Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing Lanjutan

Dosen Pengampu :
Rini Purnamasari M.Ak

Disusun Oleh : Kelompok 6


Fauzan wicaksono susilo : 22202038622020
Kaharuddin : 22202038622020
Nurul hikmah : 2220203862202067

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur terlabuh untuk Yang Maha Tinggi. Segala Puji dan
rasa Syukur terlabuh untuk yang Maha Kuasa yang telah memberikan kita begitu
banyak Nikmat, baik itu nikmat Kesehatan serta nikmat kesempatan sehingga tim
penyusun bisa menyelesaikan penulisan makalah “Audit Siklus Pengeluaran” Ini.

Salawat serta salam kesejahteraan tersulam untuk kekasih hati; baginda nabi
Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa kita keluar dari
Lembah kebodohan kepada hidup yang penuh dengan pengetahuan seperti saat ini

Kami penyusun ingin berterima kasih kepada orang tua kami, serta kepada
Dosen pengampu mata kuliah Auditing Lanjutan yakni Ibu Rini Purnamasari M.Ak
yang telah memberikan penjelasan terkait dengan Auditing, dan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Penulisan makalah ini didasari oleh pengetahuan yang apa adanya dan
tentunya makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran Ibu dosen dan teman-teman pembaca makalah ini sangat dibutuhkan, dimana
hal itu akan sangat membantu kami dalam penyusunan makalah kami berikutnya.

Parepare, 24 Maret 2024

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................2
1. Pengertian Audit Siklus produksi dana personalia.........................................2
2. Pengujian pengendalian atas persediaan.........................................................2
3. Pengujian substantif atas persediaan...............................................................3
4. Pengujian pengendalian atas jasa personal (penggajian)................................4
5. Pengujian substantif atas jasa personalia (penggajian)...................................4
6. Kertas kerja pemeriksaan (KKP)....................................................................5
BAB III PENUTUP ........................................................................................................6
A. Kesimpulan .....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di dalam zaman yang semakin modern ini, semakin banyak pula perusahaan yang
inginterus berkembang dan maju tak terkecuali perusahaan manufaktur yang semakin banyak
danmeluas kali ini. Dalam perusahaan manufaktur maupun perusahaan lain, aspek keuangan
menjadi hal yang sangat penting guna menjaga eksistensinya dalam dunia bisnis.
Demi menjaga keuangan perusahaan yang sehat dan terkendali perlu adanya suatu
tindakan untuk mencapainya, yakni bisa dilakukan melalui proses audit. Adapun siklus-siklus
yang terjadi di dalam perusahaan itu beragam macamnya. Namun secara garis besar sama.
Khusus dalam perusahaan manufaktur, siklus maupun transaksi pabrikasi menjadi hal yang
sangat penting karena siklus ini menjadi pemeran penting dalam tolok ukur keberhasilan
perusahaan manufaktur. Keberhasilan dalam mengendalikan maupun mengelola siklus-siklus
yang terkait dalam transaksi pabrikasi bukanlah hal yang mudah.
Oleh karena itu, sebagai bentuk pengendalian dalam transaksi perlu juga adanya
pengendalian atas siklus produksi dan juga siklus yang berhubungan, yakni siklus personalia
dalam bentuk audit atas siklus produksi dan personalia.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan siklus produksi dana personalia


2. Bagaimana pengujian pengendalian atas persediaan
3. Bagaimana pengujian substantif atas persedian
4. Bagaimana pengujian pengendalian atas jasa personal (penggajian)
5. Bagaimana pengujian substantif atas jasa personal (penggajian)

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat mengembangkan pemahaman lebih dalam
lagi mengenai Audit Siklus Pengeluaran serta berbagai pembahasan mengenai Audit Siklus
Produksi dan personalia.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian siklus produksi dan jasa personil

Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data yang terus
terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Ini melibatkan beberapa langkah, termasuk
perancangan, perencanaan, pengadaan, manufaktur, kontrol kualitas, pengemasan, distribusi,
dan layanan pelanggan. Siklus produksi memainkan peran penting dalam industri
manufaktur, membantu menghindari ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan,
mengurangi biaya produksi, dan membantu produsen untuk mengidentifikasi dan mengatasi
masalah yang muncul selama proses produksi.
Siklus jasa personil merupakan proses yang melibatkan fungsi personalia, fungsi
keuangan, dan fungsi akuntansi dalam penggajian dan pemasaran gaji, upah, dan kompensasi
lainnya kepada karyawan. Siklus jasa personil meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-
kegiatan yang bersangkutan dengan kompensasi, seperti gaji, upah per jam, insentif, komisi,
bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan. Fungsi personalia bertanggungjawab dalam
pengangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan tarif gaji dan upah, promosi dan
penurunan pangkat, mutasi karyawan, dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan
karyawan serta penghitungan gaji dan upah karyawan. Fungsi keuangan bertanggung jawab
atas pelaksanaan pembayaran gaji dan upah serta berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan.
Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan distribusi biaya
tenaga kerja untuk kepentingan akuntansi.
Jadi, siklus produksi dan jasa personil saling terkait dalam konteks produksi barang atau
jasa di mana tenaga kerja berperan dalam menjalankan berbagai tahapan dalam siklus
produksi.

B. Pengujian pengendalian atas persediaan

Pengujian pengendalian atas persediaan adalah proses untuk menilai efektivitas


pengendalian internal yang terkait dengan persediaan barang dagang perusahaan. Tujuan dari
pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan
oleh perusahaan dapat berfungsi dengan baik dalam melindungi persediaan dari risiko-risiko
seperti kecurangan, kesalahan, atau kerugian.
Pengujian pengendalian atas persediaan melibatkan beberapa langkah, seperti:

v
1. **Penilaian Risiko**: Identifikasi risiko-risiko yang terkait dengan persediaan,
seperti risiko kesalahan pencatatan, risiko kehilangan persediaan, atau risiko
kecurangan.
2. **Pemahaman terhadap Pengendalian**: Memahami dan mengidentifikasi
pengendalian-pengendalian internal yang telah diterapkan oleh perusahaan untuk
mengatasi risiko-risiko tersebut.
3. **Penetapan Strategi Pengujian**: Menentukan metode dan strategi pengujian
yang akan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal.
4. **Pelaksanaan Pengujian**: Melakukan pengujian terhadap pengendalian internal
yang ada untuk memastikan bahwa pengendalian tersebut efektif dalam mengatasi
risiko-risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya.
5. **Evaluasi Hasil Pengujian**: Mengevaluasi hasil pengujian untuk menentukan
apakah pengendalian internal yang ada sudah memadai atau perlu ditingkatkan.
Pengujian pengendalian atas persediaan sangat penting untuk memastikan bahwa
persediaan perusahaan dapat terlindungi dengan baik dan proses produksi serta distribusi
barang dapat berjalan dengan lancar.

C. Pengujian substantif atas persediaan

Pengujian substantif atas persediaan adalah prosedur yang dilakukan untuk menguji
keakuratan dan kewajaran saldo persediaan yang disajikan di laporan keuangan. Tujuan dari
pengujian substantif ini adalah untuk menjamin bahwa persediaan yang tercantum di laporan
keuangan adalah persediaan yang ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal laporan
keuangan.
Pengujian ini juga dilakukan untuk memeriksa kesesuaian metode penilaian persediaan
(valuation) dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS), kesesuaian
sistem pencatatan persediaan dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, dan
kesesuaian penyajian persediaan dalam laporan keuangan dengan standar akuntansi keuangan
di Indonesia.
Selain itu, pengujian substantif juga dilakukan untuk mengetahui persediaan yang
dijadikan jaminan kredit, persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup,
perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap
laporan keuangan, dan kesesuaian pencatatan persediaan, perhitungan fisik, dan perhitungan
matematisnya.
Adapun langkah-langkah umum dalam pengujian substantif atas persediaan meliputi:
1. **Pemahaman atas Sistem Persediaan**: Memahami sistem pengendalian internal
yang terkait dengan persediaan barang dagang, termasuk prosedur pencatatan,
pengendalian fisik, dan pengendalian akses terhadap persediaan.
2. **Penilaian Risiko**: Mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat mempengaruhi
nilai persediaan, seperti risiko kesalahan pencatatan, risiko kerusakan atau kehilangan
persediaan, dan risiko kecurangan.

vi
3. **Perencanaan Pengujian**: Merencanakan pengujian yang tepat untuk menguji
kebenaran dan kecukupan persediaan, termasuk pemilihan sampel, metode pengujian,
dan penggunaan bantuan audit jika diperlukan.
4. **Pelaksanaan Pengujian**: Melakukan pengujian dengan menghitung fisik
persediaan, membandingkan hasil perhitungan dengan catatan persediaan, memeriksa
dokumen-dokumen pendukung seperti faktur pembelian dan penjualan, dan
melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga jika diperlukan.
5. **Evaluasi Hasil Pengujian**: Menilai hasil pengujian untuk menentukan apakah
persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan dapat dipercaya atau
memerlukan penyesuaian.
Pengujian substantif atas persediaan merupakan langkah penting dalam proses audit untuk
memastikan keakuratan dan keabsahan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
perusahaan.

D. Pengujian pengendalian atas jasa personalia (penggajian)

Pengujian pengendalian atas jasa personalia (penggajian) adalah proses menilai


efektivitas sistem pengendalian yang digunakan dalam siklus penggajian dan personalia.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal sesuai
dengan standar dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
Dalam pengujian pengendalian, auditor akan melakukan penilaian terhadap pemisahan
tugas, pencatatan waktu, pemberian nomor sesuai urutan pada tiap cek penggajian yang
dikeluarkan, dan distribusi penggajian yang telah diotorisasi sebelum diumumkan
Selain itu, pengujian pengendalian juga meliputi pemeriksaan kebijakan personalia,
pemisahan tugas antara personalia, pencatatan waktu, dan distribusi penggajian, hanya
karyawan yang ada dalam data komputer yang diterima ketika data karyawan
dimasukkan, dan distribusi penggajian telah diotorisasi sebelum diumumkan. Beberapa
langkah yang biasanya dilakukan dalam pengujian pengendalian atas jasa personalia
(penggajian) meliputi:
1. **Penilaian Risiko**: Identifikasi risiko-risiko yang terkait dengan proses
penggajian, seperti risiko kesalahan perhitungan gaji, risiko kecurangan, atau risiko
ketidak patuhan terhadap peraturan perpajakan.
2. **Pemahaman terhadap Pengendalian**: Memahami dan mengidentifikasi
pengendalian internal yang telah diterapkan oleh perusahaan untuk mengelola risiko-
risiko tersebut, seperti prosedur verifikasi data karyawan, proses otorisasi penggajian,
dan pemisahan tugas.
3. **Penetapan Strategi Pengujian**: Menentukan metode dan strategi pengujian
yang akan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal, seperti
pengujian dokumen, wawancara dengan personil terkait, atau pengamatan langsung
proses penggajian.

vii
4. **Pelaksanaan Pengujian**: Melakukan pengujian terhadap pengendalian internal
yang ada untuk memastikan bahwa pengendalian tersebut berfungsi sesuai dengan
yang diharapkan, misalnya dengan memeriksa dokumen-dokumen penggajian,
membandingkan data gaji dengan catatan karyawan, atau memeriksa prosedur
verifikasi yang diterapkan.
5. **Evaluasi Hasil Pengujian**: Mengevaluasi hasil pengujian untuk menentukan
apakah pengendalian internal yang ada sudah memadai atau perlu ditingkatkan, serta
apakah ada indikasi adanya kesalahan atau kelemahan dalam proses penggajian yang
perlu ditindaklanjuti.
Pengujian pengendalian atas jasa personalia, khususnya penggajian, penting dilakukan
untuk memastikan bahwa proses pengelolaan gaji dan tunjangan karyawan berjalan dengan
baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

E. Pengujian substantif atas jasa personalia (penggajian)

Pengujian substansi atas jasa personalia (penggajian) adalah proses untuk menghasilkan
laporan yang mengungkapkan kebenaran dan kemungkinan kesalahan dalam transaksi
penggajian. Pengujian ini bertujuan untuk menjamin bahwa transaksi penggajian yang
dilakukan oleh perusahaan adalah sesuai dengan kebijakan penggajian yang telah ditetapkan
dan menjamin ketepatan pembayaran gaji kepada karyawan.
Prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penggajian yang
dilakukan oleh auditor meliputi:
1. **Pengujian pengendalian**: Auditor akan melakukan pengujian pengendalian
umum (test of control) untuk memastikan bahwa sistem penggajian yang digunakan
oleh perusahaan berfungsi dengan baik dan memenuhi kebijakan penggajian yang
telah ditetapkan. Prosedur pengujian pengendalian umum meliputi peninjauan kartu
waktu, dokumen personalia, kebijakan personalia, pemisahan tugas antara personalia,
pencatatan waktu, dan distribusi penggajian.
2. **Pengujian substantif**: Auditor akan melakukan pengujian substantif atas
transaksi penggajian untuk menghasilkan laporan kebenaran dan kemungkinan
kesalahan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi yang sesuai
dengan tipe transaksi yang akan dilakukan pengujian, seperti pengujian rinci atas
saldo penggajian dan pengupahan.
3. **Pengujian pada akun yang terkait**: Auditor akan melakukan pengujian pada
akun yang terkait dengan jasa personalia, seperti akun gaji tetap, upah, dan kas
penggajian. Pengujian ini dilakukan untuk menghasilkan laporan kebenaran dan
kemungkinan kesalahan dalam transaksi penggajian.
4. **Pengujian kinerja**: Auditor akan melakukan pengujian kinerja pada sistem
penggajian untuk menghasilkan laporan tentang kinerja sistem penggajian dalam
melakukan transaksi penggajian.

viii
Pengujian ini adalah langkah penting untuk menjamin ketepatan dan kemungkinan
kesalahan dalam transaksi penggajian, yang akan membantu perusahaan menjamin kebenaran
pembayaran gaji kepada karyawan dan menjamin kelangsungan perusahaan.

F. Kerta kerja pemeriksaan (KKP)


Kertas kerja pemeriksaan audit siklus produksi dan jasa personalia adalah dokumen yang
mencakup perancangan, pengujian, dan bukti audit terkait siklus produksi dan jasa
personalia. Dokumen ini mencakup pengujian pada siklus pengeluaran, bukti audit, tujuan
audit, program audit, dan kertas kerja audit. Siklus produksi merupakan rangkaian aktivitas
bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi, yang berkaitan dengan
pengelolaan dan proses produksi.
Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas
barang yang akan di produksi, pengendalian jumlah persedia bahan baku yang di pertahankan
untuk kegiatan produksi, transaksi dan kejadian yang terkait dengan proses produksi, dan
pengujian validitas bukti transaksi dan kewajaran saldo akun. Tujuan audit siklus produksi
adalah menguji kewajaran pelaporan akuntansi atau asersi manajemen tentang kegiatan
produksi.
Kertas kerja pemeriksaan audit siklus produksi dan personalia akan mencakup berbagai hal
terkait dengan pemeriksaan dua siklus tersebut. Berikut adalah beberapa contoh poin yang
mungkin termasuk dalam kertas kerja tersebut:
1. **Pengujian Pengendalian Internal**: Ini mencakup penilaian atas pengendalian
internal yang terkait dengan siklus produksi dan personalia, seperti pemisahan tugas,
otorisasi transaksi, dan pengendalian akses terhadap informasi sensitif.
2. **Pemahaman atas Sistem dan Proses**: Ini mencakup pemahaman atas sistem dan
proses produksi barang atau jasa, serta proses penggajian karyawan, termasuk alur
kerja, dokumentasi, dan peraturan yang berlaku.
3. **Pengujian Substantif**: Ini mencakup pengujian untuk memverifikasi kebenaran
dan kecukupan informasi yang terkait dengan siklus produksi dan personalia, seperti
pengujian persediaan fisik, perhitungan gaji, dan pembandingan data dengan
dokumen pendukung.
4. **Penilaian Risiko**: Ini mencakup identifikasi risiko-risiko yang terkait dengan
siklus produksi dan personalia, seperti risiko kesalahan perhitungan gaji, risiko
kehilangan persediaan, atau risiko kecurangan dalam proses produksi.
5. **Kesimpulan dan Rekomendasi**: Ini mencakup kesimpulan dari pemeriksaan
atas siklus produksi dan personalia, serta rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan
yang perlu diambil oleh manajemen.
Kertas kerja ini akan menjadi dasar bagi auditor untuk menyusun laporan audit dan
memberikan opini akhir terkait dengan keandalan laporan keuangan perusahaan dalam hal
siklus produksi dan personalia.

ix
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan materi audit siklus produksi dan personalia meliputi:
1. Audit siklus produksi dan personalia terkait dengan distribusi biaya tenaga kerja
pabrik ke barang dalam proses berkaitan dengan siklus produksi.
2. Audit siklus produksi mencakup sistem pengendalian internal yang berkaitan
dengan pengujian substantif atas saldo persediaan yang dibuat atau belum.
3. Audit siklus produksi juga memusatkan perhatian pada sistem pengendalian
internal untuk transaksi penggajian.
4. Audit siklus produksi meliputi pengujian rincian saldo persediaan dan jasa bernilai
tambah dalam siklus produksi.
5. Audit siklus produksi dan personalia bertujuan untuk menjelaskan bagaimana audit
atas siklus jasa personalia beserta aktivitas pengendalian transaksi penggajian.
6. Audit siklus produksi dan personalia bertujuan untuk menjelaskan pengujian
substantive atas saldo penggajian dan jasa bernilai tambah dalam siklus jasa
personalia.
7. Audit siklus produksi dan personalia bertujuan untuk menggunakan pemahaman
tentang bisnis dan industri untuk mengembangkan strategi audit.
8. Audit siklus produksi dan personalia bertujuan untuk menggetahui bagaimana
merencanakan audit atas siklus produksi serta aktivitas pengendalian transaksi
pabrikasi.
9. Audit siklus produksi dan personalia bertujuan untuk mengenal dan mengendalikan
biaya produksi serta evaluasi kinerja terhadap kegiatan siklus produksi.

x
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pajak.com/pajak/mengenal-kertas-kerja-pemeriksaan-definisi-manfaat-syarat/
https://id.scribd.com/presentation/404058473/JASA-PERSONALIA
https://repository.usd.ac.id/16920/2/062114131_Full.pdf
https://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-ACC306-ACC306-slide-09.pptx

xi

Anda mungkin juga menyukai