Anda di halaman 1dari 14

I.

Materi Pembelajaran
A. Deskripsi Piutang
Piutang merupakan klaim pihak lain atas uang, barang atau jasa
yang dapat diterima dalam jangka waktu 1 tahun, atau dalam satu siklus
kegiatan perusahaan. Piutang umumnya disajkan di neraca dalam dua
kelompok : (1) piutang usaha dan (2) piutang non usaha. Piutang usaha
adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa
dalam kegiatan normal perusahaan. Piutang non usaha timbul dari
transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar seperti
misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang
klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.

B. Penyajian Prinsip Akuntansi Berterima Umum


Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha
di Necara. Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang,
perlu diketahui lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyajian piutang usaha di neraca berikut ini :
1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang
diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang
usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan
taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha,
harus dicantumkan pengungkapannya di negara bahwa saldo piutang
usaha tersebut adalah jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus
disajikan rinciannya di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus
disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah
dari piutang usaha.

C. Tujuan Pengujian Substantif Piutang


Tujuan pengujian subtantif terhadap piutang usaha adalah :

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang


bersangkutan dengan piutang. Sebelum auditor melakukan pengujian
mengenai kewajaran saldo piutang yang dicantumkan di negara, ia
harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan
catatan akuntansi yang mendukung informasi piutang yang disajikan di
neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo piutang
yang dicantumkan di neraca dengan akun piutang di dalam buku besar.
2. Membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian piutang usaha yang
dicantumkan di neraca. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva
pada umumnya, pengujian ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva
yang dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva yang sesungguhnya
ada dan berasal dari transaksi yang benar-benar terjadi. Untuk
membuktikannya auditor melakukan berbagai pengujian substantif
berikut ini :
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha
c. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha.
d. Konfirmasi piutang usaha
3. Membuktikan asersi kelengkapan piutang usaha yang dicantumkan di
neraca. Untuk membuktikan bahwa piutang usaha yang dicantumkan di
neraca mencakup semua klaim klien kepada debitur pada tanggal
neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha dalam tahun yang diaudit. Auditor melakukan berbagai
pengujian substantif berikut ini :
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha
c. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang
d. Konfirmasi piutang usaha
Salah satu pengujian substantif untuk membuktikan asersi
kelengkapan piutang usaha adalah pemeriksaan terhadap ketepatan
pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan piutang usaha.

4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas piutang yang


dicantumkan di neraca. Piutang usaha yang ada pada tanggal neraca
belum tentu merupakan hak milik klien, karena piutang tersebut telah
dijual kepada perusahaan penagih atau digadaikan sebagai jaminan
penarikan utang. Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha.
b. Konfirmasi piutang usaha.
5. Membuktikan asersi penilaian piutang usaha yang dicantumkan di
neraca seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum,
piutang uasaha harus disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca atau dengan kata lain sebesar
jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal
neraca.. auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
a. Prosedur audit awal
b. Pengujian anlitik
c. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha
d. Konfirmasi piutang usaha
e. Penilaian terahadap kecakupan akun Cadangan Kerugian Piutang
f. Pembandingan penyajian piutang usaha di neraca dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan piutang usaha di
neraca. Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan
yang harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum.
Pengujian

substantif

terhadap

piutang

usaha

diarahkan

untuk

mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur piutang usaha


telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.

D. Dokumen Yang Terkait Dengan Piutang


Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam
kartu piutang adalah:
Golongan

Akun-akun

Fungsi Bisnis

Dokumen dan Catatan


3

Transaksi
Penjualan

Penjualan Piutang

Pengolahan

Pesanan dari

Usaha

permintaan dari

konsumen

konsumen

Order penjualan

Persetujuan kredit

Pesanan dari
konsumen atau order

Pengiriman Barang

penjualan

Pengiriman faktur

Dokumen pengiriman

dan pencatatan

File transaksi penjualan

penjualan

Jurnal penjualan
Master file piutang
usaha
Daftar pitang usaha

Penerimaan Kas

Kas di bank

Pengolahan dan

Laporan bulanan
Pengantarpembayaran

Piutang usaha

pencatatan

Daftar penerimaan kas

penerimaan kas

File transaksi
penerimaan kas

Retur penjualan

Pengolahan dan

Jurnal penerimaan kas


Memo kredit

Piutang usaha

pencatatan retur

Jurnal retur penjualan

Penghapusan

Piutang usaha

penjualan
Penghapusan

Formulir otorisasi

piutang

Cadangan

piutang tak tertagih

penghapusan piutang

Beban kerugian

kerugian piutang
Beban kerugian

Penetapan

Jurnal umum

piutang

piutang

kerugian piutang

Retur Penjualan

Cadangan
kerugian piutang

E. Catatan Yang Terkait Dengan Piutang


Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
menyangkut piutang adalah:
1. Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi penjualan kredit.
4

2. Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk


mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.
3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari
debitur.
4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi
dan saldo piutang kepada debitur.

F. Prosedur Audit Piutang


Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha
berisi prosedur audit. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima
tahap berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.

Prosedur audit awal


Prosedur analitik
Pengujian terhadap transaksi rinci
Pengujian terhadap saldo akun rinci
Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan

G. Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha


1. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo piutang yang dicantumkan
oleh klien dalam neracanya sesuai dengan saldo piutang usaha yang
benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor menempuh prosedur
audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi antara informasi piutang
usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Oleh karena itu, auditor melakukan 6 prosedur audit
berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang usaha di
neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan ;
a. Usut saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun
piutang usaha yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk
memperoelh keyakinan bahwa saldo piutang yang tercantum di
neraca di dukung dengan catatan akuntansi yang andal kebenaran
mekanisme pencatatannya, maka saldo piutang yang dicantumkan
di neraca di usut ke akun buku besar berikut ini :
1) Piutang Usaha
2) Piutang NonUsaha
3) Cadangan Kerugian Piutang
5

b. Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar. Untuk


memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldo akun
piutang usaha, auditor menghitung kembali saldo akun piutang
dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebetan
dan menguranginya dengan jumlah pengkreditan akun tersebut.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan
sumber posting dalam akun piutang usaha dan akun cadangan
kerugian piutang usaha. akan didapat keterangan dalam transaksi
penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang usaha
dapat di temukan melalui review atas mutasi luar biasa baik dalam
jumlah maupun sumber posting dalam akun piutang usaha dan
akun Cadangan Kerugian Piutang.
d. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian
piutang usaha ke kertas kerja tahun lalu. Sebelum auditor
melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut
akun piutang usaha dan cadangan kerugian piutang, ia perlu
memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun
tersebut.
e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang ke dalam
jurnal yang bersangkutan. Penerbitan di dalam akun piutang usaha
diusut ke jurnal penjualan dan pengkreditan ke akun tersebut di
usut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal umum.
f. Lakukan rekonsiliasi akan kontrol piutang di dalam buku besar ke
buku pembantu piutang yang bersangkutan. Saldo akan kontrol
piutang usaha di dalam buku besar tersebut kemudian dicocokkan
dengan jumlah saldo akun pembantu piutang usaha untuk
memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang
bersangkutan dengan piutang usaha dapat dipercaya ketelitiannya.
2. Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap piutang usaha,
pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
memahami

bisnis

klien

dan

dalam

menemukan

bidang

yang

memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan


perhitungan berbagai ratio berikut ini :
6

a. Ratio Formula
Tingkat perputaran piutang usaha Pendapatan penjualan
bersih : Rerata piutang usaha

Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar Saldo piutang

usaha : Aktiva lancer


Rate of return on net sales Laba bersih : Pendapatan penjualan

bersih
Ratio kerugian piutang usaha dengan Kerugian piutang usaha :

Pendapatan penjualan bersih


Ratio kerugian piutang usaha Kerugian piutang usaha : Piutang

dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih


Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan
dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio
industri atau ratio yang dianggarkan. Pembandingan ini
membantu auditor untuk mengungkapkan : (1) Peristiwa atau
transaksi yang tidak biasa, (2) Perubahan akuntansi, (3)
Perubahan usaha, (4) Fluktuasi acak, atau (5) salah saji.

3. Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci


Keandalan

saldo

piutang

usaha

sangat

ditentukan

oleh

keterjadian transaksi berikut ini yang didebit dan dikreditkan ke dalam


akun piutang usaha :
a.
b.
c.
d.

Transaksi penjualan kredit


Transaksi retur penjualan
Transaksi penghapusan piutang usaha
Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha
Di samping itu, keandalan saldo akun piutang usaha ditentukan

pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat


berbagai transaksi tersebut di atas. Oleh karena itu, auditor melakukan
pengujian subtantif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan
mengkredit akun piutang usaha dan pengujian piash batas yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun
tersebut.
a. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha
ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.
7

Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dari buku pembantu piutang
usaha.
1) Periksa pendebetan akun piutang ke dokumen pendukung :
Faktor penjualan, laporan pengiriman barang dan order
penjualan.
2) Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung :
bukti kas masuk, memo kredit untuk retur penjualan atau
penghapusan piutang.
b. Lakukan verifikasi pisah batas (cut of) transaksi penjualan dan retur
penjualan. Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan
apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalam
memperhitungkan transaksi penjualan yang termasuk dalam tahun
yang diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya.
1) Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha
dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama
setelah tanggal neraca.
2) Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang
usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu
pertama setelah tanggal necara.
c. Lakukan verifikasi pisah batas (cut off) transaksi penerimaan kas.
Untuk membuktikan ketepatan pisah batas transaksi penerimaan
kas, auditor melakukan observasi terhadap semua kas yang
diterima pada hari terahir tahun yang diaudit untuk membuktikan
apakah penerimaan kas tersebut telah dimasukan kedalam kas
dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai penerimaan kas
tahun yang diaudit.
4. Prosedur Audit Terhadap Saldo Akun Rinci
Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan
difokuskan ke saldo piutang usaha dan akan penilainya. Tujuan
pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah memverifikasi
keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan dan penilaian atas piutang
usaha yang dicantumkan di neraca.
a. Lakukan konfirmasi piutang pada 3 tahap yang harus ditempuh
oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur.

1) Tentukan metode, saat dan luas konfirmasi yang akan


dilaksanakan. Tedapat dua metode konfirmasi piutang yang
dapat digunakan oleh auditor. (a) metode konfirmasi positif dan
(b) metode konfirmasi negatif.
2) Pilih debitur yang akan dikirimi surat informasi. Metode
konfirmasi positif umumnya digunakan jika auditor menghadapi
situasi : saldo piutang klien kepada debitur secara individual
berjumlah besar dan auditor mempunyai dugaan bahwa
terdapat banyak akun piutang usaha yang disengketakan
antara klien dengan debiturnya atau terdapat ketidaktelitian
atau kecurangan saldo akun piutang usaha. Sedangkan
metode konfirmasi negatif umumnya digunakan oleh auditor
jika pengendalian intern terhadap piutang usaha dinilai baik
oleh auditor.
3) Kirimkan surat

konfirmasi.

Prosedur

pengiriman

surat

konfirmasi kepada debitur dan penerimaan jawaban surat


konfirmasi, yaitu : (1) Auditor meminta klien untuk mengirim
surat konfirmasi kepada debitur. (2) Klien mengirim surat
konfirmasi kepada debitur. (3) Debitur mengirim langsung
jawaban atas surat konfirmasi kepada debitur.
b. Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang
usaha yang dibuat oleh klien. Menurut prinsip akuntansi berterima
umum, piutang usaha disajikan dalam neraca pada nilai bersih
yang dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Oleh karena
itu, verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran
penentuan jumlah cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk
oleh klien pada tanggal neraca.
5. Penyajian dan Pengungkapan Akun dalam Laporan Keuangan
Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Auditor membandingkan penyajian
dan pengungkapan piutang usaha yang disajikan klien dalam neraca
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Prosedur audit terhadap
penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah : (1) memerika
klasifikasi piutang kedalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak
9

lancar, (2) memeriksa klasifikasi piutang kedalam kelompok piutang


usaha

dan

piutang

non

usaha,

(3)

menentukan

kecukupan

pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak yang memiliki


hubungan istimewa

II.

Latihan

Apa yang harus dilakukan bila ternyata dikemudian hari piutang tak tertagih
sungguh-sungguh terjadi namun angkanya jauh lebih kecil dibandingkan saldo
cadangan, atau malah tidak terjadi sama sekali?
Jurnal Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih
Akun Cadangan piutang Tak Tertagih bisa dilihat di Neraca perusahaan. Persisnya
di bawah akun Piutang Dagang , berupa saldo bernilai negatif (bisa juga disebut
kontra akun piutang dagang).
Misalnya :
Untuk tahun 2012 PT. BERSAMA mencadangkan Piutang Tak Tertagih sebesar 6.2%
atas saldo Piutang Dagang yang sebesar Rp 251,700,000 di penutupan buku 2011.
Sehingga tanggal 5 Januari 2011, pegawai accounting PT. BERSAMA memasukan
jurnal sebagai berikut:
[D] Biaya Piutang Tak Tertagih

Rp 15.700.000

[K] Cadangan Piutang Tak Tertagih

Rp 15.700.000

(6,2% x 251.700.000 = Rp 15.700)


Setelah jurnal dimasukan, maka neraca PT. BERSAMA per tanggal 6 Januari 2011
kurang lebih akan nampak seperti di bawah ini:
PT BERSAMA
10

NERACA
Per 6 Januari 2012

1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4

AKTIVA
Kas kecil
Kas bank
Piutang dagang
- Cadangan piutang tak tertagih
Persediaan
Mesin
- Akumulasi penyusutan mesin
Bangunan
-Akumulasi penyusutan bangunan
Kendaraan
- Akumulasi penyusutan kendaraan
Hak sewa
-Akumulasi amortisasi hak sewa
Perjanjian, Hak patent, Copyright
- Akumulasi Amortisasi Hak sewa
TOTAL AKTIVA

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1,500,000
125,000,000
251,700,000
(15,700,000)
85,000,000
1,500,000,000
(165,000,000)
1,250,000,000
(62,500,000)
185,000,000
(23,125,000)
450,000,000
(112,500,000)
118,000,000
(29,500,000)
3,557,875,000

PASSIVA
Utang dagang
Utang bank
Modal
Laba ditahan
- Laba tahun berjalan
- Dividen
TOTAL PASSIVA

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

120,375,000
300,000,000
3,000,000,000
125,000,000
112,500,000
(100,000,000)
3,557,875,000

Jurnal Penghapusan Piutang Yang Tak Tertagih


Katakanlah tanggal 25 Maret 2012, PT. SENDIRI (salah satu pelanggan PT.
BERSAMA) dinyatakan pailit oleh pemerintah, sehingga tagihan PT. BERSAMA
sebesar Rp 4,000,000 tidak bisa ditagih. Kejadian ini akan membuat Atas
persetujuan pimpinan, pegawai accounting PT. BERSAMA mengakui penghapusan
piutang dagang yang tak tak tertagih dengan jurnal:
[D] Cadangan Piutang Tak Tertagih

Rp 4.000.000

[K] Piutang Dagang PT. SENDIRI

Rp 4.000.000
11

Setelah dimasukannya jurnal ini, maka saldo cadangan piutang tak tertagih akan
berkurang Rp 5,000,000, sehingga saldo cadangan piutang tak tertagih tinggal Rp
11,700,000 (=15,700,000 4,000,000).
Kemudian tanggal 15 Juni 2012, manajemen PT. BERSAMA memutuskan untuk
menghapuskan piutang dagang terhadap Mr. X sebesar Rp 2,500,0000 yang sudah
beberapa bulan ditagih tetapi tidak berhasil. Terakhir Mr. X pindah alamat dan tidak
bisa dihubungi lagi. Dengan persetujuan pimpinan, pegawai accounting PT.
BERSAMA memasukan jurnal sebagai berikut:
[D] Cadangan Piutang Tak Tertagih
[K] Piutang Dagang Mr.X

Rp 2.500.000
Rp 2.500.000

Setelah dimasukannya jurnal ini, maka saldo cadangan piutang tak tertagih tinggal
Rp 9,200,000 (=11,700,000 2,500,000).
Jurnal Koreksi Cadangan Piutang Tak Tertagih
Selanjutnya, katakanlah hingga akhir tahun buku 2012, total piutang yang sungguhsungguh tak tertagih hanya Rp 6,500,000 saja (dari Rp 15,700,000 yang
dicadangkan) sehingga di penutupan buku tahun 2012 masih ada saldo
cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp 9,200,000. Lalu, apa yang harus
dilakukan terhadap saldo ini?
Selisihnya dibuatkan jurnal koreksi sebagai berikut:
[D] Cadangan Piutang Tak Tertagih
[K] Biaya Piutang Tak Tertagih

Rp 9.200.000
Rp 9.200.000

Dengan dimasukannya jurnal koreksi ini, maka :


a. Saldo akun Cadangan Piutang Tak Tertagih menjadi 0 (nol); dan
b. Saldo akun Biaya Piutang Tak Tertagih berkurang, dari yang semula
diperkirakan sebesar Rp 11,700,000 menjadi Rp 6,500,000 saja (sesuai
kenyataan).

Pembentukan Cadangan Piutang Tak Tertagih Di Tahun Berikutnya


12

Lalu apa yang harus dilakukan untuk tahun 2013? Melihat pengalaman di tahun
2012, manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menurunkan
cadangan piutang tak tertagihnya menjadi 2.6% saja (= (6,500,000/251,700,000) x
100%). Katakanlah saldo Piutang Dagang PT. BERSAMA di awal 2013 adalah Rp
200,000,000, sehingga di awall 2013 pegawai accounting PT. BERSAMA membuat
jurnal pencadangan piutang sbb:
[D] Biaya Piutang Tak Tertagih

Rp 5.164.879

[K] Cadangan Piutang Tak Tertagih

Rp 5.164.879

(2,6% x Rp 200.000.000 = Rp 5.164.879)


Pertanyaan selanjutnya: Apa yang harus dilakukan jika piutang dagang yang sudah
terlanjur dihapus, ternyata berhasil ditagih setelah pengahapusan? Misalnya: Mr. X
yang sempat tidak bisa dihubungi (dikabarkan sudah kabur ke luar negeri), ternyata
kembali lagi ke Indonesia, dan dia membayar utangnya Rp 2,500,000 yang sudah
terlanjur dihapuskan. Apa yang harus dilakukan? Akan saya bahas di tulisan
berikutnya.
[D] Kas

Rp 2.500.000
[K] Cadangan Kerugian Piutang

III.

Rp 2.500.000

Rangkuman
Pengujian substantive terhadap saldo piutang usaha ditunjukkan untuk
memperoleh

keyakinan

tentang

keandalan

catatan

akuntansi

yang

bersangkutan dengan piutang usaha. Membuktikan keberadaan piutang usaha


dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang
dicantumkan dineraca. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam
catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang dicantumkan
dineraca. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang
dicantumkan dineraca. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang
dicantumkan dineraca.

IV.

Tes Formatif

13

1. Untuk membuktikan asersi hak kelengkapan saldo piutang usaha yang


dicantumkan di dalam neracanya dan transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha, prosedur audit apakah yang ditempuh oleh auditor?
2. Dalam memverifikasi hak pemilikan klien atas piutang usaha yang
dicantumkan di neraca auditor meminta klien untuk membuat representasi
piutang. Apakah tujuan auditor meminta surat representasi tsb, ber contoh
surat representasi klien mengenai piutang.?

V.

Daftar Pustaka
Mulyadi, Auditing 2 Jakarta: Salemba Empat, 2014
Jusuf, Al Haryono, Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2, Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2011
http://dokumen.tips/education/makalah-audit-terhadap-siklus-pendapatanpengujian-substantif-terhadap -saldo-piutang-usaha.html
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/10/jurnal-penghapusan-dan-koreksicadanga-piutang-tak-tertagih/
Windi D Putri. 2013. Audit Terhadap Siklus Pendapatan; Pengujian Substantif
Terhadap

Saldo

Piutang

Usaha,

(Online).

https://www.academia.edu/16857511/Audit_Terhadap_Siklus_Pendap
atan_Pengujian_Substantif_Terhadap_Saldo_Piutang_Usaha.
diakses pada 14 Februari 2016.

14

Anda mungkin juga menyukai