Anda di halaman 1dari 28

I.

Pendahuluan
1. Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai
a.
b.
c.
d.

Mampu memahami sifat siklus jasa personalia


Mampu memahami tujuan audit jasa personalia
Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penggajian
Mampu memahami pengujian substansi atas saldo gaji dan upah

2. Ruang lingkup bahan modul


Siklus jasa personalia meliputi semua kegiatan yang berkaitan
dengan kompensasu eksekutif dan tenaga kerja. Transaksi utama siklus ini
adalah transaksi gaji dan upah, yang dipengaruhi berbagai rekening

3. Manfaat mempelajari modul


a.
b.
c.
d.

Dapat menjelaskan sifat siklus jasa personalia


Dapat menjelaskan tujuan audit jasa personalia
Dapat menjelaskan aktivitas pengendalian transaksi penggajian
Dapat menjelaskan pengujian substansi atas saldo gaji dan upah.

4. Urutan pembahasan
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Merencanakan Audit atas siklus jasa personalia


Aktivitas pengendalian transaksi
Pengujian substantif atas saldo penggajian
Audit siklus penggajian dan personalia
Akun dan transaksi dalam siklus penggajian dan personalia
Fungsi bisnis dalam siklus penggajian dan personalia serta dokumen

dan catatan terkait.


g. Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi
h. Memahami pengendalian internal siklus penggajian dan personalia
i. Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo

II.

Materi Pembelajaran
A. MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA
1. Deskripsi Siklus Audit Personalia
Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian
dan

kegiatan-kegiatan

yang

bersangkutan

dengan

pemberian

kompensasi kepada pimpinan dan pegawai perusahaan. Jenis-jenis


kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam, dan insetif, komisi, bonus,
opsi saham, dan tunjangan karyawan. Siklus personalia berkaitan
dengan dua siklus lain. Pembayaran kompensasi kepada karyawan
dan

pembayaran

pajak

penghasilan

karyawan

yang

dipotong
1

perusahaan dari penghasilan karyawan berhubungan dengan transaksi


pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. Kemudian, pendistribusian
biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses berkaitan dengan
siklus produksi.
Menggunakan Pemahaman tentang Bisnis dan Industri untuk
Mengembangkan Strategi Audit. Sebelum melanjutkan audit atas jasa
personalia, adalah penting bagi auditor untuk memahami:
a.
b.

Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas.


Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan

sistem pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji.


c.
Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi
saham dan hak apresiasi saham, serta penggajian pensiun.
Tujuan Audit
Tujuan khusus audit untuk siklus personalia adalah sebagai berikut :
Asersi

Tujuan

Audit

Tujuan

Audit

Keberadaan

Kelompok Transaksi
Rekening
Biaya gaji dan upah serta Saldo utang

atau

biaya

keterjadian

dalam

PPh

pembukuan karyawan mencerminkan

kompensasi

Kelengkapan

dan

karyawan upah serta utang PPh

berkaitan
yang

gaji

Saldo

dengan jumlah yang terutang per


atas

diberikan

jasa tanggal neraca

selama

periode yang diaudit


Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
biaya

PPh

karyawan utang

PPh

karyawan

mencakup semua biaya mencakup semua utang


yang terjadi untuk jasa kepada

karyawan

dan

personalia selama periode utang kepada Negara per


yang diaudit
Hak
Kewajiban

dan

tanggal neraca
Utang gaji dan upah serta
utang
adalah

PPh

karyawan
kewajiban

perusahaan klien
Penilaian atau Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
2

Pengalokasian

biaya PPh karyawa telah utang

PPh

dihitung dengan teliti dan telah


telah dicatat

karyawan

dihitung

teliti

dengan

dan

telah

dicatat.Distribusi

biaya

tenaga kerja pabrik telah


dihitung

dan

dicatat

dengan benar
Penyajian dan Biaya gaji dan upah serta Utang gaji dan upah serta
Pengungkapan

biaya PPh karyawan telah utang


diidentifikasi
dikelompokkan

PPh

dan telah

karyawan
diidentifikasi

dengan dengan

benar

dalam

benar dalam laporan rugi- neraca.Laporan


laba

keuangan telah memuat


pengungkapan
tepat

tentang

pension

dan

yang
program
program

benefit lainnya

2. Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis


a. Materialitas
Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan

perusahaan

professional, jasa personalia biasanya merupakan salah satu pos


biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga pendidikan, jasa
personalia pada umumnya merupakan pengeluaran yang utama.
Perkembangan yang pesat pada perusahaan-perusahaan jasa
menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga kerja, sehingga
siklus jasa personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang
audit yang material. Di lain pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah
pada umumnya tidak begitu signifikan, namun pengungkapan yang
berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun biasanya
merupakan pengungkapan yang material.
b. Risko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi
kelengkapan pada siklus personalia, karena kebanyakan pegawai
3

akan segera beraksi untuk menagih kepada majikannya jika


mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan
(asersi keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar
bagi auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa
cukup tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar perhitungan
upah kotor bisa berupa waktu dan atau jumlah hasil kerja. Oleh
karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan
risiko bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa
menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko
bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian,
penilaian atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.
c. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi
kecurangan potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah kotor
pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan auditor.
Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan
pernagkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan pegawa
berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis gaji atau
upah rata-rata per kategori pegawai.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima
komponen pengendalian internal dianggap relevan dengan siklus
jasa

personalia.

mempunyai

Beberapa

relevansi

yang

faktor
bersifat

lingkungan
langsung.

pengendalian
Keseluruhan

tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan


kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau
kepada manajer SDM atau personalia. Departemen SDM biasanya
bertanggung jawab atas otorisasi pengangkatan personel dan
mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan. Dewan
direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk
kompensasi pejabat lainnya. Departemen yang mungkin secara
signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji dan upah
meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara.
4

Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian


mencakup

umpan

balik

dari

karyawan

mengenai

masalah

pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai


masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah,
penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor
internal,dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.
B. AKTIVITAS PENGENDALIAN - TRANSAKSI PENGGAJIAN
1. Dokumen dan Catatan yang Lazim
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan
serta mencatat mencatat transaksi penggajian :
a.

Otorisasi personalia

b.

Kartu absen/clock card

c.

Tiket waktu/time ticket

d.

Register penggajian

e.

Rekening bank untuk penggajian imprest

f.

Cek gaji

g.

Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja

h.

SPT pajak gaji dan upah

i.

File personalia karyawan

j.

File induk data personalia

k.

File induk penghasilan karyawan

2. Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Terkait


Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi
penggajian berikut ini :
a.

Memulai transaksi penggajian yang mencakup :

b.

Penerimaan jasa, mencakup :

c.

Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu

Pencatatan transaksi penggajian, mencakup :

d.

Mengangkat karyawan
Mengotorisasi perubahan gaji dan upah

Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah

Pembayaran gaji dan upah, mencakup :


5

Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum

diambil
Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

3. Memperoleh Pemahaman Dan Menilai Risiko Pengendalian


Proses penilaian risiko pengendalian untuk transaksi penggajian
dimulai dengan mengidentifikasi potensi salah saji serta pengendalian
yang diperlukan. Pengujian atas pengendalian yang terprogram untuk
mendukung penilaian risiko pengendalian yang rendah biasanya akan
mencakup suatu pengujian langsung atas program tersebut, pengujian
atas pengendalian umum untuk memastikan bahwa program itu tidak
dapat diubah tanpa otorisasi dan pengujian atas prosedur yang
menindaklanjuti penyimpangan / pengecualian. Auditor biasanya akan
menguji pengendalian ini dengan mengajukan pertanyaan kepada
sejumlah individu yang terlibat dalam menjalankan sistem tersebut,
memeriksa

dokumen

dan

laporan

serta

melakukan

kembali

pengendalian atas beberapa transaksi untuk memastikan bahwa


pengendalian telah dijalankan secara efektif.
C. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PENGGAJIAN
Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan biasanya
dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca.
1. Penentuan Risiko Detektif
Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian untuk
risiko ini memungkinkan auditor untuk menetapkan tingkat risiko
deteksi pada tingkat rendah, sehingga tingkat risiko deteksi bisa
diterima untuk kebanyakan asersi penggajian/ pengupahan adalah
moderat atau tinggi. Akibatnya, pengujian tersebut seringkali dibatasi
hanya dengan menerapkan prosedur analitis atas rekening-rekening
biaya dan utang biaya yang bersangkutan,serta pengjuian detil
terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya fluktuasi yang
tidak wajar, mak diperlukan pengujian detil lebih banyak.
2. Perancangan Pengujian Substantif
Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit
saldo rekening utang gaji/ upah sama dengan apa yang telah
6

diidentifikasi. Namun dalam hal ini auditor tidak perlu mengkonfirmasi


utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian substantif khusus untuk
saldo-saldo penggajian/ pengupahan yang akan dijelaskan di bawah ini
dibatasi hanya prosedur-prosedur berikut :
Menghitung ulang utang-utang yang berkaitan dengan penggajian/
pengupahan
Mengaudit program kesejahteraan karyawan dan program pensiun
Mengaudit opsi saham
Melakukan verifikasi atas kompensasi kepada para pejabat
perusahaan
3. Menentukan Risiko Deteksi
Pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali
dibatasi pada penerapan prosedur analitis atas akun-akun beban dan
pos-pos akrual yang terkait, serta pengujian rincian yang terbatas. Jika
prosedur analitis trsebut mengungkapkan fluktusi yang tidak diduga,
maka akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstensif.
4. Merancang Pengujian Substantif
Apabila tidak terungkap fluktuasi yang tidak diduga leh prosedur
ini, auditor sudah memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit yang
berkaitan

dengan

asersi

ekstensi/keberadaan

atau

keterjadian,

kelengkapan, serta penilaian atau alokasi. Yaitu :


a.
b.
c.
d.

Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual


Mengaudit tunjangan karyawan dan program pension
Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham
Memverivikasi kompensasi pejabat

D. AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA


Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle)
melibatkan pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Tenaga
kerja adalah pertimbangan yang penting dalam penilaian persediaan
perusahaan manufaktur, perusahaan konstruksi, dan industri lainnya.
Penilaian dan pengalokasian tenaga kerja yang tidak tepat dapat
menimbulkan salah saji laba bersih yang material. Penggajian juga
merupakan bidang dimana sumber daya perusahaan dapat terbuang akibat
ketidakefisienan atau pencurian melalui kecurangan.

Seperti dalam siklus penjualan dan penagihan, audit atas siklus


penggajian

dan

pengendalian

personalia
internal,

juga

mencakup

penilaian

pemahaman

risiko

tentang

pengendalian,

pengujianpengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, prosedur


analisis, serta pengujian atas rincian saldo. Dalam audit yang umum,
perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia serta siklus
lainnya meliputi :

Hanya ada satu siklus transaksi untuk penggajian. Sebagian besar


siklus lainnya memasukkan setidaknya dua kelas transaksi. Sebagai
contoh siklus penjualan dan penagihan memasukkan baik transaksi
penjualan maupun penerimaan kas, dan sering kali melibatkan retur
penjualan serta penghapusan piutangtak tertagih. Penggajian hanya
memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan
pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam
periode waktu yang singkat.

Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan ketimbang akun neraca


terkait. Akun akun yang terkait dalam penggajian seperti misalnya
penggajian

akrualdan

potongan

pajak

biasanya

bernilai

kecil

dibandingkan dengan total transaksi selama tahun bersangkutan.

Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir


semua perusahaan, bahkan perusahaan kecil sekalipun. Penalty yang
tinggi yang dikenakan pemerintah Negara bagian federal telah
mendorong efektifnya pengendalian atas pemotongan dan pembayaran
pajak penggajian. Selain itu, masalah moral karyawan juga dapat
mengemuka jika karyawan tidak diberi gaji atau diberi gaji yang kecil.
Karena ketiga karakteristik tersebut, maka ketika mengaudit

penggajian, biasanya auditor menekankan pengujian pengendalian,


pengujian substantif atas transaksi, dan proseduranalitis. Pengujian atas
rincian saldo hanya memerlukan beberapa menit bagi sebagian besar akun
yang berhubungan dengan penggajian.

E. AKUN

DAN

TRANSAKSI

DALAM

SIKLUS

PENGGAJIAN

DAN

PERSONALIA
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia
adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh
siklus tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip
akuntansi yang diterima umum.

Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia


ditunjukkan pada gambar di atas. Akun T akan digunakan untuk
mengilustrasikan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam sebagian besar system,
akun gaji dan upah akrual hanya akan diguakan pada akhir periode
akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila
karyawan telah benar benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja
terjadi. Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian
pada akhir periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi
belum dibayar.
9

F. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA


SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
Siklus

penggajian

dan

personalia

dimulai

dengan

merekrut

karyawan dan diakhiri dengan membayar karyawan tersebut atas jasa yang
mereka laksanakan dan pemotongan pajak oleh pemerintah serta institusi
lain dan pajak gaji serta manfaat akrual. Jadi, siklus tersebut melibatkan
perolehan jasa dari karyawan yang konsisten dengan tujuan perusahaan,
dan akuntansi yang tepat untuk jasa tersebut.

Lihat tabel di atas. Kolom ketiga mengidentifikasi 4 fungsi bisnis


dalam siklus penggajian dan personalia yang umum serta mengilustrasikan
hubungan antara fungsi bisnis, kelas transaksi, akun-akun dan dokumen
serta catatan. Auditor harus memahami fungsi bisnis dan dokumen serta
10

catatan tersebut sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan


merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi.
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang
independen untuk mewawancarai dan merekrut personel yang memenuhi
kualifikasi. Departemen tersebut juga merupakan sumber catatan yang
independen bagi verifikasi internal atas informasi upah. Termasuk
penambahan

dan

penghapusan

gajiserta

perubahan

upah

dan

pengurangan.
Catatan personalia (personel records) meliputi data seperti
tanggal

mulai

bekerja,

investigasi

personil,

tingkat

pembayaran,

pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja dan tanggal berhenti


bekerja.
Formulir otorisasi pengurangan. Formulir ini digunakan untuk
mengotorisasi

pengurangan gaji, termasuk jumblah pembebasan untuk

pemotongan pajak pengasilan, 401(K) dan program tabungan pension


lainnya, obligasi tabungan A.S. serta iuran serikat pekerja.
Formulir otorisasi tingkat pembayaran. Formulir ini digunakan
untk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumber informasinya adalah
kontrak tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau dlam kasus pejabat
perusahaan, otorisasi dari dewan direksi.
Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian
merupakan

hal

yang

penting

dalam

audit

penggajian

karena

mempengaruhi secara langsung beban peggajian dalam setiap periode.


Untuk mencegah salah saji dalam epat aktivitas berikut diperlukan
pengendalian yang memadai :

Penyiapan kartu waktu oleh karyawan

Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan dan


pembayaran bersih

Penyiapan cek gaji

11

Penyiapan catatan gaji


Kartu waktu (time card). Adalah dokumen yang mengidentifikasi

waktu per jam karyawan mulai dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah
jam kerja karyawa. Kartu waktu ini dapat berupa formulir kertas atau
electronic, dan dapat disiapkan secara otomatis oleh jam waktu atau
pembaca kartu identifikasi. Kartu waktu ini biasanya diserahkan setiap
minggu.
Karyawan yang menerima gaji tetap atau pembebasan biasanya
tidak mengisi kartu waktu. Mereka hanya diharuskan mengisi laporan
waktu untuk mengklaim upah lembur, cutih libur atau sakit.
Tiket waktu pekerjaan. Tiket waktu pekerjan adalah formulir yang
menunjukkan pekerjaan mana yang dikerjakan karyawan selama periode
waktu

tertentu.

Formulir

ini

hanya

digunakan

oleh

seorang

karyawanmelakukan pekerjaan berbeda atau bekerja dalam departemen


yang berbeda. Tiket waktu pekerjan seringkali diakukan secra electronic
dengan system pelaporan waktu dan beban
File transaksi penggajian. File yang dibuat oleh computer ini
mencantumkan semua transaksi penggajian yang diproses aoleh system
akuntansi selama satu periode, seperti satu hari, satu minggu, satu bulan,
satu tahun. File tersebut berisi semua informasi yang dimasukkankedalam
system dan informasi tentang setiap transaksi seperti nama karyawan, dan
nomer identifikasi, tanggal, pembayaran kotor dan bersih, berbagai jumlah
pemotongan pajak dan klasifikasi akun atau klasifikasi. Tergantung pada
kebutuhan perusahaan, informasi mengenai penggajian digunakan untuk
berbagai catatan, daftar dan laporan, seperti jurnal penggajian file induk
penggajian, dan rekonsiliasi bank penggajian.
Jurnal atau data penggajian. Laporan inidibuat dari file transaksi
penggajian dan umumnya mencantumkan nama karyawan, jumlah
penggajian kotor dan bersih, jumlsh pemotongan, serta klasifikasi akun
atau klasifikasi transaksi. Transaksi yang sama dimasukkan kedalam jurnal
atau daftar juga diposting secara simultan kebuku besar umum dank e file
besar induk penggajian.
12

File induk penggajian (payroll master file) adalah file computer


yang digunakan untuk mencatat transaksi penggajian bagisetiap karyawan
dan mempertahankan total upah karyawan yang dibayar selama tahun
tersebut hingga tanggal saat ini. Catatansetiap karyawan mencantumkan
pembayaran kotor selama setiap periode penggajian, pengurangan dari
pembayaran kotor, pembayaran bersih, nomer cek, dan tanggal. File induk
ini diperbaharui dari file transaksi peggajian. Total penghasilan setiap
karyawan dalam file induk sama dengan saldo penggajian kotor dalam
berbagai akun buku besar umum
Cek gaji. Cek gaji ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada
karyawan sebagai pertukaran atas jasa yang dilakasanakannya. Jumlah
cek tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan potongan
lainnya. Cek itu disimpan sebagai bagian dari fungsi penyiapan penggajian,
tetapi tanda tangan yang diotorisasi telahmembuat cek tersebut sebagai
aktiva. Setelah cek gaji dicairkanoleh karyawan, cek yang dibatalkan lalu
dikembalikan keperusahaan dari bank. Cek gaji seringkali disetorkan
secara langsung dari rekening bank setiap karyawan.
Rekonsiliasi

rekening

bank

penggajian.

Rekonsiliasi

bank

independen merupakan hal yang penting bagi semua akun kas, termasuk
penggajian,

untuk

menemukan

kesalahan

dan

kecurangan.

Akun

penggajian impress (imprest payroll account) adalah akun penggajian


terpisah dimana saldo bernilai kecil dipertahankan. Jumlah setiap gaji
bersih yang ditransfer berdasarkan cek atau transfer dana elektronik dari
akun umum ke akun impress segera sebelum distribusi penggajian.
Formulir W-2 adalah formulir yang dikirim kesetiap karyawan untuk
mengikhtisarkan setiap menghasilan karyawan slama tahun kalender,
termasuk pembayaran kotor, dan potongan FICA (jaminan sosial).
Informasi yang sama juga diserahkan kepada internal revenue service dan
komisi pajak Negara bagian serta local jika dapat diberlakukan. Informasi
ini disiapkan dari file induk penggajian dan biasanya dibuat oleh koputer.
SPT pajak penghasilan. Adalah formulir yang diserahkan ke unit
pemerintah local, Negara bagian, dan federal untuk menunjukkan
13

pembayaran pajak yang dipotong dan pajak perusahaan. Sifat dan tanggal
jatuh tempo formulir tersebut bervariasi tergantung pada jenis pajaknya.
Formulir trsebut disiapkan dari informasi yang ada pada induk file
penggajian dan biasanya dibuat oleh computer.pembayaran pemotongan
pajak federal dan jaminan social akan jatuh tempo secara setengah
mingguan

atau

bulanan,

tergantung

pada

julah

pemotongan

pajaknya.sebagian besar pajak pengangguran negaara bagian jatuh tempo


secara kuartalan.
G. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi bagi siklus penggajian dan personalia ditunjukkan
pada gambar berikut:
Pengendalian internal untuk penggajian biasanya sangat terstruktur
dan

terkendali

meminimalkan

dengan
keluhan

baik
dan

untuk

mengelola

ketidakpuasan

para

pengeluaran

kas,

karyawan,

serta

meminimalkan kecurangan penggajian. Cek gaji dan semua jurnal yang


terkait serta catatan penggajian biasanya diproses oleh komputer. Karena
perihal pembayaran gaji relatif umum dari perusahaan ke perusahaan,
maka harus tersedia sistem komputer yang berkualitas tinggi.
Karena memroses penggajian serupa pada sebagian besar
organisasi, dan program harus dimodifikasi setiap tahun terhadap
perubahan

skedul

pemotongan

pajak,

umumnya

perusahaan

menggunakan jasa penggajian dari luar untuk memroses penggajian.


Auditor juga dapat mengandalkan pada pengendalian internal organisasi
jasa. Hal ini bisa diterima jika auditor organisasi jasa menerbitkan laporan
(yang sering kali disebut sebagai laporan SAS 70) mengenai pengendalian
internal organisasi jasa.
Biasanya

tidaklah

sulit bagi

perusahaan

untuk menetapkan

pengendalian yang baik dalam siklus penggajian dan personalia, besarnya


transaksi relatif homogen dan berjumlah kecil. Sebagai akibatnya auditor
14

jarang menemukan pengecualian ketika menguji transaksi penggajian.


Kadang-kadang, terjadi deviasi pengujian pengendalian, tetapi sebagian
besar salah saji moneter dikoreksi oleh pengendalian verifikasi internal
atau ketika merespons keluhan karyawan. Meskipun ada salah saji, salah
saji tersebut jarang bersifat material.
Prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi merupakan alat yang sangat penting untuk memverifikasi saldo
akun dalam siklus penggajian dan personalia. Pengujian-pengujian
tersebut ditekankan karena tidak adanya bukti pihak ketiga yang
independen, seperti konfirmasi, untuk memverifikasi upah akrual, pajak
penghasilan yang dipotong, pajak penggajian akrual, dan akun neraca
lainnya.
Walaupun pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi merupakan alat yang sangat penting dalam menguji penggajian,
pengujian dalam bidang ini biasanya tidak bersifat ekstensif. Banyak audit
menghadapi risiko salah saji yang material yang rendah atau minimal
walaupun penggajian sering kali menjadi bagian yang signifikan dari total
beban, disebabkan karena tiga alasan berikut:
1. Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada
manajemen jika mereka dibayar terlalu rendah.
2. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
3. Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara
bagian dan federal menyangkut pemotongan pajak penghasilan,
Jaminan Sosial, dan pajak pengangguran.
Tujuan dari banyak pengendalian internal dan sifat pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi bagi sebagian besar
pengujian terpampang dari deskripsinya pada tabel berikut:
Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
Tujuan Audit yang
Berkaitan dengan Transaksi
Pembayaran penggajian yang
tercatat adalah untuk pekerjaan

Pengendalian Internal
Kunci
Kartu waktu disetujui oleh
penyelia.

Pengujian Pengendalian
Umum

Pengujian Substantif
atas Transaksi Umum

Memeriksa kartu untuk indikasi


persetujuan.

Mereview jurnal penggajian,


buku besar umum, dan

15

Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
Tujuan Audit yang
Berkaitan dengan Transaksi

Pengendalian Internal
Kunci

yang dilaksanakan oleh karyawan Jam waktu digunakan untuk


yang benar-benar ada
mencatat waktu.
(keterjadian)
Mempertahankan file personil
yang memadai.

Pengujian Pengendalian
Umum
Memeriksa kartu waktu.
Mereview kebijakan personalia.
Memeriksa file personalia.

Perekrutan tenaga kerja


diotorisasi.

Mereview bagan organisasi,


membahasnya dengan
karyawan, dan mengamati
Ada pemisahan tugas di antara
tugas yang dilaksanakan.
personalia, pencatat waktu, dan
pengeluaran gaji.

Memeriksa printout transaksi


yang ditolak oleh komputer
Hanya karyawan yang ada dalam
karena memiliki nomor yang
file data komputer yang
karyawan tidak ada.
diterima ketika mereka
dimasukkan.
Memeriksa catatan penggajian
Cek diotorisasi sebelum
dikeluarkan.
Transaksi penggajian yang ada
telah dicatat (kelengkapan)

Cek gaji telah dipranomori dan


diperhitungkan.
Akun bank telah direkonsiliasi
secara independen.

Pengujian Substantif
atas Transaksi Umum
catatan gaji yang diperoleh
menyangkut jumlah yang
besar atau tidak biasa.
Membandingkan cek yang
dibatalkan dengan jurnal
penggajian menyangkut
nama, jumlah, dan
tanggal.
Memeriksa cek yang
dibatalkan untuk
endorsement yang tepat.
Membandingkan cek yang
dibatalkan dengan catatan
personalia.

menyangkut indikasi
persetujuan.

Memperhitungkan urutan cek


gaji.

Merekonsiliasi pengeluaran
dalam jurnal penggajian
dengan pengeluaran pada
Membahas dengan karyawan dan
rekening bank penggajian.
mengamati rekonsiliasi.
Membuktikan rekonsiliasi
bank.

Transaksi penggajian yang dicatat Perhitungan dan jumlah telah


Memeriksa indikasi verifikasi
Menghitung ulang jam yang
adalah untuk jumlah waktu yang
diverifikasi secara internal.
internal.
digunakan dari kartu
benar-benar dikerjakan dan pada
waktu.
Total batch dibandingkan dengan Memeriksa file total batch untuk
tingkat upah yang sesuai;
Membandingkan tingkat
laporan ikhtisar komputer.
melihat tanda tangan klerk
pemotongan pajak telah dihitung
pengendali data;
upah dengan kontrak
dengan benar (keakuratan)
Tingkat upah, gaji, atau tingkat
membandingkan totalnya
serikat pekerja,
komisi diotorisasi secara layak.
dengan laporan ikhtisar.
persetujuan oleh dewan
direksi, atau sumber
Pemotongan termasuk jumlah
Memeriksa catatan penggajian
lainnya.
untuk asuransi dan tabungan
menyangkut indikasi otorisasi.
penggajian telah diotorisasi
Menghitung ulang
Memeriksa otorisasi dalam file
secara layak.
pembayaran kotor.
personalia.
Mengecek pemotongan
dengan mengacu pada
tabel pajak dan formulir
otorisasi dalam file
personalia.
Menghitung ulang
pembayaran bersih.
Membandingkan cek yang
dibatalkan dengan jurnal
penggajian menyangkut
jumlahnya.
Transaksi penggajian telah
Isi file induk penggajian telah
Memeriksa indikasi verifikasi
Menguji keakuratan klerikal
dimasukkan dengan benar dalam
diverifikasi secara internal.
internal.
dengan memfooting jurnal
file induk penggajian dan
penggajian dan menelusuri
Total file induk penggajian telah Memeriksa laporan total ikhtisar
diikhtisarkan dengan benar
posting ke buku besar
dibandingkan dengan total
awal yang menunjukkan
(posting dan pengikhtisaran)
umum serta file induk
buku besar umum.
bahwa perbandingan telah
penggajian.

16

Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
Tujuan Audit yang
Berkaitan dengan Transaksi

Pengendalian Internal
Kunci

Pengujian Pengendalian
Umum

Pengujian Substantif
atas Transaksi Umum

dilakukan.
Transaksi penggajian telah
diklasifikasikan dengan benar
(klasifikasi)

Bagan akun yang memadai telah Mereview bagan akun.


digunakan.
Memeriksa indikasi verifikasi
Klasifikasi akun telah diverifikasi
internal.
secara internal.

Membandingkan klasifikasi
dengan bagan akun atau
prosedur manual.
Mereview kartu waktu
karyawan departemen dan
tiket pekerjaan untuk
penugasan pekerjaan serta
menelusuri ke distribusi
tenaga kerja.

Transaksi penggajian telah dicatat Prosedur memerlukan pencatatan Memeriksa prosedur manual dan Membandingkan tanggal cek
pada tanggal yang
transaksi sesegera mungkin
mengamati kapan pencatatan
yang tercatat dalam jurnal
benar(ketetapan waktu)
setelah penggajian dibayarkan.
dilakukan.
penggajian dengan tanggal
pada cek yang dibatalkan
Transaksi telah diverifikasi secara Memeriksa indikasi verifikasi
dan kartu waktu.
internal.
internal.
Membandingkan tanggal
pada cek dengan tanggal
cek tersebut dicairkan
bank.

H. MEMAHAMI PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PENGGAJIAN DAN


PERSONALIA
Untuk memahami pengendalian internal siklus penggajian dan
personalia, hal-hal yang harus kita pahami adalah:

Pengendalian internal bervariasi antar perusahaan. Oleh karena itu,


auditor harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi signifikan, dan
kelemahan yang material dari perusahaan.

Pengendalian yang digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian


risiko pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.

Jika

klien

merupakan

perusahaan

publik,

tingkat

pemahaman

pengendalian dan luas pengujian pengendalian harus mencukupi untuk


menerbitkan opini tentang keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan.

Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko


pengendalian yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti
pengaruh penggajian terhadap persediaan.
17

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif akan digabungkan


jika memungkinkan, dan dilaksanakan dengan cara senyaman
mungkin, dengan menggunakan program audit formal kinerja.

1. Pengendalian Kunci
Pengendalian kunci untuk siklus penggajian dan personalia dalah
sebagai berikut:
a. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan

tugas

diterapkan

terutama

untuk

mencegah

pembayaran berlebih dan pembayaran kepada karyawan yang tidak


ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus independen dari bagian
SDM yang mengendalikan aktifitas penggajian kunci (seperti
penambahan karyawan atau menghapus karyawan), dan terpisah
dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani.
b. Otorisasi yang tepat
Hanya bagian SDM yang boleh mengotorisasi untuk menambah
atau menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah
tingkat upah serta potongan. Penyelia karyawan berwenang untuk
menentukan jumlah jam kerja, terutama lembur. Persetujuan dapat
dibubuhkan dalam timecard atau dikecualikan untuk jam lembur
saja.
c. Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat dan
sistem penggajian. Kartu waktu atau catatan cocok digunakan untuk
karyawan paruh waktu atau yang dibayar per jam, namun tidak
untuk karyawan tetap. Untuk karyawan yang dibayar menurut tingkat
potongan atau sistem intensif lainnya, diperlukan catatan bentuk
lainnya. Karena tujuan kelengkapan tidak terlalu diperhatikan,
dokumen yang telah dipranomori tidak terlalu diperlukan untuk
sistem penggajian.
d. Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan
18

Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi.


Cek harus ditandatangani oleh karyawan yang bertanggungjawab,
dan

penggajian

harus

didistribusikan

oleh

seseorang

yang

independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap


cek yang tidak dicairkan harus langsung disetor kembali. Jika cek
ditandatangani oleh mesin, maka akses ke mesin tersebut harus
dibatasi.
e. Pengecekan yang independen terhadap kinerja
Verifikasi terhadap penghitungan penggajian harus independen.
Seorang dari manajer atau karyawan lain harus mereview output
penggajian untuk melihat salah saji atau jumlah yang tidak biasa.
Jika tenaga kerja manufaktur mempengaruhi persediaan, atau jika
akumulasi biaya dihitung berdasarkan pekerjaan, maka dibutuhkan
pengendalian

memadai

untuk

menghitung

memferifikasi

pembebanan yang tepat.

2. Formulir dan Pembayaran Pajak Penggajian


Dalam hal pajak, perlu diperhatikan pajak penggajian dan
pemotongan pajak lainnya. Jumlahnya seringkali material maupun
karena kewajiban potensial akibat lalai menyerahkan formulir pajak
(SPT) tepat waktu akan menyebabkan kewajiban yang berat.
a. Penyiapan formulir pajak penggajian
Sebagai pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus
mereview setidaknya satu jenis formulir pajak penggajian. Jika klien
lalai menyiapkan laporan dengan benar, akan muncul kewajiban
berupa pajak yang belum dibayar, denda, atau bunga. Formulir
pajak yang dimaksud adalah pajak penghasilan (PPh).Jika auditor
yakin bahwa SPT disiapkan secara tidak benar, auditor butuh
rekonsiliasi terinci atas informasi yang ada di SPT dan butuh catatan
penggajian. Indikasi penyajian tidak benar tersebut mencakup
pembayaran bunga dan denda masa lalu akibat pembayaran yang
tidak tepat, personil yang menyiapkan dokumen tersebut adalah
19

orang baru, tidak ada verifikasi internal, dan masalah arus kas yang
dikadapi klien.
b. Pembayaran potongan pajak penggajian dan pemotongan lainnya
secara tepat waktu
Auditor

harus

menguji

apakah

bagian

penggajian

telah

menyetorkan potongan pajak atas karyawan, walaupun biasanya


dilakukan dari pengeluaran kas umum. Pengujian tersebut termasuk
potongan pajak, iuran pensiun, JHT, JKK, Potongan asuransi, dan
tabungan penggajian. Pertama tama, auditor harus tau aturan pajak
nya berdasarkan undang undang dan aturan turunannya, termasuk
kontran kerja karyawan. Setelah itu, auditor dapat dengan mudah
untuk menentukan apakah klien telah melakukan pepembayaran
dengan jumlah benar dan tepat waktu dengan membandingkannya
dengan catatan penggajian.

3. Persediaan dan Pertimbangan Kecurangan Penggajian


Auditor seringkali memperluas prosedur audit penggajian jika
penggajian mempengaruhi secara signifikan penilaian persediaan, atau
jika auditor menduga kemungkinan adanya transaksi yang curang
secara material, seperti karyawan fiktif atau penipuan jam kerja.
a. Hubungan penggajian dan pengurangan jam kerja.
Klasifikasi

akun

penggajian

yang

tidak

tepat

dapat

mempengaruhi akun akun persediaan seperti WIP, FG, atau CIP


(terutama untuk perusahaan manufaktur dan konstruksi).
Contoh:
FOH akan dibebankan terlalu tinggi jika biaya gaji untuk karyawan
administrasi, baik sengaja ataupun tidak, juga dimasukkan sebagai
bagian dari FOH. Demikian juga jika biaya gaji karyawan
dibebankan secara tidak benar ke pekerjaan atau proses yang
salah.

20

Untuk kondisi seperti itu, auditor harus melakukan pengujian


pengendalian internal terhadap klasifikasi transaksi penggajian yang
tepat. Konsistensi merupakan hal penting bagi klasifikasi dan dapat
diuji dengan menelusuri bukti bahwa karyawan telah menyelesaikan
pekerjaan

tertentu

dan

pencatatannya

ke

akuntansi

yang

mempengaruhi persediaan.
Contoh:
Jika karyawan dibayar berdasarkan jam kerja, penting untuk
menguji apakan pencatatan jam kerja telah dilakukan dengan benar.
Atau bisa ditelusuri dari catatan penggajian ke kartu waktu untuk
menguji beban penggajian tidak masuk ke persediaan.
b. Pengujian atas karyawan yang tidak ada (fiktif)
Masih sering terjadi pengeluaran cek untuk membayar gaji
karyawan yang sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut.
Biasanya yang melakukan kesalahan ini adalah klerk, mandor, rekan
karyawan, atau mantan karyawan itu sendiri.
Contoh:
Mandor dapat menyetujui absen kerja karyawan di lapangan. Jika
mandor meneruskan absen itu ke bagian penggajian, maka akan
terjadi pembebanan gaji berlebih.Untuk mendeteksi hal itu, auditor
dapat meng-cross check absen dengan catatan lainnya pegawai
untuk menguji tanda tangan yang diotorisasi dan kelayakan
endorsment. Auditor juga memeriksa endorsment atau endorsment
kedua untuk melihat adanya jumlah yang tidak biasa atau
kemungkinan penyalahgunaan check.Untuk menguji karyawan yang
tidak ada, auditor dapat menguji transaksi jurnal penggajian ke
catatan pada bagian SDM untuk menguji apakah karyawan tersebut
benar benar ada pada periode penggajian.
Untuk mengetahui bahwa karyawan yang telah berhenti ditangani
dengan layak adalah memilih beberapa file karyawan tersebut pada
tahun berjalan dari bagian personalia untuk menentukan apakah
karyawan tersebut telah diberikan pesangon secara tepat. Jika
21

karyawan telah berhenti namun masih digaji terus, maka dapat di


cek dengan memeriksa catatan penggajian periode periode
selanjutnya. Namun metode ini tidak efektif bila bagian SDM tidak
diberitahu jika karyawan tersebut telah berhenti.
Dalam beberapa kasus, auditor akan meminta untuk dilakukan
pembayaran gaji kejutan. Ini adalah pengujian dimana semua
karyawan harus mengambil cek gaji dan menandatangani di depan
penyelia

dan

auditor.

Setiap

cek

yang

tidak

diambil

dan

ditandatangani harus diinvestigasi untuk menentukan apakah itu


adalah kecurangan atau penipuan. Prosedur ini sangat mahal
namun mungkin merupakan satu satunya cara membuktikan
penggelapan uang.
c. Pengujian atas kecurangan waktu
Seringkali terjadi jika karyawan melaporkan jam kerjanya lebih
banyak daripada sebenarnya. Caranya adalah menguji catatan
penggajiann dengan catatan jam kerja yang independen seperti
yang sering dilakukan oleh pengendalian produksi. Contohnya
dengan mengamati kemungkinan karyawan memasukkan kartu
absen temannya. Akan tetapi akan jauh lebih mudah bagi klien untuk
melakukan

pengendalian

internal

daripada

auditor

untuk

mengujinya.

I. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN


SALDO
Setelah

menyelesaikan

pengujian

tersebut

dan

menilai

kemungkinansalah saji akun laporan keuangan dalam siklus penggajian


dan personalia, auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang
pengujian

atas rincian

saldo. Gambar di

bawah

mengikhtisarkan

yang

Mempengaruhi

metodologi tersebut.
1. Mengidentifikasi

Risiko

Bisnis

Klien

Penggajian (Tahap I)
22

Risiko bisnis klien mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi


yang kompleks, yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta
kesepakatan

kompensasi

yang

ditangguhkan

lainnya.Contohnya

adalah banyak perusahaan menyediakan opsi saham yang ekstensif


sebagai bagian dari paket kompensasinya untuk karyawan kunci yang
secara signifikan mempengaruhi beban kompensasi dan ekuitas
pemegang saham.
2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat ditoleransi dan Menilai Risiko
Inheren (Tahap I)
Selain potensi kecurangan, risiko inheren umumnya juga redah bagi
semua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Jika sebagian besar
transaksi melibatkan kas, ada risiko inheren berupa kecurangan
penggajian. Karena itu auditor sering mempertimbangkan pentinngnya
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian. Sebagai
bagian dari pemahaman mengenai klien, auditor dapat mengidentifikasi
masalah yang berhubungan dengan penggajian yang kompleks, seperti
rencana kompensasi berdasarkan saham yang dapat meningkatkan
risiko

inheren

yang

berhubungan

denngan

akuntansi

dan

pengungkapan kesepakatan tersebut.


3. Menilai Risiko Pengendalian dan Melaksanakan Pengujian yang
Terkait (Tahap I dan II)
Telah dijelaskan sebelumnya di atas atas penilaian risiko pengendalian,
pengujian pengendalian, serta pengujian substantif atas transaksi yang
berhubungan.

23

4. Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo untuk


Akun Kewajiban dan Beban (Tahap III)
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama
dalam menguji kewajiban penggajian adalah:
a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang
benar (keakuratan)
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat
pada periode yang benar (cut off)
Perhatian utama dari kedua tujuan adalah untuk memastikan
bahwa todak ada kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Selanjutnya
kita akan membahas akun kewajiban yang utama dalam siklus
penggajian dan personalia.

24

a. Jumlah potongan dari gaji karyawan: Pajak penghasilan yang


dipotong tetapi belum dibayarkan kepada pemerintah dapat diuji
dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian,
formulir pajak penghasilan yang dibuat pada periode selanjutnya,
dan pengeluaran kas periode selanjutnya. Pos lainnya dapat
dilakukan pengujian dengan cara yang serupa.
b. Gaji dan upah akrual: setelah auditor menentukan kebijakan
perusahaan untuk mengakrualkan upah dan mengetahui bahwa hal
tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya, untuk mengujia cut
off dan keakuratan adalah dengan meghitung ulang akrual klien.
Salah saji yang sering terjadi adalah kelalaian memasukkan jumlah
hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi belum dibayar.
c. Komisi Akrual : konsepnya sama dnegan gaji akrual namun lebih
sulit karena adanya ragam perjanjian komisi yang berbeda-beda.
Yang harus dilakukan pertama adalah menentukan sifat perjanjian
komisi dan kemudian menguji perhitunngannya berdasarkan
perjanjian itu. Harus dilihat juga konsistensinya denngan tahun
sebelumnya.
d. Bonus akrual: seringnya bonus yang belum dibayarkan pada akhir
tahun sangat besar sehingga kelalaiannya juga dapat menimbulkan
salah saji yang material. Verifikasinya dengan membandingkannya
dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan direksi.
e. Pembayaran cuti liburan, cuti sakit, atau tunjangan akrual
lainnya: untuk menilai kewajarannya bandingkan konsistensinya
dengan tahun sebelumnya. Ketahui kebijakan perusahaan untuk
menccatat kewajiban dahulu kemudian hitung ulang jumlah yang
tercatat.
f. Pajak penggajian akrual: diverifikasi dengan formulir pajak yang
disiapkan untuk periode selanjutnya untuk menentukan jumlah
yang sudah harus dicatat sebagai kewajiban pada tanggal neraca.
g. Pengujian atas rincian saldo untuk akun beban: auditor relatif
sedikit melakukan pengujian tambahan disamping prosedur
25

analitis,

pengujian

pengendalian,

pengujian

substantif

atas

transaksi dan pengujian atas akun kewajiban terkait. Auditor hanya


perlu melakukan pengujian lebih jika menemukan kelemahan
material dalam pengendalian internal atau salah saji signifikan
dalam pengujian kewajiban. Akun yang sering diuji mecakup
kompensasi pejabat, komisi, beban pajak pennghasilan, total
penghasilan pegawai, dan tenaga kerja kontrak.
h. Kompensasi Pejabat : verifikasi apakah total kompensasi dari
pejabat adalah jumlah yang disetujui oleh dewan direksi dan
komisaris, karena gaji dan bonus mereka harus dimasukkan ke
dalam Surat Pemberitahuan pajak.
i. Komisi : dapat diverifikasi dengan mudah kalau tarif komisi sama
untuk masing-masing jenis penjualan dan informasi penjualan yang
diperlukan tersedia dalam catatan akuntansi.
j. Beban pajak penggajian: dapat diuji dengan merekonsiliasi total
gaji dalam masing-masing formulir pajak penghasilan pegawai
dengan total gaji untuk keseluruhan tahun. Total PPh dapat
dihitung ulang dengan mengalikan tarif yang sesuai dengan
penghasilan kena pajak. Biasanya butuh waktu lama dan biaya
tinggi, sehingga sering tidak dilakukan kecuali prosedur analitis
mengindikasikan terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan
dengan prosedur lainnya.
k. Total penggajian: perlu diadakan pengujian atas transaksi untuk
menemukan kekeliruan dalam pembebanan gaji (apakah transaksi
penggajian

dibebankan

ke

perkiraan

non

penggajian

atau

seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal penggajian).


l. Tenaga kerja kontrak(Outsourcing): Biaya yang dibayarkan ke
perusahaan outsource diuji dengan membandingkan jumlahnya
dengan

kesepakatan

kontrak

yang

ditandatangani

antara

perusahaan dengan perusahaan outsource.


m. Tujuan

penyajian

dan

pengungkapan:

menggabungkan prosedur audit yang

Auditor

dapat

berhubungan dengan
26

keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian


atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.

III.

Latihan
1. Sebutkan dokumen dan catatan penting dalam melaksanakan transaksi
penggajian?
2. Sebutkan dan jelaskan prosedur pengujian substantif khusus untuk saldosaldo penggajian/ pengupahan?
3. Sebutkan dan jelaskan perbedaan utama antara siklus penggajian dan
personalia serta siklus lainnya

IV.

Rangkuman
Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan
kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan pemberian kompensasi kepada
pimpinan dan pegawai perusahaan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji,
upah per jam, dan insetif, komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan.
Siklus personalia berkaitan dengan dua siklus lain.
Pembayaran kompensasi kepada karyawan dan pembayaran pajak
penghasilan karyawan yang dipotong perusahaan dari penghasilan karyawan
berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran.
Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta
mencatat mencatat transaksi penggajian :
a.

Otorisasi personalia

b.

Kartu absen/clock card

c.

Tiket waktu/time ticket

d.

Register penggajian

e.

Rekening bank untuk penggajian imprest

f.

Cek gaji

g.

Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja

h.

SPT pajak gaji dan upah

i.

File personalia karyawan

j.

File induk data personalia

k.

File induk penghasilan karyawan

27

V.

Tes Formatif
1. Sebutkan dan jelaskan 5 ikhtisar metodologi dalam merancang pengujian
atas rincian saldo?
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi bisnis dalam siklus penggajian dan
personalia serta dokumen dan catatan yang terkait?

VI.

Daftar Pustaka
Ari Budiyono. 2014. Audit siklus penggajian dan personalia, (Online).
https://www.academia.edu/6952991/Audit_siklus_penggajian_dan_pe
rsonalia. diakses pada 12 Maret 2016.
Arens, Alvin A., James K. Loebbecke. 1995. Auditing: Suatu Pendekatan
Terpadu. Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat: Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai