Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENALARAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. ANDI AULIYAH NABILA (200101099)
2. AHMAD IRZA MUHAFIDZ (200101096)

KELAS 1D
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Dosen Ibu Dr. HJ. Ratnawati Umar,M.Si. pada bidang studi
Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.HJ. Ratnawati


Umar,M.Si., selaku dosen bidang studi Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sengkang, 3 oktober 2020

Penulis

Daftar Isi
i
HALAMAN JUDUL ................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................ii
DAFTAR IS .............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1

1.1 A. Latar Belakang.................................................................1


1.2 B. Rumusan Masalah............................................................1
1.3 C. Tujuan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................3

2.1. Cara Menguji Data..................................................................3


2.2. Cara Menguji Fakta................................................................5
2.3. Cara Menguji Otorisitas.........................................................5
2.4. Pengertian dan Contoh Silogisme Kategorial.........................6
2.5. Pengertian dan Contoh Silogisme Hipotesis..........................7
2.6. Pengertian dan Contoh Silogisme Alternatif..........................8
2.7. Pengertian dan Contoh Entimen............................................9
2.8. Pengertian dan Contoh Generalisasi.......................................9

BAB III PENUTUP ................................................................................11


 A. Simpulan ……………………………………………….....11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah
hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan
penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran
Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini,
dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus
memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di
lapangan.

Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan
kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif merupakan prosedur yang
berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada
suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran
induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara
bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah
yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menguji data?
2. Apakah yang dimakdsud dengan menguji otoritas?
3. Bagaimana cara menguji fakta?
4. Apa yang dimaksud dengan silogisme kategorial?
5. Bagaimana contoh entimen?

1
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi cara menguji data,fakta,otoritas,silogisme
kategorial,silogisme alternatif,entimen,generalisasi
2. Mengetahui bagaimana cara menguji data,fakta, dan otoritas
3. Memahami arti entimen dan generalisasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. CARA MENGUJI DATA

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal
dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data
berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil
pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata,
atau citra.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
 Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.
 Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang
kita hadapi

Menurut sifatnya, data dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Data kualitatif.
Data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang
diperoleh
b. Data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang memiliki harga yang berubah-ubah atau bersifat
variabel.

Menurut sumbernya:
a. Data Intern
Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu instansi
( lembaga atau organisasi ).
b. Data Ekstern
Data ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi. Data
ekstern dapat dibagi menjadi:
1)  Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atau yang menggunaklan data tersebut. Data yang diperoleh
seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner yang biasa dilakukan
peneliti. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti atau observer
melakukan sendiri penelitian atau observasi di lapangan maupun di
laboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survey atau percobaan
( eksperimen ).
2)  Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang
yang berkepentingan dengan data tersebut. Data sekunder pada umumnya
digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran
pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil
penelitian lembaga atau instansi seperti BPS, Mass Media, Lembaga
Pemerintahan atau swasta dan sebagainya. Yang menjadi perhatian dalam

3
penggunaan data sekunder adlah sumber data, batasan konsep yang digunakan,
serta tingkat ketelitian dalam pengumpulan data.

Menurut jenisnya :

a. Data Kontinu.
Data kontinu merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran.
b. Data Diskrit
Data diskrit merupakan data yang diperoleh dari hasil perhitungan.
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis
1)  TES
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka
dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain. Dalam menggunakan
metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes
terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.
2)  ANGKET (kuesioner).
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden. Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis
tergantung dengan sudut pandang tertentu.
3)  INTERVIEW.
Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah
merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk
menggali informasi.
4)   OBSERVASI
Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan adalah merupakan
seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman, penglihatan,
pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan indra
disebut pengamatan langsung.
Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes,
kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara dan lain-lain.
5)  DOKUMENTASI.
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang
yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki
benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda
purbakala yang merupakan symbol symbol atau gambar. instrumen dalam
penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya data
yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpul
data. Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti
melakukan uji coba lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa
memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

4
B.CARA MENGUJI FAKTA
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka
harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk
mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau
penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1)  Konsistensi.
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik
dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya
kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan
sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten
jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles
walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang
digunakan.
2)  Koherensi.
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide
menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang
dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian
ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas
ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil
(simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).

C. CARA MENGUJI OTORITAS


Menghindari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan atau hanya
merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian
atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
1) Tidak mengandung prasangka.
Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli ata
didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2) Pengalaman dan pendidikan autoritas.
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang
diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih
lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas,
penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan
memperkuat kedudukannya.
3) Kemashuran dan prestise.
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang
akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan
prestise pribadi di bidang lain.

5
D. SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme Kategorial sendiri adalah silogisme yang memiliki semua proposisinya
merupakan katagorial dari proposisi. Proposisi yang mendukung sebuah silogisme itu sendiri
disebut dengan premis yang ada saat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu dengan premis
mayor, premis minor. dan yang bisa menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah
middle term.
Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang bisa
dikatakan mengandung sebuah rangkaian yang terdiri dari tiga bahkan hanya tiga proposisi
kategorial yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam
rangkaian pernyataan itu. Term predikat dari konklusi adalah term mayor dari seluruh
silogime itu. Sedangkan subyek dari konklusi disebut term minor dari silogisme, sementara
term yang muncul dalam kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan disebut term
tengah.

Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.


 Premis Umum       : Premis Mayor (My)
 Premis Khusus      : Premis Minor (Mn)
 Premis Simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan
predikat simpulan disebut term minor.

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :


1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8. Dari premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh silogisme Kategorial :


1. My  : Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1.
2. Mn  : Novry adalah pekerja.
3. K     : Novry lulusan S1.
4. My  : Tidak ada manusia yang sempurna.
5. Mn  : Novry adalah manusia.
6. K     : Novry tidak sempurna.
7. My  : Semua pekerja memiliki keahlian.
8. Mn  : Novry tidak memiliki keahlian.
9. K     : Novry bukan pekerja.

6
E. SILOGISME HIPOTESME
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat
hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial . Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan
menjadi 4 macam , yaiu :

 Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.


Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
 Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
 Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak
akan maksimal
pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan
maka hasil akan maksimal
 Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke jalan
Jadi presiden Mubarak tidak turun.

Kaidah silogisme hipotesis:

Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan
silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya
bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.

Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme
hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan


berikut:

Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi


Nah, peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.( benar = terlaksana)
Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya

7
Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah, peperangan terjadi.

Jadi harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah)
Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau faktor lain.

F. SILOGISME ALTERNATIF
Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme
disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah
proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau
pilihan-pilihan. Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima
atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung dari premis
minornya; kalau premis minornya menerima satu alternatif, maka alternatif lainnya ditolak;
kalau premis minornya menolak satu alternatif, maka alternatif lainnya diterima dalam
konklusi.

Contoh :
My : Nenek susi berada di Bandung atau woniosobo.
Mn : Nenek Susi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Susi tidak berada di wonosobo.

My : Nenek Susi berada di Bandung atau wonosobo.


Mn : Nenek Susi tidak berada di wonosobo.
K : Jadi, Nenek Susi berada di Bandung.

Kaidah Silogisme alternatif

1. Silogisme alternatif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila
prosedur penyimpulannya valid, seperti :
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata ia tidak berbaju putih.
Jadi ia berbaju non-putih.

2. Silogisme alternatif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
A. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar),
seperti:
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.
Jadi bukan pelaut
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah pelaut.
Jadi bukan guru
B. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah),

8
seperti:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Budi menjadi guru atau pelaut.
Ternyata ia bukan pelaut.
Jadi ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang).

G. ENTIMEN
Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan
sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaranBentuk semacam ini dinamakan entimem (dari
enthymeme, Yunani. Lebih jauh kata itu berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti
‘simpan dalam ingatan’). Dalam tulisan-tulisan bentuk ilmiah yang dipergunakan, dan bukan
bentuk formal seperti silogisme.

Contoh :

PU : Jika bachdim tidak menikah cepat, Irfan akan dimarahi fadillah

PK :bachdim mau menikah cepat.

K : bachdim tidak dimarahi fadillah.

Entimem : Irfan tidak dimarahi Kartika karena Irfan mau menikah cepat

Contoh :

PU : Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa

PK : Lita ingin sukses

K : Lita harus belajar dan berdoa

Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A

H. GENERALISASI
Generalisasi merupakan bagian dari penalaran. Oleh sebab itu untuk memahami
kemampuan generalisasi kita harus pahami dulu apa yang dimaksud dengan penalaran. Keraf
(dalam Shadiq, 2004) menyatakan bahwa penalaran sebagai proses berpikir yang
menghubungkan fakta-fakta yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Sebagai
contoh, dari pengetahuan tentang besar dua sudut dalam suatu segitiga diketahui 45o dan
35o , maka dapat disimpulkan atau dibuat pernyataan bahwa sudut yang ketiga dalam segitiga
tersebut besarnya adalah 100o . Alasan dari jawaban ini adalah jumlah sudut dalam satu
segitiga adalah 1800 . Penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas
berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar
berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Shurter dan Pierce (dalam Sumarmo,

9
1987:31) penalaran adalah proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber
yang relevan.

Contoh kalimat generalisasi :

 Jika dibakar botol minum akan meleleh, jika dibakar sedotan akan meleleh, dan jika 
emberpun dibakar akan meleleh, jadi, jika benda plastik dibakar akan meleleh.
 Ketika kita melempar apel ke atas maka akan terjatuh jika tidak ada yang
menghalangi, begitu juga ketika kita melempar benda-benda lainnya, maka dapat
disimpulkan bahwa gaya grafitasilah yang membuat hal itu terjadi.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan
fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu
sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai
evidensi.
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan
fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian
tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga
benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.
Menghindari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan
pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat
sikap terakhir dalam bidang itu.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=latar+belakang+cara+menguji+data%2Cfakta
%2C+otoritas&oq=latar+belakang+cara+menguji+data%2Cfakta
%2C+otoritas&aqs=chrome..69i57j33.31288j0j15&sourceid=chrome
&ie=UTF-8
http://dimasarsan.blogspot.com/2014/03/cara-menguji-data-fakta-
dan-otoritas.html
https://bocahkampus.com/cara-membuat-makalah

12

Anda mungkin juga menyukai