PENDAHULUAN
___________________________________________________________________________
Deskripsi Singkat :mendekripsikan hakikat dari pusat tanggungjawab pada
umumnya dan kriteria efisiensi dan efektivitas yang relevan
dalam mengukur kinerja para manajernya. Kemudian akan
dijelaskan definisi dan dua jenis pusat tanggungjawab: pusat
pendapatan dan pusat beban.
Tujuan Instruksional Umum :Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat
Menjelaskan efisiensi dan efektivitas dalam mengukur kinerja
manajer yang berpusat pada pendapatan dan beban.
Relevansi :Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan mengenai
sistem pengendalian manajemen suatu bisnis dan bagaimana
menjelaskan efisiensi dan efektivitas pusat
pertanggungjawaban pendapatan dan beban.
PEMBAHASAN
___________________________________________________________________________
Topik : Pusat Tanggung Jawab
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa dapat
Menjelaskan pusat pendapatan dan pusat beban.
Petunjuk Penggunaan Modul : Bacalah terlebih dahulu uraian materi mengenai pokok
bahasan ini, lalu diskusikan pada forum yang tersedia dan
terakhir, kerjakanlah quis untuk mereview pembelajaran.
Kegiatan
Pusat pertanggungjawaban menerima masukan atau input, dalam bentuk bahan baku,
tenaga kerja dan jasa. Dengan menggunakan modal kerja (contohnya persediaan dan
piutang), peralatan, perlengkapan pabrik dan aset lainnya, pusat pertanggungjawaban
melakukan kegiatan untuk mengubah input menjadi output baik dalam bentuk barang atau
jasa. Hasil atau output tersebut kemudian diserahkan ke pusat pertanggungjawaban yang lain
(sebagai input pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan) atau pusat pertanggungjawaban
melemparnya ke pasar sebagai output organisasi secara keseluruhan.
Peran Laba
Laba merupakan tujuan utama bagi organisasi yang berorientasi laba. Sehingga laba
merupakan pengukur efektifitas yang penting. Selain itu laba adalah selisih antara penjualan
(pengukur output) dan biaya (pengukur input), jadi laba juga merupakan pengukur efisiensi.
Sehingga laba merupakan pengukur efisiensi dan efektifitas. Apabila kedua pengukur input
dan output dapat dilakukan, maka efisiensi dan efektifitas dapat ditentukan. Akan tetapi
apabila yang dapat diukur hanya salah satunya (input atau output saja) maka pengukur
kinerjanya dihubungkan dengan efisiensinya atau efektifitasnya saja.
PUSAT PENDAPATAN
Pusat Pendapatan, suatu output diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal
yang dilakukan untuk mengaitkan input dengan output. Pada umumnya pusat pendapatan
merupakan unit pemasaran/penjualan yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga
jual dan tidak bertanggungjawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka
pasarkan. Penjualan atau pesanan actual diukur terhadap anggaran dan kuota dan manajer
dianggap bertanggungjawab atas beban yang terjadi secara langsung didalam unitnya, akan
tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
PUSAT BEBAN
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur dalam satuan moneter,
tetapi outputnya tidak. Terdapat dua macam pusat biaya, yaitu Pusat Biaya Teknik dan Pusat
Biaya Kebijakan. Hal ini sesuai dengan biaya yang terjadi yaitu biaya tehnik yang merupakan
biaya yang jumlahnya dapat ditaksir secara pasti sesuai dengan output yang dihasilkan,
misalnya biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, suku cadang dll. Sedangkan biaya
kebijakan adalah biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti karena dikaitkan dengan
kebijakan manajemen.
Pusat Beban Teknik
Karakteristik Pusat Biaya Tehnik:
Inputnya dapat diukur dalam satuan moneter
Inputnya dapat diukur dalam satuan phisik
Jumlah input yang digunakan untuk menghasilkan satu unit output dapat ditentukan
secara optimum.
Pusat biaya teknik umumnya terdapat pada kegiatan produksi. Pada pusat biaya teknik,
pengukuran biaya dilakukan dengan menetapkan hasil perkalian antara output yang
dihasilkan dengan biaya standar perunit. Selisih antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya menunjukkan tingkat efisiensi pusat biaya teknik. Meskipun demikian, pusat
biaya teknik pengukuran kinerjanya tidak hanya dilihat dari biayanya saja tetapi juga
bertanggung jawab terhadap kualitas dan volume produk yang dihasilkan. Sehingga biaya
produksi tidak ditujukan untuk diminimumkan dengan mengabaikan kualitas.
JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Untuk tujuan pengendalian, terdapat 4 pusat pertanggungjawaban yang diklasifikasikan
sesuai dengan pengukuran input dan outputnya yaitu: Pusat Pendapatan, Pusat Biaya, Pusat
Laba dan Pusat Investasi.
Pusat Biaya Teknik
Kegiatan
Pusat Biaya Kebijakan
Kegiatan
Pusat Pendapatan
Kegiatan
Pusat Laba
Kegiatan
Pusat Investasi
Modal yang
digunakan
Pada Pusat pendapatan, output diukur dalam satuan moneter, pada pusat biaya input yang
diukur dalam satuan moneter, pada pusat laba input dan outputnya diukur dalam satuan
moneter dan pada pusat investasi, pengukuran dilakukan pada hubungan ntara laba daan
investasi yang digunakan. Setiap jenis pusat pertanggungjawaban memerlukan system
perencanaan dan pengendalian yang berbeda.
Pusat Beban Kebijakan
Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administrative dan pendukung misalnya bagian
akuntansi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, dan lain-lain. Biaya
kebijakan ditetapkan sesuai dengan kebijakan manajemen dalam menjalankan kegiatan yang
harus dijalankan. Pada pusat biaya kebijakan, tidak ditujukan untuk mengukur efisiensi, tetapi
lebih ditekankan pada kemampuannya dalam menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan, yaitu kemampuan melakukan kegiatan sesuai dengan anggaran. Selisih
antara anggaran dan biaya sesungguhnya bukan ukuran efisiensi, tetapi merupakan selisih
antara input yang dianggarkan dan input aktual dan tidak mencakup nilai output.
Karakteristik Pengendalian Biaya Kebijakan
1. Pembuatan Anggaran
Dalam pembuatan anggaran, ada dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: kegiatan yang
berkelanjutan dan kegiatan spesifik. Kegiatan berkelanjutan adalah kegiatan yang
dilakukan secara konsisten setiap tahun, seperti kegiatan administrasi umum. Sedangkan
kegiatan spesifik adalah kegiatan yang hanya dilakukan karena melakukan projek tertentu,
misalnya biaya pelatihan untuk karyawan pada bisnis baru.
Tehnik yang digunakan untuk membuat anggaran biaya kebijakan adalah Management By
Objective, yaitu proses formal untuk menetapkan ukuran tercapainya tujuan dari tugas
tertentu yang digunakan sebagai pengukur kinerja.
Dalam melakukan fungsi perencanaan, anggaran dapat ditetapkan berdasarkan
Incremantal Budgeting atau Zero Base Review.
Incremental Budgeting
Model ini menggunakan biaya kebijakan yang terjadi pada saat ini digunakan sebagai
dasar untuk membuat anggaran tahun berikutnya. Jumlah anggaran disesuaikan dengan
tingkat inflasi, antisipasi perubahan beban kerja untuk kegiatan yang berkelanjutan,
kegiatan tertentu, dan apabila diperoleh data, dapat digunakan untuk kegiatan sejenis yang
biayanya dapat diperbandingan.
Incremental budgeting mempunyai dua kelemahan yaitu: 1) Biaya kebijakan pada saat ini
diterima begitu saja tanpa pengujian untuk proses pembuatan anggaran. 2) Pada umumnya
manajer pada pusat biaya kebijakan mempunyai kecenderungan meningkatkan
pelayanannya, sehingga meminta tambahan sumberdaya yang mengakibatkan anggaran
biaya kebijakan selalu meningkat.
Zero Base Review
Zero Base Review adalah suatu pendekatan pembuatan anggaran yang merupakan
alternative adalah membuat analisis yang merupakan alternative adalah membuat analisis
menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga
semuanya ditinjau setidaknya sekali lima tahun. Analisis tersebut sering disebut sebagai
tinjauan berdasarkan nol.
Berbeda dengan incremental budgeting, pada pendekatan ini anggaran di review dari awal,
yaitu dengan menguji apakan sumberdaya yang digunakan memang diperlukan pada pusat
biaya. Pada analisa ini menetapkan dasar yang baru, dimana anggaran tahunan diupayakan
pada biaya yang layak sampai pada review berikutnya.
Berikut ini adalah pertanyaan dasar yang dilakukan pada analisa Zero Base:
Haruskah kegiatan yang telah dilakukan tersebut dikerjakan? Apakah memberi
tambahan manfaat bagi pelanggan?
Bagaimana kualitas yang seharusnya dicapai? Apakah tidak berlebihan?
Apakah cara yang dilakukan sudah sesuai?
Berapa biaya yang seharusnya?
Zero base Review membutuhkan waktu yang panjang, dan juga membuat trauma manajer
yang kegiatannya di review. Selain itu manajer tidak selalu melakukan yang terbaik dalam
memenuhi anggaran, tetapi juga mencegah terjadinya kegiatan yang kurang
menyenangkan karena adanya Zero Base Review.
2. Variabilitas Biaya
Tidak seperti pada biaya teknik, yang besarnya dipengaruhi perubahan volume, biaya
kebijakan tidak berfluktuasi dalam jangka pendek. Manajemen akan menyetujui
perubahan biaya untuk mengantisipasai perubahan volume penjualan, misalnya
mengijinkan penambahan karyawan apabila volume kegiatan cenderung meningkat.
3. Bentuk Pengendalian Finansial
Pengendalian biaya kebijakan ditujukan untuk mengendalikan biaya dengan memberi
kesempatan manajer untuk berpartisipasi dalam perencanaan, berbagi pendapat mengenai
tugas yang harus dilakukan, dan bagaimana tingkat kegiatan yang layak untuk setiap
tugas. Jadi pengendalian biaya terutama ditujukan pada kegiatan perencanaan sebelum
biaya benar-benar terjadi.
4. Pengukuran Kinerja
Tugas utama manajer biaya kebijakan adalah menetapkan bagaimana output yang
diinginkan. Pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan anggaran adalah yang seharusnya
dilakukan, apabila lebih besar dari anggaran berarti ada yang perlu diuji, sedangkan
apabila lebih kecil dari anggaran berarti ada kegiatan yang tidak dilakukan. Kinerja
manajernya tidak dinilai dari efisiensinya. Tetapi pengendaliannya ditekankan pada
pengukuran kinerja non financial. Misalnya kualitas jasa yang dilihat dari kepuasan
pengguna jasa.
Penyusunan Anggaran
Usulan anggaran dari pusat administrasi terdiri dari komponen berikut ini:
1. Biaya minimal yang harus ada
Merupakan bagian yang membahas biaya pokok dari suatu pusar administrasi dan
pendukung, termasuk biaya untuk tetap berada dalam bisnis, ditambah biaya-biaya untuk
ativitas lain.
2. Biaya kebijakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
Merupajan bagian yang membahas aktivitas kebijakan dari pusat administrasi dan
pendukung, termasuk deksripsi dari tujuan biaya dan estimasi biaya dari setiap tujuan.
3. Penjelasan apabila terjadi peningkatan biaya
Merupakan bagian yang menjelaskan semua pengajuan penambahan dalam anggaran
diluar inflasi.
PUSAT PEMASARAN
Pusat pemasaran mempunyai dua kegiatan utama yang dilakukan, yaitu:
1. Kegiatan untuk memperoleh pelanggan (order filling)
2. Kegiatan untuk memenuhi pesanan (logistic)
Kegiatan Logistik
Kegiatan logistic adalah kegiatan untuk menyampaikan produk dari perusahaan ke pelanggan
dan menagih pembayaran dari pelanggan. Kegiatan ini meliputi; transportasi, penyimpanan,
pengiriman dan pembuatan faktur dan penagihan. Pusat pertanggung jawaban yang
melakukan kegiatan ini pada umumnya adalah biaya tehnik, sehingga pengendalian dilakukan
dengan biaya standar.
Kegiatan Pemasaran
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan untuk memperoleh pelanggan.Kegiatan ini meliputi;
pengujian pasar, pelatihan dan supervise tenaga pemasaran, promosi penjualan.
Pengukuran outputnya mungkin dapat dilakukan, tetapi untuk mengevaluasi efektifitas
kegiatannya sulit dilakukan, karena hasilnya dipengaruhi oleh beberapa factor yang sulit
dikendalikan pusat pemasaran (seperti; kondisi perekonomian, tindakan pesaing) yang
mungkin tidak sesuai dengan asumsi yang ditetapkan.
SUMBER
Anthony R. N dan Govindarajan Vijay. 2004 “Management Control System” 11th Ed., Chicago:
Irwin
PENUTUP
___________________________________________________________________________
Pada modul ke-5 akan dibahas topik bahasan mengenai pusat laba. Dimana topik bahasan
yang akan dipelajari mengenai unit bisnis sebagai pusat laba, mengukur profitabilitas.