Disusun Oleh:
Kelompok 1:
Khoirun Najwa C1C021001
Ma’ruf Yoga Setiawan C1C021002
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya lah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Penulisan makalah yang berjudul “Pengauditan
Siklus Penggajian dan Personalia” dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Auditing 2.
Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Sri Rahayu, S.E.,M. S.A., A.k.CA,CIQaR, CIQnR selaku dosen pengampu mata
kuliah Auditing 2, karena dengan tugas yang ibu berikan penulis mampu
mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat menghargai
kritikan dan saran untuk membangun makalah ini agar menjadi lebih baik. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN .............................................................................................. iv
BAB II ................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN .................................................................................................. 1
2.3 Akun-akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia ........ 3
BAB III.............................................................................................................. 14
PENUTUP ......................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus penggajian dan personalia bersangkutan dengan ketenagakerjaan dan
pembayaran kompensasi kepada para karyawan. Biaya tenaga kerja berperan
penting dalam penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur, perusahaan
konstruksi maupun perusahaan industri lainnya. Penilaian dan pengalokasian
biaya tenaga kerja yang tidak tepat dapat mengakibatkan kesalahan penyajian
material dalam labe bersih. Penggajian juga bisa menjadi tempat terjadinya
pemborosan karena adanya ketidakefisienan atau pencurian melalui kecurangan.
Seperti halnya penjualan dan penerimaan piutang, serta pembelian dan
pembayaran, pengauditan siklus penggajian dan personalia mencakup hal-hal
berikut; mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal, menilal risiko
pengendalian, melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
golongan transaksi, melakukan pengujian analitis, dan melakukan pengujian rinci
saldo.
Siklus personalia meliputi kejadian dan aktivitas yang berkaitan dengan
kompensasi karyawan, yang meliputi gaji, upah per jam, upah per satuan, komisi,
bonus, dan tunjangan karyawan yang berupa asuransi kesehatan dan pembayaran
vakansi dan pembayaran lainnya. Transaksi yang utama dalam siklus personalia
adalah "transaksi pengupahan". Siklus personalia berhubungan dengan dua siklus
lainnya. Pembayaran upah dan pajak upah berhubungan dengan pengeluaran kas
dalam siklus pengeluaran, dan distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang
dalam proses berhubungan dengan siklus produksi.
iv
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perbedaan antara siklus penggajian dan personalia.
2. Mengidentifikasi akun-akun dan transaksi dalam siklus penggajian dan
personalia.
3. Memahami fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus penggajian dan
personalia.
4. Memahami pengujian pengendalian dan substantif dalam siklus penggajian
dan personalia.
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat Siklus Personalia
Siklus personalia meliputi kejadian dan aktivitas yang berkaitan dengan
kompensasi karyawan, yang meliputi gaji, upah per jam, upah per satuan, komisi,
bonus, dan tunjangan karyawan yang berupa asuransi kesehatan dan pembayaran
vakansi dan pembayaran lainnya. Transaksi yang utama dalam siklus personalia
adalah "transaksi pengupahan". Siklus personalia berhubungan dengan dua siklus
lainnya. Pembayaran upah dan pajak upah berhubungan dengan pengeluaran kas
dalam siklus pengeluaran, dan distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang
dalam proses berhubungan dengan siklus produksi.
Untuk sebagian besar perusahaan, biaya gaji/upah merupakan jumlah yang
besar di antara biaya yang terjadi dalam perusahaan yang bersangkutan, baik pada
perusahaan perdagangan, pengolahan dan perusahaan jasa, seperti bank, akuntan
publik dan jasa profesional lainnya. Oleh karena itu kesalahan atau kecurangan
yang mungkin terjadi dalam pengupahan merupakan perhatian auditor. Kecu-
rangan dalam transaksi pengupahan yang dapat mengakibatkan penyajian upah
terlalu besar adalah:
1. Pembayaran upah kepada karyawan fiktif.
2. Pembayaran kepada karyawan yang tidak bekerja.
3. Pembayaran kepada karyawan dengan tarif yang lebih tinggi daripada yang
telah ditetapkan (selisihnya dicurangkan).
