Anda di halaman 1dari 11

KOPERASI UMKM

Disusun oleh Kelompok 3 :

1. Ni Kadek Ayu Swandewi ( 01)


2. Putu Dara Ari Suandari (09)
3. I Dewa Gede Agung Anom Susrama Putra (14)
4. I Putu Agus Apriana Putra (12)
5. Ni Kadek Mirah Ayu Pratiwi (19)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah serta memberikan wawasan mengenai mata kuliah Koperasi UMKM dengan baik
dan tepat waktu.
Dengan materi kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari kumpulan materi yang telah kami paparkan dalam materi ini. Kami sebagai
penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami maupun pembaca lainnya
dan dapat dipahami bagi pembaca yang hendak membaca makalah yang kami.
Apabila terdapat kesalahan yang tidak kami sadari dalam pembuatan makalah ini
dari segi tulisan maupun bahasa yang saya paparkan dalam makalah ini. Maka dari itu
kami mohon saran dan kritik dari Bapak Dosen mata kuliahmaupun teman-teman selaku
pembaca. Dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih.

Denpasar

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakangan........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tugas Pengawas Koperasi..........................................................................................6
2.2 Tipe-Tipe Pengawasan Koperasi................................................................................7
2.3 Tahap-Tahap Proses Pengawasan...............................................................................7
2.4 Perancangan Proses Pengawasan................................................................................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2 Saran ........................................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, berikut merupakan rumusan masalah yang dibahas yaitu:

1. Apa saja tugas dari pengawas koperasi?


2. Apa dan bagaimana tipe-tipe pengawasan koperasi?
3. Bagaimanakah tahap-tahap proses pengawasan?
4. Apa dan bagaimana perancangan proses pengawasan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dapat diketahui tujuan penulisan makalah yaitu:
1. Untuk mengetahui tugas dari pengawas koperasi.
2. Mengetahui bagaiamana tipe-tipe pengawasan koperasi.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap proses pengawasan.
4. Untuk mengetahui perancangan proses pengawasan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tugas Pengawas Koperasi

Tugas Pengawas Koperasi adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan


kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi. Tugas dan wewenang Pengawas diatur dalam
pasal 39
UU Nomor : 25 Tahun 1992 Tugas dan wewenang Pengawas diatur dalam pasal 39
UU Nomor : 25 Tahun 1992, yang menyebutkan Pengawas bertugas: Melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi, dan Membuat
laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

Sedangkan kewenangannya adalah meneliti catatan yang ada pada Koperasi, dan
Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan

Selain hal tersebut Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak
ketiga.

Tugas pengawas dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengurus.Pengawasan terhadap


pelaksanaan kebijakan pengurus dimaksudkan agar pengurus dalam mengambil
kebijakan tidak melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, serta ketentuan peraturan yang telah ditetapkan dalam rapat
anggota. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugas pengawasan, Pengawas
harus berpedoman terhadap AD, ART, Peraturan Khusus koperasi yang telah
ditetapkan dalam RAT.
2. Pengawasan terhadap pengelolaan koperasi. Pengawasan terhadap pengelolaan
usaha koperasi dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan administrasi pembukuan
keuangan usaha koperasi yang dilakukan oleh pengurus yang dapat merugikan
koperasi.

5
Tujuan Pengawasan yang dilakukan yaitu Meneliti kebenaran pembukuan dan
administrasi koperasi, dan Mengevaluasi kinerja Pengurus dalam satu tahun yang telah
dilaksanakan.

Sasaran pengawasan, antara lain:

1. Operasional uang tunai pada periode tertentu dengan meneliti bukti kas masuk, bukti kas
keluar dan sisa kas.
2. Rekening bank dengan meneliti bukti bank masuk, bukti bank keluar, sisa simpanan di
bank, di neraca dan di buku bank.

2.2 Tipe-tipe Pengawasan Koperasi


Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua kegiatan perusahaan
sesuaid e n g a n r e n c a n a . P r o s e s p e n g a w a s a n d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n m e l a l u i
beberapa tahap, y a i t u menetapkan standar, membandingkan kegiatan yang
dilaksanakan dengan standar yang sudah ditetapkan, mengukur penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi, kemudian mengambil tindakan koreksi apabila diperlukan.
Setiap perusahaan mengadakan pengawasan dengan tujuan agar   pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Ada beberapa alasan yang dapat diberikan
mengapa hampir setiap perusahaan menghendaki adanya proses pengawasan yang
baik. Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan.
2. Perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalika.
3. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat dikurangi.
Berdasarkan waktu melakukan pengawasan, dikenal ada tiga tipe pengawasan yaitu,
a. Pengawasan pendahuluan (feedforward control)
Pengawasan ini juga sering disebutsteering controls,dirancang untukmengantisipasi
masalah - masalah atau penyimpangan-penyimpagan dari standaratau tujuan dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentudiselesaikan.
Bersifat lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalahdan mengambil
tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.Pengawasan ini akan lebih
efektif bila para pemimpin koperasi mampu mendapatkaninformas akurat dan tepat pada

6
waktunya tentang perubahan-perubahan dalamlingkungan atau tentang perkembangan
terhadap tujuan yang diinginkan.
b. Pengawasan Concurrent (Concurrent Control)
Pengawasan ini sering disebut pula sebagai pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu
aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan
dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
c. P e n g a w a s a n U m p a n B a l i k ( F e e d b a c k C o n t r o l , P a s t - A c t i o n C o n t r o l s )
Yaitu m e n g u k u r   hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna
mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat
historis,pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.

2.3 Tahap-tahap Dalam Proses Pengawasan


a. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Penetapan standar adalah standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang
dapat digunakan sebagai “patokan”untuk penilaian hasil-hasil . tujuan ,sasaran,kuota dan target
pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Beberapa pernyataan yang penting berikut ini dapat digubakan berapa kali : Berapa kali (how
often) pelaksanaan seharusnya diukur setiap jam , harian , mingguan , bulanan ? dalam bentuk apa
( what from ) ,pengukuran akan di lakukan –laporan tertulis , inspeksi visual , melalui telepon ?
siapa ( who) yang akan terlibat – manajer , staf departemen ? pengukuran ini sebaiknya mudah di
laksanakan dan tidak mahal , serta dapat di terangkan kepada karyawan
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksanaan
dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus menerus.
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu :
1. Pengamatan (observasi)
2. Laporan-laporan, baik lisan dan tertulis.
3. Metode-metode otomatis.
4. Inspeksi dan pengujian (test), atau dengan pengambilan sempel.

7
Banyak perusahaan sekarang mempergunakan pemeriksa intern(in-ternal auditor) sebagai
pelaksana pengukuran.
d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan analisis penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan
nyata dengan pelaksanaan yang di rencanakan atau standar yang telah di tetapkan walaupun tahap
ini paling mudah dilakukan , tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan
adanya penyimpangan
e. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisis menunjukkan perlunya tindakan koreksi , tindakan ini harus diambil , tindakan
koreksi dapat di ambil daaalam berbagai bentuk standar mungkin diubah , pelaksanaan
diperbaiki ,atau keduanya dilakuakn bersama-sama

2.4 Perancangan Proses Pengawasan


William H.Newman telah mengemukakan prosedur untuk penetapan system pengawasan,
pendekatan terdiri dari lima langkah dasar yang diterapkan untuk semua tipe kegiatan
pengawasan :

1. Merumuskan hasil yang diinginkan


Manajer harus merumuskan hasil yang akan di capai sejelas mungkin , tujuan yang dinyatakan
secara umumatau kurang jelas seperti “pengurangan biaya overhead” atau “meningkatkan
pelayanan langganan”, perlu dirumuskan lebih jelas seperti “ pengurangan biaya over head
dengam 12%” .
2. Menetapkan penunjuk (predictors)
Hasil tujuan pengawasan sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat
mengatasi dan memperbaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan , Newman
telah mengindentifikasikan beberapa “early warning predictors” yang dapat membantu manajer
memperkirakn apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak
3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil .
Penetapan standar untuk penunjuk dan akhir adalah bagian penting perancangan proses
pengawasan , tanpa penetapan standar , manajer mungkin memberikan perhatian yang lebih
terhadap penyimpangan kecil atau tidak bereaksi terhadap penyimpangan besar
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik .

8
Langkah keempat dalam perancangan suatu siklus pengawasan adalah menetapkan sarana untuk
pengumpulan informasi penunjukan dan pembandingan penunjuk terhadap standar
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi .
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar , penetuan apakah tindakan
koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan di tndakan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

9
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32419151/koperasi_fix_doc

https://www.academia.edu/36114459/Dasar_dasar_Proses_Pengawasan

11

Anda mungkin juga menyukai