Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AUDITING

“ Audit terhadap siklus pendapatan “


Disusun oleh :
"Kelompok 5”
Rahmat hidayat
Awal akbar
Muhammad ridwan fauzi

Dosen pengampu :
Dra. Susfa Yetti, M.Si.,AK.

Tahun ajaran 2023/2024

Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
Auditing ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Senin, 13 februari 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Isi
MAKALAH AUDITING.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Konsep Dasar Siklus Pendapatan.................................................................................................6
2.1 Pengertian Siklus Pendapatan....................................................................................................6
2.2 Tujuan Audit Siklus Pendapatan...........................................................................................9
2.3 Pengujian sebelum tanggal neraca..........................................................................................9
2.4 Sasaran Audit siklus pendapatan.............................................................................................10
2.4.1 Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian.................................10
2.4.2 Pengujian substantif atas piutang usaha..........................................................................10
2.4.3 Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian detil..............................................................11
2.5 Penyusunan program audit, dalam siklus pendapatan............................................................11
B. Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit...........................15
BAB III..................................................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan

keuangan secara keseluruhan telah disajikan secra wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi

berlaku umum. Laporan keuangan merupakan kumpulan rekening-rekening tertentu yang

disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh, neraca atau laporan keuangan terdiri dari

rekening rekening aktiva, rekening kewajiban rekening modal. Kelompok rekening

aktiva terdiri atas kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung, dan sebagainya.

Demikian pula kelompok-kelompok yang sama. Untuk dapat memberikan pendapat

tentang laporan keuangan secara keseluruhan, auditor harus memberikan seluruh

rekening yang membentuk laporan keuangan yang bersangkutan. (Jusup, Al.Haryono

2002)

Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit adalah aktivitas yang meminimalisir

terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan

umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen

pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan,

jurnal penjualan, file induk pelenggan dan piutang usaha.


1.2 Rumusan masalah

1. Menjelaskan Konsep Siklus pendapatan

2. Menjelaskan sasaran audit siklus pendapatan

3. Menjelaskan penyusunan program audit siklus pendapatan

4. Menjelaskan dan menerapkan prosedur audit

5. Menjelaskan aktivitas pengendalian pada penjualan kredit

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui Konsep Siklus pendapatan

2. Mengetahui sasaran audit siklus pendapatan

3. Mengetahui penyusunan program audit siklus pendapatan

4. Mengetahui dan menerapkan prosedur audit.

5. Mengetahui aktivitas pengendalian pada penjualan kredit


BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Siklus Pendapatan

2.1 Pengertian Siklus Pendapatan

Siklus Pendapatan adalah sutu perusahaan terdiri atas kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan yanng

berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda

mempunyai sumber pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh dalam bentuk hasil

penjualan barang atau produk; dokter pengacara;dan notaris memperoleh pendapatan berupa

uang jasa; bioskop dan gedung pertunjukkan memperoleh pendapatan dalam bentuk hasil

penjualan karcis tempat duduk; sedangkan pendapatn bank dan lembaga keuangan adalah

berupa bunga deviden.

Jusup, Al Haryono (2002).

Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan

informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan

dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut (Romney dan

Steinbart, 2003:5)

Kegiatan bisnis dalam siklus pendapatan meliputi menerima pesanan pelanggan,

mengirim pesanan, menerima uang tunai, menyimpan tanda terima tunai, menyesuaikan akun

pelanggan. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi seperti sistem penjualan
tunai, sistem penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Tiga

fungsi dasar SIA dalam siklus pendapatan, antara lain (Romney dan Steinbart, 2003:7)

1. Mendapatkan dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis.

2. Menyimpan dan mengatur data tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan.

3. Memberikan pengawasan untuk memastikan kehandalan data serta menjaga sumber

daya organisasi.

Menurut Romney dan Steinbart, terdapat empat aktivitas bisnis yang dilakukan dalam siklus

pendapatan, yaitu (Romney dan Steinbart, 2003:7):

1. Entri Pesanan Penjualan

a. Mengambil pesanan dari pelanggan

b. Persetujuan kredit

c. Memeriksa ketersediaan persediaan

2. Pengiriman

3. Penagihan dan Piutang Usaha

4. Penagihan Kas

Siklus pendapatan memiliki beberapa fungsi yang terkait, antara lain (Mulyadi, 2001:462):

1. Fungsi Penjualan

2. Fungsi Kredit

3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman

5. Fungsi Penagihan

6. Fungsi Akuntansi

Dokumen yang digunakan dalam Siklus Pendapatan, antara lain:

1. Surat Order Pengiriman, dengan tembusan:

a. Surat Order Pengiriman

b. Tembusan Kredit (credit copy)

c. Surat Pengakuan (acknowledgementcopy)

d. Surat Muat (bill of lading)

e. Slip Pembungkus

f. Tembusan Gudang

g. Arsip Pengendalian Pengiriman (sales order follow-up copy)

h. Arsip Indeks Silang (cross-index file copy)

2. Faktur Penjualan, dengan tembusan:

a. Faktur Penjualan

b. Tembusan Piutang

c. Tembusan Jurnal Penjualan

d. Tembusan Analisis

e. Tembusan Wiraniaga
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

4. Buku Memorial.

(Sudarmadji 2012)

2.2 Tujuan Audit Siklus Pendapatan

Tujuan audit atas siklus pendapatan adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan

bukti kompeten yang cukup tentang aseri-asersi laporan keuangan yang signifikan yang

berhubungan dengan transaksi – transaksi dan saldo- saldo yang dipengaruhi oleh siklus

pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor menerapkan berbagai sisi

perencanaan audit dan metodologi pengujian audit .

2.3 Pengujian sebelum tanggal neraca

04 Sebelum menerapkan pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau

kewajiban pada tanggal interim, auditor harus menentukan kesulitan dalam pengendalian

atas kenaikan risiko audit. Paragraf 05 sampai dengan 07 membahas pertimbangan yang

mempengaruhi pengukuran tersebut. Di samping itu, auditor harus mempertimbangkan

biaya pengujian substantif yang diperlukan untuk sisa periode sedemikian rupa sehingga

memberikan tingkat keyakinan memadai atas audit pada tanggal neraca. Penerapan

pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim

mungkin tidak cost-effective jika pengujian substantif untuk mengungkapkan sisa periode

tidak dapat dibatasi karena tingkat risiko pengendalian yang ditentukan. (sumber SA seksi

313)
2.4 Sasaran Audit siklus pendapatan

2.4.1 Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian

Tanggungjawab auditor dan metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan

kedua atas transaksi penerimaan kas. Kebanyakan prosedur pengendalian dalam pengolahan

penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian yang

dilakukan melalui komputer. Auditor biasanya menggunakan prosedur pengajuan pertanyaan,

observasi, dan inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti bahwa prosedur-prosedur

pengendalian manual telah berfungsi secara efektif.

Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang

efektifitas rancangan dan pengoperasian sistem pengendalian intern perusahaan. Risiko

bawaan yang melekat pada transaksi penerimaan kas cukup tingi karena adanya kemungkinan

karyawan melakukan kecurangan melalui penggelapan penerimaan kas, apabila prosedur

analitis menunujukkan kenaikan dalam jumlah hari piutang, salah satu kemungkinan

penyebab sang bisa menjelaskan hal tersebut adalah penggelapan kas. Sehubungan dengan

risiko bawaan berupa penggelapan kas, dan dampak dari transaksi penerimaan kas terhadap

piutang, auditor seringkali melakukan pengujian pengendalian terhadap penerimaan kas.

Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian pada tingkat rendah,

auditor harus memperluas pengujian efektivitas yang mencakup inspeksi dokumen dan

melakukan pengerjaan ulang atsa pengendalian-pengendalian manual. Sebagai contoh,

auditor perlu meningkatkan lingkup inspeksi dokumen yang menunujukkan bahwa

penerimaan kas cocol dengan pengantar pembayaran dan melakukan ulang pengendalian

manual tersebut.
2.4.2 Pengujian substantif atas piutang usaha

Piutang mencakup semua tagihan kepada para pelanggan, karyawan, dan perusahaan

afiliasi yang timbul dari penjualan secara kredit, transaksi wesel , pemberian pinjaman, dan

bunga yang masih akan diterima. Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan pada piutang

bruto kepada para pelanggan yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit dan rekenig

kontra yang bersangkutan yaitu cadangan kerugian piutang. Untuk merancang pengujian

susbstantif atas rekening – rekening ini, auditor pertama-tama harus menetapkan tingkat

risiko pengujian detil yang bisa diterima.

2.4.3 Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian detil

Penetapan risiko pengendalian untuk asersi-asersi piutang usaha tergantung pada

penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang berkaitan dengan

siklus pendapatan seperti (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan)

yang berpengaruh pada transaksi piutang usaha. Penetapan-penetapan untuk asersi kelompok

transaski berpengaruh terhadap asersi-asersi saldo rekening. Yang sama untuk rekening yang

sama untuk rekening yang dipengaruhi oleh transaksi dengan satu perkecualian

berikut:penetapan risiko pengendalian untuk asersi keberadaan atau keterjadiaan dan

asersi kelengkapan untuk satu kelompok transaksi yang menyebabkan berkurangnya saldo

rekening berpengaruh terhadap penetapan untuk asersi- asersi rekening lawannya.

2.5 Penyusunan program audit, dalam siklus pendapatan

Langkah berikutnya adalah menyelesaikan program audit untuk mencapai tujuan khusus audit

bagi setiap kategori aseri saldo rekening..

a. Prosedur – prosedur Awal


Dalam prosedur awal,auditor diharuskan untuk mendapatkan pemahaman bisnis dan

industri klien serta perlu dipahami mengenai kebijakan pengakuan pendapatan, serta pemicu-

pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor .

auditor juga harus memahami standar termin perdaganagan, pengalaman klien dalam

pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan luasnya

konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu.

Salah satu prosedur awal yang penting dalam memeriksa piutang usaha dan rekening

cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah melakukan penelusuran saldo awal

tahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir per audit dalam kertas kerja tahun lalu (jika

tahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas selama periode direview dengan memusatkan

perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar jumlahnya atau tidak biasa, yang

membutuhkan penyelidikan khusus. (Jusup,Al Haryono 2002)

Prosedur-prosedur yang berguna untuk menguji apakah semua penerimaan tunai

dicatat telah disimpan di dalam rekening bank adalah bukti penerimaan uang tunai. Di dalam

tes ini, total penerimaan uang tunai dicatat didalam jurnal penerimaan uang tunai untuk

periode tertentu, seperti untuk satu bulan, akan dicocokkan dengan simpanan di bank pada

periode yang sama. (Arens 2007)

Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

penerimaan kas dan dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan

untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapakan bagi penerimaan kas.(Arens 2006)

b. Prosedur Analitis

Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk memperkirakan

besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan penjualan, dan laba kotor
perusahaan. Prosedur ini dilaksanakan pada akhir penyelesaian penugasan untuk

mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil konsisten

dengan gambaran menyeluruh yang dilaporakan dalam laporan keuangan.

(Jusup,Al Haryono 2002)

c. Pengujian detil transaksi

Pengujian pengujian detil tertentu bisa dilaksanakan pada periode interim yang dilakukan

sambil auditor melakukan pengujian bertujuan ganda. (Jusup,Al Haryono 2002).

Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian substantif atas transaksi dalam

siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutan usaha kas, beban piutang tak tertagih, dan

penyisihan untuk piutang tak tertagih. Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan,

auditor harus melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan

pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahan publik

maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu

terhadap penilaian risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa.

.(Arens 2007)

d. Pengujian detil saldo

Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi

menjadi 2 hal yaitu:

1. Konfirmasi piutang usaha dan prosedur-prosedur tindak lanjut.


2. Prosedur-prosedur untuk menilai kecukupan rekening-rekening cadangan kerugian

piutang. (Jusup,Al Haryono 2002).

Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing

– masing debitur(pelanggan) dengan auditor. Konfirmasi piutang usaha di bagi atas

konfirmasi positif dan konfirmasi negatif

Prosedur audit berlaku umum konfirmasi piutang usaha merupakan prosedur audit

yang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya dianggap

bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti yang bermutu lebih

tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam satuan usaha

yang di audit. Oleh karean itu terdapat anggpana bahwa auditor akan meminta konfirmasi

piutang dalam suatu audit.

Menilai atau mengevaluasi Kecukupan cadangan Kerugian Piutang meliputi:

Penggunaan perangkat lunak audit digenralisasi untuk menjumlahkan vertikal dan horisontal
daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo buku besar. (2)
Pengujian umur atas jumlah jumlah yang tercantum pada kelompk umur dalam daftar
piutang (3) Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening rekening
yang telah berlalu, misalnya dengan membaca korespondensi dengan pelanggan.(4)
menetapkan kewajaran presnetase yang digunakan untuk menghitung komponen cadangan
yang diperlukan untuk setiap kelompok unur dan kecukupan cadangan sebagia keseluruhan.
(5) Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu lalu dengan pengalaman kemudian
dan manfaat dan pengalaman di masa lalu.
B. Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan

Kredit

Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit adalah aktivitas yang meminimalisir


terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan umum, yang
digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur
penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk
pelenggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi pendapatan:

*       Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)

*       Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)

*       Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)

Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus
pendapatan agar dapat:

1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial  

2) mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan

3) merancang pengujian subtansif.

Pemisahan fungsi Penjualan

Sebagian besar klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan
berdasarkan criteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan mencatat
faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat
pengiriman, atau setelah pengiriman.

Bagian yang paling penting ketika mengevaluasi metode klien untuk memperoleh pemisahan
batas penjualan yang dapat diandalkan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan.
Jika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang telah dipranomori secara berurutan,
biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pemisahan batas penjualan.

Jika pengendalian internal klien sudah memadai, auditor dapat memverifikasi pemisahan
batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang
dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor tersebut dengan penjualan yang
dicatat pada periode berjalan atau periode selanjutnya.

Pengujian Rincian Saldo Piutang Usaha


Dalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi
masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kedelapan tujuan
umum tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal
tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (accounts
receivable-related audit objectives) adalah sebagai berikut :

  1.     Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya
telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum

   2.     Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan)

   3.     Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)

   4.     Piutang usaha sudah akurat (Keakuratan)

   5.     Piutang usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)

   6.     Pemisahan batas piutang usaha sudah benar (Pemisahan batas)

   7.     Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi)

   8.     Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)

Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha

1.     Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan
melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi sasaran lebih
lanjut.

2.     Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan


harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta menganalisinya.

3.     Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi penjualan dan
piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.

4.     Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.

5.     Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)

6.     Prosedur yang dibutuhkan  penyajian dan pengungkapan yaitu mengkonfirmasikan


piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.

Tujuan Pengujian Substantive terhadap Piutang Usaha:

  1.     Memperoleh tentang keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi

  2.     Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang terkait


  3.     Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat

  4.     Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha dan kewajaran penyajian  serta


pengungkapan piutang usaha di neraca.

Konfirmasi Piutang Usaha

Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan
serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi
normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan
konfirmasi:

*       Piutang usaha tidak material

*      Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat


responnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.

*      Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif
lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang mencukupi.

Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi
yang akan digunakan :

   1.     Konfirmasi Positif

Adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi
secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau
salah.

*       Formulir konfirmasi kosong

Adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi
meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya.

*       Konfirmasi faktur

Adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan
saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.

  2.     Konfirmasi Negatif

Konfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respon jika
debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang
akan digunakan berada di tangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67
menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat diterima jika seluruh situasi
berikut tersedia :

*       Piutang usaha tercipta dari sejumlah besar akun-akun yang kecil.


*       Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.

*       Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan
pertimbangannya.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Siklus pendapatan suatu perusahaan meliputi kegiatan kegiatan yang bersangkutan

dengan transaksi transaksi penjualan , penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan.

Transaksi-transaksi tersebut berpengaruh terhadap sejumlah rekening signifikan dalam

laporan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kas, piutang, usaha, persediaan, dan

penjualan. Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan sangat vital, tetapi praktik bisnis

dan pemicu ekonomisnya sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan

lainnya.

Pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha merupakan langkah pertama yang

penting dalam mengembangkan strategi audit. Banyaknya aktivitas dalam audit

mengakibatkan timbulnya risiko bawaan yang tinggi untuk berbagai asersi signifikan laporan

keuangan seperti misalnya sersi keberadaan atau ketejadiaan piutang usaha. Oleh karena itu,

banyak perusahaan berusaha untuk memiliki sistem pengendalian intern yang kuat di bidang

ini mencegah atau mendeteksi salah saji. (Jusup, Al Haryono 2002)

Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit adalah aktivitas yang meminimalisir

terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan umum, yang

digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur

penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk

pelenggan dan piutang usaha.


DAFTAR PUSTAKA

Sudarmadji, Linda Christiani. 2012. “Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi.” Peranan

Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Kinerja Unit Bisnis Dalam Berbagai Tingkatan

Kompetisi Pasar Linda 1(4): 49–55.

Elder, Randal J., Beasley, Mark S. Dan Arens, Alvin A. (2006). “Auditing and jasa

assurance: pendekatan terintegrasi”. 12 th edition. Jakarta

Jusup, Al. Haryono (2002). Auditing (Pengauditan), Buku II Cetakan Pertama, Yogyakarta:

STIE YKPN.

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2007. Auditing dan Pelayanan Verifikasi :

Pendekatan Terpadu. PT. Indeks : Jakarta.

Ratna Novita. 2011. Audit Atas Siklus Pendapatan

http://ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus-pendapatan.html (akses 28

Oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai