Anda di halaman 1dari 22

tersebut:

1. Hanya relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun, tetapi setiap transaksi
seringkali sangat material. Sebagai contoh, perusahaan jarang menerbitkan obligasi, tetapi
begitu obligasi diterbitkan, jumlahnya biasanya material. Oleh karena ukuran yang besar
itulah, sebagai bagian dari pemeriksaan atas saldo akun neraca, auditor memeriksa setiap
transaksi yang terjadi dalam siklus ini sepanjang tahun. Skedul atau dattar kebanyakan akun
yang ada dalam siklus ini berisi saldo awal, transaksi yang terjadi sepanjang tahun yang
diaudit, dan saldo akhirtahun.
2. Kesalahan penyajian atau penghilangansatu transaksi saja bisa material. Akibatnya, tekanan
utama auditor dalam pengauditan akun-akun tersebut seringkali diletakkan pada tujuan audit
saldo kelengkapan dan ketelitian.
3. Terdapat hubungan hukum antara entitas klien dengan pemegang saham, obligasi, atau
dokumen lain serupa itu. Dalam pengauditan transaksi-transaksi dalam siklus ini, auditor
harus sangat cermat untuk memastikan bahwa persyaratan hukum yang mempengaruhi
laporan keuangan telah terpenuhi dan disajikan dan diungkapkan dengan memadai.
4. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewaiiban dan ekuitas.
Dalam mengaudit kewaiiban berbunga. auditor harus secara simultan memeriksa pula beban
bunga dan utang bunga. Demikian pula halnya dalam pengauditan ekuitas pemilik, dividen
yang diumumkan, dan utang dividen.

TUJUAN PENGAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi akun-akun dan karakteristik unik siklus perolehan modal dan
pengembaliannya
2. Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas utang wesel dan akun serta
transaksi terkait.
3. Mengidentifikasi masalah utama dalam pengauditan transaksi ekuitas pemilik.
4 Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif transaksi,
dan pengujian rinci saldo modal saham dan laba ditahan.

Auditor seringkali mempelajari transaksi-transaksi yang


berkaitan dengan perolehan modal pada saat ia mendapatkan
pernahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien, yang
dilaksanakan sebagai bagian prosedur penilaian risiko. Selain itu,
apabila perusahaan publik menerbitkan tambahan utang atau
sekuritas ekuitas pada suatu tahun tertentu, ketentuan Bapepam
mengharuskan adanya pertimbangan auditor atas informasi
keuangan yang dimasukkan ke dalam prospektus penawaran
sekuritas baru oleh klien. Dalam melaksanakan hal tersebut, auditor
biasanya mengidentifikasi risiko bisnis untuk aktivitas perolehan
modal yang harus dipertimbangkan dalam perancangan prosedur
audit untuk transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dalam siklus
perolehan modal dan pengembaliannya.

AKUN-AKUN DALAM SIKLUS

Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya


tergantung pada tipe operasi bisnis perusahaan dan bagaimana
operasi tersebut didanai. Semua perseroan memiliki modal saham
dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki saham
preferen, agio saham, dan saham dibeli kembali (treasury stock).
Seperti halnya siklus yang lain, kas merupakan akun yang penting
dalam siklus Ini karena baik dalam perolehan modal maupun dalam
pengembaliannya selalu melibatkan akun kas. Karakteristik yang
unik dari siklus perolehan modal dan pengembaliannya
mempengaruhi bagamana auditor memeriksa akunakun dalam
siklus ini. Siklus ini biasanya mencakup akun-akun di bawah
Utang wesel Kas di Bank
Utang kontrak Modal saham — biasa
Utang hipotik Modal saham — preferen
Utang obligasi Agio saham
Beban bunga Modal Sumbangan
Utang bunga Laba Ditahan
Laba Ditahan Disisihkan Utang bividen
Saham Dibeli Kembali Modal pemilik
(perseorangan)
Dividen Diumumkan Modal sekutu
(persekutuan)
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk
akunakun dalam siklus perolehan moda! dan pengembaliannya
sama dengan metodologi yang diikuti untuk akun-akun lannya.
(Lihat Gambar 13-1.
BAB 19 Pengauditan Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya 837

Perbedaannya hanya pada nama akun yang diaudit). Sebagai contoh,


dalam menentukan pengujian rinci saldo utang wesel, auditor
mempertimbangkan risiko bisnis, materialitas pelaksanaan, risiko inheren,
hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, dan
hasil dari prosedur analitis.
Auditor biasanya menetapkan materialitas pada tingkat rendah
karena pada umumnya dimungkinkan untuk mengaudit secara
lengkap saldo akun dan transaksi yang mempengaruhi saldo akun
utang wesel. Demikian pula, auditor biasanya menetapkan risiko
inheren pada tingkat rendah karena nilai akun yang benar biasanya
mudah ditentukan. Demikian pula, auditor biasanya lebih
menekankan pada tujuan audit saldo kelengkapan untuk saldo akun
utang wesel dan tujuan kelengkapan untuk pengungkapan utang
wesel, seperti jaminan dan pembatasan penggunaan utang wesel.
Karena siklus ini hanya berisi sedikit transaksi, risiko pengendalian
dan hasil pengujian substantif transaksi biasanya kurang penting
untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun seperti utang
wesel.
Untuk memahami dengan baik prosedur audit untuk banyak akun
dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya, sejumlah akun
terpilih yang merupakan bagian signifikan dari siklus ini pada
umumnya, akan dibahas pada bab ini. Di bawah ini akan dibahas (1)
pengauditan utang wesel dan beban bunga yang bersangkutan untuk
memberi gambaran pinjaman berbunga, dan (2) pengauditan modal
saham biasa, agio saham biasa, dividen, dan laba ditahan untuk
menggambarkan akun-akun ekuitas.

UTANG WESEL

Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang


terdiri dari pokok pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin
atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya wesel diterbitkan untuk
suatu periode tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi ada
juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk
berbagai macam tuiuan, dan properti atau aset lain dijadikan sebagai
jaminan pinjaman, seperti misalnya sekuritas, piutang usaha,
persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel
harus dicantumkan dalam perjanjian kredit. Untuk wesel jangka
pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya diminta
ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka lebih dari 90 haris
bunga biasanya dibayar secara bulanan atau kwartalan.
Gambar 19-1 di bawah ini melukiskan akun-akun yang digunakan untuk
utang wesel serta bunga yang bersangkutan. Auditor biasanya melakukan
pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan bunganya sebagai bagian
dari pengauditan siklus pembelian dan pembayaran, karena pembayaran
dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi dalam banyak kasus, karena
transaksi jarang terjadi, tidak ada transaksi modal yang dimasukkan dalam
sampel Oleh auditor untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi. Oleh karena itu, auditor biasanya menguji transaksi ini sebagai
bagian dari siklus pembelian dan pembayaran.
Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah:

• Pengengendalian internal atas utang wesel memadai.

• Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah


diotorisasi dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam
tujuan audit transaksi.

• Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta


utang bunga telah ditetapkan dengan benar sebagaimana
dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo (catatan: Tujuan
"nilai bersih bisa direalisasi" tidak diterapkan pada pengauditan
akun kewajiban).

• Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel


terkait memenuhi keempat tujuan audit penyajian dan
pengungkapan.

Gambar 19-1 Akun Utang Wesel dan Akun-akun Bunga Terkait

PENGENDALIAN INTERNAL
Ada empat pengendalian internal bagi utang Wesel, yaitu:
1. Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi lebih dahulu.
Kewenangan pemberian persetujuan penerbitan wesel berada
pada dewan komisaris atau manajemen tingkat tinggi.
Biasanya diperlukan beberapa tandatangan persetujuan
dalam perjanjian kredit yang mencakup jumlah pinjaman,
tingkat bunga, tanggal pembayaran bunga dan angsuran, dan
aset yang dijadikan agunan. Apabila wesel diperbaharui
(diperpanjang), diperlukan persetujuan yang sama seperti
halnya penerbitan wesel baru.
2. Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran
pokok pinjaman maupun bunganya. Pembayaran bunga
periodik dan pembayaran angsuran pokok pinjaman harus
diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Pada saat
wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima suatu
copy Wesel, sama seperti halnya ketika ia menerima copy
faktur dari penjual dan laporan penerimaan barang. Bagian
utang akan secara otomatis menerbitkan check atau electronic
funds transfer untuk wesel yang telah jatuh tempo, dengan
cara yang sama seperti ketika ia menyiapkan pembayaran
untuk pembelian barang dan jasa. Suatu copy Wesel akan
menjadi dokumen pendukung pembayaran wesel.
3. Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini menyangkut
penyelenggaraan catatan pembantu dan pengawasan atas
dokumen wesel yang telah dibayar oleh pejabat yang ditunjuk.
Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda "LUNAS" dan
disimpan oleh pejabat yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik. Secara periodik catatan
detil wesel harus direkonsiliasi dengan buku besar dan
dibandingkan dengan catatan yang diselenggarakan oleh
pemegang wesel oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab
untuk menyelenggarakan catatan detil. Pada saat yang sama,
seseorang yang independen harus melakukan perhitungan
ulang biaya bunga Wesel untuk menguji ketelitian catatan
pembukuan.

PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


TRANSAKSI
Pengujian transaksi utang wesel menyangkut penerbitan Wesel dan
pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini

merupakan bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian


substantif transaKsi penerimaan kas (lihat Bab 11) dan pengeluaran kas
(Iihat Bab 15). Tambahan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi seringkali juga dilakukan sebagai bagian dari
pengujian rinci saldo karena materialnya transaksi individual.
Pengujian pengendalian atas utang wesel beserta bunganya harus
dititikberatkan pada pengujian atas empat pengendalian seperti telah
diuraikan di atas. Selain itu, auditor juga harus memeriksa ketelitian
catatan penerimaan dari pencairan pinjaman serta pembayaran
kembali pokok pinjaman dan bunganya.

PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis penting dalam pengauditan utang wesel karena pengujian
rinci beban bunga dan utang bunga seringkali dapat ditiadakan apabila hasilnya
memuaskan. Tabel 19-1 melukiskan tipikal prosedur analitis untuk utang wesel
dan akun bunga yang bersangkutan.
Prediksi independen auditor atas beban bunga, dengan menggunakan
saldo utang berjalan dan tingkat bunga, akan membantu auditor dalam
menilai kewajaran beban bunga dan juga menguji kemungkinan adanya
utang wesel yang tidak dicatat. Cobalah lihat kembali Gambar 5-8 sebagai
ilustrasi skedul yang dibuat auditor ketika prosedur analitis demikian telah
dilakukan. Apabila beban bunga sesungguhnya jauh lebih besar dari estimasi
auditor, salah satu kemungkinan hal itu disebabkan pembayaran bunga
dilakukan atas utang wesel yang tidak dicatat.

Tabel 19-1 Prosedur Analitis untuk Utang Wesel


Kemungkinan Kesalahan
Prosedur Analitis Penyajian
Hitung kembali rata-rata beban Kesalahan penyajian beban bunga
bunga atas dasar tingkat dan utang bunga atau
bunga rata-rata dan saldo penghilangan utang wesel.

Membandingkan wesel individual Penghilangan atau kesalahan


yang masih berjalan dengan penyajian utang wesel.
tahun lalu.
Membandingkan total saldo dalam Kesalahan penyajian beban bunga
akun utang wesel, beban bunga, dan utang bunga wesel
dan utang bunga dengan tahun
lalu.
PENGUJIAN RINCI SALDO
Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah
daftarutang wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor dari
klien. Gambar 19-2 melukiskan contoh skedul/daftar, termasuk
informasi rinci tentang semua transaksi yang terjadi selama tahun yang
diaudit yang menyangkut pokok dan bunganya, saldo awal dan saldo
akhir utang wesel dan utang bunga, informasi deskriptif tentang wesel,
tingkat bunga, dan aset yang dijadikan agunan.
Apabila terjadi sejumlah transaksi yang menyangkut utang wesel
selama tahun yang diaudit, akan menjadi tidak praktis bagi auditor
untuk menggunakan skedul seperti itu. situasi demikian, biasanya akan
meminta klien untuk membuat suatu skedul yang berisi wesel-wesel
yang masih memiliki saldo yang belum dibayar pada akhir tahun,
menunjukkan deskripsi setiap wesel, saldo akhir tahun, dan saldo akhir
tahun utang bunga, termasuk agunan dan tingkat bunga. Tabel 19-2
meringkas tujuan audit saldo dan prosedur audit yang lazim diterapkan
pada skedul utang weset. Sekali lagi, banyaknya pengujian akan sangat
tergantung pada materialitas utang wesel dan efektivitas pengendalian
internal.

Gambar 19-2 SkeduVDattar Utang Wesel dan Utang Bunga


PT ABC Nilai
Utang WeselNominal
• 31-12-2013Wesel
Skedul
Dibuat oleh:
10.000 Disetujui oleh: —zW-_
Tanggal 10.000 SEKURITAS
10.000
Utang Pena- Jatuh kepada rikan 30.000
tempo
Deskripsi Penilaian

Bank XI 30/9/12 3019/13


Bank X2 30/9/13 30/9/14 Investasi 15.000 Periode
Bank X3 31110/13 31/10/14
Investasi 16.000
10.000
Investasi 22.000
53.000
1. Ditelusur ke skedul audit tahun la/u.
2. Dapatkan dan reviewcc- 10.000
5 Ditelusur ke buku besar
pywese/Yang dimuat da/am arsip 6. Beban bunga dan
permanen. utangbunga rldak terdapat
3. Periksa weselYang telah dilunasi se/isih.
4. Dicocokkan ke konfirmasi Yang # Dijumlahkan ke bawah
diterima dari bank X Dijumlah mendatar dihitungulang-

(Di/anjutkan pada halaman berikut)

Gambar 19-2 SkeduI/Daftar Utang Wesel dan Utang Bunga (Lanjutan)


WESEL BUNGA

Utang
Utang
Tarif bunga Bunga
Pembayaran Akhir Bunga Dibayar awal Di- Akhir

125ð
@
2096

periode
Ada dua tujuan audit saldo yang penting dalam audit atas utang wesel:
1. Utang wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan (kelengkapan)
2. Utang wesel yang tercantum dalam daftar telah dicatat dengan akurat
(ketelitian)
Tujuan-tujuan di atas sangat vital karena kesalahan penyajian bisa
material walaupun yang salah catat atau ditiadakan hanya menyangkut
satu buah wesel. Tabel 19-2 di bawah ini melukiskan prosedur-prosedur
yang lazim dilakukan untuk tujuan kelengkapan utang wesel. Apabila
pengendalian internal atas utang wesel tidak efektif, auditor harus
memperluas prosedur untuk menguji kemungkinan adanya utang wesel
yang tidak dicatat. Sebagai contoh, auditor bisa mengirim konfirmasi
kepada kreditur yang di masa lalu yang pernah memberi kredit wesel
tetapi pada tahun ini tidak tercantum dalam daftar utang wesel.
Auditor juga bisa menganalisis beban bunga yang dibayarkan kepada
kreditor tetapi kreditor tersebut tidak tercantum namanya dalam daftar
utang wesel, dan mereview notulen rapat dewan komisaris untuk
memeriksa kemungkinan adanya wesel yang telah mendapat
persetujuan tetapi tidak dicatat.
Selain tujuan audit saldo, empat tujuan audit penyajian dan
pengungkapan juga penting untuk utang wesel karena standar
akuntansi keuangan mensyaratkan catatan kaki yang memadai yang
menjelaskan ketentuanketentuan berkenaan dengan utang wesel yang
sedang berjalan serta aset yang dijadikan agunan pinjaman. Apabila
pinjaman menghendaki adanya pembatasan signifikan atas aktivitas
perusahaan, maka hal tersebut harus pula diungkapkan dalam catatan
kaki. Apabila auditor telah melakukan pengujian rinci saldo untuk
tujuan audit saldo, maka bukti yang diperoleh dalam pengujian
tersebut akan sangat membantu auditor dalam mencapai tujuan audit
penyajian dan pengungkapan.
Tabel 19-2 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Utang Wesel
dan Bunga
Prosedur Pengujian Rinci
Tujuan Audit Saldo Komentar
Saldo
Utang wesel Yang tercantum da Jumlahkan ke bawah daftar Hal ini sering dilakukan pada
lam dattar utang Wesel cocok utang weset dan utang seluruh wesel Yang ada
dengan register utang wesel bunga.
karena populasinya hanya
atau master file klien, dan Telusurtotalnya ke buku besar
Telusur utang Wesel individual
sedikit, atau apabila cukup
totalnya telah dijumlah
ke master file. banyak bisa dilakukan
dengan benar dan Cocok
dengan menggunakan
dengan buku be sar
(kecocokan Saldo)
perangkat lunak audit
Utang wesel yang tercantum Konfirmasi utang wesel. Tujuan keberadaan tidak begitu
dalam daftar utang wesel Periksa otorisasi pada Copy penting dibandingkan dengan
benar-benar ada (kebera duplikat wesel. tujuan kelengkapan dan
daan) Periksa persetujuan ketelitian.
pengambilan kredit dalam
notulen rapat perusahaan.
Utang wesel yang ada telah Periksa pembayaran wesel Tujuan ini penting untuk
dicantumkan dalam daftar SeteIah akhir tahun buku
mengungkapkan
utang wesel (kelengkapan) untuk memastikan bahwa
wesel tersebut tercantum kemungkinan adanya
Sebagai utang pada akhir kekeliruan dan kecurangan.
tahun Yang diperiksa. Ketiga prosedur ini lazim
Dapatkan konfirmasi bank
standar yang mencakup dilakukan pada kebanyakan
referensi spesifik tentang audit. Tambahan prosedur
keberadaan utang wesel untuk mencari kewajiban
dari semua bank Yang yang tidak dicatat
berkaitan dengan utang diperlukan apabila
wesel perusahaan
(Konfirmasi bank akan pengendalian internal
dibahas lebih jauh pada Bab 'emah.
20)
Review rekonsiliasi bank untuk
wesel baru yang dikreditkan
langsung ke akun bank Oleh
bank (rekonsiliasi bank juga
akan dibahas lebih jauh Pada
Bab 20)
Utang wesel dan utang bunga Periksa pokok pinjaman dan Dalam kasus-kasus tertentu
Yang tercantum dalam daftar bunga wesel pada duplikat perlu dilakukan perhitungan,
sungguh-sungguh akurat Copy wesel. dengan menggunakan metoda
(ketelitian) Konfirmasi utang weset, tingkat nilai gekarang (present value)
bunga, dan tanggal terakhir atas bunga dan pokok
pembayaran bunga yang telah pinjaman. Sebagai contoh,
dilakukan kepada per-negang apabila peralatan dibeli
wesel_
dengan menggu nakan utang
Rekalkulasi utang bunga.
Wesel.

Utang wesel yang tercantum da! Periksa tanggal jatuh pada


am daftar utang wesel telah duplikat copy wesel untuk
digolongkan dengan benar memastikan apakah
(penggolongan) sebagian atau seluruh
utang wesel telah menjadi
utang jangka pendek.
Review wesel untuk
memastikan apakah wesel
tersebut merupakan utang
wesel atau utang usaha
dengan pihak berelasi.
Utang wesel telah dilaporkan Periksa duplikat copy wesel Wesel harus dilaporkan sebagai
pada periode yang tepat untuk menentukan apakah utang periode ini, apabila
(pisah batas) wesel bertanggal sebelum wesel tersebut bertanggal
atau tepat pada tanggat sebelum atau tepat pada
tanggal
neraca.

Perusahaan Periksa wesel untuk


mempunyai menentukan apakah
perusahaan mempunyai
kewajiban untuk membayar
kewajiban untuK mem bayar.
utang wesel

EKUITAS PEMILIK

Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada


perseroan publik dengan perseroan tertutup. Pada perusahaan
perseroan tertutup yang pemegang sahamnya biasanya hanya
sediklt, transaksi yang menyangkut akun modal selama satu periode
jarang sekali terjadi. Transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik
hanyalah berupa perubahan ekuitas pemilik karena adanya laba atau
rugi tahunan dan pembagian dividen (kalau ada). Perseroan tertutup
jarang membayar dividen, dan auditor hanya membutuhkan waktu
sedikit untuk memeriksa ekuitas pemilik, walaupun auditor tetap
harus menguji catatan perusahaan.
Sebaliknya dalam perusahaan perseroan publik, verifikasi
ekuitas pemilik jauh lebih kompleks karena perusahaan memiliki
pemegang saham yang banyak dan sering terjadi perubahan individu
yang memegang saham. Pembahasan selanjutnya pada bab ini
berkaitan dengan pengujian akun-akun ekuitas pemilik dalam
perseroan publik, termasuk:
• Modal saham biasa

• Agio saham

• Laba ditahan dan dividen yang bersangkutan.


Gambar 19-3 melukiskan akun-akun spesifik dalam ekuitas pemilik
yang akan dibahas lebih Ianjut dengan tujuan untuk menentukan:
• Pengendalian internal atas modal saham dan dividen yang
bersangkutan memadai.
• Transaksi-transaksi ekuitas pemilik dicatat dengan benar
sebagaimana dirumuskan dalam enam tujuan audit transaksi.
• Saldo-saldo ekuitas pemilik dicatat dengan benar, sebagaimana
dirumuskan dalam delapan tujuan audit saldo, dan telah
disajikan dan diungkapkan dengan tepat, sebagaimana
dirumuskan dalam empat tujuan audit penyajian dan
pengungkapan untuk ekuitas pemilik.

Gambar 19-3 Akun-akun Ekuitas Pemilik dan Dividen


Modal Saham – Biasa

(1)

(1)

(1) Mengurangikas

PENGENDALIAN INTERNAL
Sejumlah pengendalian internal penting sekali bagi ekuitas pemilik. Di
bawah ini akan kita bahas beberapa diantaranya.
Otorisasi Transaksi Secara Tepat
Karena hampir setiap transaksi ekuitas pemilik material, banyak
transaksi semacam ini harus mendapat otorisasi dari dewan komisaris.
Berikut adalah sejumlah transaksi yang biasanya memerlukan otorisasi
khusus:
Penerbitan Modal Saham. Pengotorisasian meliputi jenis
ekuitas yang diterbitkan (apakah saham preferen atau saham
biasa), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai pari saham,
preferensi saham yang bukan saham biasa, dan tanggal
penerbitan.
Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham
biasa atau saham preferen, saat pembelian kembali, dan
jumlah yang harus dibayar untuk saham-saham tersebut harus
mendapat otorisasi dari dewan komisaris.
Pengumuman Dividen. Dewan komisaris harus mengotorisasi
bentuk dividen (apakah dividen tunai atau dividen saham),
jumlah dividen per lembar saham, dan tanggal pencatatan dan
tanggal pembayaran dividen.

Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Tepat


Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan
saham yang beredar, pengendalian internal harus memadai untuk
memastikan bahwa:
• Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan
perusahaan.
• Jumiah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang
memiliki saham perusahaan pada tanggal pencatatan dividen.
• Potensi terjadinya kecurangan aset diminimalkan.
Penugasan personel yang tepat, prosedur pembukuan yang
memadai, dan verifikasi informasi dalam catatan internal secara
independen adalah pengendalian penting untuk tujuan ini. Klien juga
harus memiliki kebijakan yang dirumuskan secara baik untuk
penyiapan sertifikat saham dan pencatatan transaksi modal saham.
Pada waktu menerbitkan dan mencatat modal saham, klien harus
menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
ketentuanketentuan dalam dasar perusahaan. Nilai pari saham, jumlah
saham yang diotorisasi untuk diterbitkan perusahan, serta pajak yang
harus dibayar berkenaan dengan penerbitan saham semua
berpengaruh terhadap penerbitan dan pencatatan.
Sebagai cara untuk mengawasi modal saham, banyak perusahaan
menyelenggarakan buku sertifikat saham dan master file modal saham
para pemegang saham. Catatan sertifikat saham mencatat saham yang
diterbitkan dan saham yang dibeli kembali sepanjang perjalanan
perusahaan. Catatan transaksi modal saham mencakup nomor
sertifikat saham, jumlah saham yang diterbitkan, nama pemegang
saham, dan tanggal penerbitan. Apabila saham dibeli kembali, buku
catatan sertifikat saham harus mencatat sertifikat saham yang ditarik
kembali dan tanggal penarikannya.
Master file modal saham para pemegang saham adalah
catatan saham beredar pada suatu saat tertentu. Master file
berfungsi sebagai pengecheck ketelitian catatan sertifikat saham
dan saldo modal saham biasa di buku besar. Selain itu master file
ini juga berguna sebagai dasar untuk pembayaran dividen.
Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen harus diawasi
sebagaimana halnya penyiapan dan pembayaran gaji/upah seperti
telah dibahas pada Bab 18. Pengendalian internal yang mempengaruhi
pembayaran dividen meliputi:
• Check untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan
berdasarkan catatan sertifikat saham oleh seseorang yang
tidak bertanggung-jawab atas catatan modal saham.
• Setelah check disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi
independen tentang nama pemegang saham dan jumlah
rupiah yang tertulis pada check serta rekonsialiasi jumlah total
check untuk pembayaran dividen dengan total dividen yang
diotorisasi dalam notulen rapat.
• Sebaiknya diselenggarakan akun imprest dividen yang terpisah
untuk mencegah pembayaran dividen yang lebih besar
daripada jumlah yang diotorisasi.

Registrar Independen dan Agen Transfer Saham


Setiap perusahaan dengan saham terdaftar di bursa efek diwajbkan
memiliki registrar independen sebagai pengendalian untuk mencegah
penerbitan saham yang tidak sesuai dengan peraturan. Tanggungjawab
registrar independen adalah memastikan bahwa saham diterbitkan
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran
dasar perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan komisaris.
Apabila terjadi perubahan dalam pemilikan saham, registrar
bertanggungjawab untuk menandatangani semua sertifikat saham baru
yang diterbitkan dan memastikan bahwa sertifikat saham yang lama
telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku, sebelum sertifikat
pengganti diterbitkan.
Banyak perseroan besar juga menggunakan jasa agen transfer saham
untuk menyelenggarakan pencatatan saham, termasuk
mendokumentasikan perpindahan (transfer) pemilikan saham. Penggunaan
agen transfer akan membantu memperkuat pengendalian atas catatan
saham dengan cara meletakkan catatan di tangan pihak organisasi
independen dan sekaligus mengurangi biaya pencatatan dengan
menggunakan tenaga spesialis. Banyak juga perusahaan yang menggunakan
jasa agen transfer untuk pembayaran dividen tunai kepada para pemegang
saham. Hal ini juga meningkatkan keandalan pengendalian internal.

PENGAUDITAN MODAL SAHAM DAN AGIO SAHAM


Empat hal yang menjadi perhatian utama auditor dalam pengauditan modal
saham dan agio saham:
I. Transaksi yang terjadi telah dibukukan (tujuan transaksi —
kelengkapan)
2. Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi dan
telah dicatat dengan tepat (tujuan audit transaksi — keterjadian
dan ketelitian).
3. Modal saham telah dicatat dengan akurat (tujuan audit saldo —
ketelitian)
4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat
(keempat tujuan penyajian dan pengungkapan).

Dua hal pertama menyangkut pengujian pengendalian dan


pengujian substantif golongan transaksi, sedangkan dua hal berikutnya
menyangkut pengujian detil saldo dan pengungkapan yang
bersangkutan.

Transaksi yang Teriadi Telah Dibukukan


Tujuan ini dapat dengan mudah dicapai apabila perusahaan klien
menggunakan registrar independen atau agen transfer. Auditor bisa
mengirimkan konfirmasi kepada mereka untuk menanyakan transaksi
apa yang telah terjadi dan keakuratan transaksi yang ada, dan kemudian
memastikan apakah semua transaksi itu telah terjadi. Untuk dapat
mengetahui adanya penerbitan atau pembelian kembali saham, auditor
juga mereview notulen rapat dewan komisaris, terutama menjelang
akhir tahun buku, dan memeriksa buku catatan saham yang
diselenggarakan perusahaan.

Transaksi Modal Saham Terbukukan Sungguh-sungguh Teriadi


dan Dicatat dengan Tepat
Pengujian yang ekstensif dibutuhkan untuk transaksi-transaksi yang
menyangkut penerbitan modal saham seperti misalnya penerbitan
saham baru secara tunai, merger dengan perusahaan Iain lewat
pertukaran saham, saham donasi, dan pembelian kembali saham.
Bagaimana pun pengendaliannya, biasanya auditor akan memeriksa
seluruh transaksi modal saham karena materialitasnya dan bersifat
permanen dalam pembukuan. Tujuan transaksi keberadaan biasanya
dapat diuji dengan memeriksa otorisasi sebagaimana tercantum dalam
notulen rapat dewan komisaris.
Auditor memeriksa keakuratan catatan transaksi modal saham yang
dilakukan secara tunai dengan cara mengirim konfirmasi kepada agen
transfer dan menelusur jumlah transaksi yang tercatat di pembukuan ke
penerimaan kas. (Dalam hál pembelian kembali saham, jumlahnya ditelusur
ke jurnal pengeluaran kas). Selain itu, auditor harus memeriksa apakah
jumlah yang benar telah dikreditkan ke modal saham dan agio saham dengan
mengacu ke anggaran dasar perusahaan untuk menentukan nilai pari atau
nilai ditetapkan modal saham.
Pengauditan transaksi modal saham seperti dividen saham,
pemerolehan property dalam transaksi modal saham, merger, atau
transaksi non-tunai lainnya tidaklah mudah karena dibutuhkan keahlian
teknis tertentu dan seringkali dibutuhkan pertimbangan untuk
menentukan penilaian yang tepat. Sebagai contoh, dalam suatu
transaksi merger, auditor kadang-kadang perlu melakukan penelitian
untuk menentukan perlakukan akuntansi yang sesuai dan penentuan
penilaian transaksi yang tepat, setelah mempertimbangkan semua
aspek dalam merger tersebut.

Modal Saham Dibukukan dengan Tepat


Auditor memeriksa saldo akhir dalam akun modal saham dengan
pertamatama menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal
neraca. Konfirmasi dari agen transfer adalah cara paling sederhana
untuk mendapatkan informasi ini. Apabila tidak terdapat agen transfer,
auditor
harus mengandalkan pada catatan saham yang ada dan akuntansi
untuk semua saham yang beredar dalam catatan sertifikat saham,
memeriksa sertifikat saham yang sudah tidak berlaku Iagi, dan
menghitung sertifikat yang masih kosong.
Setelah auditor puas bahwa jumlah saham yang beredar telah
ditentukan dengan benar, nilai pari terbukukan dalam akun modal saham
dapat diperiksa dengan mengalikan jumlah lembar saham dengan nilai pari
saham. Saldo akhir dalam akun agio saham adalah jumlah residual. Ini bisa
diaudit dengan memeriksa jumlah transaksi selama tahun yang diperiksa
dan menambahkan atau mengurangkannya dari saldo awal akun.
Pertimbangan penting ketika mengaudit tujuan audit saldo
tentang ketelitian untuk modal saham adalah memeriksa kebenaran
jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan laba per lembar
saham. Tidak sulit untuk menentukan jumlah saham yang benar untuk
digunakan dalam perhitungan, apabila perusahaan hanya memiliki satu
golongan saham dengan jumlah transaksi yang tidak banyak. Masalah
akan menjadi kompleks apabila terdapat sekuritas yang dapat
dikonversi (convertible securities), opsi saham, atau waran saham yang
beredar. Auditor harus memiliki pernahaman tentang standar
akuntansi yang relevan sebelum memeriksa jumlah saham untuk
menetapkan dasar dan läba per lembar saham.

Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan dengan Tepat


Sumber informasi terpenting untuk menentukan apakah keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan untuk aktivitas modal saham telah
terpenuhi adalah anggaran dasar perusahaan, notulen rapat dewan
komisaris, dan analisis auditor tentang transaksi modal saham. Auditor
harus memastikan bahwa setiap golongan saham telah dideskripsikan
dengan tepat termasuk jumlah saham yang diterbitkan dan semua hak
yang melekat pada setiap golongan saham. Auditor juga harus
memeriksa ketepatan penyajian dan pengungkapan opsi saham, waran
saham, dan sekuritas bisa dikonversi dengan memeriksa dokumen-
dokumen atau bukti-bukti lain yang memuat kesepakatan yang
bersangkutan.

PENGAUDITAN DIVIDEN
Titik berat pengauditan dividen adalah pada transaksi dividen, bukan pada
saldo akhir, kecuali apabila terdapat utang dividen.
849
juga mereview notulen rapat dewan komisaris, terutama menjelang akhir
tahun buku, dan memeriksa buku catatan saham yang diselenggarakan
perusahaan.

Transaksi Modal Saham Terbukukan Sungguh-sungguh


Teriadi dan Dicatat dengan Tepat
Pengujian yang ekstensif dibutuhkan untuk transaksi-transaksi yang
menyangkut penerbitan modal saham seperti misalnya penerbitan
saham baru secara tunai, merger dengan perusahaan lain lewat
pertukaran saham, saham donasi, dan pembelian kembali saham.
Bagaimana pun pengendaliannya, biasanya auditor akan memeriksa
seluruh transaksi modal saham karena materialitasnya dan bersifat
permanen dalam pembukuan. Tujuan transaksi keberadaan biasanya
dapat diuji dengan memeriksa otorisasi sebagaimana tercantum dalam
notulen rapat dewan komisaris.
Auditor memeriksa keakuratan catatan transaksi modal saham
yang dilakukan secara tunai dengan cara mengirim konfirmasi kepada
agen transfer dan menelusur jumlah transaksi yang tercatat di
pembukuan ke penerimaan kas. (Dalam hal pembelian kembali saham,
jumlahnya ditelusur ke jurnal pengeluaran kas). Selain itu, auditor
harus memeriksa apakah jumlah yang benar telah dikreditkan ke modal
saham dan agio saham dengan mengacu ke anggaran dasar perusahaan
untuk menentukan nilai pari atau nilai ditetapkan modal saham.
Pengauditan transaksi modal saham seperti dividen saham,
pemerolehan property dalam transaksi modal saham, merger, atau
transaksi non-tunai lainnya tidaklah mudah karena dibutuhkan keahlian
teknis tertentu dan seringkali dibutuhkan pertimbangan untuk
menentukan penilaian yang tepat. Sebagai contoh, dalam suatu
transaksi merger, auditor kadang-kadang perlu melakukan penelitian
untuk menentukan perlakukan akuntansi yang sesuai dan penentuan
penilaian transaksi yang tepat, setelah mempertimbangkan semua
aspek dalam merger tersebut.

Modal Saham Dibukukan dengan Tepat


Auditor memeriksa saldo akhir dalam akun modal saham dengan
pertamatama menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal
neraca. Konfirmasi dari agen transfer adalah cara paling sederhana
untuk mendapatkan informasi ini. Apabila tidak terdapat agen transfer,
auditor
harus mengandalkan pada catatan saham yang ada dan akuntansi
untuk semua saham yang beredar dalam catatan sertifikat saham,
memeriksa sertifikat saham yang sudah tidak berlaku Iagi, dan
menghitung sertifikat yang masih kosong.
Setelah auditor puas bahwa jumlah saham yang beredar telah
ditentukan dengan benar, nilai pari terbukukan dalam akun modal
saham dapat diperiksa dengan mengalikan jumlah lembar saham
dengan nilai pari saham. Saldo akhir dalam akun agio saham adalah
jumlahresidual. Ini bisa diaudit dengan memeriksa jumlah transaksi
selama tahun yang diperiksa dan menambahkan atau
mengurangkannya dari saldo awal akun.
Pertimbangan penting ketika mengaudit tujuan audit saldo
tentang ketelitian untuk modal saham adalah memeriksa kebenaran
jumlah saham yang digunakan dalam perhitungan laba per lembar
saham. Tldak sulit untuk menentukan jumlah saham yang benar untuk
digunakan dalam perhitungan, apabila perusahaan hanya memiliki satu
golongan saham dengan jumlah transaksi yang tidak banyak. Masalah
akan menjadi kompleks apabila terdapat sekuritas yang dapat
dikonversi (convertible securities), opsi saham, atau waran saham yang
beredar. Auditor harus memiliki pernahaman tentang standar akuntansi
yang relevan sebelum memeriksa jumlah saham untuk menetapkan
dasar dan Iãba per lembar saham.

Modal Saham• Disajikan dan Diungkapkan dengan Tepat


Sumber informasi terpenting untuk menentukan apakah keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan untuk aktivitas modal saham telah
terpenuhi adalah anggaran dasar perusahaan, notulen rapat dewan
komisaris, dan analisis auditor tentang transaksi modal saham. Auditor
harus memastikan bahwa setiap golongan saham telah dideskripsikan
dengan tepat termasuk jumlah saham yang diterbitkan dan semua hak
yang melekat pada setiap golongan saham. Auditor juga harus
memeriksa ketepatan penyajian dan pengungkapan opsi saham, waran
saham, dan sekuritas bisa dikonversi dengan memeriksa dokumen-
dokumen atau bukti-bukti lain yang memuatkesepakatan yang
bersangkutan.

PENGAUDITAN DIVIDEN
Titik berat pengauditan dividen adalah pada transaksi dividen, bukan pada
saldo akhir, kecuali apabila terdapat utang dividen.
851
Keenam tujuan audit transaksi untuk transaksi-transaksi, relevan
untuk dividen. Namun demikian, dividen biasanya diaudit seratus
persen. Tujuan terpenting, termasuk yang berkaitan dengan utang
dividen, adalah:

1. Dividen terbukukan sungguh-sungguh terjadi (keterjadian)


2. Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan)
3. Dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian).
4. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang ada /yang
berhak (keterjadian)
5. Utang dividen telah dicatat (kelengkapan)
6. Utang dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian)

Auditor bisa memeriksa keterjadian dividen yang telah dibukukan


dengan memeriksa otorisasi pada notulen rapat dewan komisaris
tentang dividen per lembar saham dan tanggal pembayaran dividen.
Dalam melakukan hal tersebut, auditor harus waspada terhadap
kemungkinan tidak dicatatnya dividen yang telah diumumkan,
terutama beberapa waktu menjelang akhir tahun. Prosedur audit yang
sangat berkaitan adalah mereview arsip audit permanen untuk
menentukan apakah terdapat pembatasan pembayaran dividen dalam
perjanjian obligasi atau provisi saham preferen.
Ketelitian pengumuman dividen dapat diaudit dengan melakukan
rekalkulasi jumlah berdasarkan dividen per lembar saham dikalikan
dengan jumlah saham beredar. Apabila klien menggunakan agen
transfer untuk mendistribusikan dividen, total dividen dapat ditelusur
ke jurnal pengeluaran kas ke agen tersebut dan juga dikonfirmasi.
Apabila klien mennyelenggarakan sendiri pencatatan dan
pembayaran dividen, auditor dapat melakukan verifikasi jumlah total
dividen dengan cara melakukan rekalkulasi dan mengacu ke
pengeluaran kas. Selain itu, auditor harus memeriksa apakah
pembayaran telah dilakukan kepada pemegang saham yang memilik
saham perusahaan klien pada tanggal pencatatan dividen. Auditor
dapat menguji hal ini dengan memilih suatu sampel pembayaran
dividen terbukukan dan menelusur nama penerima ke catatan dividen.
Pada saat yang sama, auditor dapat memeriksa jumlah dan keabsahan
check untuk dividen.
Pengujian untuk Utang dividen harus dilakukan bersamaan
dengan pengumuman utang dividen. Semua dividen yang belum
dibayar harus diperlakukan sebagai kewajiban.
PENGAUDITAN LABA DITAHAN
Pada kebanyakan perusahaan, transaksi-transaksi yang menyangkut
laba ditahan hanyalah pencatatan laba bersih untuk tahun buku yang
bersangkutan dan pengumuman dividen. Perubahan lain dalam laba
ditahan bisa berupa koreksi laba tahun yang lalu, penyesuaian tahun
yang lalu yang didebetkan atau dikreditkan langsung ke laba ditahan,
dan penetapan atau penghentian penyisihan (appropriation) laba
ditahan.
Untuk memulai pengauditan atas laba ditahan, auditor pertama-
tama menganalisis laba ditahan selama periode yang diaudit. Skedul
audit yang menunjukkan analisis, biasanya merupakan bagian dari arsip
permanen, mencakup deskripsi setiap transaksi yang mempengaruhi
akun ini.
Untuk mengaudit pengkreditan atas laba ditahan untuk laba bersih
yang diperoleh selama tahun yang diaudit (atau pendebetan jika terjadi
rugi bersih), auditor hanya pertu menelusur ayat jurnal dalam laba
ditahan ke angka laba bersih yang tercantum dalam laporan laba-rugi.
Sudah barang tentu prosedur ini harus dilakukan pada akhir audit,
ketika semua ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih
telah selesai dilakukan.
Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan atas laba ditahan,
selain yang disebabkan oleh taba bersih dan dividen, auditor harus me,
mastikan apakah transaksi-transaksi telah dimasukkan. Sebagai contoh,
penyesuaian terhadap kejadian tahun lalu dapat dimasukkan ke dalam
laba ditahan hanya apabila hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
standar akuntansi keuangan.
Setelah auditor yakin bahwa transaksi-transaksi terbukukan sudah
digolongkan dengan benar sebagai transaksi laba ditahan, tahap
berikutnya adalah memutuskan apakah transaksi-transaksi tersebut
telah dicatat dengan benar. Bukti audit yang diperlukan untuk
menentukan akurasi tergantung pada pada sifat transaksi. Sebagai
contoh, apabila suatu penyisihan dari laba ditahan diperlukan untuk
sinking fund obligasi, auditor dapat menentukan jumlah penyisihan
yang benar dengan mencocokkan ke dokumen perjanjian obligasi.
Apabila terjadi kerugian besar yang dibebankan ke laba ditahan karena
adanya peristiwa jarang terjadi atas aset tetap, bukti yang diperlukan
untuk menentukan jumlah kerugian akan menjadi kompleks dan
melibatkan pemeriksaan atas banyak dokumen dan catatan, serta
pembicaraan dengan manajemen.
Auditor juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi yarrg
seharusnya dimasukkan tetapi tidak dibukukan. Sebagai contoh,
apabila klien mengumumkan dividen saham, maka harga pasar
sekuritas yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan mendebet laba
ditahan dan mengkredit modal saham. Demikian pula, apabila laporan
keuangan berisi penyisihan laba ditahan, auditor harus mengevaluasi
apakah masih diperlukan penyisihan pada tanggal neraca.
Standar akuntansi mensyaratkan penyajian dan pengungkapan
informasi berkaitan dengan laba ditahan. Perhatian utama auditor
adalah pada penentuan apakah tujuan penyajian dan pengungkapan
terpenuhi, terutama yang berkaitan dengan pengungkapan setiap
pembatasan pembayaran dividen. Seringkali, perjanjian dengan bank,
pemegang saham, dan kreditor lain melarang atau membatasi jumlah
dividen yang dapat dibayar klien. Pembatasan ini harus diungkapkan
dalam catatan kaki pada laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai