Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AUDITING SIKLUS PENDAPATAN

(AUDITING THE REVENUE CYCLE)

DISUSUN OLEH:

GHOFUR RASYID ( A062332040 )

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2024
i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan izin dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Auditing Siklus Pendapatan (Auditing
The Revenue Cycle)”. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata Kuliah Sistem Teknologi Informasi
Auditing Saya berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri
umumnya bagi semuanya. Akhirnya kepada Allah juga penulis memohon ampun, jika terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan saya atas saran dari pembaca guna
perbaikan isi materi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin ya Robal’alamin.

Makassar, Maret 2024

Penulis

ii
Daftar Isi
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1 Auditing siklus Pendapatan ................................................................................................. 2
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 8
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendapatan merupakan salah satu unsur utama dalam laporan keuangan yang
mencerminkan hasil dari kegiatan operasional perusahaan. Karena itu, pengelolaan dan audit terhadap
siklus pendapatan sangatlah vital untuk memastikan kualitas informasi yang disajikan kepada para
pemangku kepentingan.
Siklus pendapatan mencakup berbagai tahapan mulai dari pemesanan produk atau jasa,
pemenuhan pesanan, fakturisasi, pengiriman barang atau jasa, hingga penerimaan pembayaran.
Setiap tahapan ini memiliki potensi risiko dan kontrol yang perlu dievaluasi dalam audit.
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kontrol internal yang
diterapkan dalam siklus pendapatan. Tujuan audit meliputi penilaian terhadap risiko, pengujian
substantif terhadap transaksi dan saldo, serta memberikan opini terhadap kecukupan pengungkapan
dan presentasi dalam laporan keuangan. Auditor harus memahami risiko-risiko yang mungkin terjadi
dalam siklus pendapatan seperti risiko penjualan palsu, penyelesaian pesanan yang tidak lengkap, atau
manipulasi pendapatan. Evaluasi pengendalian internal juga penting untuk menentukan sejauh mana
perusahaan mampu mengelola dan mengurangi risiko-risiko tersebut. Audit siklus pendapatan
melibatkan berbagai teknik dan prosedur audit seperti pengujian substantif atas transaksi, analisis rasio
keuangan, pemahaman terhadap sistem informasi, serta pemeriksaan dokumen dan bukti pendukung
lainnya.
Auditor harus independen dan objektif dalam menjalankan tugasnya. Mereka perlu memahami
bisnis perusahaan secara menyeluruh, mengidentifikasi area-area risiko, merencanakan audit dengan
cermat, melaksanakan pengujian yang tepat, dan menyusun laporan audit yang jelas dan informatif.

1.2. Rumusan Masalah


Apakah hal-hal yang perlu kita ketahui tentang Auditing siklus Pendapatan ?
1.3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui hal-hal yang perlu kita ketahui Auditing Siklus Pendapatan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Auditing Siklus Pendapatan


A. Konsep dan Pengertian Auditing Siklus Pendapatan
Audit siklus pendapatan merujuk pada proses audit yang dilakukan oleh auditor untuk
mengevaluasi dan menguji efektivitas kontrol internal serta keakuratan transaksi yang terkait dengan
pendapatan suatu perusahaan. Audit siklus pendapatan bertujuan untuk memastikan keabsahan,
kecukupan, dan keakuratan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan terkait pendapatan
perusahaan. Proses audit siklus pendapatan mencakup berbagai tahapan, termasuk penilaian risiko,
pengujian substantif, evaluasi pengendalian internal, dan penyusunan laporan audit yang menyajikan
temuan dan opini auditor terhadap keadaan keuangan perusahaan dalam aspek pendapatan.
Secara rinci, Audit siklus pendapatan adalah proses audit yang fokus pada pengujian transaksi
dan aktivitas yang terkait dengan pendapatan suatu perusahaan. Audit ini bertujuan untuk memastikan
bahwa informasi mengenai pendapatan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan tersebut
adalah akurat, lengkap, dan dapat dipercaya.

B. Pentingnya Auditing Siklus Pendapatan


Audit siklus pendapatan sangatlah penting dalam konteks pengelolaan keuangan perusahaan dan
kepercayaan para pemangku kepentingan. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa audit siklus
pendapatan menjadi begitu penting:
a. Mendeteksi Kecurangan dan Kehilangan: Audit siklus pendapatan membantu dalam
mendeteksi adanya potensi kecurangan seperti manipulasi transaksi, penjualan palsu,
atau pencurian aset. Selain itu, audit juga dapat mengidentifikasi potensi kehilangan
pendapatan akibat kesalahan atau kekurangan dalam proses bisnis.
b. Memastikan Keakuratan Laporan Keuangan: Melalui audit siklus pendapatan, keakuratan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan terkait pendapatan dapat dipastikan.
Hal ini memberikan keyakinan kepada para pemangku kepentingan seperti investor,
kreditur, dan pihak terkait lainnya mengenai keadaan keuangan perusahaan.
c. Evaluasi Efektivitas Pengendalian Internal: Audit siklus pendapatan juga membantu
dalam mengevaluasi efektivitas pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan.
Dengan mengetahui sejauh mana pengendalian internal dapat mengelola risiko-risiko
dalam siklus pendapatan, perusahaan dapat melakukan perbaikan atau perubahan yang
diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya.

2
d. Menyediakan Rekomendasi Perbaikan: Auditor dapat memberikan rekomendasi
perbaikan atau saran kepada manajemen perusahaan berdasarkan temuan-temuan yang
ditemukan selama proses audit. Rekomendasi ini dapat membantu perusahaan dalam
meningkatkan proses bisnisnya, mengurangi risiko, dan meningkatkan keandalan
informasi keuangan.
e. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi: Audit siklus pendapatan juga memastikan bahwa
perusahaan mematuhi standar akuntansi yang berlaku dalam mengakui, mengukur, dan
mengungkapkan pendapatan dalam laporan keuangannya. Hal ini penting untuk menjaga
integritas dan transparansi informasi keuangan perusahaan.
f. Pemenuhan Kewajiban Hukum dan Peraturan: Audit siklus pendapatan juga dapat
membantu perusahaan dalam memenuhi kewajiban hukum dan peraturan yang berlaku
terkait dengan pelaporan keuangan. Hal ini penting untuk menghindari sanksi atau
masalah hukum yang dapat timbul akibat ketidakpatuhan.

Dengan demikian, audit siklus pendapatan memiliki peran yang krusial dalam mengamankan aset
perusahaan, memastikan keakuratan dan keandalan informasi keuangan, serta membantu perusahaan
dalam meningkatkan kinerja dan kepercayaan para pemangku kepentingan.

C. Tujuan Audit Siklus Pendapatan

Tujuan dari audit siklus pendapatan adalah untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal
yang berkaitan dengan proses pendapatan suatu perusahaan. Audit ini dilakukan untuk memastikan bahwa
transaksi pendapatan yang terjadi telah dicatat dengan benar, diotorisasi secara sah, dan diungkapkan
dengan tepat dalam laporan keuangan. Berikut adalah tujuan-tujuan spesifik dari audit siklus pendapatan:

1. Memastikan Kecukupan Pengungkapan: Auditor bertujuan untuk memastikan bahwa


semua transaksi pendapatan yang relevan telah diungkapkan secara lengkap dan akurat
dalam laporan keuangan. Hal ini meliputi pemasukan yang berasal dari penjualan produk
atau jasa, pendapatan bunga, royalti, dan jenis pendapatan lainnya yang mungkin dimiliki
perusahaan.
2. Mengevaluasi Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi: Audit siklus pendapatan
bertujuan untuk menilai apakah perusahaan telah menerapkan standar akuntansi yang
berlaku dengan benar dalam mengakui dan mengukur pendapatan. Ini termasuk
mengonfirmasi bahwa kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3
3. Mendeteksi Potensi Kecurangan: Salah satu tujuan utama dari audit siklus pendapatan
adalah untuk mendeteksi adanya potensi kecurangan atau manipulasi yang terkait
dengan pendapatan. Ini bisa termasuk penjualan palsu, pengakuan pendapatan yang
tidak sah, atau upaya untuk menghindari pembayaran pajak.
4. Menguji Efektivitas Pengendalian Internal: Auditor melakukan pengujian terhadap
pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan dalam siklus pendapatan.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah pengendalian-pengendalian tersebut efektif
dalam mencegah atau mengurangi risiko-risiko yang terkait dengan pendapatan, seperti
risiko kehilangan piutang, penjualan tak sah, atau kesalahan pencatatan.
5. Memberikan Opini tentang Kecukupan Pengungkapan: Berdasarkan hasil audit, auditor
memberikan opini tentang kecukupan pengungkapan pendapatan dalam laporan
keuangan. Opini ini penting karena dapat memberikan keyakinan kepada para pemangku
kepentingan bahwa informasi pendapatan yang disajikan perusahaan dapat dipercaya.
6. Memberikan Rekomendasi Perbaikan: Selain itu, audit siklus pendapatan juga bertujuan
untuk memberikan rekomendasi perbaikan atau saran kepada manajemen perusahaan.
Rekomendasi ini dapat berupa langkah-langkah untuk memperbaiki pengendalian
internal yang lemah, meningkatkan proses pencatatan dan pelaporan, atau memperbaiki
kebijakan akuntansi yang tidak tepat.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, audit siklus pendapatan dapat membantu memastikan
keandalan informasi keuangan perusahaan, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta
memberikan keyakinan kepada para pemangku kepentingan terkait dengan kinerja keuangan perusahaan.

D. Proses Audit Siklus Pendapatan


Proses audit siklus pendapatan melibatkan serangkaian langkah dan aktivitas yang dilakukan oleh
auditor untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal, menguji transaksi, serta menyusun laporan
audit terkait dengan pendapatan suatu perusahaan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang umumnya
terjadi dalam proses audit siklus pendapatan:
1. Perancanaan Audit
a. Identifikasi Risiko: Auditor mengidentifikasi risiko-risiko yang berkaitan dengan
siklus pendapatan, seperti risiko kecurangan, risiko pengakuan pendapatan
yang tidak tepat, risiko pengendalian internal yang lemah, dan risiko lainnya.
b. Penentuan Strategi Audit: Berdasarkan identifikasi risiko, auditor menentukan
strategi audit yang tepat, termasuk penentuan metode pengujian, sumber daya
yang dibutuhkan, dan jadwal pelaksanaan audit.

4
2. Evaluasi Pengendalian Internal
a. Pemahaman terhadap Pengendalian Internal: Auditor memahami pengendalian
internal yang diterapkan perusahaan dalam siklus pendapatan, seperti
pengendalian terhadap penjualan, penagihan piutang, pengiriman barang/jasa,
dan penerimaan pembayaran.
b. Pengujian Pengendalian Internal: Auditor melakukan pengujian terhadap
efektivitas pengendalian internal yang ada, baik melalui pengujian dokumentasi,
observasi, atau komunikasi dengan pihak terkait.
3. Pengujian Substansi
a. Pengujian Transaksi: Auditor melakukan pengujian atas transaksi pendapatan
yang signifikan, termasuk pengujian atas dokumen pendukung seperti faktur,
kontrak, pesanan penjualan, dan bukti-bukti lainnya.
b. Pengujian Saldo: Auditor juga menguji saldo-saldo yang terdapat dalam laporan
keuangan terkait pendapatan, seperti saldo piutang usaha, cadangan keraguan
penjualan, dan akun-akun pendapatan lainnya.
4. Analisis Rasio Keuangan
a. Auditor melakukan analisis rasio keuangan untuk mengevaluasi kinerja
keuangan perusahaan, termasuk rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan
efisiensi yang berkaitan dengan pendapatan.
b. Analisis ini membantu auditor dalam memahami tren keuangan perusahaan,
mengidentifikasi anomali atau ketidaksesuaian, serta menentukan area-area
yang memerlukan pengujian lebih lanjut.
5. Pemeriksaan Pengungkapan Dan Pengungkapan Audit
a. Auditor memeriksa pengungkapan pendapatan yang terdapat dalam laporan
keuangan, termasuk kebijakan akuntansi yang digunakan, estimasi yang dibuat,
dan informasi penting lainnya terkait pendapatan.
b. Auditor menyusun laporan audit yang mencakup temuan-temuan penting, opini
atas keadaan keuangan perusahaan terkait pendapatan, rekomendasi
perbaikan, serta informasi lain yang relevan untuk para pemangku kepentingan.
6. Pelaporan Dan Tindak Lanjut
a. Setelah selesai melakukan audit, auditor menyampaikan laporan audit kepada
manajemen perusahaan dan komite audit.

5
b. Manajemen perusahaan kemudian melakukan tindak lanjut terhadap
rekomendasi-rekomendasi perbaikan yang diberikan oleh auditor untuk
memperbaiki proses bisnis dan meningkatkan pengendalian internal.
Proses audit siklus pendapatan ini dilakukan dengan cermat dan teliti untuk memastikan
keakuratan dan keandalan informasi keuangan perusahaan terkait pendapatan, serta memberikan
keyakinan kepada para pemangku kepentingan mengenai keadaan keuangan perusahaan.

E. Akun-Akun dalam Audit Siklus Pendapatan


Dalam siklus pendapatan, terdapat beberapa akun yang menjadi fokus audit karena mereka
langsung terkait dengan proses pemasukan dan pengenalan pendapatan perusahaan. Berikut adalah
beberapa akun yang umumnya diaudit dalam siklus pendapatan:

1. Akun Penjualan
a. Penjualan Produk: Akun ini mencatat pendapatan dari penjualan produk yang
dilakukan oleh perusahaan.
b. Penjualan Jasa: Akun ini mencatat pendapatan dari penjualan jasa atau layanan
yang disediakan oleh perusahaan.
2. Akun Piutang Usaha
a. Piutang Dagang: Akun ini mencatat piutang dari pelanggan atas penjualan
produk atau jasa yang belum dibayar.
b. Cadangan Penurunan Nilai Piutang: Auditor juga akan memeriksa cadangan
penurunan nilai piutang untuk memastikan bahwa perusahaan telah
menyediakan cadangan yang cukup untuk menutupi potensi kerugian piutang
yang tidak tertagih.
3. Akun Diskon Penjualan
Diskon Penjualan: Akun ini mencatat diskon yang diberikan kepada pelanggan
sebagai insentif atau promosi penjualan. Auditor akan memastikan bahwa
diskon tersebut dicatat dengan benar dan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
4. Akun Pendapatan Lainnya
a. Royalti: Jika perusahaan memperoleh pendapatan dari royalti atas penggunaan
hak cipta atau paten, auditor akan memeriksa akun royalti untuk memastikan
pencatatan yang akurat.
b. Bunga atau Pendapatan Investasi: Jika perusahaan memperoleh pendapatan
dari bunga atau investasi lainnya, auditor akan memeriksa pencatatan atas
pendapatan tersebut.

6
5. Akun Persediaan Dan Biaya Penjualan ( COGS )
Persediaan: Auditor juga akan memeriksa akun persediaan untuk memastikan bahwa
nilai persediaan yang digunakan untuk menghitung biaya barang yang terjual (COGS)
akurat dan sesuai dengan metode akuntansi yang digunakan perusahaan.
6. Akun penerimaan Tunai
Penerimaan Tunai: Auditor akan memeriksa pencatatan penerimaan tunai dari penjualan
untuk memastikan bahwa semua penerimaan tunai telah dicatat dengan benar dan sesuai
dengan bukti yang ada.
7. Akun Pengembalian Penjualan Dan Potongan Penjualan
a. Pengembalian Penjualan: Jika terdapat pengembalian produk oleh pelanggan,
auditor akan memeriksa akun pengembalian penjualan untuk memastikan
pencatatan yang akurat.
b. Potongan Penjualan: Auditor juga akan memeriksa akun potongan penjualan
untuk memastikan pencatatan yang sesuai jika perusahaan memberikan
potongan harga kepada pelanggan.
8. Akun Penghasilan Yang Tidak Diakui
Penghasilan yang Tidak Diakui: Auditor akan memeriksa apakah perusahaan telah
mengakui semua pendapatan yang seharusnya diakui pada periode yang bersangkutan,
termasuk memeriksa estimasi pendapatan dan pengakuan pendapatan berdasarkan
prinsip pengakuan pendapatan yang tepat.

Penting untuk dicatat bahwa akun-akun di atas hanya merupakan contoh umum, dan audit siklus
pendapatan dapat melibatkan akun-akun tambahan tergantung pada jenis bisnis dan kebijakan akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan. Auditor akan menyesuaikan fokus audit mereka berdasarkan pada risiko-
risiko yang diidentifikasi dan kebutuhan audit yang spesifik.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari semua informasi yang telah disampaikan mengenai audit siklus pendapatan, dapat diambil
beberapa kesimpulan penting:

1. Pentingnya Audit Siklus Pendapatan: Audit siklus pendapatan memiliki peran yang sangat
penting dalam memastikan keakuratan, keandalan, dan kepatuhan perusahaan terhadap
standar akuntansi yang berlaku. Hal ini membantu memastikan kepercayaan para
pemangku kepentingan terhadap informasi keuangan yang disajikan.
2. Tujuan Audit: Tujuan dari audit siklus pendapatan meliputi pemastian kecukupan
pengungkapan, evaluasi pengendalian internal, deteksi kecurangan, memastikan
kepatuhan terhadap standar akuntansi, serta memberikan rekomendasi perbaikan untuk
meningkatkan proses bisnis.
3. Proses Audit: Proses audit siklus pendapatan melibatkan langkah-langkah seperti
perencanaan audit, evaluasi pengendalian internal, pengujian substantif, analisis rasio
keuangan, pemeriksaan pengungkapan, dan penyusunan laporan audit.
4. Prinsip-prinsip Audit: Dalam menjalankan audit siklus pendapatan, auditor harus
menjunjung tinggi prinsip-prinsip seperti independensi, integritas, kompetensi profesional,
objektivitas, ketelitian, kerahasiaan, keterbukaan, transparansi, dan kepatuhan terhadap
standar audit.
5. Akun-akun yang Diuji: Auditor fokus pada akun-akun seperti penjualan, piutang usaha,
diskon penjualan, pendapatan lainnya, persediaan, biaya barang yang terjual,
penerimaan tunai, pengembalian penjualan, potongan penjualan, dan penghasilan yang
tidak diakui dalam audit siklus pendapatan.

Dengan memahami pentingnya audit siklus pendapatan, menjalankan audit sesuai dengan tujuan
dan proses yang telah ditetapkan, serta mengikuti prinsip-prinsip audit yang berlaku, perusahaan dapat
meningkatkan keandalan informasi keuangan, mengelola risiko dengan lebih baik, dan memberikan nilai
tambah yang signifikan bagi pemangku kepentingan perusahaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alvin, A. C., & Chan, R. S. (2019). Auditing Revenue and Related Accounts. John Wiley & Sons

AICPA. (2021). Audit and Accounting Guide: Revenue Recognition. American Institute of Certified Public
Accountants.

Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S., & Hogan, C. E. (2017). Auditing and Assurance Services (16th
ed.). Pearson Education.

Financial Accounting Standards Board. (2020). Revenue Recognition: Topic 606, Codification of Accounting
Standards. Financial Accounting Standards Board.

Louwers, T. J., Ramsay, R. J., Sinason, D. H., Strawser, J. R., & Thibodeau, J. C. (2016). Auditing &
Assurance Services (7th ed.). McGraw-Hill Education.

Public Company Accounting Oversight Board. (2018). Auditing Standard No. 2401: Revenue from Contracts
with Customers. Public Company Accounting Oversight Board.

The Institute of Internal Auditors. (2020). Practice Guide: Auditing Revenue in an Automated Environment.
The Institute of Internal Auditors Research Foundation.

Whittington, R. O., & Pany, K. (2018). Principles of Auditing & Other Assurance Services (21st ed.). McGraw-
Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai