Setiap organisasi dijalankan untuk mencapai satu atau lebih tujuan. Tujuan-tujuan tersebut akan dapat tercapai dengan menjalankan strategi yang berbeda-beda dimana pengendalian harus dilakukan sesuai dengan strategi yang digunakan dalam pencapaian tujuan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan Pada perusahaan, tujuan perusahaan itu sendiri ditentukan oleh pemimpin manajemen puncak (CEO) dari perusahaan tersebut dengan mempertimbangkan usulan- usulan para manajer senior lainnya. Terkadang tujuan perusahaan telah ditentukan oleh para pendirinya serta berlaku untuk generasi-generasi berikutnya. Profitabilitas Tujuan penting dari suatu perusahaan salah satunya yaitu untuk menghasilkan laba. Profitabilitas mengacu pada laba jangka panjang. Banyaknya pengeluaran pada periode berjalan mengurangi laba saat ini namun meningkatkan laba jangka panjang. Contohnya biaya yang digunakan untung kepentingan iklan yg dikeluarkan, bs meningkatkan pendapan di masa yang akan datang dengan adanya promosi yang dilakukan melalui iklan tersebut. Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham Konsep dasar suatu perusahaan yaitu memaksimalkan laba untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Ukurannya adalah naiknya harga saham. Risiko Upaya sebuah organisasi untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi oleh keinginan dari pihak manajemen untuk mengambil risiko. Oleh karena itu tingkat risiko berbeda-beda pada tiap organisasi, tergantung kepada seberapa jauh pihak manajemen mau mengambil risiko tersebut. Namun dalam mengambil risiko diperlukan kepandaian membaca situasi, karena jika terjadi kelalaian dalam melihat risiko perusahaan dapat mengalami kerugian bahkan kebangkrutan. Pendekatan Stakeholder Organisasi terlibat pada 3 jenis pasar : Pasar modal ; tempat perusahaan tersebut mencari dana, dimana pemegang saham merupakan konstituennya. Pasar produk ; perusahaan menjual barang atau jasa yang dihasilkannya pada pasar produk, dimana para konsumen lah yang menjadi konstituennya. Pasar faktor ; merupakan tempat bagi perusahaan untuk memperoleh sumber daya, sehingga konstituennya pada pasar faktor ini adalah para pegawai perusahaan serta pemasok.
Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi dapat ditemukan pada dua tingkatan :
1. Strategi untuk tingkat korporat (Tingkatan Perusahaan) Strategi korporat adalah mengenai keberadaan ditengah-tengah bauran bisnis yang tepat. Analisis strategi tingkat korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan bertambah, yang akan dipertahankan, yang akan ditekan, yang akan dikurangi perhatiannya, dan yang akan dijual. Berdasarkan strategi tingkat korporat, perusahaan dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori : a. Perusahaan dengan industri tunggal, beroperasi pada satu usaha saja. Perusahaan industri tunggal menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industry tersebut. b. Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan, beroperasi dalam beberapa industry dan unit-unit bisnis tersebut memperoleh manfaat dari seperangkat kompetensi inti yang umum. Dalam artian lain, tiap-tiap unit bisnisnya itu saling berhubungan satu sama lainnya. Salah satu cara perusahaan ini menciptakan sinergi operasi adalah dengan membuat dua atau lebih unit bisnis menggunakan sumber daya yang sama. c. Perusahaan dengan bisnis yang tidak berhubungan, beroperasi dalam bisnis yang tidak saling berhubungan satu sama lain. Hubungan antara unit-unit bisnis bersifat murni financial. Contohnya suatu perusahaan selain bergerak dibidang perbankan ia juga bergerak dalam bidang manufaktur. 2. Strategi untuk tingkat unit bisnis/ unit usaha Pada tingkat unit bisnis, persaingan antar perusahaan dapat berlangsung. Unit bisnis satu perusahaan dapat bersaing dengan unit bisnis dalam perusahaan lain. Strategi unit bisnis berkenaan dengan bagaimana menciptakan dan memelihara keunggulan kompetitif dalam masing-masing industri yang telah dipilih oleh suatu perusahaan untuk berpartisipasi. Strategi unit bisnis bergantung pada dua aspek yang aling berkaitan : a. Misi unit bisnis Beberapa model perencanaan telah dikembangkan untuk membantu manajer tingkat korporat dalam mengalokasikan sumber daya secara efektif. Dari banyak model perencanaan, dua yang paling banyak digunakan yaitu model BCG (Boston Consulting Groups) matriks pembagian pertumbuhan 2 x 2 dan General Electric Company/McKinsey & Companys matriks daya tarik industri kekuatan bisnis 3 x 3. Namun kedua model ini memiliki perangkat misi yang sama : Bangun : misi ini menyiratkan tujuan menambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas. Pertahankan : diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi persaingan. Panen : misi ini mempunyai tujuan memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas, bahkan dengan mengorbankan pangsa pasar. Divestasi : misi ini untuk menunjukkan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses likuidasi perlahan-lahan atau penjualan segera. BCG menunjuk pangsa pasar sebagai variabel strategi primer karena pentingnya pangsa pasar dalam gagasan mengenai kurva belajar. Walaupun kurva belajar merupakan alat analisis yang kuat, konsep tersebut memiliki beberapa keterbatasan : Konsep ini berlaku pada produk yang tidak didiferensiasikan, dimana persaingan utama dari tiap perusahaan adalah pada harga produk. Sehingga menjadi perusahan yang menawarkan produk dengan harga rendah merupakan hal yang penting. Namun terkadang konsep yang unik dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat juga menjadi daya tarik, sehingga tidak dibutuhkan biaya yang rendah. Dalam situasi tertentu, peningkatan dalam teknologi proses mungkin mempunyai dampak yang lebih besar pada pengurangan biaya per unit dibandingkan dengan volume komulatif. Pengurangan biaya melalui produksi terkumulasi dari barang yang terstandardisasi secara agresif dapat mengakibatkan hilangnya fleksibilitas pasar. Bila pada suatu industri muncul teknologi baru, hal ini dapat sangat merugikan bila berkomitmen pada konsep kurva belajar. Perusahaan perlu memperhatikan pemicu biaya relevan yang berlaku untuk mencapai posisi biaya rendah. b. Keunggulan kompetitif unit bisnis Setiap unit bisnis harus mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misi nya. Untuk mengembangkan keunggulan kompetitif, Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis : Analisis Industri Menurut Porter, struktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan kolektif dari lima kekuatan persaingan : Intensitas persaingan antara para pesaing yang ada Daya tawar pelanggan Daya tawar pemasok Ancaman dari barang substitusi Ancaman pendatang baru yang masuk industri Ada tiga observasi yang dibuat sehubungan dengan analisis industri : Semakin kuat kelima kekuatan tersebut, semakin rendah kemungkinan profitabilitas dari industri tersebut. Bergantung pada kekuatan relative dari kelima kekuatan itu, masalah startegis kunci yang dihadapi oleh unit bisnis akan berbeda dari satu industri ke industri lain Memahami tiap hakikat setiap kekuatan membantu perusahaan untuk merumuskan strategi yang efektif
Analisis rantai nilai Rantai nilai keunggulan kompetitif tidak diperiksa secara berarti pada tingkat unit bisnis secara keseluruhan. Rantai nilai memisahkan perusahaan ke dalam kegiatan strategisnya yang berbeda. Rantai nilai adalah sekelompok kegiatan lengkap yang terlibat dalam suatu produk, mulai dan ekstraksi bahan baku dan berakhir dengan dukungan pascapengiriman bagi pelanggan.