2018
Pusat Tanggung Jawab
Dalam suatu organisasi, semua yang dilakukan karyawan harus dapat di pertanggungjawabkan,
yang semuanya itu bermuara pada pusat tanggung jawab, yaitu organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggugjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Perusahaan pada dasarnya merupakan
sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing diwakili oleh sebuah kotak dalam bagan
organisasi. Selanjutnya pusat-pusat tanggungjawab tersebut membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan
terendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift), dan unit organisasi kecil lainnya.
Secara keseluruhan, perusahaan memiliki cita-cita, dan manajemen senior menetukan sejumlah
strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Berbagai pusat tanggungjawab dalam perusahaan berfungsi
untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat
tanggungjawab, maka jika setiap pusat tanggung jawab telah memenuhi tujuannya, cita-cita organisasi
tersebut telah tercapai.
Pusat tanggung jawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa.
Dengan menggunakan modal kerja kapital (persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva lainnya, pusat
tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu, dengan tujuan akhir untuk mengubah input menjadi
output, baik yang berwujud (barang) atau tidak berwujud (jasa).
Pusat tanggungjawab yang menghasilkan output berupa produk-produk (barang dan jasa)
kemudian bias menyerahkan hasil atau produk tersebut ke pusat tanggungjawab lain, di mana output
tersebut kemudian menjadi input. Atau, pusat tanggungjawab melemparkannya ke pasar, sebagai output
organiasasi keseluruhan.
Suatu manajemen bertanggungjawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input dan
output. Pada beberapa pusat tanggungjawab, hubungan itu bersifat timbale balik dan langsung. Misalnya,
di departemen produksi, input bahan baku menjadi bagian fisik dari barang jadi. Di departemen ini,
pengendalian focus pada penggunaan input minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang
diperlukan menurut spesifikasi dan standar mutu yang benar, tepat waktu, dan sesuai dengan jumlah yang
diminta.
Dalam sejumlah situasi, ternyata input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang
dihasilkan.
Sebagian besar input yang digunakan oleh pusat tanggungjawab dapat dinyatakan dalam ukuran-
ukuran fisik. Ukuran ini mencakup jam kerja, liter minyak, rim kertas, kwh listrik. Dalam sistem
pengendalian manajemen, satuan-satuan kuantitas tersebut kemudian diterjemahkan kesatuan moneter;
uang merupakan penyebut umum yang memungkinkan nilai dan berbagai sumber daya yang beragam
untuk digabungkan dan dikombinasikan. Nilai uang dari input tertentu biasanya dihitung dengan
mengalikan kuantitas fisikdengan harga per unit (jumlah jam kerja dikalikan dengan tarif per jamnya).
Jumlah moneter yang dihasilkan dari perhitungan tersebut disebut sebagai “biaya”. Biaya adalah suatu
ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu pusat tanggungjawab.
Satu hal yang lebih mudah untukmengukur biaya input dari pada menghitung nilai output.
Sebagai contoh, pendapatan per tahun barang kali merupakan alat ukur penting atas output suatu
organisasi yang berorientasi pada laba. Akan tetapi angka itu tidak menyatakan seluruh kinerja organisasi
selama tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan sumber daya manusia, periklanan, dan
promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi output di tahun yang bersangkutan.
Konsep input, output, dan biaya dapat digunakan untuk menjelaskan makna dari efisiensi dan
efektivitas. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua criteria kinerja pusat untuk menilai tanggungjawab.
Kedua istilah ini hampir selalu digunakan dalam suatu perbandingan dan bukan dalam makna absolut.
Istilah efisiensi dapat diartikan sebagai rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit
input. Sebagai contoh, pusat TanggungJawab A lebih efisien dari pada Pusat TanggungJawab B. Hal ini
dapat dijelaskan:
1. Jika Pusat Tanggung Jawab A menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikit dari pada
Pusat Tanggung Jawab B, tetapi memproduksi jumlah output yang sama, atau
2. Menggunakan sumber daya yang sama tetapi memproduksi jumlah output yang lebih besar.
Hal ini perlu dicatat bahwa criteria pertama tidak mengharuskan agar output dikuantitatifkan;
tetapi adalah perlu untuk menilai bahwa output dan kedua unit tersebut hampir sama. Namun, dalam
kriteri kedua di mana input adalah sama, dengan output berbeda, maka dibutuhkan beberapa tolak ukur
output kuantitatif; sehingga merupakan perhitungan yang lebih sulit.
Banyak pusat tanggungjawab mengukur efisiensi dengan cara membandingkan biaya actual
dengan standar, di mana biaya-biaya tersebut harus dinyatakan dalam output yang diukur.
Bila dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara input dan output,
efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggungjawab dan
tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit
tersebut.
Efisisensi dan efektivitas berkaitan satu sama lain; setiap pusat tanggungjawab harus efektif dan
efisien di mana, organisasi harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimal. Ringkasnya, suatu pusat
tanggungjawab akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif
jikamelakukan hal-hal yang tepat.
Peranan laba
Setiap perusahaan yang berorientasi pada laba, tujuan utamanya adalah memperoleh laba yang
memuaskan. Laba merupakan tolak ukur yang penting atas efektivitas. Lebih lanjut lagi, karena laba
merupakan selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga merupakan
ukuran efisiensi. Dengan demikian, laba mengukur baik efektivitas maupun efisiensi.
Pusat tanggungjawab digolongkan menjadi empat jenis menurut sifat input dan/atau output moneter yang
diukur untuk tujuan pengendalian pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi. Di pusat
pendapatan, output diukur secara moneter; di pusat biaya, input yang diukur; di pusat laba, baik
pendapatan (output) maupun beban (input) diukur; dan di pusat investasi, kaitan antara laba dan investasi
diukur.
Pusat Pendapatan
Suatu output (yaitu pendapatan) pada pusat pendapatan, diukur secara moneter, tetapi tidak ada
upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu beban atau biaya) dengan output. (Jika beban
dihubungkan dengan pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba.). Pusat pendapatan
merupakan pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur prestasinya berdasarkan pendapatannya.
Manajer pusat pendapatan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak
mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Pusat pendapatan bertanggungjawab atas pencapaian
pendapatan mengenai biaya yang terjadi di departemennya. Karena biaya sering kali tidak mempunyai
hubungan dengan pendapatan yang diperoleh oleh department tersebut.Pada umumnya, biaya-biaya yang
terjadi pada pusat pendapatan yang merupakan biaya kebijakan, maka pusat pendapatan pada umumnya
juga merupakan pusat biaya kebijakan.
Pusat Biaya
Pusat biaya adalah pusat tanggungjawab yang secara moneter, namun tidak mengukur outputnya.
Ada dua jenis pusat biaya, yaitu pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan.
Biaya teknik adalah biaya yang jumlahnya secara “tepat” dan “memadai” dapat diestimasikan
dengan keandalan yang wajar. Contoh, biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung,
komponen, perlengkapan, dan keperluan-keperluan.
Biaya kebijakan adalah biaya yang tak tersedia estimasi tekniknya. Di pusat biaya kebijakan,
biaya yang di keluarkan tergantung pada penilaian manajemen atas jumlah yang memadai dalam kondisi
tertentu.
Pusat biaya kebijakan meliputi unti-unit administrative dan pendukung (seperti, akuntansi,
hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia),operasi penelitian dan
pengembangan, serta hampir semua aktivitas pemasaran. Dalam pusat biaya ini, output tidak dapat diukur
secara moneter.
Pada pusat biaya kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah
ukuran efisiensi. Hal tersebut pada dasarnya hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan
input yang sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output.
Persiapan Anggaran
Suatu manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat biaya kebijakan yang terpisah dari
pusat biaya teknik. Selanjutnya, manajemen menentukan apakah anggaran operasi yang diajukan bias
mencerminkan biaya per unit dari pelaksanaan tugas secara efisien.
Besarnya pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat biaya kebijakan terbagi kedalam dua
kategori umum: berkesinambungan dan bersifat khusus.
Anggaran incremental, model anggaran incremental menggunakan tingkat biaya sekarang dari
pusat biaya kebijakan sebagai titik awalnya. Jumlah ini disesuaikan dengan tingkat inflasi, perubahan-
perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan khusus, dan jika datanya sudah tersedia biaya
dari berbagai pekerjaan yang dapat dibandingkan dalam unit-unit yang sama.
Tinjauan Berdasarkan Nol (zero-base review), adalah membuat analisis menyeluruh dari setiap
pusat biaya kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali
setiap lima tahun. Analisis ini sering disebut tinjauan berdasarkan nol.
Berbeda dengan pembuatan anggaran incremental, tujuan intensif ini mencoba untuk memastikan,
dari nol, sumber-sumber yang sebenarnya dibutuhkan untuk melaksanakan setiap aktivitas dalam setiap
pusat biaya. Analisis ini diharapkan biaya akan maningkat secara berangsur-angsur selama periode
tersebut dan hal ini masih ditoleransi.
Variasi Biaya
Tidak seperti di pusat biaya teknik yang sangat dipengaruhi oleh perubahan volume jangka
pendek, biaya dalam pusat biaya kebijakan cukup terlindungi dari fluktuasi jangka pendek. Adanya
perbedaan ini berawal dari fakta bahwa dalam membuat anggaran untuk pusat biaya kebijakan, para
manajer cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan volume penjualan yang
diantisipasi misalnya, mengizinkan untuk menambah tenaga kerja jika volume penjualan sedang
menurun.
Pengendalian keuangan dalam pusat biaya kebijakan berbeda dengan pusat biaya teknik. Di pusat
biaya teknik, sasarannya adalah untuk menjadi kompetitif dalam biaya dengan cara menentukan standar
dan mengukur biaya actual terhadap standar tersebut. Sebaliknya, tujuan dari pusat biaya kebijakan
adalah untuk mengendalikan biaya dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam
perencanaan, bersama-sama mendiskusikan langkah apa yang akan diambil, dan tingkat usaha yang
bagaimana yang tepat untuk masing-masing.
Pengukuran Kinerja
Tugas utama seorang manajer pusat biaya kebijakan adalah untuk mencapai output yang
diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang “sesuai dengan anggaran” untuk mengerjakan hal ini
dianggap memuaskan; jumlah yang melebihi anggaran merupakan alas an untuk prihatin, sementara
jumlah yang kurang dari anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan yang direncanakan belum
selesai dilaksanakan. Dalam pusat biaya kebijakan, sebagai lawan dari pusat biaya teknik, laporan
keuangan bukan merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Bila manajer tidak membedakan kedua jenis pusat tanggungjawab tersebut, maka manajemen
perusahaan mungkin akan salah memperlakukan laporan kinerja pusat biaya kebijakan sebagai indicator
atas efisiensi unit tersebut. Oleh karena itu, laporan tersebut dapat memotivasi pusat biaya untuk
membuat keputusan agar membelanjakan kurang dari jumlah yang dianggarkan, di mana hal ini akhirnya
akan menurunkan output. Untuk alas an ini, kurang bijaksana untuk memberikan penghargaan kepada
para eksekutif yang membelanjakan lebih sedikit anggaran.
Varians anggaran yang tidak dapat diinterpretasikan sebagai gambaran dari kinerja yang efisien
atau tidak efisien.
Pencapaian keunggulan fungsional yang tidak ideal antara manajer dan staff.
2. Penyusunan Anggaran
Pengajuan anggaran kepada pusat administratif maupun pusat pendukung biasanya terdiri dari
suatu daftar pos-pos beban, dengan usulan anggaran dibandingkan dengan seluruh beban aktual pada
tahun berjalan.
C. Program Litbang
Perencanaan program litbang terdiri dari serangkaian program ditambah kelonggaran untuk pekerjaan
yang tidak direncanakan, hal tersebut biasanya ditinjau setiap tahunnya oleh manajer senior.
Seringkali tinjauan ini dilakukan oleh Komite penelitian yang terdiri dari CEO, direktur penelitian
serta para manajer produksi dan pemasaran. Komite ini selain membuat keputusan yangluas
mengenai proyek-proyek yang akan dikerjakan, juga mengenai proyek mana yang akan diperluas,
dipangkas, maupun dihentikan.
D. Anggaran tahunan
Suatu perusahaan yang telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan telah
menjalankan program ini dengan sistem persetujuan proyek, maka upaya untuk menyusun anggaran
litbang pertahun akan menjadi persoalan yang sederhana, dengan melibatkan “kalenderisasi” atas
pengeluaran yang diperkirakan selama periode anggaran. Tujuan dari proses penyusunan anggaran
tahunan juga menjamin agar biaya aktual tidak melebihi Jumblah yang dianggarkan tanpa
sepengetahuan pihak manajemen.
E. Pengukuran kinerja
Sebagian besar perusahaan, manajemen menerima dua jenis laporan mengenai laporan kegiatan-
kegiatan litbang. Jenis kegiatan yang pertama membandingkan prediksi terakhir mengenai total biaya
dengan jumblah yang disetujui untuk masing-masing proyek. Selanjutnya, laporan keuangan yang
kedua terdiri dari perbandingan antar pengeluaran yang dianggarkan dengan pengeluaran aktual pada
masing-masing pusat tanggung jawab. Akan tetapi kedua jenis pelaporan tersebut tidak memberikan
informasi mengenai efektivitas dari kegiatan penelitian kepada manajemen.
Pusat Pemasaran
Sebagian besar perusahaan mengelompokan dua jenis aktivitas yang sangat berbeda dibawah
pusat pemasaran, dengean pengemndalian yang berbeda satu sama lain. Suatu kelompok aktivitas dengan
pasokan. Aktivitas ini disebut dengan upaya-upaya untuk mendapatkan pesanan dan tetu saja berlangsung
sebelum suatu pesanan diterima.
Aktivitas Logistik
Aktivitas logistic adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang dari
perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang jatuh tempo dari para pelanggannya.
Aktivitas-aktivitas ini mencakup trasnportasi ke pusat distribusi, pergudangan, pengapalan, dan
pengiriman, pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan penagihan piutang
Aktivitas Pemasaran
Kesimpulannya, terdapat tida jenis aktivitas dalam program pemasaran dan sebagai
konsekuensinya, terdapat tiga jenis ukuran aktivitas. Pertamam ada aktivitas logistic, yang banyak dari
biayanya merupakan beban teknik. Kedua ada penciptaan pendapatan, dan biasanya dievaluasi dengan
cara membandingkan antara pendapatan dan kuantitas fisik actual yang dijual baik dengan pendapatan
dan unit yang dianggarkan. Ketiga, biaya pencarian yang merupakan beban kebijakan karena tidak
seorangpun tahu berapa persisnya jumlah optimal yang harus dikeluarkan.
Contoh Kasus
Grand Jean Company
Grand Jean Company didirikan pada pertengahan abad ke-19. Perusahaan tersebut tetap bertahan
meski menghadapi tahun-tahun penuh kesulitan. Pada tahun 1929 perusahaan ini mengalami depresiasi
besar akibat dari daya tahan pasar pada produk yang dominan tersebut—Jean Blue Denim. Grand Jean
menguasai pasar “wash-and-wear”, bell-bottom, dan jean flare, serta celana panjang kasual modern. Pada
tahun 1989 perusahaan ini menjadi manufaktur pakaian terbesar di dunia. Perusahaan tersebut
menyediakan bermacam-macam baju dan pakaian jean untuk pria dan wanita dan celana panjang dengan
jenis yang lengkap. Hal tersebut merupakan suatu reputasi yang layak untuk dihargai, celana yang
berkualitas. Perusahaan menjual 40 juta pasang celana panjang tahun lalu.
Produksi
Selama 30 tahun lalu, Grand Jean sebenarnya menjual semua produksinya dan sering
memberikan kuota pada pembeli celana panjang paling cepat 4 bulan. Sebenarnya hal ini dimaksudkan
untuk menutup produksi selama setahun. Perusahaan memilki 25 manufaktur celana panjang. Kapasitas
celana panjang bervariasi, tetapi rata-rata output yang dihasilkan 20.000 celana panjang per minggu.
Dengan pengecualian dua atau tiga celana panjang yang selalu diproduksi hanya jean blue denim, celana
yang dihasilkan berbagai tipe celana panjang. Perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya dengan
kontrak manufaktur bebas. Pada saat ini ada 20 kontraktor membuat semua jenis celana panjang Grand
Jean (digolongkan dalam jean blue denim). Tahun lalu kontraktor memproduksi satu-tiga jumlah
penjualan celana oleh Grand Jean.
Tom Wicks, wakil direktur untuk operasi produksi memberikan pendapat perusahaan
menggunakan kontraktor luar: “Sebagian besar kontraktor ini telah bekerja sama dengan kita selama lima
tahun atau lebih. Beberapa dari mereka telah memberikan pelayanan Grand Jean secara efisien dan dapat
diandalkan selama 30 tahun. Apa yang kita harapkan untuk mencapai produksi celana panjang, kita
mengetahui beberapa jaringan bebas yang tidak mengetahui apa yang mereka kerjakan dan kekuatan
untuk keluar dari bisnis setelah satu tahun atau mungkin karena biayanya terlalu tinggi. Biasanya, kita
dapat menceritakan dari pengalaman yang sebelumnya dan harga kontrak per unit atau tidak untuk
menjaga kelangsungan.
“Perjanjian kontrak yang dibuat dengan saya atau staf saya. Batas atas atau harga maksimum
yang akan kita bayar untuk sebagian tipe celana panjang sangat baik kita lakukan sekarang. Jika
kontraktor mengesankan, misalkan semua dapat diandalkan dan kemampuan untuk membuat celana
panjang yang berkualitas, kita akan membayar harga tersebut. Jika kita tidak yakin, mungkin kita merasa
sedikit kurang nyaman dengan harga tersebut untuk tahun pertama atau kedua, sampai kontraktor
membuktinnya sendiri.”
Dalam kasus ini, hak penuh untuk melakukan kompetisi baik didalam maupun diluar, sehingga
tingkat ketinggalannya dalam industri garmen sangat tinggi. Oleh karena itu, pengusaha baru sering
dalam langkah dan pengendaliannya diasumsikan fasilitas yang tetap terjaga.
Sistem Pengendalian
Wicks melanjutkan pendapatnya: “Kita menjaga 25 manufaktur kita seperti pusat biaya. Operasi
pada setiap pelaksanaan telah teruji tentunya yang terkait dengan industry dan pengaturan biaya. Anda
mengetahui, time-and-motion-study dan secara menyeluruh. Saya sungguh bangga dengan standar waktu
dan biaya yang kita tetapkan. Kita telah mengembangkan kurva belajar yang member tahu kita berapa
lama produksi yang dibutuhkan pada jenis celana panjang biasa untuk menentukan standar waktu yang
menyertai setiap pembenahan setelah pemasukan dimulai atau produk diubah. Kita mengetahui sejauh
mana tingkat total waktu produksi setiap memulai mengembangkan standar untuk setiap bentuk dasar
jenis celana panjang yang dibuat. Kita menggunakan informasi ini untuk menganggarkan biaya
pelaksanaannya. Staf pemasaran memperkirakan kuantitas celana panjang sebagain tipe yang akan
diproduksi untuk beberapa tahun. Informasi itu digunakan untuk membagi jumlah produksi di dalam
pelaksanaannya. Jika memungkinkan, kita akan menempatkan gedung untuk mengerjakan selama setahun
dalam satu jenis celana panjang. Alat-alat itu akan mulai menghemat dan mengubah biaya. Sejak kita
dapat menjual semua yang kita hasilkan, kita mencoba menjaga pabrik di puncak penghematan. Pantas
disayangkan, orang-orang pemasaran selalu mengatur jadwal produksi bertentangan dengan arus setengah
tahunan pembuatan celana panjang yang diperlukan, maka pilihan ini sulit untuk dipecahkan.”
“Rencana anggaran dibuat oleh saya dan staf saya dengan membandingkan apakah penempatan
bagian (dalam celana panjang) untuk setiap bulan akan dicapai dalam satu tahun sekali. Kita melihat pada
pelaksanaan kinerja yang lalu dan menambahkan sebagian kecil ini karena kita berharap para pekerja
akan memperbaikinya. Anggaran awal tahun diperbaiki pada setiap akhir bulan dengan mendasarkan
produksi pada bulan sebelumnya. Jika manajer pelaksana menjalankan anggaran ini, kita anggap dia telah
melakukan pekerjaan dengan baik. JIka dia tidak dapat menemukan bagiannyak, para pekerjanya tidak
melakukan pekerjaannya pada apa yang mesti dilakukan hal itu berdampak pada tingkat kecepatan dan
efisiensi. Atau mungkin tingkat ketidakhadiran atau perputaran pekerja, masalah besar dalam pabrik kita,
membawa dampak yang sangatbesar. Ketika kuota tidak tercapai, kita ingin mengetahui mengapa dan
berusaha memperbaiki masalah secepat yang kita bisa.
“Kecenderungan jumlah celana panjang yang diproduksi sesungguhnya di pabrik dalam satu
bulan, kita dapat menentukan jumlah standar jam kerja yang diperlukan dalam satu bulan. Kita
membandingkan tampilan ini kembali dengan jam pekerja sesungguhnya untuk menentukan bagaimana
kinerja manajer pelaksana seperti suatu pusat biaya. Saya menelepon setiap manajer pelaksana tiap bulan
untuk memberikan umpan balik secara cepat kinerja yang memuaskan maupun tidak.”
“Kita juga mencari sisi yang lain dalam mengevaluasi seorang manajer pelaksana. Apakah
hubungan komunitasnya berjalan dengan baik? Apakah pekerjanya merasa senang? Pemilik perususahaan
sangat memperhatikan faktor ini.”
Anak cabang Grand Jean memberikan bonus tahunan sebagai suatu sistem hadiah. Wicks dan
kedua asisten pemimpinnya menghitung kinerja setiap manajer pelaksana dalam skala 1 sampai 5, di
mana 5 merupakan angka tertinggi. Di akhir tahun, manajer tingkat atas Grand Jean menetapkan bonus
dengan mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan dan keuntungan dalam setahun. Dasar bonus
ditetapkan setinggi $10.000. Tingkat kinerja untuk setiap bagian anggota manajemen Grand jean
digandakan dengan dasar penetapan bonus yang diberikan manajer. Sebagai contoh, manajer mendapat
tingkat poin 3 akan menerima bonus $30.000.
Grup manajemen Grand Jean melibatkan bagian keuangan dan pemasaran yang ahli dibidangnya.
Catatan penulis bahwa pegawai-pegawai ini, yang ditempatkan pada markas perusahaan, konsisten
memberikan penghargaan ke tingkat lebih tinggi, ke supervisor kemudian manajer pelaksana. Perbedaan
ini sangat terkait dengan pendekatan poin penuh.
Lima departemen pemasaran berkaitan denga tampilan 1, di bawah wakil direktur pemasaran,
diperlakukan seperti pusat pendapatan. Perkiraan marketing digunakan untuk mengatur unit penjualan
dan target penjualan dolar. Kinerja manajer departemen pemasaran diukur berdasarkan target yang
dicapai. Untuk menemukan perubahan permintaan konsumen, frekuensi perubahan dalam bauran produk
sangat penting. Kekuatan pemasar menjual semua jenis jean dalam suatu wilayah territorial. Kompensasi
mereka terdiri dari gaji ditambah 8% komisi penjualan. Komisi menunjukkan keadaan secara kasar
separuh rata-rata komisi penjualan perorangan. Konsumennya adalah took retail dan distributor pakaian.
Untuk perkiraan kinerja departemen pemasaran, penjualan setiap jenis celana panjang tanggung jawab
diberikan pada departemen pemasaran (misalnya, basic jean, dan seterusnya). Manajer departemen
pemasaran berpartisipasi dalam pemberian sistem bonus perusahaan.
Sistem Evaluasi
Mia Packard, sebuah sekolah bisnis dasar, memberikan pendapatnya mengenai operasi produksi
Grand Jean dan sistem pengendalian manajemen produk tersebut: “Wicks adalah salah seorang eksekutif
yang baik yang pernah saya temui, dan dia seorang pebisnis yang pandai. Akan tetapi, saya sesungguhnya
tidak sependapat dengan sistem yang digunakan oleh Wicks untuk mengevaluasi manajer pelaksana.
Dalam suatu pelaksanaan rencana baru yang ditempatkan seperti bagian program orientasi perusahaan
saya, saya tidak sengaja menemukan bahwa manajer pelaksana menimbun beberapa celana panjang yang
dihasilkan melebihi pesanan. Dia melakukan hal ini dalam satu bulan, tepat untuk melindungi dirinya
sendiri yang berlawanan dengan kekurangan produksi di masa datang. Manajer pelaksana tersebut
sungguh mengganggu bahwa saya terhalang memasuki toko celana panjangnya. Dia menuntut bahwa
manajer lain mengerjakan hal yang sama dan meminta saya tidak memberitahukan Wicks. Ini adalah
tindakan aneh bagi perusahaan yang selalu mengingkari permintaan mendekati akhir tahun! Saya
mencurigai manajer pelaksana tidak sungguh-sungguh meningkatkan produksi secara maksimum. Jika
melakukan peningkatan hasil, mereka mengulangi yang sedang dijalankan, dan langsung mereka tidak
ingin menerima beberapa imbalan moneter sebagai kompensasi untuk peningkatan sesuai tanggung jawab
atau yang diinginkan. Jika saya seorang manajer pelaksana, saya tidak ingin produksi saya melebihi
pesanan selama akhir tahun.
“Begitu pula, Wicks bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai kedudukan dalam perusahaan. Dia
seorang manajer pelaksana yang baik dan membuat setiap orang bertindak sesuai dengan apa yang harus
dia kerjakan. Sebagai contoh, dalam bertindak Wicks ada 11 pekerja untuk setiap supervisor atau anggota
pada kantor dan staf administrasi. Kemudian, Wicks menentukan rasio supervise ini 11:1 untuk beberapa
seleksi indeks beragam efisiensi yang terdepan. Semua manajer pelaksana mengarahkannya untuk hal itu
dan hasilnya selalu di bawah staf kantor mereka. Karena hal ini, kita tidak dapa tepat waktu, dan
melaporkan secara akurat dari pelaksanaan. Ada kemudahan tidak cukup orang kantor disana untuk
menyampaikan informasi yang sangat kita butuhkan ketika kita memerlukan!”
“Selain itu! Beberapa gedung telah dibangun selama lima tahun dan memiliki peralatan baru.
Kemudian tidak ada pembedaan antara standar jam dibandingkan dalam pelaksanaan dan dengan yang
telah lalu. Mesin jahit yang sudah tua sering mengalami kerusakan, memerlukan beberapa pemeliharaan
dan mungkin tidak semudah untuk bekerja dengan mesin tersebut.”
Pertanyaan
1. Bagaimana Anda dapa mendeskripsikan tujuan perusahaan secara keseluruhan? Apakah hal ini,
atau hal tersebut sama seperti tujuan organisasi pemasaran dan 25 manajer perusahaan pelaksana
manufaktur? Jelaskan.
2. Evaluasilah rencana langsung manajemen dan sistem pengendalian untuk pelaksana manufaktur
dan departemen pemasaran. Apakah kekuatan dan kelemahannya?
3. Seorang manajer pelaksanamerekomendasikan pelaksana dilakukan seperti pusat laba karena hal
tersebut dapat mengatasi beberapa masalah yang dijumpai oleh Mia Packard dan penulis. Manajer
pelaksana memberikan pendapat, “(saya) pesaing yang dekat dengan manufaktur bebas yang
membuat celana panjang yang sama untuk Grand Jean yang dibuat pelaksana kami. Dan orang
luar ini mungkin membuat celana panjang untuk pesaing Grand jean. Oleh karena persaingan
pasar, hanya pelaksanaan pengaturan yangterbaik yang akan bertahan dalam bisnis ini. Oleh
karena itu, seperti manajer perusahaan lain saya harus bertanggungjawab dan mendapat imbalan
yang sesuai. “Anda setuju atau tidak dengan konsep pusat laba untuk pelaksana 25 perusahaan
manufaktur Grand Jean? Bagaimana bisa pendekatan ini mempengaruhi keputusan manajer
pelaksana, kinerjanya, dan seterusnya?
4. Seandainya pelaksanaan manufaktur Grand Jean berpengaruh seperti pusat laba, ada beberapa
alternatif diharapkan untuk mencatat pendapatan setiap pelaksanaan:
a. Menggunakan pencatatan harga jual oleh tenaga pemasaran Grand Jean untuk
menjual celana panjang ke retailer dan distributor.
b. Menggunakan standar biaya manufaktur penuh per unit ditambah suatu persentase
markup yang wajar untuk penghasilan kotor.
c. Menggunakan harga rata-rata kontrak yang dibayar Grand Jean pada perusahaan lain
untuk membuat tipe celana panjang yang sama.
Evaluasilah tiga alternatif ini, Yang mana yang akan Anda rekomendasikan? Mengapa
pilihan Anda tersebut yang terbaik?
Jawaban
Tujuan utama dari perusahaan Grand Jean Company adalah untuk meningkatkan
profitabilitas dan mencapai pertumbuhan yang tinggi dalam menyediakan bermacam-macam baju
dan pakaian jean untuk pria dan wanita serta celana panjang dengan jenis yang lengkap dan
celana yang berkualitas. Perusahaan ini berusaha keras untuk mencapai efektivitas biaya dan
mencapai tingkat kualitas yang tinggi.
Padahal, pabrik memiliki tujuan untuk hanya memenuhi angka anggaran dan memenuhi
kuota yang dialokasikan untuk setiap pabrik. Karena dianggap sebagai expense centre dan tidak
ada imbalan uang untuk mengkompensasi peningkatan tanggung jawab, maka tidak
menitikberatkan untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi, dengan demikian berusaha untuk
melebihi target.
Kekuatan:
· Perusahaan memiliki 25 unit manufaktur sendiri dan 20 kontraktor independen yang memproduksi
secara efisien dan terpercaya bagi perusahaan.
· Menggunakan sistem budgeting untuk menentukan quota, sehingga dapat mengevaluasi kinerja
lebih mudah.
Kelemahan :
· Tidak ada insentif untuk pabrik manufaktur melebihi produksi. Sebaliknya, hal itu justeru membuat
hal-hal sulit, karena harus memenuhi peningkatan kuota dan dengan demikian terpaksa untuk melakukan
"Penimbunan" saham bahkan jika ada permintaan yang cukup .
· Perhitungan jumlah jam standar dilakukan pada skala yang sama untuk mesin baru dan lama,
sehingga menghasilkan hasil yang tidak akurat.
· Sangat tergantung pada kontraktor di luar independen yang menyediakan sekitar sepertiga dari total
celana yang dijual.
· Sistem reward yang tidak adil. Orang-orang yang bekerja di kantor pusat diberikan peringkat lebih
tinggi daripada manajer pabrik.
· Ada kekurangan staf untuk beberapa departemen karena mereka terus mempertahankan rasio 11:1
untuk setiap supervisor atau anggota pada kantor dan staf administrasi. Dengan demikian, kebutuhan
informasi yang penting dan signifikan tidak dapat dipenuhi tepat waktu. Selain itu, produksi tidak dapat
ditingkatkan karena kekurangan personil.
· Kurangnya komunikasi yang baik antara wakil direktur produksi lapangan dengan penerapan
produksi sehingga akan banyak kehilangan produksi yang tidak sesuai dengan urutan yang di inginkan
Kami setuju apabila Grand Jean menggunakan konsep pusat laba pada pelaksana 25
manufakturnya. Hal ini akan lebih efektif bila digunakan untuk mengukur seberapa baik kinerja
tiap-tiap manajer pelaksana karena perhitungan dilakukan melalui jumlah selisih antara biaya dan
pendapatan secara langsung. Hal ini akan menghilangkan dampak penimbunan celana panjang
pada tiap akhir produksi oleh para manajer pelaksana karena secara mau tidak mau kinerja
mereka hanya dihitung berdasarkan jumlah laba yang diperoleh.
Dengan menerapkan konsep laba, maka dapat diketahui sejauh mana total waktu produksi
untuk masing-masing celana jenis yang dibuat untuk dasar pelaksanaan anggaran biaya,
mengetahui berapa lama produksi diperlukan pada jenis celana untuk menentukan standar waktu
yang biasa yang menyertai rekonstruksi masing-masing setelah produk diubah.
Yang dicatat oleh bagian pemasaran Grand Jeans untuk celana dijual ke retailer dan
distributor yang berdampak bahwa departemen penjualan tidak akan mendapatkan keuntungan
apapun. Oleh karena itu, pilihan ini bukan pilihan yang baik. Setiap departemen perlu untuk
menghasilkan pendapatan untuk kekayaan departemen itu.
Selain itu, departemen penjualan sudah mendapatkan produk mereka diproduksi dari 20
pemasok luar lainnya selama hampir 5 tahun. Jika pabrik akan membebankan dengan harga di
mana mereka menjual ke pengecer dan distributor, maka bagian penjualan akan beralih ke
pemasok eksternal untuk pasokan dengan biaya lebih rendah dan tidak akan melanjutkan sistem
ini. Selain itu, jika departemen manufaktur berpikir menjual produk mereka ke pasar luar, mereka
harus mengurangi harga mereka dari harga pasar. Jadi, mengingat kedua poin yang disebutkan di
atas menggunakan harga jual dicatat oleh bagian penjualan Grand Jean untuk celana dijual
kepada pengecer dan distributor, tidak ada gunanya baik untuk manufaktur atau perusahaan
secara keseluruhan.
b. Menggunakan standar biaya manufaktur penuh per unit ditambah persentase tetap markup yang wajar
untuk penghasilan kotor.
Ini berarti unit manufaktur menghitung biaya per unit produksi yang telah ditetapkan dan
persentase profit sampai pada harga transfer. Metode ini memiliki keuntungan bahwa ada insentif
bagi departemen manufaktur untuk melakukannya dengan baik dan untuk meningkatkan efisiensi.
Ada persentase tetap dari biaya, di mana unit manufaktur akan mengenakan biaya lebih
dan dibebankan atas biaya yang akan menjadi laba kotor? Jadi , untuk setiap unit yang
memproduksi dan menjual, mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini akan membuat mereka
bekerja lebih keras dan mencapai efisiensi. Selain itu, sebagai profit center bahkan jika mereka
menghasilkan lebih dari apa yang perusahaan targetkan, mereka dapat menjualnya ke pasar
sebagai produsen kontrak (sementara) dan mendapatkan keuntungan lebih.
Tapi dalam kasus ini tidak ada yang memotivasi karyawan untuk fokus pada menjaga
biaya produksi serendah mungkin. Karyawan harus mencoba pada tingkat terbaik mereka untuk
menjaga biaya serendah mungkin dan kompetitif. Oleh karena itu, alternatif ini memiliki
beberapa keunggulan motivasi, tetapi faktor biaya perlu dipertimbangkan
Yang dibayar Grand Jean pada perusahaan lain untuk membuat tipe celana panjang yang
sama. Dengan menggunakan harga rata-rata kontrak, akan mendukung proses benchmarking
efisiensi dan efektifitas produksi sekaligus pemasaran dari produk Grand Jean. Menggunakan
perusahaan lain sebagai standar akan memberikan perusahaan beberapa info mengenai strategi
dari perusahaan lain dan mendukung daya saing perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya.
Dari penjelasan masing-masing alternatif di atas, kami menyimpulkan bahwa, alternatif ketiga yang di
pilih.
Daftar Pustaka
4C/2
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PUSAT LABA
Kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup
laba ( yaitu selisih antara pendapatan dan biaya ). Jadi pusat ini disebut sebagai
pusat laba. Laba (profit) adalah jumlah uang yang diperoleh dari perusahaan selain
dari jumlah yang dikeluarkan untuk gaji dan biaya-biaya lainnya. Laba
memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang
komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator.
Pertimbangan Umum
Unit bisnis yang ada harus saling bersaing satu sama lain untuk
mendapatkan bagian dari dana yang tersedia. Oleh karena itu, suatu unit
bisnis dapat menemukan bahwa rencana ekspansinya gagal karena ada
manajer dari unit bisnis lain yang telah meyakinkan manajemen senior
bahwa unit bisnis tersebut memiliki program yang lebih menarik.
1. Pemasaran
Menurut Deliyanti (2012), pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi atas
ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukarang agar dapat
memuaskan pelanggan dan perusahaan sekaligus.
2. Manufaktur
Kegiatan manufaktur biasanya merupakan pusat beban, di mana
manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan
anggaran overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah,
karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja
manajemen atas seluruh aspek pekerjaanya. Suatu cara mengukur
aktivitas organisasi manufaktur secara keseluruhan adalah dengan
menjadikannya pusat laba dan memberikan nilai berdasarkan harga
jual produk dikurangi estimasi biaya pemasaran.
Organisasi Lainnya
Perusahaan dengan operasi cabang dapat menjadi pusat laba secara
alamiah. Meski manajer cabang tidak bertanggung jawab atas manufaktur,
profitnya merupakan ukuran kinerja yang baik. Misalkan, toko-toko, restoran
cepat saji, dan hotel-hotel.
Mengukur Profitabilitas
Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dapat
mengevaluasi sebuah pusat laba, sama halnya dalam mengevaluasi
perusahaan secara keseluruhan.
1. Margin Kontribusi
Margin Kontribusi (Contribution Margin) menunjukkan rentang (spread)
anatara pendapatan dan beban variabel. Alasan utama margin
kontribusi digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat laba
adalah bahwa karena beban tetap ( fixed expense ) berada diluar
kendali manajer tersebut,sehingga para manajer harus memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi. Permasalahan dari
argument tersebut adalah bahwa alasannya tidak tepat.
2. Laba Langsung
b. Kinerja setiap pusat laba akan lebih realistis dan lebih dapat
membanngkan dengan kinerja para pesaing yang memberikan
jasa yang sama.
5. Laba Bersih
Pendapatan
Pertimbangan Manajemen
1. AMAX Automobiles
Pertanyaan
2.Indus Corporation
Indus merupakan perusahaan yang beroperasi di pasar-pasar utama yang
masing-masing independen satu sama lain. Maksud independen di sini
adalah keputusan pembelian oleh konsumen secara independen.
Keunggulan kompetitif perusahaan pada setiap pasar yang ada menjadi
penggerak (dan pemimpin) dalam inovasi produk. Adapun perusahaan
dihadapkan pada situasi konsumen/produksi sebagai berikut:
Pertanyaan
Jawaban
1. AMAX Automobiles
Kasus D : Menurut pendapat kami. ada sinergi produksi yang cukup besar di
seluruh lini produk yang ada. Ini berarti bahwa informasi yang
berubah dalam organisasi baik. organisasi harus menekan biaya
produknya untuk mengurangi harga produk. Dalam hal ini. sehingga
karyawan dapat meningkatkan inovasi mereka . organisasi harus
menekan biaya produknya sehingga organisasi dapat menurunkan
harga produk
a. Biaya variabel
digunakan dalam akuntansi untuk semua transfer barang dan jasa antar pusat tanggung
jawab.
Prinsip Dasar
Prinsip dasar adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok
luar.
Ketika suatu pusat laba disuatu perusahaan membeli produk dari, dan menjual ke satu,
sama lain, maka dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk adalah :
1. Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut atau membelinya dari
pemasok luar? Hal ini merupakan keputusan sourcing
2. Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga brapakah produk tersebut akan
ditransfer antar pusat laba? Hal ini merupakan keputusan harga transfer.
Penentuan Sistem harga transfer dapat bervariasi dari yang paling sederhana
sampai yang paling rumit, tergantung dari sifat usahanya. Pembahasan dimulai dengan
situasi yang ideal, kemudian melangkah ke situasi yang lebih sulit.
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasn cita-cita
jika kondisi dibawah ini :
1. Orang-orang yang Kompeten
Idealnya, para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat
tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya. Staf yang terlibat
dalam negoisasi dan arbitrase harga transfer juga harus kompeten.
2. Atmosfer yang baik
Para manajer harus menjadika profitabilitas, sebagaimana diukur dalam laporan
laba rugi mereka, sebagai cita-cita yang penting dan pertimbangan yang signifikan
dalam penilaian kinerja mereka. Mereka harus memandang bahwa harga transfer
tersebut harus adil.
3. Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para manajer
sebaiknya diizinkan untuk memilih alternatif yang paling baik untuk mereka. Manajer
pembelian harus bebas untuk membeli dari pihak luar, dan manajer penjualan harus
bebas untuk menjual ke pihak luar. Dalam keadan seperti ini, kebijakan harga transfer
tersebut akan memberikan hak kepada setiap manajer pusat laba untuk berurusan baik
dengan pihak didalam maupun diluar perusahaan sesuai dengan penilai mereka
masing-masing. Kemudian pasar akan membentuk sautu harga transfer. Keputusan
untuk berurusan dengan pihak di dalam atau diluar perusahaan juga dibuat oleh pasar.
Jika pembeli tidak mendapatkan harga yang memuaskan dari sumber didalam
perusahaan, mereka bebas untuk membeli dari luar.
4. Informasi Penuh
Para manejer harus mengetahui semua alternatif yang ada serta biaya dan
pendapatan yang relevan dari masing-masing alternatif tersebut.
5. Negoisasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negoisasi
kontrak antar unit usaha.
Jika semua kondisi diatas terpenuhi maka sistem harga trasnfer berdasrkan harga
pasar dapat menghasilkan keselarasan cita-cita dan tidak membutuhkan administrasi
pusat.
1) Jika terdapat terbitan harga pasar, maka itu dapat digunakan untuk
menentukan harga transfer. Meskipun demikian, terbitan tersebut harus
merupakan harga yang benar-benar dibayarkan di pasar bebas, dan kondisi
yang ada di pasar bebas harus konsisten dengan yang ada dalam
perusahaan.
2) Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran (bid). Hal ini
biasanya dilakukan hanya jika penawar terendah masih memiliki peluang
untuk terjun ke pasar.
3) Jika pusat laba produksi menjual produk yang mirip di pasar bebas, maka
ia mungkin akan menggandakan harga kompetitif berdasarkan harga luar.
4) Jika pusat laba pembelian membeli produk yang sejenis dari pasar bebas,
maka ia dapat menggandakan harga kompetitif untu produk ekslusifnya.
Dasar biaya.
Basis yang umum adalah biaya standar. Biaya actual tidak boleh digunakan
karena factor inefisiensi produksi akan terlewatkan bagi pusat laba pembelian. Jika
biaya standar yang digunakan, maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan
standar yang ketat dan meningkatkan standar tersebut.
Markup laba.
Dalam menghitung markup laba, juga terdapat dua keputusan :
Pembagian laba
Kadang kala system penentuan harga dua langkah tidak feasible,
sistem pembagian laba (profir sharing) dapat digunakan untuk
memastikan kesamaan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan.
Sistem tersebut beroperasi dengan cara sebagai berikut :
a) Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya
variable standar.
b) Setelah produk tersebut terjual, unit-unit usaha membagi
kontribusi yang dihasilkan, dimana perhitungannya adalah
harga penjualan dikurangi biaya variable produksi dan
pemasaran.
teori pertama menyatakan bahwa suatu unit usaha harus membayar biaya variabel
standar dari jasa yang diberika.
Teori pemikiran yang kedua menyarankan harga harga yang sama dengan biaya variabel
standar ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar yaitu biaya penuh( full cost).
Teori pemikiran yang ketiga menyarankan harga yang sama dengan harga pasar
Negoisasi
Unit-unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam
melakukan negoisasi harga tersebut. Di sebagian kecil perusahaan kantor pusat
menginformasikan kepada unit-unit usaha bahwa unit usaha tersebut bebas bertransaksi
satu sama lain atau dengan perusahaan luar yang ditemui, dengan persyaratan bahwa jika
impas, maka bisnis terssebut harus tetap didalam perusahaan. Jika hal ini dilaksanakan
dan terdapat sumber luar dan pasar luar, maka tidak ada lagi prosedur administrati yang
harus dipenuhi. Harga ditentukan dipasar luar, dan jika unit usaha tidak dapat menyetujui
harga tersebut, maka unit bisnis tersebut dengan mudah membeli atau menjual ke pihak
luar. Tetapi, di banyak perusahaan, unit-unit usaha harus saling bertransaksi satu sama
lain. Jika unit usaha tersebut tidak memiliki ancaman dari pesaing lain yang dapat
dijadika kekuatan tawar menawar dalam proses negoisasi, maka staf kantor pusat haris
menetapkan peraturan yang mengatur penentuan harga dan perolehan sumber daya dari
produk dalm perusahaan
Dalam negosiasi harga transfer , Para manajer lini tidak boleh banyak
menghabiskan waktu mereka untuk melakukan negoisasi harga transfer. Oleh karena itu,
aturan tersebut harus mengatur sedemikian rupa sipaya penentuan harga transfer tidak
semata-mata ditentukan oleh keahlian individu dalam bernegoisasi. Tanpa adanya
peraturan-peraturan semacam ini, manajer yang paling keras kepala sekalipun akan
melakukan negoisasi dengan harga yang paling pantas.
Klasifikasi Produk
Besar dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga transfer
tergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar
serta harga pasar. Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka
semakin formal dan spesifik peratutran yang ada.
Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajemen senior ingin
mengendalikan perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan produk-
produk yang bervolume besar; produk-produk yang tidak memiliki sumber dari
luar; dan produk-produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak
manajemen demi alasan kualitas atau alasan tertentu.
Kelas II meliputi seluruh produk lainya. Secara umum, ini merupakan produk-
produk yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap
operasi yang sedang berjalan, produk-produk yang volumenya relative kecil,
diproduksi dengan peralatan umum (general-purpose equipment). Produk- produk
kelas II ditranfer pada harga pasar.
Perolehan sumber daya untuk produk Kelas I dapat diubah hanya dengan izin dari
manajemen pusat. Perolehan sumber daya untuk produk Kelas II ditentukan oleh unit-
unit usaha yang terlibat. Unit-unit pembelian dan penjualan dapat dengan bebas
bertransaksi dengan pihak dalam maupun luar perusahaan.
Melalui perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi pada
perolehan sumber daya dan penetapan harga atas sejumlah kecil produk-produk
bervolume besar. Peraturan untuk harga transfer (transfer pricing) akan dibuat dengan
menggunakan berbagai metode yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Studi Kasus
Birch Paper Company
Karena situasi ini sedikit berbeda, William Kenton, manajer Divisi Northern,
membahas perbedaan mencolok dari penawaran tersebut dengan wakil presiden
komersial Birch. Ia berkata kepada wakil presiden: ”kita menjual pada pasar yang
sangat kompetitif, biaya yang lebih tinggi tidak dapat bersaing. Bagaimana kita dapat
berharap pada profit dan ROI yang tinggi jika kita harus membeli dengan harga yang
lebih tinggi 10% dari yang ada di pasaran?”
Ketika mengetahui bahwa Brunner tidak dapat mengoperasikan Divisi Thompson
pada kapasitasnya selama beberapa bulan terakhir, wakil presiden merasa aneh jika
Brunner akan menambah overhead dan labanya sebesar 20% dari biaya. Ketika ia
menanyakan hal tersebut, Brunner bersikeras bahwa ia telah menyelesaikan
pengembangan kotak, dan tidak menerima untung atasnya, dan ia meras wajib untuk
memberikan markup yang pantas atas produksi kotak-kotak tersebut.
Wakil presiden menyelidiki lebih jauh tentang struktur biaya dari berbagai divisi.
Ia ingat suatu komentar yang dibuat oleh pengendali pada pertemuan seminggu
sebelumnya bahwa biaya variabel untuk satu divisi dapat merupakan biaya tetap
untuk perusahaan secara keseluruhan. Ia mengetahui bahwa dengan tidak adanya
perintah khusus dari manajemen puncak, maka Kenton akan menerima tawaran yang
paling rendah, dimana tawaran tersebut berasal dari West Paper Company seharga
$430. Meskipun demikian, sangat mungkin bagi pihak manajemen untuk
memerintahkan diterimanya tawaran yang lain, bila situasi memerlkan tindakan
tersebut. Dan meskipun volume transaksi yang tidak jelas lebih kecil dari 5% dari
volume setiap divisi manapun yang terlibat, transaksi-transaksi lain akan
menimbulkan permasalahan yang sama nantinya.
Beberapa anjuran untuk Birch paper company dalam kasus penentuan harga untuk
penerimaan penawaran, Divisi Northern sebaiknya menerima tawaran dari Divisi
Thompson, karena jika dikalkusi ulang Divisi Thompson memberikan tawaran
terendah, sehingga Kenton tidak harus menerima tawaran dari West Papers. Secara
makro, dari sudut pandang perusahaan, jika Kenton menerima tawaran dari Divisi
Thompson hal ini akan memberikan dorongan semangat terhadap desentralisasi yang
dilakukan perusahaan.
Sistem harga transfer pada perusahaan tidak berjalan dengan baik karena
perusahaan terlalu fokus dalam ROI dan laba masing-masing divisi. Akan lebih baik
jika ada penilaian kinerja yang berimbang, misalnya untuk divisi yang menangani
sektor yang susah untuk menghasilkan laba dinilai dengan EVA atau menjadikannya
sebagai pusat beban atau pusat investasi. Sehingga tujuan divisi-divisi yang ada
dalam perusahaan, yaitu menghasilkan laba selaras dengan tujuan umum perusahaan
dalam mencari laba. Dikhawatirkan, masalah-masalah pencarian laba untuk masing-
masing divisi berbeda dengan tujuan umum perusahaan dalam mencari laba,
contohnya untuk mengejar target laba divisi akhirnya divisi menjual aset-aset
perusahaan yang ada di dalam divisinya, target laba divisi akan tercapai, laba akan
naik, tetapi menjual aset perusahaan tentunya akan merugikan perusahaan.
Wakil Presiden harus melakukan suatu tindakan, terutama soal kebijakan harga
transfer tersebut, ada beberapa hal dalam harga transfer yang harus diperbaiki,
sehingga permasalahan yang seperti ini tidak terulang lagi, dan jika diperlukan
manajemen puncak mengubah soal independensi manajemen bawah dalam menerima
kontrak atau penawaran.
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai
masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme
transfer pricing. Transfer pricing didefinisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai
dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan
unit divisi pembeli (buying divison). Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat mencapai tujuan berikut ini:
Dalam kasus Birch Paper Company, perusahaan sudah mengaplikasikan sistem harga
transfer pada divisi-divisi dalam perusahaan. Hal ini ditunjukan dengan adanya divisi-divisi yang
dijadikan sebagai pusat laba dimana dalam tiap divisinya dilakukan penilaian secara independen
berdasarkan laba dan tingkat investasi.
Divisi-divisi dalam Birch Paper Company sebenarnya sudah dirancang supaya tiap divisi
dapat memberikan manfaat kepada divisi lainya. Divisi Southern yang memproduksi linerboard
dan corrugating medium merupakan divisi yang memasok kebutuhan produksi Divisi Thompson,
dan Divisi thompson memproduksi bahan baku yang digunakan oleh Divisi Northern. Ketika
mekanisme dalam perusahaan dapat berjalan dengan optimal, tentunya dapat memberikan
keuntungan potensial dalam perusahaan. Optimalisasi ini dapat berjalan apabila tiap divisi dapat
memberikan harga transfer yang kompetitif atau lebih murah dibandingkan dengan membeli
produk dari pihak di luar perusahaan.
Dalam pelaksanaannya, mekanisme harga tranfer dalam Birch Paper Company
mengalami sebuah kendala yang cukup pelik karena harga transfer antar divisinya dinilai terlalu
tinggi. Pada kasus ini kendala timbul ketika Divisi Northern mendapatkan penawaran dari Divisi
Thompson yang harganya lebih mahal dibandingkan penawaran dari pihak diluar perusahaan
yang mampu memberikan harga yang lebih kompetitif, yaitu penawaran dari West paper
Company dan Eire papers,Ltd.
Tingginya harga transfer antara Divisi Thompson dengan Divisi Northern sebenarnya
bukan semata kesalahan dari pihak Thompson. Divisi Thompson terpaksa memberikan
penawaran yang tinggi yaitu $480 karena harga transfer dari Divisi Southern sebagai pemasok
Divisi Thompson memang sudah tinggi yaitu sebesar $400, selain itu pihak Thompson tentunya
juga menginginkan markup atas produk yang dihasilkan. Dari sudut pandang ini dapat kita
simpulkan seharusnya ada efisiensi di Divisi Southern supaya biaya transfer antar divisi
selanjutnya dapat ditekan atau dengan melakukan perombakan secara besar-besaran sistem harga
transfer yang ada dalam perusahaan supaya perusahaan bisa kembali kompetitif.
Namun ketika Divisi southern sudah mencapai batasnya dan sudah tidak bisa melakukan
efisiensi, serta sistem yang dijalankan dalam perusahaan juga merupakan sistem yang dinilai
paling realistis untuk di aplikasikan maka perusahaan atau lebih tepatnya Divisi Northern harus
melihat penawaran dari pihak diluar perusahaan. Untuk menentukan pemasok dari luar
perusahaan tentunya pihak manajemen Divisi Nortern harus menimbang dengan seksama pilihan
atau kebijakan yang diambilnya, dan analisis yang bisa diambil oleh manajemen yaitu:
1) Bila Divisi Northern mengambil dari Divisi Thompson maka harga transfer antar Divisi
Thompson ke Divisi Northern dapat memberikan dampak berupa meningkatnya
profitabilitas dari Divisi Thompson. Selain itu Divisi Southern juga akan memndapatkan
keuntungan karena Divisi Thompson mengambil bahan baku produksinya dari Divisi
Southern.
2) Bila Divisi Northern membeli dari West paper Company, maka transaksi ini akan
meningkatkan profitabilitas dari Divisi Northern karena akan mendapatkan penawaran
harga yang paling murah.
3) Bila divisi Northern mengambil atau membeli dari Eire papers,Ltd, maka akan
menurunkan profitabilitas divisi karena harga yang ditawarkan lebih mahal dari West
paper Company. Namun dari transaksi ini perusahaan secara keseluruhan akan
mendapatkan keuntungan karena dari transaksi ini akan memberikan pekerjaan kepada
Divisi Thompson dan Southern.
Dari tiga analisis diatas tentunya pihak manajemen Divisi Northern harus memilih opsi
mana yang dapat meningkatkan profitabilitas Divisi Northern dan perusahaan secara bersamaan.
Bila dilihat dari untung-rugi secara lebih luas atau melihat dari kepentingan perusahaan secara
keseluruhan maka pilihan keputusan nomor tiga merupakan keputusan yang paling rasional
untuk dilaksanakan. Ketika kerjasama dengan Eire papers,Ltd dapat terlaksana, perusahaan akan
menikmati keuntungan karena dari kerjasama ini Divisi Thompson dan Southern akan
mendapatkan pekerjaan, selain itu Divisi Northern tetap bisa menikmati kenaikan profitabilitas
karena harga yang diberikan Eire papers,Ltd cukup kompetitif. Walaupun pekerjaan yang
diterima oleh Divisi Thompson dan Southern kurang memadai karena tidak bisa menutup biaya
produksi, namun kerjasama dengan Eire papers,Ltd paling tidak dapat mengurangi risiko
kerugian yang akan dialami oleh Birch Paper Company bila Divisi Northern menyepakati harga
transfer dengan Divisi Thompson atau West paper Company.
1. Tawaran manakah yang harus diterima oleh Divisi Northern yang paling memenuhi
kepentingan Birch Paper Company?
2. Apakah Kenton harus menerima tawaran ini? Mengapa ya dan mengapa tidak?
Jawab :Mr. Kenton seharusnya tidak menerima tawaran dari West Paper karena
tidak dalam kepentingan terbaik perusahaan, tetapi pada saat yang sama dengan
kebijakan transfer yang ada, itu benar-benar terserah dia apa yang ada di kepentingan
terbaik divisinya . Saya percaya Ia harus menerima tawaran dari Thompson karena tidak
hanya akan menghasilkan biaya terendah, tetapi juga akan mendorong membeli dari
dalam perusahaan.
Jawab : Wakil presiden Birch harus mengambil tindakan, tetapi tidak hanya melawan
divisi ini. Saya pikir dia perlu untuk mengambil tindakan dalam rangka untuk
memperbaiki masalah keseluruhan yang terkait dengan kebijakan harga transfer. Jika
manajemen puncak diperlukan dapat memesan penerimaan tawaran lain. setiap divisi
idealnya harus mengestimasikan harga normal pasar di luar dengan penyesuaian
untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan ketika keputusan
perolehan sumberdaya mengalami hambatan, harga pasar merupakan harga transfer
yang paling baik. Mungkin ada beberapa contoh sistem harga transfer yang benar-
benar memuaskan dalam suatu organisasi yang rumit. Sama seperti pada banyak
pilihan rancangan pengendalian manajemen, sangatlah penting untuk mengambil
tindakan-tindakan yang terbaik dari antara yang kurang sempurna. Yang paling
penting di sini adalah kesadaran akan kekurangan-kekurangan dan kepastian bahwa
prosedur administratif yang ada digunakan untuk menghasilkan keputusan yang tepat.
4. Dalam kontroversi yang telah dijelaskan sebelumnya, bagaimana sistem harga transfer
dapat menjadi disfungsional? Apakah permasalahan tersebut membutuhkan adanya
perubahan dalam kebijakan penentuan harga transfer perusahaan secara keseluruhan?
Jika ya, perubahan spesifik apakah yang Anda sarankan?
Jawab : Sistem harga transfer disfungsional karena terlalu banyak berfokus pada sektor-
sektor individu membuat keuntungan dan laba atas investasi. Hal ini harus berfokus pada
keberhasilan dan keuntungan untuk perusahaan secara keseluruhan tidak hanya
keuntungan individu.
Ya, permasalahan tersebut membutuhkan adanya perubahan dalam kebijakan
penentuan harga transfer perusahaan secara keseluruhan. Perubahan spesifik yang
disarankan adalah setiap divisi idealnya harus mengestimasikan harga normal pasar di
luar dengan penyesuaian untuk biaya yang tidak terjadi di dalam perusahaan. Bahkan
ketika keputusan perolehan sumber daya mengalami hambatan, harga pasar merupakan
harga transfer yang paling baik. Mungkin ada beberapa contoh sistem harga transfer yang
benar-benar memuaskan dalam suatu organisasi yang rumit. Sama seperti pada banyak
pilihan rancangan pengendalian manajemen, sangatlah penting untuk mengambil
tindakan-tindakan yang terbaik dari antara yang kurang sempurna. Yang paling penting di
sini adalah kesadaran akan kekurangan-kekurangan dan kepastian bahwa prosedur
administratif yang ada digunakan untuk menghasilkan keputusan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray H. Noreen, Eric W. 2000. Akuntansi Manajerial. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.
Hansen, Don. R., dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8.
Jagakarsa, Jakarta Selatan: Salemba Empat
2019
Pada beberapa unit usaha, fokus adalah pada laba yang diukur dari selisih antara pendapatan dan beban.
Di unit usaha yang lain, laba dibandingkan dengan aktiva digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Pusat tanggung jawab ini disebut sebagai pusat investasi.
Pertama akan dibahas mengenai masing-masing jenis aktiva yang mungkin digunakan oleh suatu pusat
investasi. Kumpulan aktiva tersebut dinamakan dasar investasi.Kemudian, akan dibahas dua metode yang
menghubungkan laba dengan dasar investasi persentase tingkat pengembalian atas investasi (Return On
Investment- ROI) dan nilai tambah ekonomi (economic value added – EVA). Selain itu, akan dijelaskan
keuntungan dan persyaratan-persyaratan dari penggunaan masing-masing metode untuk mengukur
kinerja. Yang terakhir, akan dibahas masalah perbedaan dalam mengukur nilai ekonomi dari suatu pusat
investasi, sebagaimana dibandingkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas suatu pusat investasi.
A. Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva:
1) Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang bagus mengenai aktiva
yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan
kepentingan perusahaan.
2) Menguur kinerja unit usaha sebagai entitas ekonomi
Semakin banyak sumber daya yang digunakan, maka seharusnya semakin besar laba yang akan
diperoleh. Perbandingan ini digunakan untuk menilai kinerja manajer unit usaha serta
memutuskan cara pengalokasian sumber daya.
Umumnya para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka harus
menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber daya yang digunakan. Kedua, mereka dapat
menggunakan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat
return yang lebih baik.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menghubungkan antara laba dengan dasar
investasi/aktiva :
2) Piutang
Unsur piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode, meskipun rata-rata
antarperiode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya
dikaitkan dengan laba. Memasukan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok
penjualan merupakan hal yang masih di perdebatkan. Yang biasa dilakukan adalah mengambil
alternatif yang lebih sederhana yaitu memasukan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga
jual dikurangi penyisihan atas pitang tak tertagih.
3) Persediaan
Sebagian perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan yang intensif.
Adapun perusahaan yang lainnya cenderung fokus pada pemasaran. Ada keuntungan dalam
mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R&D dan pemasaran,serta kemudian
mengamortisasinya selama masa manfaat.metodenya tersebut akan mengubah cara manajer unit
usaha memandang pengeluaran semacam ini.Dengan mengitung aktiva semacam ini sebagai
investasi jangka panjang,manajer unit usaha akan memperoleh manfaat jangka pendek yang lebih
sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos tersebut.
Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Hampir semua perusahaan yang
memiliki pusat investasi mengevaluasi unit-unit usahanya berdasarkan ROI. Ada tiga keuntungan
dari ROI:
EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-tindakan
yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat
pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai berikut :
Dengan :
EVA memecahkan permasalahan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama dalam
unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama pada unit usaha sama. Metode tersebut
memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan yang digunakan dalam
proses perencanaan kedalam sistem pengukuran: semakin rumit proses perencanaan, semakin rumit
juga perhitungan EVA-nya.
D. Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer
Kesalahan konseptual ROI untuk evalusasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya
perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha. Penggunaan EVA sebagai perangkat
pengukuran kinerja sangat disarankan, tetapi EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang
berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap. EVA menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari
perbedaan potensi laba. Seluruh unit usaha, tanpa melihat profitabilitasnya, akan termotivasi
untuk meningkatkan investasi jika tingkat pengembalian investasi tersebut melebihi tarif yang
ditentukan oleh sistem pengukuran.
Biaya pembelian aktiva tetap biasanya dikapitalisasi, sejumlah besar investasi dalam biaya awal,
pengembangan produk baru, organisasi dealer, dan sebagainya, mungkin dapat dihapuskan
sebagai beban, dan dengan demikian tidak akan terlihat dalam dasar investasi. Hal tersebut
terutama diterapkan pada unit-unit pemasaran. Unit dengan kegiatan pemasaran yang relatif besar
akan cenderung memiliki EVA yang lebih besar.
Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan unsur
aktiva tetap dari dasar investasi. Para manajer unit usaha dapat membuat keputusan sehari-hari
yang mempengaruhi aktiva tersebut. Jika keputusan yang dibuat ternyata salah, dampak yang
serius akan segera timbul. Sebagai contoh, jika tingkat persediaan terlalu tinggi, maka akan
menimbulkan pengeluaran yang tidak perlu dan risiko kerusakan akan meningkat.
Pembahasan sampai pada saat ini terfokus pada pengukuran kinerja dari para manajer unit usaha.
Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi
biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa
tahun.
Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara
keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value – yaitu, estimasi jumlah yang akan
diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Laporan tersebut
menunjukkan unit usaha yang menarik dan dapat mengindikasikan bahwa manajemen senior
salah mengalokasikan waktu mereka yang terbatas – yaitu, menghabiskan waktu yang terlalu
banyak untuk unit usaha yang cenderung tidak banyak memberikan kontribusi kepada
profitabilitas total perusahaan.
Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi
lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang
lalu.
Secara konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini
dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskusikan
setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk
lima, atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang. Meskipun estimasi-estimasi tersebut pada
umumnya berupa estimasi yang kasar, namun tetap memberikan cara yang berbeda dalam melihat
unit usaha, dibandingkan dengan apa yang ada pada laporan-laporan kinerja.
STUDI KASUS
Perusahaan Pelangi Indah mempunyai 3 divisi – A, B, dan C. Divisi A adalah bagian pemasaran, Divisi B
adalah bagian produksi, dan Divisi C adalah bagian pemasaran sekaligus produksi. Berikut ini adalah data
keuangan dari tiap divisi:
Pertanyaan
Asumsikan bahwa perusahaan Pelangi Indah menyusutkan aktiva tetap dengan metode garis lurus selama
10 tahun. Untuk mempertahankan pasar dan fasilitas produksi, perusahaan harus menginvestasikan dana
sebesar $100,000 setiap tahun untuk pengembangan pasar di Divisi A dan $50,000 tiap tahun di Divisi C.
Hal tersebut dibebankan sebagai biaya. Selain itu, perusahaan harus mengganti fasilitas produksinya
sebanyak 10% tiap tahun. Dalam kondisi ini, berapa tingkat pengembalian tahunan dari tiap divisi?
Jawaban
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 12. Buku 1.
Karisma Publishing Group. Jakarta.
Utami, Novia Widya. (2018, 28 Agustus). ROI VS EVA: Mana yang Lebih Baik Digunakan Perusahaan?.
Dikutip 18 Maret 2019 dari Jurnal: https://www.jurnal.id/id/blog/2018-roi-vs-eva-mana-yang-lebih-baik-
untuk-digunakan-perusahaan/.