Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK 2

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN

Dosen Pengampu :
Dra. Susfa Yetti, M.Si.,AK.

KELOMPOK 2
Nama Anggota :
Ahmat Bayu Sepriyanto (C1C021039)
Agung Bastanta Purba (C1C021118)
Yohana Jufani Silalahi (C1C021260)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan ridho-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat penulis selesaikan
dengan baik. Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya Dra. Susfa Yetti, M.Si.,A.K . selaku
dosen pengampu mata kuliah auditing II. Sehingga penulis dapat menyelesaikan “AUDIT
TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN”. Makalah ini penulis susun berdasarkan
pengetahuan yang penulis peroleh dari buku elektronik dan media internet dengan harapan
orang yang membaca dapat memahami tentang isi makalah ini.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah rumusan
masalah dalam proposal skripsi jauh dari kata sempurna, baik aspek kualitas maupun
kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak guna
memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik ke depannya.

Terakhir semoga dengan segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, karya
tulis ini dapat bermanfaat untuk semua orang guna mengetahui lebih jauh tentang rumusan
masalah dalam proposal skripsi. Demikian laporan ini penulis susun dalam waktu yang telah
direncanakan. Kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
agar penyusunan selanjutnya dapat lebih baik.

Jambi, 16 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2
2.1 Aktivitas Penjualan Tunai ........................................................................................ 2
2.2 Pengendalian Internal Terhadap Penjualan Tunai ................................................ 3
2.3 Pengujian Substantif Pada Piutang Usaha .............................................................. 4
2.4 Contoh Kasus Pengendalian Internal Penjualan .................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 9
3.2 Saran ............................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit memiliki dua pengujian yaitu pengujian substantif dan pengendalian. Dikutip dari
buku Auditing buku 2 (2002) oleh Mulyadi, siklus pendapatan adalah siklus yang terdiri atas
transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai, kredit, retur penjualan, pencadangan
kerugian piutang, dan penghapusan piutang.

Siklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan


pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas.
Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh,
perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan.

Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan saldo dan transaksi siklus
pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan
berbagai bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu aktivitas penjualan?


2. Apa itu pengendalian internal terhadap penjualan tunai?
3. Apa itu pengujian substantif pada piutang usaha?
3. Apa contoh dari pengendalian internal penjualan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu aktivitas penjualan
2. Mengetahui apa itu pengendalian internal terhadap penjualan tunai
3. Mengetahui apa itu pengujian substantif pada piutang usaha
4. Mengetahui apa contoh dari pengendalian internal penjualan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aktivitas Penjualan Tunai
A. Definisi Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi penjualan tunai merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih
dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima
oleh perusahaan, barang kemudian dicatat oleh perusahaan. Sedangkan menurut Jerry J.
Weygandt, Donald E, Kieoso, dan Paul D. Kimmel (2007: 268), “ Penjualan Tunai adalah
pendapatan penjualan, seperti halnya pendapatan jasa, dicatat ketika dihasilkan. Ini
disesuaikan dengan prinsip pengakuan pendapatan. Pendapatan penjualan dihasilkan ketika
barang dialihkan dari penjualan ke pembeli. Pada saat tersebut transaksi penjualan telah di
selesaikan dan harga penjualan telah ditetapkan”. Dapat disimpulkan dari definisi diatas
bahwa sistem akuntansi penjualan tunai sebagai metode dan proses pencatatan dengan
mengindentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan dan melaporkan atas
pembayaran harga barang yang terlebih dahulu dilakukan pembeli sebelum barang diserahkan
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan berupa informasi keuangan yang digunakan pihak
manajemen dalam pengambilan keputusan.

B. Fungsi-fungsi Penjualan Audit

1. Fungsi Penjualan
Bagian ini mempunyai kewajiban untuk menerima order dari pembeli
kemudian memproses nya kedalam faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur
tersebut kepada pembeli untuk melakukan pembayaran ke bagian kas.
2. Fungsi Kas
Bagian ini mempunyai kewajiban sebagai penerima pembayaran tunai maupun
non tunai atas transaksi penjualan barang yang dilakukan konsumen.
3. Fungsi Gudang
Bagian ini mempunyai kewajiban untuk mengecek ketersediaan barang yang
dipesan oleh pembeli dan mempersiapkan pesanan, kemudian menyerahkan barang
tersebut kepada bagian pengiriman.

2
4. Fungsi Pengiriman
Bagian ini mempunyai kewajiban untuk menyiapkan barang yang akan di kirim dan
menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli. Fungsi Akuntansi Bagian ini
mempunyai kewajiban untuk mencatat setiap transaksi pada penjualan tunai maupun
kredit dan menyediakan laporan penjualan tunai yang terjadi.

C. Dokumen Dalam Penjualan Tunai

1. Faktur Penjualan Tunai


Faktur penjualan tunai dibuat oleh bagian penjualan sebagai dokumen
pendahuluan atas pembayaran barang oleh pembeli yang di teruskan kepada bagian
kas dan juga sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi ke dalam jurnal
penjualan.
2. Pita Register Kas
Pita register kas di fungsikan sebagai bukti penerimaan kas yang di buat khusu
oleh fungsi kas dan merupakan catatan yang menunjang dalam faktur penjualan tunai.
3. Credit Card Slip
catatan ini diisi oleh bagian kas dan berfungsi sebagai bahan untuk menagih uang
tunai dari bank atas transaksi penjualan yang telah dilakukan pembeli yang
mengunakan pembayaran dengan kartu kredit.
4. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan verifikasi pengiriman barang dari perusahaan penjualan
barang (resi pengiriman barang) dari perusahaan angkutan umum.
5. Bukti Setor Bank
Catatan ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyimpanan uang kas ke bank.
Bukti penyimpanan bank di berikan oleh bagian kas kepada bagian akuntansi sebagai
dokumen sumber untuk mencatat transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas.
6. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini berfungsi untuk bagian akuntansi yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

2.2 Pengendalian Internal Terhadap Penjualan Tunai

(1) Dalam struktur organisasi, setiap fungsi yang harus terpisah dan dilakukan kegiatan
pengecekan internal terhadap penjualan dengan adanya kemungkinan bahaya yang

3
dapat terjadi. Misalnya piutang perusahaan yang tidak tertagih, kesalahan dalam
catatan akuntansi, dan resiko lainya.
(2) Dalam metode akuntansi, setiap kali dilakukan peristiwa transaksi penjualan, prosedur
pencatatan berfungsi untuk menjamin asset atau kekayaan perusahaan dan sebagai
untuk bukti bahwa telah dilakukan nya transaksi penjualan dalam perusahaan.
(3) Di bagian praktik yang sehat, perusahaan harus memiliki aturan dalam pelaksanaan
interaksi penjualan contohnya dengan pemberian nomor urut yang tercetak pafa
formulir penjualan, melakukan pencocokan data laporan secara berkala, dan kegiatan
praktik sehat lainya.

2.3 Pengujian Substantif Pada Piutang Usaha

A. Definisi Piutang Usaha

Piutang merupakan klaim kepada pihak lain ata uang, barang, jasa yang dapat diterima dalam
jangka waktu tertentu sesuai kegiatan perusahaan. Piytang umumnya disajikan di neraca
dalam dua kelompok, yaitu:

1. Piutang Usaha

2. Piutang Non usaha.

Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa
dalam kegiatan normal perusahaan. Sedangkan piutang nonusaha timbul dari transaksi selain
penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, missal piutang penjualan saham, piutang klaim
asuransi, piutang pengembalian pajak.

Dalam siklus pendapatan, transaksi yang mempengaruhi piutang usaha adalah:

1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customer. Jurnal yang digunakan
adalah:
Piutang Usaha xx
Pendapatan Penjualan xx
2. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Retur Penjualan xx
Piutang Usaha xx
3. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untuk mencatat adalah:
Kas xx

4
Piutang Usaha xx

4. Transaksi pengahapusan piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:


Cadangan Kerugian Piutang xx
Piutang Usaha xx
B. Prinsip Akuntansi Dalam Penyajian Piutang Usaha
1. Piutang usaha disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari
debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto
dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus
dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah
jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya
di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal
neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang
usaha.

C. Tujuan Pengujian Substantif Pada Piutang Usaha


Tujuan pengujian substantive terhadap piutang usaha adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan


dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penilaian usaha yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

D. Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha

5
Tahap-tahap prosedur audit dimulai dari pemeriksaan yang bersifat luas dan umum
sampai ke pemeriksaan yang bersifat rinci. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima
tahap berikut ini:

 Prosedur audit awal

(e) Buku Besar (a)


Jurnal Neraca
(b) (c)

(d)
(f)

Kertas Kerja Buku


Tahun Lalu Pembantu

 Prosedur analitik

Ratio Formula

Tngkt perputaran piutang usaha Pndptn penjualan bersih + Rerata piutang


usaha

Ratio piutang usaha dng aktiva lncr Saldo Piutang usaha + Aktiva lancar

Rate of return on net sales Laba bersih +Pendapatan penjualan bersih

Ratio kerugian piutang usaha Kerugian piutang usaha + pndptan penjlan


brsh

6
Dengan pendapatan penjualan
Bersih

Ratio Kerugian piutang usaha dgn Kerugian piutang usaha + piutang yang usaha
Piutang usaha yang sesungguhnya sesungguhnya tdk tertagih
Tdk tertagih

 Pengujian terhadap transaksi rinci


Keandalan saldo piutang usaha ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang
didebit dan dikreditkan ke dalam Piutang Usaha:
1. Transaksi Penjualan Kredit
2. Transaksi Retur Penjualan
3. Transaksi Penghapusan Piutang Usaha
4. Transaksi Penerimaan Kas dari Piutang Usaha

 Pengujian terhadap saldo akun rinci


Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo
piutang usaha dan akun penilainya (akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha). Tujuan
pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untyk memverifikasi:
a. Keberadaan/ Keterjadian
b. Kelengkapan
c. Hak Kepemilikan
d. Penilaian

 Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan


Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan adalah sebagai berikut:
 Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancer dan aktiva tidak
lancar.
 Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang
nonusaha.
Menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang
memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan
(Factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.
D. Contoh Kasus Pengendalian Internal Penjualan
A. Pengendalian Internal Pada PT. ABC Garment

7
1. Sistem yang telah diterapkan di PT ABC Garment sebagian besar sudah sangatlah efektif.
Dari kelima komponen utama teori COSO empat diantaranya dapat dinilai sangatlah efektif.
Kategori yang sangatlah efektif antara lain, Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko,
Aktivitas Pengendalian serta Pemantauan. Sedangkan poin Informasi dan Komunikasi
dikategorikan cukup efektif.

2. Pengendalian internal atas siklus penjualan kredit di PT. ABC Garment ini berdasarkan
penilaian lingkungan pengendalian :
a. Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika sangat dijunjung oleh
manajemen perusahaan PT. ABC Garment ini.
b. Pengendalian internal atas filosofi dan gaya operasional manajemen cukup baik walaupun
masih ada kekurangan dan belum terlalu memadai.
c. Sudah terdapat struktur organisasi khusus untuk PT. ABC Garment ini walaupun masih
perusahaan baru dan baru pecah dari induknya.
d. PT. ABC Garment telah melakukan pengendalian internal secara memadai pada unsur
partisipasi dalam komite audit dan dewan direksi untuk melakukan evaluasi pengendalian
internal dan mengawasi dan menilai kualitas laporan keuangan.
e. Komitmen untuk kompetensi pada PT. ABC Garment sudah memadai sesuai teori yang
melandasi.
f. Pengendalian internal atas metode pembagian tugas dan tanggung jawab sudah baik dan
sesuai teori.
g. Metode pengendalian manajemen pada PT. ABC Garment belum terlalu memadai
dibandingkan dengan teori yang ada.
h. Pada PT. ABC Garment, pengendalian internal atas unsur kebijakan menyangkut sumber
daya manusia telah memadai dengan usaha PT. ABC Garment untuk mendapatkan sertifikat
ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001.
i. Pengendalian internal atas unsur Pengaruh dari luar telah memadai dan sesuai dengan teori

3. Sistem Pengendalian Internal Sistem Penjualan Kredit pada PT ABC Garment Mengacu
pada COSO yang telah diolah dengan kuesioner dengan hasil :
a. komponen Lingkungan Pengendalian memiliki tingkat pengendalian internal sangat efektif

8
b. Penilaian Risiko PT. ABC Garment sudah memadai dan dinilai pengendalian internal
untuk unsur ini sangat efektif c. PT. ABC Garment untuk unsur informasi dan Komunikasi
mempunyai pengendalian internal yang cukup efektif
d. Aktivitas Pengendalian di PT. ABC Garment ini memiliki pengendalian internal yang
sangat efektif
e. Unsur pemantauan pengendalian internal di PT. ABC Garment sudah sangat efektif

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit dalam siklus pendapatan adalah siklus yang terdiri atas transaksi penjualan
barang atau jasa, baik secara tunai, kredit, retur penjualan, pencadangan kerugian piutang dan
penghapusan piutang. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
siklus pendapatan terdiri atas beberapa tahapan. Fungsi dalam program ini terbagi menjadi
fungsi penjualan, kredit, gudang, pengiriman, penagihan, pencatatan piutang, akuntansi biaya
dan akuntansi umum.

Dokumen dalam program ini memiliki dua kategori yaitu sumber dan pendukung
Dokumen sumber yang dimaksudkan seperti faktur penjualan. Sedangkan dokumen
pendukung seperti surat order pengiriman dan surat muat. Dalam dokumen pendukung
khususnya surat order memiliki kategori sendiri seperti surat order pengiriman, tembusan
kredit, surat pengakuan, surat muat, slip pembungkus. Catatan akuntansi yang digunakan
dalam siklus penjualan kredit yaitu jurnal penjualan, jurnal umum, buku pembantu piutang,
buku pembantu sediaan dan buku besar.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga apa yang penulis uraikan di atas
mengenai audit dalam siklus pendapatan bermanfaat bagi kita semua. Di mana sisi positif dari
uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang apa itu
audit dalam siklus pendapatan. Serta sisi negatifnya bisa dijadikan sebagai bahan
pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. Penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/31/180000269/audit-siklus-pendapatan-
penjualan-kredit

https://www.slideshare.net/tarymarthen/rangkuman-mata-kuliah-auditing-i-audit-siklus-
pendapatan-i-jiantari-kel-4

http://repository.stei.ac.id/2992/3/BAB%20II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai