Anda di halaman 1dari 24

PAPER

ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI

MESIN INDUKSI 3-PHASA

OLEH :
DENO PUYADA
14138084

PROGRAM PASCA SARJANA (S2)


PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
DAFTAR ISI

Halaman judul
Daftar isi ..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3
A. Latar belakang ................................................................................................. 3
B. Tujuan penulisan makalah .............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
A. Pengenalan motor induksi 3 fasa .................................................................... 4
B. Direct Torque Control ...................................................................................... 6
C. Kontrol PI ......................................................................................................... 7
D. Keuntungan motor induksi 3 fasa .................................................................... 7
E. Kerugian motor induksi 3 fasa ......................................................................... 7
F. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa .................................................................. 7
G. Kontruksi motor induksi 3 fasa ........................................................................ 8
H. Parts lainnya .................................................................................................... 14
I. Aplikasi motor induksi ada evarator ................................................................ 15
J. Perawatan ...................................................................................................... 19
BAB II KESIMPULAN ................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat
banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah
tangga. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan
dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang
relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik kerja yang
baik.
Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor
induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak
digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es,
pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai
daya keluaran yang rendah.

B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor induksi 3 fasa
2. Dapat memahami tentang aplikasi motor induksi 3 fasa di dalam dunia industry
3. Dapat memahami prinsip kerja dan kontruksi dari motor listrik 3 fasa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Motor lnduksi 3 Fasa


Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak
dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan
medan rotor. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa diperlihatkan pada gambar 1, dan contoh
penerapan motor induksi ini di industri diperlihatkan pada gambar 2.

a) bentuk fisik b. motor induksi dilihat ke dalam

Gambar 1 Motor induksi 3-fasa


Gambar 2 Penerapan motor induksi di dunia industri

Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan
dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi.
Contoh data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada
gambar 3

Gambar 3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi


Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada
kontak antara stator dan rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik
rendah dan hampir tidak ada perawatan. Akan tetapi motor induksi 3 phase
memiliki kelemahan pada pengontrolan kecepatan. Kecepatan putar motor induksi
bergantung pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki frekuensi
konstan. Untuk mengubah frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan
input. Dengan ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih
mudah dan mungkin dilakukan.
Dalam beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan
mengenai field oriented control (FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah lengkap
dikembangkan dan banyak digunakan dalam proses industri. Kemudian teknik baru
telah dikembangkan yaitu teknik kontrol torsi dari motor induksi oleh I. Takahashi
yang dikenal dengan Direct Torque Control (DTC). Dengan DTC dimungkinkan
mengontrol torsi dengan performi yang baik tanpa menggunakan tranduser
mekanik pada poros motor, sehingga DTC dapat dikatakan sebagai teknik kontrol
“type sensorless”. Dengan menggunakan sensor putaran rotor motor akan
mengakibatkan stabilitas yang rendah dan ada noise, sehingga dalam
pengemudian motor induksi dengan pemakaian khusus menggunakan sensor
mekanik akan menyulitkan.
Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode
Direct Torque Control memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah :
a. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.
b. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.
c. Tidak membutuhkan regulator arus.
d. Kurang bergantung pada parameter mesin.
Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close loop
umum digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena
memberikan respon kecepatan yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol close
loop disebut juga kontrol umpan balik yang menjadikan output sebagai
perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu error. Didalam
suatu sistem yang handal, adanya error merupakan suatu kerugian. Oleh karena
itu, digunakan control PI yang diharapkan dapat menekan error sampai nilai
minimal. Namun hal ini membutuhkan perhitungan matematik yang rumit dan
komplek dalam menentukan Kp dan Ki yang sesuai, agar diperoleh kinerja motor
yang bagus.

B. Direct Torque Control (DTC)


Direct Torque Control (DTC) adalah kontrol berdasarkan fluks stator dalam
kerangka seferensi stator menggunakan kontrol langsung dari switching inverter.
Ide dasar dari DTC adalah perubahan torsi sebanding dengan slip antara fluk stator
dan fluk rotor pada kondisi fluk bocor stator tetap. Hal ini banyak dikenali untuk
pengaturan torsi dan fluk cepat dan robust. Pada motor induksi dengan rotor
sangkar untuk waktu tetap rotor menjadi sangat besar, fluk bocor rotor berubah
perlahan dibanding dengan perubahan fluk bocor stator. Oleh karena itu, pada
keadaan perubahan yang cepat fluk rotor cenderung tidak berubah. Perubahan
cepat dari torsi elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran fluk stator, sebagai
arah torsi. Dengan kata lain fluk stator dapat seketika mempercepat atau
memperlambat dengan menggunakan vektor tegangan stator yang sesuai. Torsi
dan fluk kontrol bersama-sama dan decouple dicapai dengan pengaturan langsung
dari tegangan stator, dari error respon torsi dan fluk. DTC biasanya digunakan
sesuai vektor tegangan dalam hal ini untuk memelihara torsi dan fluk stator dengan
dua daerah histerisis, yang menghasilkan perilaku bang bang dan variasi prosedur
frekuensi pensaklaran dan ripple fluk, torsi dan arus yang penting.

C. Kontrol PI
Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan
pada kontrol loop tertutup. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda
pengaturan yang lain seperti Fuzzy dan Robust, Sehingga akan menjadi suatu
sistem pengatur yang semakin baik. Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan
yang saling dikombinasikan, yaitu Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I (Integral).
Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat
beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
D. Keuntungan motor induksi 3 fasa :

 Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.

 Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.

 Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.

 Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak

E. Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa

 Kecepatan tidak mudah dikontrol

 Power faktor rendah pada beban ringan

 Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

F. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa

 Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada
kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns =
kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p = jumlah kutup

 Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar
E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N =
banyak lilitan, Q = fluks

 Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka


tegangan induksi akan menghasilkan arus ( I ).

 Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
 Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk
memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan
putar stator.

 Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan putar rotor (nr).

 Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang


dinyatakan dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%)

 Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor,
dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan
timbul apabila ns > nr.

 Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak
serempak atau asinkron.

G. Konstruksi Motor Induksi 3 fasa


Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi
juga memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi
dimaksud terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan
detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar 4 berikut :
Gambar 4. Kostruksi utama Stator dan Rotor

1. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi
dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur
sebagai tempat meletakan belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada
gambar 5 berikut.

Gambar 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya


Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling
berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar
fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan pada stator dibuat sesuai dengan jumlah
kutub dan jumlah putaran yang diinginkan atau ditentukan. Khusus untuk Stator
pada motor-motor listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh.
Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari
sejumlah besar segmen-segmen laminasi.

2. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas,
rotor terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk
jalur magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat
berupa :
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga
yang dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di
cor) menjadi satu kesatuan sebagaimana gambar 6.

Gambar 6. Rotor sangkar Tupai


Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau
potongan aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke
sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini
menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya dicor
mati ke dalam slot rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar.
Meskipun potongan rotor aluminium berada dalam kontak langsung
dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji aluminium
dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran
maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi
dengan ”Rotor Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah karena
konstruksi yang sederhana dan juga lebih murah harganya. Konstruksi
rotor sebagaimana gambar 7. berikut ini, menunjukkan konstruksi
batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau alumunium yang
dihubungkan singkat.

Gambar 7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar

Sejumlah batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke


dalam laminasi-laminasi yang terbuat dari bahan besi silikon serta
menjadi satu dengan poros rotor. Sebagaimana konstruksi tersebut di
atas terutama batang-batang konduktor yang terhubung singkat, maka
tidak dimungkinkan untuk menambah ”Tahanan Luar” (yang dipasang
secara seri) dengan rotor guna keperluan ”Pengasutan”. Selain itu pula
posisi dari batang-batang konduktor/tembaga posisinya dibuat tidak
paralel (tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang konduktor agak
dimiringkan sebagaimana terlihat pada gambar 7 di atas.
Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah :
 Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil
dengungan magnetis/suara bising)
 Menghilangkan kecenderungan ”Lock atau mengunci” yang
disebabkan karena interaksi langsung antara medan magnit stator
dan rotor.
Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di
cor menjadi satu bagian dengan alumunium alloy. Selain itu pula contoh
lainnya adalah ada juga yang rotornya hanya berupa besi masip tanpa
satupun konduktor. Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai ”Motor
Arus Eddy”.
b. Rotor Belitan (Wound Rotor)
Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur
sebagai tempat meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung
belitan yang juga terhubung singkat seperti gambar 8.

Gambar 8. Rotor berlian

Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat


pengasutan atau pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut
yang tinggi
Gambar 9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa

Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi


sebagaimana belitan yang terdapat pada stator. Belitan yang ada pada
rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada setiap ujungnya
dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) yang posisinya
dibagian depan dari rotor serta menjadi satu dengan poros (gambar 6.).
Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimiliki belitan
statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya
hanya 2 fasa. Pengaturan belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk
masing-masing fase adalah sama. Sedangkan pada ujung-ujung dari
masing kumparan/fase yang keluar dihubungkan ke 3 buah cincin
(slipring) berdasarkan jumlah fasenya. Konstruksi slip ring terhubung
secara langsung dengan masing-masing sikat. Dengan demikian, maka
pada jenis ini dapat dihungkan secara langsung ke ”Tahanan luar” guna
keperluan pengasutan. Pada gambar 7 dan 8 di bawah ini menunjukkan
detail dari konstruksi motor induksi dengan rotor sangkar dan rotor
belitan termasuk bagian-bagiannya
Gambar 10. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor sangkar”

Gambar 11. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor belitan”

H. Parts lainnya
Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:

 Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end (DE) dan
yang lainnya di non drive-end (NDE)

 Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE

 Poros baja untuk transmisi torsi ke beban

 Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat
untuk stator dan rotor

 Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik
eksternal
Gambar 12. Komponen lainnya pada motor induksi

I. Aplikasi Motor Induksi Pada Elevator atau Lift


Salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa
barang maupun penumpang dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih
tinggi ataupun sebaliknya. Adapun jenis mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin
lift penumpang dan lift barang. Gerak kerja dari mesin lift ini adalah dengan cara
menaik turunkansangkar pada sebuah lorong lift dimana gerakannya berasal dari
putaran motor listrik. Konstuksi umum mesin lift/elevator berupa sebuah sangkar
yang dinaik turunkan oleh mesin pengangkat, dimana yang akan direncanakan
disini adalah dua sangkar tanpa penyeimbang (Counter Weight) yang mana apabila
salah satu sangkar naik maka sangkar yang satu lagi harus turun begitu pula untuk
sebaliknya. Sangkar tersebut dijalankan pada rel-rel dengan menggunakan alat
penuntun sangkar yang terpasang tetap, hal ini dimaksudkan agar lift tersebut tidak
bergoyang pada saat berjalan.
Gambar 13. Bagian- bagian elevator

1. Control System
2. Geared Machine
3. Primary Velocity Tranducer
4. Governor
5. Hoisting Ropes
6. Roller Guide/ Guide Shoe
7. Secondary Possition Tranducer
8. Door Operator
9. Entrance Protection System
10. Load Weighing Tranducers
11. Car Safety Device
12. Traveling Cable
13. Elevator Rail
14. Counterweight
15. Compesation Ropes
16. Governor Tension Sheave
17. Counterweight Buffer
18. Car Buffer

Bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian elecktro


penggatur arus listrik pada elevator. Bagian-bagian rangkaian elektro pengatur arus
listriknya adalah :
1. Motor Penggerak
Gambar 14. Motor penggerak

Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga phase yang


putarannya diteruskan dengan transmisi roda gigi. Motor penggerak ini
dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi menahan
motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan
cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) .
Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali
baja ( rope ) yang melingkar pada puli mesin ( sheave ).

2. Pulley
Sistem pulley dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan
majemuk.

3. Tali Baja
Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke
gerakan naik turun sangkar pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter
tali baja ditentukan dari besarnya beban yang akan diangkat.

4. Sangkar / Kereta
Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut
penumpang maupun barang. sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur
dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat
pemandu rail (sliding guide) yang berfungsi memandu atau menapaki rail.
Selain pemandu rail (sliding guide) juga terdapat karet peredam (silencer
rubber) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti
maupun mulai start, selain itu pula terdapat pendeteksi beban (switch overload)
yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat
sensor gerak (safety ray) dan sensor sentuh (safety shoe) yang terpasang pada
pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu
elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan
lantai (floor button) yang akan dituju oleh pengguna elevator. Kereta elevator
memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh motor stepper yang bekerja
berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan ( proximity )
yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan
level atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis.

5. Bobot Penyeimbang (Counter Weight)


Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari
berat sangkar sehingga mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada
umumnya berat penyeimbang sama dengan berat maksimum sangkar
ditambah 40% - 50% .

6. Rem
Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling
umum adalah rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan
lapisan, dan perakitan sebuah solenoida . Bila solenoida tidak berenergi,
kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang
menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya
horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak
digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di salah satu lengan
operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah
sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros
drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.

7. Governor
Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja
pengaman. Tali pengaman ini meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan
memutar roda governor. Apabila kecepatan kereta melebihi kecepaan aman
yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai berikut
a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.
b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja

J. Perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin
yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau
begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur
motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar
dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi
peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan
suhu. Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja
motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif,
dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena
siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan penggabungan. Perawatan
yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek
perawatan yang baik akan meliputi sebagai berikut.
1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya
(untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada
saluran ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan
atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir
mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan,
penyebabnya yang harus diketahui.
3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi
rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak
cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas.
Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya 90
minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor
dan menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau
mengakibatkan resiko kebakaran.
4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan
peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat
mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan
kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan
pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter
harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor
bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan
yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap
kenaikan suhu operasi motor 10oC diatas suhu puncak yang
direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan
separuhnya.
BAB III
KESIMPULAN

Motor induksi 3 fasa merupakan motor yg paling banyak d gunakan dalam bidang
industri, karena memiliki keunggulan yang handal, tidak ada kontak antara rotor dan stator
kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik yang rendah dan perawatan yang
minim.selain itu kontruksinya sangat sederhana sehingga tidak terlalu sulit dalam
perbaikannya apabila terjadi kerusakan pada motor sehingga tidak menggangu jalannya
produksi pada industri.

Anda mungkin juga menyukai