Anda di halaman 1dari 10

KOPERASI UMKM

Oleh
Kelompok 10 :

1. I Wayan Wardana (2002612010497/03)


2. Putu Ayuni Cantika (2002612010521/20)
3. Imelda Magi Ate (2002612010700/31)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puja dan Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahasa Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kertha Wara NugrahaNya lah makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga makalah
yang saya buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca.
Om Cantih, Cantih, Cantih, Om.

Denpasar, 03 Oktober 2021

Kelompok 10.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1 Tugas pengawas koperasi ............................................................................................ 4
2.2 Tipe-tipe pengawasan koperasi ................................................................................... 5
2.3 Tahap-tahap proses pengawasan ................................................................................. 6
2.4 Perancangan proses pengawasan ................................................................................. 7
BAB III ...................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 8
3.2 Saran ............................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

KOPERASI Salah satu penyebab kemunculan banyak koperasi koperasi


gadungan/ palsu (koperasi pseudo), bahkan koperasi gelap adalah masih
lemahnya fungsi pengawasan, baik internal maupun eksternal. Banyak koperasi
belum memiliki badan pemeriksa independen (internal). Kalaupun ada, fungsi itu
belum optimal. Terlebih pengawasan eksternal dari Kemenkop dan UKM sangat
lemah. Mereka lebih bertindak reaktif, bukan proaktif. Intinya, koperasi di
Indonesia belum optimal terawasi.Padahal fungsi pengawasan sangatlah
penting.Pengawasan adalah merupakan tindakan atas proses kegiatan untuk
mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, kemudian dilakukan
perbaikan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan tersebut. Pengawas
adalah perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari Rapat Anggota untuk
mengawasi pelaksanaan keputusan Rapat Anggota yang khususnya menyangkut
organisasi, kelembagaan, pendidikan, serta penyuluhan. Pengawas dipilih dari,
oleh dan untuk anggota. Sebenarnya, tugas pengawas bukan untuk mencari-cari
kesalahan, melainkan untuk menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan oleh
koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

1.2 Rumusan masalah


1. Jelaskan tugas pengawas koperasi!
2. Jelaskan tipe-tipe pengawasan koperasi!
3. Jelaskan tahap-tahap proses pengawasan!
4. Jelaskan perancangan proses pengawasan!
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tugas pengawas koperasi
2. Untuk mengetahui tipe-tipe pengawasan koperasi
3. Untuk mengetahui tahap-tahap proses pengawasan
4. Untuk mengetahui perancangan proses pengawasan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tugas pengawas koperasi

Pengawas dipilih oleh dalam Rapat Anggota untuk mengawasi pelaksanaan


keputusan Rapat Anggota Tahunan dan juga ideologi. Tugas pengawas bukan untuk
mencari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh koperasi
sesuai dengan ideologi,AD/ART koperasi dan keputusan Rapat Anggota. Pengawas
koperasi dalam hal ini dipilih dengan kriteria sebagai berikut:
1. Dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.
2. Bertanggung jawab kepada rapat anggota.
3. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap ketiga pihak.
4. Tidak merangkap sebagai pengurus atau pelaksana usaha.
5. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengawas yang
ditetapkan dalam anggaran dasar.
Tugas, kewajiban dan wewenang pengawas koperasi sebagai berikut :
1. Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan organisasi pengelola.
2. Pengawas wajib membuat laporan tentang hasil pengawasannya dan
merahasiakan hasil laporannya kepada pihak ketiga.
3. Pengawas koperasi mempelajari catatan dan fisik yang ada
dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.
Untuk mendapatkan informasi objektif, akurat dan bisa diandalkan,
pengawas bisa menerapkan 2 pola pengawasan, yaitu;
1. pengawasan reguler Pengawasan biasa merupakan pengawasan yang
sifatnya terjadwal secara periodik.pengawasan tidak teratur.
2. Pengawasan irregular merupakan pola pengawasan sewaktu-waktu
(mendadak) yang diselenggarakan untuk tujuan-tujuan khusus atau sebagai
bagian dari cara menguji validitas data dan informasi

4
2.2 Tipe-tipe pengawasan koperasi

Dalam pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan. Fungsi pengawasan


dapat dibagi dalam tiga macam tipe, atas dasar pengawasan aktivitas fokus, antara
lain:
A. Pengawasan Pendahuluan (feedforward control)
Prosedur-prosedur pengamatan pendahuluan mencakup semua upaya
manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan
disatukan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka wawasan-kebijaksanaan
merupakanpedoman-pedoman untuk tindakan masa depan. Tetapi, meskipun
demikian penting untuk membedakan tindakan menyusun kebijaksanaan-
kebijaksanaan dan tindakan mengimplementasikannya.Merumuskan
kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedangkan
tindakan mengimplementasi keahlian merupakan bagian dari fungsi
pengawasan.Pengawasan pendahuluan meliputi:
1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia.
2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan.
3. Modal Pengawasan pendahuluan.
4. Pengawasan pendahuluan sumber daya keuangan.
B. Pengawasan Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control)
Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para
supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka. Direction
berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka
berusaha untuk:
1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan
metode-metode serta prosedur-prosedur yang tepat.
2. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.Proses memberikan pengarahan bukan saja
meliputi cara dengan apa petunjuk-petunjuk yang dikomunikasikan
tetapi ia mencakup juga sikap orang-orang yang memberikan
penyerahan.
C. Pengawasan umpan balik (feedback control)

5
Ciri khas dari metode-metode pengawasan umpan balik (umpan balik) adalah
bahwa memusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai
landasan untuk pemulihan tindakan- tindakan masa depan.Adapun beberapa
metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan yaitu:
1. Analisis Laporan Keuangan.
2. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis).
3. Pengawasan Kualitas (Quality Control).
4. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Evaluasi Kinerja Karyawan)
2.3 Tahap-tahap proses pengawasan

Tahapan Pengawasan Koperasi meliputi:


a. persiapan pemeriksaan secara langsung;

- menginventarisasi data dan informasi terkait dengan Koperasi yang


akan dilakukan pemeriksaan serta menyusun rencana kerja
Pemeriksaan Koperasi;

- menyampaikan surat pemberitahuan pemeriksaan kepada Koperasi


terkait waktu pelaksanaan dan permintaan data, dokumen, dan
keterangan lain paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum pelaksanaan
pemeriksaan; dan

- mempersiapkan surat tugas yang diterbitkan oleh Deputi/Kepala


Perangkat Daerah.
b. pelaksanaan pemeriksaan;

- tim Pengawas Koperasi wajib menyerahkan surat tugas pemeriksaan


kepada pengurus Koperasi;

- pengurus mewakili Koperasi dalam hal pemberian data, dokumen, dan


keterangan lain selama pelaksanaan pemeriksaan;

- pertemuan pendahuluan (entry meeting);

- pelaksanaan pemeriksaan dengan menggunakan KKPKK;

- melakukan klarifikasi dan konfirmasi hasil temuan pemeriksaan yang


akan dituangkan dalam BAPK; dan

- pertemuan akhir (exit meeting) untuk penandatanganan dan


penyerahan BAPK.
c. pelaporan hasil pemeriksaan; dan/atau

6
Pelaporan hasil pemeriksaan Koperasi disusun secara objektif, seimbang,
independen, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan
d. penerapan sanksi administratif.

- sanksi ringan berupa surat teguran;

- sanksi sedang berupa penurunan tingkat kesehatan Koperasi,


pembatasan kegiatan usaha Koperasi, atau pembekuan izin usaha
Koperasi; dan

- sanksi berat berupa pencabutan izin usaha Koperasi atau pembubaran


Koperasi.
2.4 Perancangan proses pengawasan

Langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah perencanaan,


penetapan tujuan, standar atau sasaran pelaksanaan suatu kegiatan. Karena kadang-
kadang sulit untuk membedakan antara rencana, standar atau apa itu pengawasan,
maka perlu dipahami terlebih dahulu pengertian-pengertian tujuan sasaran
prosedur, dan sebagainya. Pengawasan membantu penilaian apakah
perencanaan,pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengarahan telah
dilaksanakan secara efektif,serta fungsi pengawasan itu sendiri harus diawasi. Definisi
pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah memperjelas
unsur-unsur esensial proses pengawasan :“Pengawasan manajemen adalah suatu
usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan. Perancangan proses pengawasan
diantaranya yaitu; Merumuskan hasil yang diinginkan, Menetapkan petunjuk hasil,
Menetapkan standar petunjuk dan hasil, Menetapkan jaringan informasi dan umpan
balik dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi. Bidang
strategik dalam pengawasan ialah Transaksi Keuangan, Hubungan Manajer dan
Bawahan, dan Operasi operasi Produktif. Alat-alat pengawasan yang paling
umum adalah Manajemen Pengecualian(Management by Exception),
Management Information System (MIS), Analisa Rasio dan Penganggaran.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengawas dipilih oleh dalam Rapat Anggota untuk mengawasi pelaksanaan


keputusan Rapat Anggota Tahunan dan juga ideologi. Dalam pengawasan
terdapat beberapa tipe pengawasan. Pengawasan Pendahuluan (feedforward
control), Pengawasan Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control), dan
Pengawasan umpan balik (feedback control). .Pengertian ini menunjukkan
adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah
perencanaan,penetapan tujuan, standar atau sasaran pelaksanaan suatu kegiatan

3.2 Saran

Ini adalah makalah sudah penyusun susun dengan sebaik-baiknya, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan. Setelah membaca makalah ini, pembaca disarankan untuk
membaca referensi lain dari media cetak maupun media elektronik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hendrawati, Paula Christina. Pengawasan Koperasi Kredit. Media Nusa Creative


(MNCPublishing), 2018.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1202, 2020 KEMEN-KUKM.
Pengawasan Koperasi. PERATURAN MENTERI KOPERASI, USAHA
KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN
2020 TENTANG PENGAWASAN KOPERASI
DASAR-DASAR PROSES PENGAWASAN DALAM ORGANISASI ISWANDIR.
SE,MM

Anda mungkin juga menyukai