Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan matERI kuliah SISTEM

PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pusat Pertanggungjawaban, pendapatan dan biaya

DosenPengajar: Drs. Muh. Ishak Amsari, M.Si., Ak., CA


Oleh:
Hamka Ridwan (A31115747)
Mochamad Ridwan Aldrian (A31115755)
PROGRAM S1-STAR BPKP
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016

Pusat Pertanggungjawaban, Pendapatan dan Biaya


1.

Pusat Pertanggungjawaban
Yakni sebuah unit organisasi yang dikepalai oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab pada berbagai aktifitas. Perusahaan bisa jadi memiliki pusat
pertanggungjawaban, setiap dari pertanggungjawaban tersebut diwakili oleh
sebuah grafik organisasi. Pusat pertanggungjawaban tersebut berbentuk sebuah
hirarki, pada tingkat yang paling rendah dari pusat yakni antara lain pergantian
kerja atau workshift, dan unit organisasi kecil lainnya.

2.

Hakekat Pusat Pertanggungjawaban


Pusat pertanggungjawaban ada untuk menjalankan atau mencapai sebuah
tujuan bahkan lebih yang berbentuk tujuan. Perusahaan memiliki sebuah
sasaran dan manajemen tingkat atas memutuskan semua strategi yang akan
dijalankan demi mencapai sasaran-sasaran tersebut. Semua bentuk tujuan
perusahaan

memiliki

pusat

pertanggungjawaban

yang

bervariasi

untuk

membantu menjalankan semua strategi yang telah dibentuk sebelumnya. Jika


setiap pusat pertanggungjawaban organisasi mencapai tujuannya, maka dapat
dikatakan bahwa sasaran organisasi telah dapar dicapai. Biasanya dalam
perusahaan

terdapat macam-macam produk, misal barang dan jasa yang

dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban yang mungkin akan melengkapi pusat


pertanggungjawaban yang lainnya. Mereka menghasilkan output bagi organisasi
perusahaan dan output tersebut menghasilkan pendapatan.
3.

Hubungan Antar Input Dan Output


Manajemen bertanggungjawab untuk memastikan adanya maksimalisasi
dalam hubungan antara input dan output dalam organisasi perusahaan. Pada
berbagai pusat, hubungan tersebut timbul karena adanya sebab akibat dan
bersifat langsung seperti dalam produksi department. Contohnya, dimana ada
input dari bahan-bahan mentah yang menjadi bagian fisik dari barang jadi.
Disinilah, pengendalian lebih dititikberatkan pada penggunaan input yang
dibutuhkan seminimum mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan
sesuai dengan spesifikasi yang tepat dan benar serta memenuhi standar kualitas

pada waktu yang diminta, dan menghasilkan kuantitas seperti yang diinginkan.
Dalam berbagai situasi, input tidak berpengaruh secara langsung pada output.
Misalnya, beban iklan masuk ke dalam input yang cenderung menaikkan
pendapatan penjualan, namun karena pendapatan dipengaruhi oleh banyak
faktor dibandingkan iklan tersebut, hubungan antara naiknya iklan dan berbagia
program yang mengikutinya dalam pendapatan dikatakan tidak bisa selalu
dibuktikan dan keputusan manajemen untuk menaikkan beban iklan pun akan
didasarkan pada penilaian dibandingkan dengan datanya.
4.

Mengukur Input Dan Output


Perlu dicatat bahwa input merupakan sumberdaya yang digunakan oleh
pusat pertanggungjawaban. Semua pasien dalam rumah sakit dan siswa di
dalam sekolah bukanlah input. Input merupakan sumberdaya yang rumah sakit
dan sekolah gunakan untuk mencapai tujuan atau memperlakukan para pasien
mereka atau mengajar para siswa. Lebih mudah untuk mengukur biaya input
dibandingkan menghitung nilai output.

5.

Efisiensi Dan Efektifitas


Kedua kriteria ini digunakan oleh pusat pertanggungjawaban dalam
menjelaskan konsep input dan output. Kriteria ini dipakai dalam pelaksanaan
pusat pertanggungjawaban yang dituangkan dalam bentuk penilaian. Efisiensi
merupakan rasio dari Output ke Input atau jumlah output per unit dari input.
Dalam pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan cara membandingkan
biaya sebenarnya dengan biaya standar dimana metode ini sedikit bermanfaat
karena diluar sisi tersebut menghasilkan dua kekurangan, yakni antara lain :
A. Pencatatan biaya tersebut tidak tepat dalam mengukur biaya yang
sebenarnya digunakan.
B. Standar tersebut secara idel seringkali kurang digunakan pada keadaaan
yang berlaku.
Berbeda pada efisiensi, yang mana ditentukan oleh hubungan antara input
dan output, keefektifitasan ditentukan oleh hubungan antara output milik pusat
pertanggungjawaban dan tujuan yang ditetapkan. Output-output tersebut
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan. Output dan input tidak mudah

untuk diukur, sehingga keefektifitasan cenderung digambarkan dalam bentuk


subjektif. Efisiensi dan efektifitas tidaklah sama, masing-masing terpisah. Setiap
pusat pertanggungjawaban seharusnya lebih efisien dan efektif dalam mencapai
tujuan yang mereka inginkan dan dengan tindakan yang maksimal. Pusat
pertanggungjawaban yang membawa perintah disertai dengan konsumsi yang
serendah mungkin akan sumberdaya mungkin akan efisien, namun jika output
gagal untuk dikontribusikan secara cukup demi sasaran yang ingin dicapai
perusahaan

maka

hal

tersebut

tidaklah

efisien.

Singkatnya,

pusat

pertanggungjawaban akan efisien jika dilakukan dengan benar dan akan menjadi
efektif jika dilakukan dengan cara yang benar
6.

Peran Laba
Tujuan utama dari perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk
menghasilkan laba yang maksimal serta memuaskan bagi pihak-pihak organisasi
perusahaan. Sayangnya, karena laba merupakan selisih antara pendapatan
(hasil output) dan beban (hasil input), maka laba juga dapat mengukur efisiensi.
Oleh karena itu, laba digunakan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi. Ketika
seluruh pengukuran sudah ada, maka laba tidak dibutuhkan dalam menentukan
pentingnya efektivitas banding efisiensi. Berbeda ketika pengukuran tidak ada,
maka ada kemungkinan dan penggunaan untuk mengelompokkan pelaksanaan
pengukuran karena menghubungkan antara keefektifitasan dengan efisiensi.

7.

Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban


Terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yakni antara lain,
pengelompokan ini didasarkan menurut hakekat input atau output keuangan
yang diukur untuk mengendalikan sasaran pusat-pusat pendapatan, pusat
beban, pusat laba, dan pusat investasi.

Dalam pusat pendapatan, output

dihitung dalam bentuk uang , dalam pusat ebban maka input juga diukur, dalam
pusat laba, yakni antara pendapatan( output) dan beban (input) juga dihitung,
dan pada pusat investasi, hubungan antara laba dan investasi juga dihitung.
A. Pusat Pendapatan
Dalam pertanggungjawaban pusat, output diukur dalam bentuk uang,
namun tidak ada usaha formal yang dibuat untuk menghubungkan dengan
input.

Pada

umumnya,

pusat

pertanggungjawaban

merupakan

unit

pemasaran atau penjualan yang tidak memiliki kepemilikan yang sah untuk
mengatur harga penjualan dan tidak diperuntukkan pada biaya barang yang
mereka pasarkan.
B. Pusat Beban
Pusat beban merupakan pusat pertanggungjawaban dimana input
diukur dalam bentuk uang, namun tidak bagi output.

Terdapat dua jenis

umum dari pusat beban yakni biaya perencanaan/pembangunan yang mana


berhubungan dengan jumlah yang baik atau benar dapat diestimasi
dengan reliabilitas secara beralasan. Contohnya, biaya pabrik untuk tenaga
kerja langsung, Bahan baku langsung, berbagai komponen, pasokan dan
berbagai keperluan. Berikutnya adalah Biaya pengelolaan/pelaksanaan,
dimana biaya yang sedang terjadi terikat dengan penilaian manajemen
sebagai jumlah yang diinginkan menurut keadaan yang tengah dihadapi.
1) Pusat Beban Teknik
Pusat beban teknik mempunyai ciri-ciri: (1) input dapat diukur
secara moneter, (2) input dapat diukur secara fisik, dan (3) jumlah rupiah
optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output
dapat ditentukan. Di suatu pusat beban teknik, output dikalikan dengan
biaya standar dari setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi.
Selisih antara biaya teoritis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari
pusat beban yang sedang diukur.
2) Pusat Beban Kebijakan
Pusat

beban

kebijakan

meliputi

unit-unit

administratif

dan

pendukung (seperti, akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan


masyarakat, sumber daya manusia), operasi litbang, dan aktivitas
pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak bisa diukur secara moneter.
Di suatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang
sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi. Pada hakikatnya, hal tersebut
hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input
sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output.
8.

Ciri-ciri Pengendalian Umum


A. Penyusunan Anggaran

Manajemen

membuat keputusan

anggaran

untuk pusat beban

kebihakan yang terpisah dari pusat beban teknik. Pekerjaan yang harus
dilakukan oleh pusat beban kebijakan terbagi dalam dua kategori umum:
berkesinambungan dan bersifat khusus. Berkesinambungan (continuing
work) dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun. Bersifat khusus adalah
proyek satu langkah, misalnya pengembangan dan penyusunan sistem
pembuatan anggaran laba.
B. Variasi Biaya
Tidak seperti dalam di pusat beban teknik yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban kebijakan cukup
terlindungi dari fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal dari fakta
bahwa dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para
manajer cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan
perubahan volume penjualan yang diantisipasi, misalnya mengizinkan untuk
menambah tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk
mengurangi tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
C. Jenis Pengendalian Keuangan
Tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan
biaya dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam
perencanaan. Pengendalian keuangan menjadi hal pokok yang dibahas pada
tahap perencanaan sebelum biaya terjadi.
D. Pengukuran Kinerja
Dalam pusat beban kebijakan, laporan keuangan bukan merupakan
suatu alat ukur untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Pengendalian secara menyeluruh terhadap pusat beban kebijakan dicapai
dengan mengukur kinerja nonfinansial, misalnya indikasi atas kualitas
pelayanan berupa opini dari para pengguna.
9.

Pusat Administratif Dan Pendukung


Pusat administratif meliputi manajemen senior korporat dan manajemen unit
bisnis, serta para manajer unit-unit pendukung. Pusat pendukung merupakan
unit-unit yang menyediakan layanan kepada pusat tanggung jawab.

A. Permasalahan dalam Pengendalian


Pengendalian atas beban administratif cukup sulit dikarenakan (1)
masalah-masalah yang ada dalam pengukuran output, dan (2) banyaknya
ketidaksesuaian antara cita-cita staf departemen dan cita-cita perusahaan
secara keseluruhan.
B. Kesulitan dalam Pengukuran Output
Dalam aktivitas yang output utamanya adalah pelayanan, merupakan
fungsi yang tidak mungkin dikuantifikasi, maupun dievaluasi. Karena output
tidak dapar diukur, tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai
tolok ukur untuk pengukuran kinerja keuangan.
C. Tidak Adanya Keselarasan Cita-cita
Para manajer administratif berusaha keras untuk mencapai keunggulan
fungsional. Sekilas, keinginan tersebut akan tampak selaras dengan cita-cita
perusahaan. Tetapi pada kenyataannya, hal tersebut sebagian besar
tergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan keunggulan.
10. Pusat Penelitian Dan Pengembangan
A. Permasalahan dalam Pengendalian
1) Kesulitan dalam Menghubungkan Hasil yang Diperoleh dengan Input
Hasil dari aktivitas penelitian dan pengembangan sangat sulit diukur
kuantitasnya. Kaitan antara output dengan input sangat sukar untuk
dinilai per tahun karena produk akhir dari litbang bisa melibatkan usaha
selama bertahun-tahun. Meskipun hubungan itu bisa dirancang, tetapi
tidak mungkin untuk membuat perkiraan yang bisa diandalkan mengenai
nilai output.
2) Tidak adanya Keselarasan Cita-cita
Manajer penelitian pada hakikatnya ingin membangun organisasi
penelitian yang terbaik, meskipun barangkali lebih mahal dari apa yang
bisa didanai perusahaan. Masalahnya adalah bahwa orang yang bekerja
di bidang penelitian sering tidak mempunyai pengetahuan yang memadai
(atau tertarik) mengenai bisnis untuk menentukan arah kebijakan secara
optimal.
B. Rangkaian Kesatuan Penelitian dan Pengembangan

Aktivitas yang dilakukan oleh organisasi litbang merupakan suatu


kesatuan rangkaian, di mana penelitian dasar sebagai titik awal, sementara
pengujian produk sebagai titik akhir. Penelitian dasar mempunyai dua ciri: (1)
tidak terencana, di mana pihak manajemen hanya membuat keputusan
secara umum mengenai bagian yang harus dieksplorasi; dan (2) sering kali
ada tenggang waktu yang lama antara dimulainya penelitian dengan
pengenalan produk baru yang berhasil.
C. Program Litbang
Program litbang terdiri dari serangkaian program ditambah kelonggaran
untuk pekerjaan yang tidak direncanakan; hal tersebut biasanya ditinjau
setiap tahun oleh manajemen senior.
D. Anggaran Tahunan
Jika suatu perusahaan telah memutuskan suatu program litbang
berjangka panjang dan telah menjalankan program ini dengan sistem
persetujuan proyek, maka upaya untuk menyusun anggaran litbang per
tahun dengan melibatkan kalenderisasi selama periode anggaran.
11. Pusat Pemasaran
A. Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik adalah aktivitas yang terlibat dalam memindahkan
barang dari perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang
jatuh tempo dari para pelanggan. Pusat tanggung jawab yang menjalankan
fungsi tersebut merupakan pusat beban teknik yang dapat dikendalikan
melalui

penerapan

standar

dan

menyesuaikan

anggaran

untuk

mencerminkan biaya-biaya ini pada berbagai tingkatan volume.


B. Aktivitas Pemasaran
Aktivitas pemasaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
untuk

memperoleh

pesanan.

Teknik-teknik

pengendalian

yang

bisa

diterapkan terhadap aktivitas logistik secara umum tidak dapat diterapkkan


terhadap aktivitas pemasaran. Kegagalan dalam melihat fakta ini dapat
mengarah pada keputusan yang tidak tepat.

Secara

ringkas, terdapat tiga

jenis aktivitas

dalam organisasi

pemasaran dan sebagai konsekuensinya, terdapat tiga jenis ukuran aktivitas.


Pertama, ada aktivitas logistik, yang banyak dari biayanya merupakan beban
teknik. Kedua, ada penciptaan pendapatan, yang biasanya dievaluasi
dengan cara membandingkan antara pendapatan dan kuantitas fisik aktual
yang dijual baik dengan pendapatan dan unit yang dianggarkan. Ketiga,
biaya pencarian pesanan yang merupakan beban kebijakan, karena tidak
seorang pun tahu berapa persisnya jumlah optimal yang harus dikeluarkan.
Konsekuensinya, ukuran efisiensi dan efektivitas untuk biaya-biaya tersebut
sangat subjektif.
.

Anda mungkin juga menyukai