Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peralihan sistem dari sentralisasi ke desentralisasi telah menjadikan perubahan

paradigma berbagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pendidikan.

Hal ini telah mendorong adanya perubahan dari berbagai aspek seperti

perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang informasi dan

komunikasi membuat perubahan besar bagi masyarakat dunia. Hubungan antar

manusia di seluruh penjuru dunia tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga

kapan saja dan dimana saja kita dapat berkomunikasi tanpa harus bertatap muka

langsung. Pengaruh dari kondisi ini membuat pola dan gaya hidup masyarakat

menjadi mudah terkontaminasi oleh budaya bangsa lain. Begitu pula pada dunia

pendidikan, terjadi pergeseran dalam segala bidang sehingga perlu disikapi dengan

arif dan bijaksana agar tidak tertinggal oleh perkembangan dunia tetapi juga tidak

terjebak oleh dampak buruk era globalisasi tersebut.

Pemerintah Indonesia, dalam hal ini menteri pendidikan nasional, telah berupaya

menyikapi kondisi ini dengan cara melakukan penyesuaian dan perubahan. Langkah

kebijakan yang diambil diantaranya berkaitan dengan perangkat pendidikan, seperti

UU no 25 tahun 2003 tentang Sisdiknas, perubahan kurikulum nasional dengan

diterbitkan berbagai peraturan menteri, dan digunakannya teknologi pendidikan.

Hal ini diikuti dengan kebijakan daerah dengan menyusun kurikulum yang telah

disesuaikan dengan kondisi dan kekhasan daerahnya.

Kurikulum yang disusun setiap satuan pendidikan yang selanjutnya disebut

Kurikulum Sekolah merupakan salah satu perangkat rencana pengaturan mengenai


tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yang

disusun oleh satuan pendidikan. Dalam penyusunan kurikulum sekolah perlu

memperhatikan ketentuan umum yang telah ditentukan pemerintah. Hal ini

dimaksudkan agar tidak terlepas dari ketentuan yang berlaku secara nasional yang

telah ditentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Kurikulum sekolah merupakan produk dari setiap satuan pendidikan yang telah

disesuaikan dengan situasi, kondisi, serta potensi daerah masing-masing, yang

didalamnya telah memuat visi, misi dan tujuan sekolah. Dengan visi yang jelas

membuat arah, serta misi yang jelas akan menghasilkan kebijakan sekolah lebih

fokus dan terarah. Dengan demikian kurikulum sekolah yang merupakan hasil

analisa seluruh peluang dan tantangan yang ada dapat dijadikan pedoman setiap

satuan pendidikan dalam mengembangkan potensi siswa agar dapat berkembang

sesuai dengan kompentensi, minat dan bakatnya.

Dalam Kurikulum Sekolah Dasar, kompetensi yang dimiliki siswa menjadi titik

tolak dan perhatian utama dalam mengambangkan proses pembelajaran.

Kompentensi merupakan kemampuan dasar dalam berfikir dan berbuat sehingga

mencerminkan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

dikembangkannya kompetensi tersebut memungkinkan siswa dapat berkembang

optimal sesuai dengan bakat dan minat, sehingga setiap proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna dan dapat dijadikan bekal dalam kehidupannya.

Sekolah sebagai penyelenggaraan pembelajaran perlu memperhatikan aspek potensi

yang harus dikembangkan. Potensi-potensi tersebut meliputi aspek personal,

kurikulum, kegiatan, model pembelajaran, metoda, sarana dan prasarana, serta peran
serta orang tua. Aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan proses

pembelajaran. Guru sebagai personal yang merupakan salah satu penentu

keberhasilan proses pembelajaran perlu menguasai kurikulum, menggunakan sarana

dan prasarana yang tepat, memilih model pembelajaran yang sesuai, memilih alat

pembelajaran yang relevan, serta kerja sama yang baik dengan orang tua, sehingga

kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Dalam penyusunan kurikulum sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip

penyusunannya. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah : (a) berpusat pada

kebutuhan dan kepentingan siswa, (b) beragam dan terpadu, (c) tanggap terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (d) relevan dengan kebutuhan

hidup, (e) menyeluruh dan berkesinambungan, (f) belajar sepanjang hayat, dan (g)

seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka tidak dapat kita pungkiri betapa pentingnya

Kurikulum sekolah bagi seluruh penyelenggaraan pendidikan atau sekolah. Untuk

itu, setiap satuan pendidikan perlu menyusun kurikulum dengan benar sesuai

dengan ketentuan yang telah disepakati sehingga akan memperoleh kemudahan dan

kelancaran dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, sekaligus dapat

membantu pemerintah dalam rangka mempercepat terealisasikan tujuan pendidikan

nasional yang telah dicanangkan dan diamanatkan dalam undang-undang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil dari pengamatan peneliti terhadap

perkembangan dan kemajuan sebuah lembaga pendidikan khususya di SD Itech


Pasim ArRayan kota sukabumi, maka permasalahan yang dapat dikemukakan yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pelaksanaan kurikulum SD Itech Pasim ArRayyan?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung kurikulum SD Itech Pasim ArRayyan

Sukabumi?

3. Faktor-faktor apa saja yang menghambat kedisiplinan kerja tenaga pendidik SD

Itech Pasim ArRayyan Sukabumi Sukabumi?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum SD Itech Pasim ArRayyan Sukabumi.

2. Untuk mengetahui factor-faktor pendukung terlaksananya kurikulum SD Itech

Pasim ArRayyan Sukabumi.

3. Untuk mengetahui factor penghambat pelaksanaan kurikulum SD Itech Pasim

ArRayyan Sukabumi.

1.4. OBJEK PENELITIAN

Objek yang diteliti adalah salah satu sekolah dasar swasta di kota sukabumi yang

mempunyai kurikulum yang berbeda dengan sekolah yang lain, yaitu SD Itech

Pasim ArRayyan yang beralamat di JL. Prana No 8A Cikole Kota Sukabumi

Nomor Telp/Telegram : (0266) 241000.

