Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TENTANG
CONTROLING
DOSEN PEMBIMBING : IRMANSYAH S.Sos., M.Ap

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
ANGGOTA KELOMPOK :
1. SRI HARTATI
2. KIKI LESTARI
3. INDAH SULASTRI
4. SUKMAWATI
5. NURHANINGSIH
6. SRI WAHYULINDESI
7. MOH RIFANDI
8. IMAM ARIFIN

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP) MBOJO-BIMA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الحيم‬


Syukur Alhamdulillah pembuat Makalah panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan
limpahan karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“CONTROLING” dapat diselesaikan.

Tidak lupa pula Pembuat Makalah menghaturkan salawat serta salam kepada
junjungan alam Nabiullah Muhammad SAW yang telah mampu mengantarkan umat manusia
dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang yaitu seperti nikmat iman dan
Islam yang kita nikmati secara bersam sampai pada detik ini dan mudah-mudahan kita semua
mendapatkan safaatnya di akhir kelak nanti. Amin.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan dan Manfaat.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHSAN
A. Apa yang dimaksud dengan pengawasan ........................................................ 3
B. Apa saja tujuan dan bidang-bidang pengawasan ............................................. 4
C. Bagaimana elemen-elemen esensial yang ada di dalam tiap sistem kontrol
sendiri .............................................................................................................. 6
D. Ada berapa fungsi, tipe, dan proses pengawasan dalam manajemen .............. 8
E. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kontrol yang berguna untuk
mengembangkan sistem kontrol ...................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawas atau controller dapat diibaratkan dengan navigator kapal. Navigator
kapal yang sudah terlatih itu membantu kapten kapal. Tanpa seorang navigator, kapal dapat
terkandas pada batu karang atau kehilangan haluan, tetapi hak untuk memberi komando tetap
berada di tangan kapten kapal. Navigator hanya memberi petunjuk dan memberitahukan
kapten, bagaimana posisi kapal yang sedang dikemudikan itu. Jadi organisasi atau badan
usaha juga bisa diibaratkan sebagai kapal, sehingga peran pengawas (controller) sangat
penting dalam maju mundurnya suatu organisasi atau badan usaha.
Pengawasan (Controlling) sendiri memiliki arti penemuan, penerapan cara dan
alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan
dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan adanya manajemen pengawasan (controlling)
dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan kegiatan
tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa fungsi ini berusaha untuk menjamin
kegiatan organisasi bergerak ke arah tujuannya. Dengan adanya fungsi pengawasan, dapat
diketahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan sebagaimana semestinya atau terjadi
kesalahan atau penyimpangan. Jika telah diketahui, tindakan lebih lanjut dapat dilaksanakan.
Kemudian, dapat diusahakan untuk meningkatkannya dan jika terjadi kesalahan dapat
dilakukan perbaikan.
B. Permasalahan
Kami sebagai penulis, memiliki beberapa point-point permasalahan mengenai
“Manajemen Pengawasan (Controlling)” ini, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan ?
2. Apa saja tujuan dan bidang-bidang pengawasan ?
3. Bagaimana elemen-elemen esensial yang ada di dalam tiap sistem kontrol sendiri ?
4. Ada berapa fungsi, tipe, dan proses pengawasan dalam manajemen ?
5. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kontrol yang berguna untuk mengembangkan
sistem kontrol ?

