Dosen pengampu :
Dra. Susfa Yetti, M.Si.,AK.
Universitas Jambi
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
Auditing ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Isi
MAKALAH AUDITING.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Konsep Dasar Siklus Pendapatan.................................................................................................6
2.1 Pengertian Siklus Pendapatan....................................................................................................6
2.2 Tujuan Audit Siklus Pendapatan...........................................................................................9
2.3 Pengujian sebelum tanggal neraca..........................................................................................9
2.4 Sasaran Audit siklus pendapatan.............................................................................................10
2.4.1 Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian.................................10
2.4.2 Pengujian substantif atas piutang usaha..........................................................................10
2.4.3 Penentuan Risiko deteksi untuk pengujian detil..............................................................11
2.5 Penyusunan program audit, dalam siklus pendapatan............................................................11
B. Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit...........................15
BAB III..................................................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan
keuangan secara keseluruhan telah disajikan secra wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi
disajikan dengan cara tertentu. Sebagai contoh, neraca atau laporan keuangan terdiri dari
aktiva terdiri atas kas, piutang usaha, persediaan, tanah, gedung, dan sebagainya.
2002)
terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan
pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan,
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Siklus Pendapatan
berhubungan dengan barang atau jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan yanng
berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda
mempunyai sumber pendapatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh dalam bentuk hasil
penjualan barang atau produk; dokter pengacara;dan notaris memperoleh pendapatan berupa
uang jasa; bioskop dan gedung pertunjukkan memperoleh pendapatan dalam bentuk hasil
penjualan karcis tempat duduk; sedangkan pendapatn bank dan lembaga keuangan adalah
Siklus Pendapatan
informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan
dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut (Romney dan
Steinbart, 2003:5)
mengirim pesanan, menerima uang tunai, menyimpan tanda terima tunai, menyesuaikan akun
pelanggan. Siklus pendapatan terdiri dari berbagai sistem akuntansi seperti sistem penjualan
tunai, sistem penjualan kredit, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Tiga
fungsi dasar SIA dalam siklus pendapatan, antara lain (Romney dan Steinbart, 2003:7)
daya organisasi.
Menurut Romney dan Steinbart, terdapat empat aktivitas bisnis yang dilakukan dalam siklus
b. Persetujuan kredit
2. Pengiriman
4. Penagihan Kas
Siklus pendapatan memiliki beberapa fungsi yang terkait, antara lain (Mulyadi, 2001:462):
1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Kredit
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Penagihan
6. Fungsi Akuntansi
e. Slip Pembungkus
f. Tembusan Gudang
a. Faktur Penjualan
b. Tembusan Piutang
d. Tembusan Analisis
e. Tembusan Wiraniaga
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
4. Buku Memorial.
(Sudarmadji 2012)
Tujuan audit atas siklus pendapatan adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan
bukti kompeten yang cukup tentang aseri-asersi laporan keuangan yang signifikan yang
berhubungan dengan transaksi – transaksi dan saldo- saldo yang dipengaruhi oleh siklus
pendapatan. Untuk mencapai setiap tujuan audit tersebut, auditor menerapkan berbagai sisi
04 Sebelum menerapkan pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau
kewajiban pada tanggal interim, auditor harus menentukan kesulitan dalam pengendalian
atas kenaikan risiko audit. Paragraf 05 sampai dengan 07 membahas pertimbangan yang
biaya pengujian substantif yang diperlukan untuk sisa periode sedemikian rupa sehingga
memberikan tingkat keyakinan memadai atas audit pada tanggal neraca. Penerapan
pengujian substantif utama atas rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim
mungkin tidak cost-effective jika pengujian substantif untuk mengungkapkan sisa periode
tidak dapat dibatasi karena tingkat risiko pengendalian yang ditentukan. (sumber SA seksi
313)
2.4 Sasaran Audit siklus pendapatan
kedua atas transaksi penerimaan kas. Kebanyakan prosedur pengendalian dalam pengolahan
penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian yang
bawaan yang melekat pada transaksi penerimaan kas cukup tingi karena adanya kemungkinan
analitis menunujukkan kenaikan dalam jumlah hari piutang, salah satu kemungkinan
penyebab sang bisa menjelaskan hal tersebut adalah penggelapan kas. Sehubungan dengan
risiko bawaan berupa penggelapan kas, dan dampak dari transaksi penerimaan kas terhadap
Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian pada tingkat rendah,
auditor harus memperluas pengujian efektivitas yang mencakup inspeksi dokumen dan
penerimaan kas cocol dengan pengantar pembayaran dan melakukan ulang pengendalian
manual tersebut.
2.4.2 Pengujian substantif atas piutang usaha
Piutang mencakup semua tagihan kepada para pelanggan, karyawan, dan perusahaan
afiliasi yang timbul dari penjualan secara kredit, transaksi wesel , pemberian pinjaman, dan
bunga yang masih akan diterima. Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan pada piutang
bruto kepada para pelanggan yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit dan rekenig
kontra yang bersangkutan yaitu cadangan kerugian piutang. Untuk merancang pengujian
susbstantif atas rekening – rekening ini, auditor pertama-tama harus menetapkan tingkat
penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang berkaitan dengan
siklus pendapatan seperti (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan)
yang berpengaruh pada transaksi piutang usaha. Penetapan-penetapan untuk asersi kelompok
transaski berpengaruh terhadap asersi-asersi saldo rekening. Yang sama untuk rekening yang
sama untuk rekening yang dipengaruhi oleh transaksi dengan satu perkecualian
asersi kelengkapan untuk satu kelompok transaksi yang menyebabkan berkurangnya saldo
Langkah berikutnya adalah menyelesaikan program audit untuk mencapai tujuan khusus audit
industri klien serta perlu dipahami mengenai kebijakan pengakuan pendapatan, serta pemicu-
pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor .
auditor juga harus memahami standar termin perdaganagan, pengalaman klien dalam
pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan luasnya
Salah satu prosedur awal yang penting dalam memeriksa piutang usaha dan rekening
cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah melakukan penelusuran saldo awal
tahun yang diperiksa saldo awal tahun akhir per audit dalam kertas kerja tahun lalu (jika
tahun lalu di audit), selanjutnya aktivitas selama periode direview dengan memusatkan
perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar jumlahnya atau tidak biasa, yang
dicatat telah disimpan di dalam rekening bank adalah bukti penerimaan uang tunai. Di dalam
tes ini, total penerimaan uang tunai dicatat didalam jurnal penerimaan uang tunai untuk
periode tertentu, seperti untuk satu bulan, akan dicocokkan dengan simpanan di bank pada
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
penerimaan kas dan dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapakan bagi penerimaan kas.(Arens 2006)
b. Prosedur Analitis
Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk memperkirakan
besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan penjualan, dan laba kotor
perusahaan. Prosedur ini dilaksanakan pada akhir penyelesaian penugasan untuk
mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil konsisten
Pengujian pengujian detil tertentu bisa dilaksanakan pada periode interim yang dilakukan
Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian substantif atas transaksi dalam
siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutan usaha kas, beban piutang tak tertagih, dan
penyisihan untuk piutang tak tertagih. Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan,
auditor harus melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan
pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.
transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahan publik
maupun nonpublik, untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap penilaian risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa.
.(Arens 2007)
Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi
Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing
Prosedur audit berlaku umum konfirmasi piutang usaha merupakan prosedur audit
yang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No. 07) menyatakan bahwa pada umumnya dianggap
bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti yang bermutu lebih
tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam satuan usaha
yang di audit. Oleh karean itu terdapat anggpana bahwa auditor akan meminta konfirmasi
Penggunaan perangkat lunak audit digenralisasi untuk menjumlahkan vertikal dan horisontal
daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo buku besar. (2)
Pengujian umur atas jumlah jumlah yang tercantum pada kelompk umur dalam daftar
piutang (3) Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening rekening
yang telah berlalu, misalnya dengan membaca korespondensi dengan pelanggan.(4)
menetapkan kewajaran presnetase yang digunakan untuk menghitung komponen cadangan
yang diperlukan untuk setiap kelompok unur dan kecukupan cadangan sebagia keseluruhan.
(5) Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu lalu dengan pengalaman kemudian
dan manfaat dan pengalaman di masa lalu.
B. Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan
Kredit
Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus
pendapatan agar dapat:
Sebagian besar klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan
berdasarkan criteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan mencatat
faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat
pengiriman, atau setelah pengiriman.
Bagian yang paling penting ketika mengevaluasi metode klien untuk memperoleh pemisahan
batas penjualan yang dapat diandalkan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan.
Jika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang telah dipranomori secara berurutan,
biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pemisahan batas penjualan.
Jika pengendalian internal klien sudah memadai, auditor dapat memverifikasi pemisahan
batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang
dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor tersebut dengan penjualan yang
dicatat pada periode berjalan atau periode selanjutnya.
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya
telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum
1. Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan
melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi sasaran lebih
lanjut.
3. Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi penjualan dan
piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.
Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan
serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi
normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan
konfirmasi:
* Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif
lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang mencukupi.
Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi
yang akan digunakan :
Adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi
secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau
salah.
Adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi
meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya.
* Konfirmasi faktur
Adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan
saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.
2. Konfirmasi Negatif
Konfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respon jika
debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang
akan digunakan berada di tangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67
menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat diterima jika seluruh situasi
berikut tersedia :
* Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan
pertimbangannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
laporan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kas, piutang, usaha, persediaan, dan
penjualan. Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan sangat vital, tetapi praktik bisnis
dan pemicu ekonomisnya sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya.
Pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha merupakan langkah pertama yang
mengakibatkan timbulnya risiko bawaan yang tinggi untuk berbagai asersi signifikan laporan
keuangan seperti misalnya sersi keberadaan atau ketejadiaan piutang usaha. Oleh karena itu,
banyak perusahaan berusaha untuk memiliki sistem pengendalian intern yang kuat di bidang
terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan umum, yang
penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk
Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Kinerja Unit Bisnis Dalam Berbagai Tingkatan
Elder, Randal J., Beasley, Mark S. Dan Arens, Alvin A. (2006). “Auditing and jasa
Jusup, Al. Haryono (2002). Auditing (Pengauditan), Buku II Cetakan Pertama, Yogyakarta:
STIE YKPN.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2007. Auditing dan Pelayanan Verifikasi :
http://ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus-pendapatan.html (akses 28
Oktober 2013)