Anda di halaman 1dari 46

RUANG LINGKUP

PENGAWASAN
KOPERASI
Ruang Lingkup Pengawasan

1 Kelembagaan

2 Organisasi

3 Usaha

4 Keuangan
Ruang Lingkup Pengawasan

Permen KUKM No. 17/Per/M.KUKM/IX/2015


Tentang Pengawasan Koperasi, Pasal 5:

1 Penerapan kepatuhan

2 Kelembagaan koperasi

3 Usaha simpan pinjam

4 Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam

5 Penerapan sanksi
MENGAPA PENGAWASAN PENTING?

1. Perubahan lingkungan organisasi


2. Peningkatan kompleksitas organisasi
3. Kesalahan – kesalahan
4. Kebutuhan mendelegasikan wewenang
Proses Manajemen

Organizing
Planning Penentuan Bagaimana Penyusunan
Penentuan Tujuan dan Organisasi dan Aktifitas dapat
Bagaimana Cara dilakukan
Pencapaian yang terbaik

Leading
Controlling
Proses Memotivasi Anggota
Monitoring dan Perbaikan
Organisasi agar Planning
Aktifitas yang sedang berjalan
dapat dijalankan
agar Tujuan dapat tercapai

Menunjukkan Arah Tahapan dari setiap fungsi manajemen

Menunjukkan keterkaitan timbal balik antar fungsi manajemen


Pengertian Pengawasan
• Proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan (Sondang
P.Siagian)
• Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui
dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan
tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau
tidak.(Suyamto)
• Controlling is the process of measuring work pwerformance,
comparing results to objectives, and taking corrective action as
needed (Schermerhorn, 2010)
PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
17/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PENGAWASAN
KOPERASI

• Ayat 2,
Pengawasan dan pemeriksaan Koperasi adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pejabat yang membidangi koperasi
untuk mengawasi dan memeriksa koperasi agar kegiatan
diselenggarakan dengan baik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
• Ayat 3,
Pemeriksaan Koperasi adalah serangkaian kegiatan
mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau
keterangan lain yang dilakukan oleh Pemeriksa Koperasi
untuk membuktikan ada atau tidak adanya pelanggaran
atas peraturan perundang-undangan.
Tujuan Pengawasan Koperasi

Permen KUKM No. 17/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang


Pengawasan Koperasi Pasal 2:
a. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan
pengawasan Koperasi oleh pemerintah,
pemerintah Provinsi, dan pemerintah
Kabupaten/Kota sesuai dengan wilayah
keanggotaan Koperasi;
b. Meningkatkan kesadaran para pengelola Koperasi
dalam mewujudkan kondisi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Sasaran

Permen KUKM No. 17/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang


Pengawasan Koperasi, Pasal 3:
a. Terwujudnya peningkatan kepatuhan koperasi
terhadap peraturan perundang-undangan;
b. Terbentuknya koperasi yang kuat, sehat, mandiri,
dan tangguh;
c. Terwujudnya koperasi yang akuntabel.
Manfaat Pengawasan bagi Koperasi
Permen KUKM No. 17/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pengawasan Koperasi,
Pasal 4:
Manfaat Pengawasan bagi Koperasi adalah untuk mendorong koperasi :
a. melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
b. sebagai badan usaha yang kredibel berdasarkan prinsip Koperasi;
c. dalam menjaga dan melindungi aset Koperasi dari tindakan
penyelewengan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab;
d. dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Koperasi terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan;
e. menjadi kuat, sehat, mandiri, dan tangguh; f. mencapai
tujuannyasecara efektif dan efisien yaitu meningkatkan pemberdayaan
ekonomianggota
BAGAIMANA PENGAWASAN KOPERASI
DILAKUKAN?
JENIS PENGAWASAN

A. Pengawasan Intern dan Ekstern


B. Pengawasan Preventif dan Represif
C. Pengawasan Aktif dan Pasif
D. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtmatigheid) dan
kebenaran materiil mengenai maksud & tujuan pengeluaran
(doelmatigheid)
SUMBER PENGAWASAN
Pengawasan Internal :
Pengawasan yang dirancang
dalam struktur organisasi dalam
organisasi koperasi,
pengawasan oleh anggota
melalui “Pengawas”.

Pengawasan Eksternal :
Pengawasan yang dilakukan dari
luar organisasi koperasi; contoh
dari Kementerian/Dinas
Koperasi, akuntan publik dan
instansi lain sesuai dengan
undang-undang dan peraturan
yang berlaku
PRINSIP-PRINSIP PENGAWASAN

1.Pengawasan harus ekonomis.


2.Fleksibel dan mudah dimengerti.
3.Menjamin diadakannya tindakan korektif.
4.Melaporkan adanya penyimpangan, penyebab terjadinya
penyimpangan dan alternatif solusi perbaikan.
5.Mengetahui dengan pasti tentang sifat dan kebutuhan dari setiap
kegiatan yang harus diawasi.
FUNGSI PENGAWASAN
& PENGENDALIAN
proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan
dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan
Pengendalian

• Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian


tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan
• Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan
• Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai
masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan
target bisnis
Proses Pengawasan
Step 1
Menetapkan Tujuan dan
Standar Kinerja

Step 4 Step 2
Proses
Mengambil Tindakan Pengawasan Mengukur
Yang Diperlukan Kinerja Aktual

Step 3
Membandingkan Kinerja
Aktual dengan Tujuan dan
Standar Kinerja
TAHAPAN DALAM PROSES PENGAWASAN

1. Penetapan standar pelaksanaan


2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standar dan penyimpangan
5. Pengambilan tindakan koreksi bila perlu
BAGAIMANA PERANCANGAN PROSES PENGAWASAN DILAKUKAN ?

1. Merumuskan hasil yang diinginkan


2. Menetapkan hasil objektif, dengan :
a. Pengukuran masukan
b. Hasil-hasil pada tahap awal
c. Gejala – gejala
d. Perubahan dalam kondisi yg diasumsikan
3. Memebandingkan standar dan hasil objektif
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan
koreksi
KARAKTERISTIK PENGAWASAN EFEKTIF

1. Akurat
2. Tepat waktu
3. Obyektif dan menyeluruh
4. Realistis secara ekonomis
5. Fleksibel
6. Diterima pihak terkait
ALAT BANTU
PENGAWASAN MANAJEMEN

Management By
Exception (MBE)

Management
Information System
(MIS)
Management By Exception (MBE)
Mengukur
Menetapkan Apakah ada
Pelaksanaan
Standar penyimpangan ?
kegiatan

Tidak perlu koreksi


Tidak

Tidak
Apakah bersifat
penyimpangan Ya
pengecualian

Ya
Analisis Tidak perlu koreksi
Ambil tindakan
Management Information System (MIS)

Dirancang melalui 4 tahap, YAITU :


1. Survei pendahuluan dn perumusan
masalah
2. Desain konseptual
3. Desain terperinci
4. Implementasi akhir
CONTOH: menggunakan konsep Balance Scorecard sebagai dasar
penetapan KPI
Review Ringkas
Pemahaman Koperasi
Menurut beberapa pakar koperasi, ada 5 (lima)
ciri universal organisasi koperasi,
1. Terpenuhinya 4 ciri organisasi koperasi secara
sosio-ekonomi;
2. Organisasi yang memiliki 2 unit ekonomi
(perusahaan) dengan dua sifat yang berbeda;
(Double nature)
3. Prinsip Identitas Ganda Anggota (dual Identity)
4. Bentuk umum organisasi koperasi.
5. Adanya hak dan kewajiban anggota (partisipasi
anggota);
Ciri-ciri khusus Organisasi Koperasi sebagai organisasi sosio
ekonomi, (A Hannel -dimodifikasi)
1. Adanya orang yang menjalin hubungan antara sesamanya
atas dasar sekurang-kurangnya satu kepentingan
ekonomi yang sama (kelompok Koperasi);
2. Adanya dorongan (motivasi) untuk mengorganisasikan
diri di dalam kelompok dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi (dan lain-lainnya) melalui usaha-usaha bersama
atas dasar swadaya dan saling tolong menolong (motivasi
swadaya);
3. Adanya suatu perusahaan yang didirikan, dibiayai, dan
diawasi secara bersama-sama sebagai sarana untuk
mencapai sasaran bersama bagi para anggota
(perusahaan koperasi)
4. Adanya suatu hubungan atas pelayanan khusus antara
perusahaan bersama dengan perusahaan atau rumah
tangga para anggota, berupa pelaksanaan tugas khusus
oleh perusahaan Koperasi guna meningkatkan dan
bermanfaat bagi perusahaan atau rumah tangga para
anggotanya (promosi anggota)
Organisasi Koperasi Sebagai Sistem Sosio Ekonomi ,

PERUSAHAAN/
RT ANGGOTA

KELOMPOK KOPERASI
PASAR

Perusahaan Koperasi

ANGGOTA

NON ANGGOTA

Pesaing Koperasi
Karakteristik Organisasi Koperasi
Ruang Lingkup Pengawasan Koperasi
Tahapan Penyusunan Indikator Pengawasan Koperasi

Ruang Lingkup
Pengawasan

ORGANISASI I. Kelembagaan dan 1. Pelaksanaan Prinsip


Jati diri Koperasi
KOPERASI Organisasi

2. Organisasi dan
Manajemen

Double Nature of Double Enterprises Double Identity of 3. Manajemen


Karakteristik Keanggotaan
Cooperative Cooperative Member

4. Input (6M)
Perusahaan II. Penguasaan
Lembaga Ekonomi
Koperasi Sumber Daya
5. Kemiteraan

6. Fungsi usaha
Koperasi Produksi
III. Kinerja
Perusahaan 7. Kinerja Keuangan
Koperasi
Koperasi
8. Kepuasan anggota
atas pelayanan
koperasi Penyusunan
KPI
9. Produk Unggulan Pengawasan

IV. Anggota
10. Pengguna sebagai
Sebagai Pengguna
IV. Partisipasi Penerima manfaat
Anggota
Sebagai Pemilik 11. Pengguna sebagai
Pemilik

12. Pengguna sebagai


Pengawas
V. Kinerja
RT/Perusahaan
Perusahaan 13. Usaha Anggota
Anggota
Anggota

VI. Pelayanan
Masyarakat dan
14. Pelayanan
Lembaga Sosial Kontrnibusi
Masyarakat
Pembangunan
Daerah
Ruang Lingkup Pengawasan Koperasi (Kop Produsen)

