Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGAUDITAN II

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

Dosen Pengampu : Dr. Rina Yuliastuty Asmara MM, Ak, CA, CSRS, CIBA, CERA

Disusun oleh :

Nuraenie Oktavianthie

(43219010116)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik.

Penyusunan makalah ini merupakan suatu bentuk penugasan kepada para mahasiswa
secara langsung di Ruang B-202 dengan mata kuliah Pengauditan II. Tujuan penyusunan makalah
ini adalah sebagai Tugas Individu dari Ibu Dr. Rina Yuliastuty Asmara MM, Ak, CA, CSRS,
CIBA, CERA.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moral, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Rina Yuliastuty Asmara MM, Ak, CA, CSRS, CIBA, CERA selaku dosen mata
kuliah Pengauditan II Universitas Mercu Buana.
2. Teman-teman, selaku penyemangat dalam pengerjaan makalah Pengauditan II.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengauditan II. Makalah membahas tentang “Audit Siklus
Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali”.

Tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah – makalah selanjutnya.

Jakarta, 21 September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................ 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

2.1 Akun-akun Dalam Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali ............................. 3

2.2 Wesel Bayar ..................................................................................................................... 4

2.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi................................... 5

2.4 Ekuitas Pemilik ................................................................................................................ 7

2.5 Audit Modal Saham dan Modal Disetor .......................................................................... 9

2.6 Audit Atas Dividen......................................................................................................... 10

2.7 Audit Saldo Laba............................................................................................................ 11

2.8 Audit Atas Laba Ditahan ................................................................................................ 12

BAB III......................................................................................................................................... 13

PENUTUP.................................................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada materi kali ini kita akan membahas audit siklus akuisisi modal dan pembayaran
kembali. Auditor dalam melakukan audit adalah guna memperoleh keyakinan bahwa apa yang
disajikan oleh perusahaan yang menjadi kliennya merupakan suatu kebenaran dan keharusan
yang memang perlu untuk disajikan serta sesuai dengan standar peraturan yang dianut sehingga
menjadi bahan pertimabangan yang akuntable bagi pihak – pihak yang berkepentingan. Karena
Auditor bekerja guna memberikan jasa assurance yaitu meningkatkan kepercayaan dari
pengguna informasi melalui kesimpulan yang umumnya dalam bentuk opini. Dalam siklus ini,
membahas tentang akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik
serta pembayaran kembali sampai pembayaran bunga dan dividen. Siklus akuisisi modal dan
pembayaran kembali memiliki karakteristik – karakteristik unik yang akan mempengaruhi
audit atas akun – akunya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja akun – akun dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali ?
2. Apa yang dimaksud dengan wesel bayar ?
3. Bagaimana pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi?
4. Apa yang dimaksud dengan ekuitas pemilik ?
5. Apa yang dimaksud audit modal saham dan modal disetor ?
6. Apa yang dimaksud audit atas dividen ?
7. Apa itu audit saldo laba ?
8. Apa yang dimaksud audit atas laba ditahan ?

1
1.3 Tujuan Masalah
Penulisan makalah ini juga dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan yang akan dicapai dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Tujuan tersebut antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami akun – akun dalam siklus akuisisi modal dan
pembayaran kembali.
2. Untuk mengetahui dan memahami wesel bayar.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi.
4. Untuk mengetahui dan memahami ekuitas pemilik.
5. Untuk mengetahui dan memahami audit modal saham dan modal disetor.
6. Untuk mengetahui dan memahami audit atas dividen.
7. Untuk mengetahui dan memahami audit saldo laba.
8. Untuk mengetahui dan memahami audit atas laba ditahan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akun – akun dalam Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, yang berkenaan dengan akuisisi
sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik serta pembayaran kembali
modal. Siklus ini juga mencakup pembayaran bunga dan deviden.

Empat karakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan
mempengaruhi audit atas akun – akun adalah sebagai berikut :
1. Secara relative hanya ada segelintir transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap
transaksi itu sering kali sangat material.
2. Pengecualian atau salah saji satu transaksi dapat bersifat material. Akibatnya sering kali
auditor lebih menekankan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (kelengkapan dan
keakuratan) ketika mengaudit akun – akun tersebut.
3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen
kepemilikan yang serupa.
4. Ada hubungan langsung antara akun deviden dan bunga serta utang dan ekuitas. Dalam
audit atas utang berbunga, auditor harus memverifikasi secara simultan beban bunga dan
utang berbunga terkait.

Akun – akun dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali tergantung pada
jenis bisnis yang dioperasikan perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dibiayai. Semua
perusahaan memiliki modal saham dan laba ditahan, tetapi beberapa mungkin juga memiliki
saham preferen, modal disetor tambahan, dan saham treasuri. Karakteristik unik dari siklus
akuisisi modal dan pembayaran kembali mempengaruhi cara auditor memverifikasi akun –
akun dalam siklus. Siklus ini sering kali melibatkan akun – akun berikut :

3
Wesel Bayar Apropriasi laba ditahan Agio Saham
Utang Kontrak Kas di Bank Modal Sumbangan
Utang Hipotik Modal Saham – Biasa Persekutuan – Akun Modal
Utang Obligasi Modal Sahan – Preferen Perusahaan Perseorangan – Akun
Beban Bunga Saham Treasuri Laba Ditahan
Bunga Akrual Dividen yang diumumkan Utang Dividen

2.2 Wesel Bayar


Wesel bayar (note payable) adalah kewajiban hokum kepada kreditor, yang mungkin
dijamin atau tidak dijamin oleh aktiva, dan menggunakan bunga. Pada umumnya wesel
diterbitkan selama satu periode antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga yang lebih
lama.
Wesel diterbitkan untuk tujuan yang berbeda, dan property yang diberikan sebagai
jaminan untuk mencakup berbagai aktiva, seperti sekuritas, piutang usaha, persediaan dan
aktiva tetap. Pembayaran pokok dan bunga atas wesel harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan dalam perjanjian pinjaman. Untuk pinjaman jangka pendek, pembayaran pokok
dan bunga biasanya hanya akan di lakukan ketika pinjaman itu jatuh tempo. Untuk pinjaman
berjangka lebih dari 90 hari, biasanya wesel mengharuskan pembayaran secara bulanan atau
kuartalan.

Tujuan dari audit wesel bayar adalah untuk menentukan apakah :

1. Pengendalian internal terhadap wesel bayar sudah memadai.


2. Transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi secara
layak serta dicatat sesuai dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
3. Kewajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta kewajiban akrual telah
dinyatakan secara layak seperti yang didefenisikan oleh tujuh dari delapan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo (Nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada akun kewajiban).

4
Terdapat empat pengendalian yang penting terhadap wesel bayar :
1. Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel baru
Pertanggungjawaban atas penerbitan wesel baru harus dipegang oleh dewan direktur atau
personel manajemen level atas. Biasanya, dibutuhkan dua tanda tangan personil yang
bertanggungjawab untuk seluruh jenis perjanjian utang, yang selalu menyebutkan jumlah
utang, tingkat bunga, termin pembayaran kembali, dan asset yang dijaminkan. Jika wesel
diperbarui, maka diperlukan prosedur otorisasi sama seperti penerbitan wesel baru.
2. Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga
Pembayaran bunga dan pokok secara periodik harus menjadi subjek pengendalian dalam
siklus akuisisi dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, departemen akuntansi harus
menerima salinan wesel itu, seperti faktur penjualan dan laporan penerimaan. Departemen
utang dagang secara otomatis menerbitkan cek atau transfer dana elektronik untuk wesel
saat jatuh tempo, dengan cara yang sama seperti departemen ini menyiapkan pembayaran
untuk pembelian barang dan jasa. Salinan wesel merupakan dokumen pendukung untuk
pembayaran.
3. Dokumen dan catatan yang memadai
Mencakup catatan pembantu dan pengendalian terhadap wesel kosong serta wesel yang
telah dibayar oleh orang yang berwenang atau orang yang mengotorisasi. Wesel yang
dibayar harus dibatalkan dan disimpan di bawah pengawasan pejabat yang berwenang.
4. Verifikasi independen periodik
Secara periodik, pencatatan wesel yang terinci harus direkonsiliasi dengan buku besar
umum dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel oleh karyawan yang tidak
bertanggungjawab menyimpan catatan yang terinci. Pada waktu yang sama, seseorang
yang independen harus menghitung ulang beban bunga atas wesel untuk menguji
keakuratan penyimpanan catatan..

2.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi


1. Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting bagi wesel bayar karena pengujian
atas rincian saldo untuk beban bunga dan bunga akrual sering kali dapat dieleminasi apabila
hasilnya menguntungkan.

5
Tabel 1 Prosedur Analitis untuk Wesel Bayar

Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji


Menghitung ulang beban bunga atas dasar Salah saji beban bunga dan bunga akrual
suku bunga rata – rata dan wesel bayar atau penghapusan wesel bayar yang
bulanan secara keseluruhan. beredar.
Membandingkan setiap wesel yang Penghapusan atau salah saji wesel bayar.
beredar dengan tahun sebelumnya.

Membandingkan total saldo wesel bayar, Salah saji beban bunga dan bunga akrual
beban bunga, dan bunga akrual dengan atau wesel bayar
saldo tahun sebelumnya.

Prediksi independen auditor mengenai beban bunga, dengan menggunakan rata –


rata wesel bayar yang beredar dan rata – rata suku bunga, akan membantu auditor
mengevaluasi kelayakan beban bunga dan juga menguji wesel bayar yang dihilangkan. Jika
beban bunga actual secara material jauh lebih besar dari estimasi auditor, salah satu
penyebab yang mungkin adalah pembayaran bunga yang dicatat atas wesel bayar yang
belum dicatat.

2. Pengujian Perincian Saldo


Titik awal yang biasa digunakan dalam audit wesel bayar adalah skedul wesel bayar
dan utang bunga, yang diperoleh dari klien. Jika terdapat banyak transaksi wesel selama
tahun tersebut, maka skedul ini tidak lagi dipakai oleh auditor. Dalam situasi tersebut,
auditor akan meminta klien membuat skedul yang hanya berisi wesel dengan saldo yang
belum dibayar pada akhir tahun. Yang berisi deskripsi setiap wesel, saldo akhir, dan utang
bunga pada akhir tahun termasuk jaminan dan tingkat bunga.

Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam wesel bayar
adalah :
a. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan (kelengkapan).
b. Wesel bayar dalam skedul telah dicatat secara akrual (keakuratan).
6
Tujuan ini penting karena salah saji mungkin material jika satu wesel tidak
dimasukkan atau jumlahnya salah. Tabel 1 menunjukkan prosedur yang dapat digunakan
untuk menguji kelengkapan wesel bayar. Jika pengendalian internal atas wesel bayar tidak
memadai, maka auditor perlu melakukan prosedur lain untuk menguji adanya wesel bayar
tidak tercatat. Misalnya auditor dapat mengirimkan konfirmasi kepada kreditur yang
memiliki atas klien dimasa lampau, tetapi tidak ada dalam daftar wesel bayar. Auditor juga
dapat menganalisis beban bunga untuk pembayaran kepada kreditur yang tidak termasuk
dalam daftar wesel bayar dan menelaah notulensi pertemuan dewan direksi untuk
mendeteksi kemungkinan adanya wesel bayar yang tidak tercatat.

2.4 Ekuitas Pemilik


Terdapat perbedaan yang penting dalam audit atas ekuitas pemilik antara perusahaan
terbuka dan perusahaan tertutup.

1. Perusahaan Tertutup
Dalam sebagian perusahaan tertutup, yang umumnya memiliki sedikit pemegang saham,
sering kali terjadi transaksi, jika ada berkenaan dengan akun modal saham selama tahun
berjalan. Satu – satunya transaksi yang dimasukkan dalam bagian ekuitas pemilik
kemungkinan adalah perubahan ekuitas pemilik akibat laba atau rugi tahunan dan
pengumuman dividen. Perusahaan tertutup jarang membayar dividen, sehingga auditor
hanya akan menghabiskan waktu yang sedikit untuk memverifikasi ekuitas pemilik,
walaupun harus menguji catatan perusahaan.
2. Perusahaan Terbuka
Bagi perusahaan terbuka verifikasi atau ekuitas pemilik jauh lebih kompleks karena
banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiliki saham sering berubah.
Pengujian untuk memverifikasi akun ekuitas pemilik yang utama dalam suatu perusahaan
terbuka, yang mencakup :
• Modal dan saham biasa
• Agio saham
• Laba ditahan dan dividen yang terkait

7
Menyajikan suatu tinjauan mengenai akun ekuitas pemilik khusus yang akan dibahas.
Tujuan dari setiap akun itu adalah untuk menentukan apakah :

a. Pengendalian internal terhadap modal saham dan dividen terkait sudah memadai.
b. Transaksi ekuitas pemilik telah dicatat dengan benar, seperti didefenisikan oleh enam
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
c. Saldo ekuitas pemilik telah dicatat secara layak, seperti didefenisikan oleh delapan tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo, dan disajikan serta diungkapkan secara layak, seperti
didefenisikan oleh empat tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan
untuk akun ekuitas pemilik.

Pengendalian Internal

Beberapa pengendalian internal sangatlah penting bagi aktivitas ekuitas pemilik yang penting.
Beberapa dari pengendalian tersebut dalam bagian berikut :

1. Otorisasi Transaksi yang Tepat karena setiap transaksi ekuitas pemilik umumnya
bersifat material, banyak dari transaksi tersebut harus disetujui oleh dewan direksi. Jenis
transaksi ekuitas pemilik berikut biasanya memerlukan otorisasi khusus :
a. Penerbitan modal saham : otorisasi itu termasuk jenis ekuitas yang akan diterbitkan
(seperti saham preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai
pari saham, kondisi privilege bagi setiap saham selain saham biasa, dan tanggal
penerbitan.
b. Pembelian kembali modal saham : pembelian kembali saham biasa atau saham
preferen, penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayar atau
saham semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.
c. Pengumuman dividen : dewan direksi harus mengotorisasi bentuk dividen (seperti tunai
atau saham), jumlah dividen per saham, dan catatan serta tanggal pembayaran dividen.

2. Penyimpanan Catatan dan Pemisahan Tugas yang Tepat jika suatu perusahaan
menyimpan catatan miliknya sendiri mengenai transaksi saham dan saham yang beredar,
pengendalian internal harus memadai untuk memastikan bahwa :
a. Pemilik aktual saham diakui dalam catatan perusahaan.

8
b. Jumlah dividen yang benar dibayar kepemegang saham yang memiliki saham pada
tanggal pencatatan dividen.
c. Potensi misi propriasi aktiva telah diminimalisasi.

3. File Induk Modal Saham Pemegang Saham adalah catatan saham yang beredar pada
suatu waktu tertentu. File induk berfungsi sebagai pengecek terhadap keakuratan catatan
sertifikat modal saham dan saldo saham biasa dalam buku besar umum. File tersebut juga
digunakan sebagai dasar bagi pembayaran dividen.

4. Pencatat dan Agen Transfer Saham Independen setiap perusahaan yang sahamnya
terdaftar di bursa saham diwajibkan memiliki panitera independen sebagai pengendali
untuk mencegah penerbitan sertifikat saham yang tidak tepat. Tanggung jawab panitera
independen adalah memastikan bahwa saham diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan
provisi modal saham dalam akta perusahaan dan otorisasi dewan direksi.

2.5 Audit Modal Saham dan Modal Disetor


Auditor sangat memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal saham dan agio
saham :

1. Transaksi modal saham yang ada telah dicatat


Auditor dapat mengkonfirmasikan apakah setiap transaksi modal saham memang terjadi
serta keakuratan transaksi yang ada dengan mereka dan kemudian menentukan apakah
semua transaksi telah dicatat.
2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat
Auditor dapat segera memverifikasi keakuratan pencatatan transaksi modal saham secara
tunai dengan mengkonfirmasi jumlahnya dengan agen transfer dan menelusuri jumlah
transaksi modal saham yang tercatat ke penerimaan kas. (Dalam kasus saham treasuri,
jumlahnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas). Selain itu, auditor juga harus
memverifikasi apakah jumlah yang benar telah dikredit ke modal saham dan agio saham
dengan mengacu ke akta perusahaan untuk menentukan nilai pari atau ditetapkan modal
saham.

9
3. Modal saham dicatat secara akurat
Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal saham dengan menentukan terlebih dahulu
jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Konfirmasi dari agen transfer merupakan
cara yang paling sederhana untuk memperoleh informasi ini. Jika agen transfer tidak ada,
auditor harus mengandalkan pemerikasaan atas catatan saham dan akuntansi untuk semua
saham yang beredar dalam catatan sertifikat saham, pemeriksaan semua sertifikat yang
dibatalkan, serta akuntansi untuk sertifikat kosong.
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak
Sumber informasi yang paling penting untuk menentukan apakah keempat tujuan yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan bagi aktivitas modal saham telah dipenuhi
adalah akta perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor mengenai
transaksi modal saham.

2.6 Audit Atas Dividen


Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir,
kecuali jika ada hutang dividen. Keenam tujuan spesifik audit atas transaksi relevan untuk
dividen. Tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk yang berkaitan dengan
hutang dividen:

1. Dividen yang dicatat benar ada (eksistensi).


2. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan).
3. Dividen telah dicatat dengan benar (akurasi).
4. Dividen yang dibayar kepada pemegang saham adalah benar ada (eksistensi).
5. Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan).
6. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan).

Keberadaan dapat dicek dengan meneliti notulen rapat dewan direksi mengenai jumlah
dividen per lembar saham dan tanggal pembayaran dividen. Ketepatan penilaian suatu
pengumuman pembayaran dividen dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlahnya
berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah saham beredar. Pengujian untuk melihat apakah
pembayaran dilakukan kepada pemegang saham yang memiliki saham tersebut pada tanggal
pencatatan dividen adalah dengan memilih suatu sample pembayaran dividen yang dicatat dan

10
menelusuri nama penerima uang pada cancelled check pada catatan dividen, untuk meyakinkan
bahwa penerima uang memang berhak.

Untuk klien yang menyimpan catatan devidennya dan membayar sendiri, auditor dapat
melakukan verifikasi total jumlah deviden dengan menghitung kembali dan merujuk pada
pengeluaran kas. Sebagai tambahan, auditor harus melakukan verifikasi apakah pembayaran
dilakukan kepada pemegang saham yang memiliki saham pada tanggal pencatatan deviden.
Auditor dapat menguji hal tersebut dengan memilih sampel dari catatan pembayaran deviden
dan menelusurinya ke nama pihak yang dibayar pada cek yang dibatalkan ke pencatatan
deviden.

Akurasi dalam pengumuman deviden dapat diaudit dengan cara menghitung kembali
jumlah basis deviden per lembar dikalikan jumlah beredar yang beredar. Jika klien
menggunakan agen untuk membagikan deviden, maka totalnya dapat ditelusuri ke dalam jurnal
pengeluaran kas kepada agen dan kemudian dilakukan konfirmasi. Sedangkan untuk pengujian
utang deviden harus dilakukan sehubungan dengan deviden yang diumumkan. Deviden yang
tidak dibayar harus dimasukkan ke dalam kewajiban.

2.7 Audit Saldo Laba


Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu menganalisis saldo
laba perusahaan sepanjang tahun. Skedul audit menunjukkan analisis tersebut, yang biasanya
merupakan bagian dari berkas permanen, termasuk deskripsi setiap transaksi yang
memengaruhi akun.

Untuk memenuhi audit atas pengkreditan saldo laba untuk laba bersih tahun berjalan
(atau debet untuk kerugian), auditor dapat menelusuri jurnal pada saldo laba ke laba bersih
dalam laporan laba rugi. Prosedur ini harus dilakukan setelah seluruh jurnal penyesuaian yang
memengaruhi laba bersih telah diselesaikan. Kemudian setelah auditor yakin bahwa pencatatan
transaksi sudah diklasifikasikan dengan benar sebagai transaksi saldo laba, langkah berikutnya
adalah memutuskan apakah pencatatan tersebut dilakukan dengan akurat.

Auditor juga harus mengevaluasi apakah terdapat transaksi yang seharusnya


dimasukkan tetapi ternyata tidak ada. Misalnya jika klien mengumumkan deviden saham,

11
maka nilai pasar yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan cara mendebet saldo laba dan
mengkredit modal saham. Sama halnya jika dalam laporan keuangan terdapat apropriasi saldo
laba, maka auditor perlu mengevaluasi apakah apropriasi itu masih diperlukan seperti tercatat
pada tanggal neraca ataukah tidak.

Standar akuntansi mensyaratkan adanya penyajian dan pengungkapan informasi


sehubungan dengan saldo laba. Fokus utama auditor adalah untuk menentukan apakah tujuan
penyajian dan pengungkapan saldo laba dipenuhi khususnya yang berkaitan dengan
pengungkapan restriksi atas pembayaran deviden. Biasanya perjanjian dengan pihak bank,
pemegang saham, dan kreditur lainnya membatasi jumlah deviden yang dapat dibayarkan
klien. Restriksi ini harus diungkapkan dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan.

2.8 Audit Atas Laba Ditahan


Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan untuk
seluruh tahun yang bersangkutan (meliputi keterangan tentang setiap transaksi yang
mempengaruhi laba ditahan). Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari
laba tahun yang bersangkutan dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam
laba bersih pada penghitungan laba rugi. Prosedur ini dilakukan pada saat – saat terakhir audit
seluruh ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih disesuaikan.

Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai transaksi
laba ditahan, langkah berikutnya adalah menentukan apakah nilai transaksi tersebut benar.
Pertimbangan penting lainnya dalam audit laba ditahan adalah menilai apakah ada transaksi
yang seharusnya dimasukan tetapi belum dicacat. Hal penting dalam menentukan apakah laba
ditahan diungkapkan dengan benar dalam neraca adalah keberadaan pembatasan – pembatasan
terhadap pembayaran dividen. Pembatasan – pembatasan ini harus diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa siklus akuisisi modal dan pembayaran
kembali, yang berkenaan dengan akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan
ekuitas pemilik serta pembayaran kembali modal. Siklus ini juga mencakup pembayaran bunga
dan deviden. Wesel bayar (note payable) adalah kewajiban hukum kepada kreditor, yang
mungkin dijamin atau tidak dijamin oleh aktiva, dan menggunakan bunga. Pada umumnya
wesel diterbitkan selama satu periode antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga yang
lebih lama. Wesel diterbitkan untuk tujuan yang berbeda, dan property yang diberikan sebagai
jaminan untuk mencakup berbagai aktiva, seperti sekuritas, piutang usaha, persediaan dan
aktiva tetap. Dalam sebagian perusahaan tertutup, yang umumnya memiliki sedikit pemegang
saham, sering kali terjadi transaksi, jika ada berkenaan dengan akun modal saham selama tahun
berjalan. Sedangkan bagi perusahaan terbuka verifikasi atau ekuitas pemilik jauh lebih
kompleks karena banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiliki saham
sering berubah. Pengujian untuk memverifikasi akun ekuitas pemilik yang utama dalam suatu
perusahaan terbuka.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, hendaknya penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam
penerapan audit siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali.
2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan khususnya
tentang audit siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali dan penerapannya terhadap
kualitas pengauditan suatu perusahaan.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan, wawasan yang
luas, dan tentunya bermanfaat bagi mempelajari mengenai pengauditan di suatu
perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. (2018, November 22). Makalah Audit 2 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN
PEMBAYARAN. Retrieved from id.scribd.com:
https://id.scribd.com/document/393847563/Makalah-Audit-2-AUDIT-SIKLUS-
AKUISISI-MODAL-DAN-PEMBAYARAN-KEMBALI-Alip

Anan, Z. (n.d.). AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI. Retrieved
from www.academia.edu:
https://www.academia.edu/11942781/AUDIT_SIKLUS_AKUISISI_MODAL_DAN_PE
MBAYARAN_KEMBALI

Blogoblog. (n.d.). Makalah Audit Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali. Retrieved
from blogoblokgoblok.blogspot.com:
https://blogoblokgoblok.blogspot.com/2018/07/makalah-audit-siklus-akuisisi-modal-
dan.html

Nurhasanah, A. (2013, Juni 8). AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN
KEMBALI. Retrieved from andinurhasanah.wordpress.com:
https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/06/08/audit-siklus-akuisisi-modal-dan-
pembayaran-kembali/

Yuliana, E. (2019, April 25). Makalah Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali.
Retrieved from pdfcoffee.com: https://pdfcoffee.com/makalah-audit-siklus-akuisisi-
modal-dan-pembayaran-kembali-pdf-free.html

14

Anda mungkin juga menyukai