Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah swt. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas Makalah Auditing II tentang “Pengauditan Siklus
Penggajian dan Personalia” ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth: Ibu Pusvita Indria Mei Susilowati S.E.,
M.S.A.Ak. serta rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu penyelesaian penyusunan
makalah ini.

Makalah ini merupakan suatu pembelajaran untuk kami dan diharapkan dengan adanya
makalah ini dapat meningkatkan pemahaman tentang Audit Siklus Penggajian dan Personalia.
Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai pembelajaran dan referensi bagi
mahasiswa untuk melihat keadaan yang sebenarnya pada etika profesi akuntan dan
disesuaikan dengan teori-teori yang ada.

Dengan penuh kesadaran, bahwa Makalah Auditing II tentang “Pengauditan Siklus


Penggajian dan Personalia” ini masih perlu disempurnakan lagi, sehingga saran dan kritik
untuk penyajian serta isinya sangat diperlukan. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang turut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.

Banjarmasin, 09 Oktober 2019


Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1. Pengauditan Siklus Penggajian Dan Personalia ........................................................................... 5
2.2. FUNGSI – FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN
YANG BERSANGKUTAN ............................................................................................................... 7
2.3. Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan yang
Bersangkutan untuk Siklus Penggajian dan Personalia ...................................................................... 8
2.4. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
.......................................................................................................................................................... 12
2.5. PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN RINCI SALDO UNTUK AKUN
UTANG DAN BEBAN (TAHAP 1II) .............................................................................................. 18
BAB III ................................................................................................................................................. 22
PENUTUP ............................................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor penting perusahaan dalam menjalankan


segala aktivitas perusahaan . Salah satu kewajiban perusahaan adalah pemberian gaji
sebagai balas jasa perusahaan. Pemberian jasa ini merupakan proses yang dalam
pelaksanaannya butuh suatu pengendalian yang memadai agar tidak terjadi
penyimpangan.

Biaya gaji merupakan suatu masalah yang sangat penting, biaya gaji merupakan
biaya yang membutuhkan jumlah yang cukup besar dibandingkan yang lain. Sehingga
perlu adanya audit atas penggajian guna menghindari berbagai macam kecurangan
(fraud) dalam pelaksanaan siklus penggajian.

Berdasarkan pemaparan singkat di atas, diperlukan pemahaman yang lebih


mendalam mengenai siklus penggajian beseta prosedur-prosedurnya. Hal ini
bertujuan agar pembaca tahu mengenai bagaimana alur siklus penggajian yang benar
dan sesuai dengan standar yang ada, sehingga dalam praktiknya dapat menjadi acuan
untuk menghindari kecurangan berupa penyelewengan gaji karyawan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat
adalah sebagai berikut :
1. Akun dan dokumen apa saja yang terkait dalam audit siklus penggajian dan
personalia ?
2. Fungsi - fungsi apa saja yang terkait dalam audit siklus pengganjian dan
personalia ?
3. Apa tujuan dari audit siklus penggajian dan personalia ?
4. Bagaimana perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif dalam
audit siklus penggajian dan personalia?
5. Bagaimana pengujian rincian saldo dalam audit siklus penggajian dan personalia ?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui akun dan dokumen yang terkait dalam audit siklus penggajian dan
personalia.
2. Mengetahui fungsi audit siklus penggajian dan personalia.
3. Mengetahui tujuan audit siklus penggajian dan personalia.
4. Memahami tentang pengujian pengendalian da n pengujian substantif dalam
audit siklus penggajian dan personalia.
5. Memahami tentang pengujian rincian saldo dalam audit siklus penggajian dan
personalia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengauditan Siklus Penggajian Dan Personalia

Siklus penggajian dan personalia bersangkutan dengan ketenagakerjaan dan


pembayaran kompensasi kepada para karyawan. Biaya tenaga kerja berperan penting dalam
penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur, perusahaan konstruksi maupun perusahaan
industri lainnya. Penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja yang tidak tepat dapat
mengakibatkan kesalahan penyajian material dalam laba bersih. Penggajian juga bisa menjadi
tempat terjadinya pemborosoan karena adanya ketidakefisienan atau pencurian melalui
kecurangan.

Seperti halnya penjualan dan penerimaan piutang, serta pembelian dan


pembayanpengauditan siklus penggajian dan personalia mencakup hal-hal berikut:
Mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal, menilai risiko pengendalian,
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi melakukan
pengujian analitis, dan melakukan pengujian rinci saldo.

1. Perbedaan Antara Sikus Penggajian dan Personalia dengan Siklus-Siklus Lainnya


Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus-siklus lainnya pada
umumnya meliputi:

a) Dalam penggajian hanya terdapat satu golongan transaksi. Kebanyakan siklus mengandung
lebih dari satu golongan transaksi. Sebagai contoh, siklus penjualan dan penerimaan piutang
menyangkut transaksi penjualan dan transaksi penerimaan piutang menyangkut transaksi
penjualan dan transaksi penerimaan kas, dan kadang-kadang juga menyangkut transaksi retur
penjualan serta transaksi penghapusan piutang. Penggajian hanya memiliki satu transaksi,
karena penerimaan jasa dari para pegawai dan pembayaran atas jasa tersebut melalui
penggajian berlangsung dalam tenggang waktu yang pendek.
b) Transaksi biasanya jauh lebih singnifikan daripada saldo akun neraca yang bersangkutan.
Akun-akun neraca yang berkaitan dengan penggajian seperti misalnya utang gaji dan utang
pajak penghasilan karyawan jauh lebih kecil daripada jumlah rupian transaksi penggajian
selama tahun yang bersangkutan.
c) Pengendalian internal atas penggajian pada umumnya efektif pada hampir semua perusahaan,
bahkan pada perusahaan kecil sekalipun. Adanya undang-undang pajak dan dan ketentuan
tentang cara pembayaran pajak penghasilan karyawan yang ditetapkan pemerintah secara
ketat mendorong perusahaan untuk menerapkan pengendalian internal yang efektif atas
pemotongan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan.

Karena ketiga karakteristik diatas, dalam pengauditan penggajian auditor biasanya


menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian substantif golongan transaksi, dan
prosedur analitis. Pengujian rinci saldo akun-akun yang berkaitan dengan penggajian
biasanya hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Sebelum kita membahas pengujian-
pengujian dalam siklus ini, pertama-tama akan dikemukakan tentang transaksi-transaksi serta
saldo-saldo akun terkait, berikut dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang digunakan
dalam siklus penggajian dan personalia, dalam perusahaan pada umumnya.

2. Akun-Akun dan Transaksi-Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia


Tujuan keseluruhan pengauditan atas siklus penggajian dan personalia adalah untuk
menilai apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus ini telah ditetapkan secara
wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Gambar 18-1 Akun-akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia


2.2. FUNGSI – FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA
CATATAN YANG BERSANGKUTAN

Siklus penggajian dan personalia diawali dengan pengangkatan karyawan/pegawai


dan diakhiri dengan pembayaran imbalan atas jasa yang telah mereka lakukan dan
pembayaran kewajiban pajak penghasilan karyawan yang telah dipotong kepada pemerintah
dan institusi lain serta utang biaya tenaga kerja dan utang PPh karyawan.

Dalam tabel di bawah ini, kolom ketiga menunjukkan empat fungsi bisnis dalam
siklus penggajian dan personalia dan menggambarkan hubungan antar fungsi bisnis,
golongan transaksi, akun – akun, serta dokumen dan catatan. Auditor harus memahami
fungsi-fungsi bisnis dokumen-dokumen serta catatan-catatan sebelum melakukan penilaian
risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif
transaksi.

BAGIAN SUMBERDAYA MANUSIA (BAGIAN PERSONALIA)

Bagian yang secara independen mewawancara dan mengangkat personil yang


memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan entitas. Bagian ini juga merupakan sumber
independen catatan untuk memeriksa secara internal informasi gaji dan upah, termasuk
tambahan-tambahan dan penghapusan dari daftar gaji, serta perubahan gaji/upah dan
potongan-potongan.

Catatan Kepegawaian

Catatan kepegawaian meliputi data seperti tanggal pengangkatan, data pribadi


pegawai/karyawan, tingkat gaji/upah, potongan-potongan wajib, evaluasi kinerja, dan
pemberhentian sebagai pegawai.

Formulir Potongan Wajib

Formulir ini digunakan untuk memotong gaji/upah yang bersifat wajib, seperti misalnya
PPh karyawan yang dipotong perusahaan, potongan asuransi yang wajib diikuti karyawan
termasuk asuransi kesehatan, dan potongan untuk iuran sebagai anggota serikat pekerja.
Surat Keputusan Penetapan Gaji/Upah

Surat ini digunakan untuk menetapkan tingkat upah atau gaji sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Sumber informasi keputusan ini adalah kontrak kerja, otorisasi oleh
manajemen, atau khusus untuk para pejabat perusahaan diotorisasi oleh dewan komisaris.

PENCATATAN WAKTU KERJA DAN PEMBUATAN DAFTAR GAJI/UPAH

Penggunaan catatan waktu kerja dan pembuatan daftar gaji/upah sangat penting dalam
pengauditan penggajian karena keduanya berhubungan langsung dengan biaya tenaga kerja
untuk setiap periode. Pengendalian yang memadai diperlukan untuk mencegah kesalahan
penyajian dalam empat aktivitas berikut:

 Pencatatan waktu kerja.

 Ikhtisar dan perhitungan pendapatan kotor, potongan, dan pendapatan bersih.

 Pembayaran gaji/upah.

 Pencatatan gaji/upah.

2.3. Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan yang
Bersangkutan untuk Siklus Penggajian dan Personalia

Golongan
Transaksi Akun-akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan

Penggajian Kas-Gaji Sumber daya manusia Catatan tentang sumber


daya manusia.
Semua akun biaya yang
berhubungan dengan imbal Formulir potongan
jasa tenaga kerja. wajib Surat Keputusan
penerapan tarif.
Semua akun yang
berhubungan dengan
potongan atas pendapatan
kotor tenaga kerja.

Semua akun utang yang


berhubungan dengan
ketenagakerjaan.

Pencatatan waktu dan Catatan waktu kerja


pembuatan daftar gaji
Kartu waktu per job

File transaksi
penggajian

Jurnal penggajian

Master file penggajian

Pembayaran gaji Bukti transfer atau


check

Rekonsiliasi bank akun


gaji

Pembuatan bukti potong Bukti pembayaran Pph


PPh karyawan dan karyawan.
pembayaran PPh
karyawan

Catatan Waktu Kerja

Catatan waktu kerja adalah dokumen yang menunjukkan waktu kerja pegawai sejak
mulai hingga akhir bekerja setiap hari serta jumlah total jam kerja seorang pegawai. Catatan
waktu kerja bisa berupa kertas atau elektronik, dan bisa dibuat secara otomatis dalam jam
waktu kerja atau Identification card readers. Catatan waktu kerja biasanya dikirimkan setiap
minggu.

Pegawai tetap yang dibayar dalam bentuk gaji tidak perlu mengisi catatan waktu
kerja. Mereka wajib mengisi laporan waktu (time reports) agar mendapat kompensasi seperti
uang lembur, cuti atau hari tidak masuk kerja karena sakit.
Kartu Waktu per Job

Kartu waktu per job adalah formulir yang menunjukkan untuk job mana seorang
pegawai bekerja pada suatu periode waktu tertentu. Formulir semacam ini digunakan hanya
apabila pegawai bekerja pada job yang berbeda atau pada bagian yang berbeda. Kartu waktu
per job sering kali dikerjakan secara elektronik.

File Transaksi Penggajian

File yang diproses dengan komputer mencakup seluruh transaksi penggajian yang
diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode waktu tertentu, misalnya harian,
mingguan, atau bulanan. File ini berisi semua informasi yang dimasukkan ke dalam sistem
dan informasi untuk setiap transaksi, seperti nama dan nomor identifikasi, tanggal,
pendapatan kotor dan pendapatan bersih pegawai, berbagai macam potongan yang dilakukan
perusahaan, dan klasifikasi akun. Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi dalam
file transaksi penggajian bisa digunakan untuk membuat berbagai macam catatan, daftar, dan
laporan, seperti jurnal penggajian, master file penggajian, dan rekonsiliasi bank gaji.

Jurnal Penggajian atau Daftar

Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan biasanya mencakup nama, tanggal,
jumlah pendapatan kotor dan pendapatan bersih, jumlah potongan-potongan, dan klasifikasi
akun untuk setiap transaksi. Transaksi yang sama dimasukkan ke dalam jurnal atau daftar
juga dibukukan secara serentak ke buku besar dan ke master file penggajian.

Master File Penggajian

Master file penggajian adalah file computer yang digunakan untuk mencatat transaksi
penggajian untuk setiap pegawai dan menyelenggarakan total upah yang dibayarkan kepada
pegawai sampai saat ini dalam suatu tahun tertentu. Catatan untuk setiap pegawai meliputi
pendapatan kotor untuk setiap periode penggajian, potongan atas pendapatan kotor,
pendapatan bersih, nomor check, dan tanggal. Master file ini dimutahirkan dari file transaksi
penggajian. Total dari pendapatan pegawai individual dalam master file sama dengan total
saldo biaya tenaga kerja kotor yang tercantum dalam berbagai akun buku besar.
PEMBAYARAN GAJI/UPAH

Persetujuan dan pendistribusian gaji/upah harus diawasi secara seksama untuk


menghindari terjadinya kecurangan. Untuk meningkatkan pengawasan, pendistribusian
gaji/upah biasanya diproses secara terpisah dari pembayaran-pembayaran lainnya.

Pembayaran Gaji/Upah

Pembayaran diberikan kepada para pegawai sebagai kompensasi atas jasa yang telah
mereka berikan kepada perusahaan. Pembayaran bisa dilakukan dengan check, tetapi
seringkali juga dilakukan dengan transfer langsung pada akun-akun pribadi para pegawai di
bank. Jumlah yang dibayarkan adalah sebesar pendapatan kotor pegawai dikurangi dengan
PPh karyawan yang bersangkutan serta potongan-potongan lain yang dilakukan perusahaan
selaku juru potong.

Rekonsiliasi Akun Bank Penggajian

Rekonsiliasi bank secara independen penting dilakukan untuk semua akun kas di bank,
termasuk akun bank yang disediakan khusus untuk membayar gaji/upah pegawai, untuk
mendeteksi kemungkinan adanya kesalahan atau kecurangan. Perusahaan bisa menyediakan
suatu akun penggajian imprest yaitu suatu akun penggajian terpisah dengan hanya
menyediakan sejumlah kas yang tidak begitu besar. Jumlah yang pasti untuk setiap
pendapatan bersih pegawai ditransfer dengan check dan electronic funds transfer dari kas
besar ke akun imprest segera sebelum pembayaran gaji/upah dilakukan. Akun imprest ini
akan membatasi terjadinya kecurangan atas pembayaran gaji/upah pegawai, dan pembayaran
ini dilakukan secara terpisah dari pembayaran lainnya. Cara ini juga menyederhanakan
pembuatan rekonsiliasi akun bank untuk penggajian.

PEMBUATAN BUKTI POTONG P.Ph DAN PEMBAYARAN PAJAK

Undang-undang Pajak Penghasilan mewajibkan perusahaan selaku wajib potong atas


penghasilan karyawan untuk melakukan pemotongan dan membayarkannya ke kas negara
secara tepat waktu. Sistem penggajian berkomputer mengolah kewajiban pajak setiap
karyawan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam master file transaksi
penggajian. Untuk mencegah terjadinya kesalahan penyajian dan timbulnya utang pajak serta
denda, sebaiknya dilakukan verifikasi internal secara independen oleh petugas yang
kompeten.
Bukti Pemotongan P.Ph Pasal 21

Sesuai dengan ketentuan undang-undang, perusahaan berkewajiban untuk memotong


pajak penghasilan karyawannya (perusahaan merupakan wajib pungut). Besarnya pajak yang
harus dibayar karyawan tergantung pada pendapatan kena pajak masing-masing karyawan
yaitu pendapatan kotor dikurangi dengan pendapatan tidak kena pajak (PTKP) dikalikan tarif
pajak. Bukti pemotongan pajak bulanan akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk
menghitung potongan pajak penghasilan karyawan yang harus disetor setiap bulan. Salah satu
lembar bukti pemotongan pajak tersebut di berikan kepada karyawan yang bersangkutan
sebagai dasar untuk membuat SPT tahunan.

Surat Setoran Pajak (SSP)

Hasil pemotongan pajak penghasilan karyawan bulanan selanjutnya disetorkan ke


Kantor Pajak dengan disertai Surat Setoran Pajak (SSP) selambat-lambatnya tanggal 10 bulan
berikutnya.

2.4. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


atas Transaksi

Metodologi untuk siklus penggajian dan personalia sama dengan siklus akuisisi dan
pembayaran:
 Memahami pengendalian internal
 Menilai risiko pengendalian yang direncanakan
 Menentukan luas pengujian pengendalian
 Merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi

Pengendalian internal untuk penggajian sangat terstruktur dan terkendali dengan baik
untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan ketidakpuasan para karyawan,
serta meminimalkan kecurangan penggajian. Maka harus tersedia program akuntansi
penggajian terkomputerisasi yang berkualitas tinggi.
Umumnya perusahaan menggunakan jasa pengendalian internal organisasi jasa karena
program pemrosesan penggajian harus dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan skedul
pemotongan pajak.
Prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substatntif atas transaksi merupakan alat
yang sangat penting untuk memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan personalia.
Pengujian tersebut ditekankan karena tidak adanya bukti pihak ketiga yang independen,
seperti konfirmasi untuk memverifikasi upah akrual, pajak penghasilan yang dipotong, pajak
penghasilan akrual, dan akun neraca lainnya.
Banyak audit menghadapi risiko salah saji yang material yang rendah dan minimal,
dengan tiga alasan:
1. Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen jika
mereka dibayar terlalu rendah.
2. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
3. Transaksi penggajian merupakan subjek pemerintah negara bagian dan federal
menyangkut pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan pajak pengangguran.

Memahami Pengendalian Internal – Siklus Penggajian dan Personalia


Auditor harus memahami hal-hal berikut ini dalam memahami pengendalian internal
untuk siklus penggajian dan personalia:

Tujuan audit
yang berkaitan Pengendalian Internal Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif atas
dengan Kunci Umum Transaksi Umum
transaksi
Pembayaran Kartu waktu disetujui Memeriksa kartu waktu Mereview jurnal penggajian,
penggajian yang oleh penyelia untuk indikasi persetujuan buku besar, dan catatan
tercatat adalah umum gaji yang diperoleh
Jam waktu digunakan Memeriksa kartu waktu
untuk pekerjaan menyangkut jumlah yang
untuk mencatat waktu
yang benar- besar atau tidak biasa
benar ada Mempertahankan file Mereview kebijakan SDM
Membandingkan cek yang
(keterjadian) SDM yang memadai
dibatalkan atau informasi
Perekrutan tenaga kerja Memeriksa file SDM setoran langsung dengan
diotorisasi catatan SDM
Ada pemisahan tugas Mereview bagan Membandingkan cek yang
diantara SDM, organisasi, membahasnya dibatalkan dengan jurnal
pencatatan waktu, dan dengan karyawan, dan penggajian menyangkut
pengeluran gaji mengamati tugas yang nama, jumlah, dan tanggal
sedang dilaksanakan
Memeriksa cek yang
Hanya karyawan yang Memeriksa printout dibatalkan untuk endorsment
ada dalam file data transaksi yang ditolak oleh yang tepat
komputer yang diterima komputer karena memiliki
ketika mereka nomor karyawan yang
dimasukkan tidak ada
Pengeluaran diotorisasi Memeriksa catatan
sebelum dikeluarkan penggajian menyangkut
indikasi persetujuan
Transaksi Cek gaji telah Memperhitungkan ukuran Merekonsiliasi pengeluaran
penggajian yang dipranomori dan cek gaji dalam jurnal penggajian
ada telah dicatat diperhitungkan dengan pengeluaran pada
(kelengkapan) rekening bank penggajian
Membuktikan rekonsiliasi
Rekening bank telah Membahas dengan bank
direkonsiliasi secara karyawan dan mengamati
independen rekonsiliasi
Transaksi Perhitungan dan jumlah Memeriksa indikasi Menghitung ulang jam yang
penggajian yang telah diverifikasi secara verifikasi internal digunakan dari kartu waktu
dicatat adalah internal Membandingkan tingkat
untuk jumlah batch Memeriksa file total batch upah dengan kontrak serikat
Total
waktu yang dengan untuk melihat tandatangan pekerja, persetujuan oleh
dibandingkan
benar-benar ikhtisar klerk pengendali data, dewan direksi, atau sumber
laporan
dikerjakan dan membandingkan totalnya lainnya
komputer
pada tingkat dengan laporan ikhtisar Menghitung ulang
upah yang pembayaran kotor
sesuai,
Tingkat upah, gaji, atau Memeriksa catatan
pemotongan penggajian menyangkut
pajak telah tingkat komisi Mengecek pemotongan
dihitung dengan diotorisasi secara layak indikasi otorisasi dengan mengacu pada tabel
pajak dan formulir otorisasi
benar Pemotongan termasuk Memeriksa file otorisasi
dalam file SDM
(keakuratan) jumlah untuk asuransi dalam file SDM
dan tabungan Menghitung ulang
penggajian, telah pembayaran bersih
diotorisasi secara layak Membandingkan cek yang
dibatalkan atau setoran
langsung dengan jurnal
penggajian menyangkut
jumlahnya
Transaksi Isi file induk Memeriksa indikasi Menguji keakuratan klerikal
penggajian telah penggajian telah verifikasi internal dengan memfooting jurnal
dimasukkan diverifikasi secara penggajian dan menelusuri
dengan benar internal posting ke buku besar serta
dalam file induk Total file induk Memeriksa laporan total file induk penggajian
penggajian dan penggajian telah ikhtisar awal yang
diikhtisarkan dibandingkan dengan menunjukkan bahwa
dengan benar total general ledger perbandingan telah
(posting dan dilakukan
pengikhtisaran)
Transaksi Bagan akun yang Mereview bagan akun Membandingkan klasifiksi
penggajian telah memadai telah dengan bagan akun atau
diklasifikasikan digunakan prosedur manual
dengan benar Klasifiksi akun telah Memeriksa indikasi Mereview kartu waktu
(klasifikasi) diverifikasi secara verifikasi internal karyawan departemen dan
internal tiket pekerjaan untuk
penugasan pekerjaan serta
menelusuri ke distrubusi
tenaga kerja
Transaksi Prosedur memerlukan Memeriksa prosedur Membandingkan tanggal
penggajian telah pencatatan transaksi manual dan mengamati pembayaran yang tercatat
dicatat pada sesegera mungkin kapan pencatatan dalam jurnal penggajian
tanggal yang setelah penggajian dilakukan dengan tanggal pada cek
benar (penetapan dibayarkan yang dibatalkan dan kartu
waktu waktu
Tanggal telah Memeriksa indikasi Membandingkan tanggal
diverifikasi secara verifikasi internal tanggal pada tanggal cek
internal dengan tanggal cek tersebut
dicairkan bank
1. Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan, karena itu auditor
harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan yang
material untuk setiap organisasi.
2. Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
3. Jika auditor melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan, tingkat pemahaman pengendalian dan luas pengujian pengendalian harus
mencukupi untuk mencukupi menerbitkan opini tentang keefektifan pengendalian
internal terhadap pelaporan keuangan.
4. Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko pengendalian yang
dinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti pengaruh penggajian terhadap
persediaan.
5. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan digabungkan jika
memungkinkan dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin dengan
menggunakan program audit format kinerja.
Berikut ini tabel untuk ikhtisar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi,
pengendalian internal kunci, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi
untuk penggajian:
Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan personalia untuk menilai risiko
pengendalian:

 Pemisahan tugas yang memadai, bertujuan untuk mencegah pembayaran berlebih dan
pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Pemrosesan penggajian harus
terpisah dari penerbitan pengeluaran gaji.
 Otorisasi yang tepat, hanya departemen SDM yang boleh mengotorisasi untuk menambah
dan menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta
potongan.
 Dokumen dan catatan yang memadai, catatan waktu haruslah memadai untuk
mengakumulasi biaya penggajian menurut pekerjaan atau penugasan.
 Pengendalian fisik terhadap aset dan catatan, akses ke cek gaji yang belum
ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangai oleh orang yang bertanggung jawab
dan penggajian harus didistribusikan oleh orang yang independen dari fungsi penggajian
dan pencatatan waktu.
 Pengecekan yang independen atas kinerja, perhitungan penggajian harus diverifikasi
secara independen, termasuk perhitungan total batch dengan laporan ikhtisar.

Formulir dan Pembayaran Pajak Penggajian

 Penyiapan formulir pajak penggajian, auditor harus mereview pengisian atau penyiapan
minimal salah satu jenis formulir pajak penggajian yang merupakan tanggung jawab klien.
Rekonsiliasi yang terinci atas infromasi yang ada pada formulir pajak dan catatan
penggajian mungkin diperlukan apabila auditor yakin bahwa SPT pajak telah disiapkan
secara tidak benar.
 Pembayaran potongan pajak penghasilan dan pemotongan lainnya secara tepat waktu,
auditor harus menguji apakah klien telah memenuhi kewajiban hukumnya untuk
menyerahkan pembayaran semua pemotongan pajak penghasilan sebagai bagian dari
pengujian penggajian walaupun pembayaran biasanya dilakukan dari pengeluaran kas
umum. Pertama auditor harus menentukan persyaratan klien untuk menyerahkan
pembayaran. Setelah itu, auditor dapat menentukan apakah klien telah melakukan
pembayaran dalam jumlah yang benar secara tepat waktu dengan membandingkan
pengeluaran kas selanjutnya dengan catatan penggajian.

Persediaan dan Pertimbangan Kecurangan Penggajian

 Hubungan antara penggajian dan penilaian persediaan, jika penggajian merupakan


kegiatan bagian yang signifikan dari persediaan maka klasifikasi akun penggajian yang
tidak tepat dapat mempengaruhi penilaian aset secara material. Jika tenaga kerja meruapak
bagian yang material dari penilaian persediaan, auditor harus menekankan pada pengujian
pengendalian internal terhadap klasifikasi transaksi penggajian yang tepat.
 Pengujian atas karyawan yang tidak ada, untuk mendeteksi penggelapan auditor dapat
membandingkan nama pada cek yang dibatalkan dengan kartu waktu dan catatan lainnya
untuk mengetahui tanda tangan yang diotorisasi dan kelayakan endorsement. Untuk
mendeteksi karyawan yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat
dalam jurnal penggajian ke departemen SDM untuk menentukan apakah karyawan yang
telah benar-benar bekerja selama periode penggajian. Prosedur yang menguji apakah
karyawan yang telah berhenti ditangani dengan layak adalah memilih beberapa file
karyawan yang telah berhenti itu pada tahun berjalan dari catatan personalia untuk
menentukan apakah masing-masing menerima pesangon yang konsisten dengan kebijakan
perusahaan.
 Pengujian atas kecurangan waktu, dapat dilakukan dengan merekonsiliasi total jam yang
dibayar menurut catatan penggajian dengan catatan jam kerja yang independen.
 Laporan beban yang curang, merupakan prosedur tambahan sebagai bagian dari
pengujian penggajian dan personalia.

Metedeologi Untuk Perancangan Pengujian Rinci Saldo

Dalam dua tahap pertama pengauditan, auditor menilai risiko pengendalian dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif golongan transaksi. Setelah
menyelesaikan pengujian-pengujiantersebut dan menilai kemungkinan terjadinya kesalahan
penyajian pada akun-akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia,
selanjutnya auditor melaksanakan metedeologi untuk perancangan pengujian rinci saldo.

Metedeologi untuk menetapkan pengujian rinci saldo yang tepat untuk akun-akun
kewajiban yang berkaitan dengan penggajian adalah sama seperti piutang usaha dan akun-
akun neraca yang berkaitan dengan pembelian dan pembayaran.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang Mempengaruhi Penggajian (Tahap 1)

Pada kebanyakan perusahaan, pengindentifikasian risiko bisnis klien yang berpengaruh


terhadap penggajian jarang dilakukan. Namun demikian, risiko bisnis klien bisa terjadi pada
perusahaana yang memberi kompensasi yang kompleks pada para karyawannya, seperti
adanya bonus dan opsi saham serta kompensasi lain. Sebagai contoh, banyak perusahaan
teknologi dan perusahaan lainnya memberi banyak opsi saham sebagai bagian dari paket
kompensasi untuk para pejabat kunci diperusahaan yang secara signifikan berdampak pada
beban gaji dan ekuitas pemegang saham. Contoh risiko lain meliputi antara lain negoisasi
ulang kontrak serikat pekerja dan gugatan diskriminasi. Auditor harus memahami
kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian tersebut dan menentukan pengaruh potensialnya
terhadap laporan keuangan, termasuk pengungkapan dalam catatan kai.

MENETAPKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN DAN MENILA RISIKO


INHEREN (TAHAP I)

Banyak perusahaan memiliki transaksi penggajian dalam jumlah besar, bahkan dengan
jumlah rupiah yang besar pula. Namun demikian, saldo akun neracanya sangat tidak
signifikan, kecuali untuk biaya tenaga kerja yang telah dibebankan ke persediaan.

Disamping adanya kemungkinan terjadi kecurangan, risiko inheren kecurangan


penggajian timbul karena sebagian besar transaksi memerlukan kas. Oleh karena itu, auditor
sering mementingkan tujuan audit keterjadian. Selain itu, untuk perusahaan manufaktur
dengan jumlah yang signifikan, biaya yang diperlukan untuk tenaga kerja, potensi yang salah,
antara biaya tenaga kerja dan biaya, atau antara berbagai kategori menerima. Sebagai bagian
dari upaya untuk memperoleh pemahaman tentang klien, auditor harus memahami masalah-
masalah yang terkait dengan penggajian yang kompleks, seperti misainya tentang program
opsi saham yang dapat meningkatkan risiko yang berkaitan dengan akuntansi dengan
pengajuan laporan keuangan dengan

MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN


TAHAP I DAN 1I)

Pada awal bab ini kita telah mendiskusikan penilaian risiko pengendalian dab pengujian
pengendalian serta pengujian substantif golongan transaksi yang bersangkutan.

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALISIS

Penggunaan prosedur analitis dalam siklus penggajian dan personalia merupakan hal
yang penting, seperti halnya dalam siklus yang lain. Tabel 18-3 melukiskan prosedur analitis
untuk akun-akun neraca dan akun-uang laba rugi dalam siklus penggajian dan personalia.
Kebanyakan hubungan-hubungan pada kolom pertama bisa diprediksi dan oleh arenanya
bermanfaat untuk menguji area-area yang memerlukan tambahan investigasi.
Tabel Prosedur Analitis untuk Siklus Penggajian dan Personalia

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Membandingkan saldo akun beban tenaga Kesalahan penyajian akun beban tenaga kerja
kerja (gaji/upah dan lain-lain) dengan tahun
sebelumnya (dengan penyesuaian untuk
kenaikan tarif dan kenaikan volume)
Membandingkan persentase beban tenaga Kesalahan penyajian beban tenaga kerja
kerja langsung terhadap penjualan dengan langsung dan persediaan
tahun-tahun sebelumnya
Membandingkan persentase beban komisi Kesalahan penyajian beban komisi dan utang
terhadap penjualan dengan tahun-tahun beban komisi
sebelumnya
Membandingkan persentase beban pajak Kesalahan beban pajak penghasilan
penghasilan karyawan terhadap beban gaji karyawan dan utang pajak penghasilan
dan upah dengan tahun-tahun sebelumnya
Membandingkan utang pajak penghasilan Kesalahan penyajian utang pajak penghasilan
karyawan dengan tahun sebelumnya karyawan dengan beban pajak penghasilan
karyawan

2.5. PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN RINCI SALDO UNTUK


AKUN UTANG DAN BEBAN (TAHAP 1II)

Verifikasi atas akun-akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, sering disebut
utang beban gaji, biasanya bisa dilakukan secara langsung apabila pengendalian internal
berjalan dengan efektif. Apabila auditor merasa puas bahwa transaksi transaksi-transaksi
penggajian telah dicatat dengan benar dalam jurnal penggajian, dan pajak penghasian
karyawan telah dihitung dan dibayar dengan benar, maka pengujian rinci saldo tidak akan
banyak memakan waktu.

Ada dua tujuan utama audit saldo dalam penguian utang-utang yargntuk berkaitan
dengan penggajian, yaitu:

1. Utang beban gaji dan utang-utang lain yang berkaitan dengan penggajian telah
ditetapkan dalam jumlah yang benar (ketelitian)
2. Transaksi-transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telahdicatat pada periode
yang tepat (pisah batas).

Kedua tujuan di atas ditujukan untuk memastikan bahwa jumlah yarg dilaporkan tidak
kurang saji dan tidak ada kewajiban yang tidak dilaporkan Dalam uraian berikut, kita akan
membahas bagaimana memeriksa akun-akun kewajiban dalam siklus penggajian dan
personalia.

Jumlah-jumlah yang Dipotongkan dari Penghasilan Karyawan

Pajak penghasilan karyawan yang telah dipotong perusahaan dari penghasilan karyawan
tetapi belum disetorkan ke Kantor Pajak dapat diperksa dengan cara membandingkan antara
jumlah saldo dengan jurnal penggajian, pajak penghasilan karyawan yang dibayar pada
periode berikutnya, dan pengeluaran kas pada periode berikutnya.Potongan-potongan lain
seperti misainya potongan premi asuransi bisa diperiksa dengan cara yang sama. Apabila
pengendalian internal beroperasi dengan efektif, maka pengujian pisah batas dan ketelitian
dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan prosedur-prosedur tersebut.

Utang Beban Gaji dan Upah

Utang beban gaji dan upah timbul apabila upah pegawai untuk jam kerja pada hari-hari
terakhir sebelum penutupan buku belum dibayar perusahaan, sampai periode berikutnya.
Pegawai yang dibayar atas gaji bulanan biasanya telah menerima seluruh gajinya, kecuali
untuk upah atas kerja lembur yang dilakukan pada hari-hari terakhir sebelum penutupan
buku, tetapi kadang-kadang terdapat upah untuk para pekerja yang dibayar atas dasarjam
kerja belum dibayar sampai dengan tanggal neraca.

Pisah batas yang benar dan ketelitian penetapan utang gaji dan upah tergantung pada
kebijakan perusahaan yang harus dikuti secara konsisten dari tahun ke tahun. Baberapa
perusahaan menghitung jam sesungguhnya yang merupakan pendapatan karyawan pada
periode ini dan dibayar pada periode berikutnya, sedang perusahaan yang lain
menetapkannya dengan cara diperkirakan. Sebagai contoh penetapan dengan cara
diperkirakan, misalnya pembayaran yang dilakukan pada periode berikutnya terdiri dari 3
hari kerja untuk tahun ini dan 2 hari untuk tahun berikutnya, maka diperkirakan 60% dari
pembayaran kotor yang dilakukan pada periode berikutnya merupakan utang gaji/upah yang
ada pada akhir periode ini.

Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk menetapkan utang gaji/upah


dan mengetahui bahwa hal itu konsisten dengan tahun sebelumnya, maka prosedur yang tepat
untuk menguji pisah batas dan ketelitian adalah dengan melakukan perhitungan ulang
(rekalkulasi) atas perhitungan utang yang telah dilakukan klien. Kemungkinan besar
kesalahan penyajian yang signifikan dalam neraca terjadi sebagai akibat keliruan dalam
memasukkan jumlah hari yang seharusnya telah menjadi penghasilan karyawan tetapi belum
dibayar.

Utang Beban Komisi

Konsep yang sama yang digunakan untuk memeriksa utang gaji/upah dapat diterapkan
untuk memeriksa utang beban komisi, tetapi penentuannya sering kali lebih sulit karena
perusahaan sering membuat berbagai macam kesepakatan dengan pegawai bagian penjualan
dan pegawai-pegawai lain yang diberi komisi. Sebagai contoh, sebagian pegawai bagian
penjualan menerima komisi setiap bulan tetapi tidak mandapat gaji, dan sebagian pegawai
lainnya menerima gaji bulanan ditambah komisi yang dibayarkan secara kwartalan. Dalam
memeriksa utang beban komisi, pertama-tama auditor harus memahami sifat dari komisi yang
tertuang dalam perjanjian, dan selanjutnya melakukan perhitungan sesuai dengan perjanjian
tersebut. Untuk memeriksa konsistensi, auditor harus membandingkan metoda perhitungan
utang beban komisi dengan tahun sebelumnya
Utang Bonus

Pada banyak perusahaan, bonus yang pada akhir tahun belum dibayarkan kepada para
staf dan karyawan perusahaan kadang-kadang merupakan pos yang cukup besar sehingga
tidak dicatatnya utang tersebut akan menjadi kesalahan penyajian material. Pemeriksaan
utang yang tidak dicatat biasanya dapat dilakukan dengan membandingkan pada jumlah yang
telah diotorisasi dalam notulen rapat dewan komisaris.

Pengujian Rinci Saldo untuk Akun-akun Beban

Sejumlah akun dalam laporan laba-rugi dipengaruhi oleh transaksi penggajian. Beberapa
yang terpenting adalah gaji dan bonus staf dan pimpinan perusahaan, gaji staf administrasi,
gaji dan komisi pegawai bagian penjualan, dan biaya tenaga kerja langsung. Kadang-kadang
biaya tenaga kerja ini dipecah berdasarkan divisi, produk, atau cabang. Tunjangan-tunjangan
seperti misalnya tunjangan kesehatan bisa juga dimasukkan sebagai beban tenaga kerja.

Dalam kebanyakan audit, auditor hanya perlu melakukan sedikit pengujian tambahan
atas akun-akun laba rugi, di luar pengujian analis. pengujian pengendalian, pengujian
substantif golongan transaksi, dan pengujian yang bersangkutan dengan akun-akun kewajiban
seperti yarig telah dibahas di atas. Tambahan pengujian yang lebih banyak akan diperlukan
apabila auditor menemukan defisiensi signifikan dan kelemahan material dalam pengendalian
internal, kesalahan penyajan material ketika ia melakukan pengujian atas kewajiban, atau
adanya selisih yang tidak dapat dijelaskan ketika ia melakukan prosedur analitis. Namun
demikian, sejumlah akun laba-rugi juga sering diuji pada siklus penggajian dan personalia,
seperti misalnya kompensasi untuk para staf, komisi, biaya pajak penghasilan karyawan, total
gaji/upah, dan tenaga kerja kontrak.

Kompensasi untuk Para Staf

Auditor lazim melakukan verifikasi apakah total kompensal untuk para staf telah
disetujui oleh dewan komisaris. Verifikasi ini diperlukan karena individu-individu tersebut
berada dalam posisi bisa membayar diriya sendiri lebih besar dari jumlah yang disetujui
dewan komisaris. Pengujian audit biasanya dilakukan dengan mendapatkan informasi dari
notulen rapat dewan komisaris tentang daftar gaji yang disetujui dan membandingkannya
dengan catatan pendapatan staf yang bersangkutan

Komisi

Auditor akan dapat memeriksa beban komisi dengan relatif mudah, apabila tarif komisi
ditetapkan sama untuk setiap tipe penjualan dan informasi penjualan yang diperlukan tersedia
dalam catatan akuntansi Total beban komisi dapat diperiksa dengan mengalikan tarif komisi
untuk setiap tipe penjualan dengan jumlah panjualan pada kategori yang bersangkutan.
Apabila informasi yang diperlukan tidak tersedia, bisa dilakukan pengujian atas pembayaran
komisi per tahun atau per bulan untuk sejumlah pegawai bagian penjualan dan menelusurnya
ke total pembayaran beban komisi.
Beban Pajak Penghasilan Karyawan

Beban pajak penghasilan karyawan selama setahun dapat diuji dengan pertama-tama
merekonsiliasi total beban gaji/upah pada setiap daftar gaji dengan total gaji upah selama
setahun. Total pajak penghasilan karyawan selanjutnya dihitung ulang dengan mengalikan
tarif pajak dengan pendapatan kena pajak. Perhitungan semacam ini bisa sangat memakan
waktu karena pajak biasanya tidak diterapkan pada seluruh gaji upah (hanya pada pendapatan
kena pajak saja), dan tarif bisa berubah dalam perjalanan waktu apabila akhir periode
akuntansi perusahaan tidak mengikuti tahun kalender. Pada kebanyakan audit, perhitungan
juga bisa memerlukan biaya yang cukup mahai dan tidak diperlukan, kecuali apabila prosedur
analitis menunjukkan ada masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh prosedur yang lain,
Apabila diperlukan, pengujian biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian atas utang
pajak penghasilan

Total Gaji/Upah

Pengujian yang berkaitan erat dengan pengujian atas pajak penghasilan karyawan
adalah merekonsiliasi totai beban gaji/upah di buku besar dengan pajak penghasilan
karyawan yang dibayar ke Kas Negara Tujuannya adalah untuk menentukan apakah transaksi
penggajian telah dibebankan ke akun bukan gaji/upah atau sama sekali tidak dicatat dalam
jumal penggajian. Karena catatan pajak penghasilan dan penggajan keduanya diproses secara
langsung dari master file penggajian, maka kesalahan penyajian (jika ada) kemungkinan
terjadi pada kedua catatan tersebut Pengujian pengendalian dan pengujian substantif
golongan transaksi adalah cara terbaik untuk mengungkapkan dua tipe kesalahan penyajian
pada kebanyakan audit

Tenaga Kerja Kontrak

Untuk mengurangi beban tenaga kerja, banyak perusahaan mengadakan kontrak dengan
organisasi dari luar untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan. Individu
yang memberikan jasanya dipekerjakan oleh organisasi dari luar tersebut, sehingga berstatus
sebagai karyawan perusahaan klien. Sebagai contoh banyak perusahaan mengontrak
perusahaan pemberi jasa teknologi informasi untuk menangani manajemen teknologi
informasi dan fungsi stafnya. Honorarium atau biaya jasa kepada organisasi dari luar diuji
dengan membandingkan jumlah yang dibayarkan dengan perjanjian kontrak yang telah
ditandatangani oleh perusahaan dengan organisasi dari luar ia tidak tersebut.

Tujuan Penyajian dan Pengungkapan

Ketentuan tentang pengungkapan untuk transaksi dan saldo-saldo akun dalam siklus
penggajian dan personalia tidak begitu banyak. Namun demikian, sejumlah transaksi yang
kompleks, seperti misalnya tentang opsi saham dan program kompensasi untuk para eksekutif
kadang-kadang memerlukan pengungkapan berupa catatan kaki. Auditor bisa
menggabungkan prosedur audit yang berkaitan dengan tujuan penyajiari dan pengungkapan
dengan pengujian rinci saldo untuk akun kewajiban dan beban.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan
dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji,
upah per jam, dan insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk
tunjangan karyawan.
Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan dan
keterjadian, (2) asersi kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi penilaian
dan pengalokasian, dan (5) asersi pelaporan dan pengungkapan.
Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia
mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah
misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah
produk yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut
bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun
sering tidak material.
Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji
gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun
manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah.
Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga
kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari
semestinya.
Sumber :

Arens, Alvin A dkk. 2014. “Audit Siklus Penggajian dan Personalia” dalam Suryadi Saat
(Editor). Auditing & Jasa Assurance: Edisi Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Jusup, A. H. (2011). Auditing. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai