Anda di halaman 1dari 27

“SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PENGAWASAN PT UNILEVER DAN


CONTROLLING PROSES BISNIS PT NESTLE”

DISUSUN OLEH:

KEMAS MUHAMMAD ARJUNA ( 203403140003)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MPU TANTULAR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan penulis kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik

Dalam makalah ini kami membahas mengenai “ SISTEM PENGENDALIAN


MANAJEMEN PENGAWASAN PT UNILEVER DAN CONTROLLING
PROSES BISNIS PT
NESTLE” yang mana makalah ini penulis buat sebagai tugas pembahasan materi
pada mata kuliah sistem pengendaian Manajemen.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh
kekurangan. Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat penulis perlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir
kata penulis berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi yang menambah
wawasan dan dapat berguna bagi kita semua.

Jakarta, 25 Juli 2021

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan
Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................5
D. Manfaat...........................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian
Controlling......................................................................................................6
B. Proses
Controlling......................................................................................................6
C. Jenis Controlling..............................................................................................10
D. Controlling proses bisnis PT NESTLE............................................................13

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu


perusahaan. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang
memuaskan, baik bagi perusahaannya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Di dalam suatu perusahaan terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan,
seperti Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control), Pengawasan Pada Saat
Kerja Berlangsung (Current Control), Pengawasan Feed Back (Feed Back
Control).
Di dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri
dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan,
Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.
Suatu perusahaan juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang
berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses
pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan.
Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial
dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki.
Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya
proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi
bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan
organisasi.

4
B. Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam


makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah
tersebut antara lain:
1. Apa yang dimaksud controlling?
2. Bagaimanakah proses controlling?
3. Apa sajakah jenis controlling dan bagaimana PT Unilever melakukan
controlling berdasarkan jenis yang ada?
4. Apa sajakah controlling proses bisnis PT Nestle Indonesia?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penulisan makalah


ini sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian manajemen controlling.


2. Menjelaskan bagaimana proses controlling.
3. Menjelaskan bagaimana PT Unilever melakukan controlling berdasarkan
jenis yang ada.

D. Manfaat

Berdasarkan tujuan penulisan diatas maka manfaat dalam penulisan


makalah ini sebagai berikut Diharapkan agar masyarakat tahu tentang
manajemen pengawasan PT Unilever.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Controlling

Menurut Robbins dan Coulter (2003:496) pengendalian (controlling)


merupakan proses monitoring terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan sumber
daya organisasi untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut akan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tindakan koreksi dapat untuk
memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
Untuk melaksanakan kegiatan pengendalian secara efektif dan efisien,
perusahaan memerlukan sistem pengendalian. Menurut Lorange dkk (1986)
sistem pengendalian (control system) adalah seperangkat instrumen yang terdiri
dari penetapan tujuan secara formal, pemantauan kinerja, evaluasi kinerja dan
sistem pemberian umpan balik yang akan memberikan berbagai informasi kepada
para manajer mengenai apakah strategi dan struktur organisasi yang saat ini ada
dapat berjalan secaraefektif dan efisien.

B. Proses Controlling

Menurut Robbins dan Coulters (2003), proses pengendalian terdiri dari


empat aktivitas, yaitu;
1. Penetapan Tujuan
Proses pengendalian diawali dengan adanya penetapan berbagai
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan terlebih dahulu, strategi
untuk mencapai tujuan tersebut sampai ke penetapan anggaran
(budget) yang menunjukkan rencana alokasi masing-masing sumber
daya organiasi perusahaan untuk menunjang pencapaian tujuan. Baik
tujuan, strategi maupun anggaran semuanya dapat dijadikan standar
untuk menjadi

6
pembanding terhadap pelaksanaan kegatan yang sesungguhnya
dilakukan.[2]
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang
dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Standar
adalah kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan.
Kriteria tersebut dapat dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif.
Standar pelaksanaan (standard performance) adalah suatu pernyataan
mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan
secara memuaskan.
Standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktifitas menyangkut
kriteria: ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar
yang umum adalah:
a. Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah
langganan, atau kualitas produk.
b. Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor,
pendapatan penjualan, dan lain-lain.
c. Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas
waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.

2. Pengukuran
Pengukuran (measuring) merupakan penetapan satuan numerik
terhadap suatu objek yang diukur. Aktivitas pengukuran menyangkut
dua hal. Pertama, pengukuran berkaitan dengan apa yang diukur (objek
Pengukuran). Kedua, pengukura berkaitan dengan bagaimana
pengukuran dilakukan (metode pengukuran).

7
Objek yang diukur dalam suatu proses pengendalian perusahaan
merupakan kinerja aktual (actual performance) yang ditunjukkan oleh
sumber daya organisasi perusahaan. Objek pengukuran dalam suatu
perusahaan sangat bervariasi. Sebagai contoh, produktivitas
departemen produksi dapat diukur dengan menggunakan ukuran
jumlah produksi barang per hari yang lolos uji kualitas (quality
passed). Sedangkan produktivitas departemen pemasaran dapat diukur
dari jumlah penjualan per bulan.[4]
Penetapan kriteria mengenai “apa yang diukur” menjadi sangat
penting karena beberapa hal. Pertama, kesalahan kriteria pengukuran
akan mengakibatkan kekeliruan dalam proses pengukuran. Kedua,
kejelasan kriteria pengukuran akan turut memotivasi karyawan untuk
berusaha melewati kriteria yang ditetapkan.
Dengan adanya perbedaan objek pengukuran, maka metode yang
digunakan untuk melakukan pengukuran pun akan bervariasi. Sebagai
contoh, metode yang digunakan untuk mengukur penilaian prestasi
karyawan di departemen prosduksi akan berbeda dengan penilaian
prestasi karyawan di departemen finance and accounting.

3. Membandingkan Kinerja Aktual dengan Standar yang Ditetapkan


Membandingkan (comparing) merupakan proses
membandingkan
kinerja aktual (actual perrformance) dengan standar kinerja dan
berbagai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan maupun standar
ditetapkan pada tahap perecanaan (planning). Kegagalan perusahaan
untuk menetapkan standar pada tahap perencanaan merupakan jalan
menuju kegagalan itu sendiri atau dalam peribahasa manajemen
dikatakan “fail to plan is planning to fail”. Hal ini disebabkan karena
tanpa adanya standar, maka perusahaan akan sulit melakukan proses
evaluasi-yakni membandingkan antara kinerja aktual dengan standar.

8
Berdasarkan perbandingan antara kinerja aktual dengan standar,
maka manajer akan memperoleh informasi yang akurat, apakah kinerja
aktua yang dilakukan dapat memenuhi standar ataukah tidak.
Ketidakmampuan sumber daya organisasi khususnya sumber daya
manusia perusahaan untuk kinerja sesuai standar, dapat disebabkan
berbagai faktor, misalnya;
 Standar yang ditetapkan terlalu tinggi sehingga sangat sulit untuk
dicapai.
 Kualitas sumber daya manusia perusahaan masih kurang baik
sehingga dibutuhkan pelatihan dan pengembangan maupun
pengadaan karyawan baru.
 Perusahaan tidak memberikan kompensasi (gaji dan tunjangan)
yang memadai sehingga karyawan tidak termotivasi bekerja
dengan baik.

4. Tindakan Manajerial
Langkah terakhir dari proses pengendalaian adalah melakukan
evaluasi terhadap kinerja yang dicapai orgabisasi secara keseluruhan
maupun pencapaian kinerja individu. Pada tahap ini manajer akan
melakukan tindakan koreksi dengan memperbaiki utilasi sumber daya
organisasi apabila kinerja aktual menyimpang jauh dibandingkan
standar.
Pada tahap ini manajer bisa membuat suatu kesimpulan apakah
tidak tercapainya tujuan perusahaan karena target yang ditetapkan
terlalu tinggi, atau apakah perusahaan memiliki produktivitas lebih
rendah dibandingkan pesaing akibat ketertinggalan dalam penerapan
teknologi produksi terbaru? Seluruh informasi yang diperoleh dari
proses evaluasi tersebut akan sangat membantu manajemen dalam

9
menentukan tindakan koreksi yang diperlukan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajer memiliki tiga
pilihan tindakan manjerial, yaitu;
1. Tindakan Perbaikan (Corrective Action)
Tindakan perbaikan bertujuan agar penyimpangan yang
terjadi tidak berlangsung terus-meerus dan aktivitas sumber daya
organisasi berjalan kembali sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

2. Revis Standar (Revise Standard)


Selain melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan
yang terjadi, manajer dapat pula melakukan tindakan manajerial
kedua yaitu melakukan revisi standar apabila standar yang
digunakan sebagai perbandingan dianggap tidak akurat
(ditetapkan terlalu tinggi maupun terlalu rendah).

3. Tidak Melakukan Tindakan Apa-Apa (Do Nothing)


Apabila kinerja aktual telah sesuai denagn standar yang
dibuat dan standar yang ditetapkan masih akurat, maka manajer
dapat melakukan tindakan manjeria ketiga yaitu membiarkan
kegiatan berjalan sebagaimana adanya.

C. Jenis Controlling
Bila pengendalian dikaitkan dengan proses produksi baik barang maupun
jasa, maka terdapat tiga jenis pengendalian yang dapat digunakan oleh para
manajer. Ketiga jenis pengendalian tersebut adalah.
A. Feedforward Control
Tipe pengendali ini akan memungkinkan manajer melakukan
antisipasi terhadap masalah sebelum masalah itu timbul. Feedforward

10
control sendiri merupakan tipe pengendalian yang berada pada
tahapan input (input stage) dari suatu proses produksi.
Para manajer dapat melakukan Feedforward control dengan cara
memperketat spesifikasi bahan baku yang dipasok oleh para pemasok. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari terjadina hasil produksi yang tidak
diinginkan akibat mutu bahan baku yang rendah. Sebagai contoh, PT
Unilever mengharuskan para pemasok lada bubuk-yang nantinya akan
digunakan untuk bahan baku royko-untuk memastikan bahwa lada bubuk
yang dipasok tidak mengandung bakteri coli yang akan sangat merugikan
para pelanggan dan PT Unilever sendiri.
Para manajer dapat pula menerakan feedforward control dengan
cara menyeleksi secara ketat calon-calon karyawan yang akan bekerja di
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terpilihnya calon tenaga
kerja yang memiliki kualifikasiburuk-yang akan berpotensi merugikan
perusahaan di masa yang akan datang.

B. Concurrent Control
Concurrent control merupakan pengendalian yang dilakukan oleh
para manajer PT Unilever selama proses produksi (conversion stage)
berlangsung. Pengendalian jenis ini akan memberikan kepada manajer
umpan balik (feedback) yang cepat mengenai tingkat efisien penggunaan
input yang diubah menjadi output sehingga para manajer dapat
melakukan tindakan perbaikan terhadap masalah yang timbul dengan
segera.
Manajer melaksanakan concurrent control dengan dibantu aplikasi
teknologi informasi yang akan memberikan para manajer peringatan lebih
cepat mengenai sumber dari berbagai permasalahan yang terjadi selama
proses produksi seperti jumlah input yang tidak memenuhi standar, mesin
yang tidak berfungsi dengan baik, tenaga kerja yang tidak terampil, dan
lain-lain.

11
Concurrent control juga merupakan bagian terpenting dari
peningkatan kualitas, dimana pengendalian ini diharapkan dapat
mengarahkan para pekerja agar mereka secara terus-menerus melakukan
pemantauan terhadap kulaitas produk di setap tahapan proses produksi agar
dapat dihasilkan produk berkualitas tinggi. Saan ini berbagai perusahaan telah
mengadopsi penerapan pengendalian kualitas (quality control) melalui
pendekatan Six Sigma yang bertujuan menghasilkan zero defect (tidak ada
hasil produksi yang gagal).

C. Feedback Control
Pada tahap output produksi telah dihasilkan, para manajer
menerapkan feedback control dengan tujuan memperoleh informasi
mengenai reaksi dari para konsumen setelah mereka menggunakan
produk perusahaan. Hal ini dilakukan agar manajer dapat mengambil
berbagai tindakan manajerial yang diperlukan berdasarkan informasi yang
diperoleh dari konsumen. Sebagai contoh, tingkat retur barang yang
meningkat dapat dijadikan indikator oleh para manajer PT Unilever
bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan
ekspetasi pelanggan. Padahal sebagaimana dinyatakan oleh Feigenbaum,
mutu/kualitas (quality) dari suatu produk dinilai berdasarkan kemampuan
produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian
tingginya retur barang menunjukkan bahwa barang yang diproduksi tidak
berkualitas dan harus dilakukan tindakan koreksi agar produk yang
dihasilkan dapat memuaskan pelanggan. Pada Differensiasi produk
Unilever mempunyai strategi winning with brand and innovation,
kuncinya adalah pengembangan produk baru dan tepat guna, terutama
pada kategori hair, male grooming, home and personal, serta food and
beverages di tahun lalu.
Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki
keunggulan bersaing juga menerapkan strategi marketing mix
12
Yang meliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau lokasi
strategis, dan promosi yang memadai.Simpulan yang dapat ditarik dari
konsep keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah bagaimana
perusahaan dapat menciptakan produk unik yang memberikan tingkat
keuntungan diatas rata-rata yang mampu diraih oleh industri melalui
kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang
terbaru, tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik
itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi
kemasannya.

D. Controlling proses bisnis PT Nestle Indonesia


Nestle Indonesia adalah anak perusahaan dari Nestle SA. Perusahaan
Nestle Indonesia mendistribusikan beberapa produk dari nestle. Berikut
kategori produk yang dikeluarkan oleh perusahaan Nestle Indonesia.

1. Kembang Gula & Coklat


 Fix’s
 KitKat
 Permen POLO
 MILO
 Nestle CRUNCH
2. Kopi
 NESCAFE Classic
 NESCAFE 3 in 1
 NESCAFE Kopi Susu Tubruk
 NESCAFE Mochaccino
 NESCAFE Capuccino
 NESCAFE GOLD
 NESCAFE Ice
 NESCAFE MENU
 NESCAFE MATE
3. Minuman
 MILO
 MILO 3 in 1
 NESTEA


4. Nutrisi Anak & Keluarga
 DANCOW +
 DANCOW BATITA
 DANCOW DATITA
 DANCOW NUTRIGOLD
 DANCOW Enriched
 DANCOW Actigo!
 DANCOW Full Cream
 DANCOW IDEAL
5. Makanan Pendamping ASI
 Nestle CERELAC Harga Ekonomis
 Nestle CERELAC Bubur Susu
6. Sereal Sarapan
 Nestle Fitnesse
 Nestle KOKO KRUNCH
 Nestle KOKO KRUNCH DUO
 Nestle CORNFLAKES
 Nestle MILO BALLS
 Nestle Honey Stars
 Nestle Cookies Crips
 Nestle Honey Gold Flakes
7. Produk Kuliner
 Carnation
 Nestle Cap Nona
8. Minuman Siap Minum
 Bear Brand
 MILO UHT
 MILO Can
 Nescafe Can
 Nescafe UHT
9. Nutrisi Kesehatan
 NUTREN Diabetik
 NUTREN Optimum
 NUTREN Fibre
 NUTREN Junior
 PAPTAMEN
 PAPTAMEN Junior


Proses bisnis utama PT. Nestle Indonesia untuk produknya adalah sebagai berikut.

 Inbound Sales Logistic control


Proses penerimaan produk dari Malaysia, Menyimpan, dan distribusi
dalam gudang.
 Outbound Sales Logistic control
Proses mendistribusikan dan meberikan service produk ke beberapa
distributor point yang ada di seluruh Indonesia
 Operation control
Proses operasi dari produk diterima digudang sampai produk dikirim ke
beberapa distributor point produk

 Marketing control
Kegiatan menghimpun, mengajak, mempengaruhi pelanggan untuk
membeli produk.
 Servis control
Dukungan produk terhadap pelanggan yang mana di Indonesia dilayani
melalui sahabatnestle.co.id
Untuk proses bisnis pendukung utama PT. Nestle Indonesia untuk
produk adalah sebagai berikut.
 Procurement
Proses pengadaan sumber daya untuk kegiatan produksi, seperti
pengadaan bahan baku, mesin, tenaga kerja dan lain sebagainya.
 Human Resource
Proses seleksi dan rekrutmen calon pekerja untuk perusahaan PT.
Nestle Indonesia.
 Technology Development
Proses untuk mengimprove perusahaan PT. Nestle Indonesia
 Firm Infrastructure
Infrastruktur perusahaan yang mendukung proses operasi
perusahaan secara keseluruhan.

15
 Core process
1. Controlling Indound Sales Logistic
1.1 Menerima Barang dari supplier ke perusahaan
1.1.1 Menyiapkan dokumen pemesanan
1.1.2 Verifikasi dokumen pengiriman barang
1.1.3 Konfirmasi barang ke Supplier
1.2 Mengidentifikasi Barang yang datang ke peruhaan dari supplier
1.2.1 Pengecekan kesesuaian barang
1.2.2 Verifikasi barang masuk
1.2.3 Membuat berita acara masuk
1.3 Mengirim Barang Ke Penyimpanan di gudang perusahaan
1.3.1 Pengecekan berita acara masuk
1.3.2 Penyimpanan Barang

2. Controlling Outbond Sales Logistic


2.1 Penyusunan Pengiriman Barang ke distributor
2.1.1 Membuat berkas pengiriman barang
2.1.2 Membuat jadwal pengiriman
2.1.3 Penjadwalan armada pengiriman
2.1.4 Pengirimkan Barang ke Distribution Point
2.1.5 Pengawasan Pengiriman Barang

2.2 Identifikasi Status Pengiriman Barang


2.2.1 Konfirmasi jadwal pengiriman
2.2.2 Membuat berita acara status pengiriman barang

3 . Controlling Operation
3.1 Permintaan & Penawaran Barang
3.1.1 Peramalan demand
3.1.2 Laporan status persediaan
3.2 Proses Administrasi Barang
3.2.1 Persyaratan penerimaan barang
3.2.2 Kriteria Penerimaan Barang
3.3 Proses Pengendalian
3.3.1 Pengendalian Biaya
3.3.2 Pengendalian Operasional
3.3.3 Pengendalian Peronalia

4 . Controlling Marketing
4.1 Analisis Pasar
4.1.1 Riset pasar
4.1.2 Analisis kompetitor
4.1.3 Analisis market share
4.1.4 Analisis SWOT

16
4.2 Penyusunan Program
Pemasaran
4.2.1 Perencanaan tujuan pemasaran
4.2.2 Penyusunan strategi pemasaran
4.2.3 Pembuatan jadwal pemasaran
4.2.4 Perencanaan media pemasaran
4.2.5 Perhitungan biaya pemasaran
4.2.6 Perhitungan ketersediaan produk pasar
4.3 Pelaksanaan Program
Pemasaran
4.3.1 SetUp Sumber
Daya
4.3.2 Pelaksanaan proses pemasaran
4.4 Controlling Proses Pemasaran
4.4.1 Pengawasan proses pemasaran
4.4.2 Pengukuran performansi pemasaran
4.4.3 Identifikasi
goal

5. Controlling Service
5.1 Pre Sales Services
5.1.1 Penawaran Kembali
5.1.2 Profiling pelanggan
5.2 After Sales Services
5.2.1 Promo
5.2.2 Call Center Suaran Konsumen
17

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami susun mengenai Manajemen Pengawasan PT
Unilever, dapat disimpulkan bahwa :
1. Manajemen controlling merupakan proses pengawasan dan pengendalian
terhadap suatu aktivitas perusahaan atau organisasi, baik dilihat dari sisi
efisien maupun sisi efektifnya.
2. Dalam manajemen controlling terdapat proses dan tindakan manajemen.
Proses manajemen terbagi atas 3, yaitu (1) Penetapan tujuan (2)
Pengukuran
(3) Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditetapkan.
Sedangkan tindakan manajemen terdiri atas: (1) tindakan perbaikan (2)
revisi standar (3) tidak melakukan tindakan apa-apa.
3. Dalam melakukan controlling, perusahaan PT Unilever menggunakan 3
jenis controlling, diantaranya: (1) feedforward control (2) concurrent
control
(3) feedback control.
4. Perusahaan PT Nestle Indonesia menggunakan 5 proses controlling yaitu,in
bound sales logistic,out bound sales logistic,operation,marketing dan servis

B. Saran
Setelah kami menyimpulkan hasil diskusi kami, maka saran kami
mengenai mengenai Manajemen Pengawasan PT Unilever, yaitu :
1. Dalam melakukan pengawasan, PT Unilever dan PT Nestle Indonesia
sebaiknya memperketat sistem pengawasannya karena masih ada saja
masalah-masalah yang terjadi dalam peruahaan.
2. PT Uniever dan PT Nestle Indonsia sebaiknya dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian melihat sisi baik dan buruk bagi
perusahaan dan juga karyawann
18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.nestle.com.my/aboutus/investors/annual_report

http://www.nestle.co.id/ina/produk/

Anda mungkin juga menyukai