Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Auditing 2

Audit Of The Capital


Acquisition And Repayment
Cycle

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 84062 Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI

Abstract Kompetensi
Siklus ini dapat dinamakan sebagai Mahasiswa memahami audit siklus
siklus capital. Meskipun terdapat akuisisi modal dan pembayaran
sedikit transaksi yang mempengaruhi kembali, serta bagaimana melakukan uji
saldo akun, namun setiap transaksi itu pengendalian dan uji substantif atas
sering kali sangat material. Disclosures transaksi.
(pengungkapan) menjadi perhatian
utama auditor. Karakteristik-
karakteristik dalam siklus ini memiliki
pengaruh besar dalam pemberian opini
auditor, karena bersifat material dan
pervasif.
Pendahuluan
Siklus ini dapat dinamakan sebagai siklus capital, di mana capital dapat didefinisikan sebagai modal sendiri
(ekuitas, equity) dan utang/kewajiban jangka panjang serta pembayaran pokok utang tersebut dan bunganya.

Ada 6 (enam) karakteristik atas siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali akan memegaruhi audit pada
akun-akun berikut:

1. Hanya terdapat sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun, namun setiap transaksi itu sering
kali sangat material. Misal obligasi tidak sering diterbitkan perusahaan, tetapi penerbitan obligasi
biasanya bernilai besar. Nilai yang besar ini membuat auditor sebagai bagian dari verifikasi akun
neraca, akan melakukan verifikasi pada setiap transaksi yang memegaruhi siklus dalam periode
berjalan.
2. Pengecualian atau salah saji suatu transaksi dapat bersifat material. Akibatnya sering kali auditor lebih
menekankan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (kelengkapan dan keakuratan ketika
mengaudit akun-akun tersebut)
3. Ada hubungan legal (legal relationship) antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi, atau
dokumen kepemilikan yang serupa. Auditor harus menentukan apakah klien sudah memenuhi
persyaratan perjanjian utang atau modal. Dalam audit transaksi dan jumlah dalam siklus modal ini
auditor harus hati-hati untuk memastikan persyaratan legal yang memegaruhi laporan keuangan sudah
dipenuhi dan disajikan dengan wajar serta diungkapkan dalam laporan.
4. Disclosures (pengungkapan) menjadi perhatian utama auditor, terutama jika transaksi pinjaman jangka
panjang merupakan transaksi antar perusahaan terkait/entitas berelasi dan pihak ketiga; ada
restrukturisasi utang melalui pengadilan niaga (atau di luar pengadilan); terjadi gagal bayar bunga dan
pokok pinjaman; tuntutan dari kreditur (misalnya: bondholders) dll. Juga pengungkapan mengenai
defisit dan defisiensi modal yang material, yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan
hidup perusahaan.
5. Ada hubungan langsung antara akun deviden dan bunga serta utang dan ekuitas. Dalam audit atas
utang berbunga, auditor harus secara berkesinambungan melakukan verifikasi beban bunga dan utang
bunga terkait. Hal ini juga berlaku atas akun ekuitas pemilik, dividen yang diumumkan dan utang
dividen. Dalam pemeriksaan ini, auditor seharusnya peka terhadap pemberitaan mengenai kegagalan
entitas membayar deviden atau bunga.
6. Point-point tersebut di atas memiliki dampak yang besar terhadap pemberian opini auditor, karena sifat
material dan pervasif (dapat memengaruhi LK secara keseluruhan), Oleh karena itu, siklus ini
merupakan contoh sempurna untuk penerapan ISA atau audit berbasis risiko dalam ketiga tahap audit.

Tentang Siklus
Transaksi-transaksi investasi yang signifikan biasanya dibarengi dengan transaksi pembelanjaan yang
signifikan pula. Siklus pembelanjaan meliputi dua kelompok utama transaksi, yaitu:
2016 Auditing 2
2 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Transaksi utang jangka panjang, yang meliputi utang obligasi, hipotik, wesel dan pinjaman, beserta
pembayaran pokok dan bunganya.
2. Transaksi ekuitas pemegang saham (modal) yang meliputi penerbitan dan penebusan kembali saham
preferen dan saham biasa, transaksi pembelian kembali saham dan pembayaran deviden.

Siklus pembelanjaan ini akan berkaitan dengan siklus pembayaran pada saat terjadi transaksi pembayaran
bunga, pelunasan obligasi, pembayaran deviden tunai, dan pembelian kembali saham.

Rekening-Rekening (Akun)

Karakteristik unik dari siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali mempengaruhi cara auditor
memverfikasi akun-akun dalam siklus. Siklus ini sering melibatkan akun-akun berikut :
 Utang dagang
 Modal saham-preferen
 Utang kontrak
 Tambahan modal atas nilai pari
 Utang hipotek
 Modal donasi
 Utang Obligasi
 Saldo laba
 Beban bunga
 Utang dividen
 Utang bunga
 Saham treasuri
 Anggaran saldo laba
 Dividen yang diumumkan
 Kas di Bank
 Kepemilikan pribadi-akun modal
 Modal saham-biasa
 Persekutuan-akun modal

Dokumen dan Catatan

Sejumlah dokumen yang diuraikan pada siklus investasi (pada modul selanjutnya), seperti sertifikat saham
dan obligasi (juga merupakan dokumen penting dalam siklus ini) akan tetapi sudut pandangnya dibalik
menjadi sudut pandang penerbit (yang melakukan akuisisi atas modal). Perusahaan biasanya
menyelengarakan buku besar pembantu yang terpisah untuk pemegang obligasi dan pemegang saham.
Selain itu, transaksi-transaksi siklus ini menyangkut ayat-ayat dalam jurnal umum dan jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas untuk penerbitan dan penghentian utang serta sekuritas saham, pembayaran dan akrual
bunga, dan pembayaran dan pengumuman deviden.

Wesel Bayar
2016 Auditing 2
3 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wesel bayar (note payable) adalah kewajiban hukum kepada kreditor, yang mungkin dijamin atau tidak
dijamin oleh aktiva, dan mengenakan bunga. Wesel diterbitkan untuk banyak tujuan dan aset yang digunakan
sebagai jaminan bisa berupa macam-macam aset, seperti sekuritas, piutang dagang, persediaan, dan aset
tetap. Auditor biasanya memasukkan pengujian atas pokok pinjaman dan pembayaran bunga sebagai bagian
dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran karena pembayaran dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

Tujuan dari audit atas wesel bayar adalah untuk menentukan apakah:

1. Pengendalian internal terhadap wesel bayar sudah memadai;


2. Transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel bayar diotorisasi secara layak serta
dicatat sesuai dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
3. Kewajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta kwajiban akrual telah dinyatakan secara
layak seperti yang didefinisikan oleh tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. (Nilai
relialisasi tidak dapat diterapkan pada akun kewajiban).

Metodologi Perancangan Pengujian atas Detil Saldo Wesel Bayar

Berikut ini akan digambarkan bagaimana metodologi perancangan pengujian atas detil saldo pada wesel
bayar dalam memenuhi tujuan pemeriksaan di atas.

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang


Tahap I
mempengaruhi wesel bayar

 
Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi
Tahap I
dan menilai risiko inheren untuk wesel bayar

Menilai risiko pengendalian untuk wesel bayar Tahap I

 
Merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif atas Tahap II
transaksi

 
Merancang dan melaksanakan prosedur Tahap III
analitis untuk wesel bayar
 
Prosedur Audit
Merancang pengujian atas rincian saldo wesel
Ukuran sempel
bayar untuk memenuhi tujuan audit yang Tahap III
berkaitan dengan saldo Item yang akan dipilih
Penetapan waktu

Fungsi-fungsi dan Pengendalian Internal

Terdapat 4 (empat) pengendalian yang penting dalam wesel bayar yaitu:

1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru. Pertanggungjawaban atas penerbitan wesel baru
harus dipegang oleh dewan direktur atau personel manajemen atas. Biasanya dibutuhkan 2 (dua)
2016 Auditing 2
4 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tanda tangan personel yang bertanggung jawab untuk seluruh jenis perjanjian utang, yang selalu
menyebutkan jumlah utang, tingkat bunga, termin pembayaran kembali, dan aset yang dijamin.
2. Pengendalian yang memadai atas pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pembayaran
periodik atas bunga dan pokok pinjaman seharusnya menjadi fokus dalam pengendalian siklus akuisisi
dan pembayaran. Pada saat dokumen diterbitkan departemen akuntansi perlu menerima salinan wesel
sepertifaktur penjualan dan laporan penerimaan. Departemen utang dagang secara otomatis
menerbitkan cek atau transfer dan elektronik untuk wesel saat jatuh tempo dengan cara yang sama
seperti departemen ini menyiapkan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa. Salinan wesel
merupakan dokumen pendukung untuk pembayaran.
3. Dokumen dan pencatatan yang memadai. Meliputi pencatatan tambahan dan pengendalian atas wesel
yang dibayar atau wesel kosong oleh orang yang mengotorisasi. Wesel yang dibayar harus dibatalkan
dan disimpan di bawah pengawasan pejabat yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik. Pencatatan wesel secara detail harus direkonsiliasi dengan
buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel oleh karyawan yang tidak bertanggung
jawab atas pencatatannya.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Pengujian transaksi wesel bayar meliputi
penerbitan wesel dan pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunga. Pengujian pengendalian untuk wesel
bayar dan bunga terkait harus menekankan pada pengujian empat pengendalian internal di atas. Sebagai
tambahan auditor harus melakukan verifikasi pencatatan yang akurat terhadap bukti penerimaan dari
pencairan wesel dan pembayaran pokok dan bunga.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis merupakan hal yang penting bagi wesel bayar karena pengujian atas rincian saldo untuk
beban bunga dan bunga akrual seringkali dapat dieleminasi apabila hasilnya menguntungkan.

Prosedur Analitis untuk Wesel Bayar

Prosedur analitis Kemungkinan salah saji


Menghitung ulang beban bunga atas dasar Salah saji beban bunga dan bunga akrual
suku bunga rata-rata dan wesel bayar atau penghapusan wesel bayar yang
bulanan secara keseluruhan beredar
Membandingkan setiap wesel yang beredar
Penghapusan atau salah saji wesel bayar
dengan tahun sebelumnya
Membandingkan total saldo wesel bayar,
beban bunga, dan bunga akrual dengan Salah saji beban bunga dan bunga akrual
saldo tahun sebelumnya atau wesel bayar

Pengujian atas Detil Saldo

Titik awal yang biasanya digunakan dalam audit wesel bayar adalah skedul wesel bayar dan utang bunga
yang diperoleh auditor dari klien.

Terdapat 2 (dua) tujuan penting untuk audit terkait saldo dalam wesel bayar yaitu:
2016 Auditing 2
5 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Wesel bayar yang ada sudah dimasukkan (keberadaan)
2. Wesel bayar dalam daftar sudah dicatat dengan akurat (akurasi)

Tujuan tersebut sangat vital karena salah saji dapat menjadi material meskipun salah satu wesel dihilangkan
atau tidak benar. Tujuan ini penting karena salah saji mungkin material jika satu wesel tidak dimasukkan atau
jumlahnya salah. Jika pengendalian internal atas wesel bayar tidak memadai, maka auditor perlu melakukan
prosedur lain untuk menguji adanya wesel bayar yang tidak tercatat. Misalnya auditor dapat mengirimkan
konfirmasi kepada kreditur yang memiliki wesel atas klien di masa lampau, tetapi tidak ada di dalam daftar
wesel bayar. Auditor juga dapat menganilisis beban bunga untuk pembayaran kepada kreditur yang tidak
termasuk dalam daftar wesel bayar dan menelaah notulensi pertemuan dewan direksi untuk mendeteksi
kemungkinan adanya wesel bayar yang tidak tercatat.

Tujuan Audit terkait Saldo dan Pengujian Detil Saldo untuk Wesel Bayar dari Bunga

Terdapat beberapa tujuan audit terkait saldo serta bagaimana pengujian detil atas saldo wesel bayar dari
bunga.

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur umum Pengujian Perincian Saldo Komentar
Wesel bayar dalam skedul Menjumlahkan daftar wesel bayar ke wesel bayar Biasanya dilakukan dg basis
wesel bayar sesuai dg skedul dari utang bunga. 100 % karena populasinya
wesel bayar register atau kecil.
berkas utama klien dan Menelusuri totalnya ke buku besar.
totalnya ditambahkan dg benar Menelusuri masing-masing wesel bayar ke berkas
dan sesuai dg buku besar utama.
(kecocokkan perincian)
Wesel bayar dalam skedul Mengofirmasikan wesel bayar. Memeriksa duplikat Tujuan keberadaan tidak
benar-benar ada (keberadaan) salinan wesel untuk otorisasi. Memeriksa notulensi sepenting kelengkapan dan
rapat atas persetujuan pinjaman. akurasi.
Wesel bayar yg ada sudah Memeriksa wesel yg dibayar setelah akhir tahun Tujuan ini penting untuk
dimasukkan dlm skedul wesel untuk menentukan apakah merupakan kewajiban menemukan kesalahan dan
bayar (kelengkapan) pada tgl neraca. Melakukan konfirmasi bank kejahatan. Ketiga prosedur ini
standar yg memasukkan referensi khusus atas dilakukan dlm sebagian besar
keberadaan wesel bayar dari seluruh bank di mana audit. Tambahan prosedur
klien berbisnis. untuk mencari utang yg tidak
Menelaah rekonsiliasi bank atas wesel baru yg dimasukkan mungkin
dikreditkan langsung ke akun bank oleh bank. diperlukan jika pengendalian
internal lemah.

Wesel bayar dan bunga Memeriksa duplikat salinan wesel untuk pokok Dalam beberapa hal, mungkin
berjalan dlm skedul sudah pinjaman dan tingkat bunganya. Mengofirmasikan diperlukan untuk menghitung
akurat (akurasi) wesel bayar, tingkat bunga, dan tgl terakhir dg teknik present-value teknik
pembayaran bunga kepada pemegang wesel. perhitungan tingkat bunga dan
Menghitung kembali utang bunga. jumlah wesel. Contohnya
adalah saat wesel dikeluarkan
untuk peralatan.
Wesel bayar dalam skedul Memeriksa tgl jatuh tempo pada duplikat salinan
diklasifikasikan dg benar wesel untuk menentukan apakah seluruhnya atau
(klasifikasi) sebagian adalah utang jangka panjang. Menelaah
wesel untuk menentukan apakah terdapat wesel
atau utang dari pihak terkait.
Wesel bayar dimasukkan Memeriksa duplikat salinan wesel untuk Wesel perlu dimasukkan dlm
dalam periode yg benar (pisah menentukan apakah wesel bertanggal pada atau periode berjalan sebagai utang
batas) sebelum tangal neraca periode pada atau sebelum tgl
neraca.
Perusahaan memiliki Memeriksa wesel bayar untuk menentukan apakah
kewajiban membayar wesel perusahaan memiliki kewajiban membayar.
bayar (kewajiban)

2016 Auditing 2
6 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ekuitas Pemilik
Terdapat perbedaan dalam audit atas ekuitas pemilik antara perusahaan terbuka (publicly held corporation)
dan perusahaan tertutup (closely held corporation). Pada perusahaan tertutup umumnya memiliki sedikit
pemegang saham, seringkali terjadi transaksi, satu-satunya transaksi yang dimasukkan dalam bagian ekuitas
pemilik kemungkinan adalah perubahan ekuitas pemilik akibat laba atau rugi tahunan dan pengumuman
dividen.

Pada perusahaan terbuka verifikasi atas ekuitas pemilik jauh lebih kompleks karena banyaknya jumlah
pemegang saham dan individu yang memiliki saham sering berubah. Pengujian verifikasi akun ekuitas pemilik
untuk perusahaan terbuka meliputi:
1. Modal dan saham biasa
2. Tambahan modal dari kelebihan nilai par
3. Saldo laba dan dividen terkait.

Tujuan pemeriksaan dari akun tersebut adalah untuk menentukan apakah :


1. Pengendalian Internal terhadap modal saham dan dividen terkait sudah memadai
2. Transaksi ekuitas pemilik telah dicatat dengan benar
3. Saldo ekuitas pemilik telah dicatat secara layak.

Fungsi-fungsi, Dokumen, Catatan, dan Pengendalian Internal

Terdapat beberapa pengendalian internal yang sangat penting bagi aktivitas ekuitas pemilik antaranya:
1. Otorisasi Transaksi yang Memadai. Otorisasi tranksaksi yang tepat karena setiap transaksii ekuitas
pemilik pada dasarnya bersifat material, banyak dari transaksi tersebut harus disetujui dewan direksi.
Jenis transaski yang memerlukan otorisasi khusus yaitu :
a) Penerbitan modal saham : Otorisasi termasuk jenis ekuitas yang akan diterbitkan missal, nilai
pari saham, jumlah saham yang akan diterbitkan, saham biasa, dan lain-lain.
b) Penerbitan kembali modal saham misanya pembelian kembali saham preferen, saham biasa,
jumlah yang akan di bayar atas saham.
c) Pengumuman dividen: dewan direksi harus mengotorisasi bentuk dividen.
2. Penyimpanan catatan dan pemisahan tugas yang tepat. Jika suatu perusahaan menyimpan catatan
miliknya sendiri mengenai transaksi saham dan saham yang beredar, pengendalian internal harus
memadai untuk memastikan bahwa :
a) Pemilik akitual saham diakui
b) Jumlah dividen yang benar dibayar ke pemegang saham pada tanggal pecatatan deviden
c) Potensi misapropriasi aktiva telah diminimalisasi

Ketika menerbitkan dan mencatatat modal saham, klien harus menaati baik UU Negara bagian yang
mengatur perusahaan maupun “persyaratan dalam akta perusahaan“. Sebagai pengendalian terhadap
modal saham, sebagaian besar perusahaan menyimpan pembukuan sertifikat saham dan file induk
modal pemegang saham. 1) Catatan sertifikat modal saham mencatat penerbitan dan pembeliaan

2016 Auditing 2
7 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kembali modal saham selama umur perusahaan; 2) File induk modal saham pemegang saham adalah
catatan saham yang beredar pada suatu waktu tertentu. File induk berfungsi sebagai pengecek
terhadap keakuratan catatan sertifikat modal saham dan saldo saham biasa dalam mbuku besar
umum.
Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen harus dikendalikan dengan cara yang kurang lebih sama
seperti pada penyiapan dan pembayaran gaji. Pengandalian internal yang mempengaruhi pembayaran
dividen dapat mencakup:
a. Cek deviden yang disiapkan dari catatan sertifikat modal saham oleh seseorang yang tidak
bertanggung jawab menyimpan catatan modal saham.
b. Setelah disiapkan,dilakukan verifikasi independen atas nama pemegang saham dan jumlah cek
serta merekonsialisasi total jumlah cek dividen dengan total dividen yang di otorisasi dalam
notulen.
c. Akun dividen imprest yang terpisah digunakan untuk mencegah pembayaran jumlah dividen yang
lebih besar dari yang diotorisasi.
3. Panitera independen dan agen transfer saham. Setiap perusahaan yang sahamnya terdaftar dibursa
saham wajib memiliki panitera independen sebagai pengendali untukmencegah penerbitan sertifikat
sahamyang tidak tepat. Tanggung jawab panitera independent adalah memastikan bahwa saham
diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal dalam akta persahaan dan otorisasi dewan
direksi. Kebanyakan perusahaan berukuran besar juga menggunakan jasa agen transfer saham untuk
menyimpan catatan pemegang saham, termasuk mendokumentasikan transfer kepemilikan saham.

Audit Modal Saham dan Modal Disetor

Dalam pengauditan modal saham dan agio saham, terdapat empat hal yang harus diperhatikan:
1. Transaksi Modal saham yang ada telah dicatat
2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat
3. Modal saham telah dicatat secara akurat
4. Modal saham telah disajiikan dan di ungkapkan secara layak

Dua hal pertama meliputi pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, dan dua hal
berikutnya mencangkup pengujian perincian atas saldo.
1. Transaksi modal saham yang ada telah dicatat. Tujuan ini dapat dengan mudah dipenuhi apabila
panitera atau agen transfer digunakan. Auditor dapat mengkonfirmasikan apakah setiap transaksi
modal saham memang terjadi serta keakuratan transaksi yang ada dengan mereka dan kemudian
menentukan apakah semua transaksi tersebut telah dicatat.
2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat. Akan diperlukan audit
yang ekstensif atas transaksi yang melibatkan penerbitan modal saham seperti penerbitan modal
saham baru secara tunai,merger dengan perusahaan lain melalui pertukaran saham, saham
sumbangan, dan pembeliaan saham, treasuri. Auditor dapat segera memverifikasi keakuratan
pencatatan transaksi modal saham secara tunai dengan mengkonfirmasi jumlahnya dengan agen
transfer dan menelusuri jumlah transaksi modal saham yang dicatat ke penerimaan kas. Mengaudit

2016 Auditing 2
8 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
transaksi modal saham seperti dividen saham, akuisisi property dengan saham, merger, atau transfer
nonkas yang serupa sangatlah menantang karena diperlukan keahlian teknis yang tinggi sehingga
untuk menentukan penilaian yang tepat sering kali diperlukan banyak pertimbangan.
3. Modal saham dicatat secara akurat. Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal saham dengan
menentukan terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Jika agen transfer tidak
ada, auditor harus mengandalkan pemeriksaan atas ctatatan saham dan akutansi untuk semua saham
yang beredar dalam catatan sertifikat saham, pemeriksaan semua sertifikat yang dibatalkan, serta
alutansi untuk sertifikat kosong. Pertimbangan utama ketika mengaudit tujuan yang berkaitan dengan
saldo keakuratan bagi modal saham adalah memverifikasi apakah jumlah saham yang digunakan
dalam perhitungan laba per saham ( EPS ) sudah akurat.
4. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak. Sumber informasi yang penting untuk
menentukan apakah ke empat tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan bagi
aktivitas modal saham telah dipenuhi adalah akta perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan
analisis auditor mengenai transaksi modal saham. Auditor juga harus memverifikasi penyajian dan
pengungkapan yang tepat atas opsi saham, waran saham, dan sekuritas konvertibel dengan
memeriksa dokumen hokum atau bukti lainnya menyangkut provisi persetujuan tersebut.

Audit Dividen

Keenam tujuan-terkait transaksi adalah relevan untuk dividen. Namun, khususnya dividen diaudit atas basis
100%. Tujuan pemeriksaan terpenting atas utang dividen antara lain:
1. Dividen yang tercatat benar terjadi (keterjadian)
2. Dividen yang ada sudah dicatat (kelengkapan)
3. Dividen dicatat dengan akurat (akurasi)
4. Pembayaran dilakukan kepada pemegang saham yang benar-benar ada (keterjadian)
5. Utang dividen dicatat (kelengkapan)
6. Utang dicatat dengan akurat (akurasi)

Auditor dapat melakukan verifikasi keterjadian dividen tercatat dengan memeriksa notulensi pertemuan dewan
direksi atas otorisasi jumlah dividen per lembar saham dan tanggal dividen. Saat melakukan ini, auditor perlu
berhati-hati terhadap kemungkinan dividen yang diumumkan, tetapi tidak dicatat terutama mendekati tanggal
neraca. Prosedur audit yang perlu dilakukan juga adalah menelaah dokumen audit permanen untuk
menentukan apakah terdapat pembatasan untuk pembayaran dividen dalam perjanjian obligasi atau saham
preferen.

Audit Saldo Laba

Di banyak perusahaan satu-satunya transaksi yang melibatkan saldo laba adalah laba bersih tahun berjalan
dan dividen yang diumumkan. Perubahan lain dalam saldo laba meliputi koreksi laba tahun sebelumnya,
penyesuaian periode sebelumnya yang dibebankan atau dikreditkan pada saldo laba, dan penyusunan atau
pengurangan atas apropiasi saldo laba. Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu

2016 Auditing 2
9 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menganalisis saldo laba sepanjang tahun. Skedul audit menunjukkan analisis tersebut, yang biasanya
merupakan bagian dari berkas permanen termasuk deskripsi setiap transaksi yang memegaruhi akun.

Setelah auditor yakin bahwa pencatatan transaksi sudah diklasifikasikan dengan benar sebagai transaksi
saldo laba, langkah selanjutnya adalah memutuskan apakah pencatatan tersebut dilakukan dengan akurat.
Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan akurasi bergantung pada sifat transaksi. Standar akuntansi
mensyaratkan adanya penyajian dan pengungkapan informasi sehubungan dengan saldo laba.

Fokus utama auditor adalah untuk menetukan apakah tujuan penyajian dan pengungkapan saldo laba
dipenuhi khususnya yang berkaitan dengan pengungkapan retriksi atas pembayaran dividen. Biasanya
perjanjian dengan pihak bank, pemegang saham, dan kreditur lainnya membatasi jumlah dividen yang dapat
dibayarkan klien. Retriksi ini harus diungkapkan dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan.

Daftar Pustaka
Arens, A.A., R.J. Elder, dan M.S. Beasley. 2012. Auditing And Assurance Services: An Integrated Approach.
Pearson Prentice Hall. New Jersey.
Jusuf, Al. Haryono. 2002. Auditing. Penerbitan SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Tuanakotta, T. M. 2015. Audit Kontemporer. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

2016 Auditing 2
10 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai