Nim : 20190420156
Matkul : Sistem Pengendalian Manajemen
Kelas :F
C. Pusat Biaya
Pusat biaya merupakan pusat tanggung jawab yang secara monerter, namun
tidak mengukur outputnya. Jenis pusat biaya dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pusat Biaya Teknik
Biaya teknik merupakan biaya-biaya yang jumlahnya secara tepat dan
memadai dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar. Contoh : biaya pabrik
untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, komponen, dll.
Pusat biaya teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Input-inputnya dapat diukur secara moneter
b. Input-inputnya dapat diukur secara fisik
c. Jumlah dolar optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu
unit output dapat ditentukan.
Dalam pusat biaya teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap
unit, untuk mengukur biaya standar dari produk jadi. Bila terdapat selisih antar biaya
teoretis dan biaya aktual, hal ini mencerminkan efisiensi dari pusat biaya yang sedang
diukur.
2. Pusat Biaya Kebijakan
Biaya kebijakan merupakan biaya yang tak tersedia estimasi tekniknya. Pada
pusat kebijakan, biaya-biaya yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen
atas jumlah yang memadahi dalam kondisi tertentu. Pusat beban kebijakan meliputi
unit-unit administratif dan pendukung (manusia, hukum, hubungan industrial, dll),
operasi penelitian dan pengembangan (litbang), serta hampir semua aktifvitas
pemasaran. Dalam pusat biaya kebijakan, output tidak dapat diukur secara monetter.
Dalam pusat biaya kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya sesungguhnya
bukanlah ukuran efisiensi. Pada dsarnya, hal tersebut hanya selisih antara input yang
dianggarkan dan input yang sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output.
D. Ciri-ciri Pengendalian Umum
1. Persiapan Anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat biaya kebijakan yang
terpisah dari pusat beban teknik. Manajemen selanjutnya membentuk apakah
anggaran operasi yang diajukan dapat mencerminkan biaya per unit dari pelaksanaan
tugas secara efisien atau tidak. Fokus utama manajer bukanlah volumenya, karena hal
tersebut sebagian besar ditentukan oleh tindakan yang diambil oleh pusat tanggung
jawab lainnya.
Pusat biaya kebijakan membagi pekerjaan yang harus dilakuka menjadi dua
kategori umum yaitu berkesinambungan dan bersifat khusus. Pekerjaan yang
berkesinambungan (continuing work) dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun
seperti membuat laporan keuangan oleh kontroler perusahaan. Sedangkan pekerjaan
khusus, merupakan suat proyek satu langkah.
Fungsi perencanaan yang tidakdirencakan bagi pusat pengeluaran biasanya
dijalankan sama dalam satu diantara dua cara berikut :
a. Anggaran Inkremental
Anggaran ini menggunakan tingkat biaya sekarang dari pusat biaya kebijakan
dipakai sebagai trik awalnya. Dalam membuat anggaran inkremental terdapat
dua kelemahan, yaitu tingkat pengeluaran yang ada dari pusat biaya kebijakan ,
diterima dan tidak dikaji ulang selama proses pembuatan anggara, serta para
manajer pusat biaya biasanya ingin meningkatkan tingkat pelayanan dan
dengan demikian cenderung meminta tambahan sumber daya yang biasanya
akan disediakan.
b. Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero -Base Review)
Tinjauan Berdasarkan Nol merupakan suatu alternatif pendekatan pembuatan
anggaran yang membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban
kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semua ditinjau setidaknya
sekali dalam lima tahun. Analisis ini sering disebut dengan tinjauan
berdasarkan nol.
2. Variasi Biaya
Biaya dalam pusat beban kebijakan cukup terlindungi dari fluktuasi jangka
pendek dibandingkan dengan pusat beban teknik. Perbedaan ini berawal dari fakta
bahwa dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer
cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan volume
penjualan yang diantisipasi. Contoh : mengizinkan untuk menambah tenaga kerja jika
volume penjualan bergerak naik dan untuk mengurangi tenaga kerja jika volume
penjualan sedang menurun. Selama ini, masalah tenaga kerja dan segala biaya yang
berhubungan dengan tenaga kerja merupakan pos terbesar dan pusat biaya kenijakan,
maka dari itu, anggaran tahunan untuk pusat beban tersebut akan cenderung untuk
memiliki presentase yang tetap dari anggaran volume penjualan.
3. Jenis Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan dalam pusat biaya kebijakan berbeda dnegan pusat
biaya teknik. Pada pusat biaya, sasarannya adalah menjadi kompetitif dalam biaya
dengan cara menentukan standar dan mengukur biaya akrual terhadap standar tersebut.
Sedangkan pusat beban kebijakan memiliki sasaran untuk mengendalikan biaya
dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan dalam perencanaan bersama-
sama mendiskusikan langkah yang akan diambil dan tingkat usaha yang bagaimana
yang tepat untuk masing-masing. dengan begitu, pegendali keuangan dalam pusat
biaya kebijakan menjadi hal pokok yang dibahas pada tahap perencanan sebelum
biaya tersebut terjadi.
4. Pengukuran Kinerja
Tugas utama seorang manajer pusat biaya kebijakan yaitu mencapai output
yang diinginkan. Dalam pusat biaya kebijakan sebagai lawan dari pusat biaya teknik,
laporan keuangan bukanlah merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi dari
seorang manajer.
Manajer yang tidak membedakan jenis pusat tanggung jawab akan salah
memperlakukam laporan kinerja pusat biaya kebijakan sebagai indikator atas efisi3nsi
unit tersebut. Dengan demikian, laporan tersebut dapat memotivasi pusat biaya untuk
membuat keputusan agar membelanjakan kurang dari jumlah yang dianggarkan yang
dapat mengurangi output.
G. Pusat Pemasaran
Kebanyakan perusahan mengelompokkan dua jenis aktivitas yang berbeda
yaitu, sebagai berikut :
1. Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik merupakan aktivtas-aktivitas yang terlibat dalam
memindahkan barang dari perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang
jatuh tempo dari para pelanggannya. Aktivitas-aktivitas ini dapat mencakup seperti
transportasi ke pusat distribusi, pergudangan, pengapalam dan pengiriman, dll.
2. Aktivitas Pemasaran
Aktivitas pemasaran merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk memperoleh pesanan. Aktivitas-aktivitas ini dapat mencakup uji pemasaran,
pembentukan, pelatihan, dan pengawasan terhadap tenaga penjualan, periklanan, dan
promosi penjualan.
Terdapat tiga jenis dalam aktivitas pemasaran dan sebagai konsekuensinya,
terdapat tiga jenis ukuran aktivitas :
a. Aktivitas logistik, yang banyak dari biayanyan merupakan beban teknik
b. Penciptaan pendapatan, yang biasanya dievaluasi dengan cara membandingkan
antara pendapatan dan kuantitas fisik aktual yang dijual baik dengan pendapatan
dan unit yang dianggarkan
c. Biaya pencarian pesanan yang merupakan beban kebijakan, karena tidak
seorangpun tahu berapa persisnya jumlah optimal yang harus dikeluarkan.
Konsekuensinya, ukuran efisiensi dan efektivitas untuk biaya-biaya sangat
subjektif.