C. Maksud dan Tujuan Penyusunan Makalah


1
Adapun maksud dan tujuan kami sebagai penulis dalam membuat makalah ini
1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan ?
2. Apa saja tujuan dan bidang-bidang pengawasan ?
3. Bagaimana elemen-elemen esensial yang ada di dalam tiap sistem kontrol sendiri ?
4. Ada berapa fungsi, tipe, dan proses pengawasan dalam manajemen ?
5. Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip kontrol yang berguna untuk mengembangkan
sistem kontrol ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGAWASAN (CONTROLLING)
Controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh
seorang controller (pengawas). Pengawasan dilakukan untuk menemukan dan mengoreksi
adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan, pada setiap tahap-tahap kegiatan perlu dilakukan
pengawasan. Sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih cepat melakukan koreksi atau
perbaikan.
Seorang controller ( pengawas ) harus menyelaraskan tingkat jaminan sumber
daya dengan kebutuhan rencana-rencana yang pasti dengan proses mencatat atau dengan
pengendalian perkembangan ke arah tujuan pokok dan sasaran serta metode pencapaiannya
yang memungkinkan seorang pengawas melihat lebih awal adanya penyimpangan. Oleh
karena itu, pengawasan berkaitan erat dengan perencanaan.
Pengawasan ( Controlling ) dapat diartikan secara negatif, positif, dan dalam arti
luas. Dalam arti negatif pengawasan dapat diartikan sebagai tindakan mencari-cari kesalahan
kemudian memberikan sanksi, dan melakukan larangan-larangan. Dalam arti positif
pengawasan ialah tindakan-tindakan agar organisasi atau perusahaan berjalan terarah, tidak
terjadi kesalahan-kesalahan, penyimpangan atau kebocoran di segala bidang. Sedangkan
dalam arti luas, pengawasan adalah aktifitas controller untuk melakukan pengamatan,
penelitian dan penilaian dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan yang
sedang atau telah berjalan untuk mencapain tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun pengertian pengawasan menurut beberapa pakar ekonomi, antara lain :
1. Earl P Strong: Pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
2. Haroold Koontz: Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan
kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaah dapat terselenggara.
3. C. G. R. Terry: Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus
dicapai yaitu, standar apa yang sedang dijalankan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan

3
dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana yaitu selaras dengan standar.
4. Schermerhorn, menyatakan bahwa pengawasan adalah merupakan proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat  mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang teleh ditetapkan tersebut.
5. Stoner, Freeman dan Gilbert, menyatakan bahwa pengawasan adalah proses untuk
memastikan bahwa segala akifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.
6. Secara lebih lengkap, mockler, dalam Stoner, Freeman, dan Gilbert mengemukakan
fungsi pengawasan dalam manajemen adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar
kinerja dan berbagai tujuan yang direncanakan, mendesain system informasi umpan
balik, membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan yang telah
ditetapkansebelumnya, menentukan,apakah terdapat penyimpangan dan tingkat signifikan
dari setiap penyimpangan tersebut, danmengambil tindakan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan dipergunakan secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
7. Mockler secara lengkap menguraikan bahwa pada intinya pengawasan tidak hanya
berfungsi untuk menilai apakah sesuatu itu berjalan ataukah tidak, akan tetapi termasuk
tindakan koreksi yang mungkin diperlukan maupun penentuan sekaligus penyesuaian
standar yang terkait dengan pencapaian tujuan dari waktu ke waktu.
B. TUJUAN DAN BIDANG-BIDANG PENGAWASAN
Griffin menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan dari pengawasan :
1. Adaptasi Lingkungan, maksudnya adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi dilingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat
internal maupun lingkungan eksternal.dengan demikianfungsi pengawasan tidak saja
dilakukan untuk memastikan agar kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana rencana
yang telah ditetapkan, akan tetapi juga agar kegiatan yang dijalankan sesuai dengan
perubahan lingkungan, karena sangat memungkinkan perusahaan juga merubah rencana
perusahaan disebabkan terjadi berbagai perubahan dilingkungan yang dihadapi
perusahaan.

4
2. Meminimumkan Kegagalan, maksudnya adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan
produksi, misalnya perusahaan berharap agar kegagalan seminimal mungkin.oleh karena
itu perusahaaan perlu menjalankan fungsi pengawasan agar kegagalan-kegagalan tersebut
dapat diminimumkan.
3. Meminimumkan Biaya, maksudnya adalah ketika perusahaan mengalami kegagalan
maka akan ada pemborosan yang tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan.maka
untuk meminimumkan biaya sangat diperlukan adalah pengawasan.
4. Antisipasi Kompleksitas Organisasi, maksudnya adalah agar perusahaan dapat
mengantispasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks.kompleksitas tersebut mulai
dari pengelolaan terhadap produk, tenaga kerja hingga berbagai prosedur yang terkait
denganmanajemen organisasi.
Sesuai dengan pengertian pengawasan dalam arti luas, maka pengawasan
bertujuan :
a. Menemukan dan menghilangkan kemacetan yang mungkin timbul.
b. Melakukan pencegahan dan perbaikan kesalahan yang ada.
c. Mencegah penyimpangan
d. Mengadakan koreksi apakah hasil sesuai rencana,
e. Memperoleh efisiensi dan efektifitas.
f. Mendidik pegawai dan mempertebal rasa tanggung jawab.
Dalam kenyataannya pengawasan tidak hanya dilakukan bagi para pekerja di
perusahaan, namun mencakup hampir semua bidang dalam perusahaan. Secara singkat
pengawasan dapat dilakukan pada bidang :
1. Produksi
Di bidang ini pengawasan dimulai saat menerima pesanan dari pembeli, kemudian
melakukan pembelian bahan sampai dengan produk selesai dibuat. Hal ini meliputi pula
pengawasan persediaan barang dan pengawasan kualitas serta kuantitas produk.
2. Pemasaran
Tugas bagian ini dimulai saat produk akan dikirim ke pasar atau konsumen. Oleh
karena itu biasanya pengawasan berawal dari sini, tetapi adakalanya bagi perusahaan
yang cukup besar sebelumnya sudah dimulai dengan riset dan mengumpulkan informasi
dari pasar.

5
3. Keuangan
Bidang ini harus ditangani dengan cepat, tepat, dan akurat. Pengolahan dan
pengawasan yang kurang teliti akan berakibat terjerumusnya perusahaan di dalam
masalah keuangan yang bertujuan agar perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang
digunakan.
4. Personalia
Bidang ini merupakan factor penting yang akan ikut menentukan tercapainya
tujuan suatu organisasi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tugas dari
bidang ini adalah mengatur, membina, menggerakkan, mengarahkan, serta
mengembangkan pegawai agar mampu menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan
efisien guna menunjang tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
5. Administrasi (Perkantoran)
Bidang ini merupakan penerapan fungsi manajemen dibidang perkantoran, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kantor agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dan karyawan merasa puas.
C. ELEMEN-ELEMEN ESENSIAL DALAM MANAJEMEN PENGAWASAN
Esensi kontrol terletak pada pengawasan langkah-langkah yang ada dikaitkan
dengan hasil yang diinginkan yang ditentukan di dalam proses perencanaan. Elemen-elemen
esensial dalam tiap sistem kontrol adalah :
1. Tujuan yang ditentukan sebelumnya, demikian juga rencana, kebijaksanaan, standar,
norma, aturan keputusan, kriteria, atau tolak ukur.
2. Alat pengukur untuk kegiatan yang sedang berjalan (bila mungkin secara kuantitatif).
3. Alat untuk pembanding kegiatan yang sedang berjalan dengan kriteria.
4. Beberapa sarana koreksi atas kegiatan yang sudah berjalan seperti untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
Elemen pertama dari suatu sistem melibatkan jawaban atas pertanyaan: kira-kira
hasilnya akan bagaimana? Elemen ini menuntut perhatian akan masa yang akan datang atas
apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan. Usaha untuk meramalkan kejadian yang akan
datang merupakan dasar untuk menafsirkan kejadian yang aktual sedang berjalan. Ramalan
yang lemah sekalipun, merupakan kerangka kerja untuk lebih baik memahami pengalaman.

6
Kriteria yang ditentukan sebelumnya dapat diterapkan dengan bebas. Tujuannya bisa dinilai
oleh orang lain, baik atau tidak baik.
Suatu sistem kontrol yang berfaedah tidak dinilai dari baiknya tujuan. dia hanya
menyajikan sarana yang mengarahkan aktifitas ke suatu tujuan aktual. Kriteria yang di
tentukan sebelumnya harus dinyatakan secara eksplisit. Maka dari itu, pernyataan kuantitatif
lebih diutamakan. Dalam manajemen produksi, unit-unit fisik, seperti angkutan per-ton,
jarak, unit-unit per jam, kerja mesin, atau berat limbah per-unit keluaran atau out put, dapat
memberikan tolok ukur yang sederhana dan langsung untuk operasi. Dalam manajemen
financial, nilai uang atau dollar berlaku sebagai pernyataan khusus untuk norma-norma.
Seringkali para manajer financial menggunakan keberhasilan yang lalu sebagai tolok ukur
kasar untuk mengontrol operasi yang berjalan, contohnya, laporan 12 bulan yang lalu.
Asumsinya adalah bahwa prestasi yang lalu tidak terlalu jelek dan bahwa apabila dapat
disamakan atau dilewati, maka perusahaan tidak akan mundur. Para manajer pemasaran
sebaliknya seringkali menggunakan data- data industry sebagai tolok ukur yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk membandingkan hasil-hasil penjualannya sendiri. Mereka
juga mengembangkan yang didasarkan pada potensi pasar untuk digunakan sebagai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.
Elemen kedua dalam sistem kontrol ialah pengukuran prestasi aktual. Langkah ini
pada umumnya menuntut perhatian khusus dan pengeluaran, karena pencatatan dan laporan-
laporan haruslah disusun untuk menyampaikan informasi dalam bentuk yang cocok untuk
sistem kontrol. Pengukuran-pengukuran prestasi aktual harus dalam unit sama dengan yang
ditentukan kriteria sebelumnya. Pelaporan prestasi aktual yang benar menaikkan nilai sistem
kontrol. Perbaikan- perbaikan dalam pemprosesan data yang baru ini meningkatkan
kecepatan pelaporan data-data tersebut.
Elemen ketiga sistem kontrol melibatkan studi pertautan. Teknik tersebut seperti
ratio, kecenderungan, ekuasi matematis, dan peta-peta membantu mengartikan pengukuran-
pengukuran prestasi aktual dengan menunjukan hubungan antara pengalaman aktual atas
kriteria yang ditetapkan terdahulu. Gunanya pembandingan prestasi yang lalu dengan prestasi
yang sudah direncanakan ialah tidak hanya untuk mengetahui apabila ada kesalahan tetapi
juga untuk memungkinkan manajer meramalkan problem di masa datang. Suatu sistem

7
kontrol yang baik akan memberikan informasi secepatnya sehingga hambatan-hambatan
dapat dicegah.
Elemen keempat suatu sistem kontrol ialah tahap membuat koreksi. Elemen
keempat ini melibatkan suatu keputusan untuk tidak melakukan kegiatan apapun apabila
prestasi “tidak terkontrol”.
D. FUNGSI PENGAWASAN
Fungsi pengawasan dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi
agar pelaksanaan kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Begitu pula
dengan seluruh unsur yang ada didalamnya agar saling mendukung dan bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Secara singkat, dapat dikatakan bahwa
fungsi ini berusaha untuk menjamin kegiatan organisasi bergerak ke arah tujuannya.
Fungsi pengawasan meliputi beberapa tindakan, antara lain :
1. Menetapkan standar prestasi.
2. Mengukur prestasi yang sedang berjalan dan membandingkannya dengan standar yang
telah ditetapkan.
3. Mengambil tindakan untuk memperbaiki prestasi yang tidak sesuai dengan standar.
Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata
dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyipangan serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan
cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Ada tiga tipe pengawasan, berdasarkan proses kegiatan  yaitu :
a. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control’s)
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
b. Pengawasan Berjalan (Concurrent Control’s)
Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan Merupakan
proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu

8
harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa dilanjutkan, untuk menjadi
semacam peralatan "double check" yang telah menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
c. Pengawasan Umpan Balik (Postaction Control’s)
Pengawasan ini adalah untuk memastikan bahwa output yang dihasilkan sesuai
dengan standar dengan kata lain sebagai pengukur hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan. Ada beberapa tahap proses pengawasan antara lain :
1) Penetapan standard kegiatan
2) Penentuan pengukuran kegiatan
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4) Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan.
5) Mengambil tindakan pengoreksian bila dianggap perlu
E. PRINSIP-PRINSIP KONTROL
Beberapa ide dasar tertentu sangat berguna dalam pengembangan sistem kontrol.
Prinsip-prinsip kontrol terdiri dari :
1. Titik Kontrol Strategis (Strategic Point Control)
Kontrol terbaik hanya bisa diperoleh apabila titik-titik kritis, titik kunci, dan titik
batas dapat diidentifisir dan perhatian khusus diarahkan pada penyesuaian titik-titik
tersebut. Usaha mengontrol semua titik cenderung akan menambah usaha sia-sia saja dan
mengurangi perhatian atas problem-problem penting. Kontrol yang baik tidak berarti
kontrol yang maksimum, karena kontrol itu mahal.
2. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik adalah proses penyesuaian kegiatan yang akan datang atas dasar
informasi prestasi. Manajemen banyak menggunakan prinsip umpan balik di bidang-
bidang yang pada permulaan nampaknya tidak berhubungan. 
3. Kontrol yang Fleksibel  (Flexible Control)
Setiap sistem kkontrol harus peka terhadap perubahan kondisi. Seringkali sistem
kontrol menuntut penyesuaian diri dengan perkembangan-perkembangan baru, termasuk
kegagalan dari sistem kontrol itu sendiri.