1.5. LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Sekolah Dasar

Pendididikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan kualitas

sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung

dari kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting dan

strategis dalam pembangunan nasional, karena merupakan salah satu penentu

kemajuan suatu bangsa. Pendidikan bahkan merupakan sarana paling efektif untuk

meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat, serta yang

dapat mengantarkan bangsa mencapai kemakmuran.

Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogike”. Ini

adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “pais” yang berarti “anak” dan kata “ago”

yang berarti “aku membimbing”. Jadi paedagogike berarti aku membimbing anak.

Orang yang pekerjaan membimbing anak dengan maksud membawanya ke tempat

belajar, dalam bahasa Yunani disebut ”paedagogos” (Soedomo A. Hadi, 2008: 17).

Jadi pendidikan adalah usaha untuk membimbing anak.

Pendidikan seperti yang diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan. Definisi pendidikan lainnya yang dikemukakan oleh M. J.

Langeveld (Revrisond Baswir dkk, 2003: 108) bahwa:

1) Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia


yang belum dewasa kepada kedewasaan.
2) Pendidikan ialah usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan tugas-
tugas hidupnya agar dia bisa mandiri, akil-baliq dan bertanggung jawab.
3) Pendidikan adalah usaha agar tercapai penentuan diri secara etis sesuai
dengan hati nurani.

Pengertian tersebut bermakna bahwa, pendidikan merupakan kegiatan untuk

membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Hal ini

dilakukan guna membekali anak untuk menapaki kehidupannya di masa yang akan
datang. Jadi dapat dikatakan bahwa, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari

perspektif manusia dan kemanusiaan.

Tilaar (2002: 435) menyatakan bahwa “hakikat pendidikan adalah memanusiakan

manusia, yaitu suatu proses yang melihat manusia sebagai suatu keseluruhan di

dalam eksistensinya”. Mencermati pernyataan dari Tilaar tersebut dapat diperoleh

gambaran bahwa dalam proses pendidikan, ada proses belajar dan pembelajaran,

sehingga dalam pendidikan jelas terjadi proses pembentukan manusia yang lebih

manusia. Proses mendidik dan dididik merupakan perbuatan yang bersifat

mendasar (fundamental), karena di dalamnya terjadi proses dan perbuatan yang

mengubah serta menentukan jalan hidup manusia. Dalam Undang-Undang

Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara.

Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas tersebut

menjelaskan bahwa pendidikan sebagai proses yang di dalamnya seseorang belajar

untuk mengetahui, mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah

laku lainnya untuk menyesuaikan dengan lingkungan di mana dia hidup. Hal ini juga

sebagaimana yang dinyatakan oleh Muhammad Saroni (2011: 10) bahwa,

“pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung dalam kehidupan sebagai

upaya untuk menyeimbangkan kondisi dalam diri dengan kondisi luar diri. Proses
penyeimbangan ini merupakan bentuk survive yang dilakukan agar diri dapat

mengikuti setiap kegiatan yang berlangsung dalam kehidupan.”

Beberapa konsep pendidikan yang telah dipaparkan tersebut meskipun terlihat

berbeda, namun sebenarnya memiliki kesamaan dimana di dalamnya terdapat

kesatuan unsur-unsur yaitu: pendidikan merupakan suatu proses, ada hubungan

antara pendidik dan peserta didik, serta memiliki tujuan. Berdasarkan pendapat di

atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses reorganisasi dan

rekonstruksi (penyusunan kembali) pengalaman yang bertujuan menambah

efisiensi individu dalam interaksinya dengan lingkungan.

b. Tujuan Pendidikan

Dalam tujuan pembangunan, pendidikan merupakan sesuatu yang mendasar

terutama pada pembentukan kualitas sumber daya manusia. Menurut Herbison

dan Myers (Panpan Achmad Fadjri, 2000: 36)

“pembangunan sumber daya manusia berarti perlunya peningkatan pengetahuan,

keterampilan dari kemampuan semua orang dalam suatu masyarakat”. Tujuan

pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,

dan indah untuk kehidupan. Melalui Pendidikan selain dapat diberikan bekal

berbagai pengetahuan, kemampuan dan sikap juga dapat dikembangkan berbagai

kemampuan yang dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat sehingga dapat

berpartisipasi dalam pembangunan.

Tujuan pokok pendidikan adalah membentuk anggota masyarakat menjadi orang-

orang yang berpribadi, berperikemanusiaan maupun menjadi anggota masyarakat

yang dapat mendidik dirinya sesuai dengan watak masyarakat itu sendiri,

mengurangi beberapa kesulitan atau hambatan perkembangan hidupnya dan


berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun mengatasi problematikanya

(Nazili Shaleh Ahmad, 2011: 3). Pentingnya pendidikan tercermin dalam

UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga

negara yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini kemudian

dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Faktor-faktor

1.6. METODE PENELITIAN

Metode yang dipakai adalah Penelitian kualitatif karena metode ini lebih

memfokuskan pada pemahaman fenomena sosial dari sudut pandang partisipan

secara deskriptif. Dengan kata lain, metode ini lebih menekankan pada penelitian

yang bersifat memberikan gambaran secara jelas dan sesuai dengan fakta di

lapangan.

1.7. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi tenaga pendidik SD Itech Pasim ArRayyan

Sukabumi.
b. Sebagai bahan masukan bagi manajemen SD Itech Pasim ArRayyan

Sukabumi. dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan

pelaksanaan penerapan kurikulum.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi civitas akademika sebagai perbendaharaan tambahan pengetahuan

mengenai kurikulum SD Itech Pasim ArRayyan Sukabumi.

Bagi penulis sebagai tambahan pengetahuan tentang bagaimana

melaksanakan kurikulum SD Itech Pasim ArRayyan Sukabumi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Pendidikan yang ideal ialah yang memiliki standar tinggi dan berkualitas.

Peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah, karena sekolah lebih

mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sekolah berfungsi sebagai unit yang mengembangkan kurikulum, silabus,

strategi pembelajaran, dan sistem penilaian.

Dengan demikian penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha

untuk memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan

kualitas pendidikan. Salah satu langkah yang kongkrit peningkatan mutu

pendidikan adalah pemberdayaan sekolah agar mampu berperan sebagai

subyek penyelenggara pendidikan dengan menyajikan pendidikan yang

bermutu. Sekolah diberi kewenangan dan peran yang luas untuk merancang

dan melaksanakan pendidikan sesuai dengan potensi dan kondisinya masing-

masing dengan tetap mengacu pada standar minimal yang ditetapkan

pemerintah melalui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di

seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfungsi

sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan

dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu yang bertujuan

menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi: 1) standar isi, 2) standar

kompetensi lulusan, 3) standar proses 4) standar pendidik dan tenaga

kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7)

standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.

Sekolah harus menyusun dan melaksanakan program pemenuhan SNP yang

realistis dan sesuai kondisi nyata (berdasarkan hasil analisis konteks) dengan

memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia baik di dalam maupun di

luar sekolah, melalui berbagai strategi antara lain:

1. Pemenuhan Standar Isi dapat dilaksanakan melalui pengembangan dan

pemberlakuan KTSP sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku;

mensosialisasikan KTSP baik internal maupun eksternal; mengevaluasi dan

memvalidasi dokumen KTSP secara periodik.

2. Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan dapat dilaksanakan melalui

pemetaan SKL satuan pendidikan,SKL kelompok mapel dan SKL mata

pelajaran (keterkaitannya dengan SK dan KD dalam SI); memanfaatkan hasil

UN dan US dalam penyusunan program perbaikan pembelajaran untuk

meningkatkan mutu lulusan.

3. Pemenuhan Standar Proses dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas

dan kelengkapan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP dan bahan Ajar);

optimalisasi sarana prasarana dan lingkungan yang tersedia baik di dalam

maupun di luar sekolah dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran;

optimalisasi pengawasanproses pembelajaran; dan tindak lanjut perbaikan

pelaksanaan pembelajaran secara periodik.


4. Pemenuhan Standar Penilaian melalui peningkatan kualitas dan kelengkapan

perangkat penilaian; melaksanakan dan mengelola hasil penilaian peserta didik

sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku;penyampaian hasil penilaian

peserta didik kepada orang tua dan pihak lain yang berkepentingan.

5. Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikandapat dilaksanakan

melalui pemberdayaan tenagapendidik dan tenaga kependidikan yang ada,

peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, pemanfaatan

sumber daya manusia yang ada di luar sekolah (kerjasama dengan instansi

lain), serta pengusulan mutasi antar sekolah dan atau pengangkatan guru yang

dibutuhkan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi.

6. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana dapat dilaksanakan melalui

optimalisasi penggunaan, pemeliharaan dan perawatan sarana yang ada,

penghapusan atau hibah ke sekolah lain yang memerlukan dan atau

penambahan sarana prasarana baru.

7. Pemenuhan Standar Pengelolaan dapat dilaksanakan melalui optimalisasi

seluruh sumber daya yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sesuai kewenangan sekolah; menerapkan prinsip manajemen

berbasis sekolah dalam keseluruhan proses pengelolaan sekolah; penyusunan,

pelaksanaan dan evaluasi program kerja; melaksanakan validasi/perbaikan

program kerja secara periodik; meningkatkan peran serta para pembina mulai

dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, pusat dan atau masyarakat dalam

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.

8. Pemenuhan Standar Pembiayaan di setiap satuan pendidikan dapat

dilaksanakan melalui optimalisasi seluruh dana yang diterima oleh sekolah baik
melalui dana APBD, APBN maupun dana dari masyarakat; pengelolaan

pembiayaan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Ada pun usaha dan upaya pemerintah untuk membantu meningkatkan

pendidikan Indonesia agar lebih dekat dengan kondisi ideal. Dengan

memeberikan bantuan-bantuan dlaam pos pendidkan untuk meringankan biaya

sekolah, mengalokasikan 20% untuk bidang pendidkan. Kualitas guru juga

ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk menambah kemampuan guru

dalam menyampaikan mata pelajaran ke siswa-siswinya. Pemerintah juga

melakuakn pemetaan kondisi pemdidikan di setiap provinsi Indonesia. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui kondisi pendidikan di setiap wilayah agar

standar pelayanan dan standar nasional pendidikan tercapai.

A. Kondisi Ideal

Pendidikan yang ideal ialah yang memiliki standar tinggi dan berkualitas.

Peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah, karena sekolah lebih

mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sekolah berfungsi sebagai unit yang mengembangkan kurikulum, silabus,

strategi pembelajaran, dan sistem penilaian.

Dengan demikian penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha untuk

memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas

pendidikan. Salah satu langkah yang kongkrit peningkatan mutu pendidikan adalah

pemberdayaan sekolah agar mampu berperan sebagai subyek penyelenggara

pendidikan dengan menyajikan pendidikan yang bermutu. Sekolah diberi

kewenangan dan peran yang luas untuk merancang dan melaksanakan pendidikan

sesuai dengan potensi dan kondisinya masing-masing dengan tetap


mengacu pada standar minimal yang ditetapkan pemerintah melalui Standar

Nasional Pendidikan (SNP).

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan

di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfungsi

sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan

dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu yang bertujuan

menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi: 1) standar isi, 2) standar

kompetensi lulusan, 3) standar proses 4) standar pendidik dan tenaga

kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7)

standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.

Sekolah harus menyusun dan melaksanakan program pemenuhan SNP yang

realistis dan sesuai kondisi nyata (berdasarkan hasil analisis konteks) dengan

memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia baik di dalam maupun di

luar sekolah, melalui berbagai strategi antara lain:

2. Pemenuhan Standar Isi dapat dilaksanakan melalui pengembangan dan

pemberlakuan KTSP sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku;

mensosialisasikan KTSP baik internal maupun eksternal; mengevaluasi dan

memvalidasi dokumen KTSP secara periodik.

3. Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan dapat dilaksanakan melalui

pemetaan SKL satuan pendidikan,SKL kelompok mapel dan SKL mata


pelajaran (keterkaitannya dengan SK dan KD dalam SI); memanfaatkan hasil

UN dan US dalam penyusunan program perbaikan pembelajaran untuk

meningkatkan mutu lulusan.

4. Pemenuhan Standar Proses dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas dan

kelengkapan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP dan bahan Ajar);

optimalisasi sarana prasarana dan lingkungan yang tersedia baik di dalam

maupun di luar sekolah dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran;

optimalisasi pengawasanproses pembelajaran; dan tindak lanjut perbaikan

pelaksanaan pembelajaran secara periodik.

5. Pemenuhan Standar Penilaian melalui peningkatan kualitas dan kelengkapan

perangkat penilaian; melaksanakan dan mengelola hasil penilaian peserta didik

sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku;penyampaian hasil

penilaian peserta didik kepada orang tua dan pihak lain yang berkepentingan.

6. Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikandapat dilaksanakan

melalui pemberdayaan tenagapendidik dan tenaga kependidikan yang ada,

peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, pemanfaatan

sumber daya manusia yang ada di luar sekolah (kerjasama dengan instansi

lain), serta pengusulan mutasi antar sekolah dan atau pengangkatan guru yang

dibutuhkan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi.

7. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana dapat dilaksanakan melalui

optimalisasi penggunaan, pemeliharaan dan perawatan sarana yang ada,

penghapusan atau hibah ke sekolah lain yang memerlukan dan atau

penambahan sarana prasarana baru.


8. Pemenuhan Standar Pengelolaan dapat dilaksanakan melalui optimalisasi

seluruh sumber daya yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sesuai kewenangan sekolah; menerapkan prinsip manajemen

berbasis sekolah dalam keseluruhan proses pengelolaan sekolah; penyusunan,

pelaksanaan dan evaluasi program kerja; melaksanakan validasi/perbaikan

program kerja secara periodik; meningkatkan peran serta para pembina mulai

dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, pusat dan atau masyarakat dalam

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.

9. Pemenuhan Standar Pembiayaan di setiap satuan pendidikan dapat

dilaksanakan melalui optimalisasi seluruh dana yang diterima oleh sekolah

baik melalui dana APBD, APBN maupun dana dari masyarakat; pengelolaan

pembiayaan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Ada pun usaha dan upaya pemerintah untuk membantu meningkatkan

pendidikan Indonesia agar lebih dekat dengan kondisi ideal. Dengan

memeberikan bantuan-bantuan dlaam pos pendidkan untuk meringankan biaya

sekolah, mengalokasikan 20% untuk bidang pendidkan. Kualitas guru juga

ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk menambah kemampuan guru

dalam menyampaikan mata pelajaran ke siswa-siswinya. Pemerintah juga

melakuakn pemetaan kondisi pemdidikan di setiap provinsi Indonesia. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui kondisi pendidikan di setiap wilayah agar

standar pelayanan dan standar nasional pendidikan tercapai

2.2. Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan

A. Potensi

Potensi yang dimiliki SD Islam Teknologi Pasim Ar-Rayyan Adalah :


1. The best Curriculum

menerapkan 4 Kurikulum yang dilaksanakan secara simultan pada

pembelajaran siswa, yaitu :

a. Nasional Education Curiculum

Kurikulum yang diterapkan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP 2006) dan Kurikulum 2013 yang mengacu kepada Badan

Standar Nasional Pendidikan (BNSP)

b. Character Building Curiculum

Kurikulum Pembentukan Karakter Islami dengan diterapkannya

pembiasaan Solat Duha, Solat berjama’ah, Hapalan Al-Qur’an,

Pelajaran madrasah Diniyah (Madah), Pembiasaan shaum sunnah,

Pengkajian cerita-cerita Nabi, Rasul, para Sahabat, para scientist Islam

serta para Waliullah dan Ulama-ulama terkemuka.

c. Life Skill Curiculum

Kurikulum keahlian hidup dikembangkan melalui Mulok Wajib yaitu

pelajaran Renang, Memanah, Berkuda, Pramuka dan club-club diluar

jam pelajaran yaitu Tafidz Club, English Club, Marching Band club,

Swimming club, Karate Club, dan futsal club.

d. Science and Technology Curiculum

Kurikulum Science dan Teknologi dikembangkan melalui Pembelajaran

yang aktif dengan teknologi serta pembelajaran Mulok Wajib yaitu

Robotik, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Pembuatan

Teknologi sederhana yang berguna di masyarakat.

2. The Best Lectures


Para pendidik berpengalaman mengajar minimal 2 tahun, memiliki

kemampuan teknologi informasi, menerapkan 2 bahasa, menguasai baca

tulis Al-Qur’an, Pendidikan minimal S1 terkait, serta harus melalui test

psikologi dan micro teaching.

3. The Best Facilities

a. Gedung Utama

b. Area Parkir

c. Lapangan Basket

d. Lapangan Futsal Indoor

e. Masjid Sarana Ibadah

f. Kantin Representif

g. Kolam Renang & WaterBoom

h. Pasim Robotic Center

i. Ruangan Kelas

Setiap ruang kelas dilengkapi

• TV/ monitor 42 inch

• CCTV

• Lemari untuk siswa

• Toilet

• Perlengkapan Ibadah

4. The Best Services

a. Unit Kesehatan Pasim

b. Unit Psikologi Pasim


c. Student Information Center

b. Pendekatan Pembelajaran Paikem

Kegiatan pembelajaran siswa di kelas maupun diluar kelas menggunakan

pendekatan aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan dibawah bimbingan

2 orang pengajar yang terdiri dari Guru Kelas dan Tim Teaching. Dan Setiap

rombongan belajar terdiri dari 22 orang siswa, sehingga tujuan pembelajaran baik

proses maupun hasil dapat tercapai dengan maksimal.

c. Kondisi

Hubungan baik yang harmonis antara Yayasan, Sekolah dan Orangtua siswa yang

diwakili oleh Komite Sekolah SD Islam Pasim Ar-Rayyan terjalin dengan baik,

hubungan komunikasi yang telah terencana melalui pertemuan dan pengajian bulanan

serta selalu mengupdate informasi melalui sarana media sosial, sehingga tujuan SD

Islam Teknologi Pasim Ar-Rayyan dapat tercapai dengan baik.

2.3. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang telah kami lakukan berjudul Faktor Penentu Keberhasilan

Lembaga Pendidikan adalah sebagai berikut : Pertama, kepemimpinan kepala

sekolah sebagai penentu keberhasilan pengelolaan sekolah di SMK Teknika Cisaat

Sukabumi dikarenakan dari beberapa peran yang telah dijalankannya yang

meliputi peran educator (pendidik), peran manejer, peran administrator, peran

leader (pemimpin), peran pencipta iklim kerja, dan peran kewirausahaan. Kedua,

guru merupakan faktor penentu keberhasilan pengelolaan sekolah SMK Teknika

Cisaat Sukabumi. Keberhasilan guru sebagai penentu keberhasilan sekolah terlihat

dari berhasilnya guru pada semua aspek penilaian yang meliputi guru dalam
melaksanakan tugas, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan

penilaian pembelajaran. Ketiga, siswa merupakan faktor penentuk keberhasilan

pengelolaan sekolah di SMK Teknika Cisaat Sukabumi. Keberhasilan sisiwa

sebagai faktor penentu pengelolaan sekolah terlihat dari berhasilnya semua aspek

penilaian yang dilakukan terhadap siswa yang meliputi terlaksananya hak siswa,

terlaksananya kewajiban sisiwa, terlaksananya penerimaan siswa baru, pencatatan

bimbingan dan penyuluhan siswa, dan pencatatan hasil belajar dan terkelolanya

mutasi siswa di SMK Teknika Cisaat Sukabumi. Keempat, kinerja komita sekolah

sebagai penentu keberhasilan pengelolaan sekolah di SMK Teknika Cisaat

Sukabumi. Keberhasilan komite sekolah tersebut terlihat dari berhasilnya kinerja

komite sekolah sebagai badan pertimbangan (advisory agency), sebagai

pendukung (supporting agency), sebgai badan mediator (mediator agency).

Kelima, peran dan fungsi pengawas sekolah sebagai faktor penentu keberhasilan

sekolah di SMK Teknika Cisaat Sukabumi. Keberhasilan pengawas sekolah

tersebut terlihat dari penyusunan programpengawasan sekolah, dilaksanakannya

program pengawasan sekolah, dilaksanakannya evaluasi hasil pelaksanaan

program pengawasan pada sekolah binaan dan dilakukannya bimbingan serta

latihan profesionalisme guru di SMK Teknika Cisaat Sukabumi.

2.4. PROFIL SD Itec PASIM SUKABUMI

1. Identitas Sekolah

Profil

Sekolah Dasar Islam Teknologi Pasim Ar- Rayyan berdiri dan beroperasi pada

tahun 2014 atas perakarsa direktur program , peraktisi pendidikan serta


penyandang dana, baik dana investasi maupun dana operasional sekolah, beliau

adalah Bapak Renalwan Bukhari, MBA yang mendapat dukungan dari sang

isteri Selaku Ketua Yayasan Yaitu ibu Wati Purnaningrum, SE dan dibantu pula

oleh Bapak Hari Setiawan S.F, MPd Bapak Joko Muliantoro, S.Pd , Ibu Yuyun

Yuniasih S.Pd ,M.M, Juli Budi Satya S.Ip, Ade Sulistyowati,S.Ip dan

Hinisari,S.Pd. serta Tanah dan bangunan milik yayasan PASIM sendiri.

Dengan Mengusung Pendidikan Islami, Teknologi dan Science, serta 4 Pilar

yang menjadi tujuan Pendirian SD Islam Teknologi Pasim AR-Rayyan yaitu The

Best Curiculum, The Best Lectures, The Best Fasilities dan The Best Services.

didukung oleh suasana sangat kondusif untuk pelaksanan belajar mengajar, maka

pada tahun pertama dibuka dengan semangat baru memperkenalkan,

mensosialisasikan dan mempromosikannya dengan marketing propesional pada

pelaksanaan penerimaan peserta didik baru, terdaptar masuk delapan puluh orang

siswa baru dan atas kepercayan masyarakat Sukabumi pada tahun kedua tahun

pembelajaran 2015-2016 terdaftar masuk sejumlah empat puluh tiga orang siswa

baru, Alhamdulillah atas kerjasama semua pihak maka pada tahun pelajaran

2016-2017 terdaptar siswa baru sebanyak 72 orang siswa yang memenuhi syarat

dan diterima sebanyak 66 orang siswa, dan dengan perkembangan SD Islam

teknologi Pasim Ar-Rayyan ke arah yang lebih baik, Alhamdulillah SDITech

Pasim Arrayyan mendapatkan kepercayaan dari orangtua, dengan selalu

terpenuhi kuota pendaftaran siswa baru.

Kepala sekolah yang pertama dijabat oleh Bapak Dzikri, S.Pd yang kedua oleh

Bapak Lukmanul hakim S.Pd.I dan yang ke tiga pada tahun pelajaran 2016-2017
dan Tahun Pelajaran Selanjutnya yaitu Bapak Muhtar.S.Ag. Adapun tenaga

pendidik dan kependidikan pada tahun pelajaran 2018/2019 ada 40 orang

seluruhnya bersetatus guru tetap yayasan dan guru tidak tetap.

Pada awal diterapkan kebijakan pemerintah dalam bidang Pendidikan melalui

Undang-undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 yang memuat 8 standar pendidikan

dan didalam terdapat pendidikan karakter melalui penerapan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan [ KTSP ] dengan berbagai perangkatnya, tepatnya mulai tahun

pelajaran 2014/2015 ditetapkan SD Islam Teknologi Pasim Arrayan menggunakan

kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan berdasar dan mengacu pada BNSP.

Seiring tuntutan dan kebutuhan KTSP mengalami beberapa kali revisi untuk

mewujudkan tujuan pendidikan secara nasional NASIONAL EDUCATION

CURRIKULUM, CHARACTER BUILDING CURRICULUM, LIFE SKILL

CURRICULUM, dan SCIENCE AND TECHNOLOGY CURICULUM sebagai mana

tercantum pada visi dan misi sekolah. SDI Teknologi Pasim Ar-rayyan sebagai

sekolah swasta menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah [MBS] untuk menarik

peran serta masyarakat dalam mengelola pendidikan.

I. Landasan Penyusunan KTSP

Penyusunan kurikulum sekolah perlu memperhatikan ketentuan umum yang

digariskan dalam bentuk landasan hukum seperti sebagai berikut.

- Undang-undang No 20 thn 2003

- PP No 19 thn 2005

- PP 48 thn 2008

- PP No 32 thn 2013
- Permendiknas No 22 thn 2006

- Permendiknas No 23 thn 2006

- Permendiknas No 23 thn 2016

- Permendiknas No 24 thn 2006

- Permendiknas No 24 thn 2016

- Permendiknas No 6 thn 2007

- Permendiknas No 16 thn 2007

- Permendiknas No 19 thn 2007

- Permendiknas No 20 thn 2007

- Permendiknas No 24 thn 2007

- Permendiknas No 41 thn 2007

- Permendiknas No 27 thn 2008

- Permendiknas No 39 thn 2008

- Permendikbud No 54 thn 2013

- Permendikbud No 64 thn 2013

- Permendikbud No 65 thn 2013

- Permendikbud No 66 thn 2013

- Permendikbud No 81A thn 2013

- Permendikbud No 61 thn 2014

- Permendikbud No 62 thn 2014

- Permendikbud No 63 thn 2014

- Permendikbud No 64 thn 2014

- Permendikbud No 103 thn 2014

- Permendikbud No 104 thn 2014


- Permendikbud No 159 thn 2014

II.Tujuan Pengembangan Kurikulum

Tujuan Pengembangan Kurikulum Sekolah ini untuk memberikan acuan

kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam

megembangkan program-program yang akan dilaksanakan. Selain itu, Kurikulum

Sekolah disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

b. belajar untuk memahami dan menghayati,

c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,

e. belajar mengembangkan karakter building, life skill dan teknologi sederhana

f. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar

yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Kurikulum Sekolah dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), berpedoman pada panduan penyusunan

kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memerhatikan pertimbangan komite

sekolah. Prinsip yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, Dan Kepentingan

Peserta Didik Dan Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Selain itu, juga menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, serta tuntutan

lingkungan.

1. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan keragaman karakteristik peserta

didik, kondisi daerah, dan jenjang. Kurikulum juga dikembangkan berdasarkan jenis

pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status

sosial, ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib

kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. Kurikulum

tersebut disusun secara berkaitan dan berkesinambungan yang bermakna dan tepat

antar substansi yang ada di dalamnya.

2. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan

Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni, berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan

masyarakat dunia. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum sekolah harus

mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tersebut.

3. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan

(stakeholders) untuk menjamin relevansi di pendidikan dengan kebutuhan

kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah kehidupan kemasyarakatan, dunia

usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional merupakan proses yang harus ditempuh dan dikuasai.

4. Menyeluruh Dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian,

keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan sehingga tidak ada stagnasi.

5. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, Pembiasaan, pembudayaan,

dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,

dan informal dengan memerhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seluruhnya.

6. Seimbang Antara Kepentingan Nasional Dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling

mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga tidak ada ketimpangan

diantara keduanya.

Tabel

Cakupan Kelompok mata Pelajaran


Kelompok mata
No Cakupan
Pelajaran

1 Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau

moral sebagai pewujudan dari pendidikan agama

2 Kewarganegaraan dan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk meningkatkan

kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,

hak, dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan

kebangsaan, jiwa dan pratriotisme bela negara,

penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,

kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab

sosial, ketaatan pada hukum, ketaan membayar

pajak, dan sikap serta prilaku anti korupsi, dan

nepotisme.
3 Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

Teknologi teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A dimaksudkan

untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan

kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang

kritis, kreatif, dan mandiri.

4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan

untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan

mengapresiasikan dan mengekspresi keindahan dan

harmoni. Kemampuan mengapresiasikan dan

mengekspresi keindahan serta harmoni mencakup

apresiasi dan ekspresi, baik dalam individual

sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup,

maupun dalam kehidupan bermasyarakat sehingga

mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5 Jasmani, Olah raga dan Kelompok mata pelajaran olah raga dan kesehatan

Kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A, dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi fisik serta menanmkan

sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Budaya hidup

sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup

sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat

kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari


perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,

HIV/IADS, demam berdarah, muntaber, dan

penyakit lain yang potensial untuk mewabah

STRUKTUR KURIKULUM SD ISLAM TEKNOLOGI PASIM AR-RAYYAN

Kelas dan alokasi waktu


Komponen
I II III IV V VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 3 3 3 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 6 6 6 6
KURTILAS

4. Matematika 6 6 6 6
KURTILAS
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2 2

7. Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, olah raga, dan kesehatan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2

2. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2

3. Madah (Madrasah Diniyah) 2 2 2 2 2 2

4. TIK ( Teknologi Imformasi dan Komunikasi) 2 2 2 2 2 2

5. Robotik 2 2 2

C. Pengembangan Diri
1. Tahfid Qur’an 2 *) 2 *) 2 *) 2 *) 2 *)

2. Pramuka 2 *) 2 *) 2 *) 2 *) 2 *)

3. Futsal 2 *) 2 *) 2 *) 2 *) 2 *)

4. Renang 2 *) 2 *) 2 *) 2 *) 2 *)

5. English 2 *) 2 *) 2 *) 2 *) 2 *)

6. Marching Band 2 *) 2 *) 2 *) 2 *) 2 *)

7. Karate 2 *) 2 *) 2 *) 2 *) 2 *)

Jumlah 35 35 35 37 37 37

Daftar Pengembangan Diri Terperogram

No. Kegiatan Pelaksanaan

1 Tahfidz Al-Quran Senin

2 Robotik Selasa

3 Futsal Rabu

4 B. Inggris Rabu

5 UKS/Dokcil Kamis

6 Karate Rabu

7 Pramuka Jumat

8 Marching Band Sabtu

a. Alokasi Beban belajar Tatap Muka

Beban belajar dalam bentuk tatap muka (pertemuan di Kelas) disesuaikan dengan

porsi waktu yang tersedia dalam satu tahun pelajaran yaitu 34 minggu atau 17
minggu untuk setiap semesternya yang disajikan dalam bentuk table sebagai

berikut :

Satu Jam Jumlah Jam Waktu


Minggu Efektif
Kelas Pelajaran Tatap Pembelajaran/ pembelajaran
per tahun Ajaran
Muka /menit minggu Jam/tahun

1 35 35 49 1715

2 35 35 49 1715

3 35 35 49 1715

4 35 37 49 1813

5 35 37 49 1813

6 35 37 49 1813

b. Alokasi Waktu Pemberian Tugas :

Selain beban belajar dalam bentuk tatap muka ( pertemuan di kelas), beban

belajar diberikan juga dalam bentuk tugas terstruktur ( TT ) dan tugas mandiri

tidak terstruktur ( TMTT ) dan porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut

maksimum 40% dari jumlah waktu tatap muka pada mata pelajaran yang

bersangkutan. Contoh :

Tugas terstruktur disajikan dalam bentuk antara lain ;

- pengerjaan soal / latihan dirumah ( PR )

- penugasan proyek secara berkelompok

- membuat hasil karya produk

Tugas tidak terstruktur disajikan dalam bentuk antara lain :


- membuat ringkasan buku/ cerita pendek

- mengumpulkan kliping

- mengikuti kegiatan dimasyarakat melaporkam secara tertulis

1) Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disusun dengan empat indicator yaitu :

kompleksitas, pendidik, intake siswa, dan Daya Dukung. Adapun KKM setiap mata

pelajaran secara khusus disusun berdasarkan seluruh kelas dan seluruh mata

pelajaran. Sebagai pedoman umum penyusunan ketuntasan belajar dapat dilihat

pada rata-rata KKM secara umum seperti dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

NO Mata Pelajaran Kriteri Ketuntasan Minimal

1 Pendidikan Agama 75 Tujuh Puluh Lima

2 PKn 73 Tujuh Puluh Tiga

3 Bahasa Indonesia 75 Tujuh Puluh Lima

4 Matematika 74 Tujuh Puluh Empat

5 IPA 75 Tujuh Puluh Lima

6 IPS 75 Tujuh Puluh Lima

7 Sebud dan Keterampilan 75 Tujuh Puluh Lima

8 Penjas, olahraga, dan Kesehatan 74 Tujuh Puluh Empat

9 Muatan Lokal

a. Mulok Wajib ( Bahasa Sunda ) 73 Tujuh Puluh Tiga

b.Mulok Pilihan (Bahasa Inggris) 74 Tujuh Puluh Empat

c. TIK 74 Tujuh Puluh Empat


KKM tiap Kelas

Kelas
No Mata Pelajaran Ket
1 2 3 4 5 6

A. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 75 75 75 78 78 78

2 PKn 73 73 73 75 75 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75

4 Matematika 74 74 74 75 75 75

5 IPA 75 75 75 75 75 75

6 IPS 75 75 75 75 75 75

7 Sebud dan Keterampilan 75 75 75 75 75 75

8 Penjas, olahraga, dan Kesehatan 74 74 74 75 75 75

B. Muatan Lokal

1 Mulok Wajib ( Bahasa Sunda ) 73 73 73 75 75 75

2 Mulok Pilihan (Bahasa Inggris) 74 74 74 75 75 75

3 TIK 74 74 74 75 75 75

C. Pengembangan Diri

1 Hafalan Alquran 65 65 65 70 70 70

2 Pramuka 65 65 65 70 70 70

3 Robotik 65 65 65 70 70 70

5 Olahraga 65 65 65 70 70 70

Catatan :
Kriteria kompleksitas = 40 s.d. 100

Pendidik : tinggi = 40 s.d. 100

Daya dukung = 40 s.d. 100

Intake siswa : tinggi = 40 s.d. 100

Contoh : Indikator 1.1 = 70 + 75 + 70 + 75 = 290 = 72,5


4 4

STANDAR KELULUSAN KELAS

NILAI MINIMAL
No MATA PELAJARAN KETERANGAN
TIORI PRAKTIK

1 Pendidikan Agama 78 75

2 PKn 75 -

3 Bahasa Indonesia 75 70

4 Matematika 75 -

5 IPA 75 70

6 IPS 75 -

7 Seni Budaya 75 75

8 PJOK 75 75

9 Bahasa Sunda 78 75

10 Bahasa Inggris 75 70

1. Bersikap dan berperilaku baik sesuai dengan ketentuan yang telah

disepakati dan ditetapkan sekolah.

2. Hafal juz amma sebanyak 20 surat


KEGIATAN EKSTRA KULIKULER

No Kelas Hari Kegiatan Waktu

1 2 dan 3 Senin Tahfidz Quran 14.00 – 15.00

2 2 dan 3 Selasa Inggris 14.00 – 15.00

3 2 dan 3 Rabu Futsal 14.00 – 15.00

4 2 dan 3 Kamis Renang 14.00 – 15.00

5 2 dan 3 Jumat Karate & Pramuka 14.00 – 15.00

6 2 dan 3 Sabtu Marching Band 08.00 – 11.00


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi yang dilaksanakan di SD Itech Pasim ArRayyan Sukabumi tentang

pelaksanaan penerapan kurikulum di SD Itech Pasim ArRayyan Sukabumi dapat

diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut dipaparkan sebagai berikut:

2. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, Pelaksanaan kurikulum SD Itech

Pasim ArRayyan Sukabumi, kesimpulannya adalah bahwa dalam pelaksanaan

penerapan kurikulum yang dilaksanakan oleh SD Itech Pasim ArRayyan

Sukabumi sudah memasukkan nilai-nilai karakter namun masih ada yang belum

sesuai dengan nilai-nilai karakter yang seharusnya termuat. Pelaksanaan

pembelajaran yang dilaksanakan masih ada yang menggunakan metode ceramah

yang tidak membuat siswa aktif dan nilai karakter yang dikembangkan dalam

metode tersebut hanya nilai karakter kepatuhan dan menghargai orang lain.

3. Beberapa faktor penghambat pelaksanaan penerapan kurikulum sedikit terhambat

karena keruksakan alat atau media untuk pembelajaran dan juga faktor yang menjadi

penghambat, berasal dari sekolah antara lain; faktor penyampaian materi, keterbatasan

waktu pembelajaran. Kemudian faktor-faktor yang berasal dari siswa sendiri antara

lain; latar belakang sosial siswa yang kurang mendukung seperti faktor pendidikan

orang tua dan faktor ekonomi keluarga yang masih rendah, lingkungan pergaulan

siswa di luar sekolah yang sering bergaul dengan teman yang tidak sekolah, budaya

masyarakat yang masih kurang antusias terhadap pentingnya


pendidikan, dan pengaruh negatif teknologi informasi yang tidak tersaring dengan

baik dan kurangnya perhatian dari orang sekitar terhadap perkembangan pribadi

siswa sehingga menjadikan siswa semakin mudah mengikuti arus negatif dalam

masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum

terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara

lain sebagai berikut:

1. Peranan guru sangat dominan dalam membentuk kerakter siswa sehingga

harus dapat menempatkan dirinya sebagai panutan yang dapat memberi

teladan yang baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun

lingkungan masyarakat.

2. Guru lebih mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat membuat

siswa aktif belajar dan mempraktikkan nilai-nilai karakter yang

dikembangkan dalam kurikkulum.

3. Pendidikan karakter harus didukung semua pihak yang berkepentingan

terhadap pendidikan karakter agar dapat mewujudkan generasi yang

berkarakter dalam masyarakat sesuai dengan kurikulum yang yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.

”Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. ”Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk

SatuanPendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.

2006. ”Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.

2006.”Permendiknas Nomor 24/2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor

22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Komptensi Lulusan untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Panduan Penyusunan KURIKULUM SEKOLAH, Depdikbud BSNP, Jakarta

Permen nomor 22, Depdiknas, Jakarta

Permen nomor 23, Depdiknas, Jakarta

Permen nomor 24, Depdiknas, Jakarta

Keputusan Bupati Sukabumi no 33 tahun 2009 tentang 10 pembiasaan akhlak mulia


YAYASAN PEGEMBANG SISTEM INFORMATIKA MANAJEMEN
SEKOLAH DASAR ISLAM TEKNOLOGI PASIM AR-RAYYAN
UPT TK/SD KECAMATAN CIKOLE
Alamat : Jalan Prana No. 8A Cikole Kota Sukabumi Telp. (0266) 241000

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SD ISLAM TEKNOLOGI PASIM AR-RAYYAN


NOMOR : 010/SK/SDIT-PASIM/VIII/2018
TENTANG
PENETAPAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SD ISLAM TEKNOLOGI PASIM AR-RAYYAN

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan Mutu Pendidikan


SD Islam Teknologi Pasim Ar-Rayyan
b. Bahwa untuk pelaksanaan Penyusunan Kurikulum satuan
Pendidikan Tingkat SD Islam Teknologi Pasim Ar-Rayyan perlu membentuk
Personalia atau tim Pelaksana

Mengingat : a. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional
b. Undang Undang No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah
c. Inpres No.1 Tahun 1994 Tentang Pelaksanan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
d. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Standar Nasional
Pendidikan

MEMUTUSKAN
Menetapkan

PERTAMA : Menetapkan Susunan Tim Penyusun Dokumen Kurikulum SD


Islam Teknologi Pasim Ar-Rayyan Kota Sukabumi

KEDUA : Personalia sebagimana butir pertama di atas berfungsi


melaksanakan tugas Penyusunan Dokumen Kurikulum SD Islam Teknologi
Pasim Ar-Rayyan

KETIGA : Apabila terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan


dilakukan perbaikan sebagimana mestinya

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : 21 Agustus 2018
Kepala SDITech Pasim Ar-Rayyan,

Muhtar, S.Ag
TIM PENYUSUN KURIKULUM

SUSUNAN ORGANISASI

Pembina : Ujang Supandi, S.Pd, M.M

Penanggungjawab : Wati Purnaningrum, SE (Ketua Yayasan)

Ketua : Muhtar, S.Ag (Kepala Sekolah)

Sekertaris : Muhamad Andriansyah, S.Pd (Guru)

Anggota : Henti Permatasari Awan (Ketua Komite)

Vita Rahimah, S.Pd (Koordinator jenjang kelas 1)

Fahala Mauludia, S.Pd.I (Guru Kelas)

Nenti Multiasari, S.Pd (Guru Kelas)

Ainur Laelasari, S.Pd (Koordinator jenjang kelas 2)

Fitri Hidayanti, S.Pd ( Guru Kelas)

Setia Lestari, S.Pd (Guru Kelas)

Neneng, S.Pd.I (Koordinator jenjang kelas 3)

Widya Ismayanti, S.Pd (Guru Kelas)

M.Iqbal Rahmat, S.Pd (Guru Kelas)

E. Hujjatul Alawiyah, S.S (Koordinator jenjang kelas 4)

Pitri Eprianti, S.Pd (Guru Kelas)

Erna Nurmayasari, S.Pd.I (Guru Kelas)

Risniyati Khaerani, S.S (Guru Kelas)

Nissa Nour Maulidia, S.Pd (Guru Kelas)

Henda Hermawan, S.Pd (Guru Mapel)

Abdul Rohman, S.Pd.I (Guru Mapel)

Mochamad Adittya, S.Pd (Guru Mapel)

Siti Rahayu, S.Pd (Guru Mapel)

Aria Ramadhana (Guru Mapel)

Anda mungkin juga menyukai