Disusun Oleh :
Kelompok II
Agus Dwi Sulistyaningsih NPM 20187279022
Ai Nurhasanah NPM 20187279004
Ina Hoeriah NPM 20187279070
Maman Hermansyah NPM 20187279007
Sechan Manani NPM 20187279175
Yulia Isti Karna Sari NPM 20187279052
Assalammualaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Dan Contoh Penelitian
Evaluasi (Program).
Makalah ini telah penyusun susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang Konsep Dan Contoh
Penelitian Evaluasi (Program) ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembacanya.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Peyususnan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Penelitian Evaluasi (Program)................................................... 3
1. Pengertian Penelitian Evaluasi (Program)........................................ 3
2. Tujuan Penelitian Evaluasi (Program).............................................. 4
3. Lingkup Penelitian Evaluasi dalam Pendidikan................................ 5
4. Prosedur Penelitian Evaluasi (Program)........................................... 5
5. Pendekatan Penelitian Evaluasi (Program)....................................... 7
6. Langkah-Langkah Penelitian Evaluasi (Program)............................ 15
B. Contoh Penelitian Evaluasi..................................................................... 15
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan................................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian evaluasi (program)?
2. Apa tujuan penelitian Evaluasi (program)?
3. Apa lingkup penelitian evaluasi dalam pendidikan?
4. Bagaimana prosedur penelitian Evaluasi (program)?
5. Apa saja pendekatan penelitian evaluasi (program)?
6. Bagaimana langkah-langkah penelitian evaluasi (program)?
7. Bagaimana contoh penelitian evaluasi (program)?
C. Tujuan Penyusuanan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami tentang konsep penelitian evaluasi (program).
1
2. Untuk memahami tujuan penelitian Evaluasi (program).
3. Untuk memahami lingkup penelitian evaluasi dalam pendidikan
4. Untuk memahami prosedur penelitian Evaluasi (program).
5. Untuk memahami pendekatan penelitian evaluasi (program).
6. Untuk memahami langkah-langkah penelitian evaluasi (program).
7. Untuk mengetahui contoh penelitian evaluasi (program).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu
program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang
dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif
dan keuntungan suatu program.
4
e. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial,
dan politik, dalam pelaksanaan program serta faktor-faktor yang
mempengaruhi program.
5
didasarkan atas tolok ukur dan kriteria tertentu. Biasanya yang dijadikan
sebagai tolok ukur adalah sasran yang hendak dicapai melalui program
yang dilaksanakan. Tolak ukur untuk komponen-komponen program
adalah kualitas maksimal yang dikehendaki bagi setiap komponen.
Sedangkan prosedur penelitian evaluasi menurut Suharsimi Arikunto
(2007: 299-230) adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mengadakan pengkajian terhadap
buku-buku, lapangan dan menggali informasi dari para pakar untuk
memperoleh gambaran tentang masalah yang akan diteliti.
b. Peneliti merumuskan problematika
penelitian dalm bentuk pertanyaan penelitian setelah terlebih dahulu
mengkaji lagi sumber-sumber yang relevan untuk memperoleh
ketajamn problematika.
c. Peneliti menyusun proposal penelitian
dengan mencantumkan latar belakang masalah, alasan mengadakan
penelitian, problematika, tujuan, hipotesis ( disertai dengan dukungan
teori dan penemuan-penemuan penelitian), metodologi penelitian yang
memuat subjek penelitian (populasi dan sampel dengan rincian
besarnya sampel, teknik sampling dan siapa sampel penelitiannya),
instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
d. Peneliti mengatur perencanaan penelitian,
menyusun instrumen, menyiapkan kancah penelitian dan melaksanakn
uji coba instrumen.
e. Pelaksanan penelitian dalam bentuk yang
disesuaikan dengan model penelitian yang telah dipilih. Dalam
penelitian evaluasi peneliti mungkin mengambil model eksperimen
murni (jika persyaratan-persyaratan terpenuhi) atau model eksperimen
pura-pura. Dalam hal ini penelitian berfikir bahwa dalam mengevaluasi
program dipikirkan mesti ada sesuatu yang dilaksanakan. Peneliti
mengukur tingkat keberhasilan perlakuan yang dilaksanakan dalam
progran yang dievaluasi. Dalam hal ini peneliti telah mengkaji rencana
pengelola program melalui sasaran yang dikehendaki sesudah perlakuan
6
diberikan. Dengan kata lain pelaksana penelitian evaluasi sudah
menyiapkan tolok ukur.
f. Peneliti mengumpulkan data dengan
instrumen yang telah disusun berdasrkan rincian komponen-komponen
yang akan dievaluasi.
g. Menganalisis data yang terkumpul
dengan mengeterapkan tolok ukur yang telah dirumuskan oleh peneliti
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengelola program.
h. Menyimpulkan hasil penelitian
berdasarkan atas gambaran sejauh mana data sesuai dengan tolok ukur.
i. Informasi mengenai hasil penelitian
evaluasi disampaikan kepada pengelola program atau pihak yang minta
bantuan kepada peneliti evaluasi. Evaluasi tersebut digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi tindak lanjut program yang dievaluasi. Wujud
tindak lanjut ada tiga alternatif yatu:
1) Program disebarluaskan karena dipandang baik
2) Program direvisi karena ada hal-hal yang belum sesuai dengan
tolol ukur yang dikehendaki
3) Program dihentikan karena ada bukti bahwa kurang atau tidak baik.
7
efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998)
dalam Eko Putro Widoko (2010) mencakup empat level evaluasi, yaitu:
8
telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap,
perbaikan pengetahuan maupun peningkatan keterampilan. Oleh
karena itu untuk mengukur efektivitas prgram training maka ketiga
aspek tersebut perlu untuk diukur. Tanpa adanya perubahan sikap,
peningkatan pengetahuan atau keterampilan pada peserta training
maka program dapat dikatakan gagal.
Penilaian learning evaluating ini ada yang menyebut dengan
penilaian hasil (output) belajar. Mengukur hasil belajar lebih sulit
dan memakan waktu dibandingkan dengan mengukur reaksi.
Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction sheet dalam
bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Menurut
Kirkpatrick (1998: 40), untuk menilai hasil belajar dapat dilakukan
dengan kelompok pembanding. Kelompok yang ikut pelatihan dan
kelompok yang tidak ikut pelatihan diperbandingkan
perkembangannya dalam periode waktu tertentu. Dapat juga
dilakukan dengan membandingkan hasil pretest dengan posttest, tes
tertulis maupun tes kinerja (performance test).
3) Evaluasi perilaku (behavior evaluation)
Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan
evaluasi terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada
evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada
saat kegiatan pembelajaran dilakukan sehingga lebih bersifat
internal, sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada
perubahan tingkah laku peserta setelah selesai mengikuti
pembelajaran. Sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersifat
eksternal. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dan kembali ke lingkungan mereka
maka evaluasi level 3 ini dapat disebut sebagai evaluasi
terhadap outcomes dari kegiatan pelatihan.
Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan membandingkan perilaku
kelompok kontrol dengan perilaku peserta training, atau dengan
membandingkan perilaku sebelum dan sesudah mengikuti training
9
maupun dengan mengadakan survei atau interview dengan pelatih,
atasan maupun bawahan peserta training setelah mereka kembali
ketempat kerja.
10
Model evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield
(1985) adalah sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada
pengambil keputusan (a decision oriented evaluation approach
structured) untuk memberikan bantuan kepada administrator atau leader
pengambil keputusan. Stufflebeam mengemukakan bahwa hasil
evaluasi akan memberikan alternatif pemecahan masalah bagi para
pengambil keputusan. Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 komponen
yang diuraikan sebagai berikut:
1) Evaluasi konteks
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan
lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan.
Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu (Eko
Putro Widoyoko: 2010). Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin
(2009) menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya untuk
menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak
terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.
2) Input evaluasi
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi
masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan
membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang
ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
Komponen evaluasi masukan meliputi: 1) Sumber daya manusia, 2)
Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4)
Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.
3) Evaluasi proses
Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau memprediksi
rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap
implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program
dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi
proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan
diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya
11
evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah
diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.
4) Evaluasi produk/ hasil
Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk
melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah
seorang evaluator dapat menentukan atau memberikan rekomendasi
kepada evaluan apakah suatu program dapat dilanjutkan,
dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan.
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih
komprehensif diantara model evaluasi lainnya, karena objek
evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup
konteks, masukan, proses, dan hasil. Selain kelebihan tersebut, di
satu sisi model evaluasi ini juga memiliki keterbatasan, antara lain
penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran dikelas
mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak
adanya modifikasi.
c. Model Evaluasi UCLA
Tayibnapis (1989: 11) Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja
evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan
evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih
informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi
sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat
keputusan dan memilih beberapa alternatif. Alkin mengemukakan lima
macam evaluasi yaitu: (1) System assessment, yang memberikan
informasi tentang keadaan atau posisi sistem (Tayibnapis. 1989: 11).
Mbulu (1994/1995: 83) system assessment, berfungsi memberikan
informasi mengenai keadaan atau profil program. (2) Program
plannin, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan
berhasil memenuhi kebutuhan program (Tayibnapis. 1989: 11). (3)
Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program
sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang
12
direncanakan? (Tayibnapis. 1989: 11). (4) Program improvement, yang
memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi,
bagaimana program bekerja, atau berjalan? Apakah menuju pencapaian
tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak
terduga (Tayibnapis. 1989: 11). Mbulu (1994/1995: 83) program
improvement, berfungsi memberikan informasi tentang bagaimana
program tersebut bermanfaat dan bagaimana program dapat
dilaksanakan. (5) Program certification, yang memberi informasi
tentang nilai atau guna program(Tayibnapis. 1989: 11).
d. Evaluasi Model Wheel (roda) dari Beebe
Model evaluasi ini berbentuk roda karena menggambarkan usaha
evaluasi yang berkaitan dan berkelanjutan dan satu proses ke proses
selanjutnya. Model ini digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan
yang dilakukan suatu instansi telah berhasil, untuk itu diperlukan lah
sebuah alat untuk mengevaluasinya.
Secara singkat, model wheel ini mempunyai 3 tahap utama. Tiga tahap
tersebut adalah pembentukan tujuan pembelajaran,
pengukuran outcomes pembelajaran, dan penginterpretasian hasil
pengukuran dan penilaian.
e. Evaluasi Model Provus
Evaluasi kesenjangan program, begitu orang menyebutnya.
Kesenjangan program adalah sebagai suatu keadaan antara yang
diharapkan dalam rencana dengan yang dihasilkan dalam pelaksanaan
program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kesesuaian antara standard yang sudah ditentukan dalam program
dengan penampilan aktual dari program tersebut (Eko Putro Widoyoko:
2010).
Dengan demikian tujuan dari model ini adalah untuk menganalisis suatu
program sehingga dapat ditentukan apakah suatu program layak
diteruskan, ditingkatkan dan sebaliknya yang disesuaikan dengan
standar, performance, dan discrepancy.
f. Evaluasi Model Stake
13
Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi,
yaitu description dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap
dalam program pendidikan yaitu context, process dan outcomes. Stake
menyatakan bahwa apabila menilai suatu program pendidikan, maka
harus melakukan perbandingan yang relatif antara satu program dengan
yang lainnya. Dalam model ini antencedent (masukan),
transaction (proses) dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak
hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan antara tujuan dengan
keadaan yang sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar
yang absolut untuk menilai manfaat program (Farida Yusuf Tayibnapis,
2000:22).
g. Evaluasi Model Brinkerhoff
Brinkerhoff & Cs. (1983) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang
disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, seperti
evaluator-evaluator lain, namun dalam komposisi dan versi mereka
sendiri sebagai berikut:
1) Fixed vs Emergent Evaluation Design
Desain evaluasi fixed (tatap) harus derencanakan dan disusun secara
sistematik-terstruktur sebelum program dilaksanakan. Meskipun
demikian, desain fixed dapat juga disesuikan dengan kebutuhan
yang sewaktu-waktu dapat berubah. Desani evaluasi ini
dikembangkan berdasarkan tujuan program, kemudian disusun
pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu. Begitu juga dengan
model analisis yang akan digunakan harus dibuat sebelum program
dilaksanakan.
Kegiatan-kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam desain fixed ini,
antara lain menyusun pertanyaan-pertanyaan, menyusun dan
menyiapkan instrumen, menganalisis hasil evaluasi, dan
melaporkan hasil evaluasi secara formal kepada pihak-pihak yang
bekepentingan. Untuk mengumpulkan data dalam desain ini dapat
14
digunakan berbagai teknik, seperti tes, observasi, wawancara,
kuesioner, dan skala penilaian.
2) Formative vs Summative Evaluation
Evaluasi formatif berfungsi untuk memperbaiki kurikulum dan
pembelajaran, sedangkan evaluasi sumatif berfungsi untuk melihat
kemanfaatan kurikulum dan pembelajaran secara menyeluruh.
Artinya, jika hasil kurikulum dan pembelajaran memang bermanfaat
bagi semua pihak yang terkait (terutama peserta didik) maka
kurikulum dan pembelajaran dapat dihentikan.
3) Desain eskprimental dan desain quasi eskprimental vs natural
inquiry
Desain eksperimental banyak menggunakan pendekatan kuantitatif,
random sampling, memberikan perlakuan, dan mengukur dampak.
Tujuannya adalah untuk menilai manfaat hasil percobaan program
pembelajaran. Untuk itu, perlu dilakukan manipulasi terhadap
lingkungan dan pemilihan strategi yang dianggap pantas. Jika
prosesnya sudah terjadi, evaluator cukup melihat dokumen-
dokumen sejarah atau menganalisis hasil tes. Jika prosesnya sedang
terjadi, evaluator dapat melakukan pengamatan atau wawancara
dengan orang-orang yang terlibat. Untuk itu, kriteria internal dan
eksternal sangat diperlukan.
15
g. Pengumpulan dan analisis data
h. Pelaporan hasil evaluasi
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual Evaluasi Program/Kebijakan
B. Deskripsi Program/Kebijakan yang Dievaluasi
C. Model EvaluasiProgram/Kebijakan yang Dipilih
D. Hasil Penelitian yang Relevan
E. Kriteria Evaluasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Pendekatan, Metode dan Desain Model Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
17
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan makalah, maka dapat disimpulkan bahwa:
4. Penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang
dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu
program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang
dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif
dan keuntungan suatu program.
5. Tujuan penelitian evaluasi (program), yaitu: (a) membantu perencanaan
untuk pelaksanaan program, (b) membantu dalam menentukan keputusan
penyempurnaan atau perubahan program, (c) membantu dalam penentuan
keputusan keberlanjutan atau pemberhentian program, (d) menemukan
fakta-fakta dukungan atau penolakan terhadap program, (e) memberikan
sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial, dan politik, dalam
pelaksanaan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi program.
6. Penelitian evaluasi dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas,
adapun beberapa contoh bidang antara lain, (a) kurikulum, (b) program
pendidikan, (c) pembelajaran, (d) pendidik, guru, konselor dan
administrator, (e) siswa kepribadian, kecerdasan, sikap, minat, motivasi,
kebiasan belajar dan prilaku menyimpang, (f) organisasi sekolah, (g)
manajemen.
18
7. Prosedur penelitian evaluasi menurut Suharsimi Arikunto, yaitu: (a)
peneliti mengadakan pengkajian tentang masalah yang akan diteliti, (b)
peneliti merumuskan problematika, (c) Peneliti menyusun proposal
penelitian, (d) peneliti mengatur perencanaan penelitian, menyusun
instrumen, menyiapkan kancah penelitian dan melaksanakn uji coba
instrumen, (e) melaksanakan penelitian, (f) mengumpulkan data, (g)
menganalisis data yang diperoleh, (h) menyimpulkan hasil penelitian.
8. Terdapat beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman
kerja pelaksanaan evaluasi program, yaitu: (a) model evaluasi CIPP, (b)
UCLA, (c) Brinkerhoff, dan (d) Stake, (e) kirkpatrick, (f) wheel, (g)
provus..
9. Menurut Sukmadinata (2012:133) langkah-langkah penelitian evaluasi,
yaitu: (a) klarifikasi alasan melakukan evaluasi, menjelaskan alasan-alasan
mengapa evaluasi diadakan, (b) memilih model evaluasi, (c)
mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait, (d) penentuan komponen yang
akan di evaluasi, (e) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi, (f)
menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan, (g) pengumpulan dan
analisis data, (h) pelaporan hasil evaluasi.
B. Saran
Dalam makalah ini penyusun menyarankan kepada para pembaca untuk
mempelajari tentang metode penelitian evaluasi (program) dari buku sumber
yang lain yang lebih dalam, dengan begitu dapat menambah wawasan kita.
Penelitian evalusi bertujuan untuk mengukur program, maka sangat penting
untuk menentukan model penelitian yang tepat dengan mempertimbangkan
nilai-nilai positif dalam sebuah program serta perlu adanya kerjasama antara
evaluator, adrimistator, dan lembaga pendidikan dalam sebuah evaluasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press
http://sulistiyaingwarni.blogspot.com/2015/03/penelitian-evaluasi.html (diakses
pada 29 September 2019)
20
Tayipnapis, F.Y. 1989. Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
21