Anda di halaman 1dari 10

Pengawas Koperasi

Pengertian Pengawas Koperasi

Pengawas koperasi adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota


dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda
organisasi dan usaha koperasi.

Fungsi Pengawas Koperasi

Sesuai dengan namanya, pengawas koperasi pada dasarnya memiliki fungsi


sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan koperasi


dilakukan oleh pengurus. Sebagaimana di ketahui, pelaksaan semua
kebijakan koperasi dilakukan oleh pengurus. Kebijakan-kebijakan yang
akan dilakukan oleh pengurus ditetapkan melalui rapat anggota yang
sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam setahun. Setelah rapat anggota
menetapkan kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan oleh pengurus
dapat mengangkat sejumlah pegawai untuk membantu pelaksanaan tugas-
tugas tersebut. Walaupun demikian, hal itu sama sekali tidak dimaksudkan
untuk mampengurangi tanggung jawab pengurus.

2. Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasan yang telah


dilakukan dan menyampaikan kepada rapat anggota. Sebagai pertanggung
jawaban atas pelaksaan tugasnya, pengawas wajib membuat dan
menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil pengawasannya kepada
rapat anggota. Dalam melaksanakan pengawasan berlaku ketentuan bahwa
pengawas harus dapat menjamin kerahasiaan hasil pengawasnnya terhadap
pihak ketiga. Sesuai dengan funsinya maka anggota-anggota yang menjadi
sebagai pengawas harus mempunyai pengalaman dibidang organisasi dan
usaha koperasi.

1
Hak dan kewajiban Pengawas

Menurut UUD 1945 Pasal 28, Hhk dan kewajiban pengawas adalah :

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan


pengelolaan koperasi;
2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
4. Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada Pengurus;
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
6. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan
kepada Rapat Anggota.

Tipe – tipe dalam Pengawasan

a. Pengawasan Pendahuluan (preliminary contro)

Pengawasan pendahuluan meliputi:

1. Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia.


2. Pengawasan pendahuluan bahan-bahan.
3. Pengawasan pendahuluan modal
4. Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya finansial

b. Pengawasan Pada Waktu Kerja Berlangsung (concurrent control)

Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor


yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.

Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu


mereka berupaya untuk:

1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-


metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
2. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

2
Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa
petunjuk-petunjuk dikomunikasikan tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang
yang memberikan penyerahan.

c. Pengawasan Feed Back (feed back control)

Metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan yaitu:

1. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)


2. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis).
3. Pengawasan Kualitas (Quality Control)
4. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)

Metode Pengawasan

Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Metode pengawasan kualitatif


Dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi secara
keseluruhan, sikap serta performance karyawan.
2. Metode pengawasan kuantitatif.
Dilakukan dengan menggunakan data, biasanya digunakan untuk
mengawasi kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara yang
biasa digunakan untuk mengadakan pengawasan kuantitatif, antara lain:
dengan menggunakan anggaran, mengadakan auditing, analisis break even,
analisis rasio dan sebagainya.

Kita dapat melihatnya dalam program keterkaitan yang dicanangkan sebagai


Gerakan Nasional muncul 4 (empat) macam pola hubungan kemitraan, yaitu:

1. Pola Dagang.

Keterkaitan merupakan hubungan dagang biasa antara produsen/koperasi dan


pemasar/pengusaha.

3
2. Pola Vendor.

Kerjasama dilakukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahan yang


menjadi bapak angkat.

3. Pola Subkontrak.

Kerjasama dilakukan dalam hubungan produk yang dihasilkan oleh koperasi


menjadi bagian dalam sistem produksi bapak angkat.

4. Pola Pembinaan.

Pola ini dikembangkan untuk memberi kesempatan kepada koperasi yang


memiliki potensi produksi tetapi lemah dalam pemasaran.

Teknis Kepengawasan

a. Dasar Hukum Kepengawasan. Pengawas menjalankan tugas dan


tanggungjawabnya berlandaskan:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
2. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
3. Keputusan-keputusan Rapat Anggota
4. Perturan-peraturan khusus yang disepakati internal koperasi.
Kelembagaan Pengawas. Kelembagaan pengawas terdiri dari
personal yang ditetapkan berdasarkan keputusan RAT.

b. Pola Kepengawasan.
1. Pengawasan regular, merupakan pengawasan yang sifatnya
terjadual secara periodik.
2. Pengawasan ir-regular, merupakan pola pengawasan sewaktu-
waktu (mendadak) yang diselenggarakan untuk tujuan-tujuan
khusus atau sebagai bagian dari cara menguji validitas data dan
informasi.

4
c. Lingkup Kepengawasan.
1. Organisasi. Dalam bidang organisasi, pengawas melakukan
pemantauan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan pengurus
dalam hal : (i) membangun iklim organisasi yang sehat dan kuat
dengan me-referensi pada nilai-nilai perjuangan (ideologi) koperasi
dan segala hukum yang berlaku di lingkungan koperasi; (ii)
membangun eksistensi kelembagaan kaitannya dengan
pembangunan dan penjagaan citra organisasi.

2. Usaha. Inti dari usaha :


 Intensifikasi merupakan langkah-langkah memperbaiki
yang sudah ada.
 Ekstensifikasi adalah langkah-langkah memperluas yang
sudah ada.
 Diversifikasi merupakan langkah-langkah menambah yang
baru diluar yang sudah ada

Secara detail, diwilayah usaha ini meliputi pengawasan


manajemen keuangan, Manajemen personalia. Manajemen
pemasaran dan manajemen operasional, yang secara ringkas
dijelaskan berikut ini :

o Manajemen Keuangan, meliputi tentang sumber,


pemanfaatan, pencatatan dan pengamanan.
o Manajemen Personalia, meliputi tentang pengadaan,
rekruitmen, penempatan, pembinaan, reward dan
punishment.
o Manajemen Pemasaran, berkaitan dengan upaya-
upaya mengkomunikasikan unit-unit layanan yang ada
kepada anggota dan juga non-anggota (dalam hal unit
layanan tersebut juga melayani pangsa pasar non-
anggota).

5
o Manajemen Operasional, berkaitan dengan kualitasan
pola dan tata cara penyajian layanan.

Sementara itu, pengawasan terhadap anggota berkaitan dengan :


1. tingkat disiplin anggota dalam mengikuti segala aturan organisasi.
2. tingkat partisipasi anggota dalam mendukung dan ikut mengambil
tanggungjawab membesarkan koperasi.

Syarat Untuk Menjadi Pengawas Koperasi

 Mempunyai jiwa kepemimpinan

Seorang pengawas koperasi harus mempunyai sifat kepemimpinan sehingga


disegani oleh semua anggota dan mampu memimpin anggota koperasi.

 Dihormati oleh semua anggota koperasi

Syarat menjadi pengawas koperasi yang lainnya yaitu dihormati oleh semua
anggota koperasi. Hal ini dilakukan agar nasihat dan saran yang diberikan oleh
pengawas didengarkan dan diindahkan oleh semua anggota ataupun pengurus
koperasi.

 Mempunyai sifat pemberani

Sifat pemberani ini harus dimiliki oleh pengawas koperasi, karena dengan sifat
yang pemberani pengawas akan mampu mengungkapkan pendapatnya dan
menindak tegas para pengurus yang menyeleweng dari kaidah koperasi.

 Mempunyai keuletan

Keuletan dan pekerja keras adalah syarat penting untuk menjadi pengawas
koperasi. Seorang yang ulet dan pekerja keras tentunya akan mampu mengawasi
dan memimpin semua anggota koperasi.

6
 Berpengetahuan luas mengenai koperasi

Syarat yang sangat penting lainnya yaitu seorang pengawas koperasi harus
mempunyai pengetahuan yang luas mengenai koperasi itu sendiri.

Menurut UUD 1945 pasal 26, yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah
anggota yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian pengawasan dan akuntansi,


jujur dan berdedikasiterhadap Koperasi;
2. memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang
pengawasan;
3. sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali pada
saat pendirian koperasi.

Landasan Pengawasan Koperasi Menenurut Peraturan Menteri No.


17/Per/M.KUKM/IX/2015

Tujuan

1. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan koperasi oleh pemerintah,,


pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
wilayah keanggotaan koperasi.
2. Meningkatkan kesadaran para pengelola koperasi dalam mewujudkan
kondisi dengan peraturan yang berlaku.

Sasaran

1. Terwujudnya peningkatan kepatuhan koperasi terhadap peraturan


perundang-undangan.
2. Terbentuknya koperasi yang kuat, sehat, mandiri dan tangguh.
3. Terwujudnya bkoperasi yang akuntabel.

Manfaat

1. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7
2. Sebagai badan usaha yang kredibel berdasarkan prinsip koperasi.
3. Dalam menjaga dan melindungi asset koperasi dari tindakan
penyelewengan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
4. Dalam meningkankan transparansi dan akuntabilitas koperasi terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Menjadikan koperasi kuat, sehat, mandiri dan tangguh.
6. Mencapai tujuannya secara efektif dan efisien yaitu meningkatkan
pemberdayaan ekonomi anggota.

Pengawasan Koperasi dalam UUD 1945

Pasal 26

1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.


2. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi
syarat sebagai berikut :
1. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian pengawasan dan
akuntansi, jujur dan berdedikasiterhadap Koperasi;
2. memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang
pengawasan;
3. sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, kecuali
pada saat pendirian koperasi.
3. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 4 (tiga) tahun.
4. Pengawas terdiri terdiri dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-
banyaknya sesuai Keputusan Rapat Anggota.
5. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus
terlebih dahulu mengucap sumpah atau janji didepan Rapat Anggota.
6. Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengawas diatur
dan sumpah Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 27

1. Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat manajer yang professional,


maka pengawasan dapat diadakan secara tetapatau diadakan sewaktu-

8
waktu sesuai dengan kebutuhan dan -ditentukan dengan Keputusan Rapat
Anggota.
2. Dalam hal koperasi tidak mengangkat Pengawas, maka
1. pengangkatan manajer tersebut harus langsung ditetapkan oleh
Rapat Anggota;
2. fungsi dan tugas Pengawas menjadi tugas dan tanggung jawab
Pengurus dan Pengurus tidak turut campur tangan dalam
pengelolaan kegiatan usaha, keuangan
yang dijalankan oleh koperasi.
3. Audit keuangan harus dilakukan oleh Akuntan Publik dan audit non
keuangan oleh tenaga ahli di bidangnya atas permintaan Pengurus.
4. Pengaturan selanjutnya diatur didalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28

Hak dan kewajiban Pengawas adalah :

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan


pengelolaan koperasi;
2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;
3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
4. Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada Pengurus;
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;
6. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan
kepada Rapat Anggota.

Pasal 29

Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai Keputusan Rapat -Anggota.

Pasal 30

1. Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum -masa jabatan


berakhir apabila terbukti :

9
a. melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan
dan nama baik koperasi;
b. tidak mentaati ketentuan Undang-undang Perkoperasian
beserta pengaturan, ketentuan pelaksanaannya, Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan Keputusan Rapat
Anggota.

2. Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatan
berakhir, Rapat Pengawas dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus dapat
mengangkat pengganti dengan cara :
1. jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota Pengawas yang
lain;
2. mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan
Pengawas tersebut;
3. Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat (2)
diatas, dilaporkan oleh Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat
setelah penggantian yang
bersangkutan untuk diminta pengesahan dan atau memilih, mengangkat
Pengawas yang lain.

10

Anda mungkin juga menyukai