Periode pembayaran upah dapat harian, mingguan, tengah bulanan maupun
bulanan sehingga memungkinkan frekuensi dan volume transaksi pengupahan
sangat tinggi. Di samping itu, dasar perhitungan upah juga beraneka ragam
sehingga perhitungan upah dapat dikatakan rumit. Oleh karena itu, risiko melekat
(inharent risk) untuk asersi penilaian atau alokasi mungkin tinggi. Jika turnover
pegawai tinggi maka kemungkinan pegawai yang sudah keluar tetapi masih
dicantumkan dalam daftar gaji juga tinggi.
Pada umumnya perusahaan menentukan pengendalian intern yang ketat
pada transaksi pengupahan, dan saldo utang upah pada akhir tahun relatif kecil.
1
Oleh karena itu sebagian besar auditor menerapkan strategi audit dengan
pendekatan penentuan risiko pengendalian yang rendah.
2
2.3 Akun-akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan
Personalia
Tujuan keseluruhan pegauditan atas siklus penggajian dan personalia adalah
untuk menilai saldo akun yang mempengaruhi siklus ini, dinyatakan wajar dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Akun yang terkait dengan siklus ini adalah
sebagai berikut.
1. Kas di Bank
2. Gaji, Upah, Bonus dan Komisi yang masih harus dibayar
3. Pemotongan pajak penghasilan dan potongan lainnya
4. Beban Gaji yang masih harus dibayar
5. Biaya Tenaga Kerja Langsung
6. Biaya Pajak daftar gaji
3
Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan
diakhiri dengen membayar karyawan tersebut atas jasa yang mereka laksanakan
dan pemotongan pajak oleh pemerintah serta institusi dan pajak gaji serta manfaat
akrual.
Akun-akun yang umumnya terdapat dalam siklus penggajian dan
personalia dapat dilihat pada gambar di atas. Dalam gambar tersebut digunakan
akun T untuk menggambarkan aliran informasi melalui berbagai akun dalam
siklus penggajian dan personalia. Dalam sistem pada umumnya, akun upah dan
gaji hanya digunakan pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, akun
beban didebet pada saat upah dan gaji sesungguhnya dibayar, bukan ketika beban
gaji terjadi. Utang yang berkaitan dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal
penyesuaian pada akhir periode untuk semua yang telah menjadi beban tetapi
belum dibayar.
4
Pencatatan Catatan waktu
waktu dan kerja
pembuatan Kartu wajib per
daftar gaji job
File transaksi
penggajian
Jurnal penggajian
Master file
penggajian
Pembayaran Bukti transfer atau
gaji check
Rekonsiliasi bank
akun gaji
Pembuatan Bukti pembayaran
bukti potong PPh karyawan
PPh
karyawan
dan
pembayaran
PPh
karyawan
Dalam tabel di atas, kolom ketiga menunjukkan empat fungsi bisnis dalam
siklus penggajian dan personalia dan menggambarkan hubungan antar fungsi
bisnis, golongan transaksi, akun-akun, serta dokumen dan catatan. Auditor harus
memahami fungsi-fungsi bisnis dan dokumen-dokumen serta catatan-catatan
sebelum melakukan penilaian risiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substantif transaksi.
5
direncanakan, menentukan luasnya pengujian pengendalian, dan merancang
pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memenuhi
tujuan audit transaksi.
Pengendalian internal untuk penggajian biasanya sangat terstruktur dan
dikendalikan dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, untuk mengurangi
pengaduan dan ketidakpuasan karyawan, serta menekan kemungkinan terjadinya
kecurangan. Karena permasalahan penggajian hampir sama pada berbagai
perusahaan, di pasaran banyak tersedia program akuntansi penggajian
berkomputer berkualitas tinggi.
Karena pengolahan penggajian hampir serupa pada kebanyakan organisasi,
dan program perlu dimodifikasi karena adanya perubahan peraturan perpajakan,
perusahaan biasanya menggunakan jasa pemrograman dari luar untuk pengolahan
penggajian. Biasanya tidaklah sulit bagi perusahaan untuk menciptakan
pengendalian yang baik dalam siklus penggajian dan personalia. Untuk tenaga
kerja pabrik dan pegawai kantor, blasanya terjadi banyak transaksi yang relatif
homogin, dengan jumlah rupiah yang kecil. Untuk para eksekutif, biasanya
transaksi hanya sedikit, tetapi waktu terjadi dan jumlah rupiahnya konsisten.
Kadang-kadang dijumpai penyimpangan dalam pengujian pengendalian, tetapi
kebanyakan kesalahan rupiah dalam penyajian bisa dikoreksi oleh pengendalian
verifikasi internal atau oleh adanya pengaduan dari karyawan. Bahkan meski
terjadi kesalahan penyajian, umumnya jarang berjumlah material.
Prosedur-prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif
golongan transaksi merupakan cara teramat penting untuk memeriksa saldo akun-
akun dalam siklus penggajian dan personalia. Pengujian ini sangat diutamakan
karena tidak tersedia bukti pihak ketiga yang independen, seperti misalnya
konfirmasi untuk memeriksa saldo utang gaji/upah, utang PPh Karyawan, utang
biaya PPh Karyawan, dan akun-akun neraca lainnya. Selain itu, dalam
kebanyakan audit jumlah saldo akun-akun tersebut pada umumnya kecil dan bisa
diverifikasi dengan cara yang relatif mudah, seandainya auditor percaya bahwa
transaksi penggajian telah dimasukkan ke komputer dengan benar dan pajak
penghasilan karyawan telah dihitung dan dibayar dengan benar.
6
Meskipun pengujian pengendalian dan pengujian substantif go- longan
transaksi merupakan prosedur teramat penting dalam pengujian penggajian,
namun pengujian ini biasanya tidak dilakukan secara luas. Banyak audit hanya
memiliki risiko minimal untuk terjadinya kesalahan penyajian material, walaupun
penggajian sering merupakan bagian yang signifikan dari total beban. Ada tiga hal
mengapa terjadi demikian:
1. Karyawan pada umumnya akan protes kepada manajemen apabila dibayar
Itidak sesuai dengan jumlah seharusnya,
2. Semua transaksi penggajian biasanya seragam dan tidak rumit.
3. Transaksi penggajian adalah sesuatu yang menjadi sasaran untuk diaudit
oleh Kantor Pajak dalam rangka penetapan pajak penghasilan yang benar
sehingga perusahaan cenderung melaporkannya dalam jumlah yang benar.
7
Dokumen dan catatan yang sesual tergantung pada sifat dari sistem
penggajian. Catatan waktu kerja diperlukan untuk pegawai-pegawai yang
dibayar dengan gaji tetap bulanan. Untuk pegawai-pegawai lain yang
dibayar berdasarkan jumlah yang dihasilan atau dengan sistem insentif,
diperlukan catatan yang berbeda. Pada banyak perusahaan, catatan waktu
kerja harus cukup memadai untuk mengumpulkan biaya tenaga kerja per job
atau per penugasan. Dokumen bemomor urut tercetak untuk pencatatan
waktu tidak begitu diperlukan untuk penggajian, karena tujuan kelengkapan
tidak merupakan hal yang diwaspadai.
4. Pengawasan Fisik atas Aset dan Catatan
Akses untuk terjadinya check gaji tidak bertandatangan harus dicegah.
Check harus ditandatangani oleh petugas yang ditetapkan perusahaan, dan
gaji harus dibayarkan oleh seseorang yang independen dari fungsi
pembuatan daftar gaji dan fungsi pencatatan waktu. Semua check yang
tidak/belum diambil pegawai yang berhak harus dikembalikan ke bagian
keuangan untuk disetorkan kembali ke bank. Apabila check ditanda- tangani
dengan menggunakan mesin penandatangan, maka akses atas mesin tersebut
harus sangat dibatasi. Demikian pula, apabila pemba- yaran dilakukan
dengan cara ditransfer langsung ke akun masing-masing pegawai di bank,
maka akses atas sistem yang digunakan untuk mengotorisasi pembayaran
juga harus dibatasi.
5. Pengecekan Independen atas Pelaksanaan Kerja
Perhitungan dalam daftar gaji harus diverifikasi secara independen,
termasuk dengan melakukan pembandingan antara batch total dengan
laporan ikhtisar. Salah seorang anggota manajemen atau petugas yang
ditunjuk lainnya harus mereview hasil perhitungan gaji/upah apabila terjadi
kesalahan penyajian atau jumlahnya tidak lazim. Apabila biaya tenaga kerja
manufaktur mempengaruhi penilaian persediaan atau apabila perlu
dilakukan pengumpulan biaya per job, maka diperlukan pengendalian untuk
memeriksa kebenaran biaya yang dibebankan pada job-job yang
bersangkutan.
8
2.5.2 Pemotongan Pajak PPh 21 dan Pembayarannya ke Kas Negara
Pada banyak perusahaan, pajak penghasilan karyawan dan pemotongan
lain merupakan pos yang penting, karena jumlahnya seringkali material dan
adanya potensi tidak membayar pajak tepat waktu.
1. Pemotongan Pajak PPh 21
Sebagai bagian dari pemahaman atas pengedalian internal, auditor harus
memahami bagaimana perusahaan memotong gaji/penghasilan
2. Pembayaran Pajak Penghasilan Karyawan dan Potongan Lain Tepat Waktu
Auditor harus melakukan pengujian tentang kepatuhan klien dalam
menaati kewajiban menyetorkan semua pemotongan atas penghasilan kotor
karyawan yang telah dilakukannya. Pemotongan tersebut meliputi
pemotongan PPh 21, dana pensiun pegawai, asuransi wajib, iuran serikat
pekerja, dan sebagainya.
Pertama-tama auditor harus memahami ketentuan yang mewajibkan klien
untuk melakukan pemotongan dan membayarkannya ke pihak yang
berwenang dengan mengacu pada undang-undang pajak yang bersangkutan,
anggaran dasar/anggaran rumah tangga serikat pekerja, perjanjian kerja
dengan para pegawai, dan sebagainya. Dengan cara demikian, auditor akan
dengan mudah memastikan apakah klien telah melakukan penyetoran hasil
potongan yang benar secara tepat waktu dengan membandingkan
pengeluaran kas dengan catatan gaji/upah karyawan.
9
terhadap penilaian aset-aset, seperti barang dalam proses, barang jadi, dan
konstruksi dalam proses. Sebagai contoh, pembe- banan biaya overhead ke
persediaan pada tanggal neraca bisa lebih saji apabila gaji para pegawai
bagian adiministrasi, secara tidak sengaja atau disengaja, telah diperlakukan
sebagai biaya produksi tak langsung (overhead). Demikian pula penilaian
persediaan akan terpengaruh apabila biaya tenaga kerja langsung seorang
pegawai keliru dibebankan pada job atau proses yang tidak sesuai. Apabila
suatu pesanan akan ditagih kepada pemesan atas dasar cost-plus-basis, maka
pendapatan dan penilaian persediaan keduanya akan terpengaruh oleh
pembebanan biaya tenaga kerja pada job yang salah.
2. Pengujian atas Tenaga Kerja Fiktif
Pendistribusian gaji/upah kepada pekerja fiktif sering terjadi sebagai
akibat tetap dicantumkannya pegawai yang telah berhenti (pensiun atau
diberhentikan) dalam daftar gaji. Biasanya orang yang yang menggagas
kecurangan semacam ini adalah petugas pembuat daftar gaji, mandor, atau
pihak lain. Dalam suatu sistem tertentu, mandor dapat meloloskan pegawai
untuk dicatat dalam catatan harian masuk kerja dan ia memberi tandatangan
persetujuan atas kartu waktu kerja pada akhir periode. Apabila mandor
tersebut juga bertugas membagikan uang atau check gaji atau apabila
gajivupah disetorkan langsung ke akun para pegawai, maka terbuka
kemungkinan terjadinya penggelapan gaji/upah oleh si mandor.
3. Pengujian atas kecurangan dalam Jam Kerja
Kecurangan dalam jam kerja terjadi apabila seorang pegawai melaporkan
waktu kerja yang lebih banyak dari jam atau hari kerja sesungguhnya.
Karena kurangnya bukti yang tersedia, biasanya auditor mengalami
kesulitan untuk mengungkapkan jam kerja yang tidak benar tersebut. Salah
satu prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan merekonsillasi antara
total jam kerja yang dibayar sesuai dengan daftar gaji/upah dengan suatu
catatan independen tentang jam kerja, seperti misalnya catatan jam kerja
yang terdapat di bagian produksi. Perangkat lunak audit dapat digunakan
untuk menguji kewajaran jam kerja atau jumlah pembayaran kepada setiap
10
pegawai dan jumlah tidak normal yang teridentifikasi untuk diuji lebih
lanjut.
11
2.6.2 Menetapkan Materialitas Pelaksanaan dan Menilai Risiko Inheren
(Tahap I)
Banyak perusahaan memiliki transaksi penggajian dalam jumlah besar,
bahkan dengan jumlah rupiah yang besar pula. Namun demikian, saldo akun
neracanya blasanya tidak signifikan, kecuali untuk biaya tenaga kerja yang
telah dibebankan ke persediaan.
Disamping adanya kemungkinan terjadi kecurangan, risiko inheren yang
berkaitan dengan semua tujuan audit saldo pada umumnya rendah. Risiko
inheren kecurangan penggajian timbul karena sebagian besar transaksi
menyangkut kas. Oleh karena itu, auditor sering memandang penting tujuan
audit keterjadian. Selain itu, untuk perusahaan manufaktur dengan jumlah
signifikan biaya tenaga kerja dibebankan ke persediaan, terdapat potensi salah
menggolongkan antara biaya tenaga kerja dan persediaan, atau antara berbagai
kategori persediaan. Sebagai bagian dari upaya untuk memperoleh pemahaman
tentang klien, auditor harus mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan penggajian yang kompleks, seperti misalnya tentang program opsi saham
yang bisa meningkatkan risiko inheren berkaitan dengan akuntansi serta
pengungkapan ketentuan tersebut.
2.6.3 Menilai Risiko Pengendalian dan Melaksanakan Pengujian yang
Bersangkutan (Tahap I dan II)
2.6.4 Melaksanakan Prosedur Analitis
Penggunaan prosedur analitis dalam siklus penggajian dan personalia
merupakan hal yang penting, seperti halnya dalam siklus yang lain. Tabel 18-3
melukiskan prosedur analitis untuk akun-akun neraca dan akun-akun laba-rugi
dalam siklus penggajian dan personalia. Kebanyakan hubungan-hubungan pada
kolom pertama bisa diprediksi dan oleh karenanya bermanfaat untuk
mengidentifikasi area-area yang memerlukan tambahan investigasi.
Prosedur analitis untuk siklus penggajian dan personalia.
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan saldo akun beban Kesalahan penyajian akun beban tenaga
tenaga kerja (gaji/upah dan lain-lain) kerja.
dengan tahun sebelumnya (dengan
penyesuaian untuk kenaikan tarif
dan kenaikan volume)
12
Membandingkan persentase beban Kesalahan penyajian beban tenaga kerja
tenaga kerja langsung terhadap langsung dan persediaan.
penjualan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Membandingkan persentase beban Kesalahan penyajian beban komisi dan
komisi terhadp penjualan dengan utang beban komisi.
tahun-tahun sebelumnya.
Membandingkan persentase beban Kesalahan beban pajak penghasilan
pajak penghasilan karyawan karyawan dan utang pajak
terhadap beban gaji dan upah dengan penghasilan karyawan.
tahun-tahun sebelumnya.
Membandingkan utang pajak Kesalahan penyajian utang pajak
penghasilan karyawan dengan tahun penghasilan karyawan dengan beban
sebelumnya. pajak penghasilan karyawan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di samping transaksi pembelian dan pengeluaran kas, dalam siklus
pengeluaran dan pembayaran juga memproses transaksi dan kejadian yang
berhubungan dengan kepegawaian dan pengupahan. Aktivitas yang berhubungan
dengan kepegawaian dan pengupahan termasuk penyelenggaraan catatan pegawai
dan biaya tenaga kerja, penyiapan upah dan distribusi upah, serta pengeluaran kas
untuk pegawai. Dokumen yang pada umumnya digunakan dalam kepegawaian
dan pengupahan meliputi catatan pegawai (yang merupakan bukti pendukung
tentang pengangkatan pegawai, promosi atau mutasi, penghentian pegawai) dan
kartu kerja pegawai.
Audit terhadap upah biasanya difokuskan pada pengujian pengendalian
intern. Dalam pengujian intern meliputi juga prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan pengujian substantif akhir tahun. Akibatnya, pengujian akhir
tahun terhadap upah hanya difokuskan pada prosedur analitis yang dirancang
untuk menentukan kewajaran biaya upah dan utang upah yang tercatat. Jika
dipertimbangkan bahwa struktur pengendalian intern tidak dapat dipercaya, atau
hasil prosedur analitis menunjukkan hubungan yang tidak wajar, auditor akan
menambah luasnya pengujian akhir tahun sampai pada pengujian secara detail dan
melakukan pemeriksaan terhadap pembayaran periode berikutnya yang berkaitan
dengan pembayaran utang upah. Namun bila pengendalian internnya dapat
diandalkan maka auditor menerapkan pendekatan dengan risiko pengendalian
yang rendah (audit berdasarkan sampel).
14
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kell, W. G. (2002). Modern Auditing. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
15