Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR PENGAWASAN

Disusun oleh kelompok 8:

1. NABILA SYAKIRA 2310232031

2. MAHARANI 2310132033

3. MUHAMMAD AFIF 2310232034

4. MUHAMMAD ARIFIN SYAWAL 2310232035

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

DASAR-DASAR MANAJEMEN

Dosen Pengampu

LORA TRIANA, .SP.MM,

T.P 2023/2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................


BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................................
1.2. Rumusan masalah .....................................................................................................
1.3. Tujuan dan Manfaat………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................
2.1 Pengertian Pengawasan..............................................................................................
2.2 Tujuan Pengawasan....................................................................................................
2.3 Fungsi Pengawasan....................................................................................................
2.4 Teknik Teknik Pengawasan........................................................................................
2.5 Sistem dan Proses Pengawasan ………………………………………….................
2.6 Alat alat Pengawasan.................................................................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu organisasi, perusahaan atau' lembaga pada umumnya dalam mencapai tujuan, banyak
dipenganihi oleh adanya Kerjasama yangh armonis diantara para karyawannya. Semakin
harmonis kerja sama yang dilakukan para karyawan-biasanya semakin tinggi tingkat
produktifitas yang dicapai. Namun demikian, suasana kerja sama diantara para karyawan
tidaklah selaiu tercipta dengan baik. Banyak faktor yang menyebabkannya. Diantaranya iaiah
faktor ketidak samaan prinsip, pandangan, sistem pepilaian terhadap nilai-nilai tertentu,
khusushya mengenai cara untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan atau lembaga.
Perbedaan-perbedaan tersebut mengakibatkan terjadi konfiik. Konflik pada suatu organisasi
merupakan hal yang mungkin saja terjadi. Hal ini cukup wajar, meng ingat yang menjadi
anggota organisasi adalah para manusia yang satu dan lainnya mempunyai banyak perbedaan-
perbedaan. Selain perbedaan-perbedaan atas; sifat, tingkah laku, jujur, mo'tivasi, status dan
kedudukan kerja, sehingga ada perbedaan kepentingan untuk bisa memahami tentang
Konflik, bagai mana konflik itu dikelola, maka dalam hal ini kita perlu membicarakan
terlebih dahulu; apa, mengapa terjadi konflik dan bagaimana konflik itu bisa dikelola

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pengawasan?

2. Apa Tujuan dari Pengawasan?

3. Apa fungsi Pengawasan?

4. Apa saja Teknik Teknik pengawasan?

5. Apa Saja system dan Proses Pengawasan?

6. Alat Alat yang Ada untuk Pengawasan

1.3. Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui Pengertian Pengawasan

2. Mengetahui Tujuan dari Pengawasan


3. Mengetahui Fungsi fungsi pengawasan

4. Mengetahui Teknik Teknik apa saja yang digunakan dalam pengawasan

5. Mengetahui Sistem dan Proses dalam Pengawasan

6. Mengetahui apa saja Alat alat yang digunakan dalam Pengawasan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengawasan


Kamus Besar Indonesia mendefinisikan istilah pengawasan berasal dari kata”Awas”
yang artinya memperhatikan baik baik, dalam arti sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak
ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dari apa
yang diawasi (Sujanto, 1986:2). Menurut Winardi, pengawasan adalah semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil actual sesuai dengan
hasil yang direncanakan (Yosa, 2010). Sedangkan menurut Basu swasta, pengawasan
merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti
yang diinginkan (Ibid). Menurut Komarrudin, pengawasan adalah berhubungan denga n
perbandingan antar pelaksanaan actual rencana, dan awal untuk langkah perbaikan terhadap
penyimpangan dan rencana yang berarti. Menurut prayudi, pengawasan adalah suatu proses
untuk menetapkam pekerjaan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu
dengan apa yang dikehendaki, direncanakan atau diperhatikan (Prayudi, 1981:80). Menurut
Saiful Anwar, pengawasan atau control terhadap tindakan aparatur pemerintah diperlukan
agar pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuan dan terhindar dari
penyimpangan-penyimpangan ( Anwar Saiful, 2004:127). Jadi pengawasan itu mengukur
pelaksanaan dibandingkan dengan cita-cita dan 13 rencana, memperlihatkan dimana ada
penyimpangan yang negatifdan dengan menggerakkan tindakan-tindakan untuk memperbaiki
penyimpanganpenyimpangan, membantu menjamin tercapainya rencana-rencana (Salinderho,
1998:39). Pengertian pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan
pasal 1 peraturan pemerinth no 79 Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintah daerah menyatakan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah
daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan
perundangundangan. Dari beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan pengawasan
adalah hal yang penting dalam menjalankan suatu perencanaan di suatu instansi tersebut agar
tercipta nya kerja yang sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan bersama.

2.2 Tujuan Pengawasan


Pengawasan merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah perencanaan,
pengorganisasian dan pengarahan. Sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanisme
pengawasan didalam suatu organisasi memang mutlak diperlukan. Pelaksanakan suatu
rencana atau program tanpa diiringi dengan suatu sistem pengawasan yang baik dan
berkesinambungan, jelas akan mengakibatkan lambatnya atau bahkan tidak tercapainya
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan. Menurut Ranupandojo, tujuan pengawasan adalah
mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan
dan atau hasil yang dikehendaki (Ranupandojo, 2000:109). Sedangkan Soekarno dalam
gouzali saydam mengemukakan tujuan pengawasan antara lain sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana

b. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah sesuai dengan instruksi

c. Untuk mengetahui apakah kegiatan telah berjalan efisien

d. Untuk mengetahui kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam kegiatan

e. Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitan, kelemahan atau kegagalan kearah perbaikan(

Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi
kenyataan. Untuk benar merealisasikan tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf
pertama bertujuan agar pelaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah
dikeluarkan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan penemuan-penemuan tersebut
dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu
yang akan datang. Terwujud nya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak
lain merupakan tujuan dari pengawasan, sebab setiap kegiatan pada dasarnya selalu
mempunyai tujuan tertentu. Pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu
tujuan. Menurut Simbolon (2004:62) pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerja
diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya.
2.3 Fungsi Pengawasan
Pengawasan merupakan kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi
lancarnya kegiatan suatu organisasi. Pengawasan bisa menjadi fungsi pengendali bagi
manajemen untuk memastikan bahwa rencana-rencana yang telah mereka tetapkan dapat
berjalan secara mulus dan lancar sehingga organisasi bisa mencapai setiap sasaran yang
telah ditetapkan. Pengawasan (controlling) sebagai fungsi manajemen bila dikerjakan
dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang atau kelompok
konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini membantu
meyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap konsisten satu sama lain dengan tujuan
organisasi. Proses pengendalian mulai dengan perencanaan sampai pencapaian tujuan
penampilan kerja. Tujuan penampilan kerja untuk mengukurnya maka disusunlah
standar-standar capaian, ada dua tipe standar:
a. Standar output (keluaran), berfungsi untuk mengukur hasil-hasil tampilan dalam
istilah kuantitas, kualitas, biaya atau waktu.
b. Standar input (masukan) berfungsi untuk mengukur usaha-usaha kerja yang masuk
kedalam tugas (Rinaldi A, Thal, 2010).
Secara lebih detailnya, fungsi pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Sebagai sarana manajemen untuk memberikan penilaian apakah pengendalian yang
telah dilakukan oleh manajemen sudah mencukupi serta telah dikerjakan dengan
efektif
b. Untuk memberikan penilian apakah organisasi telah bekerja sesuai dengan aturan-
aturan yang ditetapkan seperti yang telah dilaporkan oleh pelaksana tugas
organisasi.
c. Untuk memberikan penilaian apakah setiap bagian dari manajemen telah
mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnhya.
d. Untuk memastikan apakah pekerjaan telah dilakukan secara efektif dan efisien
e. Untuk memastikan apakah tujuan organisasi telah tercapai atau tidak Jadi fungsi
pengawasan adalah untuk memberikan analisis, menilai, merekomendasikan, dan
menyampaikan hasil laporan sehubungan dengan bidang pekerjaan organisasi yang
telah diteliti.
Menurut Rusdiana dan Ghazin (2014:211) pengawasan mempunyai berbagai fungsi
pokok,diantara nya sebagai berikut:
a. Mencegah terjadinya penyimpangan atau kesalahan, maksudnya adalah pengawasan
dapat mencegah kemungkinan terjadinya berbagai penyimpangan kesalahan, serta
penyelewengan.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan dan kesalahan yang terjadi, maksudnya
dengan adanya pengawasan dapat dilakukan tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan atau kesalahan yang terjadi, agar tidak be rlarut-larut dan pada
akhirnya dapat mengakibatkan kerugian organisasi.
c. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban.
d. Mendinamisasikan organisasi, yaitu dengan pengawasan diharapkan dengan sedini
mungkin terjadinya penyimpanagn dapat dicegah. Dapat disimpulkan bahwa fungsi
pengawasan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan supaya,
rencana yang telah ditetapkan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan proses
yang telah diatur.

2.4 Teknik Teknik Pengawasan


Menurut Manullang (Winardi, 2000:224), teknik pengawasan terbagi dalam empat
cara pengumpulan fakta yaitu: Peninjauan pribadi, interview atau lisan, laporan tertulis,
serta laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat 20 istimewa. Sedangkan
siagian(2008;115) membagi dala dua macam teknik, yaitu:pengawasan langsung dan
pengawasan tidak langsung, berikutn penjelasan untuk teknik-teknik tersebut.
A. Pengawasan langsung
Menurut Siagian (2008:115) yang dimaksud pengawasan langsung ialah apabila
pimpinan organisasi melakukan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang
sedang dijalankan oleh para bawahannya. Dalam inspeksi langsung dapat dengan
peninjauan pribadi yaitu mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi
sehingga dapat dilihat sendiri pelaksana pekerjaan. Cara inimengandung
kelemahan, menimbulkan kesan kepada bawahan mereka diamati secara keras
dan kuat sekali.
B. Pengawasan tidak langsung
Yang dimaksud pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh.
Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan
(Siagian, 2008:115). Laporan ini bisa berbentuk lisan atau pun tulisan.
Kesimpulan ialah bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila
hanya bergantung kepada laporan saja. Adalah bijaksana apabila pemimpin organisasi
menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak langsung dalam melakukan
fungsi pengawasan itu.
2.5 Sistem dan Proses Pengawasan
Sistem pengawasan adalah kerangka kerja atau struktur yang melibatkan berbagai
elemen, metode, dan proses untuk memantau, mengawasi, dan mengontrol aktivitas,
proses, atau lingkungan tertentu. Proses pengawasan sendiri melibatkan serangkaian
langkah yang dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan atau standar yang ditetapkan
tercapai atau dipertahankan. Beberapa komponen utama dari sistem dan proses
pengawasan termasuk:
1. Perencanaan Pengawasan:
- Penetapan Tujuan: Menetapkan tujuan yang jelas untuk pengawasan yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi atau situasi tertentu.
- Penetapan Standar Kinerja: Menetapkan standar atau kriteria yang harus dipenuhi
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Pelaksanaan Pengawasan:
- Pemantauan Aktivitas: Memantau aktivitas atau kinerja menggunakan alat-alat
pengawasan yang relevan.
- Pengumpulan Data: Mengumpulkan data dan informasi terkait untuk evaluasi
lebih lanjut.
3. Evaluasi dan Analisis:
- Pemeriksaan Data: Menganalisis data yang terkumpul untuk mengevaluasi
kinerja atau kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan.
- Identifikasi Perbedaan: Mengidentifikasi perbedaan antara kinerja aktual dan
standar yang diinginkan.
4. Tindakan Korektif:
- Pengambilan Tindakan: Mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
- Perbaikan Proses: Melakukan perubahan atau penyesuaian dalam proses untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
5. Umpan Balik dan Revisi:
- Umpan Balik: Memberikan umpan balik kepada individu atau sistem yang
terlibat untuk perbaikan di masa depan.
- Revisi Standar: Jika diperlukan, merumuskan kembali atau merevisi standar
untuk mencerminkan perubahan kebutuhan atau kondisi baru.
Sistem pengawasan dapat berbeda tergantung pada konteksnya, bisa diterapkan
dalam lingkungan industri, organisasi, pemerintahan, atau bahkan dalam penggunaan
teknologi informasi. Penting untuk memastikan bahwa proses pengawasan dilakukan
secara konsisten, sesuai dengan kebijakan yang berlaku, dan dengan memperhatikan
aspek etika serta hukum.
2.6 Alat Alat Pengawasan
Dalam manajemen, alat-alat pengawasan digunakan untuk memantau, mengukur, dan
mengelola kinerja organisasi, departemen, atau individu guna memastikan pencapaian
tujuan dan standar yang ditetapkan. Beberapa alat pengawasan yang umum digunakan
dalam manajemen meliputi:
1. Laporan Keuangan:
- Laporan Laba Rugi dan Neraca: Untuk memantau kesehatan keuangan
perusahaan.
- Laporan Arus Kas: Memantau aliran uang masuk dan keluar perusahaan.
- Rasio Keuangan: Untuk mengukur kinerja keuangan seperti likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas.
2. Dashboard Manajemen:
- Key Performance Indicators (KPIs): Indikator kinerja utama yang memberikan
gambaran tentang pencapaian tujuan.
- Grafik dan Diagram: Untuk visualisasi data yang memudahkan pemahaman dan
analisis.
3. Sistem Informasi Manajemen (MIS):
- Pengolahan Data: Untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan.
- Analisis Data: Untuk mengevaluasi kinerja dan tren yang dapat membantu
perencanaan strategis.
4. Evaluasi Kinerja dan Penilaian Karyawan:
- Metode Evaluasi Kinerja: Seperti metode skala, penilaian 360 derajat, atau
manajemen oleh tujuan (Management by Objectives, MBO).
- Feedback Kinerja: Memberikan umpan balik yang konstruktif untuk
meningkatkan kinerja individu.
5. Sistem Manajemen Proyek:
- Gantt Chart: Untuk memantau jadwal dan kemajuan proyek.
- Manajemen Risiko: Identifikasi dan pengelolaan risiko yang mungkin terjadi
selama proyek berlangsung.
6. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP):
- Integrasi Proses Bisnis: Untuk mengawasi dan mengelola proses bisnis dari satu
platform terintegrasi.
7. Analisis Big Data dan Prediktif:
- Analisis Data Lanjutan: Untuk menemukan pola, tren, dan wawasan dari data
besar yang terkumpul.
Penggunaan alat-alat ini membantu manajer dalam mengambil keputusan yang
lebih baik, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan menjaga agar
organisasi tetap fokus pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kombinasi alat-
alat ini memungkinkan manajer untuk melakukan pengawasan yang efektif dan efisien
terhadap berbagai aspek dalam sebuah organisasi.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Konflik dapat dipahami sebagai suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang
diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa
yang diharapkannya. Jenis konflik ada limayaitu: a). Konflik Intrapersonal, b). Konflik
Interpersonal, c). Konflik antar individu-individu dan kelompok kelompok, d).Konflik antara
kelompok dalam organisasi yang sama, e). Konflik antara organisasi. Ada banyak cara untuk
menangani konflik, antara lain: a)Pengenalan. b). Diagnosis. c). Menyepakati suatu solusi.
d).Pelaksanaan. e). Evaluasi.
3.2 Saran
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi
baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan keadaan organisasi
tersebut dan hanya mempertahankan prilaku yang baik saja sewaktu berada dalam kelompok
ke dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

 Agus Widaryanto, JURNAL PENGAWASAN. Vol 1 No 1 September 2019. BPKP.


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai