Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 9

KERTAS KERJA DAN PROSEDUR AUDIT

NAMA ANGGOTA :
Agung Bastanta Purba (C1C021118)
Anisa Br Nainggolan (C1C021239)
Fia Anjelia Putri (C1C021241)

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Susfa Yetti, M.Si.,Ak.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati alam
ciptaannya. Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang diberi judul “Kertas
Kerja dan Prosedur Audit”. Sebagai tugas mata kuliah Auditing 1.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kata kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-
karya saya lain waktu.

Jambi, September 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
2
2.1 Kertas Kerja......................................................................................................................... 2
2.2 Prosedur Audit..................................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 9
3.2 Saran.................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kertas Kerja Audit (KAA) merupakan media yang digunakan auditor untuk
mendokumentasikan seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulkan dan
simpulan yang dibuat auditor dalam setiap tahapan audit. Kertas kerja akan berfungsi
mendukung laporan hasil audit.
Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau program yang digunakan oleh
auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Mengumpulkan bukti yang
kompeten sangat penting jika KAP ingin menekankan tanggung jawab dan
mempertahankan reputasi yang baik pada kliennya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Kertas Kerja?
2. Apa itu Prosedur Audit?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu kertas kerja
2. Mengetahui apa itu Prosedur Audit

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kertas Kerja
Kertas Kerja Audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat dan data-data
yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit, KAA harus
mencerminkan langkah-langkah kerja audit yang ditempuh, pengujian-pengujian yang
dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan hasil audit.

A. Isi Ketas Kerja

Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :

 Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama yaitu


pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik.

 Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman


memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

 Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit


telah diperoleh, prosedur audit telah diterapkan dan pengujian telah
dilaksanakan yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

Kertas kerja berisi catatan informasi yang diperoleh dan di analisis yang dilakukan
selama proses audit. Kertas kerja disiapkan sejak saat auditor pertama kali memulai
penugasannya hingga mereka menelaah tindakan penelitian dan mengakhiri proyek
audit. Kertas kerja berisi informasi atas langkah-langkah berikut ini :

 Rencana audit, termasuk program audit

 Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal

 Prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan


yang dicapai

 Penelaahan kertas kerja oleh penyedia

 Laporan audit

 Tindak lanjut dari tindakan perbaikan

2
Syarat penyusunan kertas kerja audit (KKA) sebagai berikut :

 Lengkap

 Bebas dari kesalahan

 Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional

 Sistematis, bersih, mudah dipahami dan diatur dengan rapi

 Memuat hal penting yang relevan dengan audit

 Mempunyai tujuan yang jelas

 Sedapat mungkin menghindari pekerjaan menyalin ulang

 Dalam setiap kertas kerja harus mencantumkan kesimpulan hasil audit dan
komentar atau catatan riviewer

Auditor internal harus menyiapkan kertas kerja yang akurat, jelas, terorganisasi dan
profesional dengan mempertimbangkan hal berikut :

a) Dokumentasi, seperti catatan wawancara, bagan organisasi, penyertaan


kebijakan dan prosedur, serta deskripsi kerja, salinan kontrak dan perjanjian
penting, surat konfirmasi dan reprensentasi, foto, diagram, uji dan analisis
transaksi, hasil prosedur penelaahan analitis, laporan audit dan jawaban
manajemen dan korespondensi audit yang relevan.

b) Ringkasan kertas kerja, membantu menempatkan temuan dalam perspektif


yang wajar. Ringkasan dapat memberikan alur yang berurutan dan logis
untuk berbagai kertas kerja yang saling terkait dan dapat memfasilitasi
penelaahan atas bagian penugasan tertentu.

c) Pemberian indeks dan referensi silang. Indeks silang memiliki tujuan untuk
menyederhanakan penelaahan kertas kerja oleh penyelia. Referensi silang
memudahkan jalan bagi auditor berikutnya yang menggunakan kertas kerja
untuk penelaahan tindak lanjut, menyederhanakan penelaahan berikutnya
atas kerja dan meningkatkan hasil akhir laporan audit internal.

d) Kertas kerja pro forma

e) Penelaahan kertas kerja oleh penyelia

3
f) Menulis di kertas kerja saat audit berlangsung

g) Penyimpanan kertas kerja, auditor harus membuat keputusan, disetujui oleh


penyelia. Mengenai apakah kertas kerja sebelumnya harus disimpan atau
dimusnahkan.

h) Kepemilikan kertas kerja, pada umumnya permintaan oleh badan


pemerintahan diizinkan oleh pengadilan atau dijelaskan dalam kontrak.
Permintaan oleh orang atau organisasi tertentu masih merupakan perdebatan
diantara beberapa aturan yang ada. Juga sifat bukti yang diminta akan
mempengaruhi bisa tidaknya kertas kerja dilihat pihak luar.

B. Tipe Kertas Kerja

1) Program Audit, merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur
tertentu. Program audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk
menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit.

2) Working Trial Balance, yaitu dftar yang berisi saldo akun buku besar pada akhir
tahun sebelumnya.

3) Ringkasan Jurnal Adjustment,yaitu daftar jurnal penyesuaian yang nantinya akan


dibicarakan dengan klien.

4) Skedul Utama, kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam skedul pendukung untuk akun yang berhubungan.

5) Skedul Pendukung, adalah kertas kerja yang menguatkan informasi keuangan dan
operasional yang dikumpulkan

C. Tujuan dan Manfaat Kertas Kerja Audit

Tujuan KKA :

- Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan

- Menguatkan simpulan – simpulan auditor dan kompetensi auditnya

- Mengkoordinasi dan mengorganisasikan tahap audit

- Memberikan pedoman dalam audit berikutnya

Manfaat KKA :

4
-Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit

- Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para

pelaksana audit

- Merupakan alat pembuktian dari hasil laporan audit

- Menyajikan data untuk keperluan referensi

- Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya

D. Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan KKA

1. Lengkap, berisi semua hal yang pokok dan tidak memerlukan tambahan
penjelasan secara lisan

2. Teliti, sehingga kertas kerja bebas dari kesalahan tulis diperhitungan

3. Jelas, kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak yang memeriksa


KKA

4. Ringkas, relevan dengan tujuan audit

5. Rapi

2.2 Prosedur Audit

Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau program yang digunakan oleh
auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Mengumpulkan bukti yang
kompeten sangat penting jika KAP ingin menekankan tanggung jawab dan mempertahankan
reputasi yang baik pada kliennya. Agar auditor dapat mengumpulkan bukti-bukti untuk
menarik kesimpulan mengenai kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, perlu dilakukannya pengujian audit, pengujian audit tersebut salah satunya
yaitu pengujian substantif. Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang
untuk menemukan kemungkinan kesalahan dalam penyajian laporan keuangan yang akan
mempengaruhi kewajaran dari laporan keuangan tersebut. Auditor harus mengumpulkan
informasi yang relevan untuk mendapatkan bukti yang akurat untuk memberikan opini atas
laporan keuangan. Setelah auditor memberi keputusan tentang pengujian substantif
selanjutnya didokumentasikan dalam kertas kerja pemeriksaan dalam bentuk program audit
yang telah diterapkan dari setiap kantor akuntan publik Pada dasarnya setiap perusahaan

5
baik yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama
yaitu memperoleh laba dan menjaga keberlangsungan perusahaan di masa mendatang.
Piutang usaha timbul ketika perusahaan menjual barang dan jasa secara kredit. Ini yang
menjadikan perusahaan memiliki akun piutang perusahaan pada laporan keuangannya.
Piutang usaha sendiri meliputi semua tagihan dalam bentuk hutang kepada perorangan,
badan usaha atau pihak tertagih lainnya. Prosesnya dimulai dari pengambilan keputusan
untuk memberikan kredit kepada pelanggan, melakukan pengiriman barang, penagihan lalu
pada akhirnya menerima pembayaran. Piutang adalah akun penting dalam perusahaan
karena merupakan bagian dari aktiva lancar yang mudah dicairkan dan selalu dalam keadaan
berputar. Artinya piutang usaha dapat dijadikan sebagai kas dengan segera di mana jaminan
waktu paling lama satu tahun.

A. Metode Prosedur Audit

Di dalam melakukan prosedur audit, ada beberapa metode prosedur audit yang harus
digunakan dalam melakukan dan menentukan kualitas informasi keuangan.

1. Penyelidikan

Penyelidikan adalah proses meminta klien untuk penjelasan tentang proses atau
transaksi yang terkait dengan laporan keuangan. Jenis prosedur audit ini biasanya
melibatkan pengumpulan bukti verbal. Demikian juga, auditor menggunakan
prosedur penyelidikan untuk berbagai macam proses audit. Misalnya, auditor dapat
meminta klien untuk memahami lingkungan bisnis dan kontrol atau mereka mungkin
bertanya tentang transaksi atau saldo item baris laporan keuangan. Bukti yang
dikumpulkan oleh penyelidikan formal atau informal umumnya tidak bisa berdiri
sendiri meyakinkan. Oleh karena itu, auditor biasanya melakukan prosedur lain
bersama dengan penyelidikan seperti memeriksa dokumen pendukung untuk
memastikan bahwa penjelasan yang diberikan oleh klien dapat diandalkan.

2. Pemeriksaan Catatan atau Dokumen

Pemeriksaan catatan atau dokumen adalah proses pengumpulan bukti dengan


memeriksa catatan atau dokumen. Jenis prosedur audit ini dapat dilakukan dengan
menjamin catatan transaksi ke dokumen pendukung atau menelusuri dokumen
pendukung ke catatan transaksi. Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan
prosedur inspeksi untuk menguji pernyataan terjadinya transaksi pengeluaran dengan
menjamin mereka untuk menerima laporan, faktur pemasok, dan pesanan pembelian.
6
Pernyataan audit biasanya diuji dengan memeriksa dokumen untuk mendukung
transaksi akuntansi dalam catatan perusahaan (vouching). Dan pernyataan
kelengkapan biasanya diuji dengan memilih dokumen dan melacaknya kembali ke
catatan perusahaan (penelusuran) dengan memastikan apakah sesuai atau tidak.

3. Perhitungan Ulang

Perhitungan ulang adalah proses menghitung kembali pekerjaan yang telah


dilakukan klien untuk melihat apakah ada hasil yang berbeda antara pekerjaan
auditor dan pekerjaan klien. Jenis prosedur audit ini biasanya digunakan untuk
menguji penilaian dan alokasi pernyataan keuangan.

4. Prosedur Analitik

Prosedur analitik adalah proses mengevaluasi informasi keuangan melalui analisis


tren, rasio atau hubungan antara data termasuk data keuangan dan non-keuangan.
Auditor biasanya melakukan jenis prosedur audit ini dengan membangun harapan
mereka tentang transaksi khas atau saldo akun dan membandingkannya dengan
catatan klien. Jika auditor menemukan bahwa catatan klien tidak konsisten. Maka
auditor akan menyelidiki lebih lanjut tentang varian yang ada. Sebagai contoh,
auditor dapat melakukan prosedur analitik pada akun beban bunga dengan
mengalikan tingkat bunga rata-rata dengan saldo rata-rata pinjaman. Kemudian,
auditor akan menggunakan hasilnya untuk membandingkan dengan jumlah yang
dicatat oleh klien.

5. Tes Penilaian

Menghitung aset berwujud dapat memberi auditor bukti nilai. Auditor dapat
mengonfirmasi jumlah peralatan atau produk tertentu untuk menentukan bahwa
nilainya sesuai dengan pernyataan perusahaan.

B. Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Melakukan Prosedur Audit

Dalam melakukan prosedur audit, akan ada kesalahan atau kelalaian yang sering
terjadi dalam melaksanakannya. Berikut kesalahan yang sering terjadi dan yang harus
dihindari :

 Ketika melakukan penulisan pada prosedur audit tanpa menjelaskan alasan prosedur.
Misalnya, auditor akan memeriksa contoh barang dari lembar inventaris ke

7
inventaris, namun tidak memberi tahu tujuan dan alasan prosedur dalam melakukan
hal tersebut.

 Menyatakan kata pernyataan sebagai alasan untuk melakukan prosedur. Misalnya,


mengonfirmasikan terjadinya penjualan.

 Melakukan penulisan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem


pengendalian internal daripada menyatakan prosedur audit. Misalnya, untuk semua
barang yang diterima harus sesuai dengan barang yang diterima dengan catatan yang
diajukan.

 Menulis prosedur yang tidak jelas . Misalnya, periksa faktur, periksa catatan yang
diterima, dan lain sebagainya. Ini merupakan Prosedurtidak jelas, dan tidak
seharusnya untuk dilakukan dalam melakukan prosedur audit. Karena tidak
menyebutkan apa yang harus diperiksa dan alasan untuk apa memeriksanya. Ketika
melakukan berbagai tindakan seperti memeriksa catatan haruslah memiliki izin dan
prosedur yang sudah ditetapkan.

 Menggunakan prosedur yang tidak dapat dilakukan. Misalnya, setujui masing-


masing barang inventaris fisik ke faktur penjualan. Tidak mungkin untuk menyetujui
barang fisik ke faktur penjualan karena barang sudah akan dijual.

 Menggunakan prosedur yang salah. Misalnya, menyetujui rincian dari pesanan


pembelian (seperti uraian barang yang dipesan, jumlah yang dipesan) untuk barang
yang disimpan di toko persediaan. Prosedur Ini adalah prosedur audit yang salah
karena catatan yang diterima adalah barang bukan pesanan pembelian namun
digunakan untuk memperbarui inventaris.

 Menggunakan prosedur yang tidak praktis. Misalnya, menunjukkan pemisahan tugas


antara orang yang memberi otorisasi kas kecil, merekam voucher kas kecil dan
membagikan kas kecil. Sehingga prosedur yang dilakukan bukan untuk
mempercepat proses audit, tapi akan memperlama dan mempersulit dalam
melakukan prosedur audit.

 Menulis prosedur audit yang tidak relevan. Misalnya, ketika Anda diminta untuk
menulis yang berkaitan dengan depresiasi aset tidak lancar, tidak tepat untuk
memberikan prosedur audit umum yang berkaitan dengan audit aset tidak lancar.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bukti audit yaitu segala informasi yang mendukung angka-angka, informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang
layak untuk menyatakan pendapat. Bukti audit memiliki dua tipe yaitu tipe data akuntansi
dan tipe informasi penguat. Kertas Kerja Audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang
dibuat dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan
tugas audit. KKA harus mencerminkan langkah-langkah kerja audit yang ditempuh,
pengujian-pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan hasil audit.
Tujuan KKA adalah untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan,
menguatkan simpulan auditor dan kompetensi auditnya, mengkoordinasi dan
mengorganisasikan tahap audit dan memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga apa yang penulis uraikan diatas mengenai
Kertas Kerja dan Prosedur Audit bermanfaat bagi kita semua. Di mana sisi positif dari
uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang Bukti
Audit dan Kertas Kerja Audit tersebut dan sisi kurang baiknya bisa dijadikan sebagai
bahan untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA
http://gudangmakalahiaid.blogspot.com/2017/08/makalah-bukti-audit-dan-
kertas- kerja.html?m=1

https://www.penainfo.com/2020/03/bukti-audit-dan-kertas-kerja-
audit.html?m=1 https://datakata.wordpress.com/2014/12/26/bukti-audit/

10

Anda mungkin juga menyukai