Kelembagaan dan Organisasi Koperasi

Penguasaan Sumber daya

Kinerja Perusahaan Koperasi

Partisipasi Anggota

Kinerja Perusahaan Anggota

Pelayanan Masyarakat dan Kontribusi Pembangunan Daerah

Company Logo
NO VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
I. KELEMBAGAAN 1. Pelaksanaan Nilai dan Prinsip 1.1. Keanggotaan terbuka dan sukarela
1.2. Pengelolaan Demokratis
1.3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota
1.4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
1.5. Kemandirian
1.6. Pendidikan perkoperasian
1.7. Kerjasama antar koperasi
2. Legalitas 2.1. Legalitas Kelembagaan Koperasi
a. Tujuan (visi, misi, rencana strategis)
b. Anggota yang terlibat usaha
c. Ekuitas (sharing anggota)
d. Alat kelengkapan Organisasi (RA, Pengurus, Pengawas)
e. Sistem Pengendalian Intern (SOP, SOM)
f. Produk Utama
g. Pembagian SHU (distribusi)
2.2. Legalitas Usaha Koperasi
a. Memiliki ijin usaha
b. Membayar PPN
c. Struktur organisasi usaha yang menggambarkan dengan bidang usaha produksi
(minimal 3 Divisi/Departemen)
d. Memiliki Sistem Pengendalian Internal (SPI) terutama yang berkaitan dengan
quality control
1. Organisasi dan Manajemen 1.1. Akuntabilitas Organisasi
a. Ketersediaan business plan secara tertulis.
b. Ketersediaan Standar Operasional Manajemen (SOM) dan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
c. Tingkat kesadaran untuk memperbaiki akuntabilitas koperasi (laporan
pertanggungjawaban pengurus, pengawas, manajer, dan karyawan)
d. Ketertiban pelaksanaan penilaian kompetensi pengurus, pengawas, pengelola
pada saat pengangkatan dan periodik (minimal tahunan)
1.2. Akuntabilitas Manajemen Pelayanan dan Bisnis
a. Pertanggungjawaban dan dokumentasi laporan kegiatan pelayanan
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan
c. Kinerja efektivitas pelayanan kepada anggota
d. Kinerja Perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan bisnis dengan non
anggota
e. Pertanggungjawaban dan dokumentasi laporan kegiartan bisnis dengan non
anggota
f. Kinerja Efektivitas Bisnis kepada Non Anggota
2.5. Akuntabilitas Keuangan
a. Ketersediaan Sistem Penentuan harga pokok produksi
b. Partisipasi modal dari anggota memadai untuk kebutuhan modal kerja
c. Transparansi pembagian SHU
d. Transparansi bisnis
e. Kinerja hasil pemeriksaan auditor eksternal
f. Administrasi usaha berbasis ICT
2.6. Akuntabilitas Manfaat dan Dampak
Ketersediaan Sistem Informasi dalam pembagian proses produksi antara koperasi
dengan Anggota
3. Manajemen Keanggotaan 3.1. Sistem perekrutan anggota
3.2. Sistem pembinaan keanggotaan
II. PENGUASAAN SUMBER 4. Tenaga kerja, bahan baku, 4.1. Ketersediaan tenaga kerja dengan kompetensi sesuai sektor usaha
DAYA modal, metode, mesin dan 4.2. Kontinuitas ketersediaan bahan baku
peralatan, pasar
4.3. Akses sumber permodalan
4.4. Tersedia metode yang mudah dilaksanakan
4.5. Memiliki peralatan produksi dengan teknologi yang memadai
4.6. Penguasaan pangsa pasar (hasil survey) yang jelas dan mampu menggunakan
pemasaran dengan teknologi informasi
4. Kemitraan 5.1. Kemitraan antara koperasi dengan usaha menengah dan besar
5.2. Kemitraan antara koperasi dengan koperasi sekunder
III. KINERJA PERUSAHAAN 6. Fungsi Usaha Koperasi Produksi 6.1. Fungsi Pengadaan, Processing, Pemasaran, dan Jasa pengolahan.
KOPERASI 6.2. Memiliki satu pintu pemasaran hanya melalui koperasi
(Bobot 40 %) 6.3. Memiliki Produk utama
6.4. Usaha lainnya mendukung produk utama
6.5. Koperasi tidak memasarkan produk primer
6.6. Produk yang dihasilkan sebagai (follower, leader)
6.7. Posisi produk dalam PLC (growth)
6.8. Adanya pemanfaatan by product (sampingan)
6.9. Pemanfaatan limbah
6.10. Pertumbuhan omset
6.11. Partisipasi anggota dalam proses penciptaan nilai tambah
7. Kinerja Keuangan Koperasi 7.1. Likuiditas (Rasio Lancar)
7.2. Aktivitas
a. Kemampuan mengumpulkan piutang
b. Perputaran Modal Kerja
7.3. Leverage (Rasio hutang terhadap modal sendiri)
7.4. Profitabilitas (Return on Asset)
8. Kepuasan Anggota atas 8.1. Aspek tampilan fisik (Tangible):
pelayanan koperasi 8.2. Aspek Keterandalan (Reliability):
8.3. Aspek Daya Tanggap (Responsiveness)
8.4. Aspek Kemampuan dalam memberikan jaminan (Assurance)
8.5. Aspek Kemampuan memberikan Perhatian Personal (Emphaty)
9. Produk Unggulan 9.1. Pemanfaatan Sumberdaya Lokal
9.2 Daya Saing
9.3. Nilai Tambah
9.4 Layak didukung oleh modal bantuan atau kredit
9.5 Kontribusi Pembangunan Daerah
IV. PARTISIPASI ANGGOTA 10. Pengguna sebagai 10.1. Transaksi anggota
  (Bobot 20 %) Penerima manfaat 10.2. Tingkat Pemanfaatan Pelayanan oleh anggota
ekonom
  10.3. Kepastian harga
10.4. Posisi tawar

11. Pengguna sebagai 11.1. Keaktifan setoran modal


Pemilik 11.2. Kehadiran dalam Rapat Anggota Tahunan
 
11.3. Keaktifan dalam Rapat Anggota
11.4. Keaktifan dalam pengambilan keputusan

12. Pengguna sebagai 12.1. Keaktifan anggota dalam pengawasan (sehari-hari)


Pengawas
  12.2 Keaktifan anggota dalam pengawasan melalui Rapat Anggota

V. KINERJA PERUSAHAAN 13. Usaha Anggota 13.1. Perkembangan omzet usaha anggota
ANGGOTA (Bobot 15%)   13.2. Perkembangan aset
13.3. Klasifikasi usaha anggota

VI. PELAYANAN MASYARAKAT 14. Pelayanan 14.1. Pelayanan usaha yang dapat dinikmati oleh masyarakat (non
  (Bobot 5 %) Masyarakat anggota)
  14.2. Persentase besaran dana yang disisihkan untuk pelayanan sosial
 
  14.3. Kemudahan masyarakat memperoleh informasi

14.4. Tanggapan Masyarakat terhadap keberadaan koperasi


Ruang Lingkup Pengawasan

Permen KUKM No. 17/Per/M.KUKM/IX/2015


Tentang Pengawasan Koperasi, Pasal 5:
Pasal 5
Ruang lingkup pengawasan koperasi meliputi aspek :
a. penerapan kepatuhan;
b. kelembagaan koperasi;
c. usaha simpan pinjam;
d. kesehatan usaha simpan pinjam;
e. penerapan sanksi.
Pasal 6 (1)
Aspek penerapan kepatuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a sesuai dengan peraturan perundang-undangan meliputi:
a. kepatuhan legal;
b. kepatuhan usaha dan keuangan;
c. kepatuhan transaksi.
• Pasal 6 (2)
Aspek kelembagaan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b meliputi:
a. kelengkapan legalitas yang terdiri dari Akta Pendirian
Koperasi, Anggaran Dasar, perubahan pengesahan
Anggaran Dasar bagi Koperasi, surat izin usaha, surat izin
pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan
kantor kas;
b. kelengkapan organisasi Koperasi yang mencerminkan
struktur tugas, rentang kendali, dan satuan pengendalian
internal.
Pasal 6 (3) Aspek usaha simpan pinjam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi:
a. penghimpunan dana bersumber dari anggota, calon
anggota, Koperasi lain dan atau anggotanya, bank dan
lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat
utang lainnya, dan sumber lain yang sah, serta modal
penyertaan;
b. mengontrol keseimbangan dana antara sumber dana dan
penyaluran dana agar tidak terjadi over liquid dan
unliquid; c. penyaluran dana untuk menyalurkan dana
yang sifatnya menjadi aktiva produktif mengurangi
kemacetan.
Pasal 6 (4) Aspek penilaian kesehatan usaha simpan pinjam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d dilaksanakan dengan
melakukan penilaian melalui pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif terhadap aspek-aspek sebagai berikut:
a. permodalan;
b. kualitas aktiva produktif;
c. manajemen;
d. efisiensi;
e. likuiditas;
f. jatidiri Koperasi;
g. pertumbuhan dan kemandirian; dan
h. kepatuhan terhadap prinsip syariah untuk usaha simpan pinjam
pola syariah.
Pasal 6 (5) Aspek penerapan sanksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf e meliputi:
a. sanksi administratif;
b. pelimpahan perkara;
c. pemantauan pelaksanaan sanksi;
d. pemantauan keputusan hasil pelimpahan perkara;
e. rehabilitasi kelembagaan;
f. rehabilitasi usaha
Aspek kelembagaan Koperasi meliputi:
a. Kelengkapan legalitas yang terdiri dari Akta Pendirian Koperasi,
Anggaran Dasar, perubahan pengesahan Anggaran Dasar bagi
Koperasi, surat izin usaha, surat izin pembukaan kantor cabang,
kantor cabang pembantu dan kantor kas;
b. Kelengkapan organisasi Koperasi yang mencerminkan struktur
tugas, rentang kendali, dan satuan pengendalian internal.

Anda mungkin juga menyukai