9
4. Kesesuaian Organisasi (Organizational Suitability)
Kontrol harus terpola untuk keperluan organisasi. Arus informasi mengenai
prestasi yang sedang berjalan harus sesuai dengan struktur organisasi. Untuk dapatnya
mengontrol keseluruhan kegiatan / operasi, seorang atasan harus menemukan suatu pola
yang akan memberikan kontrol terhadap semua bagian.
5. Kontrol Diri (Self Control)
Unit-unit dapat direncanakan untuk mengontrol diri sendiri. Apabila suatu
department dapat mempunyai tujuan masing-masing serta system kontrolnya, control
yang mendetail dapat ditangani didalam department itu sendiri.
6. Kontrol Langsung (Direct Control)
Setiap sistem kontrol harus didesain untuk memelihara kontak langsung antara
pengontrol dan yang dikontrol. Meskipun telah tersedia sejumlah sistem kontrol yang
dilaksanakan oleh spesialis-spesialis, supervisor pada tingkat pertama masih diperlukan
karena mengenal langsung prestasinya.
7. Faktor Manusia (Human Factor)
Tiap sistem kontrol yang menyangkut orang berkaitan dengan cara-cara
psikologis bagaimana orang itu memandang suatu sistem. Suatu sistem kontrol yang
disusun dengan desain rapi kemungkinan akan gagal karena manusianya tidak
menguntungkan untuk sistem itu.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang telanh dirangkum dari bagian awal sampai akhir :
1. Controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh
seorang controller ( pengawas).
2. Pengawasan memiliki tujuan untuk menemukan kemacetan, mencegah penyimpangan,
melakukan koreksi,memperoleh efisiensi dan efektifitas, dan mempertebal rasa tanggung
jawab dan dapat dilakukan pada bidang produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dan
administrasi.
3. Elemen-elemen esensial dalam sistem kontrol adalah sebagai alat ukur, pembanding, dan
sarana koreksi kegiatan yang sedang berjalan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4. Fungsi pengawasan dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar
pelaksanaan kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.dan meemiliki tiga
tipe pengawasan berdasarkan proses kegiatan, yaitu ada tipe pengawasan pendahuluan,
pengawasan berjalan, dan pengawasan umpan balik.
5. Prinsip-prinsip kontrol terdiri dari titik Kontrol Strategis (Strategic Point Control),
Umpan Balik (Feedback), Kontrol yang Fleksibel (Flexible Control), Kesesuaian
Organisasi (Organizational Suitability), Kontrol Diri (SelfControl), Kontrol Langsung
(Direct Control), Faktor Manusia (Human Factor).
B. Saran
Disarankan kedapa teman-teman mahasiswa maupun mahasiswi agar bisa
mempelajari materi Kontroling ini supaya dapat mengenali apa itu Controling, Bagaiaman
Fungsingnya, apa tujuan dan bagaimana Prinsip-prinsipnya, juga dapat di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kami mengharapkan kritik saran dari dosen atau teman-teman mahasiswa yang
bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.

11
DAFTAR PUSTAKA
T. Hani Handoko, 2003, Manajemen Edisi 2. Yogyakarta, BPFE - YOGYAKARTA .
Sule, Ernie Tisnawati, dkk. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Penada Media Group
http:\\www.elearning.gunadarma.ac.id/.../bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan\ (17 Mei 2013)
http://evynurhidayah.blogspot.com/2011/04/makalah-mpk-pengawasan-manajemen.html (17
Mei 2013)
http://zahranmirzan.blogspot.com/2013/01/makalah-pengantar-manajemen-controlling.html
 (17 Mei 2013)

12

Anda mungkin juga menyukai