Anda di halaman 1dari 54

AUDITING II

“AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN


PERSONALIA”

Disusun Oleh :
Kelompok 1

NAMA NIM

1. Ignacia Dewi Lestari 119611048


2. Dwi Nauli Trisnawati 119611030

POLITEKNIK TRISILA DHARMA TEGAL

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Makalah Auditing II tentang “Audit
Siklus Penggajian dan Personalia” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini merupakan suatu pembelajaran untuk kami dan diharapkan


dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan pemahaman tentang Audit Siklus
Penggajian dan Personalia. Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai
pembelajaran dan referensi bagi mahasiswa untuk melihat keadaan yang
sebenarnya pada etika profesi akuntan dan disesuaikan dengan teori-teori yang
ada.

Dengan penuh kesadaran, bahwa Makalah Auditing II tentang “Audit Siklus


Penggajian dan Personalia” ini masih perlu disempurnakan lagi, sehingga saran
dan kritik untuk penyajian serta isinya sangat diperlukan.

Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang turut berpartisipasi


dalam penulisan makalah ini.

Tegal, 16 Juni 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia..............5

2.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia serta Dokumen
dan Catatan Terkait...............................................................................5
2.2.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia.........................5

2.2.2 Klasifikasi Transaksi, Akun, Fungsi-fungsi Bisnis, Dokumen

danPencatatan Terkait untuk Siklus Penggajian dan

Personalia..................................................................................6

2.2.3 Catatan dan Dokumen dalam Siklus Penggajian dan

Personalia..................................................................................9

2.2.4 Fungsi-fungsi yang Terkait pada Siklus Penggajian

Personalia................................................................................12

2.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia............................14

2.4 Program Audit.....................................................................................15

ii
2.5 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern.......................................17

2.6 Aktivitas Pengendalian........................................................................18

2.7 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman...........................19

2.8 Penentuan Risiko Pengendalian..........................................................19

2.9 Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian

Substantif Atas Transaksi...................................................................20

2.10 Metodologi untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo............26

2.11 Menjelaskan dan Menilai Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit....36

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................40

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap


transaksi aliran kekayaan antar individu di dalam masyarakat diukur dengan
satuan uang. Untuk mendapakan berbagai barang dan jasa yang diperlukan,
masyarakat modern memerlukan uang sebagai ukuran transaksi. Pengunaan uang
telah menerobos ke semua aspek kehidupan. Manusia modern memerlukan
akuntansi sebagai komunikasi keuangan antar individu di dalam masyarakat.
Kebutuhan akan informasi akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan
kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat.

Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor


berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kekayaan tersebut
kepada investor. Dalam mempertanggungjawabkan kekayaan, manajemen
perusahaan mengunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu,
perusahaan perlu menyelengarakan akuntansi yang memungkinkan disajikannya
laporan pertanggungjawaban kepada para investor. Pertanggungjawaban keuangan
memerlukan dua unsur yaitu: kompetensi dalam bidang akuntansi dan keandalan
informasi akuntansi yang dihasilkan. Semakin kompleks perekonomian suatu
masyarakat, semakin kompleks transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarkat
tersebut, sehingga memerlukan kompetisi yang tinggi untuk mencerminkan
transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi.

Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran


pertanggungjaawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun
dalam profesi akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan
masyarakat dapat memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi
keuangan yang andal bagi masyarakat penting dalam menggambil keputusan
pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efesien.
1
Dalam makalah ini siklus kegiatan perusahaan akan digunakan sebagai
objek pengujian pengedalian khususnya jasa penggajian atau personalia yang
berhubungan langsung dengan sumber daya manusia. Sumber daya manusia
merupakan faktor penting perusahaan dalam menjalankan segala aktivitas
perusahaan . Salah satu kewajiban perusahaan adalah pemberian gaji sebagai balas
jasa perusahaan. Pemberian jasa ini merupakan proses yang dalam pelaksanaannya
butuh suatu pengendalian yang memadai agar tidak terjadi penyimpangan.

Biaya gaji merupakan suatu masalah yang sangat penting, biaya gaji
merupakan biaya yang membutuhkan jumlah yang cukup besar dibandingkan
yang lain. Sehingga perlu adanya audit atas penggajian guna menghindari
berbagai macam kecurangan (fraud) dalam pelaksanaan siklus penggajian.

Bertolak dari uraian diatas, penulis membahas tentang siklus penggajian


beseta prosedur-prosedur nya. Penulis memberikan judul makalah Audit Siklus
Penggajian dan Personalia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat
adalah sebagai berikut :

1. Akun dan dokumen apa saja yang terkait dalam audit siklus penggajian dan
personalia?
2. Fungsi fungsi apa saja yang terkait dalam audit siklus pengganjian dan
personalia?
3. Apa tujuan dari audit siklus pengganjian dan personalia?

4. Apa saja yang menjadi bahan pertimbangan struktur pengendalian intern?

5. Bagaimana menentukan resiko pengendalian dalam audit siklus pengganjian


dan personalia?

2
6. Bagaimana pengujian pengendalian dalam audit siklus penggajian dan
personalia?
7. Bagaimana pengujian substantif dalam audit siklus penggajian dan personalia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui akun dan dokumen yang terkait dalam audit siklus penggajian
dan personalia.
2. Mengetahui fungsi audit siklus penggajian dan personalia.

3. Mengetahui tujuan audit siklus penggajian dan personalia.

4. Mengetahui pertimbangan struktur pengendalian audit siklus penggajian dan


personalia.
5. Mengetahui cara menentukan risiko pengendalian audit siklus penggajian dan
personalia.
6. Memahami tentang pengujian pengendalian audit siklus penggajian dan
personalia.
7. Memahami tentang pengujian substantif audit siklus penggajian dan
personalia.

3
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan
pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Ketidaktepatan dalam
penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji
laba bersih yang material.

Perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia serta siklus lainnya :

Hanya ada satu kelas transaksi untuk penggajian.

Penggajian hanya memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan
dan pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam
periode waktu yang singkat.

Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan daripada akun neraca terkait.
Akun-akun yang terkait dengan penggajian seperti penggajian akrual dan
potongan pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi
selama tahun bersangkutan.
Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua
perusahaan, bahkan perusahaan yang kecil sekalipun.
Keefektifan dari pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak
penggajian diatur oleh pemerintah. Adanya ketidakadilan dalam pembagian
gaji karyawan dapat menimbulkan masalah moral.

Audit penggajian menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian


substantif atas transaksi, dan prosedur analitis.

4
2.1 Akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia

Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah
dinyatakan secara wajar sesuai degan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum.

Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia umunya


dijelaskan dengan akun T, yang menggambarkan cara informasi akuntansi
mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia.

Dalam sebagian besar sistem, akun gaji dan upah akrual hanya digunakan
pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat
apabila karyawan telah benar-benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja
terjadi. Akrual untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada
akhir periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.

2.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia serta Dokumen
dan Catatan Terkait
2.2.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia
Siklus penggajian dan personalia melibatkan perolehan jasa dari
karyawan yang konsisten dengan tujuan perusahaan, dan akuntansi yang
tepat untuk jasa tersebut. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan
upah. Transaksi ini mempengaruhi beberapa rekening berikut:

1. Biaya gaji dan upah,

2. Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan


hari tua, dan sebagainya,
3. Biaya tenaga kerja langsung,

4. Utang gaji dan upah,

5. Pajak penghasilan karyawan,

6. Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang
khusus digunakan untuk membayar gaji dan upah.

5
Hubungan antar rekening tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

2.2.2 Klasifikasi Transaksi, Akun, Fungsi-fungsi Bisnis, Dokumen dan


Pencatatan Terkait untuk Siklus Penggajian dan Personalia

6
Kolom ketiga mengidentifikasi empat fungsi bisnis dalam siklus
penggajian dan personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan
antara fungsi bisnis, kelas transaksi, akun-akun, dan dokumen serta catatan.

1. Personalia dan kesempatan kerja

Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang


independen untuk mewawancarai dan merekrut personil yang
memenuhi kualifikasi. Departemen tersebut juga merupakan sumber
catatan yang independen nagi verifikasi internal atas informasi upah.

Catatan personalia

Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil,


tingkat pembayaran, pembayaran, pengurangan yang diotorisasi,
evaluasi kinerja, dan tanggal berhenti bekerja.

Formulir otorisasi pengurangan

Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pengurangan gaji,


termasuk jumlah pembebasan untuk pemotongan pajak penghasilan
dan program tabungan lainnya, obligasi tabungan, serta iuran
serikat pekerja.

Formulir otorisasi tingkat pembayaran

Digunakan untuk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumbernya


adalah kontrak tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau
otorisasi dari dewan direksi.
2. Pencatatan waktu dan persiapan penggajian

Pencatatan waktu dan persiapan penggajian mempengaruhi secara


langsung beban penggajian setiap periode. Untuk mencegah salah saji
dalam empat aktivitas berikut, diperlukan penggajian yang memadai :

Penyiapan kartu waktu oleh karyawan

Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan,


dan pembayaran bersih

Penyiapan cek gaji


7
Penyiapan catatan gaji

8
a. Kartu waktu

Dokumen yang mengindikasikan waktu per jam karyawan mulai


dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawan.
b. Tiket waktu pekerjaan

Formulir yang menunjukkan pekerjaan mana yang dikerjakan


karyawan selama periode waktu tertentu.
c. File transaksi penggajian

File ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang diproses


oleh sistem akuntansi selama suatu periode.
d. Jurnal atau daftar penggajian

Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya


mencantumkan nama karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor
dan bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi akun atau
klasifikasi setiap transaksi.
e. File induk penggajian

File komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi penggajian


bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan
yang dibayar selaa tahun tersebut hingga tanggal saat ini.
3. Pembayaran Gaji

a. Cek gaji

Cek gaji ditulis dan kemudian diserahkan kepada karyawan sebagai


pertukaran atas jasa yang dilaksanakannya. Jumlah dalam cek
tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan
pemotongan lainnya.
b. Rekonsiliasi rekening bank penggajian

Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi


semua akun kas termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan
dan kecurangan. Akun penggajian imprest adalah akun penggajian

9
terpisah di mana saldo bernilai kecil dipertahankan. Akun imprest
membatasi exposure klien terhadap kecurangan penggajian, serta
menyederhanakan rekonsiliasi rekening bank penggajian.

1
4. Penyiapan SPT Pajak penggajian dan pembayaran pajak

Sebagian besar sistem penggajian yang terkomputerisasi menyiapkan


SPT Pajak penggajian dengan menggunakan informasi tentang transaksi
penggajian dan file induk. Untuk mencegah salah saji dan kewajiban
pajak serta penalti yang potensial, individu yang kompeten harus
memverifikasi output secara independen.
a. Formulir W2

Formulir yang dikirim ke setiap karyawan yang mengikhtisarkan


penghasilan karyawan selama tahun kalender, termasuk
pembayaran kotor, pemotongan pajak penghasilan, dan
pemotongan jaminan sosial.
b. SPT pajak penghasilan

Formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara bagian,


dan federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong
dan pajak perusahaan.
2.2.3 Catatan dan Dokumen dalam Siklus Penggajian dan Personalia

Dokumen-dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam


prosedur penggajian antara lain sebagai berikut :

a. Catatan personalia (personel records)

Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil, tingkat


pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja dan tanggal
berhenti bekerja.
b. Formulir Otorisasi (Personal Authorization)

Adalah surat keputusan yang berisi penempatan dan penugasan


seseorang karyawan dalam posisi dan jabatan tertentu
c. Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian

Merupakan hal yang penting dalam audit penggajian karena


mempengaruhi secara langsung beban penggajian dalam setiap periode.
1
Untuk mencegah salah saji dalam tepat aktivitas berikut diperlukan
pengendalian yang memadai :

1
• Penyiapan kartu waktu oleh karyawan

• Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan


dan pembayaran bersih
• Penyiapan cek gaji

• Penyiapan catatan gaji

d. Kartu waktu (time card)

Adalah dokumen yang mengidentifikasi waktu per jam karyawan mulai


dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawa. Kartu
waktu ini dapat berupa formulir kertas atau electronic, dan dapat
disiapkan secara otomatis oleh jam waktu atau pembaca kartu
identifikasi. Kartu waktu ini biasanya diserahkan setiap minggu.
e. Tiket waktu pekerjaan (Time tickect)

Tiket waktu pekerjan adalah formulir yang menunjukkan pekerjaan


mana yang dikerjakan karyawan selama periode waktu tertentu.
Formulir ini hanya digunakan oleh seorang karyawan yang melakukan
pekerjaan berbeda atau bekerja dalam departemen yang berbeda. Tiket
waktu pekerjan seringkali diakukan secara electronic dengan system
pelaporan waktu dan beban.
f. File transaksi penggajian

File yang dibuat oleh komputer ini mencantumkan semua transaksi


penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode,
seperti satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun. File tersebut berisi
semua informasi yang dimasukkan kedalam sistem dan informasi
tentang setiap transaksi seperti nama karyawan, dan nomer identifikasi,
tanggal, pembayaran kotor dan bersih, berbagai jumlah pemotongan
pajak dan klasifikasi akun atau klasifikasi.

1
g. Jurnal atau data penggajian

Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya


mencantumkan nama karyawan, jumlah penggajian kotor dan bersih,
jumlsh pemotongan, serta klasifikasi akun atau klasifikasi transaksi.
Transaksi yang sama dimasukkan kedalam jurnal atau daftar juga
diposting secara simultan kebuku besar umum dan ke file besar induk
penggajian.
h. File induk penggajian (payroll master file)

Adalah file komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi


penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah
karyawan yang dibayar selama tahun tersebut hingga tanggal saat ini.
Catatan setiap karyawan mencantumkan pembayaran kotor selama
setiap periode penggajian, pengurangan dari pembayaran kotor,
pembayaran bersih, nomer cek, dan tanggal. File induk ini diperbaharui
dari file transaksi peggajian. Total penghasilan setiap karyawan dalam
file induk sama dengan saldo penggajian kotor dalam berbagai akun
buku besar umum
i. Cek gaji.

Cek gaji ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan sebagai


pertukaran atas jasa yang dilakasanakannya. Jumlah cek tersebut
merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan potongan lainnya.
Cek itu disimpan sebagai bagian dari fungsi penyiapan penggajian,
tetapi tanda tangan yang diotorisasi telah membuat cek tersebut sebagai
aktiva. Setelah cek gaji dicairkan oleh karyawan, cek yang dibatalkan
lalu dikembalikan ke perusahaan dari bank. Cek gaji seringkali
disetorkan secara langsung dari rekening bank setiap karyawan

1
j. Rekonsiliasi rekening bank penggajian

Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua


akun kas, termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan dan
kecurangan. Akun penggajian impress (imprest payroll account) adalah
akun penggajian terpisah dimana saldo bernilai kecil dipertahankan.
Jumlah setiap gaji bersih yang ditransfer berdasarkan cek atau transfer
dana elektronik dari akun umum ke akun impress segera sebelum
distribusi penggajian
k. Formulir W2

Formulir yang dikirim ke setiap karyawan yang mengikhtisarkan


penghasilan karyawan selama tahun kalender, termasuk pembayaran
kotor, pemotongan pajak penghasilan, dan pemotongan jaminan sosial.
l. SPT pajak penghasilan

Formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara bagian, dan


federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong dan pajak
perusahaan.
2.2.4 Fungsi-fungsi yang Terkait pada Siklus Penggajian Personalia

Fungsi personalia melibatkan aktivitas bagian-bagian lain yang


berkaitan dengan pemberian kompensasi kepada sesorang karyawan
perusahaan. Kerjasama diantara berbagai bagian tersebut menunjukkan
fungsi tertentu yang antara lain :

1. Fungsi penerimaan karyawan baru (Hiring Employees)

Fungsi inilah yang bertugas untuk menentukan layak atau tidaknya


seseorang diterima sebagai karyawan baru perusahaan.
2. Fungsi pengotorisasi pengubahan gaji dan upah (Authorizing Payroll
Changes)
Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia. Supervisor (pengawas)
karyawan atau atasan karyawan tersebut dapat mengusulkan perubahan

1
tarif gaji dan upah atau kenaikan jabatan.

1
3. Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja (Preparing Attendance
dan Time Keeping Data)
Fungsi ini sangat penting dalam audit gaji dan upah karena secara
langsung mempengaruhi biaya gaji dan upah suatu periode.
4. Fungsi pelaksana gaji dan upah (Preparing the Payroll)

Fungsi ini dipegang oleh departemen gaji dan upah serta EDP (pada
sistem komputer). Departemen ini mengolah data jam kerja karyawan
untuk menentukan (menghitung) gaji dan upah yang didukung dengan
voucher gaji dan upah.
5. Fungsi pencatat gaji upah (Recording the Payroll)

Fungsi ini dipegang oleh bagian accounting. Pengendalian yang


dilakukan oleh fungsi ini berupa pencatatan biaya gaji dan upah
berdasar salinan cek gaji dan upah yang disukung dengan voucher gaji
dan upah.
6. Fungsi pembayar gaji dan upah (Paying the Payroll)

Bendahara kantor biasanya memegang fungsi ini. Bendahara kantor


memegang kopi register voucher dan cek gaji dan upah. Personel
bendahara karyawan kantor kemudian mengecek kesesuaian nama dan
jumlah cek dengan voucher register. Apabila sesuai, maka karyawan
yang berwenang menandatangani cek dan menyerahkan cek pada
karyawan yang berhak.
7. Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan (Filling
Payroll Tax Return)
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak penghasilan,
perusahaan harus memotong gaji dan upah karyawannya.

1
2.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia

Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan
keuangan.

1. Asersi Keberadaaan atau Keterjadian

Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan


pada apakah seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah,
tunjangan, bonus, dan saldo rekening lain yang terkait, benar-benar eksis pada
tanggal neraca. Selain itu, asersi ini juga menekankan pada apakah seluruh
transaksi gaji dan upah yang tercatat benar-benar terjadi dan tidak ada
transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
2. Asersi Kelengkapan

Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang


semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan
disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi
pembayaran gaji dan upah yang belum tercatat.
3. Asersi Hak dan Kewajiban

Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan


mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak
penghasilan karyawan.
4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian

Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti


mengenai apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan,
utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah
saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan pengalokasian sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan

Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu

1
menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah
tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan

1
2.4 Program Audit
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan
upah dibedakan atas prosedur:

1. Pengujian Pengendalian

a. Pengujuan pengendalian biaya gaji dan upah


Langkah-langkahnya:
1. Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan
memeriksa ketepatan perhitungan matematis.
2. Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja
terkait.
3. Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji.

4. Himpun arsip personalianya, kemudian :

- Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut

- Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan


personalia dengan penjurnalan dalam register gaji, himpun
laporan waktu dan hitung penerimaan kotornya
- Mengusut penjurnalan dalam register gaji tersebut dengan
posting- nya
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh
melalui keempat langkah diatas.

2
b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:
1. Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled.

2. Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register gaji


dan upah.
3. Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan
dalam catatan personalia.
4. Mengamati pendistribusian cek secara langsung.

5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh


melaui keempat langkah diatas.
2. Pengujian Substantif

a. Program audit awal

1. Buat top schedule.

2. Minta rincian biaya gaji, upah dan rekening terkait.

3. Lakukan tes matematis.

4. Cocokkan.

b. Prosedur analitis

1. Bandingkan saldo gaji, upah dan rekening terkait dengan saldo tahun
sebelumnya.
2. Bandingkan saldo dan anggaran.

3. Hitung rasio.

c. Detail transaksi

1. Telusuri nama dan tarif gaji dan upah untuk dasar pencatatannya.

2. Telusuri waktu yang tampak pada kartu hadir dan pulang serta laporan
yang ditandatangani mandor.
3. Tentukan dasar pengurangan dan penggajian dan bandingkan dengan
catatan pengurangan yang telah diotorisasi.
4. Bandingkan total gaji dan upah dan rekening terkait dari data yang
2
dibuat.
5. Adakan observasi pengadaan mesin absensi dan kartu absensi yang
tidak digunakan.

2
d. Detail Saldo

1. Buat ringkasan daftar kompensasi staff atau pimpinan dan telusuri ke


kontrolnya.
2. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan dan tes perhitungan
PPh apakah sesuai Undang-Undang.
3. Bandingkan total biaya gaji, upah dan rekening terkait dalam laporan
Laba Rugi dan SPT.
4. Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dan upah dengan catatan
personal.
5. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji dan upah.

e. Penyajian dan Pengungkapan

1. Periksa penyajian dan pengungkapan dalam neraca dan Laporan laba


Rugi apakah sudah tepat.
2.5 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern

Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern


transaksi gaji dan upah. Pemahaman tersebut meliputi:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian,


yaitu:
- Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan
industrial atau personalia,
- Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar
dan anggaran serta perhitungan varians,
- Adanya internal auditor,

- Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.

2
2. Penaksiran Risiko

Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan


risiko yang telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan
pengendalian di atas.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam


menggunakan komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya
pertama kali diterapkan dalam komputerisasi.
4. Pemantauan

Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus


personalia mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya
informasi mengenai data karyawan itu sendiri yang nantinya terkait erat
dengan proses penentuan tunjangan untuknya.
2.6 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi penggajian


dan pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan:

1. Riview kinerja. Aktivitas pengendalaian ini mencakup review atas kinerja


sesungguhnya dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan
pengupahan periode sebelumnya.
2. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian
jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian
umum ini terkait dengan pengendalian atas operasional dari transaksi
penggajian dan pengupahan, pengembangan dan pemeliharaan sistem
aplikasi. Pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara
individual untuk masing- masing transaksi tersebut.
3. Pengendalian fisik. Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak
seharusnya dan biaya tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus
menentukan kebijakan untuk membatasi akses ke personel dan catatangaji.

2
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan
transaksi penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva
yang dikelola dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan
orang untuk berbuat curang.
2.7 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman

1. Review Pendahuluan

Dalam review pendahaluan, auditor mengembangkan pemahaman umum


mengenai lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi
gaji serta pencatatan semua sistem akuntansinya.
2. Dokumentasi Sistem

Auditor dapat menggunakan flowchart atau kuesioner untuk


mendokumentasikan pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif
pelaksanaan pembayaran gaji dan upah bagi karyawan perusahaan.
3. Menganalisa Alur Transaksi

Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan


klien, auditor dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan
upah dan melakukan tracing terhadapnya.

2.8 Penentuan Risiko Pengendalian


Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji
potensial, pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan
risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah dapat
disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor
perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko
understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga
kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari
semestinya.

2
Risiko overstatement meliputi:

1. Pembayaran tenaga kerja fiktif,

2. Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja,

3. Pembayaran melebihi tarif.

Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian. Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan
pengalokasian.

Pengujian pengendalian dititikberatkan kepada pengendalian yang dapat


mencegah dan mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang sangat berguna
adalah vouching. Auditor pertama kali melihat catatan gaji dan upah, kemudian
dilanjutkan dengan memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya. Disamping
itu, auditor dapat mengamati distribusi gaji dan upah. Dalam hal ini auditor dapat
mengamati pelaksanaan pemisahaan tugas, dan pembayaran gaji dan upah.

2.9 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Substantif Atas Transaksi

Pengendalian internal untuk pengujian biasanya sangat terstruktur dan


terkendali dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan
dan ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian.

Karena memroses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi, dan


program penggajian di komputer harus dimodifikasi setiap tahun terhadap
perubahan schedule pemotongan pajak, umumnya perusahaan menggunakan jasa
penggajian dari luar untuk memroses penggajian. Biasanya tidak sulit bagi
perusahaan untuk menetapkan pengendalian yang baik dalam siklus penggajian
dan personalia.

2
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan
bagian paling penting dalam menguji penggajian, namun hal ini tidak bersifat
ekstensif. Banyak auditor menghadapi resiko salah saji material yang rendah,
walaupun penggajian seringkali menjadi bagian yang signifikan dari total beban.
Ada tiga alasan untuk hal ini :

Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen


jika mereka dibayar terlalu rendah.

Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.

Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan


federal meyangkut pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan pajak
pengangguran.

2
Untuk pengujian transaksi penjualan dan penerimaan kas, pengendalian
internal, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi bagi
setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, kita harus mengenal hal – hal
berikut:

Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan; karena itu,


auditor harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan
kelemahan yang material untuk setiap organisasi.

Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian


risiko pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.

Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian


dan luas pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini
tentang keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada resiko


pengendalian yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya.

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan


digabungkan jika memungkinkan dan dilaksanakan dengan cara senyaman
mungkin, dengan menggunakan program audit format kinerja.

Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan personalia untuk menilai


risiko pengendalian:

1. Pemisahan tugas yang memadai

Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus penggajian dan
personalia, terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran
kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus tetap
independen dari departemen sumber daya manusia, yang mengendalikan
aktivitas penggajian kunci, seperti menghapus atau menambahkan karyawan.
Pemprosesan penggajian harus terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah
ditandatangani.

2
2. Otorisasi yang tepat

Hanya departemen sumber daya manusia yang boleh mengotorisasi untuk


menambah dan menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah
tingkat upah serta potongan. Jumlah jam kerja setiap karyawan, terutama
lembur, harus diotorisasi oleh bagian personalia. Persetujuan dapat
dibubuhkan pada semua kartu waktu atau dilakukan atas dasar pengecualian
hanya untuk jam lembur saja.
3. Dokumen dan Catatan yang memadai

Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat sistem penggajian.
Kartu waktu dan catatan diperlukan untuk karyawan per jam atau paruh-
waktu. Untuk karyawan yang dibayar berdasarkan tingkat potongan atau
sistem intensif lainnya, diperlukan catatan yang berbeda. Bagi banyak
perusahaan, catatan waktu harus memadai untuk mengakumulasi biaya
penggajian menurut pekerjaan atau penugasan.
4. Pengendalian Fisik Terhadap Aktiva dan Catatan

Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus
ditandatangani oleh karyawan yang bertanggung jawab, dan penggajian harus
didistribusikan oleh seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan
pencatatan waktu. Setiap cek yang tidak diklaim atau dicairkan harus
dikembalikan untuk disetor ulang. Jika cek ditandatangani oleh mesin tanda
tangan, akses ke mesin tersebut harus dibatasi.
5. Pengecekan yang Independen atas Kinerja

Perhitungan penggajian harus diverifikasi secara independen, termasuk


perbandingan total batch dengan laporan ikhtisar. Anggota manajemen atau
karyawan lain yang bertanggung jawab harus mereview output penggajian
untuk melihat setiap salah saji atau jumlah yang tidak biasa.

2
6. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian

Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus


mereview pengisian dari setidaknya salah satu jenis formulir pajak penggajian
yang merupakan tanggung jawab klien. Potensi kewajiban berupa pajak yang
belum dibayar, denda, dan bunga akan muncul jika klien lalai menyiapkan
formulir pajak secara benar.
7. Pengujian atas Karyawan yang Tidak Ada

Mengeluarkan cek gaji kepada individu yang tidak bekerja lagi untuk
perusahaan (karyawan yang tidak ada) sering kali diakibatkan oleh masih
dibayarnya cek karyawan padahal dia sudah berhenti bekerja. Contoh orang
yang melakukan jenis penggelapan ini adalah mandor atau rekan karyawan.
Untuk mendeteksi penggelapan, auditor dapat membandingkan nama pada
cek yang dibatalkan dengan kartu waktu dan catatan lainnya untuk
mengetahui tanda tangan yang diotorisasi. Untuk menguji karyawan yang
tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal
penggajian ke departemen sumber daya manusia untuk menentukan apakah
karyawan telah benar-benar bekerja selama periode penggajian.
8. Pengujian atas Kecurangan Waktu

Kecurangan waktu terjadi apabila seorang karyawan melaporkan waktu yang


lebih banyak dari yang sebenarnya dikerjakan. Karena kurangnya bukti yang
tersedia, biasanya sulit bagi auditor untuk mengungkapkan kecurangan waktu.
Salah satu prosedurnya adalah merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut
catatan penggajian dengan catatan jam kerja yang independen. Akan tetapi
biasanya jauh lebih mudah bagi klien untuk mencegah jenis penipuan ini
dengan pengendalian yang memadai ketimbang bagi auditor untuk
mendeteksinya.

3
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci,
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk
Penggajian

3
2.10 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo

Auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang pengujian atas rincian


saldo setelah menyelesaikan penilaian resiko pengendalian dan melaksanakan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi serta menilai
kemungkinan salah saji akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan
personalia.

Tahapan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo untuk


kewajiban penggajian adalah sebagai berikut :

Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban


penggajian.
Resiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi penggajian tidak
mungkin terjadi pada sebagian besar perusahaan. Akan tetapi, resiko bisnis
klien itu mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang kompleks,
yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan kompensasi
yang ditangguhkan lainnya.

Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren untuk
akun kewajiban penggajian.
Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada resiko inheren berupa
kecurangan penggajian. Karena itu, auditor sering kali mempertimbangkan
pentingnya tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian. Hal ini
juga berlaku bagi perusahaan manufaktur yang secara signifikan
membebankan tenaga kerjanya ke persediaan, yang berpotensi menimbulkan
misklasifikasi antara beban penggajian dan persediaan atau di antara kategori
persediaan.

Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan personalia.

Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian


substantif atas transaksi untuk siklus penggajian dan personalia.

Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun kewajiban

3
penggajian.

3
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus penggajian
dan personalia seperti pada setiap siklus lainnya.

PROSEDUR ANALITIS SALAH SAJI YANG

MUNGKIN
Membandingkan saldo akun Salah saji akun beban
beban penggajian dengan tahun – penggajian
tahun sebelumnya (disesuaikan
dengan kenaikan tingkat upah
dan
kenaikan volume)
Membandingkan tenaga kerja Salah saji tenaga kerja langsung
langsung sebagai persentase dari dan persediaan
penjualan dengan tahun – tahun
sebelumnya

3
Membandingkan beban komisi Salah saji beban komisi dan
sebagai persentase dari penjualan kewajiban komisi
dengan tahun – tahun
sebelumnya
Membandingkan beban pajak Salah saji beban pajak
penggajian sebagai persentase penggajian dan kewajiban pajak
dari gaji dan upah dengan tahun – penggajian
tahun sebelumnya (disesuaikan
dengan perubahan tarif pajak
Membandingkan akun pajak Salah saji pajak penggajian
penggajian akrual dengan tahun – akrual dan beban pajak
tahun sebelumnya penggajian

Berikut ini ilustrasi atas prosedur analitis untuk akun – akun neraca serta
laporan laba rugi dalam siklus penggajian dan personalia :

memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.


Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, yang sering
kali disebut sebagai beban penggajian akrual (accrued payroll expenses),
biasanya bersifat langsung jika pengendalian internal telah beroperasi secara
efektif.
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji
kewajiban penggajian adalah :
a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar
(Keakuratan).
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada
periode yang benar (Pisah Batas).

3
Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan bahwa
tidak ada kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini adalah
beberapa akun kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia
:

1. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan

Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah


dapat diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian,
formulir pajak penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya, dan
pengeluaran kas periode selanjutnya. Jika pengendalian internal sudah
beroperasi secara efektif, pisah batas dan keakuratan dapat dengan mudah
diuji pada saat yang bersamaan dengan prosedur tersebut.
2. Gaji dan Upah Akrual

Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah
yang telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga
periode selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji
dan upah akrual tergantung pada kebijakan perusahaan yang harus diikuti
secara konsisten dari tahun ke tahun.
Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan
upah dan mengetahui hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya,
prosedur audit yang tepat untuk menguji pisah batas dan keakuratan
adalah menghitung ulang akrual klien. Salah saji yang paling mungkin
dari setiap signifikansi saldo adalah kelalaian untuk memasukkan jumlah
hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi belum dibayar.
3. Komisi Akrual

Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah
akrual juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini
umumnya lebih sulit diverifikasi karena perusahaan seringkali memiliki
beberapa jenis perjanjian yang berbeda dengan wiraniaga dan karyawan
dengan komisi lainnya.

3
Dalam memverifikasi komisi akrual, hal yang pertama yang perlu
dilakukan adalah menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian
menguji perhitungannya berdasarkan perjanjian tersebut. Auditor harus
membandingkan metode untuk mengakrualkan komisi dengan tahun –
tahun sebelumnya demi tujuan konsistensi.
4. Bonus Akrual

Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada
para pejabat dan karyawan merupakan pos yang sangat besar sehingga
kelalaian untuk mencatatnya akan menimbulkan salah saji yang material.
Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat
dewan direksi.
5. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Akrual dari kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten dengan
tahun sebelumnya merupakan pertimbangan yang paling penting ketika
mengevaluasi kewajaran jumlahnya.
Kebijakan perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan
pertama kali, baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang.
Kebijakan perusahaan ini harus sesuai dengan SFAS 43 mengenai absen
yang diberi kompensasi.
6. Pajak Penggajian Akrual

Pajak penggajian, seperti FICA dan pajak pengangguran negara bagian


serta federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir pajak
yang disiapkan pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang
sudah harus dicatat sebagai kewajiban pada tanggal neraca.

3
7. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban

Disini pos yang paling penting adalah gaji dan bonus pejabat, gaji kantor,
gaji dan komisi penjualan, serta tenaga kerja manufaktur langsung.
Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan yang relatif sedikit
terhadap akun – akun laporan laba rugi pada sebagian besar audit selain
prosedur analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, dan pengujian atas akun kewajiban terkait yang telah dibahas.
Pengujian tambahan yang ekstensif hanya akan diperlukan apabila
auditor mengungkapkan defisiensi yang signifikan atau kelemahan yang
material dalam pengendalian internal, salah saji yang signifikan dalam
pengujian kewajiban, atau varians utama yang belum dijelaskan dalam
prosedur analitis.
8. Kompensasi Pejabat

Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan


jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya
harus dimasukkan dalam laporan 10-K SEC dan SPT pajak penghasilan
federal. Verifikasi kompensasi pejabat juga dijamin karena beberapa
individu mungkin saja mampu membayar dirinya sendiri lebih besar dari
jumlah yang diotorisasi. Pengujian audit yang biasa adalah untuk
memperoleh gaji setiap pejabat yang diotorisasi dari risalah rapat dewan
direksi dan membandingkannya dengan catatan pendapatan yang
berhubungan.
9. Komisi

Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi


untuk setiap jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam kategori
tersebut. Jika informasi yang diinginkan tidak tersedia, mungkin perlu
untuk menguji pembayaran komisi tahunan atau bulanan untuk tenaga
penjualan terpilih dan menelusuri total pembayaran komisi.

3
10. Beban Pajak Penggajian

Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan mula
mula merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian
dengan total penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian
kemudian dapat dihitung ulang dengan mengalikan tingkat yang sesuai
dengan penggajian yang dikenakan pajak.
Pada sebagian besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak
biaya dan biasanya tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits
mengindikasikan bahwa terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan
melalui prosedur lainnya.
11. Total Penggajian

Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak penggajian


adalah rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum
dengan SPT pajak penggajian dan formulir W-2. Tujuan dari pengujian
tersebut adalah untuk menentukan apakah transaksi penggajian
dibebankan ke akun non penggajian atau sama sekali tidak dicatat dalam
jurnal penggajian.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
merupakan cara yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah
saji tersebut dalam sebagian besar audit.
12. Tenaga Kerja Kontrak

Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi melakukan


kontrak dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Biaya yang
dibayarkan ke organisasi luar diuji dengan membandingkan jumlah
dengan kesepakatan kontrak yang ditandatangani antara perusahaan dan
perusahaan jasa luar.

3
13. Tujuan Penyajian dan Pengungkapan

Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan


personalia tidaklah mendalam, akan tetapi, beberapa transaksi yang
kompleksi seperti opsi saham dan rencana kompensasi pejabat eksekutif
lainnya mungkin memerlukan pengungkapan catatan kaki. Auditor dapat
menggabungkan prosedur audit yang berhubungan dengan keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian atas rincian saldo
untuk akun kewajiban dan beban.

TUJUAN AUDIT PENGUJIAN PENGUJIAN


PENGENDALIAN
TERKAIT PENGENDALIAN SUBSTANTIF ATAS
INTERNAL KUNCI
TRANSAKSI UMUM TRANSAKSI UMUM
Pembayaran a. Kartu waktu disetujui a. Memeriksa kartu • Merview jurnal
penggajian yang oleh personalia. untuk indikasi
penggajian, buku
tercatat adalah persetujuan.
besar umum, dan
b. Memeriksa kartu
untuk pekerjaan b. Jam waktu digunakan catatan gaji yang
waktu
yang dilaksanakan untuk mencatat waktu. diperoleh menyangkut
c. Mereview kebijakan
oleh karyawan yang c. Mempertahankan file jumlah yang besar
personalia.
atau tidak biasa.
benar-benar ada personil yang memadai. d. Memeriksa file
• Membandingkan cek
(keterjadian). d. Perekrutan tenaga kerja personalia.
yang dibatalkan
diotorisasi. e. Mereview bagan
dengan jurnal
e. Ada pemisahan tugas di organisasi,
penggajian
membahasnya
antara personalia, menyangkut nama,
dengan karyawan,
pencatat waktu, dan jumlah, dan tanggal.
dan mengamati tugas
pengeluaran gaji. • Memeriksa cek yang
yang sedang
dibatalkan dengan
dilaksanakan.

4
f. Memeriksa printout catatan personalia.
transaksi yang
f. Hanya karyawan yang ditolak oleh

ada dalam file data


komputer yang diterima

4
ketika mereka komputer karena
dimasukkan. memiliki nomor
karyawan yang tidak
ada

a.Memeriksa catatan
a. Cek diotorisasi sebelum penggajian • Merekonsiliasi
dikeluarkan. menyangkut indikasi pengeluaran dalam
Transaksi persetujuan. jumlah penggajian
penggajian yang b. Memperhitungkan dengan pengeluaran
pada rekening bank
adal telah dicatat b. Cek gaji telah urutan cek gaji.
penggajian.
(kelengkapan) dipranomori dan c.Membahas dengan
• membuktikan
diperhitungkan. karyawan dan
rekonsiliasi bank.
c. Akun bank telah mengamati
direkonsiliasi secara rekonsiliasi.
independen.

Transaksi a. Perhitungan dan jumlah a. Memeriksa indikasi • Menghitung ulang


penggajian yang telah diverifikasi secara verifikasi internal. jam yang digunakan

dicatat adalah untuk dari kartu waktu.


internal.
• Membandingkan
jumlah waktu yang b. Total batch dibandingkan b. Memeriksa file total
tingkat upah dengan
benar-benar dengan laporan ikhtisar batch untuk melihat
kontrak serikat
dikerjakan dan pada komputer. tanda tangan klerk
pekerja, persetujuan
tingkat upah yang pengendali data; oleh dewan direksi,
sesuai; pemotongan membandingkan atau sumber lainnya.
pajak telah dihitung totalnya dengan • Menghitung ulang

4
dengan benar laporan ikhtisar. pembayaran kotor.

(keakuratan). c. Tingkat upah, gaji, atau c. Memeriksa catatan

tingkat komisi diotorisasi penggajian


secara layak.

4
menyangkut indikasi • Mengecek
d. Pemotongan, termasuk otorisasi. pemotongan dengan
jumlah untuk asuransi d. Memeriksa otorisasi mengacu pada tabel
dan tabungan penggajian, dalam file pajak dan formulir
telah diotorisasi secara personalia. otorisasi dalam file
layak. personalia.
• Menghitung ulang
pembayaran bersih.
• Membandingkan cek
yang dibatalkan
dengan jurnal
penggajian
menyangkut
jumlahnya.

Transaksi a. Isi file induk penggajian a. Memeriksa indikasi •Menguji keakuratan


penggajian telah telah diverifikasi secara verifikasi internal. klerikal dengan
dimasukkan dengan internal. menfooting jurnal
benar dalam file b. Total file induk b. Memeriksa laporan
penggajian dan
induk penggajian penggajian telah di total ikhtisar awal
menelusuri posting ke
dan diikhtisarkan bandingkan dengan total yang menunjukkan
buku besar umum
dengan benar buku besar umum. bahwa perbandingan
serta file induk
(posting dan telah dilakukan.
penggajian.
pengikhtisaran).
Transaksi a. Bagan akun yang a. Mereview bagian •Membandingkan
penggajian telah memadai telah akun. klasifikasi dengan
diklasifikasikan digunakan. b. Memeriksa indikasi bagian akun atau
dengan benar b. Klasifikasi akun telah verifikasi internal. prosedur manual.
(klasifikasi). diverifikasi secara •Mereview kartu
internal. waktu karyawan
departemen dan tiket

4
pekerjaan untuk
penugasan pekerjaan
serta menelusuri ke
distribusi tenaga
kerja.
Transaksi a. Prosedur memerlukan a. Memeriksa prosedur •Membandingkan
penggajian telah pencatatan transaksi manual dan tanggal cek yang

dicatat pada tanggal sesegera mungkin setelah mengamati kapan tercatat dalam jurnal
pencatatan penggajian dengan
yang benar penggajian dibayarkan.
dilakukan. tanggal pada cek yang
(penetapan waktu).
b. Memeriksa indikasi dibatalkan dan kartu
b. Tanggal telah diverifikasi
verifikasi internal. waktu.
secara internal.
•Membandingkan
tanggal pada cek
dengan tanggal cek
tersebut dicairkan
bank.

2.11 Menjelaskan dan Menilai Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit

Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi
terbesar, maka rekening biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba
rugi. Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi mungkin saja tinggi karena
adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya besarnya volume,
perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang dihasilkan maupun
jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang
berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.
Kebanyakan perusahaan memperluas struktur pengendalian internal atas transaksi

4
gaji dan upah. Oleh karena itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat risiko
kontrol yang ditetapkan lebih rendah untuk sebagian besar asersi.

4
Kecurangan dalam pembuatan daftar gaji menjadi perhatian auditor.
Kecurangan semacam ini timbul dari adanya pegawai fiktif yang dimasukkan
dalam daftar gaji, dan kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam menyusun
klasifikasi daftar gaji. Ini berarti ada karyawan yang dihitung dengan tarif yang
lebih tinggi. Disamping adanya kecurangan tersebut, akuntan harus
memperhatikan ketelitian perhitungan sejak penhitungan waktu hadir, insentif
sampai dengan pembuatan daftar gaji dan pembuatan slip gaji.
Berbagai aspek resiko diatas akan mempengaruhi strategi audit siklus
penggajian dan personalia, oleh karena itu hal hal yang harus dipertimbangkan
adalah :
a. Resiko audit yang utama timbul dari pemrosesan transaksi penggajian

b. Perusahaan pada umumnya memperluas cakupan pengendalian intern untuk


transaksi penggajian
c. Saldo hutang gaji pada akhir tahun kadang kala tidak material.

Teknis audit yang disarankan:

1. Verifikasi kecermatan penyajian berbagai saldo, daftar dan buku pembantu

2. Terapkan prosedur analitikal

3. Lakukan inspeksi proses penghitungan daftar gaji dan hutang

4. Hitung kembali dan lakukan pengujian terhadap daftar gaji dan upah

5. Bandingkan penyajian statement dengan GAAP

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan
dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji,
upah per jam, dan insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai
bentuk tunjangan karyawan.

Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan dan
keterjadian, (2) asersi kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi
penilaian dan pengalokasian, dan (5) asersi pelaporan dan pengungkapan.

Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia
mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah
misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah
produk yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji
berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji
akhir tahun sering tidak material.

Pertimbangan struktur pengendalian intern meliputi: (1) lingkungan


pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) sistem akuntansi, dan (4) pemantauan.

Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman pada audit siklus jasa


personalia meliputi: (1) Review pendahuluan, (2) Dokumentasi sistem, (3)
menganalisa alur transaksi, dan (4) indentifikasi pengendalian untuk memperoleh
keyakinan.

Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa


salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja
maupun manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement
gaji dan upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat
kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah
lebih kecil dari semestinya.

4
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji
dan upah dibedakan atas prsedur: pengujian pengendalian biaya gaji dan upah, dan
pengujian pengendalian pendistribusian cek gaji.

Pengujian substantif saldo utang gaji dan upah meliputi: prosedur analitis,
perhitungan kembali utang gaji dan upah yang dibebankan, verifikasi kompensasi
eksekutif, dan menganalisis penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S.Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Edisi 12-Jilid 2.Erlangga. Jakarta

https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/18/audit-siklus-penggajian-dan-
personalia/ (Diakses pada 26 April 2018).

https://www.academia.edu/32176335/Pengauditan_Siklus_Jasa_Personalia.docx
(Diakses pada 26 April 2018).

Anda mungkin juga menyukai