalam bahan statistik, dalam dokumen atau dalam berbagai sumber bacaan
lainnya, baik yang tersimpan di perpustakaan umum, pada lembaga-lembaga
4
B. Kuesioner
Kuesioner berasal dari bahasa latin : Questionnaire, yang berarti suatu
rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu, diberikan
kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data.
Kuesioner lebih populer dalam penelitian dibandingkan dari jenis instrumen
yang lain karena dengan menggunakan cara ini dapat dikumpulkan informasi
yang lebih banyak dalam waktu yang relatif pendek, dengan biaya yang lebih
rendah dibandingkan dengan apabila peneliti menggunakan wawancara atau
teknik lain. Tujuan utama penggunaan kuesioner dalam penelitian adalah : a)
memperoleh informasi yang lebih relevan dangan tujuan penelitian, b)
mengumpulkan informasi dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi.
Dalam menyusun kuesioner hendaklah berangkat dari tujuan yang
telah disusun sebelumnya atau dari pertanyaan penelitian yang terjabar
secara tuntas dalam kisi-kisi penysunan instrumen, sehingga apa yang ingin
dicari akan dapat terungkap dengan jelas. Dilain pihak perlu pula diperhatikan
faktor efisiensi dalam penyusunan instrumen dan dalam pengumpulan data.
Ini berarti bahwa peneliti dalam merancang instrumen penelitiannya perlu
mempertimbangkan faktor biaya dan waktu. Data yang tidak akan diolah dan
5
atau tidak terkait dengan tujuan penelitian tidak perlu dikumpulkan. Mengingat
6
kompleks.
11
1) 30-34
2) 35-40
3) 40-44
4) .......
Penggunaan bentuk kuesioner yang tepat dalam suatu penelitian
tidaklah dapat diabaikan karena instrumen yang benar akan dapat
menungkapakan suatu masalah dengan baik. Sehubungan dengan itu
ada beberapa kriteria yang dapat digunakan :
1. Apabila peneliti ingin mengumpulakan informasi tentang sesuatu
dengan menekankan bahwa responden akan memberikan
persetujuan/ tidak setuju tentang sesuatu yang dinyatakannya maka
tertutup lebih baik, tetapi kalau ingin sampai pada proses bagaimana
responden sampai pada suatu alternatif maka bentuk terbuka lebih
tepat digunakan.
2. Seandainya peneliti ingin mengetahui perbedaan atau kekurangan
informasi yang diusulkan responden tentang topik yang dibicarakan,
maka bentuk terbuka lebih baik, tetapi kalau tidak maka sebaiknya
digunakan kuesioner dalam bentuk tertutup.
3. Bentuk terbuka lebih baik digunkan apabila responden telah memiliki
opini yang terkristal tentang topik yang dibicarakan, sedangkan
penggunaan bentuk tertutup mengandung resiko bahwa reponden
memilih sesuatu yang tidak sesuai dengan opininya. Dalam bentuk
tertutup, responden sering melakukan proses memanggil kembali dan
mengevaluasi pengalaman masa lampau.
C. Wawancara
Selain melalui dokumentasi dan kuesioner, peneliti dapat
mengumpulkan data melalui wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan
pertanyaan antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Ada beberapa
jenis wawancara yang dapat digunakan, menurut Sudarwan (2002)
berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara
yaitu; (1) wawancara relatif tertutup, di mana pertanyaan difokuskan pada
topik khusus dan umum dan dibantu oleh panduan wawancara yang dibuat
14
privacy, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan
16
9. Mudah dirubah
Untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik, pewawancara dapat
merubah situasi dengan mendorong dan memancing responden untuk
menjawab yang lebih spesifik atau mengajukan pertanyaan tambahan
yang lebih sesuai dengan tujuan.
10. Lebih lengkap
Pewawancara dapat menjamin bahwa semua pertanyaan dijawab oleh
responden. Pertanyaan-pertanyaan tertentu yang semula belum dapat
dijawab secara eksplisit dapat dilacak kembali bahkan hal-hal yang
berkaitan dengan aspek-aspek terselubung dapat diungkapkan kembali
dengan menggunakan pertanyaan pemancing.
Walaupun wawancara merupakan teknik yang tepat sebagai alat
pengumpul data untuk jenis penelitian tertentu, namun banyak pula
kelemahan yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan teknik ini.
Diantara kelemahan-kelemahan itu adalah sebegai berikut:
1. Biaya yang diperlukan lebih tinggi
Kebenaran dan keotentikan data yang dikumpulkan banyak ditentukan
oleh pewawancara. Namun keseriusan dan kebenaran tindakan
pewawancara perlu pula diamati oleh individu lain. Oleh karena itu
pengumpulan data yang baik bukan hanya membutuhkan pewawancara
saja tetapi perlu pula pengawas di lapangan. Disamping itu diperlukan
pula latihan intensif untuk pewawancara dan pengawas lapangan sebelum
turun ke lapangan.
Berhubung karena pewawancara harus berhadapan dengan responden
secara tatap muka dan satu demi satu maka diperlukan sejumlah
pewawancara sebagai pengumpul data. Disamping itu tiap pewawancara
membutuhkan sejumlah hari kerja. Makin banyak responden makin
banyak pula tenaga yang dibutuhkan. Demikian juga untuk analisis data,
terutama sekali dalam verifikasi data menurut jenisnya. Keadaan itu
menjadi lebih kompleks kalau banyak informasi tambahan yang
dikumpulkan, yang berbeda antara pewawancara tambahan yang
dikumpulkan, yang berbeda antara pewawancara yang satu dengan
pewawancara yang lain. Semuanya itu akan menyebabkan biaya
19
D. Observasi
Observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan.
Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau
kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. kemudian mencatat hasil
pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan
pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang
diamati mengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian
subyek dan obyek yang diteliti.
Menurut Spradley (1980) Tujuan observasi adalah memahami pola,
norma dan makna dari perilaku yang diamati, serta peneliti belajar dari
informan dan orang-orang yang diamati. Selanjutnya Spradley
mengemukakan bahwa yang diamati adalah situasi sosial yang terdiri dari
tempat, pelaku dan aktivitas. Tempat adalah di mana observasi dilakukan,
dapat di rumah, lingkungan, sekolah, kelas, bengkel dll. Pelaku adalah orang-
orang yang berperan dalam masalah yang diteliti, seperti, guru, pengawas,
siswa, orang tua siswa, petani, buruh, masyarakat dll. Aktivitas adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang sedang diteliti, seperti, kegiatan
belajar mengajar, belajar, bekerja dan kegiatan lainya yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
Untuk dapat melakukan observasi dengan baik, peneliti harus
memahami bentuk atau jenis observasi, sehingga mendapatkan data yang
akurat sesuai apa yang sebenarnya terjadi di lapang. Ada beberapa bentuk
observasi yang dapat digunakan.
Bungin (2006) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi
tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. Menurut Susan
dalam Sugiyono (2006) dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan
berpartisipasi dalam aktifitas mereka. Jadi Observasi partisipasi merupakan
metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti
benar-benar berada dalam keseharian pelaku yang diteliti atau informan,
keberadaan peneliti dapat terlibat secara aktif maupun tidak aktif.
22
empat yaitu; (1) partisipasi pasif, di mana peneliti datang mengamati tetapi
tidak ikut terlibat kegiatan yang diamati; (2) partisipasi moderat, di mana
peneliti kadang ikut aktif terlibat kegiatan kadang tidak aktif; (3) partisipasi
aktif, di mana peneliti terlibat aktif dalam kegiatan yang diteliti; (4) partisipasi
lengkap, di mana peneliti sudah sepenuhnya terlibat sebagai orang dalam,
sehingga tidak kelihatan sedang melakukan penelitian. Untuk mendapatkan
data yang akurat sebaiknya menggunakan observasi dengan partisipasi
lengkap, karena sebagai orang dalam peneliti leluasa mengamati dan
mendapatkan makna sesungguhnya dari apa yang diamati.
Sementara observasi tidak berstruktur adalah observasi di mana
peneliti belum tahu secara pasti apa yang akan diamati, sehingga
pengamatan dilakukan tanpa menggunakan instrument baku, tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan, oleh karena itu peneliti atau pengamat
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
fenomena atau dinamika pelaku yang diteliti. Sedangkan observasi kelompok
adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau
beberapa fenomena atau event sekaligus.
Dalam melakukan observasi, peneliti harus dapat memusatkan
perhatian dan akhirnya memilih hal-hal yang secara khas menemukan
gambaran sesuatu yang bermakna. Pada permulaan observasi peneliti
mengamati secara menyeluruh dan dengan ruang lingkup yang luas,
kemudian memusatkan diri pada hal-hal yang menjadi fokus penelitianya dan
akhirnya memilih hal-hal yang khas dan yang paling relevan untuk diamati
dengan lebih cermat. Hal ini seperti yang dikemukakan Spradley (1980) yang
mengungkapkan bahwa tahapan observasi ada tiga yaitu; (1) observasi
deskriptif, di mana peneliti mengamati semua yang ada secara menyeluruh,
mendeskripsikan semua yang diamati, observasi ini disebut juga sebagai
grand tour observation; (2) observasi terfokus, di mana pengamatan
difokuskan pada aspek tertentu yang menjadi fokus penelitian, observasi ini
disebut juga sebagai mini tour observation. dan; (3) observasi terseleksi, di
mana peneliti menyeleksi fokus yang ditemukan secara lebih rinci lagi,
Selanjutnya Spradley mengatakan, ketika melakukan observasi peneliti
dapat mulai melakukan analisis. Pada observasi deskriptif peneliti dapat mulai
24
Apabila yang diamati itu adalah tingkah laku individu, maka perlu
27
33
Daftar Pustaka
34