Anda di halaman 1dari 16

AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Audit Manajemen Program Sarjana
Jurusan Akuntansi

Oleh:
Kelompok 4

Kurnia (90400116087)
Irma (90400116099)
Nur Khalisa M Musa (90400116110)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat serta Hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Audit Manajemen tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak kekurangan, baik
itu dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami harap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
serta menjadi inspirasi bagi pembaca khususnya bagi masyarakat luas.

Gowa, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2-9
A. Tujuan dan Manfaat Audit ............................................................................... 2
B. Ruang Lingkup Audit ....................................................................................... 3
C. Langkah-Langkah Audit .................................................................................. 3
D. Audit Atas Organisasi dan Proses Pengadaan .................................................. 4
E. Review Jurnal ................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi pengadaan merupakan fungsi yang paling depan dalam penentuan


ekonomisasi suatu organisasi. Ekonomisasi dalam perolehan input merupakan bagian
dari strategi keunggulan bersaing perusahaan. Kemampuan memperoleh input dengan
pengorbanan terkecil dari berbagai alternatif yang ada tanpa mengabaikan standar
kualitas yang telah ditetapkan, mencerminkan inovasi perusahaan dalam proses
pengadaan. Tiga tahap penting dalam pengadaan adalah perencanaan pengadaan,
pelaksanaan pengadaan, dan penanganan atas barang/jasa yang diterima. Oleh karena
itu, perlu pengendalian pada fungsi ini.

Pengendalian terhadap perencanaan memastikan bahwa barang/jasa yang akan


diperoleh adalah benar-benar dibutuhkan. Pada proses pengadaan, pengendalian
berfungsi untuk memastikan bahwa proses pengadaan telah berjalan transparan. Dan
tahap penanganan barang/jasa memastikan bahwa barang sudah sesuai pesanan,
spesifikasi dan sebagainya.

B. Tujuan Penelitian
1. Apakah tujuan dan manfaat audit pengadaan?
2. Seberapa jauh ruang lingkup audit pengadaan?
3. Bagaimana langkah-langkah audit pengadaan?
4. Bagaimana audit atas organisasi dan proses pengadaan?

C. Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat audit pengadaan.


2. Untuk mengetahui ruang lingkup audit pengadaan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah audit pengadaan.
4. Untuk mengetahui audit atas organisasi dan proses pengadaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Manfaat Audit

Sesuai dengan tujuan pengadaan, yaitu untuk mendapatkan barang/jasa sesuai


dengan kebutuhannya dengan pengorbanan yang minimal (ekonomis), tujuan audit atas
fungsi ini adalah untuk melakukan penilaian secara menyeluruh mengenai apakah
pengadaan tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan akan barang/jasa perusahaan
dengan pengorbanan minimal, sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Secara
umum, tujuan dari audit atas fungsi pengadaan ini dapat meliputi:

1. Untuk mencapai tujuan, sesuai dengan visi misi organisasi;


2. Menilai ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas pengadaan; serta melindungi asset
(dana) perusahaan dari pemborosan, kesalahan pengelolaan, penyalahgunaan, dan
berbagai bentuk penyimpangan lainnya;
3. Mendorong pengembangan dan pemeliharaan manajemen informasi pengadaan
yang dapat diandalkan serta pengungkapan informasi tersebut dalam laporan
periodik, termasuk pemenuhan kewajiban akuntabilitas;
4. Memastikan bahwa aktivitas pengadaan telah sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.

Dari hasil audit fungsi ini, perusahaan mendapatkan laporan yang menyajikan
hasil penilaian atas organisasi, peraturan, dan aktivitas pengadaan yang telah dilakukan
maupun temuan-temuan audit serta rekomendasi yang dapat dijadikan dasar untuk
melakukan perbaikan atas kekurangan (kelemahan) proses pengadaan yang masih
terjadi. Jika temuan menyangkut terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan
kewenangan yang berakibat pada kerugian perusahaan, hasil audit ini dapat menjadi
dasar dalam menentukan tindakan terhadap pihak yang seharusnya bertanggung jawab
atas terjadinya permasalahan tersebut. Namun jika temuan audit menyangkut prestasi
dari beberapa individu atau kelompok yang terlibat dalam pengadaan tersebut, hasil
audit ini dapat menjadi dasar dalam memberikan penghargaan kepada berbagai pihak
yang memiliki prestasi lebih tersebut.

2
B. Ruang Lingkup Audit

Audit atas fungsi pengadaan melakukan penilaian atas keseluruhan fungsi


pengadaan, baik organisasinya, pedoman/peraturan yang menjadi panduan pengadaan,
perencanaan, proses, dan penyelesaian pengadaan (penerimaan barang/jasa). Secara
terperinci ruang lingkup audit fungsi pengadaan meliputi:

1. Organisasi pengadaan;
2. Proses pengadaan yang terdiri atas:
a. Perencanaan pengadaan;
b. Pelaksanaan pengadaan; dan
c. Pembayaran dan pelaporan.

Ruang lingkup ini dapat bervariasi, tergantung dari strategi dan kompleksitas
sistem pengadaan di masing-masing organisasi. Proses pengadaan pada organisasi yang
melibatkan dana masyarakat (memiliki akuntabilitas publik) mungkin lebih kompleks
jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik karena
tuntutan atas akuntabilitas dan transparansi pada perusahaan tersebut lebih besar.

C. Langkah-Langkah Audit

Audit atas fungsi pengadaan adalah untuk menilai apakah proses pengadaan
telah sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Sesuai dengan tujuan tersebut,
proses audit harus mampu mendapatkan bukti yang cukup, relevan, dan dapat dipercaya,
serta melakukan penilaian atas kesesuaian praktik yang terjadi dengan pedoman yang
menjadi kriterianya. Secara umum, proses audit pengadaan barang/jasa meliputi
beberapa langkah yang meliputi hal-hal berikut.

1. Perencanaan audit

Audit atas fungsi pengadaan barang/jasa harus direncanakan untuk


memastikan audit berjalan dengan kualitas tinggi dalam menilai ekonomisasi,
efisiensi, dan efektivitas pengadaan barang/jasa. Perencanaan audit menyangkut:

a. Penilaian risiko dan penentuan ruang lingkup audit,


b. Penentuan jadwal audit,

3
c. Penentuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit.

Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus


mempertimbangkan beberpa hal termasuk:

a. Risiko, tingkat materialitas dan prioritas pada setiap aktivitas audit,


b. Area audit yang signifikan.
2. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit
3. Pelaporan
4. Tindak lanjut hasil audit

D. Audit Atas Organisasi dan Proses Pengadaan

Organisasi pengadaan memegang fungsi perencanaan pemenuhan kebutuhan


barang/jasa, mengelola proses pengadaannya, menilai ketepatan sesifikasi barang/jasa
yang diterima sesuai dengan kebutuhan penggunanya, mengotorisasi pembayarannya,
dan mempertanggungjawabkan pengadaan tersebut kepada organisasi diatasnya.
Tingkatan jabatan yang harus bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengendalian
pengadaan barang/jasa pemerintah antara lain sebagai berikut :

1. Pengguna anggrana (PA)


2. Kuasa pengguna anggaran (KPA)
3. Pejabat pembuat komitmen (PPK)
4. Unit layanan pengadaan (ULP)
5. Pejabat pengadaan
6. Panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan
7. Aparat pengawas intern pemerintah (APIP)

Dalam menjalankan aktivitasnya, fungsi pengadaan harus dilengkapi dengan


panduan/pedoman pengadaan yang merupakan seperangkat peraturan, kebijakan,
kewenangan tugas dan tanggung jawab yang menjadi pedoman dalam semua aktivitas
pengadaan. Prinsip – prinsip pemisahan tugas harus tertuang jelas dalam peraturan
tersebut, dimana fungsi – fungsi pencatatan, fungsi penyimpanan, dan fungsi
operasional harus terpisah satu sama lain. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan
terjadinya pengecekan silang secara internal antarfungsi sebagai bentuk pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan. Audit atas organisasi pengadaan

4
melakukan penilaian atas efektivitas organisasi pengadaan dalam melakukan pengadaan
barang/jasa secara efisien. Pada audit ini, auditor menilai ketepatan :

1. Penempatan organisasi pengadaan dalam struktur organisasi perusahaan


2. Luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki fungsi pengadaan dalam
memenuhi kebutuhan barang/jasa secara efektif dan efisien
3. Kompetensi personalia yang menangani dan bertanggung jawab terhadap
pengadaan barang/jasa
4. Kecukupan prosedur pengadaan dalam memandu proses pengadaan dalam
kerangka tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik.

1. Audit Atas Proses Pengadaan. Proses pengadaan dimulai dari perencanaan


pengadaan, survei harga dan pemasok, pemilihan pemasok/pelaksanaan tender,
penandatanganan kontrak dengan pemasok dan penanganan atas serah terima
barang/jasa sesuai dengan kontrak pengadaan. Pengadaan dapat dilakukan
melalui penunjukan langsung, ternder terbatas dan tender terbuka.
2. Audit Atas Perencanaan Pengadaan. Perencanaan pengadaan dimulai dari
identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna atas barang/jasa. Perusahaan harus
memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat tentang spesifikasi,
kuantitas kebutuhan, standar kualitass, dan waktu penggunaanya. Dengan daftar
ini, perusahaan dapat terhindar dari beberapa kondisi seperti: (1) pembelian
yang berlebihan, (2) kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang-
jasa yang belum dibutuhkan, serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai
dengan standar kualitas. Perusahaan juga harus memiliki daftar pemasok terpilih
yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya dengan cara paling
ekonomis. Perusahaan harus melakukan verifikasi terlebih dahulu untuk
mengetahui kebenaran keberadaan pemasok sebelum dimasukkan ke daftar
pemasok terpilih untuk menghindari perusahaan melakukan transaksi dengan
pemasok yang salah atau memiliki catatan kinerja yang tidak baik. Pemasok
yang dipilih telah memahami spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan
perusahaan, frekuensi kebutuhan dan waktu pengirimannya serta memiliki
komitmen untuk menyediakan barang/jasa kebutuhan perusahaan sesuai kontrak
yang disepakati. Auditor harus menilai dengan cermat perencanaan pengadaan

5
barang/jasa perusahaan agar kebutuhan atas barang/jasa dapat terpenuhi sesuai
prinsip-prinsip tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik. Kecurangan atau
penyimpangan yang mungkin terjadi pada perencanaan pengadaan dapat
diketahui aditor dengan menelusuri pedoman, rencana serta risalah rapat
perencanaan pangadaan. Audit atas perencanaan pengadaan melakukan penilaian
terhadap ketepatan rencana pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa
unit-unit pengguna di dalam perusahaan. Pada audit ini, auditor menekankan
penilaiannya terhadap ketepatan hubungann antara rencana pembelian dengan
rencana penggunaan barang/jasa pada masing-masing unti pengguna.

Kemungkingan Kecurangan yang Mungkin Terjadi pada Tahap Perencanaan


Pengadaan:

1. Penggelembungan anggaran.
2. Rencana pengadaan yang diarahkan untuk merek atau pengusaha tertentu.
3. Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang pada awal
pelaksanaan anggaran.
4. Menaketan pekerjaan yang direkayasa.
5. Memecah pengadaan barang menjadi beberapa paket untuk menghindari
pelelangan.
6. Memecah pengadaan barang yang menurut sifat pekerjaannya seharusnya
merupakan satu kesatuan.
7. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa
satuan kerja menurut sifat pekerjaan dan tingkat efesiensinya seharusnya
dilakukan di satuan kerja masing-masing.
8. Menggabungkan beberapa paket pekerjaan yang sifat pekerjaan dan besaran
nilainya seharusnya dapat dilakukan usaha kecil menjadi satu paket
pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan oleh usaha non kecil.
9. Rencana pembelian yang tidak sesuai kebutuhan.
10. Penentuan jadwal waktu yang tidak realistis.
11. Pemilihan metode penunjukan langsung untuk kontrak yang seharusnya
melalui pelelangan umum

6
12. Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai untuk evaluasi yang
seharusnya sistem gugur.
13. Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengna cara
swakelola, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada
penyedian baraang atau sebaliknya.

Audit atas Pelaksanaan Pengadaan Metode secara umum digunakan


dalam pengadaan barang/jasa adalah pembelian langsung, penunjukan langsung,
tender terbatas, dan tender terbuka. Kompetisi adalah dasar dari pengadaan yang
memastikan perusahaan mendapat barang/jasa terbaik melalui persaingan dalam
tender. Pengadaan melalui tender terbuka menimbulkan kesan positif bagi
perusahaan. Electronic procurement (e-Procurement) merupakan salah satu
tekonogi komunikasi dan informasi yang mendukung proses pengadaan yang
menjadikan proses ini lebih cepat, transparan, dan akuntabel dan dapat
mencegah terjadinya kolusi, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya.
Perusahaan yang menerapkan metode Justi in Time (JIT) dalam proses
produksinya, mengintegrasikan kekuatan pemasok dalam strategi bisnisnya
dimana metode ini hanya memilih beberapa pemasok saja yang memiliki
kemamapuan dan komitmen untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa perusahaan
sesuai dengan spesifikasinya, kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu sehingga
proses pengadaan tidak berjalan terlalu rumit dan menyerap banyak waktu serta
tenaga. Perusahaan seharusnya memiliki pedoman pengadaan barang/jasa yang
mengatur batas-batas pengadaan yang harus dilakukan melalui penuntukan
langsung, tender terbatas, dan tender terbuka, berdasarkan spesifikasi
barang/jasa yang dibutuhkan dan besarnya dana yang terlibat dalam pengadaan
tersebut. Untuk pengadaan barang/jasa pemerintah, Peraturan Presiden No. 7
Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah memberikan
panduan bagaimana pengadaan barang/jasa tersebut dilakukan dan batas-batas
kewenanagan dari pejabat/petugas yang menangani pengadaan baran/jasa
tersebut dan juga memberikan definisi beberapa metode pengadaan dan batasan-
batasan nilainya. Elemen kunci transparansi dan keadilan pelaksanaan tender
adalah kerahasiaan informasi tender agar tidak bocor, tidak tertukar, dan tidak
dimanipulasi. Tempat dan waktu pembukaan tender harus disepakati untuk

7
mengurangi risiko kebocoran dan manipulasi kerahasiaan tender. Dalam proses
tender, evaluasi penawaran adalah tahapan yang paling sensitive sehingga harus
dikelola dengan baik dan penuh kehati-hatian agar tidak terjadi distorsi
informasi yang nantinya hanya akan menguntungkan pemasok tertentu.

Proses Pengadaan Barang/Jasa

Secara umum, proses pengadaan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan,


pelaporan dan evaluasi atas aktivitas pengadaan

1. Perencanaan Pengadaan

Perencanaan pengadaan mencakup penentuan kebutuhan atas barang/jasa (input)


dalam operasional perusahaan, baik tingkat kulitas, kuantitas, dan penentuan wakru
kapan barang.jasa tersebut harus tersedia. Rencana pengadaan yang baik hars
mencerminkan hubungan yang optimal antara keinginan untuk memenuhi kebutuhan
dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki berkaitan dengan mendapatkan
barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan pengorbanan yang
paling rendah (ekonomis).

2. Pelaksanaan Pengadaan

Pengendalian yang ketat pada tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa
panitia pengadaan tidak salah dalam menentukan pemasok terpelih dan harga atas
barang/jasa yang dibutuhkan. Pemeilihan pemasok yang tepat tidak saja didasarkan
pada perolehan dengan harga yang paling murah, tetapi juga penilaian atas
kemampuan pemasok memenuhi spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu
dan suku cadangnya secara berkelanjutan.

3. Pelaksanaan Kontrak Penyerahan Barang

Setelah proses pengadaan menghasilkan pemasok terpilih, panitia pengadaan


bertanggung jawab untuk memastikan bahwa barang/jasa yang diterima telah sesuai
dengan pesanan baik dalam kuantitas yang diterima, tingkat kualitas, dan waktu
penyerahannya. Titik rawan pada tahap ini dapat berupa kolusi antara pemasok dan
petugas penerima barang sehingga barang/jasa yang tidak memenuhi spesifikasi tetap

8
doterima dalam penyerahan barang/jasa tersebut. Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kolusi, berita acara harus disertai dengan laporan dan bukti
pemeriksaan/pengujian yang dilakukan oleh bagian penerimaan barang pada saat serah
terima barang terjadi.

4. Pembayaran dan Pelaporan

Pembayaran baru bisa dilakukan jika serah terima atas arang/jasa tersebut telah
dinyatakan tidak mengandung masalah dan telah disahkann oleh pihak – pihak
berwenang. Setiap pembayaran harus didukung bukti tagihan dan dokumen pendukung
yang lengkap dan tagihan telah jatuh tempo. Pelaporan atas pengadaan barang/jasa
harus segera dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam pedoman
pengadaan. Panitia pengadaan harus menyajikan tentang kemampuan panitia ini
mendapatkan barang/jasa sesuai dengan spesifikasinya, masalah–masalah yang
dihadapi atau peluang penghematan yang belum bisa dilakukan karena terbentur
dengan peraturan yang digunakan dalam pengadaan tersebut.

E. Review Jurnal

Dengan adanya review jurnal yang terkait audit atas fungsi pengadaan ini, dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi yang terjadi di lapangan atau secara
praktiknya. Adapun jurnal yang direview yaitu:

Judul : Audit Manajemen atas Fungsi Persediaan Bahan Baku pada CV. Batik
Indah Rara Djonggrang Yogyakarta

Publikasi : Jurnal Profita Edisi 1 Tahun 2016

Penulis : Setriyani dan Dhyah Setryorini

Hasil penelitian dalam jurnal ini mengungkapkan mengenai audit manajemen


atas fungsi persediaan bahan baku yang terdiri atas 3 fungsi yang diteliti yaitu fungsi
pembelian (pengadaan), fungsi gudang, dan fungsi akuntansi. Ketiga fungsi tersebut,
secara garis besar telah berjalan dengan baik sesuai dengan standar dan kriteria yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Namun, masih terdapat kendala atau masalah yang

9
dapat menyebabkan fungsi tersebut tidak berjalan dengan baik dan lancar. Adapun
temuan tersebut yaitu:

Kondisi Kriteria Penyebab Akibat

Sering terjadi Sub-sub bagian yang Perusahaan kebanyakan Perusahaan mengalami


kekurangan membutuhkan bahan baku mengimpor bahan baku yang kerugian karena terpaksa
bahan baku yang menyerahkan form mereka butuhkan dari luar menghentikan proses
disebabkan permintaan pengadaan negeri sehingga ketika negara produksinya dikarenakan
keterlambatan bahan baku kepada bagian pengekspor bermasalah tidak adanya bahan baku
datangnya bahan pembelian/ manajer mengakibatkan keterlambatan sementara perusahaan
baku operasional untuk disahkan masih tetap membayar
dan diverifikasi kemudian upah karyawan
diserahkan pada owner
untuk disahkan dan
selanjutnya dilakukan
proses pemesanan bahan
baku

Adapun rekomendasi terkait temuan di atas yaitu:

Membuat perencanaan pengadaan/ pembelian bahan baku yang lebih baik dan lebih
memfokuskan pada perhitungan waktu pembelian bahan baku, untuk meminimalkan
atau sebagai antisipasi kekurangan bahan baku akibat datangnya bahan baku yang
sering terlambat.

Selain itu, penulis juga memberikan beberapa saran kedepannya guna


meminimalisir masalah yang akan terjadi, yaitu sebagai berikut:

1. Pemisahan fungsi pembelian bahan baku dari manajer operasional.


2. Membuat SOP (standard operation procedure) secara tertulis atau terdokumentasi
sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan yang ada di perusahaan.

10
Jika memperhatikan hasil dari review jurnal berdasarkan praktik di lapangan
tersebut, tidak terdapat banyak perbedaan jika berdasarkan teori atau materi yang
dipelajari dari buku, karena jika berbicara mengenai audit atas fungsi pengadaan maka
kita melihat berdasarkan kriteria yang telah di tentukan oleh perusahaan, serta kendala
yang terjadi di lapangan karena kurangnya pengendalian dari perusahaan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, kami dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu:


tujuan dan manfaat audit salah satunya adalah mencapai tujuan, sesuai visi dan misi
organisasi. Hasil dari fungsi ini, perusahaan mendapatkan laporan yang menyajikan
penilaian atas organisasi. Selain itu, ruang lingkup audit pengadaan adalah organisasi
pengadaan dan proses pengadaan. Selanjutnya langkah-langkah audit pengadaan ada 4
yaitu, perencanaan audit, pengumpulan dan evaluasi temuan audit, pelaporan dan tindak
lanjut hasil audit. Sedangkan secara garis besar proses pengadaan barang/jasa adalah
meliputi beberapa tahapan antara lain, perencanaan pengadaan, pelaksanaan pengadaan,
pelaksanaan kontrak penyerahan barang dan pembayaran dan pelaporan.

B. Saran

Untuk pembuatan makalah kedepannya sebaiknya lebih memperbanyak


referensi yang ada untuk dapat membantu dalam menganalisa audit atas fungsi
pengadaan sebagai bahan perluasan wawasan dan pengetahuan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.

Setriyani dan Dhyah Setyorini. 2016. Audit Manajemen atas Fungsi Persediaan Bahan
Baku pada CV. Batik Indah Rara Djonggrang Yogyakarta. Jurnal Profita Edisi
1: 1-13.

13

Anda mungkin juga menyukai